Anda di halaman 1dari 21

Analisis Kasus Hukum Perjanjian Kontrak

(Putusan Nomor : 301/ PDT / 2017 / PT DKI)

Disusun Oleh :

Nadia Pitra Kinasih

NIM E2B023027

Dosen Pengampu :

Dr. Sulistyandari, S.H., M.Hum.

MAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

2023
PARA PIHAK DALAM PUTUSAN :

Pembanding semula Penggugat :

H. ABDUL RAHIM , pekerjaan wiraswasta, berdomisili di Jl. Tebet Raya No.7 Rt.
003/Rw. 002 Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan,

memberi kuasa kepada:

FARUK MAKARIM, SH. RAKMAN PERMANA, SH., dan HERI SUPRIADI, SH.,
para Advokat- Konsultan Hukum pada Law Office “ FARUK MAKARIM &
PARTNERS”,

Terbanding semula Tergugat :

1. MUHAMMAD D AMINULLAH, Pekerjaan Swasta, terakhir beralamat di Kompleks


Cening Ati Blok F No. 340 Rt/Rw : 001/006, Kelurahan Jati Cempaka, Kecamatan
Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai :
TERBANDING I semula TERGUGAT I;

2. SUWANTARA GOUTAMA, Pekerjaan swasta, Alamat Jl. Indramayu No.11, RT/RW


: 001/005, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, TERBANDING II
semula TERGUGAT II

3. ARDIN LAUHATTA, Pekerjaan Swasta, Alamat Apartemen Batavia I No. 2811, Jl.
KH Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta Pusat, TERBANDING III semula TERGUGAT III

Dalam hal ini Terbanding II,III semula Tergugat II,III memberi kuasa kepada :

DR.Tommy S.S. Bhail, SH.LL.M.., Herman Ginting, SH.MH., Rasida Siregar, SH. Dan
Taufik Hidayat Nasution, SH.,CLA. Kesemuanya Advokat dan Konsultan Hukum pada
Kantor Hukum “ TOMMY S.BHAIL & PARTNERS” berkantor di Ruko Mega Cempaka
Mas, Blok.E-1 No.8, Jln. Let.Jend Suparapto, Jakarta Pusat 10640, selanjutnya disebut
TERBANDING II,III semula TERGUGAT II,III berdasarkan surat kuasa khusus
tertanggal 10 Juni 2016;

4. Ny. ANNE DJOENARDI, S.H. MBA, Notaris, Alamat Jl. Darmawangsa No.
8,Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160, untuk/ selanjutnya disebut sebagai
TERBANDING IV semula TERGUGAT IV;
5. KANTOR PERTANAHAN JAKARTA SELATAN, beralamat di Jl. Prapanca Raya
No. 9, Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh :

YULISTRIANI, SH., SUPRAPTO, SH., H. LALU MAKBUL,SH., HANJAR


PRIHADI,SH., DJOKO WIDODO, SH., DWI KINANDARI, keenamnya memilih
alamat pada kantor pertanahan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Jalan H. Alwi No. 99
Tanjung Barat untuk selanjutnya disebut sebagai TERBANDING V semula
TERGUGAT V;

6. FAIZER YAHYA, pekerjaan swasta, beralamat di Jl. Merdeka No. 170, Rt. 002/009,
Kelurahan Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Bogor, untuk selanjutnya disebut
sebagai TURUT TERBANDING semula TURUTTERGUGAT;

DUDUK PERKARA :
Meminjam uang ke
Tanah Milik Penggugat CIMB Bank
Objek : Sebidang tanah namun dikelola cucu (Perjanjian Kredit)
1.492 m2
sebagai Direktur dengan menjaminkan
(POM Bensin)
( Tergugat 1) SHM atas tanah POM
Bensin

Tergugat IV tidak membacakan dahulu


Tergugat I mendatangi Penggugat dan
mengenai surat yang akan ditanda tangani
menyodorkan selembar kertas kosong
dan Penggugat sudah uzur berumur 84
kepada Penggugat agar ditanda
Tahun dan tidak membaca perjanjian
tangani, yang menurut Tergugat I
tersebut karena tidak membawa kacamata
untuk keperluan pengambilan bilyet
maka atas dasar kepercayaan Penggugat
giro
menandatangani Perjanjian tersebut.

5 Desember 2011 datang preman- PENGGUGAT melalui anak


preman ke POM Bensin milik PENGGUGAT melaporkan kepada Polres
PENGGUGAT dan memaksa agar Metro Jakarta Selatan sebagaimana tanda
menghentikan operasional POM bukti lapor Nomor:
Bensin bedasarkan suruham tergugat LP/1998/K/XII/2011/Restrojaksel tanggal
II dan Tergugat II 8 Desember
TERGUGAT IV di Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto kepada dan ditanda tangani
oleh PENGGUGAT yang tanpa dibacakan terlebih dahulu tersebut, adalah Akta Jual Beli
No. 022/2011 tertanggal 25 Agustus 2011. Bahkan tertanggal 3 November 2011, SHM No.
1147/Pejaten telah dibalik nama oleh TERGUGAT IV dari nama "Haji ABDUL RAHIM"
(PENGGUGAT) ke atas nama "SUWANTARA GOTAMA" (TERGUGAT II) dan "ARDIN
LAUHATTA Master Of Business Administration" (TERGUGAT III)

Penanda tanganan Akta Jual Beli No. 022/2011 tertanggal 25 Agustus 2011 yang dibuat oleh
Anne Djoenardi, SH., MBA. (TERGUGAT IV) tersebut ternyata saat itu adalah untuk
membuat rekening Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto atas nama Faizher Yahya
(TURUT TERGUGAT) No. Rek. 2260100917119 tersebut dibuat, setelah uang Rp.
12.000.000.000,- (dua belas miliar rupiah) ditransfer ke rekening tersebut, kemudian
ditransfer lagi ke rekening lain sampai habis dan setelah itu rekening tersebut langsung
ditutup;

PENGGUGAT yang diwakili oleh Notaris Muchlis Patahna, SH., M.Kn. menyepakati untuk
mengganti uang sebesar Rp. 12.000.000.000 (12 M) kepada TERGUGAT II dan III bahkan
dilebihi sebesar Rp. 3.000.000.000,- (3M) sehingga menjadi Rp. 15.000. 000.000.- (15 M)
yang mana PENGGUGAT I telah mengeluarkan bilyet giro tertanggal 26 Maret 2013 yang
dititpkan kepada Notaris Muchlis Patahna, SH., M.Kn. tersebut. Akan tetapi ternyata
kemudian TERGUGAT II minta penggantian sebesar Rp. 25.000.000.000,- (25M).

