Review Materi : Relasi antara Syariat, Akhlaq dan Tasawuf; Hubungan antara ketiganya. Hakikat dan Mahabbah, dan keselerasan antara syariat dan tasawuf
Akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatudengan pribadi
seseorang dalam kehidupanya sehingga sulituntuk dipisahkan karena kehendak dan tindakan itu sudahmenjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang dapatmewujudkan kehendak dan tindakanya itu dengan mudah, tidakbanyak memerlukan banyak pertimbangan dan pemikiran. Tasawuf adalah tentang bagaimana kita membersihkan hatiagar selalu berdzikir/ingat kepada Allah, dan tidak tergiuroleh duniawi. Sedangkan akhlak itu sendiri adalah re!eksi daripenerapan ilmu tasawuf sehingga tingkah laku dan perbuatankita sama dengan Akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatudengan pribadi seseorang dalam kehidupanya sehingga sulituntuk dipisahkan karena kehendak dan tindakan itu sudahmenjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang dapatmewujudkan kehendak dan tindakanya itu dengan mudah, tidakbanyak memerlukan banyak pertimbangan dan pemikiran. Mahabbah (cinta) menurut para ulama tasawuf berarti “kehendak”, yaitu kehendak-Nya untuk melimpahkan rahmat secara khusus kepada hamba, sebagaimana kasih sayang-Nya bagi hamba adalah kehendak pelimpahan nikmat-nya. Jadi, cinta (mahabbah) lebih khusus dari pada rahmat. Selain dari Ihsan, tasawuf juga membahas tentang hubngan manusia dengan sesamanya yang disebut akhlaq, seperti halnya dengan fiqh selain membahas tentang rukun Islam ia juga membahas tentang muamalat maliah, jinayat, munahkat dan qoda’, karena persoalan-persoalan ini erat hubungannya dengan maslah pokok yang disebutkan Nabi diatas(Islam, Iman, Ihsan).
Sebagai contoh adalah tentang penyakit dengki(hasad). Dengki menurut
hadist Rasul dapat memakan amal seprti api memakan kayu bakar. Dari hadist ini (tentang Islam, Iman, Ihsan)dapat dipahamkan bahwa dengki yang merusak hubungan dengan sesame manusia juga dapat merusak hubungan dengan Tuhan. Karena itu masalah akhlaq yang tercela dan akhlaq yang terpuji yang bertumbuh di dalam hati dapat dipelajari dalam ilmu Tasawuf. Dengan ini jelas, betapa kedudukan Tasawuf denga rangkaian syari’at Islam. Tasawuf Islam tidak akan ada kalau tidak ada Tauhid. Tegasnya tiada guna pembersihan hati kalau tidak beriman. Tasawuf Islam sebenarnya adalah hasil dari aqidah yang murni dan kuat yang seseuai dengan kehendak Allah dan RasulNya. Sungguh sudah banyak penganut Tasawuf yang tergelincir di bidang ini. Banyak para Shufi yang telah mengaku dirinya Tuhan atau manifestasi Tuhan. Ada pula yang mengaku bahwa para Nabi lebih rendah derajatnya dari para wali. Ada yang mengi’tikadkan bahwa ibadat- ibadat yang kita kerjakan tidak sampai kepada Tuhan kalau tidak dengan merabithahkan guru lebih dahulu. Dan bayak macam-macam I’tiqad yang sesat yang bersumber dari akal fikir manusia.