Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN

HIPOGLIKEMIA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK :

1. ALFANDY COSTARIO PO.62.20.1.17.315


2. ANIS SETIAWATI SUPIAH PO.62.20.1.17.
3. AYU NOVITASARI PO.62.20.1.17.
4. KARINA AYU SERIN PO.62.20.1.17.
5. MEGA SONIA VERA PO.62.20.1.17.
6. NINDIE TRESIA PO.62.20.1.17.

POLITEKKES KEMENKES PALANGKARAYA

D-IV KEPERAWATAN REGULER IV

TAHUN 2019
KONSEP HIPOGLIKEMIA

A. Pengertian Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa (gula darah) berada di bawah
normal. Seseorang umumnya dianggap mengalami hipoglikemia saat kadar gula
darahnya kurang dari 60 mg/dl. Hipoglikemia adalah salah satu komplikasi akut pada
pengidap diabetes dan umumnya berkaitan dengan penggunaan obat dari golongan
sulfonilurea (glibenclamide, gliklazida, glimepiride, glipizide, tolbutamide) atau insulin.
Hipoglikemia merupakan penyakit kegawatdaruratan yang membutuhkan
pertolongan segera, karena hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai
dengan kematian (Kedia, 2011)

B. Etiologi
Penyebab hipoglikemia pasca makan adalah hiperinsulinemia pencernaan. Pasien
yang menjalani gastrektomi, gastrojejunostomi, piloroplasti atau vagotomi dapat
mengalami hipoglikemia pasca makan,mungkin karena pengosongan lambung
yang cepat dengan penyerapan singkat glukosa serta pelepasan insulin yang berlebihan.
1. Hipoglikemia Puasa (Post absorbsi) Hipoglikemia yang terjadi setelah absorbsi
selesai, atau sekitar 2 jam atau lebih setelah makan.
Penyebab utama terjadinya hipoglikemia puasa adalah:
a. kurangnya produksi glukosa
Penyebab tidak memamdainya produksi glukosa selama puasa dapat
dikelompokkan menjadi 5 kategori :
1) Defisiensi hormone.
a) Hipohipofisissme
b) Insufiensi adrenalc.
c) Defiseiensi ketokolamind.
d) Defisiensi glucagon
2) Defek enzima.
a) Glukosa 6- fosfatase.
b) Fosforilasi hati
c) Piruvat karboksilase.
d) Fosfoenolpiruvat karboksikinasee.
e) Fruktose-1,6-difosfatase
f) Glikogen sintetase
3) Defisiensi subtrata.
a) Hipoglikemia ketotik pada bayi
b) Malnutrisi berat, penyusutan ototc.
c) Kehamilan lanjut
4) Penyakit hati didapata.
a) Kengesti hati
b) Hepatitis berat
c) Sirosisd.
d) Uremia (mungkin mekanisme ganda)
e) Hipotermia
5) Obat
a) Alkohol
b) Propanolol
c) Salisilat

b. penggunaan glukosa berlebihan


Penggunaan glukosa berlebihan terjadi pada dua keadaan : ketika ada
hiperinsulinisme dan ketika konsentrasi insulin plasma rendah.
Hipoglikemia jenis ini terjadi oleh karena :
1) Obat-obatan : terutama insulin, sulfoniurea, etano, golongan
quinine, pentamidine, sulfonamide.
2) Penyakit kronik : gagal ginjal, gagal jantung, sepsis.
3) Defisiensi Hormon : kortisol, growth hormone, glucagon dan epinefrin.
4) Tumor non Sel Beta
5) Hiperinsulinisme Endogen
6) Gangguan pada bayi atau anak-anak
7) Hiperinsulinissme
8) Insulinoma
9) Insulin eksogen
10) Sulfonilurea
11) Penyakit imun dengan insulin atau antibodi reseptor insulin
12) Obat-obatan : kuinin pada malaria falciparum, disopiramid, pentamidin
13) Renjatan endotoksik
14) Kadar insulin yang memadai
15) Tumor ekstrapankreas
16) Defisiensi karnitin sistemik
17) Defisiensi enzim oksidasi lemak
18) Defisiensi 3-hidroksi-3-metilglutaril-CoA liase
19) Kakeksia dengan penipisan lemak