1. PENGGUGAT adalah pemilik tanah seluas 1.492 m2 berikut POM Bensin yang berdiri
di atasnya yang terletak di Jl. Buncit Raya No. 112, RT/RT: 002/007, Kel. Pejaten Barat,
Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan SHM No. 1147/Pejaten yang dikeluarkan oleh
Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Selatan;

2. POM Bensin dikelola oleh PT. Bucit Inra Raya yang salah-satu pemegang sahamnya
adalah PENGGUGAT, sedangkan Direktur Utamanya adalah TERGUGAT I yang juga
merupakan Cucu dari PENGGUGAT;
3. Awal tahun 2011 TERGUGAT I mengatakan kepada PENGGUGAT diperlukan
tambahan modal dengan melakuka pinjaman uang kepada Bank dengan menjaminkan
tanah tersebut, bahwa karena bujuk rayu TERGUGAT I kepada PENGGUGAT yang
dilakukan secara terus menerus, akhirnya PENGGUGAT menyetujuinya untuk melakukan
pinjaman kepada bank dengan menjaminkan tanah tersebut;

4. Pada tanggal 25 Agustus 2011 TERGUGAT I menjemput PENGGUGAT dari rumah


PENGGUGAT ke Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto di Gedung Patra Jasa, Jl.
Gatot Subroto Jakarta Selatan, dimana disana sudah ada TERGUGAT IV dan pegawai
Bank CIMB NIAGA, sedangkan TERGUGAT II dan TERGUGAT III ataupun kuasanya
tidak hadir pada saat itu;

5. TERGUGAT tidak membacakannya terlebih dahulu menyodorkan surat kepada


PENGGUGAT yang katanya adalah Pejanjian Kredit. Karena TERGUGAT I membawa
PENGGUGAT ke Bank (Bank CIMBNiaga Cabang Gatot Subroto) tempat yang biasa
dipergunakan antara lain untuk pemberian fasilitas kredit dan selain itu juga TERGUGAT
I meyakinkan PENGGUGAT bahwa TERGUGAT IV adalah sama-sama orang Makasar
sehingga tidak akan berbuat curang kepada sesama satu daerah, bahwa pada saat itu usia
TERGUGAT I sudah uzur yakni berusia 84 tahun dan tidak membawa kecamata padahal
PENGGUGAT tidak dapat membaca tanpa menggunakan kecamata, maka atas dasar
kepercayaan bahwa TERGUGAT IV tidak akan berbuat curang kepada PENGGUGAT,
maka PENGGUGAT danjuga istri PENGGUGAT menanda tangani surat tersebut karena
memang sudah berniat meminjam uang ke Bank dengan menjaminkan tanah berikut POM
Bensin tersebut;

6. Setelah menanda tangani surat tersebut ketika PENGGUGAT berada di dalam mobil
hendak meninggalkan tempat, TERGUGAT I mendatangi PENGGUGAT dan
menyodorkan selembar kertas kosong kepada PENGGUGAT agar ditanda tangani, yang
Mmenurut TERGUGAT I untuk keperluan pengambilan bilyet giro, sehingga kemudian
PENGGUGAT menanda tanganinya;

7. Tanggal 5 Desember 2011 datang preman-preman ke POM Bensin milik


PENGGUGAT dan memaksa agar menghentikan operasional POM Bensin dan
mengosongkannya, bahwa dasar preman - preman tersebut melakukan upaya pemaksaan
karena atas perintah "BOS", bahwa yang dimaksud "BOS" oleh preman - preman tersebut
adalah TERGUGAT II dan TERGUGAT III, bahwa oleh karena PENGGUGAT merasa
adalah pemilik dari tanah berikut POM Bensin tersebut, maka kemudian PENGGUGAT
melalui anak PENGGUGAT melaporkan kepada Polres MetroJakarta Selatan
sebagaimana tanda bukti lapor Nomor : LP/1998/K/XII/2011/RestrojakseL tanggal 8
Desember 2011. Bahwa, karena adanya gangguan preman-preman tersebut atas dasar
suruhan dari TERGUGAT II dan TERGUGAT III, pada akhirnya sejak awal Januari 2012
operasional POM Bensin terhenti sehingga PENGGUGAT kehilangan keuntungan sebesar
Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) per bulan;

8. Berdasarkan surat No. : 017/015/SRP/IX/13 tertanggal 16 September 2013perihal Surat


Peringatan (Somasi) Pertama Untuk Mengosongkan Sebidang Tanah Milik Suwantara
Gotama yang terletak di Jl. Buncit Raya No. 112, RT/RT : 002/007, Kel. Pejaten Barat,
Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan, baru diketahui kemudian ternyata surat yang
disodorkan oleh TERGUGAT IV di Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto kepada dan
ditanda tangani oleh PENGGUGAT yang tanpa dibacakan terlebih dahulu tersebut, adalah
Akta Jual Beli No. 022/2011 tertanggal 25 Agustus 2011. Bahkan tertanggal 3 November
2011, SHM No. 1147/Pejaten telah dibalik nama oleh TERGUGAT IV dari nama "Haji
ABDUL RAHIM" (PENGGUGAT) ke atas nama "SUWANTARA GOTAMA"
(TERGUGAT II) dan "ARDIN LAUHATTA Master Of Business Administration"
(TERGUGAT III);

