Anda di halaman 1dari 19

Oleh: Paul SinlaEloE – Aktivis Anti Korupsi PIAR NTT

Materi ini disampaiakan dalam Diskusi Ilmiah: “Membedah UU KPK dan RUU KUHP”,
yang dilaksanakan oleh BP. Pemuda GMIT, di Aula Kampus Univ. Kristen Artha Wacana,
Kota Kupang, Pada Tanggal 5 Oktober2019
KORUPSI & PEMBANGUNAN

Usulan untuk revisi


UU KPK adalah
bagian strategi dari
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA para antek-antek
Orde Baru yang
FAKTA – 1: FAKTA – 2: merupakan
Korupsi di Indonesia Pekerja Politik adalah pengkhianat
masih terjadi dan pihak terbanyak yang reformasi untuk
semakin menjadi-jadi dipenjarakan oleh KPK membunuh KPK
dengan diawali
pelemahan KPK,
sehingga mereka
bisa leluasa
melakukan korupsi
PROSES REVISI UU KPK CACAT FORMIL
NO INDIKATOR FAKTA CATATAN HUKUM
1 Revisi UU KPK tidak 1. RUU KPK tidak ada dalam program legislasi 1. Pasal 45 Ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2011, Tentang
masuk PROLEGNAS Nasional (Prolegnas) 2014-2019 ataupun Pembentukan PerUndang-Undangan, mensyaratkan bahwa
Prolegnas prioritas Tahun 2019, namun tiba- penyusunan RUU harus berdasarkan Prolegnas
tiba muncul jadi RUU yang dibahas oleh DPR 2. Pasal 65 dan 66 Peraturan DPR No. 1 Tahun 2014 ,tentang Tata
RI Periode 2014-2019, ketika 25 hari lagi Tertib, yang mengatur bahwa pembentukan undang-undang
menjelang berakhirnya masajabatan, mereka harus terlebih dahulu masuk dalam Prolegnas Prioritas Tahunan
yakni tanggal 30 September 2019. 3. Dalam keadaan tertentu, DPR atau Presiden dapat mengajukan
2. Seluruh fraksi di DPR RI, setuju revisi UU KPK Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas mencakup:
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA
yang diusulkan Badan Legislasi (Baleg) DPR
RI. Persetujuan seluruh fraksi ini disampaikan
Pertama, untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik,
atau bencana alam; dan Kedua, keadaan tertentu lainnya yang
dalam rapat paripurna DPR yang digelar pada memastikan adanya urgensi nasional atas suatu Rancangan
Kamis, 5 September 2019. Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh alat
kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi dan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum (Pasal 23 ayat (2) 12 Tahun 2011, Tentang Pembentukan
PerUndang-Undangan

2 Tidak ada naskah Naskah akademik ini diperlukan untuk menunjukkan Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus disertai
akademik dalam revisi maksud, tujuan, rincian pasal-pasal yang akan naskah akademis, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 43 ayat (3)
UU KPK diubah atau dibentuk, serta implikasinya UU No. 12 Tahun 2011, Tentang Pembentukan PerUndang-Undangan

3 Pengesahan raskah Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019, Fahri Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2014 ,tentang Tata Tertib, pimpinan
revisi UU KPK tidak Hamzah, pada tanggal 17 September 2019, saat rapat DPR dalam memimpin Rapat Paripurna wajib memperhatikan kuorum
dihadiri seluruh dimulai pukul 10.30 WIB menyebutkan, absensi rapat. Rapat paripurna dinyatakan kuorum apabila dihadiri lebih dari
anggota DPR Periode kehadiran sudah diisi 289 anggota DPR RI Periode separuh jumlah total anggota DPR yang terdiri dari atas lebih dari
2014-2019 2014-2019 dari total 560 orang. Tetapi Tetapi, di separuh unsur fraksi.
dalam ruang rapat paripurna untuk pengesahan
naskah revisi UU KPK hanya ada 80 anggota DPR RI
Periode 2014-2019
PEMBERANTASAN KORUPSI ADALAH
AMANAT REFORMASI
Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998
Tahun 1998, Tentang UU No. 20 Tahun 2001, Tentang Perubahan atas
Penyelenggara Negara yang Bersih Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Nepotisme, Tertanggal disahkan dan diundangkan pada tanggal
13 November 1998 21 November 2001

KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA


UU No. 30 Tahun
UU No. 28 Tahun 1999 tentang 2002, Tentang Komisi
Penyelenggaraan Negara yang Pemberantasan
Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Tindak Pidana
Nepotisme, disahkan dan Korupsi, disahkan
diundangkan pada 19 Mei 1999 dan diundangkan
pada tanggal 27
Desember 2002
Ketetapan MPR No. VIII/MPR/2001,
Tentang Rekomendasi Arah
UU No. 31 Tahun 1999 Kebijakan Pemberantasan dan
tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, Pencegahan Korupsi, Kolusi dan
disahkan dan diundangkan Nepotisme, Tertanggal
pada 16 Agustus 1999 9 November 2001
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

KPK BAGIAN DARI KPK ADALAH INDEPENDEN KPK BAGIAN DARI


YUDIKATIF • Putusan MK No. 5/PUU-IX/2011 pada EKSEKUTIF
• Putusan MK Nomor 012-016- 20 Juni 2011, yang pada intinya MK • Putusan MK Nomor 36/PUU-XV/2017, yang
019/PUU-IV/2006 dan Putusan MKKONFLIKmenyatakan KPK adalah lembaga
SUMBERDAYA AGRARIApada intinya menyatakan bahwa KPK
No. 49/PUU-XI/2013 yang salah poin negara independen dan tidak adalah bagian dari eksekutif. Dasar hukum
menjadi bagian dari struktur MK menyatakan KPK bagian dari eksekutif
pentingnya menegaskan posisi KPK dan bisa dikenakan hak angket karena
sebagai lembaga yang bersifat eksekutif lembaga ini melakukan fungsi eksekutif,
penting bagi konstitusi atau seperti halnya lembaga kepolisian dan
constitutional important. MK juga kejaksaan. Dengan memiliki fungsi itu,
menegaskan KPK merupakan maka, menurut putusan tersebut, KPK bisa
turunan dari Pasal 24 ayat (3) UUD dikenakan hak angket sebagai bagian
mekanisme checks and balances.
1945, yaitu Badan-badan lain yang Karenanya MK menetapkan KPK sebagai
terkait kekuasaan kehakiman bagian eksekutif dan menyatakan bahwa
kewenangan KPK, yakni penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan sebagai hal
yang bisa diangket.
UPAYA MEMBUNUH KPK
KPK Tidak Lagi Menjadi Lembaga Negara Independen

Pasal 1 ayat 3 UU KPK menyebutkan


bahwa Komisi Pemberantasan Pasal ini bertabrakan dengan empat
Korupsi adalah lembaga negara putusan Mahkamah Konstitusi sekaligus,
dalam rumpun kekuasaan eksekutif yakni Tahun 2006, 2007, 2010 & 2011.
yang melaksanakan tugas Pada putusan tersebut menegaskan
pencegahan dan pemberantasan bahwa KPK bukan bagian dari eksekutif,
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA
melainkan lembaga negara independen
tindak pidana korupsi sesuai dengan
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3
undang-undang ini. UU KPK sebelumnya.
UPAYA MEMBUNUH KPK
Sistem Pengawasan vs Dewan Pengawas

Dalam rangka mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang Komisi


Pemberantasan Korupsi, dibentuk Dewan Pengawas. Sehingga dalam Pasal 21
ayat (1) UU KPK, ditegaskan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi terdiri
atas: a. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang; b. Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi yang terdiri dari 5 (lima) orang anggota Komisi
Pemberantasan Korupsi;
KONFLIK dan SUMBERDAYA
c. Pegawai Komisi AGRARIA
Pemberantasan Korupsi.