2. Hipoglikemia Reaktif (Post Prandial)


a. Post gastrektomi
b. Sindrom noninsulinoma pankreatogenus hipoglikemia
c. Intoleransi fruktosa herediter

Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita Diabetes dan Non diabetes dengan
etiologi sebagai berikut :
1. Pada Diabetes
a. Overdose Insulin
b. Asupan Makanan berkurang
c. Aktivitas Berlebihan
d. Gagal Ginjal
e. Hipotiroid

2. Pada Non Diabetes


a. Peningkatan Produksi Insulin
b. Paska Aktifitas
c. Konsumsi Makanan rendah Kalori
d. Konsumsi Alkohol
e. Post Melahirkan
f. Post Gastroctomy
g. Penggunaan Obat-obatan

C. Patofisiologi
Dalam diabetes, hipoglikemia terjadi akibat kelebihan insulin relative ataupun
absolute dan juga gangguan pertahanan fisiologis yaitu penurunan plasma glukosa.
Mekanisme pertahanan fisiologis dapat menjaga keseimbangan kadar glukosa darah, baik
pada penderita diabetes tipe I ataupun pada penderita diabetes tipe II. Glukosa sendiri
merupakan bahan bakar metabolisme yang harus ada untuk otak. Efek hipoglikemia
terutama berkaitan dengan sistem saraf pusat, sistem pencernaan dan sistem peredaran
darah (Kedia, 2011).
Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang utama untuk otak. Selain
itu otak tidak dapat mensintesis glukosa dan hanyamenyimpan cadangan glukosa (dalam
bentuk glikogen) dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu, fungsi otak yang
normal sangat tergantung pada konsentrasi asupan glukosa dan sirkulasi. Gangguan
pasokan glukosa dapat menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat sehingga terjadi
penurunan suplai glukosa ke otak. Karena terjadi penurunan suplay glukosa ke otak
dapat menyebabkan terjadinya penurunan suplay oksigen ke otak sehingga akan
menyebabkan pusing,bingung, lemah (Kedia, 2011).
Konsentrasi glukosa darah normal, sekitar 70 – 110 mg/dL. Penurunan
kosentrasi glukosa darah akan memicu respon tubuh, yaitu penurunan kosentrasi insulin
secara fisiologis seiring dengan turunnya kosentrasi glukosa darah, peningkatan
kosentrasi glucagon dan epineprin sebagai respon neuroendokrin pada kosentrasi glukosa
darah di bawah batas normal, dan timbulnya gejala gejala neurologic (autonom) dan
penurunan kesadaran pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas normal(Setyohadi,
2012). Penurunan kesadaran akan mengakibatkan depresan pusat pernapasan sehingga
akan mengakibatkan pola nafas tidak efektif(Carpenito, 2007)
Kosentrasi glukosa darah, peningkatan kosentrasi glucagon dan
epineprinsebagai respon neuroendokrin pada kosentrasi glukosa darah di bawahbatas
normal, dan timbulnya gejala gejala neurologic (autonom) danpenurunan kesadaran pada
kosentrasi glukosa darah di bawah batas normal(Setyohadi, 2012).
Penurunan kesadaran akan mengakibatkan depresan pusat pernapasan
sehingga akan mengakibatkan pola nafas tidak efektif (Carpenito, 2007).Batas kosentrasi
glukosa darah berkaitan erat dengan system hormonal, persyarafan dan
pengaturan produksi glukosa endogen serta penggunaan glukosa oleh organ
perifer. Insulin memegang peranan utama dalam pengaturan kosentrasi glukosa darah.
Apabila konsentrasi glukosa darah menurun melewati batas bawah konsentrasi normal,
hormon-hormonkonstraregulasi akan melepaskan. Dalam hal ini, glucagon yang
diproduksioleh sel α pankreas berperan penting sebagai pertahanan utama
terhadaphipoglikemia. Selanjutnya epinefrin, kortisol dan hormon pertumbuhan
jugaberperan meningkatkan produksi dan mengurangi penggunaan glukosa.Glukagon
dan epinefrin merupakan dua hormon yang disekresi pada kejadian hipoglikemia akut.
Glukagon hanya bekerja dalam hati. Glukagon mula-mula meningkatkan glikogenolisis
dan kemudian glukoneogenesis, sehingga terjadi penurunan energi akan menyebabkan
ketidakstabilan kadar glukosa darah (Herdman, 2010),
Penurunan kadar glukosa darah juga menyebabkan terjadi penurunan perfusi
jaringan perifer, sehingga epineprin juga merangsang lipolisis di jaringan lemak serta
proteolisis di otot yang biasanya ditandai dengan berkeringat, gemetaran, akral dingin,
klien pingsan dan lemah (Setyohadi, 2012).
Pelepasan epinefrin, yang cenderung menyebabkan rasa lapar karena
rendahnya kadar glukosa darah akan menyebabkan suplai glukosa ke jaringan menurun
sehingga masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat
muncul (Carpenito, 2007).
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pa hipoglikemia akut ditandai dengan Triad Whipple, yaitu :
1. Keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa plasma yang rendah b.
2. Kadar glukosa darah yang rendah < 3 mmol/L (55 mg/dl)c.
3. Kepulihan gejala stelah kelainan dikoreksi
Hipoglikemia dapat dibagi menjadi hipoglikemia ringan, sedang, dan berat.
1. Hipoglikemia Ringan
Simptomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari-hari
yang nyata.
2. Hipoglikemia Sedang
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari yang
nyata.
3. Hipoglikemia Berat
Sering tidak simptomatik, karena gangguan kognitif pasien tidak mampu
mengatasi sendiri

