Anda di halaman 1dari 3

A.

Identitas Putusan
Nomor Putusan : 348 K/Pdt/2011
Jenis Perkara : Perdata
Para Pihak : TENGKU ZULKIFLI KAMIL VS PEMERINTAH RI DI
Jakarta Cq. ; MENTERI DALAM NEGERI RI Cq. ;
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DI
MEDAN Cq. ; PEMERINTAH KOTAMADYA BINJAI DI
BINJAI ; PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT DI
STABAT.
Lokasi Sengketa : Jalan Veteran No. 1 Binjai (d/h Jalan. Beatrix/Jalan.
Mojopahit No. 1 Binjai), Kelurahan Tangsi, Kecamatan
Binjai Kota, Kotamadya Binjai
Disidangkan : MAHKAMAH AGUNG
Hakim Ketua : Dr. H. Ahmad KAMIL, S.H., M.Hum
Hakim Anggota : Drs. H. HAMDAN, S.H., M.H., ; H. R. IMAM HARDJADI,
S.H
Panitera : Drs. YAYAN ATMAJA, S.H., M.H.

B. Ringkasan Permasalahan
Almarhum Tengku Kamil Aziz bin almarhum Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil
Rahmadshah lahir di Tanjung Pura sekitar tahun 1910, dan kemudian meninggaI
dunia di Tanjung Pura sekitar tahun 1946, pada masa terjadinya revolusi sosial,
almarhum Tengku Kamil Aziz mempunyai seorang istri bernama almarhumah
Tengku Arfah meninggal dunia di Tanjung Pura sekitar tahun 1978.
Dengan meninggalnya almarhumarhumarhumarhumarhum Tengku Kamil
Aziz, maka harta yang ditinggalkannya menjadi budel warisan bagi ahli warisnya
yang saat ini belum dibagi, di antaranya adalah berupa tanah berikut bangunan di
atasnya yang terletak di Jalan Veteran No. 1 Binjai (d/h Jalan. Beatrix/Jalan.
Mojopahit No. 1 Binjai), Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota, Kotamadya
Binjai.
Pada tahun 1946 terjadi revolusi sosial, yang mengakibatkan aImarhum
Tengku Kamil Aziz dan keluarganya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara,
maka sejak saat itu tanah berikut bangunannya diambil dan dikuasai Penguasa yang
berkuasa pada waktu itu.
Sebagai yang berhak atas objek perkara, baik Penggugat maupun ahli waris
lainnya dari almarhum Tengku Kamil Aziz tidak pernah menyerahkan objek perkara
kepada Tergugat, sehingga secara hukum objek perkara tetap menjadi budel warisan
dari almarhum Tengku Kamil Aziz.
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1982 perpindahan Ibu
Kota Kabupaten TK. II Langkat yang awalnya di Binjai kemudian dipindahkan ke
Stabat, maka sejak saat itu pula tanah berikut bangunan di atasnya (objek perkara)
dikuasai oleh Tergugat dengan menjadikannya sebagai rumah dinas Walikota Binjai
sampai saat ini.
Tergugat dalam menguasai objek perkara tanpa hak kepemilikan yang sah,
karena objek perkara tersebut tidak ada terdaftar atas nama Tergugat di Kantor
Pertanahan Kota Binjai, oleh karenanya maka jelas bahwa objek perkara tersebut
bukan hak milik atau pun asset dari Tergugat, berhubung karena Penggugat tidak
pernah melakukan pengalihan baik kepada Tergugat maupun kepada pihak lain.

