Anda di halaman 1dari 4

Lady Anggraeni

18071001

Desa Wisata Pujonkidul, Jawa Timur

Sesuai dengan yang telah disebutkan di dalam UU no 6 tahun 2014 yang berbunyi "Desa
telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar
menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat
dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera".

Desa memang pada hakikatnya harus berkembang, sama seperti kota. Seperti manusia
setiap hari harusnya mengalami pembaharuan, mengalami kemajuan, seperti itulah pengandaian
yang mendasari desa telah berkembang.

Jika desa tidak berkembang maka akan seperti itu-itu saja, tidak ada perubahan dan tidak
ada kemajuan dalam kehidupan masyarakat desa. Contoh kecilnya seperti
Desa Wisata Pujonkidul. Desa Pujonkidul memang di anugerahi pemandangan dan suasana yang
masih asri. Tapi untuk membangun suatu desa wisata tidak hanya dibutuhkan modal
pemandangan saja, banyak faktor lainnya seperti kreatifitas, modal dan partisipasi masyarakat
desa tersebut.

Pujon Kidul adalah sebuah Desa di Wilayah Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur, memiliki wilayah daratan seluas 27 km2. Di desa Pujon Kidul terdapat 3
dusun yaitu dusun Maron, Tulungrejo, dan Krajan. Jumlah penduduk desa Pujon Kidul sekitar ±
4.121 jiwa dengan kepadatan penduduk 200. Desa Pujon Kidul merupakan salah satu tujuan wisata
di Jawa Timur, memiliki potensi wisata yang masih alami yang cocok untuk refreshing dan wisata
edukasi. Kegiatan yang dilakukan dalam wisata edukasi yaitu seperti petik sayur, peternakan,
pembelajaran energi alternatif, pengolahan susu, dan Outbond/ Fun Games. Desa Pujon Kidul
memiliki beragam kesenian tradisional yang dapat dinikmati oleh para wisatawan yaitu kesenian
Kuda Lumping, Pencak Silat, dan Tarian Sanduk. Desa Pujon Kidul juga memiliki kuliner dan
oleh – oleh khas yang mampu ditawarkan kepada para wisatawan seperti makanan khas, produk
olahan susu, kerajinan tangan (handycraft), dan produk agro yang dapat dinikmati berama dengan
keluarga masing-masing.
Pengembangan wisata juga dikembangkan di dusun Maron Desa Pujon Kidul dengan
mengembangkan daya saing terhadap objek wisata lainnya untuk pemberdayaan masyarakat
secara Internal maupun secara Universal. Obyek wisata yang mampu ditawarkan masyarakat Desa
Pujon Kidul terhadap pandangan mata masyarakat dunia khususnya di dusun Maron yaitu melalui
Wisata Alam Coban Rondo dengan keindahan aliran air diiringi alunan kicauan burung untuk
menyambut wisatawan yang hadir, Arsitektur Keindahan Pegunungan yang mampu menghipnotis
daya pandangan masyarakat dari kepadatan kerja sehari-hari, Wisata Edukasi dengan berbagai
macam metode untuk membuka wacana kita terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam ini.

Kegiatan ini merupakan upaya merealisasikan program pengembangan Kampong Wisata


Pujon Kidul (dusun maron) sebagai pusat dan percontohan Desa Wisata di Pujon Kidul ini.
Langkah ini dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di masa yang akan datang.
Namun secara khusus dalam jangka pendek, bertujuan untuk melatih dan membina secara
berkesinambungan para pemilik rumah yang akan dijadikan Home Stay agar mampu melayani
para wisatawan Bahkan, untuk persiapan menyambut tamu-tamu dari Dinas pariwisata dan
kebudayaan. Pembahasan tentang pariwisata termasuk Desa Wisata adalah berkaitan dengan
banyak hal yang akan mampu dijual kepada para wisatawan dan menghasilkan bagi para penyedia
layanan wisata dan masyarakat umum di dalamnya karena, disitu akan mengetengahkan berbagai
hal yang bisa dijual kepada para wisatawan seperti Budaya atau kesenian daerah yang dapat
disuguhkan, makanan dan minuman tradisional khas masyarakat, hasil kerajinan sebagai cendera
mata, serta keindahan dan keunikan alam. Namun paling penting, sebagai kunci pengembangan
pariwisata dan desa wisata adalah kemauan dan kesiapan masyarakat secara terbuka untuk
menerima dan menyambut para wisatawan, serta harus memulai mencoba mempraktekkan konsep
Desa Wisata itu sendiri. Dan seluruh komponen masyarakat harus mendukung pengembangan itu,
serta melayani dengan penampilan yang rapi dan bersih kepada para wisatawan.

Desa Pujonkidul memang di anugerahi pemandangan dan suasana yang masih asri. Tapi
untuk membangun suatu desa wisata tidak hanya dibutuhkan modal pemandangan saja, banyak
faktor lainnya seperti kreatifitas, modal dan partisipasi masyarakat desa tersebut.

Beberapa waktu lalu ada suatu cafe yang bertempat di desa tersebut yang berkonsep
menyatu dengan alam, dan inilah hasil konsep garapan Udi Hartono selaku kepala desa. Sejak
awal pendiriannya pengunjung yang datang memang sedikit sekitar 80 orang.
Lambat laun cafe tersebut berkembang dan akhirnya menjadi salah satu icon wisata di
desa ini. Cafe Sawah namanya, konsep cafe ini adalah sebuah tempat wisata kuliner yang
sejatinya menyatu dengan alam yaitu sawah.