Jenis Hipoglikemia Tanda dan Gejala

Ringan  Dapat diatasi sendiri dan tidak menggangguaktivitas


sehari-hari
 Penurunan glukosa (stressor) merangsangsaraf
simpatis : perpirasi, tremor, takikardia, palpitasi,
gelisah
 Penurunan glukosa merangsang
saraf parasimpatis : lapar, mual, tekanan darahmenuru
n

Sedang  Dapat diatasi sendiri, mengganggu aktivitas sehari-


hari
 Timbul gangguan pada SSP : headache,vertigo,
penurunan daya ingat, perubahanemosi, pelaku
irasional, penurunan fungsirasa, double vision.

Berat  Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa


 Disorientasi, kejang, penurunan kesadaran

E. Terapi
Tata laksana hipoglikemia meliputi pemberian glukosa oral, glukosaintravena,
dan monitoring kadar gula darah. Terapi berbeda pada pasien sadar dantidak sadar. Pada
stadium permulaan (pasien sadar) berikan gula murni 30 gram (2sendok makan) atau
sirup/permen atau gula murni (bukan pemanis pengganti gulaatau gula diet), atau bisa
juga memberikan makanan yang mengandung karbohidrat.Pantau gukosa sewaktu tiap 1-
2 jam. Pada stadium lanjut (pasien tidak sadar), berikanlarutan dextrose 40% sebanyak 2
flakon bolus intra vena, dan berikan infuse dextrose10 %, dan pantau gula darah
sewaktu.