9. Adapun kertas kosong yang disodorkan oleh TERGUGAT I kepada dan telah ditanda
tangani oleh PENGGUGAT ketika berada di dalam mobil saat hendak meninggalkan Bank
CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto yang katanya menurut TERGUGAT I adalah untuk
keperluan pengambilan bilyet giro tersebut, diketahui kemudian telah diisi dengan tulisan
tangan berisi surat persetujuan untuk mentransfer uang pembayaran penjualan tanah
berikut POM Bensin kepada rekening Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto atas nama
Faizher Yahya (TURUT TERGUGAT) No.Rek. 2260100917119 sebesar Rp.
12.000.000.000,- (dua belas miliar rupiah), PENGGUGAT sendiri sampai dengan gugatan
ini diajukan, tidak pernah menerima sepeserpun uangnya;

10. Penanda tanganan Akta Jual Beli No. 022/2011 tertanggal 25 Agustus 2011 yang
dibuat oleh Anne Djoenardi, SH., MBA. (TERGUGAT IV) tersebut, diketahui kemudian
kenapa dapat dilakukan di kantor Bank CIMB Niaga Cabang Gatot Subroto tersebut,
diketahui kemudian karena ternyata saat itu adalah untuk membuat rekening Bank CIMB
Niaga Cabang Gatot Subroto atas nama Faizher Yahya (TURUT TERGUGAT) No. Rek.
2260100917119 tersebut dibuat, setelah uang Rp. 12.000.000.000,- (dua belas miliar
rupiah) ditransfer ke rekening tersebut, kemudian ditransfer lagi ke rekening lain sampai
habis dan setelah itu rekening tersebut langsung ditutup;

11. PENGGUGAT tidak pernah menjual tanah berikut POM Bensin tersebut dan tidak
juga menerima sepeserpun uangnya, akan tetapi PENGGUGAT mempunyai itikad baik
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara musyawarah sehingga dari beberapa
kali pertemuan akhirnya PENGGUGAT yang diwakili oleh Notaris Muchlis Patahna, SH.,
M.Kn. menyepakati untuk mengganti uang sebesar Rp. 12.000.000.000 (dua belas miliar
rupiah) kepada TERGUGAT II dan III bahkan dilebihi sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga
miliar rupiah) sehingga menjadi Rp. 15.000. 000.000.- (lima belas miliar rupiah) yang
mana PENGGUGAT I telah mengeluarkan bilyet giro tertanggal 26 Maret 2013 yang
dititpkan kepada Notaris Muchlis Patahna, SH., M.Kn. tersebut. Akan tetapi ternyata
kemudian TERGUGAT II minta penggantian sebesar Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh
lima miliar rupiah) sehingga sampai sekarang belum ada penyelesaian, oleh karena itu
PENGGUGAT mengajukan gugatan ini;

TUNTUTAN PEMBANDING SEMULA PENGGUGAT :

1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah dan berharga Sita-jaminan tersebut di atas;

3. Menyatakan TERGUGAT I, II, III dan IV telah melakukan perbuatan melawan hukum;

4. Menyatakan syarat sahnya perjanjian "sepakat mereka yang mengikatkan dirinya"


dalam jual beli tanah seluas 1.492 m2 berikut POM Bensin yang berdiri di atasnya terletak
di Jl. Buncit Raya No. 112, RT/RT : 002/007, Kel. Pejaten Barat, Kec. Pasar Minggu,
Jakarta Selatan dengan SHM No. 1147/Pejaten yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan
Kotamadya Jakarta Selatan, tidak terpenuhi;

5. Menyatakan jual beli tanah seluas 1.492 m2 berikut POM Bensin yang berdiri di
atasnya terletak di Jl. Buncit Raya No. 112, RT/RT : 002/007, Kel. Pejaten Barat, Kec.
Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan SHM No. 1147/Pejaten yang dikeluarkan oleh
Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Selatan dan Akta Jual Beli No. 022/2011 tertanggal
25 Agustus 2011 yang dibuat oleh TERGUGAT IV adalah batal demi hukum dan
dibatalkan;

6. Menyatakan balik nama SHM No. 1147/Pejaten yang dikeluarkan oleh Kantor
Pertanahan Kotamadya Jakarta Selatan dari nama Haji ABDUL RAHIM (PENGGUGAT
I) ke atas nama SUWANTARA GOTAMA (TERGUGAT II),dan ARDIN LAUHATTA
Master Of Business Administration (TERGUGAT III) adalah tidak mempunyai kekuatan
hukum;

7. Menghukum TERGUGAT II dan III atau atau siapapun yang memegang SHM No.
1147/Pejaten tersebut untuk menyerahkannya kepada PENGGUGAT dan menghukum
TERGUGAT V untuk membalik namakan kembali SHM No. 1147/Pejaten Tersebut dari
nama SUWANTARA GOTAMA (TERGUGAT II) dan ARDIN LAUHATTA Master Of
Business Administration (TERGUGAT III) ke atas nama Haji ABDUL RAHIM
(PENGGUGAT I). Apabila sertipikat tersebut hilang atau musnah karena sebab apapun
itu, maka menghukum TERGUGAT V untuk menerbitkan sertipikat penggantinya atas
nama Haji

ABDUL RAHIM (PENGGUGAT I);

8. Menghukum TERGUGAT I, II, III dan IV untuk membayar ganti kerugian kepada
PENGGUGAT: kerugian materil hilangnya keuntungan PENGGUGAT sebesar Rp.
2.000.000,- (dua juta rupiah) per hah terhitung sejak 1 Januari 2012 sampai dengan
TERGUGAT I, II, III dan IV memenuhinya; kerugian materil sebesar Rp. 250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) kepada PENGGUGAT secara tunai dan seketika;

PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM :

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan diucapkan pada


tanggal 27 Januari 2016 , kuasa Pembanding semula Penggugat menyatakan banding pada
tanggal 5 Pebruari 2016 ,dengan demikian permohonan banding tersebut telah diajukan
dalam tenggang waktu dan menurut cara serta syarat-syarat sebagaimana ditentukan
menurut undang-undang, maka dengan demikian permohonan banding tersebut secara
formil dapat diterima.

Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat didalam memori bandingnya


tanggal 1 November 2016 ,menyatakan keberatan atau dengan kata lain tidak menerima
putusan yang telah dijatuhkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan mengemukakan
alasan-alasan antara lain sebagai berikut :

1. Bahwa Pembanding/Penggugat Konpensi menolak dan keberatan atas


pertimbangan putusan a quo halaman 50 alinea ke enam dan halaman 51 alinea ke satu
sampai dengan keempat.
2. Bahwa perihal mengenai adanya akte jual beli tersebut adalah adalah perbuatan
curang dari Tergugat I ( yang merupakan cucu dari Penggugat ), hal mana Tergugat I
sekitar tahun 2001 mengatakan kepada Penggugat untuk keperluan pengelolaan POM
Bensin tersebut diperlukan tambahan modal dan untuk mendapatkan tambahan modal
tersebut dilakukan pinjaman uang kepada Bank dengan menjaminkan tanah tersebut,
dengan bujuk rayu Tergugat I sehingga Penggugat menyetujuinya untuk melakukan
peminjaman kepada Bank dengan menjaminkan tanah tersebut.

3. Bahwa jelas bahwa Pembanding semula Penggugat tidak berkehendak atas adanya
penjualan tanah a quo dan Pom bensin yan berdiri diatasnya yang terletak di jalan Buncit
Raya No 112 Rt/Rw ; 002/007 Kelurahan Pejanten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan, hal tersebut dibuktikan Pembanding/Penggugat tidak pernah menerima
sepeserpun uang dari hasil penjualan tanah tersebut dan melaporkan kejadian penipuan
tersebut kepada pihak Kepolisian dengan bukti tanda laporan No TBL/244/I/2014/PMJ/Dit
Reskrimus tanggal 23 Januari 2014.

4. Bahwa perbuatan para Terbanding para Tergugat Konpensi tersebut yang telah
melakukan Penipuan kepada Pembanding/Penggugat menimbulkan kerugian bagi
Pembanding/Penggugat Konpensi sebagaimana telah diuraikan diatas merupakan
Perbuatan Melawan Hukum. Menimbang, bahwa atas memori banding yang diajukan
Pembanding semula Penggugat tersebut diatas pihak Terbanding II dan III semula
Tergugat II dan III juga mengajukan kontra memori banding tertanggal 1 Desember 2016
yang pada pokoknya mendukung putusan Pengadilan Tingkat pertama yang antara lain
sebagai berikut :

1. Bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No 474/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel


tanggal 27 Januari 2016 yang dimohonkan banding oleh Pembanding telah benar,
mencerminkan rasa keadilan dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

2. Bahwa uraian-uraian dan alasan-alasan yang dikemukakan oleh Pembanding


semula Penggugat dalam Memori Bandingnya tidak ada satupun dalil yang baru
melainkan hanya merupakan pengulangan-pengulangan belaka dari dalil Pembanding
semula Penggugat dalam gugatannya sehingga dalil-dalil Pembanding semula Penggugat
tersebut haruslah ditolak dan dikesampingkan.

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari dengan


teliti dan seksama berita acara Persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ,
pembuktian dari pihak-pihak yang bersengketa, salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan tanggal 27 Januari 2016 No 475/Pdt.G/2014/ PN.Jkt.Sel yang dimohonkan
banding tersebut serta Memori banding yang diajukan Pembanding-semula Penggugat
tersebut ternyata tidak ada hal-hal baru yang dapat membatalkan putusan Pengadilan
Tingkat Pertama, akan tetapi keberatan-keberatan yang dituangkan Pembanding semula
Penggugat dalam Memori Banding yang disampaikan secara panjang lebar hanyalah
merupakan dalil-dalil ulangan saja yang telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim
Tingkat Pertama didalam putusannya baik dalam eksepsi maupun dalam konpensI dan
rekonpensi, olek karena itu Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa alasan-
alasan dalam pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan Majelis Hakim Tingkat
Pertama adalah sudah tepat dan benar baik dalam penerapan hukumnya maupun dalam
menilai hasil pembuktian, oleh sebab itu alasan-alasan dan pertimbangan tersebut dapat
disetujui, dan diambil alih dan selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan Majelis Hakim
Tingkat Banding sendiri dalam memutus perkara ini pada Tingkat Banding dengan
tambahan pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa jual beli tanah berikut dengan POM Bensin yang dilakukan oleh
Penggugat bersama istrinya sebagai Penjual kepada Tergugat I beserta Tergugat II sebagai
Pembeli yang dilakuakan dihadapan PPAT ( Tergugat IV) dengan Akta Jual Beli No
022/2011 tanggal 25 Agustus 20112 adalah sah menurut hukum karena jual beli tersebut
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku oleh karena itu para
Terbanding semula para Tergugat tidak dapat dikategorikan melakukan Perbuatan
Melawan Hukum.

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan pertimbangan tersebut diatas Putusan


Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 Januari 2016 No 475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel
tidak beralasan untuk dibatalkan dan harus dikuatkan.

Menimbang,bahwa sebagai pihak yang kalah Pembanding semula Penggugat


dihukum untuk membayar biaya perkara dikedua tingkat peradilan yang untuk tingkat
banding besarnya akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini. Memperhatikan,
Undang-Undang No. 20 tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura,
Reglement Indonesia yang Diperbaharui ( HIR ) dan Ketentuan Hukum lain yang
bersangkutan.

PUTUSAN HAKIM :
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat tersebut.

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 Januari 2016 No.
475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel yang dimohonkan banding tersebut.

- Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara dikedua


tingkat peradilan yang untuk tingkat banding sebesar Rp150.000.- (seratus lima puluh
ribu rupiah ).

ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM :

Bedasarkan pertimbangan hakim mengenai :

Menimbang, bahwa jual beli tanah berikut dengan POM Bensin yang dilakukan oleh
Penggugat bersama istrinya sebagai Penjual kepada Tergugat I beserta Tergugat II sebagai
Pembeli yang dilakuakan dihadapan PPAT (Tergugat IV) dengan Akta Jual Beli No 022/2011
tanggal 25 Agustus 20112 adalah sah menurut hukum karena jual beli tersebut telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku oleh karena itu para Terbanding
semula para Tergugat tidak dapat dikategorikan melakukan Perbuatan Melawan Hukum.