Konsep lembaga negara independen pada dasarnya tidak mengenal


kelembagaan pengawas, namun yang dijadikan fokus adalah membangun
sistem pengawasan. Jadi, secara konsep teori logika yang dipergunakan oleh
DPR dan pemerintah adalah keliru. KPK sendiri selama ini telah diawasi oleh
publik, dalam hal keuangan mekanisme audit dari Badan Pemeriksa Keuangan,
kinerja melalui DPR dengan forum Rapat Dengar Pendapat, dan KPK secara
berkala melaporkan kinerja kepada Presiden. Khusus langkah penindakan,
KPK bertanggung jawab pada institusi kekuasaan kehakiman.
UPAYA MEMBUNUH KPK
Status Penyidik dan Penuntut pada Pimpinan KPK di Cabut

Pasal 21 ayat (4) sebagaimana diatur dalam


UU KPK yang lama dihapus. Isinya: Pimpinan
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah
penyidik dan penuntut umum.
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA

Penghilangan status penyidik dan penuntut


pada Pimpinan KPK berakibat serius, karena
Pimpinan KPK dapat dikatakan hanya
menjalankan fungsi administratif saja, tidak
bisa masuk lebih jauh dalam penindakan.
Jadi, ke depan Pimpinan KPK tidak bisa
memberikan izin penyadapan,
penggeledahan, maupun tindakan pro
justicia lainnya.
UPAYA MEMBUNUH KPK
Kewenangan Berlebih Dewan Pengawas KPK

KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA


Kewenangan pro justicia seperti itu
semestinya tidak diberikan pada organ khusus
Pasal 37 B ayat (1) huruf b UU KPK: yang semestinya bekerja pada tataran
Dewan Pengawas bertugas memberikan pengawasan administratif. Sekalipun Dewan
izin atau tidak memberikan izin Pengawas tidak dibutuhkan KPK saat ini,
namun dengan kewenangan besar seperti itu
penyadapan, penggeledahan, dan/atau terlihat pembentuk UU tidak memahami bahwa
penyitaan dalam regulasi KUHAP hanya institusi
Pengadilan yang berwenang mengeluarkan
izin. Sedangkan Dewan Pengawas sendiri
bukan bagian dari penegak hukum
UPAYA MEMBUNUH KPK
Dewan Pengawas Campur Tangan Eksekutif

! Pasal 37 E ayat (1) UU KPK:


Ketua dan anggota Dewan
?
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA
Pengangkatan Dewan
Pengawas yang dilakukan
oleh Presiden
dikhawatirkan melunturkan
sikap independensi
Pengawas sebagaimana
penegakan hukum di KPK.
dimaksud dalam Pasal 37
Sebab, kewenangan yang
huruf a UU KPK, diangkat
diperoleh oleh Dewan
dan ditetapkan oleh
Pengawas amat besar,
Presiden Republik
hingga pada izin
Indonesia
penyadapan,
penggeledahan, dan
penyitaan
UPAYA MEMBUNUH KPK
Nyawa KPK Terancam

NO INDIKATOR FAKTA TANGGAPAN


1 Hilangnya Pasal 1 angka 6 dan Pasal 24 ayat
Dengan adanya aturan ini menghilangkan
Independensi KPK (2): Pegawai Komisi Pemberantasan
independensi KPK dalam pengelolaan sumber daya
Dalam Perekrutan Korupsi adalah aparatur sipil
manusia. Sebab, meskipun dibuka kesempatan dari
Penyelidik negara sesuai dengan ketentuan
instansi pemerintah lainnya dan/atau internal KPK,
peraturan perundang-undangan
namun dalam ayat selanjutnya mengharuskan adanya
mengenai aparatur sipil negara
kerjasama dengan Kepolisian dan/atau Kejaksaan
KONFLIK SUMBERDAYA
dalamAGRARIA
memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi
penyelidik

