Orang tua tentu ingin kesehatan sang anak selalu terjaga dengan baik, termasuk kesehatan gigi.
Kesehatan gigi dan mulut tentu sangat penting bagi setiap orang. Selain berdampak pada estetika,
kerusakan gigi juga dapat berakibat pada tumbuh kembang seseorang, terlebih pada anak-anak.
Anak-anak yang belum bisa memilih makanan yang baik atau tidak, dapat membuat mereka mampu
memakan apapun yang mereka sukai. Jika dibiarkan terus-menerus, mengonsumsi sembarang
makanan dapat menjadi kebiasaan buruk pada anak yang merusak gigi.
Memeriksakan kebersihan gigi dan mulut sejak dini penting adanya. Orang dewasa disarankan untuk
ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, sedangkan anak-anak disarankan untuk ke dokter gigi setiap
tiga sampai empat bulan sekali. Ini karena anak yang masih berada dalam tahap tumbuh kembang,
sehingga dokter dapat melakukan tindakan preventif pada anak jika teridentifikasi masalah gigi.
Melansir CNN Indonesia, pada anak-anak, kerusakan yang kerap terjadi adalah karies (gigi
berlubang) dan maloklusi. Karies sendiri terdiri dari dua jenis yaitu karies susu botol yang biasanya
terjadi pada anak usia di bawah tiga tahun, dan karies rampan pada anak usia di atas tiga tahun.
Sedang maloklusi adalah susunan tak beraturan dari gigi.
Kerusakan gigi pada anak ini tentu tidak terjadi begitu saja dan dalam waktu singkat. Mengutip CNN
Indonesia, ini beberapa kebiasaan buruk pada anak yang dapat merusak gigi.
Sebagian besar orang Indonesia hanya menyikat gigi saat mandi pagi dan mandi sore, padahal waktu
yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai makan dan sebelum tidur. Hal ini dapat
mengurangi risiko gigi berlubang sebanyak 50 persen. Selain itu juga harus menyikat gigi dengan
cara yang tepat, yaitu dari arah gusi ke gigi, sehingga tidak mengikis gusi. Ketika menyikat gigi atas,
lakukan dari atas ke bawah. Sedangkan ketika menyikat gigi bawah, lakukan dari arah bawah ke
atas. Kemudian untuk gigi geraham harus disikat pada permukaannya.
Para orang tua biasanya akan membiarkan sang anak mengisap ibu jari mereka, karena hal ini dapat
membuat anak merasa nyaman dan tidak rewel. Namun ternyata kebiasaan seperti ini dapat
memengaruhi kontur rahang atau terjadinya maloklusi. Tentu saja ini akan berpengaruh pada proses
mengunyah makanan. Penting bagi orang tua untuk segera melarang anak memasukkan ibu jari atau
jari lain pada mulut.
Pada umumnya, orang tua akan membiarkan anak memimnum susu dari botol dot, padahal
kebiasaan ini dapat membuat gigi anak berlubang dan dapat menyebabkan terjadinya molkulasi.
Ketika menyusui melalui botol dot, mulut akan tertutup, begitu pula dengan lidah, sehingga gigi atas
dan geraham belakang akan terendam oleh susu. Tidak hanya itu, al iran saliva pada mulut pun akan
berkurang sehingga tidak ada cairan pembersih mulut. Proses seperti ini apabila dibiarkan secara
terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama, akan membentuk karies secara bertahap.
Hal ini dapat dicegah dengan beberapa cara. Misalnya, dengan meminum air putih setelah susu, dan
ketika anak sudah memasuki usia dua tahun, mulailah ajari mereka untuk minum susu melalui gelas,
sedotan, atau sendok. tentu saja tidak membiasakan anak minum susu melalui botol dot.
Mengemut atau menyimpan makanan di rongga mulut dalam waktu yang lama bisa memicu gigi
berlubang. Hal ini disebabkan karena saat mulut tertutup, produksi saliva akan berkurang. Padahal
masih ada karbohidrat yang tersisa di dalam mulut sehingga bakteri akan memfermentasikannya
menjadi asam. Untuk itu, penting bagi orang tua memberikan makanan padat sesuai tahap
perkembangan usia anak. Misalnya, dengan membuat makanan yang tidak terlalu lembut atau
bertekstur.
