Anda di halaman 1dari 9

1.

Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah cara pengobatan tumor dengan memberikan obat pembasmi sel
kanker (disebut sitostatika) yang diminum ataupun yang diinfuskan ke pembuluh darah. Jadi,
obat kemoterapi menyebar ke seluruh jaringan tubuh, dapat membasmi sel-sel kanker yang
sudah menyebar luas di seluruh tubuh. Karena penyebaran obat kemoterapi luas, maka daya
bunuhnya luas, efek sampingnya biasanya lebih berat dibandingkan dua modalitas pengobatan
terdahulu (Hendry,dkk 2007).
Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek menghambat atau
membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri.Jadi, sel normal yang aktif membelah
atau berkembang biak juga terkena dampaknya, seperti sel akar rambut, sel darah, sel selaput
lendir mulut,dll.Sel tubuh tersebut adalah yang paling parah terkena efek samping kemoterapi,
sehingga dapat timbul kebotakan, kurang darah, sariawan, dll (Hendry,dkk 2007).
Oleh karena itu, pemberian obat sitostatik (berupa obat medis ataupun obat herbal)
harus dibawah pengawasan dokter yang berpengalaman untuk mencegah timbulnya efek
samping yang serius, dan bila terjadi efek samping dapat segera diatasi atau diobati. Agar sel
tubuh normal mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya, maka pemberian
kemoterapi biasanya harus diberi jedah (selang waktu) 2-3 minggu sebelum dimulai lagi
pemberian kemoterapi berikutnya (Hendry,dkk 2007).

2. Prinsip Kerja Kemoterapi


Kemoterapi merupakan terapi kanker menggunakan obat-obatan dengan tujuan
untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker, baik dengan membunuh sel secara langsung
maupun dengan menghentikan pembelahan selnya. Tidak seperti antibiotik yang hanya
membunuh bakteri dan membiarkan sel normal di sekitar kanker tetap hidup, kemoterapi juga
dapat membunuh sel normal. Kejadian inilah yang disebut efek samping yang mengenai sel
darah (eritrosit, lekosit, lekosit, trombosit), sel rambut, kulit, organ-organ tubuh lain
(jantung, paru, hati) dan sel dalam saluran cerna.
Semua sel baik sel normal maupun sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen
kemoterapi bekerja pada fase siklus sel berbeda disebut siklus sel spesifik. Zat-zat yang
bekerja dalam semua fase siklus sel disebut siklus sel non-spesifik. Kebanyakan agen
kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah. Ruginya zat-zat ini
tidak dapat membedakan, mereka mempengaruhi sel sehat yang juga secara aktif ikut
membelah. Pengaruh pada sel yang sedang aktif membelah pada sel sehat mengakibatkan
banyak efek samping umum yang tampak dengan kemoterapi. Sel-sel normal dapat pulih
kembali dari trauma yang disebabkan oleh kemoterapi. Namun sel-sel kanker sekali dirusak
biasanya tidak akan pulih kembali.
3. Indikasi dan Kontra Indikasi Kemoterapi
a. Indikasi
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi ialah pasien dengan keganasan
memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan kemoterapi dapat
terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan
sebagai berikut :
1) Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status
penampilan ≤ 2.
2) Jumlah lekosit ≥ 3000/ml.
3) Jumlah trombosit ≥ 120.0000/ul.
4) Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10.
5) Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal ).
6) Bilirubin < 2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal (Tes Faal Hepar).
7) Elektrolit tubuh berada dalam batas normal.
8) Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada usia diatas 70
tahun.
b. Kontra Indikasi
 Kontra indkasi absolut:
1) pada stadium terminal
2) Kehamilan trimester pertama
3) Kondisi septikemia dan koma
 Kontra indikasi relatif :
1) Bayi < >8g/dl, leukosit > 3000/mm3

