Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “NY.A” DENGAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI

OLEH :
RESTI MELASARI
019.02.0991

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AJARAN
2019
Lembaran Pengesahan

LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “NY.A” DENGAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI

Di susun oleh :

RESTI MELASARI
019.02.0991

Telah diperiksa dan di setujui

Pembimbing akademik

(Ns. RAHMANI RAMLI.,MPH)


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur
yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun
psikologi.Salah satunya adalah kebutuhan oksigen.
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur
vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan
cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
(Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling
vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolisme
sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal
yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah
kematian.Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan
untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen
tersebut, agar terpenuhi dengan baik.Dalam
pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen
merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena
itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi
tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling
utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak
terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu
organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan. Sering kali individu
tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen.
Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada
saluran pernapasan.Pada kondisi ini, individu
merasakan pentingnya oksigen.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut
:
1. sistem tubuh apa saja yang berperan dalam
kebutuhan oksigenasi?
2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi?
4. Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran
paru?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam
kebutuhan oksigenasi
2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi
4. Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-
sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas.
Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan
oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan
hematologi (Wartonah, Tarwoto 2003).
Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah
yang membawa oksigen dari sirkulasi paru ke sisi
kiri jantung dan jaringan serta mengalirkan
darah yang tidak mengandung oksigen ke sistem
pulmonar.
Perawat seringkali menemukan klien yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigennya.
Pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan
dengan pemberian oksigen dengan menggunakan
kanula dan masker, fisioterapi dada ,dan cara
penghisapan lendir(suction). Tujuan pemberian
oksigenasi adalah : untuk mempertahankan oksigen
yang adekuat pada jaringan, untuk menurunkan
kerja paru-paru dan untuk menurunkan kerja
jantung.
B. ETIOLOGI
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebab klien mengalami gangguan oksigenasi,
sebagai berikut:
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan
jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi,
kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard,
kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia
jaringan perifer.
2. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi,
hipoventilasi dan hipoksia.
3. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
4. Faktor perkembangan.
5. Perilaku atau gaya hidup
C. KLASIFIKASI
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam
tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi, dan transportasi.
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan
masuknya oksigen dan atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
a. Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer
dengan paru, semakin tinggi tempat, maka
tekanan udara semakin rendah. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah, maka tempat
tekanan udara semakin tinggi.
b. Adanya kemampuan toraks dan paru pada
alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis.
c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung
hingga alveoli yang terdiri atas berbagai
otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi
oleh sistem saraf otonom. Terjadinya
rangsangan simpatis dapat menyebabkan
relaksasi schingga dapat terjadi
vasodilatasi, kemudian kerja saraf
parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi
sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi
atau proses penyempitan.
d. Adanya refleks batuk dan muntah.
Adanya peran mukus siliaris sebagai
penangkal benda asing yang mengandung
interveron dan dapat rnengikat virus.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya
adalah complience recoil. Complience yaitu
kemampuan paru untuk mengembang yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang
berfungsi untuk menurunkan tegangan
permukaan dan adanva sisa udara yang
menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan
gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat
terjadi peregangan sel alveoli, dan
disekresi saat pasien menarik napas,
sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO2 atau kontraksi
menyempitnya paru.
Apabila complience baik akan tetapi
recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di
keluarkan secara maksimal. Pusat pernapasan
yaitu medulla oblongata dan pons dapat
memengaruhi proses ventilasi, karena CO2
memiliki kemampuan merangsang pusat
pernapasan. Peningkatan CO2, dalam batas 60
mmHg dapat dengan baik merangsang pusat
pernapasan dan bila paCO, kurang dari sama
dengan 80 mmHg maka dapat menyebabkan
depresi pusat pernapasan.
2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen
di alveoli dengan kapiler paru dan CO2, di
kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru.
b. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang
terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial keduanya ini dapat memengaruhi
proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O 2 hal ini
dapat terjadi sebagaimana O 2, dari alveoli
masuk ke dalam darah oleh karena tekanan
O2, dalam rongga alveoli lebih tinggi dari
tekanan O 2, da1am darah vena pulmonalis,
(masuk dalam darah secara berdifusi) dan
paCOJ dalam arteri pulmonalis juga akan
berdifusi ke dalam alveoli.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus
dan saling mengikat Hb.
3. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses
pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada
proses transportasi, akan berikatan dengan Hb
membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam
plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan
dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%),
dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian
menjadi HC03 berada pada darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya:
a. Kardiac output
Merupakan jumlah darah yang dipompa oleh
jantung, normalnya 5 liter per menit. Dalam
kondisi patologi yang dapat menurunkan
cardiac output ( misal pada kerusakan otot
jantung, kehilangan darah ) akan mengurangi
jumlah oksigen yang dikirm ke jaringan.
Umumnya, jantung mengkompensasi dengan
menambahkan rata-rata pemompaannya untuk
meningkatkan transport oksigen.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-
lain.
Secara langsung berpengaruh terhadap
transpot oksigen. Bertambahnya latihan
menyebabkan peningkatan transport O2 ( 20 x
kondisi normal ), meningkatkan cardiac
uotput dan penggunaan O2 oleh sel.
D. PATOFISIOLOGI dan PATHWAT
Fungsi sistem jantung ialah menghantarkan
oksigen, nutrien, dan subtansi lain ke jaringan
dan membuang produk sisa metabolisme selular
melalui pompa jantung, sistem vaskular
sirkulasi, dan integritas sistem lainnya. Namun
fungsi tersebut dapat terganggu disebabkan oleh
penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama
jantung, kekuatan kontraksi, aliran darah
melalui kamar-kamar pada jantung, aliran darah
miokard dan sirkulasi perifer.Iskemia miokard
terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri
koroner tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan
oksigen organ.Selain itu, perubahan fungsi
pernapasan juga menyebabkan klien mengalami
gangguan oksigenasi.Hiperventilasi merupakan
suatu kondisiventilasi yang berlebih, yang
dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondioksida
normal di vena, yang diproduksi melalui
metabolisme seluler.Hipoventilasi terjadi ketika
ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi
kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi CO2
secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar
menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Sementara
hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak
adekuat pada tingkat jaringan.
Pathway