Dalam memutus perkara hakim perlu mengacu pada :

1. Kebenaran Materiil (Materiele Waarheid)


2. Kebenaran Formil (Formeel Warheid) umumnya dikenal dalam pembuktian dalam
persidangan suatu perkara.

Menurut sistem pembuktian hukum acara perdata, maka hakim harus mengedepankan
mencari kebenaran formiil dalam menyelesaikan suatu sengketa perkara perdata di
pengadilan. Yang mana sistem pembuktian menurut hukum acara perdata tersebut didasarkan
pada ketentuan Pasal 164 HIR dan ketentuan Pasal 1866 KUH Perdata, melainkan juga
mengedepankan unsur keyakinan hakim berdasarkan alat-alat bukti yang ada di persidangan
guna mencari kebenaran materiil (materiele waarheid). Unsur keyakinan hakim tersebut
sebenarnya adalah dilandaskan dari asas mencari kebenaran materiil (materiele waarheid)
dan bukan asas mencari kebenaran formiil (formeel waarheid). Hal inilah yang akan penulis
teliti dan kaji, yaitu pertimbangan hukum hakim dalam putusan pengadilan tinggi yang
menggunakan asas pembuktian mencari kebenaran materiil dalam penerapan prinsip dan
syarat sah suatu perjanjian.

Kebenaran materiil(materiele waarheid) dapat diartikan sebagai kebenaran yang sebenar-


benarnya, kebenaran yang hakiki, dan kebenaran yang riil yang dicari dalam proses
pembuktian serta dapat meyakinkan hakim dalam memutus suatu perkara. 1 Jika di dalam
perkara pidana, hakim secara aktif harus mencari dan menemukan kebenaran materiil
(kebenaran yang sesungguhnya), yaitu bahwa tindak pidana sebagaimana diuraikan dalam
surat dakwaan jaksa penuntut umum terhadap terdakwa adalah benar-benar terjadi, dan benar
terdapat kesalahan terdakwa (baik kesengajaan maupun kelalaian), serta dapat
dipertanggungjawabkannya tindak pidana tersebut oleh terdakwa.

Sedangkan kebenaran formil(formeel warheid) dapat diartikan sebagai kebenaran yang


didapatkan berdasarkan bukti-bukti formal yang diajukan ke dalam persidangan yang
kebenarannya hanya dibuktikan berdasarkan bukti-bukti yang diajukan. Disebutkan bahwa
dalam pembuktian suatu perkara perdata, yang dicari dan diwujudkan adalah kebenaran
formil (formeel waarheid), artinya kebenaran yang hanya didasarkan kepada bukti-bukti yang
diajukan ke pengadilan oleh para pihak tanpa harus disertai adanya keyakinan hakim. 2 Jadi
didalam pertimbangan hakim dalam putusan ini hanya mengacu pada suatu bukti-bukti yang
ada dalam persidangan tanpa mengetahui sebab-sebab dan kebenaran-kebenaran mengenai
adanya perjanjian dalam akta jual beli tersebut bedasarkan keyakinan hakim. Namun jika
dikaitkan dengan akta yang tidak memeuhi kebenaran formil dan meteriil yang memuat
tentang perjanjian akta dalam hukum perdata, akta bisa dibedakan menjadi :

1. Cacat hukum materiil adalah akta yang tidak memenuhi syarat materiil sedangkan
2. Cacat hukum formil adalah akta yang tidak memenuhi syarat formil.

Berkaitan dengan syarat materiil :

Tidak terpenuhinya asas perjanjian:


1. Asas konsensual (Pasal 1338 jo. Pasal 1320 KUHPdt),
Perjanjian ada setelah tercapai kata sepakat, tidak diperlukan formalitas.
Sepakat disini artinya pertemuan dua kehendak yang ditanyakan dan diatur secara
rinci dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
Prof. Subekti : asas konsensual dari pasal 1320 KUHPdt dapat dilihat pada kata-kata
sepakat mereka yang mengikatkan diri.

Tidak terpenuhinya syarat sah perjanjian :

• Pasal 1320 KUHPdt, antara lain :

1
A. Karim Nasution, Masaalah Hukum Pembuktian dalam Proses Pidana, I, tanpa penerbit, Jakarta, 1976, hal.
18-19.
2
R. Subekti, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, 1975, hal. 12
1. Sepakat antara pihak-pihak,
2. Kecakapan,
3. Suatu hal tertentu (objek),
4. Suatu sebab yang halal.

