Disusun Oleh :
NIM E2B023027
Dosen Pengampu :
MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
2023
PARA PIHAK DALAM PUTUSAN :
H. ABDUL RAHIM , pekerjaan wiraswasta, berdomisili di Jl. Tebet Raya No.7 Rt.
003/Rw. 002 Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan,
FARUK MAKARIM, SH. RAKMAN PERMANA, SH., dan HERI SUPRIADI, SH.,
para Advokat- Konsultan Hukum pada Law Office “ FARUK MAKARIM &
PARTNERS”,
3. ARDIN LAUHATTA, Pekerjaan Swasta, Alamat Apartemen Batavia I No. 2811, Jl.
KH Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta Pusat, TERBANDING III semula TERGUGAT III
Dalam hal ini Terbanding II,III semula Tergugat II,III memberi kuasa kepada :
DR.Tommy S.S. Bhail, SH.LL.M.., Herman Ginting, SH.MH., Rasida Siregar, SH. Dan
Taufik Hidayat Nasution, SH.,CLA. Kesemuanya Advokat dan Konsultan Hukum pada
Kantor Hukum “ TOMMY S.BHAIL & PARTNERS” berkantor di Ruko Mega Cempaka
Mas, Blok.E-1 No.8, Jln. Let.Jend Suparapto, Jakarta Pusat 10640, selanjutnya disebut
TERBANDING II,III semula TERGUGAT II,III berdasarkan surat kuasa khusus
tertanggal 10 Juni 2016;
4. Ny. ANNE DJOENARDI, S.H. MBA, Notaris, Alamat Jl. Darmawangsa No.
8,Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160, untuk/ selanjutnya disebut sebagai
TERBANDING IV semula TERGUGAT IV;
5. KANTOR PERTANAHAN JAKARTA SELATAN, beralamat di Jl. Prapanca Raya
No. 9, Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh :
6. FAIZER YAHYA, pekerjaan swasta, beralamat di Jl. Merdeka No. 170, Rt. 002/009,
Kelurahan Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Bogor, untuk selanjutnya disebut
sebagai TURUT TERBANDING semula TURUTTERGUGAT;
DUDUK PERKARA :
Meminjam uang ke
Tanah Milik Penggugat CIMB Bank
Objek : Sebidang tanah namun dikelola cucu (Perjanjian Kredit)
1.492 m2
sebagai Direktur dengan menjaminkan
(POM Bensin)
( Tergugat 1) SHM atas tanah POM
Bensin
Penanda tanganan Akta Jual Beli No. 022/2011 tertanggal 25 Agustus 2011 yang dibuat oleh
Anne Djoenardi, SH., MBA. (TERGUGAT IV) tersebut ternyata saat itu adalah untuk
membuat rekening Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto atas nama Faizher Yahya
(TURUT TERGUGAT) No. Rek. 2260100917119 tersebut dibuat, setelah uang Rp.
12.000.000.000,- (dua belas miliar rupiah) ditransfer ke rekening tersebut, kemudian
ditransfer lagi ke rekening lain sampai habis dan setelah itu rekening tersebut langsung
ditutup;
PENGGUGAT yang diwakili oleh Notaris Muchlis Patahna, SH., M.Kn. menyepakati untuk
mengganti uang sebesar Rp. 12.000.000.000 (12 M) kepada TERGUGAT II dan III bahkan
dilebihi sebesar Rp. 3.000.000.000,- (3M) sehingga menjadi Rp. 15.000. 000.000.- (15 M)
yang mana PENGGUGAT I telah mengeluarkan bilyet giro tertanggal 26 Maret 2013 yang
dititpkan kepada Notaris Muchlis Patahna, SH., M.Kn. tersebut. Akan tetapi ternyata
kemudian TERGUGAT II minta penggantian sebesar Rp. 25.000.000.000,- (25M).