Obstruksi dispneu yang di sebabkan oleh


berbagai etiologi

Fungsi pernafasan
terganggu

Pentilasi Obstruksi jalan Perubahan volume


pernafasan nafas/ sekuncup pre load,
pengeluaran mucus afer load serta
yang banyak kontraktilitas

Hipoventilasi/
hiperventilasi Bersihan Terganggunya
jalan nafas difusi
tidak (pertukaran
efektif o2 dan co2 di
alveolus)
Takipneu/
bradipneu

Gangguan
pertukaran gas
Pola nafas
tidak
efektif
E. Pengkajian keperawatan tentang fungsi

kardiopulmonar klien harus mencakup :

1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada

kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan

oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji

fungsi keperawatan.

a. Keletihan

Keletihan merupakan sensasi subjektif,

yaitu klien melaporkan bahwa ia kehilangan

daya tahan.

b. Dispnea

Merupakan tanda klinis hipoksia dan

termanifestasi dengan sesak napas.Dispnea

merupakan sensasi subjektif pada pernapasan

yang sulit dan tidak nyaman.

c. Batuk

Batuk merupakan pengeluaran udara dari

paru-paru yang tiba-tiba dan dapat

didengar.

d. Mengi

Mengi disebabkan oleh gerakan udara

berkecepatan tinggi melalui jalan nafas yng

sempit.

e. Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi

pernapasan.Nyeri ini paling sering terjadi

di sisi kiri dada dan menyebar.Nyeri

pericardium, merupakan akibat inflamasi

kantong perikardium, biasanya tidak

menyebar dan dapat terjadi saat inspirasi.

2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji

tingkat oksigenasi jaringan klien yang

meliputi evaluasi keseluruhan sistem

kardiopulmonar.

a. Inspeksi

- Warna membran mukosa

- Penampilan umum

- Tingkat kesadaran

- Keadekuatan sirkulasi sistemik

- Pola pernapasan

- Gerakan dinding dada.

b. Palpasi

- Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa

nyeri, tumor, cekungan ?


- Pengembangan dinding horak, bandingkan

kiri dan kanan

- Taktil fremitus

Getaran meningkat pneumonia, penumpukan

secret, atelektasis yang belum total,

infark atau fibrosis paru.Sedangkan

getaran menurun pleural effusion,

pneumothorak, penebalan pleura, emphysema

atau sumbatan bronchus.

c. Perkusi

macam suara ketukan:

- sonor.