4. Efek Samping Kemoterapi


1) Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak
langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2) Mual dan Muntah
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu
ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah
dengan obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan
Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama. (Pazdur, 2001).
3) Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare
disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare:
kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan
yang hilang. Bila susah BAB, maka sebaiknya perbanyak makanan berserat, olahraga
ringan bila memungkinkan. (Pazdur, 2001).
4) Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau
infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
5) Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu
setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala.
Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah
kemoterapi selesai.
6) Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan
atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7) Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang
merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling
sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap
kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk
memastikan jumlah sel darah telah kembali normal (Pazdur, 2001). Penurunan jumlah sel
darah dapat mengakibatkan:
a. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah
sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang
bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan
jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di
kulit.
c. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat
anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
d. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat
garis putih melintang.
e. Menurunkan nafsu seks dan kesuburan.
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada tiap
siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi,
biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya
seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu
kemoterapi dihentikan, kondisi pasien akan pulih seperti semula.
5. Perawatan Pasca Kemoterapi
a. Manajemen nyeri
Manajemen nyeri merupakan cara meringankan nyeri atau mengurangi nyeri sampai
tingkat kenyamanan yang dapat diterima klien.
1) Distraksi
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien
pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Tipe distraksi
meliputi:
a) Distraksi visual
 Membaca/ menonton TV
 Menonton pertandingan
 Imajinasi terbimbing
b) Distraksi Auditori
 Humor
 Mendengar musik
c) Distraksi Taktil
 Bernapas perlahan & berirama
 Masase
 Memegang mainan
d) Distraksi Intelektual
 Teka teki silang
 Permainan kartu
 Hobi (menulis cerita)
2) Relaksasi
a) Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot,
rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. Tiga hal
utama yag dibutuhkan dalam teknik relaksasi:
 Posisi klien yang tepat
 Pikiran istirahat
 Lingkungan yang tenang
b) Prosedur pelaksanaan
1. Atur posisi klien agar rileks, posisi dapat duduk atau berbaring
2. Instruksikan klien untuk menghirup nafas dalam sehingga rongga paru berisi
udara yang bersih
3. Instruksikan klien secara perlahan untuk menghembuskan udara dan
membiarkannya keluar dari setiap anggota bagian tubuh. Bersamaan dengan ini
minta klien untuk memusatkan perhatian ”betapa nikmat rasanya”
4. Instruksikamklien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2
menit)
5. Instruksikan klien untuk nafas dalam, kemudian menghenbuskan perlahan-lahan
dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki menuju ke paru
kemudian udara dibuaang keluar. Minta klien memusatkan perhatian pada kaki
dan tangan, udara yan dikeluarkan dan merasakan kehangatannya
6. Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no.5 dengan memusatkan
perhatian pada kaki, tangan, punggung, perut dan bagian tubuh yang lain.
7. Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menanbah irama
pernafasan. Gunakan pernafasan dada atau abdomen. Jika nyeri bertambah
gunakan pernafasan dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat.
3) Relaksasi Progresif
a) Pengertian
Teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau
sugesti.
b) Pelaksanaan Prosedur
1. Beritahu klien bagaimana cara kerja relaksasi progresif
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
b. Demonstrasikan metode menegangkan dan relaksasi otot
2. Cuci tangan
3. Berikan privasi klien
4. Bantu klien ke posisi yang nyaman (pastikan bagian tubuh disangga dan sendi
agak fleksi tanpa ada tegangan atau tarikan otot)
5. Anjurkan klien untuk mengistirahatkan pikiran (meminta klien untuk
memandang sekeliling ruangan secara perlahan)
6. Minta klien untuk menegangkan dan merelaksasi setiap kelompok otot
Lakukan pada setiap kelompok otot, dimulai dari sisi yang dominan:
 Tangan dan lengan bawah
 Lengan atas
 Dahi
 Wajah
 Leher
 Dada, bahu dan punggung
 Abdomen
 Paha
 Otot betis
 Kaki
7. Dorong klien untuk bernapas perlahan dan dalam.
8. Bicara dengan suara tenang yang mendorong relaksasi dan pimpin klien untuk
berfokus pada setiap kelompok otot (missal “ buat kepalan tangan yang kuat,
genggam kepalannya dengan sangat kuat, tahan tegangan 5-7 detik, lepaskan