Selain memengaruhi kontur rahang, kebiasaan menggigit benda keras juga bisa membuat gigi
mengalami fraktur atau keretakan. Biasanya, anak yang gemar menggigit-gigit benda akan
mengalami crossbite, yaitu posisi gigi bawah yang lebih maju ketimbang gigi atas.
Untuk menghindarinya, orang tua bisa terus mengingatkan anak agar tidak memasukkan benda asing
selain makanan dan minuman ke dalam mulut.
Sejak anak masih berusia dini, orang tua seharusnya sudah membiasakan untuk berkunjung ke
dokter gigi agar anak terbiasa hingga dewasa. Berdasarkan Survey Nasional yang bekerja sama
dengan Pepsodent, PDGI, dan IPKESGIMI pada 2015-2016, sebanyak 60,4 persen orang tua hanya
akan mengajak anak ke dokter gigi apabila telah terjadi masalah pada gigi si anak. Pada anak-anak
disarankan untuk ke dokter gigi setiap tiga sampai empat bulan sekali. Ini karena anak yang masih
berada dalam tahap tumbuh kembang, sehingga dokter dapat melakukan tindakan preventif pada
anak jika teridentifikasi masalah gigi.
1. Merokok
Tak hanya mengganggu kesehatan tubuh, merokok juga dapat merusak gigi dan mulut.
Kandungan rokok yang berupa tembakau, tar, nikotin, karbon monoksida, amonia dan lainnya
bisa mengiritasi rongga mulut saat dikonsumsi karena adanya pembakaran.
Kebiasaan merokok juga merupakan salah satu pencetus timbulnya gangguan serta penyakit
rongga mulut. Gangguan tersebut berupa gigi yang berubah warna, peradangan pada gusi, serta
bau mulut hingga penyakit kanker pada mulut.
Kebiasaan ini sering kali muncul karena adanya gangguan pada jalan napas atau hidung yang
tersumbat. Misalnya karena kelainan anatomi hidung atau penyakit-penyakit hidung, seperti polip
hidung, sinusitis, rinitis kronis, dan pembesaran tonsil di belakang hidung.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan ini adalah rahang atas yang menjadi sempit
sehingga menyebabkan gigi akan berjejal atau tidak beraturan, peradangan pada gusi, serta bau
mulut yang tidak sedap.
Minuman yang sering disebut minuman berkarbonasi ini memiliki dampak buruk terhadap
kesehatan gigi. Kandungan asam, gula dan karbonasi yang terdapat dalam minuman ini dapat
mempercepat pertumbuhan bakteri yang dapat merusak gigi.
Selain itu, kandungan tersebut juga mempercepat terjadinya proses pengikisan lapisan enamel
gigi yang merupakan lapisan luar pelindung gigi. Lapisan enamel gigi yang terkikis dapat
menyebabkan gigi menjadi sensitif dan mudah berlubang.
4. Menggemeretakkan gigi
Kebiasaan ini sering juga disebut bruxism. Bruxism sering kali dipicu oleh stres, kecemasan dan
juga frustrasi. Umumnya kebiasaan ini terjadi pada malam hari di saat sedang tidur dan tidak
disadari oleh penderitanya.
Bruxism mengakibatkan kerusakan pada lapisan atau permukaan gigi yang membuat gigi
menjadi sensitif serta dapat menimbulkan gangguan pada sendi rahang. Kebiasaan buruk ini
juga bisa mengganggu orang-orang di sekitar Anda (karena suara gemeretaknya, apalagi jika
terjadi pada malam hari saat semua orang tidur).
Kebiasaan mengunyah pada satu sisi dapat berisiko menimbulkan gangguan pada sendi rahang,
rasa sakit pada rahang, hingga sakit kepala/migrain. Hal ini disebabkan karena otot-otot
pengunyahan tidak bekerja secara seimbang dan sendi pada sisi yang dipakai mengunyah
bekerja secara berlebihan sehingga dapat mencederai struktur sendi dan otot terkait.
