Anda di halaman 1dari 1

Masuk

ADVERTISEMENT

Apa yang dimaksud dengan


Keperawatan Jiwa?
Kedokteran Keperawatan kejiwaan

arizet Nov '17


Aurora Ridha Zetana 1/2

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam


praktek keperawatan yang menggunakan ilmu
tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik
dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan
kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada (American Nurses Associations).

Apa yang dimaksud dengan Keperawatan Jiwa ?

dibuat balasan terakhir 1


Nov '17 Nov '17 balas

lidazah Nov '17


Annisa Maulida Zahro

Stuart dan Sundeen memberikan batasan tentang


keperawatan jiwa, yaitu suatu proses
interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan perilaku,
yang mengontribusi pada fungsi yang
terintegrasi.

Sementara ANA (American Nurses Association)


mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa
adalah suatu bidang spesialisasi praktik
keperawatan yang menerapkan teori perilaku
manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri
secara terapeutik sebagai kiatnya (Stuart, 2007).

Berdasarkan dua pengertian di atas, maka setiap


perawat jiwa dituntut mampu menguasai
bidangnya dengan menggunakan ilmu perilaku
sebagai landasan berpikir dan berupaya
sedemikian rupa sehingga dirinya dapat menjadi
alat yang efektif dalam merawat pasien (Depkes
RI, 1998).

Penggunaan diri secara terapeutik secara detail


sudah dibahas pada mata ajar ilmu dasar
keperawatan pada topik komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik adalah suatu cara dalam
berkomunikasi dengan menekankan pengalaman
belajar bersama dengan pasien untuk
memperbaiki emosi pasien. Walaupun perawat
atau tenaga kesehatan lain lebih mengerti
tentang masalah kesehatan, seseorang yang lebih
mengerti tentang masalah pasien adalah pasien.

Oleh karenanya, perawat harus menciptakan rasa


percaya (trust) agar pasien dapat mempercayai
perawat sebagai tempat berkeluh kesah tentang
masalah kesehatannya. Perawat mengkaji data
secara verbal dan nonverbal sehingga dapat
dirumuskan masalah keperawatan untuk
diselesaikan bersama dengan pasien. Dengan
demikian, perawat dapat menggunakan dirinya
sebagai seorang penolong (helper).

Ada beberapa pertanyaan yang bisa dijawab


untuk mengetahui (introspeksi) perawat
adalah orang yang layak membantu atau
“penolong”, antara lain sebagai berikut (Stuart
dan Laraia, 2005).

1. Apakah saya dapat dipandang sebagai orang


yang dapat dipercaya, serta dapat dijadikan
pegangan atau konsisten dalam arti yang
mendalam?
2. Apakah saya cukup ekspresif?
3. Apakah saya bersikap positif, hangat,
perhatian, menyukai, menaruh perhatian,
dan respek?
4. Apakah saya cukup stabil untuk berpisah
dengan seseorang?
5. Apakah saya dapat membiarkan diri
sepenuhnya “masuk ke dunia” orang lain
(perasaan, makna diri) dan menerima
pihak lain apa adanya?
6. Apakah perilaku saya tidak dianggap
sebagai ancaman pihak lain?
7. Apakah saya membebaskan pasien dari
perasaan terancam oleh kritik/kecaman/
penilaian eksternal?
8. Apakah saya menerima pasien sebagai “on
becoming individu” ataukah terikat oleh
kesan yang lalu?

Beberapa pertanyaan di atas merupakan


indikator yang harus dipenuhi apabila perawat
ingin menjadi seorang helper. Selain seorang
helper, perawat harus menyadari bahwa
kemampuan terapeutik perawat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti kualitas personal,
komunikasi fasilitatif, dimensi respons, dimensi
tindakan, dan hambatan dalam komunikasi.

Kualitas personal, tercermin dari kemampuan


perawat untuk melakukan menganalisis diri.
Apabila perawat mampu melakukan analisis diri.
Perawat diharapkan dapat menggunakan dirinya
secara terapeutik untuk membantu dan
mengembangkan pengalaman bersama pasien
dalam menyelesaikan permasalahan pasien.

Komunikasi fasilitatif merupakan cerminan


kemampuan perawat untuk menerapkan prinsip
komunikasi dan berbagai faktor yang
memengaruhi. Komunikasi fasilitatif meliputi
perilaku verbal, perilaku nonverbal, kemampuan
perawat menganalisis masalah, dan menerapkan
teknik terapeutik.

Dimensi respons merupakan reaksi perawat


terhadap komunikasi yang terjadi. Dimensi
respons ini terdiri atas sikap ikhlas, hormat,
empati, dan konkret. Setelah dimensi respons,
biasanya akan diikuti oleh dimensi tindakan,
seperti konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan,
emosional katarsis, dan bermain peran.

Gambar Elemen yang Memengaruhi


Kemampuan Perawat untuk Terapeutik (Stuart
dan Laria, 2005)

Selain semua faktor di atas, masih ada faktor


yang memengaruhi komunikasi terapeutik yaitu
hambatan terapeutik atau kebutuhan terapeutik.
Hambatan terapeutik ini dapat berasal dari
perawat ataupun pasien. Hambatan terapeutik
dari pasien biasanya berupa resistensi dan
transferen. Sementara hambatan terapeutik yang
dari perawat dapat berupa konter transferen dan
pelanggaran batasan.

Seorang perawat jiwa harus menggunakan ilmu


perilaku untuk membantu menyelesaikan
masalah. Secara umum tidak ada seseorang
menangis jika tidak ada sebabnya, tidak ada
orang marah jika tidak ada sebabnya, dan
seterusnya. Pelajarilah berbagai teori perilaku 9 ,
teori alasan bertindak (theory reason action), dan
teori perencanaan bertindak (theory plan
behavior) 1 , sehingga dapat dikembangkan
berbagai falsafah dalam keperawatan kesehatan
jiwa.

Sumber :

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang


Nihayati, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Penerbit Salemba Medika, 2015.

ADVERTISEMENT

Balas

ADVERTISEMENT

Topik Yang Disarankan

Apa saja fungsi Liver? 1


Keperawatan Nov '17

Dari mana saja kita dapat 1


mengukur suhu tubuh?
Keperawatan Nov '17

Apa saja gejala impetigo? 1


Keperawatan Sep '17

Apa yang dimaksud dengan 1


imunisasi?
Keperawatan Okt '17

Apa yang dimaksud dengan Teori 1


Becoming A Mother oleh Mercer?
Keperawatan Nov '17

Want to read more? Browse other topics


in Keperawatan or lihat topik terbaru.

© Dictio 2017 - 2019, Inc. All Rights Reserved. How


To | Frequently Ask Question | Terms of Use | Privacy
Policy

Anda mungkin juga menyukai