Anda di halaman 1dari 2

A.

Konseling dengan Pendekatan Sistem Keluarga (Family System Counseling)

Teori sistem adalah istilah umum mengkonsepkan sekelompok elemen yang saling berhubungan,
misalnya orang yang berinteraksi sebagai satu entitas yang utuh, misalnya keluarga atau kelompok.
Sebagai sebuah konsep, teori sistem “lebih mirip pada suatu cara berfikir daripada teori yang koheren
dan standar”. Menurut teori sistem seorang ahli biologi Ludwig Von Bertalanffly bahwa semua organisme
yang hidup tersusun atas komponen-komponen yang berinteraksi secara mutual, dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Fokus sistem teori secara umum adalah bagaimana interaksi dari bagian-
bagian dapat mempengaruhi operasi sistem tersebut secara keseluruhan.[1]

Ada sejumlah pendekatan konseling yang didasarkan pada teori sistem. Salah satunya adalah teori
sistem Bowen, yang dikembangkan untuk membantu orang membedakan dirinya dari keluarganya.[2]

Murray Bowen merupakan peletak dasar pendekatan sistem. Menurutnya, keluarga itu bermasalah jika
keluarga itu tidak berfungsi (disfungsioning family). Keadaan ini terjadi karena anggota keluarga tidak
dapat membebaskan dirinya dari peran dan harapan yang mengatur dalam hubungan mereka.[3]

Menurut Bowen, dalam keluarga terdapat kekuatan yang dapat membuat anggota keluarga bersama-
sama dan kekuatan itu dapat pula membuat anggota keluarga melawan yang mengarah pada
individualitas. Sebagian anggota keluarga tidak dapat menghindari sistem keluarga yang emosional yaitu
yang mengarahkan anggota keluarganya mengalami kesulitan (gangguan). Jika hendak menghindar dari
keadaan yang tidak fungsional itu, dia harus memisahkan diri dari sistem keluarga. Dengan demikian, dia
harus membuat pilihan berdasarkan rasionalitasnya bukan emosionalnya.[4]

Contoh kasus, pasangan suami istri yang menikah pada tingkat kematangan emosional yang sama
dibandingan dengan pasangan yang kurang matang, yang lebih rentan mengalami permasalahan dalam
hubungan pernikahan mereka, daripada yang lebih matang. Ketika muncul gesekan besar dalam
pernikahan, pasangan yang kurang matang cenderung memperlihatkan tingkat fusi yang tinggi (emosi
kebersamaan yang tidak terbedakan) atau pemutusan (penghindraan psikologis atau fisik) karena
mereka belum memisahkan diri dari keluarga asalnya dengan cara yang sehat, dan belum membentuk
konsep diri yang stabil. Ketika ditekan sebagai individu dalam perkawinan, mereka cenderung melakukan
triangulasi (memfokuskan diri dari pihak ketiga). Pihak ketiga dapat berupa perkawinan itu sendiri, anak,
institusi atau sekolah atau bahkan keluhan somatic. Bagaimanapun juga, hal tersebut mengarah pada
interaksi pasangan yang tidak produktif.[5]

Teknik pada pendekatan ini terfokus pada cara untuk menciptakan seorang individu dengan konsep diri
yang sehat, yang mampu berinteraksi dengan orang lain dan tidak mengalami ansietas berlebih, setiap
kali hubungannya mengalami tekanan. Cara untuk mencapai tujuan ini melibatkan penilaian atas diri
sendiri dan keluarga dengan sejumlah cara. Salah satunya melalui konstruksi genogram multigenerasi.
Genogram melibatkan informasi yang berhubungan dengan suatu kelurga beserta hubungan masing-
masing anggotanya selama setidaknya 3 generasi terakhir. Genogram dapat membantu orang dalam
mengumpulkan informasi, hipotesis dan melacak perubahan hubungan dalam konteks peristiwa masa
lalu dan kontemporer.
Pendekatan Sistem Bowen memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari sistem ini adalah sebagai
berikut :

1. Pendekatan ini berfokus pada riwayat keluarga multigenerasi dan pentingnya memahami dan
menghadapi pola-pola dimasa lalu, agar dapat menghindari pengulangan tingkah laku tertentu dalam
hubungan antar pribadi .

2. Pendekatan ini menggunakan genogram dalam memplot hubungan riwayat, yang merupakan alat
spesifik yang asalnya dari pendekatan Bowen.[6]

Sedangkan kekurangan dari pendekatan sistem Bowen adalah sebagai berikut

1. Pendekatan ini kompleks dan ekstensif. Teorinya tidak dapat dipisahkan dari terapi. Dan jalinan
tersebut membuat pendekatan ini lebih mempunyai keterlibatan daripada kebanyakan pendekatan
terapi lainnya.

2. Klien yang dapat memetik keuntungan paling banyak dari teori Bowen adalah yang mempunyai
disfungsi berat atau pembedaan diri yang rendah.

3. Pendekatan ini membutuhkan investasi cukup besar pada berbagai tingkatan, yang mungkin
sebagian klien tidak mau atau tidak bisa melakukannya.[7]

[1] Samuel T. Gladding. 2012.Konseling Profesi yang Menyeluruh Edisi ke 6. (Jakarta : PT Indeks) Hal. 274

[2] Ibid. Hal. 275

[3] Latipun. 2010. Psikologi Konseling Edisi Ketiga. (Malang : UMM Press) Hal.140

[4] Ibid. Psikologi Konseling Hal. 140

[5] Op.cit Konseling Profesi yang Menyeluruh Edisi ke 6 Hal. 275-276

[6] Ibid. Konseling Profesi yang Menyeluruh Edisi ke 6 Hal.278

[7] Ibid. Konseling Profesi yang Menyeluruh Edisi ke 6 Hal.278

Anda mungkin juga menyukai