Disini yang mejadi acuan tidak terpeuhinya syarat sah perjanjian yaitu mengenai adanya kata
sepakat anatara para pihak.
Sepakat antara pihak-pihak disini dapat diartikan sebagai :
- Kecocokan antara kehendak kedua belah pihak
- Ada pertemuan dua kehendak
- Persesuaian dan pernyataan kehendak.
Kata sepakat terjadi jika ada pernyataan yang secara objektif dapat dipercaya. Karena sepakat
yang sah adalah :
Tidak ada Cacat kehendak dan penyalahgunaan keadaan (pasal l321 KUHPdt)
1. Kekhilafan (pasal 1322 KUHPdt),
Bisa mengenai hakikat barang, bisa juga mengenai orang.
Jika kehendak seseorang pada waktu membuat perjanjian dipengaruhi oleh kesan atau
pandangan palsu.
2. Paksaan (Pasal 1324 KUHPdt),
Keadaan Psikis yang dimana seseorang melakukan perbuatan karena, takut ancaman
mengenai kehormatan, jiwa, harta dan untuk kepentingan pihak lawan.
Hipnotis bukan merupakan paksaan.
3. Penipuan (Pasal 1328 KUHPdt),
Yaitu sengaja melakukan tipu muslihat dengan memberikan keterangan palsu dan
tidak benar atau adanya serangkaian kebohongan.
Pasal 1321 BW dinyatakan "Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena
kekhilafan, atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan"; Bahwa Akta Jual Beli tersebut
merupakan akta otentik, ialah sebagaimana dimaksud Pasal 1868 BW yaitu "Suatu akta
otentik ialah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat
oleh atau dihadapan pegawaipegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta
dibuatnya" jo. Pasal 1 angka 7 UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang berbunyi
"Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk
dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang inr. Sedangkan dalam pembuatan Akta
Jual Beli tersebut hal-hal yang ditetapkan undang-undang tidak dipenuhi, antara lain tidak
dibacakan, pada saat itu tidak ada Tergugat II dan Tergugat III yang di dalam Akta Jual Beli
tersebut disebutkan menghadap kepada Tergugat IV, tidak ada saksi-saksi sebagaimana yang
disebutkan dalam Akta Jual Beli. Sehingga Akta Jual Beli tersebut tidak benar (palsu) yang
merupakan perbuatan melawan hukum.
Penandatanganan Akta Jual Beli Nomor 022 Tahun 2011 tertanggal 25 Agustus 2011
dilakukan oleh Penggugat atas dasar adanya penyalahgunaan keadaan (misbruik van
omstandigheden) yang dilakukan oleh Para Tergugat sehingga Penggugat mengalami cacad
kehendak saat menandatangani akta jual beli tersebut (bermaksud mengajukan kredit dan
bukan jual beli), dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Tergugat I meyakinkan Penggugat bahwa tujuan ke Bank Cimb Niaga adalah untuk
mengajukan kredit dengan agunan tanah berikut POM Bensin milik Penggugat;
b. Penggugat yang sudah uzur (84 tahun saat itu) dalam keadaan tidak membawa kacamata
langsung disodori oleh Tergugat IV untuk menandatangani berkas yang sudah disiapkan
tanpa penjelasan maksud penandatanganan tersebut;
c. Jika memang yang dikehendaki oleh Penggugat yaitu jual beli tidak dilakukan di kantor
bank tetapi dilakukan di kantor Notaris/PPAT;
d. Pada saat penandatanganan pihak Tergugat II dan Tergugat III sebagai pembeli tidak hadir;
e. Harga tidak diterima oleh Penggugat tapi ditransfer ke rekening pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan Penggugat atas dasar Penggugat menandatangani blangko kosong yang
didalilkan sebagai permohonan untuk mendapatkan buku cek;
Bahwa oleh karena jual beli didasarkan atas keadaan tersebut, maka perjanjian jual beli
dimaksud harus dinyatakan batal, dan semua surat-surat yang terbit kemudian akibat jual beli
tersebut dengan sendirinya juga menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
Bahwa jelas bahwa Penggugat tidak berkehendak atas adanya penjualan tanah POM
bensin yan berdiri diatasnya yang terletak di jalan Buncit Raya No 112 Rt/Rw ; 002/007
Kelurahan Pejanten Barat Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, hal tersebut dibuktikan
Pembanding/Penggugat tidak pernah menerima sepeserpun uang dari hasil penjualan tanah
tersebut dan melaporkan kejadian penipuan tersebut kepada pihak Kepolisian dengan bukti
tanda laporan No TBL/244/I/2014/PMJ/Dit Reskrimus tanggal 23 Januari 2014. Perbuatan
para Terbanding semula Tergugat tersebut yang telah melakukan Penipuan kepada
Pembanding/Penggugat menimbulkan kerugian bagi Pembanding/Penggugat .

Berdasarkan hal-ha1 yang telah diuraikan tersebut di atas, maka penggugat


berkesimpulan bahwa salah satu unsur subyektif syarat sahnya suatu perjanjian jual beli atas
obyek sengketa yaitu adanya kesepakatan sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata
telah tidak terpenuhi. Sehingga jual beli tanah seluas 1.492 m² ( seribu empat ratus sembilan
puluh dua meter persegi) dan POM bensin yang berdiri diatasnya yang terletak di Jalan
Buncit Raya Nomor 112 RT/RW 002/007 Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 1147/Pejaten yang dikeluarkan
oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta dan Akta Jual Beli Nomor 022/2011 tertanggal
25 Agustus 2011 yang dibuat oleh Tergugat IV adalah tidak sah karena dilakukan atas dasar
cacat kehendak karena melakukan penipuan dan melakukan penyalahgunaan keadaan yang
dilakukan oleh Para Tergugat.

Adapun syarat formil sebuah akta didasarkan pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris(“UU
2/2014”) di antaranya yaitu:[1]

1. Setiap akta terdiri atas:

a. awal akta atau kepala akta;

b. badan akta; dan

c. akhir atau penutup akta.

2. Awal akta atau kepala akta memuat:

a. judul akta;

b. nomor akta;

c. jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan

d. nama lengkap dan tempat kedudukan notaris.

3. Badan akta memuat:

a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan,


kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan/atau orang yang mereka
wakili;

b. keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;

c. isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan; dan
d. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan, kedudukan,
dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

4. Akhir atau penutup akta memuat:

a. uraian tentang pembacaan akta;

b. uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatanganan atau


penerjemahan akta jika ada;

c. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan
tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan

d. uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta atau
uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan,
atau penggantian serta jumlah perubahannya.

5. Akta notaris pengganti dan pejabat sementara notaris, selain memuat ketentuan
sebagaimana dimaksud pada nomor 2, 3, dan 4 di atas juga memuat nomor dan
tanggal penetapan pengangkatan, serta pejabat yang mengangkatnya.

Selain itu, pembahasan soal cacat hukum sebuah akta akan berhubungan dengan
keabsahan akta notaris. Mengutip dari Arti Asas Praduga Sah Pada Akta Notaris, menurut
Habib Adjie dalam bukunya Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris sebagai
Pejabat Publik, ada dua hal yang membuat akta notaris dikatakan sah: Pertama, notaris
berwenang membuat akta sesuai dengan keinginan para pihak. 3 Kedua, secara lahiriah,
formal, dan materil telah sesuai dengan aturan hukum tentang pembuatan akta notaris. Habib
Adjie menjelaskan kembali, bahwa untuk menyatakan atau menilai akta tersebut tidak sah
harus dengan gugatan ke pengadilan umum. Selama dan sepanjang gugatan berjalan sampai
dengan ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, maka akta notaris
tetap sah dan mengikat para pihak atau siapa saja yang berkepentingan dengan akta tersebut.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk akta batal demi hukum, karena akta batal demi hukum
dianggap tidak pernah dibuat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka akta dapat dianggap “cacat hukum” apabila tidak
memenuhi syarat materiil dan/atau formil sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, dan
sebagai konsekuensinya akta tersebut menjadi dapat dibatalkan atau batal demi hukum.