1. PENGGUGAT adalah pemilik tanah seluas 1.492 m2 berikut POM Bensin yang berdiri
di atasnya yang terletak di Jl. Buncit Raya No. 112, RT/RT: 002/007, Kel. Pejaten Barat,
Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan SHM No. 1147/Pejaten yang dikeluarkan oleh
Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Selatan;
2. POM Bensin dikelola oleh PT. Bucit Inra Raya yang salah-satu pemegang sahamnya
adalah PENGGUGAT, sedangkan Direktur Utamanya adalah TERGUGAT I yang juga
merupakan Cucu dari PENGGUGAT;
3. Awal tahun 2011 TERGUGAT I mengatakan kepada PENGGUGAT diperlukan
tambahan modal dengan melakuka pinjaman uang kepada Bank dengan menjaminkan
tanah tersebut, bahwa karena bujuk rayu TERGUGAT I kepada PENGGUGAT yang
dilakukan secara terus menerus, akhirnya PENGGUGAT menyetujuinya untuk melakukan
pinjaman kepada bank dengan menjaminkan tanah tersebut;
6. Setelah menanda tangani surat tersebut ketika PENGGUGAT berada di dalam mobil
hendak meninggalkan tempat, TERGUGAT I mendatangi PENGGUGAT dan
menyodorkan selembar kertas kosong kepada PENGGUGAT agar ditanda tangani, yang
Mmenurut TERGUGAT I untuk keperluan pengambilan bilyet giro, sehingga kemudian
PENGGUGAT menanda tanganinya;
9. Adapun kertas kosong yang disodorkan oleh TERGUGAT I kepada dan telah ditanda
tangani oleh PENGGUGAT ketika berada di dalam mobil saat hendak meninggalkan Bank
CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto yang katanya menurut TERGUGAT I adalah untuk
keperluan pengambilan bilyet giro tersebut, diketahui kemudian telah diisi dengan tulisan
tangan berisi surat persetujuan untuk mentransfer uang pembayaran penjualan tanah
berikut POM Bensin kepada rekening Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto atas nama
Faizher Yahya (TURUT TERGUGAT) No.Rek. 2260100917119 sebesar Rp.
12.000.000.000,- (dua belas miliar rupiah), PENGGUGAT sendiri sampai dengan gugatan
ini diajukan, tidak pernah menerima sepeserpun uangnya;
10. Penanda tanganan Akta Jual Beli No. 022/2011 tertanggal 25 Agustus 2011 yang
dibuat oleh Anne Djoenardi, SH., MBA. (TERGUGAT IV) tersebut, diketahui kemudian
kenapa dapat dilakukan di kantor Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto tersebut,
diketahui kemudian karena ternyata saat itu adalah untuk membuat rekening Bank CIMB
Niaga Cabang Gatot Subroto atas nama Faizher Yahya (TURUT TERGUGAT) No. Rek.
2260100917119 tersebut dibuat, setelah uang Rp. 12.000.000.000,- (dua belas miliar
rupiah) ditransfer ke rekening tersebut, kemudian ditransfer lagi ke rekening lain sampai
habis dan setelah itu rekening tersebut langsung ditutup;
11. PENGGUGAT tidak pernah menjual tanah berikut POM Bensin tersebut dan tidak
juga menerima sepeserpun uangnya, akan tetapi PENGGUGAT mempunyai itikad baik
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara musyawarah sehingga dari beberapa
kali pertemuan akhirnya PENGGUGAT yang diwakili oleh Notaris Muchlis Patahna, SH.,
M.Kn. menyepakati untuk mengganti uang sebesar Rp. 12.000.000.000 (dua belas miliar
rupiah) kepada TERGUGAT II dan III bahkan dilebihi sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga
miliar rupiah) sehingga menjadi Rp. 15.000. 000.000.- (lima belas miliar rupiah) yang
mana PENGGUGAT I telah mengeluarkan bilyet giro tertanggal 26 Maret 2013 yang
dititpkan kepada Notaris Muchlis Patahna, SH., M.Kn. tersebut. Akan tetapi ternyata
kemudian TERGUGAT II minta penggantian sebesar Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh
lima miliar rupiah) sehingga sampai sekarang belum ada penyelesaian, oleh karena itu
PENGGUGAT mengajukan gugatan ini;
3. Menyatakan TERGUGAT I, II, III dan IV telah melakukan perbuatan melawan hukum;
5. Menyatakan jual beli tanah seluas 1.492 m2 berikut POM Bensin yang berdiri di
atasnya terletak di Jl. Buncit Raya No. 112, RT/RT : 002/007, Kel. Pejaten Barat, Kec.
Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan SHM No. 1147/Pejaten yang dikeluarkan oleh
Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Selatan dan Akta Jual Beli No. 022/2011 tertanggal
25 Agustus 2011 yang dibuat oleh TERGUGAT IV adalah batal demi hukum dan
dibatalkan;
6. Menyatakan balik nama SHM No. 1147/Pejaten yang dikeluarkan oleh Kantor
Pertanahan Kotamadya Jakarta Selatan dari nama Haji ABDUL RAHIM (PENGGUGAT
I) ke atas nama SUWANTARA GOTAMA (TERGUGAT II),dan ARDIN LAUHATTA
Master Of Business Administration (TERGUGAT III) adalah tidak mempunyai kekuatan
hukum;
7. Menghukum TERGUGAT II dan III atau atau siapapun yang memegang SHM No.
1147/Pejaten tersebut untuk menyerahkannya kepada PENGGUGAT dan menghukum
TERGUGAT V untuk membalik namakan kembali SHM No. 1147/Pejaten Tersebut dari
nama SUWANTARA GOTAMA (TERGUGAT II) dan ARDIN LAUHATTA Master Of
Business Administration (TERGUGAT III) ke atas nama Haji ABDUL RAHIM
(PENGGUGAT I). Apabila sertipikat tersebut hilang atau musnah karena sebab apapun
itu, maka menghukum TERGUGAT V untuk menerbitkan sertipikat penggantinya atas
nama Haji
8. Menghukum TERGUGAT I, II, III dan IV untuk membayar ganti kerugian kepada
PENGGUGAT: kerugian materil hilangnya keuntungan PENGGUGAT sebesar Rp.
2.000.000,- (dua juta rupiah) per hah terhitung sejak 1 Januari 2012 sampai dengan
TERGUGAT I, II, III dan IV memenuhinya; kerugian materil sebesar Rp. 250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) kepada PENGGUGAT secara tunai dan seketika;
3. Bahwa jelas bahwa Pembanding semula Penggugat tidak berkehendak atas adanya
penjualan tanah a quo dan Pom bensin yan berdiri diatasnya yang terletak di jalan Buncit
Raya No 112 Rt/Rw ; 002/007 Kelurahan Pejanten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan, hal tersebut dibuktikan Pembanding/Penggugat tidak pernah menerima
sepeserpun uang dari hasil penjualan tanah tersebut dan melaporkan kejadian penipuan
tersebut kepada pihak Kepolisian dengan bukti tanda laporan No TBL/244/I/2014/PMJ/Dit
Reskrimus tanggal 23 Januari 2014.
4. Bahwa perbuatan para Terbanding para Tergugat Konpensi tersebut yang telah
melakukan Penipuan kepada Pembanding/Penggugat menimbulkan kerugian bagi
Pembanding/Penggugat Konpensi sebagaimana telah diuraikan diatas merupakan
Perbuatan Melawan Hukum. Menimbang, bahwa atas memori banding yang diajukan
Pembanding semula Penggugat tersebut diatas pihak Terbanding II dan III semula
Tergugat II dan III juga mengajukan kontra memori banding tertanggal 1 Desember 2016
yang pada pokoknya mendukung putusan Pengadilan Tingkat pertama yang antara lain
sebagai berikut :
Menimbang, bahwa jual beli tanah berikut dengan POM Bensin yang dilakukan oleh
Penggugat bersama istrinya sebagai Penjual kepada Tergugat I beserta Tergugat II sebagai
Pembeli yang dilakuakan dihadapan PPAT ( Tergugat IV) dengan Akta Jual Beli No
022/2011 tanggal 25 Agustus 20112 adalah sah menurut hukum karena jual beli tersebut
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku oleh karena itu para
Terbanding semula para Tergugat tidak dapat dikategorikan melakukan Perbuatan
Melawan Hukum.
PUTUSAN HAKIM :
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat tersebut.
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 Januari 2016 No.
475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel yang dimohonkan banding tersebut.
Menimbang, bahwa jual beli tanah berikut dengan POM Bensin yang dilakukan oleh
Penggugat bersama istrinya sebagai Penjual kepada Tergugat I beserta Tergugat II sebagai
Pembeli yang dilakuakan dihadapan PPAT (Tergugat IV) dengan Akta Jual Beli No 022/2011
tanggal 25 Agustus 20112 adalah sah menurut hukum karena jual beli tersebut telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku oleh karena itu para Terbanding
semula para Tergugat tidak dapat dikategorikan melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
Menurut sistem pembuktian hukum acara perdata, maka hakim harus mengedepankan
mencari kebenaran formiil dalam menyelesaikan suatu sengketa perkara perdata di
pengadilan. Yang mana sistem pembuktian menurut hukum acara perdata tersebut didasarkan
pada ketentuan Pasal 164 HIR dan ketentuan Pasal 1866 KUH Perdata, melainkan juga
mengedepankan unsur keyakinan hakim berdasarkan alat-alat bukti yang ada di persidangan
guna mencari kebenaran materiil (materiele waarheid). Unsur keyakinan hakim tersebut
sebenarnya adalah dilandaskan dari asas mencari kebenaran materiil (materiele waarheid)
dan bukan asas mencari kebenaran formiil (formeel waarheid). Hal inilah yang akan penulis
teliti dan kaji, yaitu pertimbangan hukum hakim dalam putusan pengadilan tinggi yang
menggunakan asas pembuktian mencari kebenaran materiil dalam penerapan prinsip dan
syarat sah suatu perjanjian.