Anda dapat mencegah kerusakan pada gigi dan mulut dengan menghindari enam kebiasaan di
atas. Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda dengan menyikat gigi
secara teratur. Dengan begitu, gigi dan mulut Anda akan selalu kuat serta bebas dari masalah.
rai alfiah
Kamis, 03 November 2016
Sasaran : Kelas V SD
Waktu : 40 menit
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tentang kebiasaan buruk, macam macam kebiasaan buruk, dan cara mengatasinya
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk, diharapkan sasaran dapat
1. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menyebutkan
pengertian kebiasaan buruk
2. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menyebutkan secara
singkat macam kebiasaan buruk
3. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menguraikan akibat
kebiasaan buruk
4. Setelah sasaran diberikan penyuluhan mengenai kebiasaan buruk,dengan media power point
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diharapkan sasaran dapat menyebutkan kembali
cara mengatasi akibat dari kebiasaan buruk
E. Materi Ajar
F. Materi
Kebiasaan merupakan suatu hal yang sering kamu lakukan dan saking seringnya kamu gak perlu
mikir lagi untuk melakukannya, semua berjalan dengan sendirinya. Suatu kebiasaan akan disebut
sebagai kebiasaan buruk apabila menimbulkan efek yang tidak baik. (Rahmadhan, Ardyan Gilang,
2010 : 47)
a. Menghisap jari
e. Bruxism
f. Tongue thrusting
a. Gangguan berbicara
b. Kelainan sendi rahang
d. Atrisi
b. Scaling
c. Myotherapi
d. Perawatan orthodontik
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
1. Power point
2. Model rahang
I. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Materi Metode Alat Peraga Waktu
Penyuluh Sasaran
Memperkenalkan Menyimak
diri
Ceramah 5 menit
Apersepsi
Menjawab
Ceramah Point
Ceramah 7 menit
Menjelaskan macam
Penyampaian
macam kebiasaan Dan
Materi ke 2 Menyimak
buruk Power
Tanya jawab
point
Ceramah dan tanya
jawab
Menyimak
Menjelaskan akibat 8 menit
Penyampaian dari kebiasaan buruk
materi ke 3 Power
point
Evaluasi Mengerjakan
Soal evaluasi Soal tertulis
dengan pertanyaan
terbuka 7 menit
Penutup
Merangkum materi Menyimak
Ceramah
Menyampaikan Menyimak
harapan
5 menit
J. Evaluasi
Pre test dilakukan secara lisan dan post test dilakukan secara tertulis.
Penyuluh memberikan pertanyaan, sasaran menyimak dan menjawab pertanyaan dari penyuluh.
Tertulis :
PREDIKAT :
K. Sumber
Djamil, Sadono Melanie, Dr. Drg. 2011. A-Z Kesehatan Gigi. Solo : Metagrap
Maulani, Chaerita Drg dan Jubilee Enterprise. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Rahmadhan, Gilang Ardyan. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Bukune
Kusumawrdani, Endah. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta : Siklus
Suryawati, Ni Putu, Drg. 2010. 100 Pertanyaan Penting Perawatan Gigi Anak. Jakarta : PT. Dian
Rakyat
Lampiran
Pengembangan Materi
Kebiasaan buruk merupakan sesuatu yang biasa dikerjakan oleh seorang individu dan dilakukan
secara berulang untuk hal yang sama hingga menimbulkan akibat yang buruk.
1. Menghisap Jari
Menghisap ibu jari (thumb sucking) merupakan kebiasaan yang sering dilakukan pada bayi
dan anak anak. Namun biasanya, pada usia tertentu kebiasaan tersebut akan hilang dengan
sendirinya. Jika kebiasaan tersebut berlanjut dan dilakukan tanpa sadar sampai menginjak usia gigi
tetap, tentu akan membuat susunan gigi anak menjadi tidak beraturan serta palatal(lagit langit
rongga mulut) memiliki bentuk tidak normal (melengkung tajam ke atas).
Keadaan tersebut disebabkan tekanan jari jempol pada langit langit yang terus menerus,
terutama akibat daya mengemut dengan bantuan tekanan bibir bawah dan lidah. Tingkat
keparahannya sangat bergantung pada frekuensi menghisap ibu jari, intensitas (lemah, sedang, atau
keras), serta lamanya (mulai kapan dilakukan).
Beberapa orang diantara kita mengunyah makanan dengan satu sisi, baik dengan bagian kanan
ataupun kiri. Kebiasaan ini bisa disebabkan karena gigi disalah satu sisi terasa sakit atau tidak
nyaman apabila dipakai makan, atau hanya karena sudah menjadi kebiasaan dari kecil sehingga jika
mengunyah makanan di kedua sisi terasa nyaman. Jika kebiasaan ini dilakukan karena terdapat
masalah pada gigi disalah satu sisi rahang misalnya karena gigi berlubang kita bisa melakukan
perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi dapat digunakan untuk dipakai mengunyah. Tetapi,
jika tidak ada masalah maka biasakanlah mengunyah makanan dengan kedua sisi rahang secara
bersamaan.
