Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu mengembangkan dan

melestarikan nilai dan moral Agama Islam secara dinamis dan terbuka.

Dinamis yang terbuka dalam arti bahwa nilai yang dikembangkan mampu

menjawab tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat tanpa

kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu dan

berdaulat. Bertolak dari arti pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi siswa

maka peneliti ingin memberikan sumbangsih pemikiran mengenai metode

penelitian yang tepat sehingga dapat meningkatkan minat membaca dengan

memperhatikan ketentuan hukum bacaan mad dan wakaf dalam ayat – ayat Al

Qur’an pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pembicaraan mengenai pendidikan selalu diarahkan kepada guru.

Guru selalu dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam

operasionalisasi pendidikan di tingkat sekolah. Sehingga ketika pendidikan

dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas menurunnya kualitas

sumber daya manusia, secara langsung guru merupakan pihak yang

bertanggung jawab. Dengan demikian guru merupakan pihak yang sangat

menentukan dan memegang peranan yang sangat penting terhadap kemajuan

pendidikan yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia


Berdasarkan paparan tersebut, guru memegang peranan yang sangat

penting dan menentukan. Oleh karenanya, peningkatan kemampuan dan

wawasan guru khususnya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini

menjadi hal mutlak yang harus dilakukan agar guru dapat melaksanakan tugas

dan fungsinya dengan baik. Berbagai upaya dan strategi harus dilakukan

dengan baik dan terencana agar kegiatan dan aktivitas guru tersebut terus

meningkat dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan.

Fenomena-fenomena tersebut menjadikan tantangan bagi peneliti

untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam proses pembelajaran agar

dapat menghasilkan suatu prestasi belajar yang optimal. Perubahan proses

pembelajaran tersebut dengan menawarkan suatu strategi pembelajaran

inquiry sebagai upaya meningkatkan minat membaca dengan memperhatikan

ketentuan hukum bacaan mad dan wakaf dalam ayat – ayat Al Qur’an, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Inquiry merupakan salah satu komponen dan penerapan pendekatan

CTL (Contextual Teaching And Learning), yang berarti menemukan. Yaitu

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa

merupakan metode belajar mengajar yang mengutamakan peran siswa aktif

baik fisik, mental, maupun sosial. Berdasarkan pada kenyataan tersebut

intinya bahwa strategi belajar yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa, dan yang lebih penting lagi berpengaruh
terhadap keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran. Dari beberapa

hal tersebut, menunjukkan bahwa kreativitas dan kemampuan guru dalam

mengembangkan strategi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Siswa akan rnernpunyai prestasi belajar yang baik bila dalam

dirinya tertanam minat belajar yang kuat.

Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti akan rnelakukan

penelitian tindakan kelas (action research) dengan tujuan untuk rnengetahui

dan mendeskripsikan bahwa dengan strategi pembelajaran inqury yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, diharapkan mampu

meningkatkan minat membaca siswa dengan memperhatikan ketentuan hukum

bacaan mad dan wakaf dalam ayat – ayat Al Qur’an, dan pada akhirnya dapat

meningkatkan pula prestasi belajar siswa.

Penelitian ini akan mendeskripsikan suatu upaya meningkatkan

minat membaca. Penelitian Tindakan (action research) strategi pembelajaran

inquiry ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 2 Karangrejo, pada siswa Kelas

VIII D semester II pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Pokok

Bahasan wakaf dan Hikmahnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah Strategi Pembelajaran Inquiry dapat Meningkatkan Minat

membaca dengan memperhatikan ketentuan hukum bacaan mad dan waqaf


dalam ayat – ayat Al Qur’an pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2

Karangrejo Tulungagung ?

2. Bagaimana Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

untuk Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Karangrejo Tulungagung,

dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiry (menemukan) ?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak, antara lain :

1. Sebagai sarana peneliti untuk mengembangkan pengetahuan ketrampilan,

dan wawasan berpikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan

mengana1isa masalah-masalah pendidikan secara sistematis dan

konstruktif.

2. Memberikan masukan kepada guru sebagai bahan pertimbangan dalam

meningkatkan kegiatan belajar mengajar.

3. Memberikan masukan kepada kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Tulungagung sebagai bahan pertimbangan mengambil

kebijakan-kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Memberikan motivasi siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan inovatif untuk

meningkatkan prestasi belajar.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Baca

1. Pengertian

Ada beberapa pustakawan yang berpendapat bahwa kalau kita sering

membaca maka jendela dunia akan terbuka dan kita akan mengetahui

banyak ilmu yang selama ini kita pahami. dari situ kita dapat mengambil

banyak pelajaran tentang kehidupan serta akan mendorong kita agar lebih

positif dalam menjalani kehidupan baik sebagai pustakawan maupun di

masyarakat. Membaca adalah proses kegiatan untuk menangkap makna

dari suatu simbol tertentu.

Minat dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dibentuk / diusahakan,

dipelajari, dan dikembangkan.

b. Minat bisa dihubungkan untuk maksud – maksud tertentu untuk

bertindak

c. Secara sempit, minat diasosiasikan dengan keadaan sosial seseorang

dan emosi seseorang.

d. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan

atau tabiat manusia ( Bafadal, 1996 : 192 ).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata minat memiliki arti

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gaiarah, keinginan (

Depdiknas, 2001 : 744 ). minat adalah kecenderungan afektif (perasaan,


emosi) seseorang untuk membentuk aktifitas. Dari sini dapat dilihat bahwa

minat itu melibatkan kondisi psikis(kejiwaan) seseorang ( Dwi Sunar

Prasetyono, 2008 : 54 ). Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh

( Slameto, 2010 : 180).

Minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan pada

suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk

memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorangpun yang menyuruh,

dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dan diikuti dengan perasaan yang

senang. Minat merupakan sumber motivasi seseorang. Sehingga minat itu

besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Bahkan

kegiatan yang menarik minat siswa akan dilakukannya dengan senang hati.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi minat

Minat tidak akan timbul,tumbuh dan berubah tanpa ada interaksi manusia

terhadap objek tertentu. Hal tersebut mengandung arti bahwa minat

terbentuk dalam hubungan dengan suatu Objek. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu

yang ada di luar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

maka semakin besar minat.

Faktor timbulnya minat, terdiri dari tiga faktor, yaitu :

a. Faktor dorongan dari dalam

b. Faktor motif dari dalam

c. Faktor emosional
3. Faktor Pengukur minat

Ada beberapa teknik atau cara mengetahui minat seseorang teknik tersebut

antara lain :

a. Teknik tes, yaitu serentetan pertanyaan latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur kemampuan dan keterampilan dan

pengetahuan seseorang atau sekelompok orang, bentuknya antara lain

tes objektif dan subyektif.

b. Teknis non tes yang meliputi metode interview, metode dokumentasi,

observasi dan angket.

4. Pengertian membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu hal yang rumit yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga

melibatkan aktivitas visual berpikir, psikolinguistik dan metakognitif

( farida Rahim, 2008 : 2 ). Selain itu membaca mencangkup (a) membaca

merupakan suatu proses, (b) memebaca adalah strategis, dan (c) membaca

merupakan interaktif. Dalam hal ini yang dimaksud dengan membaca

merupakan suatu proses adalah informasi dari teks pengetahuan yang

dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk

makna, membaca adalah strategi yaitu dalam kegiatan membaca kita harus

menggunakan berbagai strategi yang sesuai dengan teks dan konteks

dalam rangka mengkonstruksi makna ketika membaca. Sedangkan

membaca adalah interaksi yaitu dalam proses membaca terdapat interaksi

antara pembaca dengan teks yang dibacanya(Farida Rahim, 2008:3 )


5. Tujuan membaca

Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan

penuh perhatian untuk memahami suatu informasi melalui indra

penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yang rumit, yang disusun

sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan makna.Membaca

merupakan proses komunikasi. Dalam membaca terdapat aktivitas atau

proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan atau informasi dalam

bentuk tulisan. Jadi membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan

memahami serta memakanai simbol- simbol. Aktivitas membaca telah

merangsang otak untuk melakukan olah pikir untuk memahami maknya

yang terkandung dalam rangkaian simbol -simbol (tulisan). Semakin

sering seseorang membaca maka semakin tertantang seseorang untuk terus

berpikir terhadap apa yang mereka baca.

6. Pengertian Minat Membaca

Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi melalui

proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur

dan berkesinambungan. Seperti halnya telah penulis uraikan diatas bahwa

minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu

kegiatan atau aktivitas yang ditunjukkan dengan keinginan atau

kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang

menyuruh, dilakukan dengan kesadarannya dan diikuti dengan rasa

senang. Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha - usaha

seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca


yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan

bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri ( Farida

Rahim , 2008: 28)

B. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode secara singkat dikatakan sebagai cara mencapai tujuan.

Purwadaminta ndalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan

bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan tertentu.

Metode merupakan cara, teknik yang digunakan guru dalam

menyampaikan pelajaran. Metode bisa menyangkut pendekatan dan

strategi yang digunakan untuk menyampaikan materi yang mendukung

tujuan pengajaran serta mampu memobilisasi anak didik ( Sriyanti, 2003 :

16 ). Metode mengajar adalah suatu mcara / jalan yang harus dilalui

didalam mengajar. Mengajar adalah menyampaikan bahan pelajaran oleh

orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan

mengembangkannya ( Slameto, 2003 : 65 ). Sedangkan pengajaran atau

pembelajaran merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya proses

belajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses mengalami

suatu yang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran ( Saparudin,

2007 : 4 ).

2. Metode Inquiry
Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran.

Salah satu diantaranya adalah metode inkuiri discovery. Inkuiri discovery

sebenarnya dua metode, akan tetapi dalam penggunaanya selalu bertalian erat dan

selalu depergunakan bersama-sama. Menurut Udin Syaefudin (2008: 169)

mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang dipergunakan

dalam proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui

proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari

mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Tindakan guru bukan

memberikan materi pembelajaran untuk dihafalkan, melainkan merancang

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menemukan sendiri materi yang

harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental seseorang menuju

perkembangan intelektual, mental emosional, dan kemampuan individu yang

utuh. Langkah-langkah sistematis dalam metode inkuiri adalah(1) merumuskan

masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) menguji hipotesis

berdasarkan data yang dikumpulkan, (5) membuat kesimpulan. Pendapat

E.Mulyasa (2007: 108) inkuri berasal dari Inggris “inquiri” yang secara harfiah

berarti penyelidikan. Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan

peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar

melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan serta

membandingakan apa yang peserta didik temukan dengan penemuan lain. Metode

inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan

beberapa kegiatan yaitu (1) Mengajukan


pernyataan-pertanyaan, (2) Merumuskan masalah yang ditemukan, (3)

Merumuskan hipotesis, (4) Merancang dan

melakukan eksperimen, (5) Mengumpulkan dan menganalisis data, (6) Menarik

kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah yaitu objektif, jujur, rasa ingin tahu,

terbuka, berkemanuan dan tanggung jawab. Nurhadi dkk (2004: 43) mengemuka

kan bahwa dalam metode inkuiri peserta didik didorong untuk belajar melalui

keterlibatan aktif dan mengadakan

suatu penelitian (percobaan) untuk menemukan suatu penemuan tertentu. Melalui

inkuiri memacu peserta didik untuk mengetahui serta memotivasi peserta didik

untuk memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan kritis

dalam menganilis informasi. Inkuiri memberikan kepada peserta didik

pengalaman-pengalaman belajar yang nyatadan aktif. Peserta didik dilatih

bagaimana cara memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh

keterampilan.

C. Materi Wakaf dan Hikmahnya


D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan dugaan atau jawaban sementara

terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Suatu penelitian

diperlukan suatu prediksi mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian

yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis tindakan yaitu melalui metode Inquiry dapat

meningkatkan minat membaca siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Karangrejo

Tulungagung Semester II mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diambil dari pendapat

beberapa tokoh yang berkompeten dalam penelitian. Hal itu perlu dilakukan

agar pemahaman tentang PTK tidak menyimpang. Banyak tokoh yang telah

memberikan definisi PTK, salah satunya dikemukakan Hopkins yang dikutip

oleh Kumandar menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan

untuk membantu seseorang dalam situasi darurat dan membantu pencapaian

tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati

bersama ( Kunandar, 2010 : 46 ). PTK juga diartikan sebagai suatu penelitian

yang dilakukan secara reflektif terhadap berbagai tindakan yang

dilakukanoleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu

perencanaan sampai tindakan di dalam kelas ( Sabyantoro, 2009 : 10 ).

Wardani, dkk (2007: 1.3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action

Research yang dilakukan di kelas. Penelitian ini dilakukan melalui proses

kerja kolaborasi dengan pihak lain seperti guru, siswa dan pihak sekolah yang

lain untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik


B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karangrejo Tulungagung,

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D Siswa SMP Negeri 2 Karangrejo

Tulungagung sebanyak 40 siswa (1 kelas).

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto,

2006:19).

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan

yang lazim dilalui, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan

4) refleksi. Menurut Suharsimi (2008: 16) Adapun model dan penjelasan

untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.


Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Perencanaan

Gambar 3.1 Siklus Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Untuk siklus II dalam penelitian tindakan ini direncanakan berdasarkan

hasil refleksi dari siklus I, sehingga masing-masing siklus saling keterkaitan.

Siklus II merupakan modifikasi dari siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan kata lain kekurangan atau kelemahan

yang ditemui pada siklus I dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk

perbaikan pada siklus selanjutnya. Begitupula selanjutnya, apabila pada siklus

II masih terdapat kekurangan dan masih mungkin untuk dilakukan perbaikan

maka akan dilanjutkan pada siklus III.


Uraian tahapan tindakan setiap siklus, sebagai berikut:

1. Tahapan Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan

yang akan dilakukan untuk meningkatkan Minat Membaca Siswa mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam

2. Tahapan Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti

sebagai upaya meningkatkan Minat Membaca Siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

3. Tahapan Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa

selama pembelajaran berlangsung.

4. Tahapan Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan

mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat

dilakukan revisi terhadap proses pembelajaran selanjutnya.

D. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya ( Arikunto, 1999: 151). Lebih lanjut

dikatakan bahwa untuk memperoleh data-data yang diinginkan sesuai dengan

tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan

langkah yang sukar karena data yang salah akan menyebabkan kesimpulan

yang ditarik akan salah juga (Arikunto, 1999: 21).

Agar terhindar dari kesalahan ini, peneliti berupaya untuk mengkaji

secara mendalam terhadap berbagai persoalan yang berkaitan erat dengan

metode pengumpulan data. Pemilihan metode penelitian ini dipengaruhi oleh


beberapa faktor, seperti: obyek penelitian, tujuan penelitian, sampel penelitian,

lokasi, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti dan

teknik analisis data yang digunakan.

Adapun data dalam penelitian ini adalah data tentang :

1. Data tentang hasil prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pokok

bahasan Hadits Kebersihan yang didapatkan dari hasil tugas setiap akhir

pembelajaran selesai (akhir siklus) dengan tujuan untuk mengetahui

efektifitas dari pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Data tentang penggunaan model pembelajaran, yaitu data tentang aktivitas

siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran yang nantinya diperoleh

melalui lembar observasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun bertujuan untuk pengumpulan data

selama pelaksanaan tindakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar observasi.Observasi merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang

akan diteliti. Observasi dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data

mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, sesuai

dengan indikator-indikator pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.


F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui hasil prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam pokok Bahasan Hadits Kebersihan yang dicapai siswa juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas

siswa selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana

yaitu:

1. Untuk menilai hasil belajar bahasa Indonesia siswa

Dengan:

= Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

2. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa


Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa

digunakan rumus sebagai berikut.

Perhitungan

Dengan:

= Nilai rata-rata Kategori

X = Jumlah Skor Pengamatan

N = Jumlah Item yang diamati

Anda mungkin juga menyukai