1. Cacat hukum materiil adalah akta yang tidak memenuhi syarat materiil sedangkan
2. Cacat hukum formil adalah akta yang tidak memenuhi syarat formil.
1
A. Karim Nasution, Masaalah Hukum Pembuktian dalam Proses Pidana, I, tanpa penerbit, Jakarta, 1976, hal.
18-19.
2
R. Subekti, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, 1975, hal. 12
1. Sepakat antara pihak-pihak,
2. Kecakapan,
3. Suatu hal tertentu (objek),
4. Suatu sebab yang halal.
Disini yang mejadi acuan tidak terpeuhinya syarat sah perjanjian yaitu mengenai adanya kata
sepakat anatara para pihak.
Sepakat antara pihak-pihak disini dapat diartikan sebagai :
- Kecocokan antara kehendak kedua belah pihak
- Ada pertemuan dua kehendak
- Persesuaian dan pernyataan kehendak.
Kata sepakat terjadi jika ada pernyataan yang secara objektif dapat dipercaya. Karena sepakat
yang sah adalah :
Tidak ada Cacat kehendak dan penyalahgunaan keadaan (pasal l321 KUHPdt)
1. Kekhilafan (pasal 1322 KUHPdt),
Bisa mengenai hakikat barang, bisa juga mengenai orang.
Jika kehendak seseorang pada waktu membuat perjanjian dipengaruhi oleh kesan atau
pandangan palsu.
2. Paksaan (Pasal 1324 KUHPdt),
Keadaan Psikis yang dimana seseorang melakukan perbuatan karena, takut ancaman
mengenai kehormatan, jiwa, harta dan untuk kepentingan pihak lawan.
Hipnotis bukan merupakan paksaan.
3. Penipuan (Pasal 1328 KUHPdt),
Yaitu sengaja melakukan tipu muslihat dengan memberikan keterangan palsu dan
tidak benar atau adanya serangkaian kebohongan.
Pasal 1321 BW dinyatakan "Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena
kekhilafan, atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan"; Bahwa Akta Jual Beli tersebut
merupakan akta otentik, ialah sebagaimana dimaksud Pasal 1868 BW yaitu "Suatu akta
otentik ialah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat
oleh atau dihadapan pegawaipegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta
dibuatnya" jo. Pasal 1 angka 7 UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang berbunyi
"Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk
dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang inr. Sedangkan dalam pembuatan Akta
Jual Beli tersebut hal-hal yang ditetapkan undang-undang tidak dipenuhi, antara lain tidak
dibacakan, pada saat itu tidak ada Tergugat II dan Tergugat III yang di dalam Akta Jual Beli
tersebut disebutkan menghadap kepada Tergugat IV, tidak ada saksi-saksi sebagaimana yang
disebutkan dalam Akta Jual Beli. Sehingga Akta Jual Beli tersebut tidak benar (palsu) yang
merupakan perbuatan melawan hukum.
Penandatanganan Akta Jual Beli Nomor 022 Tahun 2011 tertanggal 25 Agustus 2011
dilakukan oleh Penggugat atas dasar adanya penyalahgunaan keadaan (misbruik van
omstandigheden) yang dilakukan oleh Para Tergugat sehingga Penggugat mengalami cacad
kehendak saat menandatangani akta jual beli tersebut (bermaksud mengajukan kredit dan
bukan jual beli), dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Tergugat I meyakinkan Penggugat bahwa tujuan ke Bank Cimb Niaga adalah untuk
mengajukan kredit dengan agunan tanah berikut POM Bensin milik Penggugat;
b. Penggugat yang sudah uzur (84 tahun saat itu) dalam keadaan tidak membawa kacamata
langsung disodori oleh Tergugat IV untuk menandatangani berkas yang sudah disiapkan
tanpa penjelasan maksud penandatanganan tersebut;
c. Jika memang yang dikehendaki oleh Penggugat yaitu jual beli tidak dilakukan di kantor
bank tetapi dilakukan di kantor Notaris/PPAT;
d. Pada saat penandatanganan pihak Tergugat II dan Tergugat III sebagai pembeli tidak hadir;
e. Harga tidak diterima oleh Penggugat tapi ditransfer ke rekening pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan Penggugat atas dasar Penggugat menandatangani blangko kosong yang
didalilkan sebagai permohonan untuk mendapatkan buku cek;
Bahwa oleh karena jual beli didasarkan atas keadaan tersebut, maka perjanjian jual beli
dimaksud harus dinyatakan batal, dan semua surat-surat yang terbit kemudian akibat jual beli
tersebut dengan sendirinya juga menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
Bahwa jelas bahwa Penggugat tidak berkehendak atas adanya penjualan tanah POM
bensin yan berdiri diatasnya yang terletak di jalan Buncit Raya No 112 Rt/Rw ; 002/007
Kelurahan Pejanten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, hal tersebut dibuktikan
Pembanding/Penggugat tidak pernah menerima sepeserpun uang dari hasil penjualan tanah
tersebut dan melaporkan kejadian penipuan tersebut kepada pihak Kepolisian dengan bukti
tanda laporan No TBL/244/I/2014/PMJ/Dit Reskrimus tanggal 23 Januari 2014. Perbuatan
para Terbanding semula Tergugat tersebut yang telah melakukan Penipuan kepada
Pembanding/Penggugat menimbulkan kerugian bagi Pembanding/Penggugat .
Adapun syarat formil sebuah akta didasarkan pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris(“UU
2/2014”) di antaranya yaitu:[1]
a. judul akta;
b. nomor akta;
c. isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan; dan
d. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan, kedudukan,
dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.
c. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan
tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan
d. uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta atau
uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan,
atau penggantian serta jumlah perubahannya.
5. Akta notaris pengganti dan pejabat sementara notaris, selain memuat ketentuan
sebagaimana dimaksud pada nomor 2, 3, dan 4 di atas juga memuat nomor dan
tanggal penetapan pengangkatan, serta pejabat yang mengangkatnya.
Selain itu, pembahasan soal cacat hukum sebuah akta akan berhubungan dengan
keabsahan akta notaris. Mengutip dari Arti Asas Praduga Sah Pada Akta Notaris, menurut
Habib Adjie dalam bukunya Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris sebagai
Pejabat Publik, ada dua hal yang membuat akta notaris dikatakan sah: Pertama, notaris
berwenang membuat akta sesuai dengan keinginan para pihak. 3 Kedua, secara lahiriah,
formal, dan materil telah sesuai dengan aturan hukum tentang pembuatan akta notaris. Habib
Adjie menjelaskan kembali, bahwa untuk menyatakan atau menilai akta tersebut tidak sah
harus dengan gugatan ke pengadilan umum. Selama dan sepanjang gugatan berjalan sampai
dengan ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, maka akta notaris
tetap sah dan mengikat para pihak atau siapa saja yang berkepentingan dengan akta tersebut.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk akta batal demi hukum, karena akta batal demi hukum
dianggap tidak pernah dibuat.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka akta dapat dianggap “cacat hukum” apabila tidak
memenuhi syarat materiil dan/atau formil sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, dan
sebagai konsekuensinya akta tersebut menjadi dapat dibatalkan atau batal demi hukum.
3
Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Sanksi Perdata & Administratif Terhadap Notaris sebagai Pejabat Publik.
(Bandung: Rafika Aditama), 2017, h. 79.
Perbandingan dengan Pertimbangan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi,
Mahkamah Agung dan Peninjauan Kembali adalah :
KESIMPULAN :
Bedasarkan Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim :
Pengadilan Negeri :
Para Tergugat tidak dikategorikan melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
Pengadilan Tinggi :
Terbanding semula para Tergugat tidak dapat dikategorikan melakukan Perbuatan
Melawan Hukum sehingga Majelis Hakim atas pertimbangan tersebut diatas Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 Januari 2016 No 475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel
tidak beralasan untuk dibatalkan dan harus dikuatkan.
