Anda di halaman 1dari 1

Nama : Reza Amalia Febriani

NIM : 17930007

Review Materi : Relasi antara Syariat, Akhlaq dan Tasawuf; Hubungan antara
ketiganya. Hakikat dan Mahabbah, dan keselerasan antara syariat dan tasawuf

Akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatudengan pribadi


seseorang dalam kehidupanya sehingga sulituntuk dipisahkan karena kehendak dan
tindakan itu sudahmenjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang
dapatmewujudkan kehendak dan tindakanya itu dengan mudah, tidakbanyak
memerlukan banyak pertimbangan dan pemikiran. Tasawuf adalah tentang
bagaimana kita membersihkan hatiagar selalu berdzikir/ingat kepada Allah, dan
tidak tergiuroleh duniawi. Sedangkan akhlak itu sendiri adalah re!eksi daripenerapan
ilmu tasawuf sehingga tingkah laku dan perbuatankita sama dengan Akhlak adalah
kehendak dan tindakan yang sudah menyatudengan pribadi seseorang dalam
kehidupanya sehingga sulituntuk dipisahkan karena kehendak dan tindakan itu
sudahmenjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang dapatmewujudkan
kehendak dan tindakanya itu dengan mudah, tidakbanyak memerlukan banyak
pertimbangan dan pemikiran. Mahabbah (cinta) menurut para ulama tasawuf berarti
“kehendak”, yaitu kehendak-Nya untuk melimpahkan rahmat secara khusus
kepada hamba, sebagaimana kasih sayang-Nya bagi hamba adalah kehendak
pelimpahan nikmat-nya. Jadi, cinta (mahabbah) lebih khusus dari pada rahmat.
Selain dari Ihsan, tasawuf juga membahas tentang hubngan manusia dengan
sesamanya yang disebut akhlaq, seperti halnya dengan fiqh selain membahas
tentang rukun Islam ia juga membahas tentang muamalat maliah, jinayat, munahkat
dan qoda’, karena persoalan-persoalan ini erat hubungannya dengan maslah pokok
yang disebutkan Nabi diatas(Islam, Iman, Ihsan).

Sebagai contoh adalah tentang penyakit dengki(hasad). Dengki menurut


hadist Rasul dapat memakan amal seprti api memakan kayu bakar. Dari hadist ini
(tentang Islam, Iman, Ihsan)dapat dipahamkan bahwa dengki yang merusak
hubungan dengan sesame manusia juga dapat merusak hubungan dengan Tuhan.
Karena itu masalah akhlaq yang tercela dan akhlaq yang terpuji yang bertumbuh di
dalam hati dapat dipelajari dalam ilmu Tasawuf. Dengan ini jelas, betapa
kedudukan Tasawuf denga rangkaian syari’at Islam. Tasawuf Islam tidak akan ada
kalau tidak ada Tauhid. Tegasnya tiada guna pembersihan hati kalau tidak beriman.
Tasawuf Islam sebenarnya adalah hasil dari aqidah yang murni dan kuat yang
seseuai dengan kehendak Allah dan RasulNya. Sungguh sudah banyak penganut
Tasawuf yang tergelincir di bidang ini. Banyak para Shufi yang telah mengaku
dirinya Tuhan atau manifestasi Tuhan. Ada pula yang mengaku bahwa para Nabi
lebih rendah derajatnya dari para wali. Ada yang mengi’tikadkan bahwa ibadat-
ibadat yang kita kerjakan tidak sampai kepada Tuhan kalau tidak dengan
merabithahkan guru lebih dahulu. Dan bayak macam-macam I’tiqad yang sesat
yang bersumber dari akal fikir manusia.

Anda mungkin juga menyukai