2 Menghilangkan Pasal 45, Pasal 45 A: Penyidik Aturan ini menegasikan Putusan Mahkamah Konstitusi
Kewenangan KPK Komisi Pemberantasan Korupsi tahun 2016 yang telah memberikan kewenangan pada
Mengangkat dapat berasal dari Kepolisian, KPK untuk merekrut penyidik di luar dari institusi
Penyidik Kejaksaan, Penyidik Pegawai Kepolisian ataupun Kejaksaan. Secara spesifik MK
Independen Negeri Sipil yang diberi wewenang menyebutkan bahwa praktik merekrut penyidik
khusus oleh undang-undang, dan independen merupakan sebuah keniscayaan karena
penyeleidik Komisi Pemberantasan hal yang sama juga dilakukan oleh ICAC Hongkong
Korupsi dan CPIB Singapura. Lain hal dari itu penting untuk
mencegah adanya loyalitas ganda ketika penyidik
yang berasal dari insitusi lain bekerja di KPK
UPAYA MEMBUNUH KPK
Nyawa KPK Terancam

NO INDIKATOR FAKTA TANGGAPAN

3 Kewenangan Pasal 37 B ayat (1) huruf b dan Instrumen penyadapan merupakan salah satu alat bagi
Penyadapan KPK Pasal 12 ayat (1): Dewan Pengawas KPK untuk membongkar praktik kejahatan korupsi,
Terganggu bertugas memberikan izin atau tidak utamanya pada tangkap tangan selama ini. KPK
memberikan izin penyadapan, menyebutkan bahwa sejauh ini KPK telah melakukan
penggeledahan, dan/atau penyitaan; tangkap tangan sebanyak 123 kali dengan jumlah
Dalam melaksanakan tugas tersangka 432 orang. Poin pentingnya, sejak KPK
penyelidikan dan penyidikan, berdiri hingga saat ini belum ada satupun terdakwa
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA
Komisi Pemberantasan Korupsi yang pada awalnya terjaring tangkap tangan divonis
berwenang melakukan penyadapan bebas oleh Pengadilan. Ini mengartikan bukti yang
dihadirkan KPK ke persidangan telah teruji secara
hukum. Selain itu aturan ini terlalu birokratis, karena
menambah jenjang baru pemberian izin sadap, yakni
Dewan Pengawas.
4 KPK Harus Pasal 12 A: Dalam melaksanakan Jika ditelisik lebih jauh ketentuan ini, maka institusi
berkoordinasi tugas penuntutan, penuntut Komisi yang dimaksud untuk melaksanakan koordinasi
dengan Kejaksaan Pemberantasan Korupsi bersama dengan KPK adalah Kejaksaan. KPK pada
Agung Dalam Hal melaksanakan koordinasi sesuai dasarnya adalah institusi penegak hukum yang
Penuntutan dengan ketentuan peraturan menggabungkan fungsi penyelidikan, penyidikan, dan
perundang- undangan penuntutan dalam satu atap. Tentu jika harus
berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kejaksaan
dipastikan mengganggu ritme kerja KPK yang selama
ini dikenal cepat dalam penuntasan sebuah perkara.
UPAYA MEMBUNUH KPK
Perkara Besar Dengan Tingkat Kerumitan
Tertentu Berpotensi Di SP3-kan

Pasal 40 ayat (1): Komisi


Pemberantasan Korupsi dapat
menghentikan penyidikan dan
penuntutan terhadap perkara
Tindak Pidana Korupsi yang
penyidikan dan penuntutannya
tidak
KONFLIK selesai dalam jangka
SUMBERDAYA waktu
AGRARIA
paling lama 2 (dua) tahun

Pasal ini menghendaki bahwa KPK sewaktu-waktu dapat


mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
Dengan adanya batasan waktu penyidikan ataupun
Tentu poin ini akan bertentangan dengan Putusan Mahkamah
penuntutan hanya 2 (dua) tahun maka akan menyulitkan
Konstitusi tahun 2003, 2006, dan 2010 yang secara tegas
KPK membongkar kasus-kasus besar yang tergolong
melarang KPK untuk mengeluarkan SP3. Poin dari putusan MK
rumit dibuktikan. Contoh, perkara korupsi KTP-EL saja
Ini semata-mata agar KPK lebih berhati-hati sebelum
memakan waktu 2 tahun untuk memperoleh penghitungan
menentukan sebuah perkara masuk pada ranah penyidikan.
kerugian negara. Lagi pun pada dasarnya setiap perkara
Jika pun setelah masuk ranah penyidikan namun bukti yang
memiliki kerumitan pengungkapan yang berbeda-beda,
ditemukan dinyatakan tidak cukup, maka perintah putusan MK
jadi tidak tepat jika harus dibatasi waktu tertentu
perkara itu tetap harus dilimpahkan ke persidangan dan
terdakwa harus dituntut lepas atau bebas
UPAYA MEMBUNUH KPK
Pegawai KPK Akan Berstatus Sebagai Aparatur Sipil Negara

Pasal 1 angka 6 & Pasal 24 ayat (2): Pegawai Komisi


Pemberantasan Korupsi adalah aparatur sipil negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai aparatur sipil negara
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA

Selama ini tidak seluruh pegawai KPK termasuk dalam


Aparatur Sipil Negara. Sebab terdapat pegawai tetap
KPK dan pegawai tidak tetap. Tentu atas kondisi seperti
ini diperlukan penyesuaian kondisi yang cukup panjang.
Selain itu poin pentingnya adalah dalam konsep
lembaga negara independen salah satu cirinya adalah
kemandirian dalam sumber daya manusia. Tentu jika
disamakan status kepegawaian akan menghilangkan
status lembaga negara independen.
UPAYA MEMBUNUH KPK
Kaum Muda Tidak Dapat Menjadi Pimpinan KPK

Untuk dapat diangkat sebagai Untuk dapat diangkat sebagai


UU KPK - BARU
Pasal 29 huruf e

UU KPK - LAMA
Pasal 29 angka 5
Pimpinan Komisi Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi harus Pemberantasan Korupsi harus
memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan
berusia paling rendah 50 (lima berumur sekurang-kurangnya
puluh) tahun dan paling tinggi 40 (empat puluh) tahun dan
65 (enam puluh lima) tahun
KONFLIK setinggi-tingginya 65 (enam
SUMBERDAYA AGRARIA
pada proses pemilihan puluh lima) tahun pada proses
pemilihan

Apa alasan
Beta Logisnya?
pung
suka eee
PAHAMI dan LAWAN
JALUR PEMBATALAN HASIL REVISI UU KPK

PEMBATALAN
HASIL REVISI
UU KPK

KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA

LEGISLATIF JUDICIAL EKSEKUTIF


REVIEW REVIEW REVIEW
PAHAMI dan LAWAN
ADVOKASI & CARA KERJANYA

KERJA PENDUKUNG:
Logistik, Informasi, Data, Dana
dan Akses
KERJA GARIS DEPAN:
KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA
Melaksanakan Fungsi Juru Bicara,
Perunding, Pelobby, Terlibat dalam
Proses Legislasi, Propaganda
untuk mempengaruhi Opini Publik
serta Menggalang Sekutu
KERJA BASIS:
Pengorganisiran, Pendidikan
Hukum Kritis, Pendidikan Politik,
Membentuk Lingkaran Inti dan
Mobilisasi Aksi
PAHAMI dan LAWAN
PERJUANGAN UNTUK PEMBERANTASAN KORUPSI

KONFLIK SUMBERDAYA AGRARIA

Anda mungkin juga menyukai