Pertimbangan hakim dan putusan hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi
didasarkan pada pembuktian bedasarkan kebenaran Fomil mengenai adanya Akta Jual Beli
Nomor 022 Tahun 2011 tanggal 25 Agustus 2011 tanpa mengacu pada kebenaran materiil
mengenai alasan bisa terjadi suatu jual beli yang didasarkan dengan arti kata sepakat
bedasarkan prinsip konsensualisme dan bedasarkan syarat sah suatu perjanjian apakah
suatu perjanjian bisa dikataaan sepakat jika ada cacat kehendak dan penyalahgunaan
keadaan.
Mahkamah Agung :
Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 301/PDT/2017/ PT DKI tanggal
25 Agustus 2017 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel. tanggal 27 Januari 2016
Peninjauan Kembali :
1. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Para Pemohon Peninjauan Kembali: 1.
SUWANTARA GOUTAMA, 2. ARDIN LAUHATTA tersebut;
2. Menghukum Para Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam peninjauan kembali sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta
lima ratus ribu rupiah);
Pertimbangan hakim dan Putusan Mahkamah Agung dan Peninjauan Kembali telah
melakukan pembuktian bedasarkan kebenaran formil dan kebenaran materiil mengenai
pembuatan AJB tersebut dimana tidak memenuhi prinsip konsensualisme karena tidak
memenuhi adanya kata sepakat yang sah yang bedasarkan syarat sah suatu perjanjian Pasal
1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa :
1. Sepakat antara pihak-pihak,
2. Kecakapan,
3. Suatu hal tertentu (objek),
4. Suatu sebab yang halal.
Disini yang mejadi acuan tidak terpeuhinya syarat sah perjanjian yaitu mengenai adanya
kata sepakat anatara para pihak.
Sepakat antara pihak-pihak disini dapat diartikan sebagai :
- Kecocokan antara kehendak kedua belah pihak
- Ada pertemuan dua kehendak
- Persesuaian dan pernyataan kehendak.
Kata sepakat terjadi jika ada pernyataan yang secara objektif dapat dipercaya. Karena
sepakat yang sah adalah :
Tidak ada Cacat kehendak dan penyalahgunaan keadaan (pasal l321 KUHPdt)
1. Kekhilafan (pasal 1322 KUHPdt),
Bisa mengenai hakikat barang, bisa juga mengenai orang.
Jika kehendak seseorang pada waktu membuat perjanjian dipengaruhi oleh kesan atau
pandangan palsu.
2. Paksaan (Pasal 1324 KUHPdt),
Keadaan Psikis yang dimana seseorang melakukan perbuatan karena, takut ancaman
mengenai kehormatan, jiwa, harta dan untuk kepentingan pihak lawan.
Hipnotis bukan merupakan paksaan.
3. Penipuan (Pasal 1328 KUHPdt),
Yaitu sengaja melakukan tipu muslihat dengan memberikan keterangan palsu dan tidak
benar atau adanya serangkaian kebohongan.
Karena jual beli dengan objek POM Bensin tersebut mengandung cacat kehendak karena
Tergugat I denngan sengaja melakukan penipuan terhadap penggugat untuk melakukan
perjanjian Jual Beli di Bank CIMB dengan dalih akan dilakukannya perjanjian kredit
dengan menjaminkan sertifikat POM Bensi tersebut. Perbuatan yang dilakukan tergugat
VI terhadap penggugat adalah perbuatan melawan hukum berupa penyalahgunaan keadaan
karena penyalahgunaan keadaan itu dalam bentuk menyalahgunakan keunggulan kejiwaan
oleh Tergugat VI karena Tergugat VI merupakan seorang pegawai Bank yang melayani
nasabah dan memanfaatkan penggugat yang dalam keadaan uzur dan tidak membawa
kacamata sedangkan penggugat tidak bisa amembaca jika tidak memakai kacamata. Dalam
keadaan demikian, tergugat telah menyalahgunakan ketergantungan relatif karena adanya
hubungan kepercayaan yang istimewa yaitu sama-sama orang Makassar sehingga tidak
akan berbuat dan menyalahgunakan keadaan. Adanya perbuatan tipu-muslihat yang
merupakan kerjasama antara Tergugat I, II, III dan IV sehingga kemudian Penggugat
memberikan kesepakatannya menanda tangani Akta Jual Beli tersebut, maka syarat sahnya
perjanjian Pasal 1320 BW mengenai "sepakat mereka yang mengikatkan dirinya" adalah
tidak/terpenuhi dan dianggap batal demi hukum.