Anda di halaman 1dari 3

PROFESI DAN PROFESIONALISME

Setiap orang dimungkinkan memiliki pekerjaan namun tidak semua pekerjaan itu
sama jenisnya karena hal tersebut diukur dari tingkat kesulitan dan pendidikan yang ditempuh
oleh orang itu untuk memeperoleh pekerjaan itu sendiri.
Adapun profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu pelakunya.
Jadi dapat diisyaratkan profesi merupakan pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Tetapi pada penerapannya perlu penguasaan
teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan
penerapan dalam praktek tersebut dalam cakupan pekerjaan itu sendiri.
Profesi berasal dari kata profession, serta professional berasal dari kata professional,
yang mempunyai batasan bervariasi tergantung dari konteks yang ingin diungkapan. Batasan
mengenai profesi dan professional di antaranya diberikan oleh Page dan Thomas (1979),
seperti kutipan dibawah
… profession, evaluative term describing the most prestigious occupations which may
be termed proffesions if they carry out anessential social service, are founded on systematic
knowledge, require lengthy academic and practical training have high autonomy, a code of
ethics, and generate inservice growth. Teaching should be judged as a profession on these
criteria.
Dari batasan di atas maka dapat dikatakan bahwa etika proesi itu berkaitan dengan
baik dan buruknya tingkah laku individu dalam suatu pekerjaan, yang telah diatur dalam kode
etik. Suatu profesi biasanya terikat dengan kode etik profesi, asosiasi profesi, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Kode etik profesi : organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
procedure pendisiplinan bagi mereka yang melanggra aturan. Hal ini digunakan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan kode etik sehingga menurunkan kehormatan profesi
itu sendiri. Dalam kaitannya dengan pendidikan keguruan, ada program studi yang
memberikan mata kuliah profesi kependidikan yang menyangkut tentang etika profesi
keguruan.
Asosiasi profesi : profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya,
yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut
biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
Lisensi :profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka
yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya. Kebanyakan profesi yang berlisensi ini
merupakan profesi vital yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas, seperti
dokter, apoteker, pengacara, termasuk sertifikasi pada tenaga pengajar
Dari penjelasan diatas maka secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu
melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan ketrampilan ini dimiliki
berkat Pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun – tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya kepada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi dibawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai – nilai kemanusiaan berupa keselamtan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu
profesi terlebih dahulu ada izin khusus.
Professional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang
dilakukan dengan keahlian atau ketrampilan yang tinggi dengan penuh ketekunan dan
melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan dan Pendidikan yang diambilnya.
Seorang professional dapat dibedakan dari penampilan atau perfomancenya dalam
melakukan pekerjaan di profesinya sedangkan professionalisme merupakan komitmen
para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.
Profesionalisasi adalah proses atau perjalanan waktu yang membuat seseorang atau
kelompok orang menjadi professional. Dengan demikian seorang professional jelas harus
memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses Pendidikan maupun
pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (
panggilan profesi ) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan
benar untuk membedakan dengan kerja biasa yang semata bertujuan untuk mencari
nafkah kekayaan materil. Profesionalisme dalam suatu profesi dapat dijabarkan menjadi
tiga yaitu :
1. Kerja seorang professional yang beritikad untuk merealisasikan kebijakan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karnanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materil
2. Kerja seorang professional berlandaskan oleh kemahiran teknis yang berkualitas
tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan atau pelatihan yang panjang
3. Kerja seorang professional yang diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme control berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
Ketiga profesionalisme kerja tersebut mencoba menempatkan kaum professional
(kelompok social berkeahlian ) untuk tetap mempertahankan idealisme yang
menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasaibukanlah komoditas yang hendak
diperjual – belikan sekedar untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan
yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia. Kalau didalam pengalaman
profesi yang diberikan ternyata ada semacam imbalan maka hal itu semata hanya
sekedar “tanda kehormatan” demi tegaknya kehormatan profesi, yang jelas akan
berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hany pantas diterimakan bagi para
perkerja upahan saja.

Anda mungkin juga menyukai