Salah satu fungsi gigi adalah untuk menggit dan mengunyah tetapi bukan untuk menggit benda keras
seperti pensil, pulpen, kuku, jarum pentul, jarum jahit dll. Kebiasaan ini membuat permukaan
kunyah gigi menjadi terkikis bahkan bisa menimbulkan keretakan pada struktur gigi.
5. Bruxism
Bruxism adalah beradunya gigi-gigi rahang atas dengan gigi-gigi rahang bawah sampai menimbulkan
bunyi seperti derit engsel pintu. Kebiasaan buruk ini dikenal pula dengan istilah mengerat. Gangguan
ini biasanya timbul saat penderita mulai tertidur. Orang yang mengalami bruxism disebut
bruxomania. Dengan bruxism permukaan kunyah gigi akan mengalami abrasi pada persendiaan
rahang dan jaringan penyangga gigi. Gejala lain yang bisa timbul selain bunyi berdelenging adalah
timbul gejala clicking sound (bunyi kletak kletuk) saat mulut dibuka tutup serta gejala persendiaan
lainnya. Kita dapat mencegah hal ini dengan menggunakan night guard yaitu semacam sendok cetak
rahang perorangan yang dibuat sesuai ukuan rahang pengguna sehingga saat tidur malam, gigi yang
saling beradu tidak langsung kontak dan trauma jaringan gigi dapat diminimalisir.
6. Tongue Thrusting
Tongue thrusting yaitu suatu kebiasaan menjulurkan lidah kedepan dan menekan gigi seri
pada waktu istirahat, selama berbicara atau menelan. Gerakan menelan dengan posisi lidah
menjulur akan menyebabkan gigi seri terus menerus terdorong ke arah depan dan ke arah bibir
sehingga gigi-gigi seri akan terdorong maju. Kebiasaan ini bisa timbul antara lain karena adanya
pembesaran amandel, bernafas melalui mulut, lengkung gigi atas yang menyempit, lidah yang besar,
atau karena aspek psikologis.
1. Gangguan berbicara
Gangguan berbicara merupakan akibat dari menghisap jari yang dilakukan oleh anak. Hal ini
disebabkan karena letak gigi yang cenderung mendongos sehingga mengganggu proses berbicara.
Sendi rahang merupakan sendi yang paling kompleks dalam tubuh manusia. Sendi rahang
bertanggung jawab untuk melakukan berbagai macam gerakan rahang bawah sperti maju mundur,
ke kiri ke kanan, dan membuka menutup mulut. Jika terjadi gangguan pada sendi rahang dan otot-
otot pengunyahan, dapat dikatakan bahwa telah menderita kelainan sendi rahang atau dikenal
dengan istilah temporomandibular disorder.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya kelainan
pada sendi rahang yaitu Trauma pada sendi rahang. Dapat karena sendi rahang kena tonjokan
ataupun akibat kebiasaan buruk bruxism. Stres yang mengakibatkan otot-otot rahang tegang dan
sering berkontraksi. Susunan gigi yang tidak teratur (maloklusi) atau ada gigi yang mengganjal saat
digigitkan. Radang pada sendi rahang (arthritis). Tumor pada sendi rahang.Selain itu,kebiasaan
mengunyah pada satu sisi rahang. Biasanya diakibatkan karena salah satu sisi sudah tidak ada
giginya, atau karena sisi tersebut terasa sakit atau tidak nyaman saat dipakai mengunyah.
Penumpukan karang gigi terjadi karena sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah, kelenjar air
liurnya lebih pasif maka plak akan lebih menumpuk di sisi yang jarang dipakai mengunyah akhirnya
karang gigi lebih mudah terbentuk di sisi ini
4. Atrisi
Merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi (email ataupun dentin) akibat gesekan antar
permukaan gigi. Disebut juga keausan permukaan oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan
dengan gerakan-gerakan pengunyahan.
Fraktur dental atau patah gigi adalah hilangnya atau lepasnya sebagian gigi dari gigi utuh yang
biasanya disebabkan oleh trauma, benturan, atau menggigit benda keras
Susunan gigi depan tidak teratur diakibatkan karena kebiasaan mendorong gigi dengan lidah.
