Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porousberarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah
atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang Menurut
WHO pada International Consensus Development Conference, di Roma, Itali,
1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang
rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan
tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang
dengan resiko terjadinya patah tulang
B. Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah
kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan dan
dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang
merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang
(Junaidi, 2007).

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Osteoporosis?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Osteoporosis ?
D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Keperawatan medical bedah
2. Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan
evaluasi.Dapat mengetahui cara merawat klien dengan Osteoporosis

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Osteoporosis adalah kelainan metabolic tulang dimana terdapat penurunan masa
tulang tanpa disertai pada matriks tulang
B. Etiologi
Osteoporosis disebabkan oleh glukokortikoid yang menggangu absorbs kalsium
diusus dan peningkatan ekstransi kalsium lewat ginjal sehingga akan menyebabkan
hipokalsemia, hiperparatiroidisme sekunder dan peningkatan kerja osteoklas, terhadap
osteoblas glukokortikoid akan menghambat kerjanya, sehingga formasi tulang
menurun. Dengan adanya peningkatan resorpsi tulang oleh osteoklas dan penurunan
fungsi tulang oleh osteoblas yang progresif
C. Faktor-faktor
1. Umur
2. Ras
3. Faktor keturunan
4. Adanya kerangka tubuh yang lemah dan skoliosis vertebra
5. Aktifitas fisisk kurang
6. Menupauses dini
7. Gizi
8. Hormonal
9. Obat
10. Kerusakan tulang akibat kelelahan tulang
11. Jenis kelamin (3x lebih sering terjadi pada wanita )
D. Klasifikasi Osteoporosis
1. Osteoporosis primer 3
a. Tipe 1 : tipe yang timbul pada wanita pasca menopause
b. Tipe 2 : terjadi pada orang lanjut usia baik pada pria maupun wanita
2. Osteoporosis skunder
Disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif (misalnya myeloma multiple,
hipertiroidisme, hiperparatiroidisme) dan akibat obat-obatan yang toksik untuk
tulang (misal glukortikoid)

2
3. Osteoporosis idiopatik
Osteoporosis yang tidak diketahui penyababnya ditemukan pada :
a. Usia anak-anak
b. Usia remaja
c. Wanita pra-menopause
d. Pria usia pertengahan
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata.
2. Nyeri timbul mendadak.
3. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang.
4. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur.
5. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan
aktivitas.
6. Deformitas vertebra thorakalis (Penurunan tinggi badan)
F. Pemeriksaan penunjang
1. Foto rontgen polos
2. CT-Scan
3. Pemeriksaan dexa
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Kadar CA,P,fosfatase alkali Tidak menunjukan kelainan yang nyata
b. Kadar HPT (pada pasca menoupouse kadar hpt meningkat)
c. Kadar 1,25-(OH)2-D3 absorbsi Ca menurun
d. Eksresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat
kadarnya
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Pengobatan
a. Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat
meningkatkan pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid
anabolic
b. Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat
resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Membantu klien mengatasi nyeri.
b. Membantu klien dalam mobilitas.
3
c. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada klien.
d. Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi cedera.
H. Komplikasi
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan
mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur
kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah
trokhanter, dan frakturcolles pada pergelangan tangan

4
II. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit
b. Kebiasaan minum alkohol, kafein
c. Riwayat keluarga dengan osteoporosis
d. Riwayat anoreksia nervosa, bulimia
e. Penggunaan steroid
2. Pola nutrisi metabolic
a. Inadekuat intake kalsium
3. Pola aktivitas dan latihan
a. Fraktur
b. Badan bungkuk
c. Jarang berolah raga
4. Pola tidur dan istirahat
a. Tidur terganggu karena nyeri
5. Pola persepsi kognitif
a. Nyeri punggung
6. Pola reproduksi seksualitas
a. Menopause
7. Pola mekanisme koping terhadap stress
a. Stres, cemas karena penyakitnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risti injury: fraktur b.d kecelakaan ringan/jatuh
2. Nyeri b.d adanya fraktur
3. Konstipasi b.d imobilitas
4. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi
C. Perencanaan
1. Dx :Risti injury: fraktur b.d kecelakaan ringan/jatuh
a. Intervensi:
1) Ciptakan lingkungan yang aman dan bebas bahaya bagi klien
R/. lingkungan yang bebas bahaya mengurangi risiko untuk
jatuh dan mengakibatkan fraktur