Kadar Glukosa (mg Terapi Hipoglikemia


/dl)
< 30 mg/dl Injeksi IV Dex 40 % (25 cc) bolus 3 flacon
30-60 mg/dl Injeksi IV Dex 40 % (25 cc) bolus 2 flacon
60-100 mg/dl Injeksi IV Dex 40 % (25 cc) bolus 1 flacon
Follow Up :
1. Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit setelah injeksi
2. Sesudah bolus, setelah 30 menit dapat diberikan 1 flakon lagisampai 2-3 kali
untuk mencapai kadar kurang lebih 120 mg/dl

F. Pencegahan
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Batasi konsumsi minuman keras atau hindari sama sekali jika bisa.
2. Berhati-hati saat mengendarai kendaraan.
3. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan.
4. Kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul.
5. Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan.
6. Pantau kadar gula darah secara berkala.
7. Pengobatan diabetes harus disesuaikan dengan konsumsi makanan sehari-hari.
8. Siapkan makanan atau obat-obatan pereda gejala di mana pun berada.
STUDI KASUS

Ny. A berusia 71 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit oleh keluarganya. Klien terlihat
sesak nafas, terdapat penurunan kesadaran. Keluarga mengatakan sejak tadi pagi, klien lemas
hanya tidur, keluar keringat dingin dan tidak nafsu makan. Keluarga juga mengatakan klien
terakhir makan tadi pagi itupun hanya sedikit karena tidak mau. Klien memiliki riwayat DM
sejak 7 tahun terakhir dan pernah di rawat di Rumah Sakit karena DM.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 71 tahun
Dx Medis : Hipoglikemia pada Diabetus Melitus
Tanggal / jam : Rabu, 20 Juli 2019/ 15.00 WIB
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Pekerjaan : PNS
Hubungan : Anak

2. Primary Survey
a. Airway : Tidak ada sumbatan jalan nafas
b. Breathing : Nafas Spontan dengan suport O2 4 lpm, RR = 28 x/menit
c. Circulation : TD = 160/100 mmHg , N = 92 x/menit , CRT = 3 detik, keluar
keringat dingin dan penurunan kesadaran
d. Disability : KU : Lemah, Kesadaran Somnolen, GCS E2V1M5
e. Exposure : Tidak ada Trauma/Cidera pada tubuh pasien
3. Secondary Survey

S : Sign: pasien lemas hanya tiduran, keluar keringat dingin, dan tidak nafsu
makan
Simptom: Pasien terlihat sesak nafas, terdapat penurunan kesadaran
A : Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki alergi obat/makanan
M : Tahun lalu pasien pernah dirawat di rumah sakit karena Diabetus Mellitus.
P : Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetus Mellitus sejak 7 tahun terakhir
L : Keluarga mengatakan pasien terahir makan tadi pagi itupun hanya sedikit karena
tidak mau.
E : Keluarga mengatakan sejak tadi pagi pasien lemas hanya tidur, keluar keringat
dingin, dan tidak nafsu makan.

4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesosepal, Tidak ada lesi
Rambut : Beruban, tidak ada kerontokan
Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis, sklera putih
Hidung : bersih, Pernafasan cuping hidung (-)
Paru : - Inspeksi : simetris, Tidak ada lesi, terdapat penggunaan otot intercosta
- Palpasi : Pengembangan dada kanan= kiri
- Perkusi : Bunyi Sonor
- Auskultasi : Suara vesikuler
Jantung : - Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : Tidak ada pembesaran jantung
- Perkusi : Bunyi pekak
- Auskultasi : Terdengar bunyi jantung S1 dan S2
Abdomen : - Inspeksi :Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada distensi
- Palpasi : Tidak teraba massa
- Perkusi : Bunyi Timpani
- Auskultasi : Bising usus 9 x/menit
Kulit : Lembab, akral dingin, crt = 3 detik
Ekstremitas : tidak ada oedem

5. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga mengatakan sejak tadi pagi pasien lemas hanya tidur, keluar keringat
dingin, dan tidak nafsu makan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetus Mellitus sejak 7 tahun terakhir
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan, Ibu pasien pernah menderita Diabetus Mellitus

B. DATA FOKUS
1. Data Subjektif
Keluarga mengatakan pasien lemas sejak tadi pagi karena akhir – akhir ini tidak mau
makan
2. Data Objektif
a. Kesadaran Somnolen
b. GCS E2V2M5
c. Pasien tampak lemas
d. Pasien tampak kesulitan bernafas
e. TTV : TD : 160/100 mmHg, N. 92 x/menit, RR. 28 x/menit
f. GDS : 53 mg/dl
g. Terdapat penggunaan otot intercosta