3
Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Sanksi Perdata & Administratif Terhadap Notaris sebagai Pejabat Publik.
(Bandung: Rafika Aditama), 2017, h. 79.
Perbandingan dengan Pertimbangan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi,
Mahkamah Agung dan Peninjauan Kembali adalah :

Pertimbangan Hukum Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi :

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No 474/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel tanggal 27


Januari 2016 yang dimohonkan banding oleh Pembanding telah benar, mencerminkan rasa
keadilan dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Majelis hakim Pengadilan Negeri dan
Pengadilan Tinggi mengaggap bahwa putusannya telah sesuai dengan rasa keadilan jika yang
menjadi acuannya hanyanya alat bukti berupa AJB POM Bensin bedasarkan kebenaran
formil tanpa memperhatikan definisi keadilan dan kebenaran materiil. Bedasarkan uraian-
uraian dan alasan-alasan yang dikemukakan oleh Pembanding semula Penggugat dalam
Memori Bandingnya Majelas Hakim mempertimbangkan bahwa tidak ada satupun dalil yang
baru melainkan hanya merupakan pengulangan-pengulangan belaka dari dalil Pembanding
semula Penggugat dalam gugatannya sehingga dalil-dalil Pembanding semula Penggugat
tersebut haruslah ditolak dan dikesampingkan.
Setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari dengan teliti dan seksama berita
acara Persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan , pembuktian dari pihak-pihak yang
bersengketa, salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 Januari
2016 No 475/Pdt.G/2014/ PN.Jkt.Sel yang dimohonkan banding tersebut serta Memori
banding yang diajukan Pembanding-semula Penggugat Majleis Hakim menganggap bahwa
ternyata tidak ada hal-hal baru yang dapat membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama,
akan tetapi keberatan-keberatan yang dituangkan Pembanding semula Penggugat dalam
Memori Banding yang disampaikan secara panjang lebar hanyalah merupakan dalil-dalil
ulangan saja yang telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama didalam
putusannya baik dalam eksepsi maupun dalam konpensi dan rekonpensi, olek karena itu
Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa alasan-alasan dalam pertimbangan
hukum yang menjadi dasar putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama adalah sudah dan benar
baik dalam penerapan hukumnya maupun dalam menilai hasil pembuktian.
Menimbang, bahwa jual beli tanah berikut dengan POM Bensin yang dilakukan oleh
Penggugat bersama istrinya sebagai Penjual kepada Tergugat I beserta Tergugat II sebagai
Pembeli yang dilakuakan dihadapan PPAT ( Tergugat IV) dengan Akta Jual Beli No
022/2011 tanggal 25 Agustus 20112 adalah sah menurut hukum karena jual beli tersebut telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum bedasrkan kebenaran formil tanpa adanya
kebenaran materiil yang berlaku oleh karena itu para Terbanding semula para Tergugat tidak
dapat dikategorikan melakukan Perbuatan Melawan Hukum sehingga Majelis Hakim atas
pertimbangan tersebut diatas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 Januari
2016 No 475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel tidak beralasan untuk dibatalkan dan harus dikuatkan.
Pertimbangan hukum kasasi :
Mahkamah Agung berpendapat bahwa alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi
dapat dibenarkan, karena Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum. Dibuktikan
dengan penandatanganan Akta Jual Beli Nomor 022 Tahun 2011 tertanggal 25 Agustus 2011
dilakukan oleh Penggugat atas dasar adanya penyalahgunaan keadaan (misbruik van
omstandigheden) yang dilakukan oleh Para Tergugat sehingga Penggugat mengalami cacad
kehendak saat menandatangani akta jual beli tersebut (bermaksud mengajukan kredit dan
bukan jual beli), dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Tergugat I meyakinkan Penggugat bahwa tujuan ke Bank Cimb Niaga adalah untuk
mengajukan kredit dengan agunan tanah berikut POM Bensin milik Penggugat;
b. Penggugat yang sudah uzur (84 tahun saat itu) dalam keadaan tidak membawa kacamata
langsung disodori oleh Tergugat IV untuk menandatangani berkas yang sudah disiapkan
tanpa penjelasan maksud penandatanganan tersebut;
c. Jika memang yang dikehendaki oleh Penggugat yaitu jual beli tidak dilakukan di kantor
bank tetapi dilakukan di kantor Notaris/PPAT;
d. Pada saat penandatanganan pihak Tergugat II dan Tergugat III sebagai pembeli tidak hadir;
e. Harga tidak diterima oleh Penggugat tapi ditransfer ke rekening pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan Penggugat atas dasar Penggugat menandatangani blangko kosong yang
didalilkan sebagai permohonan untuk mendapatkan buku cek;
Bahwa oleh karena jual beli didasarkan atas keadaan tersebut, maka perjanjian jual beli
dimaksud harus dinyatakan batal, dan semua surat-surat yang terbit kemudian akibat jual beli
tersebut dengan sendirinya juga menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
Sehingga putusan hakim Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor
301/PDT/2017/ PT DKI tanggal 25 Agustus 2017 yang menguatkan Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan Nomor 475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel. tanggal 27 Januari 2016
Pertimbangan hukum Peninjauan Kembali :
Bahwa dalam penandatanganan Akta Jual Beli Nomor 022 Tahun 2011 tanggal 25
Agustus 2011 dilakukan Penggugat atas dasar adanya penyalahgunaan keadaan (undue
influence) yang dilakukan oleh Para Tergugat sehingga Penggugat mengalami cacat kehendak
saat menandatangani Akta Jual Beli tersebut, yaitu Penggugat sebenarnya bermaksud
mengajukan kredit untuk memperkuat modal dan bukan untuk menjual, dengan alasan
sebagai berikut:
a. Tergugat I meyakinkan Penggugat bahwa tujuan ke Bank CIMB Niaga adalah untuk
mengajukan kredit dengan agunan tanah berikut POM Bensin (SPBU) milik Penggugat;
b. Penggugat sudah lanjut usia (saat itu berusia 84 tahun) tidak membawa kacamata baca,
langsung disodori dokumen untuk ditandatangani tanpa penjelasan maksud penandatanganan
tersebut;
c. Pada saat penandatanganan pihak Tergugat II dan Tergugat III sebagai pembeli tidak hadir;
d. Harga/pembayaran ditransfer kepada pihak lain, bukan langsung kepada Penggugat;
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh
Para Pemohon Peninjauan Kembali SUWANTARA GOUTAMA dan ARDIN LAUHATTA,
tersebut harus ditolak. Oleh karena permohonan peninjauan kembali dari Para Pemohon
Peninjauan Kembali ditolak, maka Para Pemohon Peninjauan Kembali dihukum untuk
membayar biaya perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini;
Sehingga Majelis Hakim :
1. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Para Pemohon Peninjauan Kembali: 1.
SUWANTARA GOUTAMA, 2. ARDIN LAUHATTA tersebut;
2. Menghukum Para Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam peninjauan kembali sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta
lima ratus ribu rupiah);