Suara yang normal terdengar diseluruh

lapangan paru-paru.

- Redup

- Suara yang timbul akibat adanya

konsolidasi paru (pemadatan) : tumor,

atalektasis, cairan.

- Hipersonor

Suara yang ditimbulkan lebih keras

dibandingkan dengan suara sonor.Akibat

adanya udara berlebihan di paru-paru,

pneumothorak, emphysema paru.


- Tympani

Akibat adanya udara dalam suatu kantong

atau ruang tertutup.

suara yang terdengar nyaring seperti

kalau kita memukul gendang.

Kalau terdengar di dinding thorak

artinya tidak normal.

Normalnya terdengar dibawah diafragma

kiri dimana terletak lambung dan usus

besar.

Teknik perkusi

- Jari tengah diletakkan di dinding thorak

- Ujung jari tengah tangan yang lain

mengetuk dibagian distal jari tengah yang

berada di dinding thorak

- Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan

tangan, setelah mengetuk segera diangkat.

- Bandingkan kiri dan kanan.

- Mulai mengetuk dari bagian atas paru,

kemudian menurun.

d. Auskultasi

- Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi

: pengkajian dalam mendeteksi bunyi S1


dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur,

serta bunyi gesekan. Auskultasi juga

digunakan untuk mengidentifikasi bunyi

bruit di atas arteri karotis, aorta

abdomen, dan arteri femoral.

- Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan

mendengarkan gerakan udara disepanjang

lapangan paru. Suara napas tambahan

terdengar, jika suatu daerah paru

mengalami kolaps, terdapat cairan atau

terjadi obstruksi.

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas

listrik jantung, mendeteksi transmisi

impuls dan posisi listrik jantung.

b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk

mengevaluasi respond jantung terhadap stres

fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi

tentang respond miokard terhadap

peningkatan kebutuhan oksigen dan

menentukan keadekuatan aliran darah

koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan

ventilasi dan oksigenasi ; pemeriksaan

fungsi paru, BGA.

F. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang

berhubungan dengan gangguan batuk.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

pemasukann oksigen yang tidak adekuat.

3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan

obstruksi jalan napas.

G. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang

berhubungan dengan gangguan batuk.

No Diagnosa Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan

Keperawatan(N ( NOC ) (NIC )

ANDA)

Ketidak Status Respirasi : Manajemen jalan nafas

efektifan jalan nafas Jaga kepatenan jalan

pembersihan paten/lancar nafas : buka jalan

jalan nafas Status Respirasi nafas, suction,

berhubungan :Ventilasi fisioterapi dada sesuai

dengan : efektif indikasi

Obstruksi Status Respirasi : Identifikasi kebutuhan


Jalan Pertukaran gas insersi jalan nafas

nafas Efektif buatan

Data Tidak terjadi Monitor pemberian

Subyektif aspirasi oksigen, vital sign

Klien Setelah dilakukan tiap ....... jam

mengatakan : asuhan keperawatan Monitor status

Sesak selama …… x 24 jam : respirasi : adanya

nafas Klien mampu suara nafas tambahan.