5
2) Beri support untuk kebutuhan ambulansi; mengunakan alat
bantu jalan atau tongkat.
R/. Memberi support ketika berjalan mencegah tidak jatuh pada
lansia
3) Bantu klien penuhi ADL (activities daily living) dan cegah
klien dari pukulan yang tidak sengaja atau kebetulan.
R/. Benturan yang keras menyebabkan fraktur tulang, karena
tulang sudah rapuh, porus dan kehilangan kalsium.
4) Anjurkan klien untuk belok dan menunduk/bongkok secara
perlahan dan tidak mengangkat beban yang berat.
R/. Gerakan tubuh yang cepat dapat mempermudah fraktur
compression vertebral pada klien dengan osteoporosis
2. Dx :Nyeri b.d adanya fraktur
a. Intervensi:
1) Kaji lokasi nyeri, tingkat nyeri, durasi, frekuensi dan
intensitas nyeri.
R/. menentukan intervensi keperawatan yang tepat
untuk klien
2) Anjurkan klien istirahat ditempat tidur dan anjurkan
klien untuk mengambil psosisi terlentang atau miring
yang nyaman bagi kalien
R/. Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan
istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau
miring ke samping selama beberapa hari.
3) Beri kasur padat dan tidak lentur.
R/. Memberikan rasa nyaman bagi klien
4) Ajarkan klien tehknik relaksasi dengan melakukan
fleksi lutut.
R/. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman
dengan merelaksasi otot.
5) Berikan kompres hangat intermiten dan pijatan
punggung.
R/. kompres hangan dan pijat pada punggung
memperbaiki relaksasi otot.
6
6) Ajarkan dan anjurkan klien untuk menggerakkan
batang tubuh sebagai satu unit dan hindari gerakan
memuntar.
R/. Gerakan tubuh memuntir dapat meningkatkan
risiko cedera.
3. Konstipasi b.d imobilitas atau ileus obstruksi
a. Intervensi:
1) Kaji pola elimeinasi bab klien
R/. menentukan intervensi bila ada gangguan pada
eliminasi bab
R/. Tinggi serat membantu proses pengosongan usus
dan meminimalkan kostipasi
2) Anjurkan klien minum 1,5-2 liter/hari bila tidak ada
kontraindikasi.
R/. Pemenuhan cairan yang adekuat dapat membantu
atau meminimalkan konstipasi.
3) Pantau asupan pasien, bising usus dan aktivitas usus
karena bila terjadi kolaps vertebra pada T10-L2, maka
pasien dapat mengalami ileus.
4) Kolaborasi untuk pemberian pelunak tinja dan berikan
pelunak tinja sesuai ketentuan
4. R/. Membantu meminimalkan konstipasiKurang pengetahuan
mengenai proses osteoporosis dan program terapi
a. Intervensi:
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang osteoporosis.
2) Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya oeteoporosis.
3) Anjurkan diet atau suplemen kalsium yang memadai.
4) Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi
gaya hidup seperti Pengurangan kafein, rokok dan
alkohol.
R/. Hal ini dapat membantu mempertahankan massa
tulang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, I, 2007. Osteoporosis - Seri Kesehatan Populer. Cetakan Kedua, Penerbit PT Bhuana
Ilmu Populer. ( http://nandarnurse.blogspot.co.id/2014/03/askep-laporan-pendahuluan-
osteoporosis.html#axzz4wany4VHd)

Yudha,2015.Nanda Nic-Noc,cetakan pertama,penerbit mediaction jogja

Anda mungkin juga menyukai