KESIMPULAN :
Bedasarkan Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim :
Pengadilan Negeri :
Para Tergugat tidak dikategorikan melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
Pengadilan Tinggi :
Terbanding semula para Tergugat tidak dapat dikategorikan melakukan Perbuatan
Melawan Hukum sehingga Majelis Hakim atas pertimbangan tersebut diatas Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 Januari 2016 No 475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel
tidak beralasan untuk dibatalkan dan harus dikuatkan.
Pertimbangan hakim dan putusan hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi
didasarkan pada pembuktian bedasarkan kebenaran Fomil mengenai adanya Akta Jual Beli
Nomor 022 Tahun 2011 tanggal 25 Agustus 2011 tanpa mengacu pada kebenaran materiil
mengenai alasan bisa terjadi suatu jual beli yang didasarkan dengan arti kata sepakat
bedasarkan prinsip konsensualisme dan bedasarkan syarat sah suatu perjanjian apakah
suatu perjanjian bisa dikataaan sepakat jika ada cacat kehendak dan penyalahgunaan
keadaan.
Mahkamah Agung :
Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 301/PDT/2017/ PT DKI tanggal
25 Agustus 2017 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
475/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel. tanggal 27 Januari 2016
Peninjauan Kembali :
1. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Para Pemohon Peninjauan Kembali: 1.
SUWANTARA GOUTAMA, 2. ARDIN LAUHATTA tersebut;
2. Menghukum Para Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam peninjauan kembali sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta
lima ratus ribu rupiah);
Pertimbangan hakim dan Putusan Mahkamah Agung dan Peninjauan Kembali telah
melakukan pembuktian bedasarkan kebenaran formil dan kebenaran materiil mengenai
pembuatan AJB tersebut dimana tidak memenuhi prinsip konsensualisme karena tidak
memenuhi adanya kata sepakat yang sah yang bedasarkan syarat sah suatu perjanjian Pasal
1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa :
1. Sepakat antara pihak-pihak,
2. Kecakapan,
3. Suatu hal tertentu (objek),
4. Suatu sebab yang halal.
Disini yang mejadi acuan tidak terpeuhinya syarat sah perjanjian yaitu mengenai adanya
kata sepakat anatara para pihak.
Sepakat antara pihak-pihak disini dapat diartikan sebagai :
- Kecocokan antara kehendak kedua belah pihak
- Ada pertemuan dua kehendak
- Persesuaian dan pernyataan kehendak.
Kata sepakat terjadi jika ada pernyataan yang secara objektif dapat dipercaya. Karena
sepakat yang sah adalah :
Tidak ada Cacat kehendak dan penyalahgunaan keadaan (pasal l321 KUHPdt)
1. Kekhilafan (pasal 1322 KUHPdt),
Bisa mengenai hakikat barang, bisa juga mengenai orang.
Jika kehendak seseorang pada waktu membuat perjanjian dipengaruhi oleh kesan atau
pandangan palsu.
2. Paksaan (Pasal 1324 KUHPdt),
Keadaan Psikis yang dimana seseorang melakukan perbuatan karena, takut ancaman
mengenai kehormatan, jiwa, harta dan untuk kepentingan pihak lawan.
Hipnotis bukan merupakan paksaan.
3. Penipuan (Pasal 1328 KUHPdt),
Yaitu sengaja melakukan tipu muslihat dengan memberikan keterangan palsu dan tidak
benar atau adanya serangkaian kebohongan.
Karena jual beli dengan objek POM Bensin tersebut mengandung cacat kehendak karena
Tergugat I denngan sengaja melakukan penipuan terhadap penggugat untuk melakukan
perjanjian Jual Beli di Bank CIMB dengan dalih akan dilakukannya perjanjian kredit
dengan menjaminkan sertifikat POM Bensi tersebut. Perbuatan yang dilakukan tergugat
VI terhadap penggugat adalah perbuatan melawan hukum berupa penyalahgunaan keadaan
karena penyalahgunaan keadaan itu dalam bentuk menyalahgunakan keunggulan kejiwaan
oleh Tergugat VI karena Tergugat VI merupakan seorang pegawai Bank yang melayani
nasabah dan memanfaatkan penggugat yang dalam keadaan uzur dan tidak membawa
kacamata sedangkan penggugat tidak bisa amembaca jika tidak memakai kacamata. Dalam
keadaan demikian, tergugat telah menyalahgunakan ketergantungan relatif karena adanya
hubungan kepercayaan yang istimewa yaitu sama-sama orang Makassar sehingga tidak
akan berbuat dan menyalahgunakan keadaan. Adanya perbuatan tipu-muslihat yang
merupakan kerjasama antara Tergugat I, II, III dan IV sehingga kemudian Penggugat
memberikan kesepakatannya menanda tangani Akta Jual Beli tersebut, maka syarat sahnya
perjanjian Pasal 1320 BW mengenai "sepakat mereka yang mengikatkan dirinya" adalah
tidak/terpenuhi dan dianggap batal demi hukum.

Anda mungkin juga menyukai