Sputum tak mengidentifikasi dan Identifikasi sumber

bisa mencegah faktor yang alergi : obat,makan an,

keluar dapat menghambat dll, dan reaksi yang

Data Obyektif jalan nafas biasa terjadi

Batuk Menunjukkan jalan Monitor respon alergi

tidak nafas yang paten : selama 24 jam

efektif klien tidak merasa Ajarkan/ diskusikan dgn

Dispnea tercekik, tidak klien/keluraga untuk

/Orthopnea terjadi aspirasi, menghindari alergen

/ Sianosis frekuensi pernafasan Ajarkan tehnik nafas

Perubahan dalam rentang normal dalam dan batuk efektif

ritme & : Respirasi: Pertahankan status

frekuensi Dewasa:16-20/mnt hidrasi untuk

pernafasan Tidak ada suara menurunkan viskositas

Gelisah nafas abnormal sekresi


Suara Mampu mengeluarkan Kolaborasi dgn Tim

nafas sputum dari jalan medis : pemberian O2,

tambahan : nafas obat bronkhodilator,

rales Menunjukkan obat anti allergi,

,crakles,r pertukaran gas terapi nebulizer,

onkhi, efektif insersi jalan nafas,

wheezing - pH : 7.35 dan pemeriksaan

Sputum – 7.45 laboratorium: AGD

produktif - PaCO2 : 35 – 45 % Penghisapan jalan nafas

Karakteris - PaO2 : 85 – Tentukan kebutuhan

tik 100 % penghisapan sekret

sputum:…… - BE : + 2 s/d melalui oral maupun

TD… mmHg N – 2 meq/L tracheal

:…. x/mnt - SaO2 : 96-97 % Monitor saturasi

RR……. x ( perifer) oksigen klien dan

mnt S.…. C Tidak ada dyspnea status hemodinamik

dan sianosis, mampu selama dan setelah

bernafas dengan penghisapan

mudah Catat tipe dan jumlah

Menunjukkan sekresi

ventilasi adekuat Pencegahan Aspirasi

Ekspansi dinding Monitor tingkat

dada simetris, tidak kesadaran, reflek


ada : penggunaan batuk, muntah dan

otot-otot nafas kemampuan menelan.

tambahan, retraksi Tinggikan posisi kepala

dinding dada, nafas tempat tidur 30-45

cuping hidung, derajad setelah makan,

dyspnea, taktil untuk mencegah aspirasi

fremitus dan mengurangi dispnea.


2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

pemasukann oksigen yang tidak adekuat.

No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan

Keperawatan Keperawatan (NIC )

(NANDA)Tgl: ( NOC )

Jam :

Gangguan Status Manajemen jalan nafas

pertukaran gas respirasi : Kaji bunyi paru,

berhubungan dengan Pertukaran gas frekuensi, kedalaman,

: pemasukan adekuat usaha nafas, dan

oksigen yang tidak Status produksi sputum.

adekuat respirasi : Identifikasi

Data Subyektif Ventilasi kebutuhan insersi

Klien mengatakan : efektif jalan nafas, dan

Sakit kepala Keseimbangan siapkan klien untuk

Gangguan elektrolit dan tindakan ventilasi

penglihatan / asam basa mekanik sesuai

visual : indikasi

pandangan kabur Setelah dilakukan Monitor vital sign

Kelelahan asuhan keperawatan tiap ...jam, adanya

Sesak nafas selama …. x 24 jam sianosis, dan

Merasa : efektifitas pemberian

kebingungan Menunjukkan oksigen yang


pertukaran gas dilembabkan.

Data Obyektif efektif Jelaskan penggunaan

Dispnea - pH : alat bantu yang

Takikardi 7.35 – 7.45 dipakai klien :

Sianosis - PaCO2 : 35 – oksigen, mesin

Gelisah 45 % penghisap, dan alat

- PaO2 : 85 bantu nafas


Hipoksia(penuruna
– 100 % Ajarkan tehnik nafas
n PO2)
- BE : + 2 dalam, batuk efektif
Hiperkarbia(penin
s/d – 2 meq/L Lakukan tindakan
gkatan PCO2)
- SaO2 : 96-97 % untuk mengurangi
Irama / frekuensi
Tidak ada konsumsi oksigen :
kedalaman nafas
dyspnea dan kendalikan demam,
abnormal
sianosis, nyeri, ansietas, dan
Tensi ………. mmHg
mampu bernafas tingkatkan periode
RR …………. x /mnt
dengan mudah istirahat yang
Nadi ………x/mnt
Menunjukkan adekuat
SpO2 …………. %
ventilasi Kolaborasi dgn Tim
AGD / BGA
adekuat, medis : pemberian O2,
abnormal
ekspansi obat bronkhodilator,

dinding dada terapi nebulizer /

simetris, suara inhaler, insersi

nafas bersih, jalan nafas


tidak ada : Manajemen Elektrolit &

penggunaan Asam-basa

otot-otot nafas Pertahankan kepatenan

tambahan, IV line, dan balance

retraksi cairan

dinding dada, Monitor status

nafas cuping mental, elektrolit,

hidung, dan abnormalitas

dyspnea, taktil serum

fremitus Monitor tanda-tanda

TTV dalam batas gagal nafas : hasil

normal AGD abnormal,

Menunjukkan kelelahan

orientasi Berikan terapi

kognitif baik, oksigen sesuai

dan status indikasi

mental adekuat Monitor status

Menunjukkan neurologi dan atau

keseimbangan neuromuskular :

elektrolit dan tingkat kesadaran dan

asam basa adanya kebingungan,

Na : 135 – parestesia, kejang

145 meq/L Kolaborasi dengan Tim


Cl : medis untuk

100-106 meq /L pemeriksaan AGD,

K : 3,5 pencegahan dan

– 5.5 meq/L penanganan asidosis

Mg :1,5 – dan alkalosis:

2,5 meq / L Respiratorik &

Ca : 8,5- Metabolik

10,5 meq /L Hemodynamic regulation

BUN : 10-20 Monitor status

mg/dl hemodinamik: saturasi

oksigen, nadi

perifer, capillary

refill, suhu dan

warna ekstremitas,

edema, distensi JVP

Kolaborasi dgn

Tim Medis

untukobat

vasodilator dan

atau

vasokonstriktor
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan

obstruksi jalan napas.

No Diagnosa Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan

Keperawatan ( NOC ) (NIC )

(NANDA)

Ketidakefektifan Status pernafasan : Manajemen Jalan Naf

pola nafas ventilasi Atur posisi tidu

berhubungan adekuat untuk

dengan : Status Tanda Vital memaksimalkan

Stabil ventilasi.

Hiperventilasi Jaga kepatenan

Hypoventilasi Setelah dilakukan asuhan jalan nafas:

Deformitas keperawatan :selama ..... suction, batuk

tulang, x 24 jam efektif

dinding dada Sesak nafas berkurang Kaji TTV, dan

Penurunan sampai dengan hilang adanya sianosis

energi / Ekspirasi dada Pertahankan

kelelahan: simetris pemberian O2

Anemia Tidak ada penggunaan sesuai kebutuhan

Disfungsi otot bantu pernafasan, Kaji adanya

neuro tidak ada nafas pendek penurunan

muscular: GBS Bunyi nafas tambahan ventilasi dan

Kerusakan tidak ada (wheezing, bunyi nafas


musculoskeleta ronchi, ....) tambahan,

l: Cedera Tidak ada nyeri dan kebutuhan insers

Tulang cemas jalan nafas: ET,

Belakang TTV dalam batas TT

Posisi tubuh normal; Tentukan lokasi

yg tidak - Suhu: 36,3-37,4 C dan luasnya

sesuai - Nadi: Bayi: 140x krepitasi di

Nyeri /menit tulang dada

Obesitas Anak 2th: 120x Kaji peningkatan

/menit kegelisahan,

Data Subyektif Anak 4th: 100x ansietas dan

Klien mengatakan /menit tersengal-sengal

: Anak 10-14th:85- 90x Monitor pola

Sesak nafas /mnt. pernafasan

Nafas pendek Laki2dewasa:60-70x/ (Bradipnea,

Cemas menit takipnea,

Data Obyektif Premp.dewasa:70-85x hiperventilasi):

Penurunan /mnt kecepatan, irama

tekanan Dewasa : 80-85x kedalaman, dan

inspirasi/eksp /menit usaha respirasi

irasi - TD : Monitor tipe

Penggunaan Bayi syst. 60-80 pernafasan :

otot bantu mmHg Kusmaul, Cheyne


nafas Anak > 10th: 90/60 Stokes, Biot

Nafas cuping mmHg Ajarkan teknik

hidung Umur 10-30 th: 110/75 relaksasi kpd

Ekspirasi mmHg klien dan

memanjang Umur 30-40 th: 125/85 keluarga.

Pernafasan mmHg Kolaborasi Tim

nasal faring Umur 40-60 th: 140/90 medis : untuk

Dyspnea/Orthop mmHg program terapi,

nea Umur > 60 th: pemberian oksige

150/90 mmHg obat


RR: …...... x
- Eupnoe (pernafasan bronkhodilator,
mnt
normal) obat nyeri caira
Nadi: …..... x
- Respirasi: nebulizer,
mnt
Bayi: 30- tindakan/
Tipe
50xmenit pemeriksaan medi
Pernafasan :
Balita: 30-40x/menit pemasangan alat
Kusmaul, Biot,
Anak: 22x/menit bantu nafas,, da
Cheynestokes.
Dewasa: 10-18 x/ mnt fisioterapi

H. Evaluasi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang

berhubungan dengan gangguan batuk.


a. Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah

faktor yang dapat menghambat jalan nafas

b. Menunjukkan jalan nafas yang paten

c. Menunjukkan pertukaran gas efektif

d. Menunjukkan ventilasi adekuat

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

pemasukann oksigen yang tidak adekuat.

a. Menunjukkan pertukaran gas efektif

b. Menunjukkan ventilasi adekuat

c. TTV dalam batas normal

d. Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan asam

basa

3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan

dengan obstruksi jalan napas.

a. Sesak nafas berkurang sampai dengan hilang

b. Tidak ada nyeri dan cemas

c. TTV dalam batas normal;

Anda mungkin juga menyukai

  • PPT
    PPT
    Dokumen10 halaman
    PPT
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Hematemesis Melena
    Laporan Pendahuluan Hematemesis Melena
    Dokumen23 halaman
    Laporan Pendahuluan Hematemesis Melena
    Rossanda
    Belum ada peringkat
  • Pemfis Resti
    Pemfis Resti
    Dokumen16 halaman
    Pemfis Resti
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • LP CKD DGN Alo Dan HD Jung
    LP CKD DGN Alo Dan HD Jung
    Dokumen28 halaman
    LP CKD DGN Alo Dan HD Jung
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • LP Hiv
    LP Hiv
    Dokumen23 halaman
    LP Hiv
    violet dreamgarden
    100% (5)
  • Pemfis Resti
    Pemfis Resti
    Dokumen16 halaman
    Pemfis Resti
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen10 halaman
    PPT
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Pathway CA Ovarium
    Pathway CA Ovarium
    Dokumen4 halaman
    Pathway CA Ovarium
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • PATHWAY EPILEPSI
    PATHWAY EPILEPSI
    Dokumen1 halaman
    PATHWAY EPILEPSI
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Murni 255
    Murni 255
    Dokumen2 halaman
    Murni 255
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • LP Personal Hygiene Baru
    LP Personal Hygiene Baru
    Dokumen18 halaman
    LP Personal Hygiene Baru
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • LP Oksigenasi
    LP Oksigenasi
    Dokumen29 halaman
    LP Oksigenasi
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Resume Oksigenasi
    Resume Oksigenasi
    Dokumen2 halaman
    Resume Oksigenasi
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Personal Hygne
    Gangguan Personal Hygne
    Dokumen2 halaman
    Gangguan Personal Hygne
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Gagal Ginjal Kronik HD Kram Otot
    Gagal Ginjal Kronik HD Kram Otot
    Dokumen33 halaman
    Gagal Ginjal Kronik HD Kram Otot
    Leonardo Jasico
    Belum ada peringkat
  • Pathway Epilepsi
    Pathway Epilepsi
    Dokumen1 halaman
    Pathway Epilepsi
    Mafni yuli
    100% (1)
  • TUBERKULOSIS
    TUBERKULOSIS
    Dokumen41 halaman
    TUBERKULOSIS
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Murniburhan 28
    Murniburhan 28
    Dokumen12 halaman
    Murniburhan 28
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • LP Aub
    LP Aub
    Dokumen20 halaman
    LP Aub
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Pemfis Resti
    Pemfis Resti
    Dokumen16 halaman
    Pemfis Resti
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • LP Aub
    LP Aub
    Dokumen20 halaman
    LP Aub
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Syok Sepsis2
    Syok Sepsis2
    Dokumen16 halaman
    Syok Sepsis2
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Pemfis Resti
    Pemfis Resti
    Dokumen16 halaman
    Pemfis Resti
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pertumbuhan PDF
    Laporan Pertumbuhan PDF
    Dokumen1 halaman
    Laporan Pertumbuhan PDF
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Alamat
    Alamat
    Dokumen1 halaman
    Alamat
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Murniburhan 28
    Murniburhan 28
    Dokumen12 halaman
    Murniburhan 28
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Surat Pengiriman Barang Isti ke Resti
    Surat Pengiriman Barang Isti ke Resti
    Dokumen1 halaman
    Surat Pengiriman Barang Isti ke Resti
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat
  • Rani
    Rani
    Dokumen1 halaman
    Rani
    Resti Melasari
    Belum ada peringkat