Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

RFELEKSI TERAPI SATU SESI TEKNIK ANCHOR

Disusun Oleh :
ARY HIDAYAT

Dosen Pembimbing:
Prof. LOBBY LOEKMONO, PhD

PROGRAM PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHAP V


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2019
TUGAS HASIL REFLEKSI TERAPI SATU SESI
TEKNIK ACHORING

Latar Belakang
Konseli adalah seorang lelaki berusia 29 tahun.Saat ini dia sedang mengikuti program profesi guru
(PPG) yang mengharuskan dia meninggalkan keluarganya. Sebenarnya permasalahan lebih dari
itu.sebelum pergi dia memiliki permasalahan yang belum terselesaikan.Dia memiliki masalah keluarga
, hubungan rumah tangganya sudah lama mengalami keretakan, bahkan sudah beberapa bulan dia tidak
tinggal serumah bersama keluarga. Sehingga dia akhirnya memutuskan, keputusan terbaik adalah
dengan perpisahan. Sidang gugatan cerai yang pertama baru berlangsung, tetapi dia mau tidak mau
harus pergi untuk mengikuti kegiatan PPG. Permasalahan nya bertambah karena saat ini dia
mengalami kecemasan dan makin bertambah yang menjurus kedepresi.

Ketika Saya Jadi Konselor


Konselor : Saya ingin anda membayangkan sesuatu yang sangat santai untuk diri anda sendiri.
Bayangkan bahwa saat ini anda berada di sekitar rumah dan berkumpul dengan seseorang yang anda
cintai ( sebelum sesi di mulai dia bercerita bahwa ini kekuatan yang bisa membuat ia santai pada saat
akan berhadapan dengan konselor). Rasakanlah perasaan santai ketika anda berada di dekat orang
tersebut. Dia adalah seseorang yang anda sayangi dan anda akan bercerita keluh kesah anda
kepada dia. Anda tahu bahwa dia akan selalu mendengarkan apa yang anda ceritakan (Ketika melihat
kesungguhannya kemudian saya menempelkan telapak tangan kiri pada lutut kanan konseli) ada
perasaan tenang yang dia rasakan. Pertahankan perasaan itu...... (setelah kurang 3 menit, saya
melepakan sentuhan saya pada lututnya) sekarang saya ingin anda memikirkan kecemasan-kecemasanyangada
dalam pikiran anda. Rasakanlah semua itu coba anda memikirkan hal- hal yang membuat anda rileks yang
mampu melupakan kecemasan itu. Kemudian selanjutnya menempelkan telapak tangan pada lutut kiri)
ketika itu saya melihat dia bernapas berat dan terlihat begitu cepat seketika saya melepas tangan saya
yang tadi menempel dan seketika itu dia tertunduk dan hampir hampir menangis. (Tapi segera saya
segera menempelkan telapak tangan kiri pada lutut kanan konseli). tetaplah santai kembalilah anda
kepada orang yang anda cintai itu, bayangkan senyumnya yang melegakan hati anda dia (ketika ia
sudah merasa tenang kembali, saya menyentuh lutut kanan dan lutut kirinya secara bersamaan
sekaligus). saya ingin supaya anda mempertahankan nyaman yang anda rasakan saat anda berada
bersama dia tetaplah santai karena dia akan selalu ada untuk anda. Dia akan bersama dengan anda
dimanapun anda berada (saya menaruh kedua telapak tangan saya pada kedua lututnya selama kurang
lebih 4 menit).
Ketika Saya Jadi Konseli
Ketika konselor menyuruh tenang dan coba membayangkan wajah seseorang yang saya cintai. dan
Ketika konselor menyuruh saya memejamkan mata, yang terlihat hanya gelap dan santai yang saya
rasakan, tiba-tiba ada gambaran dia tersenyum kearah saya. Konselor menempelkan telapak tangan
kirinya kelutut kanan saya, ada perasaan nyaman dan dia tersenyum kepada saya.
Setelah konselor mengganti menempelkan telapak kanannya kelutut kiri saya, yang membuat
saya bersedih, seperti ada pukulan dan tekanan yang saya rasakan.
Selanjutnya konselor memidahkan lagi telapak tangan telapak tangan kirinya kelutut kanan saya
semakin jelas gambaran bahwa dia saya hadir di samping saya.
Setelah konselor menempelkan kedua telapak tangannya kepundak saya, rasa yang muncul adalah
kembali seperti keadaan biasa artinya normal. Kecemasan yang anda rasakan sudah mulai berkurang. Dan berangsur
menghilang.

Anda mungkin juga menyukai