C. ANALISA DATA
No
Data Fokus Etiologi Problem
Dx
1. S:- Depresi pusat Pola Nafas Tidak
O : - RR: 28 x/menit pernafasan Efektif
- Pasien tampak kesulitan bernafas
- Kesadaran somnolen
- GCS E2V2M5
- Terdapat penggunaan otot
intercosta

2. S:- Penggunaan insulin Ketidakstabilan


O : -Kesadaran Somnolen Kadar Gula
- GCS E2V2M5 Darah
- GDS : 53 mg/dl
3. Faktor psikologis Risiko Defisit
(keengganan untuk Nutrisi
makan)

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
2. Ketidakstabilan kadar gula darahberhubungan dengan penggunaan insulin
3. Risiko Defisit Nutrisiberhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan)

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tujuan/Kriteria
Intervensi Rasional
Dx Hasil

1. Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama a. Observasi tingkat kesadaran
pasien a. Mengetahui adanya
1x 30 menit
b. Observasi frekuensi nafas, hipoksia
diharapkan pola
ekspansi paru dan b. Menunjukkan usaha
nafas kembali
penggunaan otot bantu untuk mendapatkan
efektif dengan
pernafasan oksigen
kriteria hasil :
c. Kolaborasi pemberian terapi c. Membantu
- RR. 16 – 20
oksigen memenuhi
x/menit
d. Posisikan ekstensi kebutuhan oksigen
- Tidak ada
Membuka jalan nafas
penggunaan otot
bantu pernafasan
- Pernafasan teratur
2. Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1x 30 menit
diharapkan kadar
gula darah dalam a. Untuk mengurangi

batas normal a. Identifikasi tanda dan komplikasi dari

dengan gejala hipoglikemia hipoglikemia

kriteria hasil : b. Berikan karbohidrat b. Agar nutrisi klien

- GDS kurang dari kompleks dan protein terpenuhi

200 mg/dl sesuai diet c. Untuk meningkatkan


c. Pertahankan akses IV, jika kadar gula di dalam
perlu darah, pada kondisi
hipoglikemia

3. Setelah dilakukan a. membantu mengkaji


tindakan keadaan pasien.
keperawatan selama b. Untuk
1x 30 menit Meningkatkan selera
diharapkan risiko a. Identifikasi status nutrisi makan
defisit nutrisi dapat b. Identifikasi makanan yang c. Untuk mengetahui
teratasi dengan disukai berapa kebutuhan
kriteria hasil : c. Identifikasi kebutuhan kalori yg di
- Nafsu makan kalori dan jenis nutrien butuhkan dan jenis
klien meningkat d. Monitor asupan makanan nutrisi apa yg baik
e. Monitor berat badan untuk pasien
d. Untuk mengetahui
seberapa banyak
makanan yg di
habiskan oleh pasien
e. Untuk mengetahui
perkembangan berat
badan pasien.

F. IMPLEMENTASI

Dx Implementasi

1. a. Mengobservasi tingkat kesadaran pasien


b. Mengobservasi frekuensi nafas, ekspansi paru dan penggunaan otot bantu
pernafasan
c. Mengkolaborasi pemberian terapi oksigen
d. Memposisikan ekstensi

2. a. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia


b. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
c. Pertahankan akses IV, jika perlu
3. a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi makanan yang disukai
c. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
d. Monitor asupan makanan
e. Monitor berat badan

G. EVALUASI

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan.


S :Klien mengatakan sesak nafas berkurang

O : Respirasi =24x/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
2. Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan penggunaan insulin.
S :Klien mengatakan merasa nyaman dan tenang

O : GDS dalam batas normal dengan nilai ˂ 200 mg/dl

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

3. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk


makan).
S :Klien mengatakan nafsu makannya meningkat

O : Klien tampak menghabiskan makanannya

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6771735/BAB_123_HIPOGLIKEMI
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipoglikemia

Anda mungkin juga menyukai