seluruh tegangan dan nikmati perasaan saat ototmu menjadi relaks dan
mengendur)
9. Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama, tekan kepala sejauh mungkin ke
belakang, putar searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan klien
untuk mengerutkan otot muka : cemberut, mata dikedip-kedipkan, bibir
dimonyongkan kedepan, lidah ditekan ke langit-langit dan bahu dibungkukkan
5-7 detik. Bimbing klien ke arah otot yang tegang, anjurkan klien untuk
memikirkan rasanya, dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian rileks 12-30
detik.
10. Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik nafas dalam, tekan keluar
lambung, tahan lalu rileks. Tarik nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, rileks.
11. Tarik jari dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, rileks. Lipat ibu
jari secara serentak, kencangkan betis paha dan pantat selama 5-7 detik, bimbing
klien ke arah otot yang tegang, anjurkan klien untuk merasakannya, dan
tegangkan otot sepenuhnya, kemudian rileks selama 12-30 detik
12. Ulangi prosedur untuk kelompok otot yang tidak rileks
13. Akhiri latihan relaksasi
14. Dokumentasikan
4) Imajinasi Terbimbing
 Persiapan
Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang
 Pelaksanaan
1. Jelaskan tujuan prosedur
2. Cuci tangan
3. Berikan privasi klien
4. Bantu klien ke posisi yang nyaman
 Posisi bersandar dan minta klien untuk menutup matanya
 Gunakan sentuhan jika klien terasa nyaman
5. Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi
 Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman
yang membantu penggunaan semua indra dengan suara yang lembut.
 Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangannya dan saat itu perawat
tidak perlu bicara lagi
 Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman,
hetikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap.
 Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, klien harus
memperhatikan tubuhnya. Biasanya klien rileks setelah menutup mata atau
mendengarkan musik yang lembut sebagai bagroud yang membantu
 Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada
latihan selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan
klien dan tidak membuat perubahan pernyataan klien.
5) Pemijatan (Masase)
 Pengertian
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah serta metabolisme
dalam jaringan.
 Tujuan
1. Mengurangi ketegangan otot
2. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
3. Mengkaji kondisi kulit
4. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.
 Persiapan Alat
1. Pelumas (minyak hangat/lotion)
2. Handuk
 Prosedur pelaksanaan
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur
4. Cuci tangan
5. Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat diatur dengan posisi
miring.
6. Letakkan Sebuah bantal kecil di bawah perut klien untuk menjaga posisi yang
tepat
7. Tuangkan sedikit lotion ke tangan. Usap kedua tangan sehingga lotion rata pada
permukaan tangan.
8. Lakukan masase pada punggung. Masase dilakuka dengan menggunakan jari-jari
dan telapak tangan, dan tekanan yang halus.
9. Metode masase : Selang-seling tangan. Masase punggung dengan tekanan
pendek, cepat, bergantian tangan
b. Mengatasi Mual dan Muntah
1) Untuk obat sitostatika yang menyebabkan mual dan muntah sebaiknya diberi antiemetic
terlebih dahulu 1 menit-1 jam sebelum kemoterapi diberikan. Pemberian dilanjutkan 16-
24 jam setelah kemoterapi kemudian dilanjutkan sampai 3-5 hari
2) Mempertahankan suasana yang nyaman, hilangkan bau yang merangsang untuk muntah
3) Memberikan makanan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat
4) Lakukan teknik relaksasi
5) Untuk klien yang tidak dapat makan sama sekali, lakukan pemberian nutrisi parenteral
melalui kolaborasi
c. Mengatasi Mucositis/stomatitis
1) Lakukan oral hygiene dengan cairan fisiologis dan boraks gliserin 3-4x/hari
2) Sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut atau cotton swab beberapa kali sehari
3) Bila klien tidak bisa berkumur, bersihkan dengan kasa yang dibasahi dengan NaCl 0,9%
dan anjurkan banyak minum
4) Kolaborasi untuk pemberian nystatin 100.000 IU/ml 5 ml dioleskan di mulut minimal
selama 2 menit dan kemudian ditelah, diberikan setiap 4-6 jam, atau chlorhexidine
0,12% 15 ml setiap 4-6 jam
d. Hematologi
1) Anemia
a) Berikan nutrisi TKTP
b) Batasi aktivitas
c) Kolaborasi pemberian transfuse dan obat-obat suplemen dan vitamin
d) Cek darah lengkap rutin
2) Netropenia
a) Tempatkan pasien di ruang isolasi
b) Perawat dan petugas lain, keluarga harus cuci tangan sesuai protap
c) Batasi kunjungan keluarga
d) Observasi tanda vital
e) Kolaborasi untuk pemberian antibiotic dan antipiretik
f) Jaga kebersihan diri secara adekuat
g) Diet TKTP dan istirahat cukup
3) Trombositopenia
a) Observasi tanda-tanda perdarahan
b) Minimalkan tindakan invasive
c) Bila ada penusukan pada vena, lakukan penekanan selama 5-10 menit
d) Kolaborasi pemberian transfuse trombosit
e. Alopecia
1) Anjurkan untuk memakai topi/jilbab
2) HE : Proses pertumbuhan rambut akan terjadi lagi setelah efek kemoterapi hilang
3) Beri semangat atau penguatan untuk membangun kepercayaan diri
http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/perawatan-pre-dan-post-kemoterapi.html
https://kupdf.net/download/makalah-kemoterapi-docx_59f49338e2b6f51d45b93aa0_pdf
http://qibtya777.blogspot.com/2016/12/makalah-kemoterapi.html

Anda mungkin juga menyukai