C. Analisis Kasus
Pengadilan Negeri Binjai telah mengambil putusan, yaitu putusan No.
03/PDT.G/2009/PN.BJ tanggal 15 Oktober 2009 yang amarnya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI:
• Menolak eksepsi dari Tergugat dan turut Tergugat untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian;
2. Menyatakan perbuatan Tergugat yang menguasai tanah berikut bangunan di
atasnya seluas 7.030 m² (tujuh ribu tiga puluh meter bujur sangkar) yang terletak
di Jalan Veteran No. 1 Binjai (d/h Jalan Beatrix/Jalan Mojopahit No 1 Binjai)
Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota, Kotamadya Binjai, setempat dikenal
dengan rumah dinas Walikota Binjai dengan batas sebagai berikut:
• Sebelah Utara sekarang berbatas dengan Kantor PU Bina Marga Binjai;
• Sebelah Selatan sekarang berbatas dengan Jalan Jend. Gatot Subroto
Binjai;
• Sebelah Timur sekarang berbatas dengan Jalan Veteran Binjai;
• Sebelah Barat berbatas dengan Sungai Bingai;
adalah perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad);
3. Menyatakan tanah berikut bangunan di atasnya seluas 7.030 m² yang terletak di
Jalan Veteran No 1 Binjai (d/h Jalan Beatrix/Jalan Mojopahit No 1 Binjai)
Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota, Kotamadya Binjai, setempat dikenal
dengan rumah dinas Walikota Binjai dengan batas sebagai berikut;
• Sebelah Utara sekarang berbatas dengan Kantor PU Bina Marga Binjai;
• Sebelah Selatan sekarang berbatas dengan Jalan Jend. Gatot Subroto
Binjai;
• Sebelah Timur sekarang berbatas dengan Jalan Veteran Binjai;
• Sebelah Barat berbatas dengan Sungai Bingai;
merupakan budel warisan dari almarhum Tengku Kamil Azis yang belum
dibagi;
4. Menghukum Tergugat membayar kerugian Materil kepada Penggugat sebesar
Rp 8.063.410.000,- (delapan milyar enam puluh tiga juta empat ratus sepuluh
ribu rupiah);
5. Menyatakan turut Tergugat tunduk dan patuh pada putusan ini;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini
sejumlah Rp 715.000,- (tujuh ratus lima belas ribu rupiah);
7. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya.
Dalam putusan Pengadilan Negeri Binjai tersebut, saya rasa sudah tepat dalam
mengadili perkara di atas. Karena memang tanah tersebut merupakan hak waris dari
orang tua TENGKU ZULKIFLI KAMIL.
Dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat putusan Pengadilan Negeri
tersebut telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Medan dengan putusan No.
99/PDT/2010/PT.MDN tanggal 20 Juli 2010 yang amarnya sebagai berikut:
• Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding;
• Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Binjai, tanggal 15 Oktober 2009, Nomor:
03/Pdt.G/2009/PN.BJ yang dimohonkan banding tersebut.
Mengenai putusan Pengadilan Tinggi Medan di atas, saya sependapat dengan
TENGKU ZULKIFLI KAMIL, bahwa Pengadilan Tinggi Medan salah dalam
menerapkan hukum bail secara formil maupun materil. Judex facti salah menafsirkan
"hak milik" karena pengertian hak milik menurut ketentuan dalam Undang-Undang
Pokok Agraria berbeda sekali pengertiannya dengan hak milik menurut hukum adat.
Bahwa apabila tanah belum mempunyai alasan hak sebagaimana yang diatur dan
ditentukan dalam Undang-Undang Pokok Agraria, bukan berarti seseorang tidak
dapat disebut telah mempunyai hak milik atas tanah yang belum terdaftar di Kantor
Agraria dan cara pengalihannya dapat saja menurut kebiasaan yang hidup dan
berlaku pada kebiasaan hukum adat setempat.
Berdasarkan hal di atas, Mahkamah Agung berpendapat Pengadilan Tinggi
Medan telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:
Bahwa sekalipun Termohon Kasasi/Tergugat menguasai objek sengketa,
namun Termohon Kasasi/Tergugat tidak mempunyai alas hak untuk
mendaftarkannya kepada Badan Pertanahan Nasional. Bahwa saksi-saksi dan bukti-
bukti yang diajukan menunjukkan bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat dapat
membuktikan bahwa objek sengketa adalah milik Tengku Kamil Aziz bin Sultan
Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadshah, sebaliknya Termohon Kasasi/Tergugat tidak
dapat melemahkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat.
Alasan dan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya
dalam perkara a quo sudah tepat dan benar sehingga dapat disetujui dan dijadikan
sebagai pertimbangan Mahkamah Agung dalam memutus perkara ini dalam tingkat
kasasi.
Maka dari itu, oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/
Penggugat dikabulkan, dan Termohon Kasasi/Tergugat berada di pihak yang kalah,
maka para Termohon Kasasi/Tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam semua tingkat peradilan.
Menurut saya, pertimbangan Mahkamah Agung sudah sangat jelas dan tepat
dalam mengadili perkara tersebut dengan berbagai pertimbangan dan alasan, serta
bukti-bukti yang ada dalam persidangan.

Anda mungkin juga menyukai