Dengan begitu para pengunjung bisa menikmati sajian kuliner yang enak sembari
menikmati pemandangan hamparan pemandangan yang masih asri. Saat ini telah tersedia
beberapa wahana yang bisa di nikmati oleh wisatawan seperti Taman Budaya, Petik Stroberi,
Fantasy Land, Paintball, dan The Roudh 78. Pada wahana yang disebut belakangan (The Roudh
78), ada tempat berkuda, kafe ala koboi, dan menara pandang setinggi lima lantai.

Dengan kemajuan pariwisata ini harus juga diimbangi dengan adanya kesadaran dari tiap
wisatawan yang datang agar tetap menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan.

Semua hal yang telah diupayakan pemerintah dan masyarakat sekitar rasanya akan sia-sia
saja jika tidak di imbangi dengan kesadaran akan kebersihan bagi pengunjung yang datang.
Maka dari itu pengunjung mempunyai tugas yang sama dengan masyarakat sekitar yaitu menjaga
kebersihan lingkungan tempat wisata dan sekitarnya.

Dengan terus berkembangnya pariwisata di Desa Pujonkidul ini nantinya penghasilan


masyarakat desa bisa meningkat naik dengan adanya hal-hal tersebut, dan hal itu akan membawa
mereka kepada kesejahteraan kehidupan mereka.

Warga yang kurang mampu bisa membuka usaha di tempat tersebut dan ada
kemungkinan untuk berubah dari kehidupannya yang lama menjadi warga yang kebutuhannya
tercukupi. Masyarakat bisa lebih maju, perekonomian meningkat, dana desa meningkat dan
kehidupan di desa sejahtera. Maka tujuan UU no 6 tahun 2014 pun tercapai yaitu untuk membuat
desa lebih maju, kuat, dan mandiri.

Kepala Desa Pujonkidul, Udi Hartoko, mengatakan potensi desa yang dikembangkan
menjadi desa wisata yang paling pokok adalah kesungguhan dan komitmen bersama. Sementara
potensi desa itu adalah pertanian dan perkebunan, aktifitas masyarakat dua kegiatan tersebut.
Masyarakat diajak besama membangun desa dengan begitu masyarakat mengelola dan memiliki.
Pengelolaan dana desa yang dikembangakn menjadi desa wisata tersebut setiap tahunnya
menghasilakn 14 miliar.
“Dulu banyak pengangguran di sini, dan di bawah kemiskinan. Tapi semenjak
dikembangakn mereka ada yang jadi pengusaha, pengelola akomodasi berupa homestay.
Petani merasa lega hasil garapannya bisa diserap maksimal bertumbuh begitu peternak dan
sektor kerajinan lainya,” tuturnya kepala desa dua periode itu.

Tak sekedar melihat-lihat saja, wisatawan diajak belajar bertani misalnya menanam
tomat,cabai serta pertanian herbal lainya. Aktifitas pertanian menarik bagi wisatawan terkesan
sekali tatkala sudah kembali dari Malang. Kafe Sawah yang berada di tengah destinasi yang
dikelola oleh Bumdes setempat.

Berbagai kendala juga pernah dialami oleh Kades Pujon Kidul ini. Pada awalnya banyak
masyarakat yang belum benar-benar memahami konsep desa wisata. Mereka khawatir
pengembangan objek desa wisata dapat melunturkan nilai-nilai budaya yang ada. ”Semuanya
melalui proses, dengan dinamika yang sangat luar biasa proses itu tetap dijalani. Semua butuh
keseriusan dan kesabaran, ketika menjalankan kegiatan itu, kami di Pujon Kidul selalu
memberikan pemahaman dan tauladan,”

“Kami berikan contoh dan bukti kalau objek wisata desa tidak merusak nilai-nilai
kearifan lokal yang ada. Justru potensi-potensi yang selama ini tidak pernah muncul digali
bersama-sama dan bisa dijadikan sebagai atraksi wisata. Wisatawan bersama-sama penduduk
lokal terlibat bersama sehingga bisa menghasilkan uang, yang akhirnya masyarakat bisa melihat
potensi wisata desa dan tidak menggerus nilai-nilai kearifan lokal dan agama," ia memungkas.

Berkat kerja keras bersama, Desa Pujon Kidul meraih sejumlah penghargaan. Tahun
2016, desa ini meraih penghargaan Desa Proklim (Program Kampung Iklim) nasional dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setahun berselang, Desa Pujon Kidul meraih
penghargaan Desa Wisata Award untuk bidang Desa Wisata Agro. Penghargaan itu diterima dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), di
Bukittinggi, Sumatera Barat. Selain itu Desa Pujon Kidul juga pernah masuk lima besar dalam
pengelolaan homestay terbaik di tingkat ASEAN. Sementara Kepala Desa Pujon Kidul, Udi
Hartoko, pada tahun 2017 meraih pengharagaan tokoh inspirasi dalam bidang pariwisata dari
perusahaan media massa di Jawa timur.

Anda mungkin juga menyukai