Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Filsafat merupakan suatu kajian yang pembahasannya tidak akan pernah
selesai sampai kapanpun, sehingga muncul ketertarikan untuk mengkaji dan
mendalaminya. Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan, tanpa filsafat berbagai
teori yang ada dalam disiplin ilmu tidak akan pernah dapat dilahirkan. Filsafat
merupakan bidang pengetahuan tersendiri yang berbeda dengan pengetahuan yang
lain. Oleh karena itu, filsafat harus dipelajari dengan cara tersendiri pula. Bila
pengetahuan yang lain dapat dipelajari lewat penelitian di laboratorium, maka
filsafat hanya dapat dipelajari dengan akal sehat dan penalaran yang tajam.
Filsafat mempunyai banyak objek kajian dari masa ke masa. Mulai dari
filsafat Yunani yang terdiri dari masa Yunani Kuno dan masa Yunani Klasik.
Kemudian filsafat Barat abad pertengahan yang terdiri dari masa Patristik, masa
Skolastik, dan masa Peralihan. Dalam makalah ini, pemakalah akan membahas
mengenai filsafat pada masa Patristik atau filsafat Patristik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filsafat patristik?
2. Jelaskan bagaimana sejarah filsafat patristik!
3. Apa saja kedudukan filsafat pada zaman patristik?
4. Siapa saja tokoh-tokoh filsafat patristik?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat patristik.
2. Untuk mengetahui sejarah filsafat patristik
3. Untuk mengetahui kedudukan filsafat pada zaman patristik.
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsafat patristik.
BAB II

PENGERTIAN FILSAFAT

Nama “Patristik” berasal dari bahasa latin “Patres” yang menunjukkan


kepada bapa-bapa gereja (pemimpin gereja), berarti pujangga-pujangga kristen
dalam abad-abad pertama tarikh masehi yang meletakkan dasar intelektual untuk
agama kristen. Mereka merintis jalan dalam perkembangan teologi
kristiani.Secara kronologis mereka masih termasuk masa kuno, tapi dari sudut
perkembangan sejarah filsafat sebaiknya mereka dipandang sebagai masa
peralihan menuju pemikiran abad pertengahan.Menurut pendapat mereka, sesudah
manusia berkenalan dengan wahyu Ilahi yang tampak dalam diri Yesus Kristus,
filsafat sebagai kecerdikan manusiawi belaka serta merupakan sesuatu yang
berkelebihan saja bahkan suatu bahaya yang mengancam kemurnian iman
kristiani, seorang yang dengan jelasnya menganut pendirian ini adalah
Tertulianus.1

Filsafat barat Abad Pertengahan (479-1492 M) juga dapat dikatakan


sebagai “Abad Gelap”, karena pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah
gereja. Memang saat itu, tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan
manusia. Para ahli fikir saat itu tidak lagi memiliki kebebasan untuk berfikir.
Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja
orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja
melarang diadakannya penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena
itu, kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan larangan yang ketat.
Yang berhak melaksanakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja.
Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka
dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi). Pengejaran
terhadap orang-orang murtad ini mencapai puncaknya pada saat Paus Innocentius
III di akhir XII, dan yang paling berhasil dalam pengajaran orang-orang murtad
ini di Spanyol.

1
Bertens, K, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Konisius, 1975), hlm. 20.
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang
penuh dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan atau sistem
kepercayaan yang fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta.
Karena itu perkembangan ilmu pengatahuan terhambat.

Dalam sejarah filsafat ada saat-saat yang dianggap penting sebagai


patokan suatu era (zaman), karena selain memiliki zaman atau khas, yaitu suatu
aliran filsafat bisa meniggalkan pengaruh yang sangat bersejarah pada peradaban
manusia. Pada awal abad ke-6 filsafat berhenti untuk waktu yang lama. Segala
perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat. Hal ini disebabkan karena abad ke-
6 dan ke-7 adalah abad-abad yang kacau. Karena pada waktu itu adanya
perpindahan bangsa-bangsa yang masih belum beradab terhadap kerajaan romawi,
sampai kerajaan tersebut runtuh. Bersama kerajaan itu runtuh, runtuh pula lah
peradaban romawi, baik itu yang bukan umat kristiani maupun peradaban kristiani
yang di bangun pada abad ke-5 terakhir.

Pada perkembangan peradaban yang kacau ini, mungkin ada yang


berkembang pada peradaban yang baru di bawah pemerintahan Karel Agung
(742 -814), yang memerintah pada awal abad pertengahan, di Eropa mungkin ada
ketenangan di bidang politik. Pada waktu itulah kebudayaan mulai bangkit, dan
bangkitlah ilmu pengetahuan dan kesenian. Juga filsafat mulai di perhatikan.
Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali
dengan pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu
zaman yang baru di tengah-tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru, yaitu
bangsa Eropa Barat. Filsafat yang baru ini disebut skolastik. Abad pertengahan
selalu dibahas sebagai zaman yang khas akan pemikiran Eropa yang
berkembang pada abad tersebut, dan menjadikan suatu kendala yang
disesuaikan dengan ajaran agama.
BAB III

SEJARAH FILSAFAT PATRISTIK

Timbulnya agama Kristen pada awal abad masehi menyebabkan filsafat


dibarat menduduki tempat yang baru. Disamping kearifan hidup yang
dikemukakan oleh filsafat timbulah kearifan hidup yang dikemukakan oleh agama
Kristen. Kedunya bukan hidup berdampingan secara damai melainkan
berkonfrontasi.2 Konfrontasi ini sebenarnya sudah tampak didalam kitab suci itu
sendiri. Tampilah orang orang seperti Paulus dan Yohanes, yang mengedepankan
kepercayaan Kristen.
Dalam sejarah, pada awal abad masehi agama Kristen telah tumbuh dan
berkembang dalam berbagai bentuk yang mengagumkan yang ditandai dengan
kecanggihan intelektual Thomas Aquinas tentang eksistensi Allah, setelah
munculnya orang-orang seperti Rasul Paulus, dan Rasul Yohanes yang
menghadapkan kepercayaan Kristen dengan kepercayaan yang bukan Kristen
pada waktu itu. Sejarah menunjukkan suatu pergumulan yang menentukan hidup,
dan mati agama baru ini, dimana-mana agama Kristen ditentang, baik oleh
penguasa maupun oleh para pemikir pada waktu itu.3 Semula Para pengikut
agama Kristen memang terdiri dari orang –orang sederhana dan juga rakyat jelata
yang bukan ahli pikir sehingga tidak ada pembelaan secara filsafati. Akan tetapi
kemasukan juga dari golongan atasan dan ahli pikir yang menjadi pengikut agama
Kristen. Pada abad pertengahan terdapat unsur baru dalam filsafat yaitu unsur
wahyu sehingga menimbulkan dua aliran pemikiran:4
1. Aliran yang menolak filsafat Yunani menganggap sebagai kebijakan kafir,
2. Aliran yang menerima filsafat Yunani menggap sebagai kebijakan
manusia.

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konfrontasi adalah Suatu Permusuhan,
Pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
3
Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 1, (Yogyakarta: Konisius,
1980), hlm.70.
4
Akhmadi, Asmoro, Filsafat Umum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001),
hlm.66.
BAB IV

TOKOH-TOKOH FILSAFAT PATRISTIK

A. Patristik Timur

Pemikiran filsafat agama Kristen dimulai dari apologit para pembela


agama Kristen diantaranya Aristides, Yustinus, dan Tatianus. Dalam apologit
pembelaanya dari tuduhan-tuduhan non Kristen seperti Kristen itu munafik,
pecundang, melakukan persetubuhan bebas, membenci sesama, tidak mau
menyembah dewa, dan sebagainya. Jawaban apologit itu semua adalah fitnah,
sebab dalam kenyataannya orang Kristen hidup dalam hukum Allah sehingga
mereka tidak jatuh dalam kesalahan-kesalahan seperti yang dilakukan oleh orang-
orang besar Kristen, mereka tidak membuang bayi, mereka tidak melakukan
persetubuhan berlebihan, bahkan mengasihi sesame, mendoakan pemerintahan.
Agama Kristen tidak mau menyembah Dewa tetapi Kristen percaya Allah Yang
Esa dan menyembahnya. Kristen hanya ada satu Allah saja yang transenden yang
secara hakiki berbeda dengan manusia.5

Akibat dari munculnya upaya pembelaan agama Kristen , yaitu para


Apologis dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat
Yunani. Para pembela Kristen itu adalah :

1. Justinus Martir

Nama aslinya Justinus Martin, kemudian nama Martin diambil dari istilah
“orang-orang yang rela amati hanya untuk kepercayaannya”. Menurut
pendapatnya agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari
filsafat Yunani dan nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal
musa hidup sebelum Socrates dan Plato.Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat
Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi.Pandangan ini didasarkan bahwa kristus
adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya orang-orang Yunani kurang
memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan
sehingga orang orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni

5
Hadiwijono, Harun, hlm. 70-71.
dikarenakan orang orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan .Demon atau
setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian di palsukan.
Jadi agama Kristen menurutnya lebih bermutu dibanding dengan filsafat
Yunani.Demikian pembelaan dari Justinus Martir.

2. Klemens (150-215 M)

Klemens lahir pada tahun 150 di Alexander dan meninggal pada tahun
215. Ia juga sebagai dosen di sekolah kateketik di di Aleksandria. Ia juga
termasuk pembela Kristen namun tidak membenci filsafat Yunani. Sedangkan
pokok pokok pemikirannya adalah:

a) Memberikan batasan batasan terhadap ajaran Kristen untuk


mempertahankan diri dari otoritas (kekuasaan) filsafat Yunani.
b) Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan
filsafat Yunani.
c) Bagi orang Kristen ,Filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen
dan memikirkan secara mendalam.

Menurut pendapatnya filsafat merupakan persiapan yang amat baik dalam


rangka mengenal Tuhan.Menurut Klemens, Tuhan itu di luar katagori ruang dan
waktu, jadi Tuhan itu transendens. Karena itu Klemens mengajarkan bahwa
pengetahuan tentang Tuhan haruslah dicapai melalui logos, bukan dengan akal
rasional.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa hubungan dengan manusia dengan


Tuhan dicapai melalui logos. Melalui logos tuhan memperhatikan kuasa-Nya,
melalui logos pul, Tuhan menciptakan alam semesta, dan melalui logos juga,
manusia dapat mengenal Tuhan.Logos digunakan oleh Erness sebagai jembatan
antara dunia spiritual dan dunia material.Pangkal pemikiran Klemens adalah
Iman, disamping Iman ada hal yang lebih tinggi yaitu Gnosis. Iman berlaku bagi
tiap-tiap orang Kristen.Gnosis diperlukan bagi orang Kristen yang dapat berpikir
mendalam untuk menerangi Iman.Iman adalah awal awal pengetahuan, oleh
karena itu iman harus berkembang.Pengetahuan harus diusahakan sedemikian
rupa hingga menjadi suatu kecakapan yang terus menerus dan tak terubahkan
lagi. Seseorang yang memiliki Gnosis harus mematikan hawa nafsunya dan
kembali kepada Allah dalam satu kasih yang telah dibersihkan dari hawa nafsu.

3. Origenes (185-254 M)

Origenes lahir pada tahun dan meninggal tahun 254 M. Ia belajar pada
guru dan guru yang terkenalnya adalah Klemens. Ia menggantikan Klemens
menjadi kepala sekolah kateketik hingga tahun 231. Setelah itu ia memimpin
sekolah kateketik di Kesaria. Origenes dadalah orang pertama yang memberikan
sesuatu uraian sistematis tentang teologia. Personal penting yang di padukan pada
waktu itu ialah bagaimana hubungan iman dan pengetahuan. Tuhan menurut
Origenes adalah transendens, tidak bertubuh, esa, tidak berubah, Tuhan pencipta
segala sesuatu, baik bersifat rohani maupun badani, penciptaan Tuhan kekal abadi,
sebelum dunia diciptakan Tuhan telah menciptakan dunia lain yang mendahului
dunia tampak, setelah zaman dunia ini aka nada dunia yang baru.

Transendens ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di


luar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional.Karena Tuhan transendens
itulah maka menurut Origenes kita tidak mungkin mampu mengetahui esensi
Tuhan. Kita dapat mengkaji Tuhan melalui karya-Nya.Menurut Origenes Kitab
Suci mempunyai 3 macam arti diantaranya yaitu:

a) Harfiah/Somatis berlaku bagi orang sederhana.


b) Etis/Psikis diuraikan didalam khutbah, diperuntukan bagi orang
psikis(gangguan jiwa).
c) Pneumatis/rohani diperuntukan bagi teolog dan filosuf.

Menurut Origenes, alam semesta ini abadi. Menurut Injil, alam semesta ini
diciptakan dan akan hancur.. Jadi Origenes menyimpulkan bahwa cara kerja
Tuhan sama dengan cara kerja manusia.Adapun pendapat Origenes mengenai
etika bahwa dunia ini merupakan pertarungan antara kekuatan baik dan kekuatan
jahat. Kehidupan manusia adalah medan laga tidak henti-hentinya. Menurutnya
pendapatnya, kejahatan memang diperlukan oleh Tuhan untuk menunjukkan
kepada manusia mana yang baik dan mana yang buruk, jadi menyempurnakan
alam. Konsekuensi pendapatnya ini adalah bahwa api neraka itu adalah
pendisiplin dan api neraka itu tidak kekal.

4. Gregorius Nazianze (390)

Akal manusia dengan sendirinya dapat mengenal Tuhan dengan


mempelajari hasil penciptaan Tuhan, manusia dengan akalnya dapat mengetahui
bahwa Tuhan ada sekalipun zat dan hakekatnya tersembunyi bagi
manusia.Mengenai zat Tuhan manusia hanya dapat mengungkapkan secara
negative seperti bahwa Tuhan tidak berubah, tidak dilahirkan, tanpa awal, tidak
berubah, tidak binasa.

5. Basilius

Hanya Tuhan yang tanpa awal, sedang dunia berawal-awal dunia juga
awal waktu, dunia dan waktu berhubungan secara timbal balik. Ketika Tuhan
mulai menciptakan dimulai juga waktu, akan tetapi perbuatan Tuhan dalam
menciptakan tidak dikuasai oleh waktu, perbuatan menciptakan itu sendiri terjadi
diluar waktu.

6. Gregorius

Ia adalah bapa greja yang mempunyai jiwa filsafat paling menonjol. Ia


juga menjabarkan perbedaan antara Iman dan pengetahuan, sumber dan isi Iman
berbeda dengan sumber dan isi ilmu pengetahuan, kepastian iman tidak dapat
dijelaskan dengan akal karena hakekatnya lebih tinggi dari kepastian pengetahuan
dan akal. Pengetahuan dengan akal dapat dipakai untuk membaca Iman, untuk
menjabarkan Iman.Akal dapat mengenal Tuhan dengan mempelajari hasil
penciptaan tetapi pengetahuan tidak menyelamatkan.Orang diselamatkan hanya
oleh Iman.

B. Patristik Barat

Sama halnya dengan Zaman Patristik Timur.Bagi Patristik Barat, ada dua macam
sikap terhadap filsafat yaitu: (1) Aliran yang menolak filsafat. (2) Aliran yang
menerima filsafat. Adapun tokoh-tokoh adalah sebagai berikut:
1. Tertullianus (160-230 M)

Tertullianus lahir pada tahun 160 M dan meninggal tahun 222 M. Ia


dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, namun setalah ia melaksanakan pertobatan
ia menjadi pembela Kristen yang gigih. Tertullianus terkenal sebagai pembela
Kristen yang fanatik. Ia menolak kehadiran filsafat Yunani, karena filsafat
dianggap sesuatu yang tidak perlu.Tertullianus berpendapat bahwa wahyu Tuhan
sudahlah cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada
hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), tidak
ada hubungan antara Gereja dengan akademi, tidak ada hubungan antara Kristen
dengan penemuan baru.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, maka


segala yang dikatakan oleh para filosuf Yunani dianggap tidak penting. Hal ini
karena apa yang dikatakan oleh para filosof Yunani tentang kebenaran pada
hakekatnya merupakan kutipan dari kitab suci. Akan tetapi karena, kebodohan
para filosof, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan.Akan tetapi lama kelamaan,
Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berpikir yang
rasional. Alasannya, bagaimanapun juga berpikir filsafat yang diharapkan tidak
dibakukan.Saat itu dan filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir
Yunani saja. Akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja,
dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan
kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.6

2. Aurelius Agustinus (354-430 M)

Agustinus lahir di Tagasta, Numidia (Algeria) pada tanggal 13 September


354 M dan meninggal tanggal 28 Agustus tahun 430 M. Ayahnya adalah seorang
pejabat kekaisaran Romawi bernama Patricius dan ibunya bernama Monica
seorang penganut agama Kristen yang taat. Agustinus juga sering disebut Aurelius
Agustinus. Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah dalam bidang gramatika
dan aritmatika. Ia sangat benci kepada gurunya yang menggunakan hukuman

6
Akhmadi, Asmoro, Filsafat Umum, hlm. 68.
dalam metoda mengajarnya. Bahasa Yunani dibencinya sehingga ia tidak
mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang bahasa itu.

Sejak mudanya ia telah memmpelajari bermacam macam aliran antara lain


Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah di akui keberhasilannya dalam membentuk
filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga
ia di juluki sebagai guru skolastik yang sejati . Selain itu ia juga seorang guru
besar di bidang teologi. Pada abad Augustinus tergolong pemikir yang paling
penting dari seluruh masa patristik. Saat mudanya ia telah mempelajari bermacam
macam aliran filsafat serta corak. Baru ketika berumur 33 tahun ia masuk Katolik.
Ia juga banyak menulis buku-buku, akan tetapi buku-bukunya tidalah semata-mata
memuat filsafat, tetapi mengenai penerangan agama. Adapun ajaran-ajaran
Augustinus adalah:

 Logika

Dalam logikanya Augustinus memerangi skepsis. Skepsis itu menurut


pendapatnya mengandung pertentangan dan kemustahilan. Dengan alasan jika kita
menyaksikan dengan adanya kebenaran tentu tidak disangsikannya yaitu tentang
kebenaran. Menurutnya akal budi dapat mencapai kebenaran karena manusia
mengambil bagian dari rasio ilahi. Karena didalam rasio ilahi terdapat kebenaran-
kebenaran ilahi atau mutlak.

 Antropologi dan Etika

Dalam filsafat antropologi dan etika ia mengatakan bahwa menurutnya


badan manusia termasuk alam jasmani tetapi jiwanya termasuk rohani karena
jasmaninya terikan dan harus mengalami perubahan, sengsara dan terlibat dalam
waktu. Menurut pendapatnya kejahatan atau dosa itu terletak pada kehendak yang
bebas.Jika kehendak itu memilih jasmani dengan demikan memustahilkan
jalannya kepada Tuhan. Maka berdosalah ia, jadi dosa atau kejahatan itu
berdasarkan atas ketiadaan yang baik. Demikianlah pendapat Augustinus.

Kita dapat mengatakan Tuhan itu bukan apa dari pada Tuhan itu itu apa,
sebab Tuhan tidak dapat dimasukan ke dalam kategoris yang dimiliki manusia,
Tuhan adalah roh yang esa tidak bertubuh, tidak berubah, tetapi berada dimana
mana serta meliputi segala sesuatu. Manusia tidak dapat mengenal Tuhan secara
sempurna. Setelah ia mengalami konversi, ia mengabdikan seluruh dirinya kepada
Tuhan dan melayani pengikutnya-pengikutnya. Setelah ia kembali ke Tagasta
pada tahun 388 M, ia menjual seluruh warisan, dan uang hasil penjualan itu
diberikan semuanya kepada fakir miskin. Ia sebeanrnya tidak berminat menjadi
pendeta, tetapi pada tahun 391 M, ia dihabiskan menjadi pendeta karena didesak
oleh hampir semua orang di tempat tinggalnya dekat kota Hippo (wilayah
Aljazair).

Ia mengatakan bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan pasti


mengandung kesungguhan. Bila orang menganggap suatu doktrin adalah
kemungkinan, ia harus menganggap bahwa di dalam doktrin itu adalah kebenaran.
Dari sini ia menemukan kesungguhan adanya dirinya, yang tadinya diragukannya.
Ia juga mencoba membuat argumen lain Tuhan. Ia mengambil susunan alam
semesta. Alam semesta ini menurut pendapatnya memerlukan pencipta karena
fisik alam yang tidak teratur ini, tidak berketentuan ini, memerlukan pencipta dan
pengatur.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

K, Bertens. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Konisius. 1975.


Kamus Besar Bahasa Indonesia. Konfrontasi adalah Suatu Permusuhan,
Pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
Harun, Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Konisius. 1980.
Asmoro, Akhmadi. Filsafat Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2001.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anda mungkin juga menyukai