Lakukan aktifitas yang disenangi dengan melibatkan kedua tangan agar melupakan kebiasaan
menghisap jari
2. Scaling
Scaling adalah cara untuk menghilangkan karang gigi yang melekat pada permukaan gigi sebagai
akibat dari mengunyah di satu sisi. Jika kebiasaan mengunyah satu sisi dilakukan karena terdapat
masalah pada gigi disalah satu sisi rahang misalnya karena gigi berlubang kita bisa melakukan
perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi dapat digunakan untuk dipakai mengunyah. Tetapi,
jika tidak ada masalah maka biasakanlah mengunyah makanan dengan kedua sisi rahang secara
bersamaan.
3. Myotherapi
Myotherapi merupakan latihan otot otot lidah dan mulut untuk meletakkan lidah pada waktu
menelan dan istirahat pada posisi yang benar. Terapi ini dilakukan pada anak yang memiliki
kebiasaan tounge thrusting
4. Perawatan orthodonti
Perawatan ortodonti adalah suatu usaha untuk melakukan koreksi terhadap posisi gigi yang salah.
Misalnya gigi berjejal, gigi jarang, gigi maju/tonggos atau gigi cameuh/cakil, gigitan terbuka, dan lain-
lain. Posisi gigi yang tidak baik seringkali menyebabkan estetika wajah menjadi kurang menarik dan
mengurangi kepercayaan diri seseorang. Perawatan ini bisa dilakukan pada gigi yang tidak berada
pada tempatnya sebagai akibat dari kebiasaan toung thursting.
Lampiran II
Narasi
Apa kabar kalian hari ini ? Mudah-mudahan sehat selalu. kakak datang kesini ingin
memberikan beberapa pengetahuan buat adik-adik yang kakak dapatkan tentang kesehatan gigi
khususnya tentang kebiasaan buruk Sebelumnya kakak ingin menanyakan terlebih dahulu kepada
adik-adik, apakah ada yang tahu apa itu kebiasaan buruk itu apa ?
Baiklah, kakak akan jelaskan ya apa itu kebiasaan buruk. Kebiasaan merupakan suatu hal
yang sering kamu lakukan dan saking seringnya kamu gak perlu mikir lagi untuk melakukannya,
semua berjalan dengan sendirinya. Suatu kebiasaan akan disebut sebagai kebiasaan buruk apabila
menimbulkan efek yang tidak baik.
Keadaan tersebut disebabkan tekanan jari jempol pada langit langit yang terus menerus,
terutama akibat daya mengemut dengan bantuan tekanan bibir bawah dan lidah. Tingkat
keparahannya sangat bergantung pada frekuensi menghisap ibu jari, intensitas (lemah, sedang, atau
keras), serta lamanya (mulai kapan dilakukan). Yang kedua macam-macam kebiasaan buruk
mengunyah makanan di satu sisi. Beberapa orang diantara kita mengunyah makanan dengan satu
sisi, baik dengan bagian kanan ataupun kiri. Kebiasaan ini bisa disebabkan karena gigi disalah satu
sisi terasa sakit atau tidak nyaman apabila dipakai makan, atau hanya karena sudah menjadi
kebiasaan dari kecil sehingga jika mengunyah makanan di kedua sisi terasa nyaman. Jika kebiasaan
ini dilakukan karena terdapat masalah pada gigi disalah satu sisi rahang misalnya karena gigi
berlubang kita bisa melakukan perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi dapat digunakan untuk
dipakai mengunyah. Tetapi, jika tidak ada masalah maka biasakanlah mengunyah makanan dengan
kedua sisi rahang secara bersamaan.
Lalu, yang ketiga menggigit benda keras. Salah satu fungsi gigi adalah untuk menggit dan
mengunyah tetapi bukan untuk menggit benda keras seperti pensil, pulpen, kuku, dll. Kebiasaan ini
membuat permukaan kunyah gigi menjadi terkikis bahkan bisa menimbulkan keretakan pada
struktur gigi. Yang keempat, merobek atau membuka sesuatu dengan gigi. Kebiasaan membuka
tutup botol, merobek kemasan makanan, atau memotong lebel baju menggunakan gigi merupakan
kebiasaan dari kebanyakan orang yang sering kali dilakukan tanpa mereka sadari. Hal ini berdampak
negatif terhadap gigi dengan kerusakan tertentu seperti frakturnya mahkota gigi.
Selanjutnya yaitu bruxism. Sebelumnya adik-adik tahu apakah itu bruxism ? atau
sebelumnya adik-adik pernah mendengar ? Bruxism adalah beradunya gigi-gigi rahang atas dengan
gigi-gigi rahang bawah sampai menimbulkan bunyi seperti derit engsel pintu. Kebiasaan buruk ini
dikenal pula dengan istilah mengerat. Gangguan ini biasanya timbul saat penderita mulai tertidur.
Orang yang mengalami bruxism disebut bruxomania.
Dengan bruxism permukaan kunyah gigi akan mengalami abrasi pada persendiaan rahang
dan jaringan penyangga gigi. Gejala lain yang bisa timbul selain bunyi berdelenging adalah timbul
gejala clicking sound (bunyi kletak kletuk) saat mulut dibuka tutup serta gejala persendiaan lainnya.
Kita dapat mencegah hal ini dengan menggunakan night guard yaitu semacam sendok cetak rahang
perorangan yang dibuat sesuai ukuan rahang pengguna sehingga saat tidur malam, gigi yang saling
beradu tidak langsung kontak dan trauma jaringan gigi dapat diminimalisir.
Dan yang terakhir tongue thrusting. Tongue thrusting yaitu suatu kebiasaan menjulurkan
lidah kedepan dan menekan gigi seri pada waktu istirahat, selama berbicara atau menelan. Gerakan
menelan dengan posisi lidah menjulur akan menyebabkan gigi seri terus menerus terdorong ke arah
depan dan ke arah bibir sehingga gigi-gigi seri akan terdorong maju. Kebiasaan ini bisa timbul antara
lain karena adanya pembesaran amandel, bernafas melalui mulut, lengkung gigi atas yang
menyempit, lidah yang besar, atau karena aspek psikologis.
Nah adik-adik, jadi sudah jelas dengan apa yang kakak jelaskan tadi ya. Jadi macam-macam
kebiasaan buruk yang kakak tadi jelaskan itu ada enam. Segala sesuatu yang kita lakukan itu pasti
ada akibatnya ya. Nah sekarang apa sih akibat dari kebiasaan buruk yang tadi kakak jelaskan. Akibat
dari kebiasaan buruk itu diantaranya gangguan berbicara, kelainan sendi rahang, penumpukan
karang gigi, atrisi, fraktur pada mahkota, dan susunan gigi depan tidak beraturan.
Sekarang kakak akan menjelaskan satu-satu yah adik-adik tentang akbibat dari kebiasaan
buruk. Pertama, gangguan berbicara merupakan akibat dari menghisap jari yang dilakukan oleh
anak. Hal ini disebabkan karena letak gigi yang cenderung mendongos sehingga mengganggu proses
berbicara. Kedua, kelainan sendi rahang merupakan sendi yang paling kompleks dalam tubuh
manusia. Sendi rahang bertanggung jawab untuk melakukan berbagai macam gerakan rahang bawah
sperti maju mundur, ke kiri ke kanan, dan membuka menutup mulut. Jika terjadi gangguan pada
sendi rahang dan otot-otot pengunyahan, dapat dikatakan bahwa telah menderita kelainan sendi
rahang atau dikenal dengan istilah temporomandibular disorder.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya kelainan
pada sendi rahang yaitu Trauma pada sendi rahang. Dapat karena sendi rahang kena tonjokan
ataupun akibat kebiasaan buruk bruxism. Selain itu,kebiasaan mengunyah pada satu sisi rahang.
Biasanya diakibatkan karena salah satu sisi sudah tidak ada giginya, atau karena sisi tersebut terasa
sakit atau tidak nyaman saat dipakai mengunyah.
Akibat yang selanjutnya yaitu penumpukan karang gigi yang terjadi karena sisi yang tidak
digunakan untuk mengunyah, kelenjar air liurnya lebih pasif maka plak akan lebih menumpuk di sisi
yang jarang dipakai mengunyah akhirnya karang gigi lebih mudah terbentuk di sisi ini. Lalu
ketiga, atrisi. Adik-adik tahu apa itu atrisi ? Atrisi merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi
(email ataupun dentin) akibat gesekan antar permukaan gigi. Disebut juga keausan permukaan
oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan dengan gerakan-gerakan pengunyahan. Keempat,
fraktur pada mahkota yang sering juga disebut fraktur dental atau patah gigi adalah hilangnya atau
lepasnya sebagian gigi dari gigi utuh yang biasanya disebabkan oleh trauma, benturan, atau
menggigit benda keras. Dan akibat kebiasaan buruk yang terakhir adalah susunan gigi depan tidak
teratur yang diakibatkan karena kebiasaan mendorong gigi dengan lidah.
Baiklah, sekarang adik-adik sudah tahu kan akibat dari kebiasaan buruk ? Adik-adik semua
jangan khawatir karena semua itu bisa dihilangkan. Bagaimana sih cara mengatasi kebiasaan buruk
itu ?
Mengatasi kebiasaan buruk bisa dengan cara melakukan aktifitas yang menarik.Lakukan
aktifitas yang disenangi dengan melibatkan kedua tangan agar melupakan kebiasaan menghisap jari.
Lalu yang kedua dengan cara scalling. Apa sih scalling itu ? Scaling adalah cara untuk menghilangkan
karang gigi yang melekat pada permukaan gigi sebagai akibat dari mengunyah di satu sisi. Jika
kebiasaan mengunyah satu sisi dilakukan karena terdapat masalah pada gigi disalah satu sisi rahang
misalnya karena gigi berlubang kita bisa melakukan perawatan gigi terlebih dahulu agar kedua sisi
dapat digunakan untuk dipakai mengunyah. Tetapi, jika tidak ada masalah maka biasakanlah
mengunyah makanan dengan kedua sisi rahang secara bersamaan.
Bisa juga dengan cara myotherapi, myotherapi merupakan latihan otot otot lidah dan mulut
untuk meletakkan lidah pada waktu menelan dan istirahat pada posisi yang benar. Terapi ini
dilakukan pada anak yang memiliki kebiasaan tounge thrusting dan yang terakhir dengan cara
melakukan perawatan orthodontik. Mungkin perawatan orthodontik itu sudah pamiliar. Perawatan
orthodontik itu pemasangan kawat gigi atau behel gigi. Perawatan ortodonti adalah suatu usaha
untuk melakukan koreksi terhadap posisi gigi yang salah. Misalnya gigi berjejal, gigi jarang, gigi
maju/tonggos atau gigi cameuh/cakil, gigitan terbuka, dan lain-lain. Posisi gigi yang tidak baik
seringkali menyebabkan estetika wajah menjadi kurang menarik dan mengurangi kepercayaan diri
seseorang. Perawatan ini bisa dilakukan pada gigi yang tidak berada pada tempatnya sebagai akibat
dari kebiasaan toung thursting.
Nah kakak sudah menjelaskan tentang kebiasaan buruk itu apa dan seperti apa. Adik-adik
mengerti ? Jika masih ada yang belum jelas atau kalau adik-adik ingin bertanya silahkan jangan ragu-
ragu ya. Coba disini siapa yang ingin bertanya ?
Baiklah kalau kalian sudah mengerti, sekarang kakak akan memberikan kalian beberapa
pertanyaan ya. Ini seputar apa yang kakak jelaskan tadi tentang karang gigi. Gak bakalan masuk nilai
ko adik-adik tenang saja ya, ini hanya untuk mengetahui tingkat kepahaman adik-adik tentang
materi yang sudah kakak ajarkan. Nah, sekarang keluarkan kertas selembar ya dan catat
pertanyaannya baik-baik.
Jadi adik-adik, dengan kebiasaan buruk yang kita lakukan setiap hari akan menimbulkan
akibat negatif bagi kita seperti yang telah kita ketahui bersama seperti patahnya gigi, penumpukan
karang gigi, susunan gigi yang tidak beraturan dll.
Baiklah adik-adik, hanya itu saja yang bisa kakak sampaikan adalah sebagian kecil ilmu yang
kakak dapatkan dan semoga dengan diamalkan seperti ini dapat bermanfaat. Kakak berharap adik-
adik setelah mendapat penyuluhan ini dapat lebih menjaga kesehatan gigi agar tidak timbul hal
negatif dari kebiasaan buruk yang dilakukan. Semoga penjelasan dari kakak dapat dipahami dan
tidak hanya sampai disini ya.
Nah sekarang materinya sudah selesai, mohon maaf apabila dalam penyampaian materinya
banyak yang salah atau tidak berkenan di hati adik-adik semua.
Wassalamualaikum wr.wb.
Mengenai Saya
Rai Alfiah
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2016 (2)
o ▼ November (2)
satpel kebiasaan buruk
Satpel Halitosis (CST)
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.