Takdir memiliki definisi yaitu ketetapan Allah yang suadah ditetapkan kepada
seseorang. Umat islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Alah yang
harus di imani. Pada bab empat ini juga akan dibahas mengenai perbandingan free will
dan predensination, dimulai dengan aliran qadariyah yang mana dalam isitlah
inggrisnya dikenal dengan nama Free Will, sedangkan Jabariyah dikenal dengan sebutan
Predestination atau Fatalism.
Aliran jabariyah membahas mengenai perbuatan manusia tampaknya ada
perbedaan pandangan antara Jabariyah Ekstrim dan Jabariyah Moderat. Jabariyah
Ekstrim berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukanlah merupakan perbuatan
yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi kemauan yang dipaksakan atas dirinya.
Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan
perbuatannya. Inilah yang dimaksud dengan kasab (acquisition). Menurut faham Kasab
manusia tidaklah Majbur. Tidak seperti wayang yang dikendalikan oleh dalang dan
tidak pula menjadi pencipta perbuatan. Tetapi manusia itu memperoleh perbuatan yang
diciptakan oleh Tuhan.
Aliran Qadariyah menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas
kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala
perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik itu berbuat baik maupun berbuat jahat.
Karena itu ia berhak menentukan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga
berhak memperoleh hukuman atas kejahatan yang telah ia perbuat. Faham Takdir dalam
pandangan Qadariyah, Takdir itu adalah ketentuan Allah yang diciptakan-Nya untuk
alam semesta beserta seluruh isinya yang dalam istilah Al-qur’an adalah Sunatullah.