ANGGOTA KELOMPOK 4 :
Prodi D3 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
2019
1. FREKUENSI KASUS PENYAKIT TUBERKULOSIS MENURUT
PROVINSI TAHUN 2018
Penemuan Kasus Case Notification Rate
Jumlah Perkiraan Case Detection Rate
No Provinsi Jumlah penduduk Laki-laki + per 100.000 penduduk
Kasus Laki-laki Perempuan (CDR%)
Perempuan (CNR)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Aceh 5.281.314 20.125 5.230 2.915 8.145 40,5 154
2 Sumatera Utara 14.415.391 62.745 20.907 11.744 32.651 52,0 227
3 Sumatera Barat 5.382.077 22.944 6.779 3.975 10.754 46,9 200
4 Riau 6.814.909 27.601 7.009 4.126 11.135 40,3 163
5 Jambi 3.570.272 13.665 2.648 1.649 4.297 31,4 120
6 Sumatera Selatan 8.370.320 33.733 11.130 6.984 18.114 53,7 216
7 Bengkulu 1.963.300 7.750 1.987 1.296 3.283 42,4 167
8 Lampung 8.370.485 29.473 9.027 6.543 15.570 52,8 186
9 Kepulauan Bangka Belitung 1.459.873 5.916 1.452 901 2.353 39,8 161
10 Kepulauan Riau 2.136.521 10.827 3.358 2.335 5.693 52,6 266
11 DKI Jakarta 10.467.629 47.375 20.645 15.596 36.241 76,5 346
12 Jawa Barat 48.683.861 127.906 54.424 44.974 99.398 77,7 204
13 Jawa Tengah 34.490.835 82.978 36.503 30.560 67.063 80,8 194
14 DI Yogyakarta 3.802.872 9.064 2.133 1.643 3.776 41,7 99
15 Jawa Timur 39.500.851 95.811 31.211 25.234 56.445 58,9 143
16 Banten 12.689.736 33.058 16.497 12.300 28.797 87,1 227
17 Bali 4.292.154 12.391 2.443 1.671 4.114 33,2 96
18 Nusa Tenggara Barat 5.013.687 17.715 3.980 2.457 6.437 36,3 128
19 Nusa Tenggara Timur 5.371.519 18.833 3.875 2.871 6.746 35,8 126
20 Kalimantan Barat 5.001.664 17.212 4.141 2.429 6.570 38,2 131
21 Kalimantan Tengah 2.660.209 9.369 2.277 1.271 3.548 37,9 133
22 Kalimantan Selatan 4.182.695 15.069 5.021 3.188 8.209 54,5 196
23 Kalimantan Timur 3.648.835 14.442 3.748 2.639 6.387 44,2 175
24 Kalimantan Utara 716.407 2.768 916 633 1.549 56,0 216
25 Sulawesi Utara 2.484.392 9.521 4.237 2.549 6.786 71,3 273
26 Sulawesi Tengah 3.010.443 10.207 4.222 2.679 6.901 67,6 229
27 Sulawesi Selatan 8.771.970 30.985 13.573 9.854 23.427 75,6 267
28 Sulawesi Tenggara 2.653.654 8.992 2.434 1.659 4.093 45,5 154
29 Gorontalo 1.185.492 4.301 1.998 1.523 3.521 81,9 297
30 Sulawesi Barat 1.355.554 4.440 1.245 852 2.097 47,2 155
31 Maluku 1.773.776 6.579 1.993 1.663 3.656 55,6 206
32 Maluku Utara 1.232.632 4.188 1.133 750 1.883 45,0 153
33 Papua Barat 937.458 6.509 745 676 1.421 21,8 152
34 Papua 3.322.526 18.508 5.836 4.977 10.813 58,4 325
Indonesia 265.015.313 843.000 294.757 217.116 511.873 60,7 193
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, Data per 31 Januari 2019
Menurut data di atas Penyakit TBC di Indonesia sebanyak :
- Laki-laki : 294.757 orang
- Perempuan : 217.116 orang
- Total Keseluruhan : 511.873 orang
Tahun
Kelurahan 2013 2014 2015
N % n % n %
Pampang 36 57.1 25 44.6 39 21.0
Panaikang 20 31.7 21 37.5 20 10.8
Karampuang 6 9.5 4 7.1 7 3.8
Luar Wilayah
1 1.6 6 10.7 1 0.5
Kerja
Jumlah 63 100.0 56 100.0 67 100.0
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pampang, 2013 - 2015
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 persentase penderita penyakit
tuberkulosis yang datang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Pampang dari tahun
ke tahun kebanyakan oleh penderita yang bertempat tinggal di Kelurahan Pampang
yaitu sebesar 57,1% atau 36 orang pada tahun 2013, sebesar 44,6% atau 25 orang
pada tahun 2014, dan sebesar 21% atau 39 orang pada tahun 2015. Persentase yang
paling rendah dari tahun 2013 – 2015 adalah pada penderita yang bertempat tinggal di
Kelurahan Luar Wilayah Kerja.
Asumsi dari pengamat menyatakan bahwa kebanyakan penderita tuberkulosis
berasal dari Kelurahan Pampang karena letak Puskesmas Pampang bertempat di
Kelurahan Pampang sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat setempat. Adanya
masyarakat yang bertempat tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Pampang dan
berobat di Puskesmas tersebut dikarenakan puskesmas ini mudah dijangkau oleh
masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja puskesmas tersebut dan bisa saja
merupakan pasien rujukan dari puskesmas lain ataupun dari rumah sakit tertentu.
n % n % n %
Laki-laki 36 57,1 35 62.5 40 21.5
Perempuan 27 42,9 21 37.5 27 14.5
Jumlah 63 100 56 100 67 100
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pampang, 2013 – 2015
Tabel 7 menunjukkan bahwa distribusi penderita penyakit tuberkulosis dari tahun
2013-2015 paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 57,1% atau
36 orang pada tahun 2013, 62,5% atau 35 orang pada tahun 2014 dan 21,5% atau 40
orang pada tahun 2015.
Banyaknya jumlah kejadian TB paru yang terjadi pada laki-laki disebabkan
karena laki-laki memiliki mobilitas yang tinggi daripada perempuan sehingga
kemungkinan untuk terpapar lebih besar, selain itu kebiasaan seperti merokok dan
mengkonsumsi alkohol dapat memudahkan laki-laki terinfeksi TB paru. Hal ini
didukung dalam data yaitu antara tahun 1985-1987 penderita tuberkulosis paru pada
laki-laki cenderung meningkat sebanyak 2,5%, sedangkan pada wanita menurun
0,7% (Mahfuznah, 2014).
3. Riwayat Alamiah Penyakit Tuberkulosis
1. Fase Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal / sehat tetapi mereka pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of susceptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antarapenjamu
dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit masih ada diluar tubuh penjamu dimana para kuman mengembangkan potensi
infektifitas, siap menyerang penjamu.
2. Fase pathogenesis
a. Tahap inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit
ke dalamtubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala
penyakit. Masa inkubasi dari penyakit TBC yaitu mulai terinfeksi samapi menjadi
sakitdiperkirakan 4-12 minggu.
b. Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan.
Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan
patologis, walaupunpenyakit masih dalam masa subklinis. Pada tahap
ini, diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini . Gejalanya seperti :
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
haridisertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza
dan bersifathilang timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
c. Tahap penyakit lanjut
Pada tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin bertambah berat dengan segala
kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan.
Saatnya pula,setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk
menghindari akibat lanjut yang kurang baik dengan gejala :
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagianbronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar
getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas
melemah yang disertai sesak.
Ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhansakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti
infeksi tulang yangpada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, padamuara ini akan keluar cairan nanah
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
Meningitis radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunankesadaran dan kejang-kejang.
3. Fase Pasca Patogenesis
Tahap pasca patogenesis/ tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan penyakit TBC yang diderita
oleh sesorang dimana seseorang berada dalam pilihan keadaan, yaitu sembuh sempurna,
sembuh dengan cacat, karier, penyakit berlangsung secara kronik, atau berakhir dengan
kematian setelah melalui berbagai macam tahap pencegahan dan pengobatan yang rutin.
Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali
Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,tetapi tubuh
tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanenberupa cacat
Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada
dalamtubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit
Penyakit tetap berlangsung secara kronik
Berakhir dengan kematian
4. Triad Epidemiologi
1. Host :
Manusia. Semua umur bisa tertular TB Paru.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita TB Paru.
Hal ini disebabkan laki-laki lebih banyak melakukan mobilisasi dan mengkonsumsi
alkohol dan rokok
Kelompok resiko tertinggi : kelompuk usia produkstif, penderita HIV, perilaku
merokok, dan penderita yang merusak sistem kekebalan tubuh seperti DM.
2. Agent :
Mycobacterium tuberculosis, bakteri berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 µm
dan tebal 0,3-0,6 µm dan digolongkan dalam basil asam (BTA).
3. Environment (Lingkungan)
Kondisi lingkungan rumah seperti yang memiliki :
a. Ventilasi yang buruk, karena fungsi ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen seperti tuberkulosis, karena
di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh
udara akan selalu mengalir. Luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
akan mengakibatkan terhalangngya proses pertukaran aliran udara dan sinar
matahari yang masuk ke dalam rumah, akibatnya kuman tuberkulosis yang ada di
dalam rumah tidak dapat keluar dan ikut terhisap bersama udara pernafasan
b. Pencahayaan
c. Suhu Rumah. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi
dalam ruangan.
d. Kepadatan penghuni rumah. Luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat
karena disamping menyebabakan kurangnya konsumsi oksigen, juga bila salah satu
anggota keluarga terkena penyakit infeksi, terutama tuberkulosis akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain.