Anda di halaman 1dari 23

.

Menggosok gigi terlalu keras


Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang keras, ditambah lagi dengan
tekanan yang terlalu kuat saat menggosok gigi, bisa menghilangkan enamel
pelindung gigi secara permanen. Hal inilah yang memicu gigi sensitif dan
lubang gigi, sertanya menyebabkan gusi mundur (menipis). Lebih baik,
gunakan sikat gigi dengan bulu halus, lalu gosok gigi dengan gerakan
memutar selama 2 menit, sedikitnya dua kali sehari. Sikat gigi dengan
kepala yang ramping dapat bergerak dengan mudah di dalam mulut yang
kecil, sedangkan gagang sikat yang panjang lebih mampu menjangkau
geraham belakang daripada yang pendek.

2. Pasta gigi yang salah


Jangan langsung percaya dengan pasta gigi yang diklaim mengandung
berbagai bahan yang bermanfaat. Beberapa pasta gigi, khususnya yang
didesain sebagai “tartar control” bisa menyebabkan abrasi. Pasta gigi yang
mengandung butiran-butiran terasa kasar dapat mengikis enamel gigi dan
menyebabkan gusi menipis. Pasta gigi dengan fluoride sudah cukup untuk
Anda.

3. Tidak menggunakan dental floss


Bakteri pada gigi dapat berkembang menjadi plak, penyebab utama lubang
dan penyakit gusi, dalam 24 jam. Gunakan benang gigi sekali sehari untuk
mengusir plak.

4. Sering minum minuman bersoda


Minuman berkarbonasi, alias minuman bersoda yang mengandung asam
fosforik, yang lama-kelamaan dapat mengikis gigi. Jika kita biasa menikmati
minuman ini, gunakan sedotan untuk meminimalisasi kontak langsung cairan
tersebut dengan gigi. Jangan lupa gosok gigi sesudahnya.

5. Makanan yang meninggalkan noda


Enamel gigi itu seperti spons. Makanan atau minuman yang meninggalkan
noda di piring atau cangkir, seperti kopi, teh, minuman berkola, saus
marinara, atau kecap, juga akan membuat gigi berangsur menjadi kuning.
Mintalah dokter gigi untuk melakukan perawatan laser whitening, bleaching,
atau Prophy Power, prosedur baru dimana sodium bicarbonate(bahan
pemutih yang lembut) dicampur dengan semburan air yang kuat untuk
mengangkat noda tanpa menghilangkan enamel. Pasta gigi dengan pemutih
memang bisa sedikit memutihkan gigi, tetapi cenderung terlalu tajam untuk
enamel.

6. Doyan ngemil yang tidak sehat


Setiap kali kita makan sesuatu, apalagi yang manis atau mengandung
tepung, bakteri yang biasa hidup di dalam mulut akan menciptakan asam
untuk memecah makanan tersebut. Namun asam ini juga bisa menyerang
gigi, menyebabkan gigi rusak. Sebagai gantinya, pilih buah-buahan dan
sayuran yang renyah (seperti apel atau wortel) baik sebagai lauk maupun
sebagai cemilan. Para ahli kesehatan gigi bahkan mempertimbangkan jenis
makanan seperti ini sebagai sikat gigi alami karena efeknya pada plak yang
bagaikan detergen. Mengunyah permen karet tanpa gula juga membantu
mencegah lubang gigi, dengan meningkatkan aliran liur. Liur yang mengalir
akan mengusir bakteri penyebab lubang gigi.

7. Menggunakan gigi sebagai alat bantu


Membuka kantong keripik yang terbuat dari aluminium foil dan
melonggarkan simpul menggunakan gigi ternyata dapat menyebabkan gigi
retak dan pecah, serta merusak perawatan gigi yang sedang dilakukan.
Kebiasaan lain yang merusak gigi adalah mengunyah es batu, cokelat yang
sudah membeku, atau permen.

8. Mengabaikan masalah gigi


Gusi berdarah, dan nafas berbau yang sudah kronis, adalah indikasi adanya
penyakit gusi. Untuk mengatasi bau mulut, minumlah cukup air untuk
menjaga kelembaban mulut, dan membuang kelebihan bakteri dengan
pengerok lidah (banyak dijual di apotek). Untuk mencegah gusi berdarah,
gosok gigi secara teratur dan gunakan benang gigi. Segera ke dokter bila
gejala ini tak juga mereda.

9. Menghindari dokter gigi


Sangat disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dua kali dalam setahun,
namun saran ini tampaknya cenderung diabaikan. Padahal, jika gusi
mengalami masalah, setidaknya kita harus kontrol ke dokter setiap tiga
bulan.

10. Mengabaikan masalah pada bibir


Tak peduli betapa baiknya kondisi gigi Anda, senyum Anda tak akan terlihat
cerah bila bibir dibiarkan kering dan pecah-pecah. Kulit pada bibir, yang lebih
tipis daripada kulit lainnya, cenderung akan kehilangan kelembabannya dan
berubah seiring bertambahnya usia. Menggunakan lip balm dengan
pelembab setiap hari.
Kebiasaan Buruk Pada Anak Yang Dapat Merusak Gigi

Orang tua tentu ingin kesehatan sang anak selalu terjaga dengan baik, termasuk kesehatan gigi.
Kesehatan gigi dan mulut tentu sangat penting bagi setiap orang. Selain berdampak pada estetika,
kerusakan gigi juga dapat berakibat pada tumbuh kembang seseorang, terlebih pada anak-anak.
Anak-anak yang belum bisa memilih makanan yang baik atau tidak, dapat membuat mereka mampu
memakan apapun yang mereka sukai. Jika dibiarkan terus-menerus, mengonsumsi sembarang
makanan dapat menjadi kebiasaan buruk pada anak yang merusak gigi.

Memeriksakan kebersihan gigi dan mulut sejak dini penting adanya. Orang dewasa disarankan untuk
ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, sedangkan anak-anak disarankan untuk ke dokter gigi setiap
tiga sampai empat bulan sekali. Ini karena anak yang masih berada dalam tahap tumbuh kembang,
sehingga dokter dapat melakukan tindakan preventif pada anak jika teridentifikasi masalah gigi.

Melansir CNN Indonesia, pada anak-anak, kerusakan yang kerap terjadi adalah karies (gigi
berlubang) dan maloklusi. Karies sendiri terdiri dari dua jenis yaitu karies susu botol yang biasanya
terjadi pada anak usia di bawah tiga tahun, dan karies rampan pada anak usia di atas tiga tahun.
Sedang maloklusi adalah susunan tak beraturan dari gigi.

Kerusakan gigi pada anak ini tentu tidak terjadi begitu saja dan dalam waktu singkat. Mengutip CNN
Indonesia, ini beberapa kebiasaan buruk pada anak yang dapat merusak gigi.

 Tidak Menyikat Gigi Sesuai Anjuran

Sebagian besar orang Indonesia hanya menyikat gigi saat mandi pagi dan mandi sore, padahal waktu
yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai makan dan sebelum tidur. Hal ini dapat
mengurangi risiko gigi berlubang sebanyak 50 persen. Selain itu juga harus menyikat gigi dengan
cara yang tepat, yaitu dari arah gusi ke gigi, sehingga tidak mengikis gusi. Ketika menyikat gigi atas,
lakukan dari atas ke bawah. Sedangkan ketika menyikat gigi bawah, lakukan dari arah bawah ke
atas. Kemudian untuk gigi geraham harus disikat pada permukaannya.

 Mengisap Ibu Jari

Para orang tua biasanya akan membiarkan sang anak mengisap ibu jari mereka, karena hal ini dapat
membuat anak merasa nyaman dan tidak rewel. Namun ternyata kebiasaan seperti ini dapat
memengaruhi kontur rahang atau terjadinya maloklusi. Tentu saja ini akan berpengaruh pada proses
mengunyah makanan. Penting bagi orang tua untuk segera melarang anak memasukkan ibu jari atau
jari lain pada mulut.

 Minum Susu dari Botol Dot

Pada umumnya, orang tua akan membiarkan anak memimnum susu dari botol dot, padahal
kebiasaan ini dapat membuat gigi anak berlubang dan dapat menyebabkan terjadinya molkulasi.

Ketika menyusui melalui botol dot, mulut akan tertutup, begitu pula dengan lidah, sehingga gigi atas
dan geraham belakang akan terendam oleh susu. Tidak hanya itu, al iran saliva pada mulut pun akan
berkurang sehingga tidak ada cairan pembersih mulut. Proses seperti ini apabila dibiarkan secara
terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama, akan membentuk karies secara bertahap.

Hal ini dapat dicegah dengan beberapa cara. Misalnya, dengan meminum air putih setelah susu, dan
ketika anak sudah memasuki usia dua tahun, mulailah ajari mereka untuk minum susu melalui gelas,
sedotan, atau sendok. tentu saja tidak membiasakan anak minum susu melalui botol dot.

 Mengonsumsi Makanan dan Minuman Berkadar Gula Tinggi


Mengonsumsi makanan dan minuman manis membuat derajat keasaman yang ada pada rongga
mulut meningkat, sehingga memicu terbentuknya plak pada gigi dan produksi asam oleh bakteri juga
semakin sering. Selain itu, email gigi juga menjadi rentan terhadap gigi berlubang. Sebaiknya jangan
terlalu sering memberikan anak makanan dan minuman yang berkadar gula tinggi. Cobalah untuk
memberi makanan dan minuman lain seperti sayuran dan buah-buahan yang dijus yang memiliki gizi
dan vitamin yang juga bermanfaat bagi tubuh kembang anak.

 Menyimpan Makanan Terlalu Lama di Rongga Mulut

Mengemut atau menyimpan makanan di rongga mulut dalam waktu yang lama bisa memicu gigi
berlubang. Hal ini disebabkan karena saat mulut tertutup, produksi saliva akan berkurang. Padahal
masih ada karbohidrat yang tersisa di dalam mulut sehingga bakteri akan memfermentasikannya
menjadi asam. Untuk itu, penting bagi orang tua memberikan makanan padat sesuai tahap
perkembangan usia anak. Misalnya, dengan membuat makanan yang tidak terlalu lembut atau
bertekstur.

 Menggigit Kuku, Pensil, atau Benda Keras Lain

Selain memengaruhi kontur rahang, kebiasaan menggigit benda keras juga bisa membuat gigi
mengalami fraktur atau keretakan. Biasanya, anak yang gemar menggigit-gigit benda akan
mengalami crossbite, yaitu posisi gigi bawah yang lebih maju ketimbang gigi atas.

Untuk menghindarinya, orang tua bisa terus mengingatkan anak agar tidak memasukkan benda asing
selain makanan dan minuman ke dalam mulut.

 Tidak Memeriksakan Gigi Secara Rutin

Sejak anak masih berusia dini, orang tua seharusnya sudah membiasakan untuk berkunjung ke
dokter gigi agar anak terbiasa hingga dewasa. Berdasarkan Survey Nasional yang bekerja sama
dengan Pepsodent, PDGI, dan IPKESGIMI pada 2015-2016, sebanyak 60,4 persen orang tua hanya
akan mengajak anak ke dokter gigi apabila telah terjadi masalah pada gigi si anak. Pada anak-anak
disarankan untuk ke dokter gigi setiap tiga sampai empat bulan sekali. Ini karena anak yang masih
berada dalam tahap tumbuh kembang, sehingga dokter dapat melakukan tindakan preventif pada
anak jika teridentifikasi masalah gigi.
1. Merokok

Tak hanya mengganggu kesehatan tubuh, merokok juga dapat merusak gigi dan mulut.
Kandungan rokok yang berupa tembakau, tar, nikotin, karbon monoksida, amonia dan lainnya
bisa mengiritasi rongga mulut saat dikonsumsi karena adanya pembakaran.

Kebiasaan merokok juga merupakan salah satu pencetus timbulnya gangguan serta penyakit
rongga mulut. Gangguan tersebut berupa gigi yang berubah warna, peradangan pada gusi, serta
bau mulut hingga penyakit kanker pada mulut.

2. Bernapas dengan mulut

Kebiasaan ini sering kali muncul karena adanya gangguan pada jalan napas atau hidung yang
tersumbat. Misalnya karena kelainan anatomi hidung atau penyakit-penyakit hidung, seperti polip
hidung, sinusitis, rinitis kronis, dan pembesaran tonsil di belakang hidung.

Dampak yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan ini adalah rahang atas yang menjadi sempit
sehingga menyebabkan gigi akan berjejal atau tidak beraturan, peradangan pada gusi, serta bau
mulut yang tidak sedap.

3. Konsumsi minuman soda

Minuman yang sering disebut minuman berkarbonasi ini memiliki dampak buruk terhadap
kesehatan gigi. Kandungan asam, gula dan karbonasi yang terdapat dalam minuman ini dapat
mempercepat pertumbuhan bakteri yang dapat merusak gigi.

Selain itu, kandungan tersebut juga mempercepat terjadinya proses pengikisan lapisan enamel
gigi yang merupakan lapisan luar pelindung gigi. Lapisan enamel gigi yang terkikis dapat
menyebabkan gigi menjadi sensitif dan mudah berlubang.

4. Menggemeretakkan gigi

Kebiasaan ini sering juga disebut bruxism. Bruxism sering kali dipicu oleh stres, kecemasan dan
juga frustrasi. Umumnya kebiasaan ini terjadi pada malam hari di saat sedang tidur dan tidak
disadari oleh penderitanya.

Bruxism mengakibatkan kerusakan pada lapisan atau permukaan gigi yang membuat gigi
menjadi sensitif serta dapat menimbulkan gangguan pada sendi rahang. Kebiasaan buruk ini
juga bisa mengganggu orang-orang di sekitar Anda (karena suara gemeretaknya, apalagi jika
terjadi pada malam hari saat semua orang tidur).

5. Mengunyah hanya pada satu sisi

Kebiasaan mengunyah pada satu sisi dapat berisiko menimbulkan gangguan pada sendi rahang,
rasa sakit pada rahang, hingga sakit kepala/migrain. Hal ini disebabkan karena otot-otot
pengunyahan tidak bekerja secara seimbang dan sendi pada sisi yang dipakai mengunyah
bekerja secara berlebihan sehingga dapat mencederai struktur sendi dan otot terkait.

6. Tidak rutin ke dokter gigi


Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah penting. Tak sedikit orang yang
datang ke dokter gigi saat gigi sudah berlubang besar dan tidak dapat dipertahankan lagi.
Padahal jika Anda rutin memeriksakan gigi, hal tersebut dapat dicegah. Mulailah rutin
memeriksakan gigi Anda setidaknya 6 bulan sekali.

Anda dapat mencegah kerusakan pada gigi dan mulut dengan menghindari enam kebiasaan di
atas. Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda dengan menyikat gigi
secara teratur. Dengan begitu, gigi dan mulut Anda akan selalu kuat serta bebas dari masalah.
rai alfiah
Kamis, 03 November 2016

satpel kebiasaan buruk


Bidang Studi : Pendidikan Kesehatan Gigi

Pokok Bahasan : Kebiasaan Buruk

Sasaran : Kelas V SD

Tempat : SDN Pangkal Asih

Waktu : 40 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami kebiasaan buruk

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan tentang kebiasaan buruk, macam macam kebiasaan buruk, dan cara mengatasinya

C. Indikator

1. Mampu menyebutkan pengertian kebiasaan buruk

2. Menyebutkan 3 dari 6 macam kebiasaan buruk

3. Mampu menguraikan 3 dari 6 akibat kebiasaan buruk

4. Mampu menjelaskan kembali 2 dari 4 cara mengatasi akibat kebiasaan buruk

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk, diharapkan sasaran dapat

1. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menyebutkan
pengertian kebiasaan buruk
2. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menyebutkan secara
singkat macam kebiasaan buruk

3. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menguraikan akibat
kebiasaan buruk

4. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menyebutkan kembali
cara mengatasi akibat dari kebiasaan buruk

E. Materi Ajar

1. Pengertian kebiasaan buruk

2. Macam macam kebiasaan buruk

3. Akibat dari kebiasaan buruk

4. Cara mengatasi akibat dari kebiasaan buruk

F. Materi

1. Pengertian kebiasaan buruk

Kebiasaan merupakan suatu hal yang sering kamu lakukan dan saking seringnya kamu gak perlu
mikir lagi untuk melakukannya, semua berjalan dengan sendirinya. Suatu kebiasaan akan disebut
sebagai kebiasaan buruk apabila menimbulkan efek yang tidak baik. (Rahmadhan, Ardyan Gilang,
2010 : 47)

2. Macam macam kebiasaan buruk

a. Menghisap jari

b. Mengunyah makanan di satu sisi

c. Menggigit benda keras

d. Merobek atau membuka sesuatu dengan ggi

e. Bruxism

f. Tongue thrusting

3. Akibat kebiasaan buruk

a. Gangguan berbicara
b. Kelainan sendi rahang

c. Penumpukan karang gigi

d. Atrisi

e. Fraktur pada mahkota

f. Susunan gigi depan tidak teratur

4. Cara mengatasi akibat dari kebiasaan buruk

a. Melakukan aktifitas yang menarik

b. Scaling

c. Myotherapi

d. Perawatan orthodontik

G. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

H. Alat Bantu Peraga

1. Power point

2. Model rahang
I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan
Materi Metode Alat Peraga Waktu
Penyuluh Sasaran

Penyuluhan Memberikan salam Menjawab

Memperkenalkan Menyimak
diri
Ceramah 5 menit

Dan Papan tulis


Menjelaskan
maksud dan tujuan Menyimak Tanya jawab

Apersepsi
Menjawab

Penyampaian Memberikan Menyimak


Materi ke 1 penyuluhan tentang Tanya jawab
pengertian
kebiasaan buruk Dan Power 3 menit

Ceramah Point

Ceramah 7 menit
Menjelaskan macam
Penyampaian
macam kebiasaan Dan
Materi ke 2 Menyimak
buruk Power
Tanya jawab
point
Ceramah dan tanya
jawab
Menyimak
Menjelaskan akibat 8 menit
Penyampaian dari kebiasaan buruk
materi ke 3 Power
point

Menjelaskan cara Menyimak Ceramah 8 menit


mengatasi akibat
Penyampaian dari kebiasaan buruk Power
materi ke 4 point

Evaluasi Mengerjakan
Soal evaluasi Soal tertulis
dengan pertanyaan
terbuka 7 menit

Penutup
Merangkum materi Menyimak

Ceramah

Menyampaikan Menyimak
harapan

5 menit

Salam perpisahan Menjawab


salam

J. Evaluasi

Pre test dilakukan secara lisan dan post test dilakukan secara tertulis.

Penyuluh memberikan pertanyaan, sasaran menyimak dan menjawab pertanyaan dari penyuluh.

Tertulis :

1. Apa yang dimaksud dengan kebiasaan buruk?

2. Sebutkan 3 macam kebiasaan buruk!

3. Jelaskan 3 akibat kebiasaan buruk secara singkat!

4. Jelaskan 3 cara mengatasi akibat kebiasaan buruk!

PREDIKAT :

Buruk : Hanya 1 jawaban saja yang benar

Sedang : 2 jawaban yang benar

Baik : Lebih dari 2 jawaban benar

K. Sumber

Djamil, Sadono Melanie, Dr. Drg. 2011. A-Z Kesehatan Gigi. Solo : Metagrap

Maulani, Chaerita Drg dan Jubilee Enterprise. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo

Rahmadhan, Gilang Ardyan. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Bukune

Kusumawrdani, Endah. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta : Siklus
Suryawati, Ni Putu, Drg. 2010. 100 Pertanyaan Penting Perawatan Gigi Anak. Jakarta : PT. Dian
Rakyat
Lampiran

Pengembangan Materi

A. Pengertian Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk merupakan sesuatu yang biasa dikerjakan oleh seorang individu dan dilakukan
secara berulang untuk hal yang sama hingga menimbulkan akibat yang buruk.

B. Macam Macam Kebiasaan Buruk

1. Menghisap Jari

Menghisap ibu jari (thumb sucking) merupakan kebiasaan yang sering dilakukan pada bayi
dan anak anak. Namun biasanya, pada usia tertentu kebiasaan tersebut akan hilang dengan
sendirinya. Jika kebiasaan tersebut berlanjut dan dilakukan tanpa sadar sampai menginjak usia gigi
tetap, tentu akan membuat susunan gigi anak menjadi tidak beraturan serta palatal(lagit langit
rongga mulut) memiliki bentuk tidak normal (melengkung tajam ke atas).

Keadaan tersebut disebabkan tekanan jari jempol pada langit langit yang terus menerus,
terutama akibat daya mengemut dengan bantuan tekanan bibir bawah dan lidah. Tingkat
keparahannya sangat bergantung pada frekuensi menghisap ibu jari, intensitas (lemah, sedang, atau
keras), serta lamanya (mulai kapan dilakukan).

2. Mengunyah makanan di satu sisi

Beberapa orang diantara kita mengunyah makanan dengan satu sisi, baik dengan bagian kanan
ataupun kiri. Kebiasaan ini bisa disebabkan karena gigi disalah satu sisi terasa sakit atau tidak
nyaman apabila dipakai makan, atau hanya karena sudah menjadi kebiasaan dari kecil sehingga jika
mengunyah makanan di kedua sisi terasa nyaman. Jika kebiasaan ini dilakukan karena terdapat
masalah pada gigi disalah satu sisi rahang misalnya karena gigi berlubang kita bisa melakukan
perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi dapat digunakan untuk dipakai mengunyah. Tetapi,
jika tidak ada masalah maka biasakanlah mengunyah makanan dengan kedua sisi rahang secara
bersamaan.

3. Menggigit benda keras

Salah satu fungsi gigi adalah untuk menggit dan mengunyah tetapi bukan untuk menggit benda keras
seperti pensil, pulpen, kuku, jarum pentul, jarum jahit dll. Kebiasaan ini membuat permukaan
kunyah gigi menjadi terkikis bahkan bisa menimbulkan keretakan pada struktur gigi.

4. Merobek atau membuka sesuatu dengan gigi


Kebiasaan membuka tutup botol, merobek kemasan makanan, atau memotong lebel baju
menggunakan gigi merupakan kebiasaan dari kebanyakan orang yang sering kali dilakukan tanpa
mereka sadari. Hal ini berdampak negatif terhadap gigi dengan kerusakan tertentu seperti
frakturnya mahkota gigi.

5. Bruxism

Bruxism adalah beradunya gigi-gigi rahang atas dengan gigi-gigi rahang bawah sampai menimbulkan
bunyi seperti derit engsel pintu. Kebiasaan buruk ini dikenal pula dengan istilah mengerat. Gangguan
ini biasanya timbul saat penderita mulai tertidur. Orang yang mengalami bruxism disebut
bruxomania. Dengan bruxism permukaan kunyah gigi akan mengalami abrasi pada persendiaan
rahang dan jaringan penyangga gigi. Gejala lain yang bisa timbul selain bunyi berdelenging adalah
timbul gejala clicking sound (bunyi kletak kletuk) saat mulut dibuka tutup serta gejala persendiaan
lainnya. Kita dapat mencegah hal ini dengan menggunakan night guard yaitu semacam sendok cetak
rahang perorangan yang dibuat sesuai ukuan rahang pengguna sehingga saat tidur malam, gigi yang
saling beradu tidak langsung kontak dan trauma jaringan gigi dapat diminimalisir.

6. Tongue Thrusting

Tongue thrusting yaitu suatu kebiasaan menjulurkan lidah kedepan dan menekan gigi seri
pada waktu istirahat, selama berbicara atau menelan. Gerakan menelan dengan posisi lidah
menjulur akan menyebabkan gigi seri terus menerus terdorong ke arah depan dan ke arah bibir
sehingga gigi-gigi seri akan terdorong maju. Kebiasaan ini bisa timbul antara lain karena adanya
pembesaran amandel, bernafas melalui mulut, lengkung gigi atas yang menyempit, lidah yang besar,
atau karena aspek psikologis.

Adanya tongue thrusting ini memungkinkan terjadinya ketidak seimbangan otot-otot


disekitar lengkung gigi dan otot-otot mulut, sehingga mempengaruhi posisi gigi. Pada umumnya
penderita tongue thrust menampilkan ciri tertentu pada ekspresi wajah saat menelan yaitu bibir
menutup dan otot-otot sekeliling mulut menegang pada posisi istirahat kedua bibir dan lidah
menutupi permukaan gigi bawah atau lidah menjulur ke depan. Tongue thrusting dapat diketahui
dengan alat khusus bernama linguometer yang dimasukan kedalam mulut pasien.

C. Akibat dari Kebiasaan Buruk

1. Gangguan berbicara

Gangguan berbicara merupakan akibat dari menghisap jari yang dilakukan oleh anak. Hal ini
disebabkan karena letak gigi yang cenderung mendongos sehingga mengganggu proses berbicara.

2. Kelainan sendi rahang

Sendi rahang merupakan sendi yang paling kompleks dalam tubuh manusia. Sendi rahang
bertanggung jawab untuk melakukan berbagai macam gerakan rahang bawah sperti maju mundur,
ke kiri ke kanan, dan membuka menutup mulut. Jika terjadi gangguan pada sendi rahang dan otot-
otot pengunyahan, dapat dikatakan bahwa telah menderita kelainan sendi rahang atau dikenal
dengan istilah temporomandibular disorder.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya kelainan
pada sendi rahang yaitu Trauma pada sendi rahang. Dapat karena sendi rahang kena tonjokan
ataupun akibat kebiasaan buruk bruxism. Stres yang mengakibatkan otot-otot rahang tegang dan
sering berkontraksi. Susunan gigi yang tidak teratur (maloklusi) atau ada gigi yang mengganjal saat
digigitkan. Radang pada sendi rahang (arthritis). Tumor pada sendi rahang.Selain itu,kebiasaan
mengunyah pada satu sisi rahang. Biasanya diakibatkan karena salah satu sisi sudah tidak ada
giginya, atau karena sisi tersebut terasa sakit atau tidak nyaman saat dipakai mengunyah.

3. Penumpukan karang gigi

Penumpukan karang gigi terjadi karena sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah, kelenjar air
liurnya lebih pasif maka plak akan lebih menumpuk di sisi yang jarang dipakai mengunyah akhirnya
karang gigi lebih mudah terbentuk di sisi ini

4. Atrisi

Merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi (email ataupun dentin) akibat gesekan antar
permukaan gigi. Disebut juga keausan permukaan oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan
dengan gerakan-gerakan pengunyahan.

5. Fraktur pada mahkota

Fraktur dental atau patah gigi adalah hilangnya atau lepasnya sebagian gigi dari gigi utuh yang
biasanya disebabkan oleh trauma, benturan, atau menggigit benda keras

6. Susunan gigi depan tidak teratur

Susunan gigi depan tidak teratur diakibatkan karena kebiasaan mendorong gigi dengan lidah.

D. Cara mengatasi akibat kebiasaan buruk

1. Melakukan aktifitas yang menarik

Lakukan aktifitas yang disenangi dengan melibatkan kedua tangan agar melupakan kebiasaan
menghisap jari

2. Scaling

Scaling adalah cara untuk menghilangkan karang gigi yang melekat pada permukaan gigi sebagai
akibat dari mengunyah di satu sisi. Jika kebiasaan mengunyah satu sisi dilakukan karena terdapat
masalah pada gigi disalah satu sisi rahang misalnya karena gigi berlubang kita bisa melakukan
perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi dapat digunakan untuk dipakai mengunyah. Tetapi,
jika tidak ada masalah maka biasakanlah mengunyah makanan dengan kedua sisi rahang secara
bersamaan.

3. Myotherapi

Myotherapi merupakan latihan otot otot lidah dan mulut untuk meletakkan lidah pada waktu
menelan dan istirahat pada posisi yang benar. Terapi ini dilakukan pada anak yang memiliki
kebiasaan tounge thrusting
4. Perawatan orthodonti

Perawatan ortodonti adalah suatu usaha untuk melakukan koreksi terhadap posisi gigi yang salah.
Misalnya gigi berjejal, gigi jarang, gigi maju/tonggos atau gigi cameuh/cakil, gigitan terbuka, dan lain-
lain. Posisi gigi yang tidak baik seringkali menyebabkan estetika wajah menjadi kurang menarik dan
mengurangi kepercayaan diri seseorang. Perawatan ini bisa dilakukan pada gigi yang tidak berada
pada tempatnya sebagai akibat dari kebiasaan toung thursting.
Lampiran II

Narasi

Assalamualaikum wr.wb. Halo adik-adik, selamat pagi..

Apa kabar kalian hari ini ? Mudah-mudahan sehat selalu. kakak datang kesini ingin
memberikan beberapa pengetahuan buat adik-adik yang kakak dapatkan tentang kesehatan gigi
khususnya tentang kebiasaan buruk Sebelumnya kakak ingin menanyakan terlebih dahulu kepada
adik-adik, apakah ada yang tahu apa itu kebiasaan buruk itu apa ?

Baiklah, kakak akan jelaskan ya apa itu kebiasaan buruk. Kebiasaan merupakan suatu hal
yang sering kamu lakukan dan saking seringnya kamu gak perlu mikir lagi untuk melakukannya,
semua berjalan dengan sendirinya. Suatu kebiasaan akan disebut sebagai kebiasaan buruk apabila
menimbulkan efek yang tidak baik.

Menghilangkan kebiasaan buruk sama pentingnya dengan memelihara kebiasaan baik.


Namun, banyak juga orang yang tidak tahu bahwa kebiasaan yang kita atau mereka lakukan adalah
kebiasaan buruk. Mereka merasa kebiasaan mereka tidak bermasalah karena akibabnya tidak
langsung terjadi. Mungkin menghilangkan suatu kebiasaan buruk bukanlah hal yang mudah tapi itu
bukan hal yang tidak dapat dihilangkan. Berikut ini ada beberapa macam macam kebiasaan buruk
yang mempengaruhi kerusakan kesehatan gigi, akibat dari kebiasaan buruk dan bagaimana sih cara
mengatasi kebiasaan buruk tersebut semua akan dijelaskan oleh kakak.
Macam-macam kebiasaan buruk itu terdiri dari menghisap jari, mengunyah makanan disatu
sisi, menggigit benda keras, merobek atau membuka sesuatu dengan gigi, bruxism dan yang terakhir
ada tongue thrusting. Menghisap ibu jari atau thumb sucking merupakan kebiasaan yang sering
dilakukan pada bayi dan anak anak. Namun biasanya, pada usia tertentu kebiasaan tersebut akan
hilang dengan sendirinya. Jika kebiasaan tersebut berlanjut dan dilakukan tanpa sadar sampai
menginjak usia gigi tetap, tentu akan membuat susunan gigi anak menjadi tidak beraturan serta
palatal (langit langit rongga mulut) memiliki bentuk tidak normal (melengkung tajam ke atas).

Keadaan tersebut disebabkan tekanan jari jempol pada langit langit yang terus menerus,
terutama akibat daya mengemut dengan bantuan tekanan bibir bawah dan lidah. Tingkat
keparahannya sangat bergantung pada frekuensi menghisap ibu jari, intensitas (lemah, sedang, atau
keras), serta lamanya (mulai kapan dilakukan). Yang kedua macam-macam kebiasaan buruk
mengunyah makanan di satu sisi. Beberapa orang diantara kita mengunyah makanan dengan satu
sisi, baik dengan bagian kanan ataupun kiri. Kebiasaan ini bisa disebabkan karena gigi disalah satu
sisi terasa sakit atau tidak nyaman apabila dipakai makan, atau hanya karena sudah menjadi
kebiasaan dari kecil sehingga jika mengunyah makanan di kedua sisi terasa nyaman. Jika kebiasaan
ini dilakukan karena terdapat masalah pada gigi disalah satu sisi rahang misalnya karena gigi
berlubang kita bisa melakukan perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi dapat digunakan untuk
dipakai mengunyah. Tetapi, jika tidak ada masalah maka biasakanlah mengunyah makanan dengan
kedua sisi rahang secara bersamaan.

Lalu, yang ketiga menggigit benda keras. Salah satu fungsi gigi adalah untuk menggit dan
mengunyah tetapi bukan untuk menggit benda keras seperti pensil, pulpen, kuku, dll. Kebiasaan ini
membuat permukaan kunyah gigi menjadi terkikis bahkan bisa menimbulkan keretakan pada
struktur gigi. Yang keempat, merobek atau membuka sesuatu dengan gigi. Kebiasaan membuka
tutup botol, merobek kemasan makanan, atau memotong lebel baju menggunakan gigi merupakan
kebiasaan dari kebanyakan orang yang sering kali dilakukan tanpa mereka sadari. Hal ini berdampak
negatif terhadap gigi dengan kerusakan tertentu seperti frakturnya mahkota gigi.

Selanjutnya yaitu bruxism. Sebelumnya adik-adik tahu apakah itu bruxism ? atau
sebelumnya adik-adik pernah mendengar ? Bruxism adalah beradunya gigi-gigi rahang atas dengan
gigi-gigi rahang bawah sampai menimbulkan bunyi seperti derit engsel pintu. Kebiasaan buruk ini
dikenal pula dengan istilah mengerat. Gangguan ini biasanya timbul saat penderita mulai tertidur.
Orang yang mengalami bruxism disebut bruxomania.

Dengan bruxism permukaan kunyah gigi akan mengalami abrasi pada persendiaan rahang
dan jaringan penyangga gigi. Gejala lain yang bisa timbul selain bunyi berdelenging adalah timbul
gejala clicking sound (bunyi kletak kletuk) saat mulut dibuka tutup serta gejala persendiaan lainnya.
Kita dapat mencegah hal ini dengan menggunakan night guard yaitu semacam sendok cetak rahang
perorangan yang dibuat sesuai ukuan rahang pengguna sehingga saat tidur malam, gigi yang saling
beradu tidak langsung kontak dan trauma jaringan gigi dapat diminimalisir.

Dan yang terakhir tongue thrusting. Tongue thrusting yaitu suatu kebiasaan menjulurkan
lidah kedepan dan menekan gigi seri pada waktu istirahat, selama berbicara atau menelan. Gerakan
menelan dengan posisi lidah menjulur akan menyebabkan gigi seri terus menerus terdorong ke arah
depan dan ke arah bibir sehingga gigi-gigi seri akan terdorong maju. Kebiasaan ini bisa timbul antara
lain karena adanya pembesaran amandel, bernafas melalui mulut, lengkung gigi atas yang
menyempit, lidah yang besar, atau karena aspek psikologis.

Adanya tongue thrusting ini memungkinkan terjadinya ketidak seimbangan otot-otot


disekitar lengkung gigi dan otot-otot mulut, sehingga mempengaruhi posisi gigi. Pada umumnya
penderita tongue thrust menampilkan ciri tertentu pada ekspresi wajah saat menelan yaitu bibir
menutup dan otot-otot sekeliling mulut menegang pada posisi istirahat kedua bibir dan lidah
menutupi permukaan gigi bawah atau lidah menjulur ke depan. Tongue thrusting dapat diketahui
dengan alat khusus bernama linguometer yang dimasukan kedalam mulut pasien.

Nah adik-adik, jadi sudah jelas dengan apa yang kakak jelaskan tadi ya. Jadi macam-macam
kebiasaan buruk yang kakak tadi jelaskan itu ada enam. Segala sesuatu yang kita lakukan itu pasti
ada akibatnya ya. Nah sekarang apa sih akibat dari kebiasaan buruk yang tadi kakak jelaskan. Akibat
dari kebiasaan buruk itu diantaranya gangguan berbicara, kelainan sendi rahang, penumpukan
karang gigi, atrisi, fraktur pada mahkota, dan susunan gigi depan tidak beraturan.

Sekarang kakak akan menjelaskan satu-satu yah adik-adik tentang akbibat dari kebiasaan
buruk. Pertama, gangguan berbicara merupakan akibat dari menghisap jari yang dilakukan oleh
anak. Hal ini disebabkan karena letak gigi yang cenderung mendongos sehingga mengganggu proses
berbicara. Kedua, kelainan sendi rahang merupakan sendi yang paling kompleks dalam tubuh
manusia. Sendi rahang bertanggung jawab untuk melakukan berbagai macam gerakan rahang bawah
sperti maju mundur, ke kiri ke kanan, dan membuka menutup mulut. Jika terjadi gangguan pada
sendi rahang dan otot-otot pengunyahan, dapat dikatakan bahwa telah menderita kelainan sendi
rahang atau dikenal dengan istilah temporomandibular disorder.

Berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya kelainan
pada sendi rahang yaitu Trauma pada sendi rahang. Dapat karena sendi rahang kena tonjokan
ataupun akibat kebiasaan buruk bruxism. Selain itu,kebiasaan mengunyah pada satu sisi rahang.
Biasanya diakibatkan karena salah satu sisi sudah tidak ada giginya, atau karena sisi tersebut terasa
sakit atau tidak nyaman saat dipakai mengunyah.

Akibat yang selanjutnya yaitu penumpukan karang gigi yang terjadi karena sisi yang tidak
digunakan untuk mengunyah, kelenjar air liurnya lebih pasif maka plak akan lebih menumpuk di sisi
yang jarang dipakai mengunyah akhirnya karang gigi lebih mudah terbentuk di sisi ini. Lalu
ketiga, atrisi. Adik-adik tahu apa itu atrisi ? Atrisi merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi
(email ataupun dentin) akibat gesekan antar permukaan gigi. Disebut juga keausan permukaan
oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan dengan gerakan-gerakan pengunyahan. Keempat,
fraktur pada mahkota yang sering juga disebut fraktur dental atau patah gigi adalah hilangnya atau
lepasnya sebagian gigi dari gigi utuh yang biasanya disebabkan oleh trauma, benturan, atau
menggigit benda keras. Dan akibat kebiasaan buruk yang terakhir adalah susunan gigi depan tidak
teratur yang diakibatkan karena kebiasaan mendorong gigi dengan lidah.

Baiklah, sekarang adik-adik sudah tahu kan akibat dari kebiasaan buruk ? Adik-adik semua
jangan khawatir karena semua itu bisa dihilangkan. Bagaimana sih cara mengatasi kebiasaan buruk
itu ?
Mengatasi kebiasaan buruk bisa dengan cara melakukan aktifitas yang menarik.Lakukan
aktifitas yang disenangi dengan melibatkan kedua tangan agar melupakan kebiasaan menghisap jari.
Lalu yang kedua dengan cara scalling. Apa sih scalling itu ? Scaling adalah cara untuk menghilangkan
karang gigi yang melekat pada permukaan gigi sebagai akibat dari mengunyah di satu sisi. Jika
kebiasaan mengunyah satu sisi dilakukan karena terdapat masalah pada gigi disalah satu sisi rahang
misalnya karena gigi berlubang kita bisa melakukan perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi
dapat digunakan untuk dipakai mengunyah. Tetapi, jika tidak ada masalah maka biasakanlah
mengunyah makanan dengan kedua sisi rahang secara bersamaan.

Bisa juga dengan cara myotherapi, myotherapi merupakan latihan otot otot lidah dan mulut
untuk meletakkan lidah pada waktu menelan dan istirahat pada posisi yang benar. Terapi ini
dilakukan pada anak yang memiliki kebiasaan tounge thrusting dan yang terakhir dengan cara
melakukan perawatan orthodontik. Mungkin perawatan orthodontik itu sudah pamiliar. Perawatan
orthodontik itu pemasangan kawat gigi atau behel gigi. Perawatan ortodonti adalah suatu usaha
untuk melakukan koreksi terhadap posisi gigi yang salah. Misalnya gigi berjejal, gigi jarang, gigi
maju/tonggos atau gigi cameuh/cakil, gigitan terbuka, dan lain-lain. Posisi gigi yang tidak baik
seringkali menyebabkan estetika wajah menjadi kurang menarik dan mengurangi kepercayaan diri
seseorang. Perawatan ini bisa dilakukan pada gigi yang tidak berada pada tempatnya sebagai akibat
dari kebiasaan toung thursting.

Nah kakak sudah menjelaskan tentang kebiasaan buruk itu apa dan seperti apa. Adik-adik
mengerti ? Jika masih ada yang belum jelas atau kalau adik-adik ingin bertanya silahkan jangan ragu-
ragu ya. Coba disini siapa yang ingin bertanya ?

Baiklah kalau kalian sudah mengerti, sekarang kakak akan memberikan kalian beberapa
pertanyaan ya. Ini seputar apa yang kakak jelaskan tadi tentang karang gigi. Gak bakalan masuk nilai
ko adik-adik tenang saja ya, ini hanya untuk mengetahui tingkat kepahaman adik-adik tentang
materi yang sudah kakak ajarkan. Nah, sekarang keluarkan kertas selembar ya dan catat
pertanyaannya baik-baik.

1. Apa yang dimaksud dengan kebiasaan buruk?

2. Sebutkan 3 macam kebiasaan buruk!

3. Jelaskan 3 akibat kebiasaan buruk secara singkat!

4. Jelaskan 3 cara mengatasi akibat kebiasaan buruk!

Jadi adik-adik, dengan kebiasaan buruk yang kita lakukan setiap hari akan menimbulkan
akibat negatif bagi kita seperti yang telah kita ketahui bersama seperti patahnya gigi, penumpukan
karang gigi, susunan gigi yang tidak beraturan dll.

Baiklah adik-adik, hanya itu saja yang bisa kakak sampaikan adalah sebagian kecil ilmu yang
kakak dapatkan dan semoga dengan diamalkan seperti ini dapat bermanfaat. Kakak berharap adik-
adik setelah mendapat penyuluhan ini dapat lebih menjaga kesehatan gigi agar tidak timbul hal
negatif dari kebiasaan buruk yang dilakukan. Semoga penjelasan dari kakak dapat dipahami dan
tidak hanya sampai disini ya.
Nah sekarang materinya sudah selesai, mohon maaf apabila dalam penyampaian materinya
banyak yang salah atau tidak berkenan di hati adik-adik semua.

Wassalamualaikum wr.wb.

Diposting oleh Rai Alfiah di 00.40

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Rai Alfiah
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2016 (2)
o ▼ November (2)
 satpel kebiasaan buruk
 Satpel Halitosis (CST)
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai