Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PENYAKIT

Definisi
Kehamilan ektopik (ectopic pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan
pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi (hasil konsepsi) tidak menempel pada dinding
endometrium kavum uteri yang akhirnya akan berakhir dengan kematian fetus. Kata
ektopik sendiri berasal dari Bahasa Yunani “ectopos’ yang artinya di luar tempat.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implatasi yang terjadi di luar Rahim.
Tuba falopi meruoakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan (lebih
dari 90 %)

Tanda dan gejala


a. Nyeri pada panggul atau sakit penyakit perut bagian bawah
b. Mual muntah disertai rasa sakit
c. Kram perut tajam
d. Vagina mengeluarkan darah atau cairan vagina berwarna coklat cair
e. Kolaps dan kelelahan
f. Nyeri pada saat palpasi
g. Menstruasi abnormal
h. Penurunan tekanan darah dan takikardi saat terjadi hipovolemik
i. Pembesaran uterus
Patofisiologi
Patofisiologi kehamilan ektopik didasari oleh adanya cacat pada proses fisiologis
organ reproduksi sehingga hasil konsepsi melakukan implantasi dan maturasi di luar
uterus. Hal ini paling sering terjadi di karena sel telur yang sudah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium mengalami hambatan ,sehingga embrio sudah
berkembang terlebihdahulu sebelum mencapai cavum uteri. Hal lai yang dapat
menyebabkan kehamilan ektopik walaupun jarang terjadi adalah terjadinyan
pertemuan antara ovum dan sperma di luar organ reproduksi, sehingga hassil konsepsi
akan berkembang di luar uterus.
Apabila kehamilan ektopik terjadi di tuba, pada proses awal kehamilan dimana hasil
konsepsi tidak bisa mencapai endometrium untuk proses nidasi, ia dapat tumbuh di
saluran tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses seperti pada kehamilan
normal. Karena tuba bukan merupakan suatu media yang baik untuk pertumbuhan
embrio, maka pertumbuhan ini dapat mengalami beberapa kemungkinan, yaitu hasil
konsepsi mati dini dan diresorbsi, abortus dalam lumen tuba, ataupun terjadi ruptur
dinding tuba.

Pathway Pembuahan
telur di ovum

Perjalanan ke uterus ,sel telur


mengalami hambatan

Berhenti di tuba

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik
terganggu

Aborsi rupture pada implantasi di


tuba dan uterus
Nyeri post op

Kekurangan
Pendarahan volume cairan
abnormal

Kurang
pengetahuan
perubahan
Nyeri abdomen perfusi jaringan

Nyeri akut
Manifestasi klinik
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung ada tidaknya
rupture. Tanda klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri amenorrhea dan perdarahan
pervaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia produktif yang dating dengan
keluhan amenorea dan nyeri abdomen bagian bawah harus selalu di pikirkan
kemungkinan terjadinya kehamilan etopik
Selain gejala tersebut pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor berupa
vertigo atau sinkop ; nausea ,payudara terasa penuh , fatigue, nyeri abdomen bagian
bawah, dan dispareuni. Dapat juga di temukan tanda iritasi diafragma bila perdarahaan
interperitoneal cukup banyak ,berupa kram yang sangat berat dan nyeri pada bahu atau
leher, terutama saat aspirasi
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau
massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan
dengan appendisitis, salpingitis ,rupture kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada
pemeriksaan vaginal, timbul rasa nyeri apabila serviks digerakkan, kavum Douglas
menonol dan nyeri pada perabaan .
Pada umumnya pasien menunjukan gejala kehamilan muda, seperti nyeri perut bagian
bawah, vagina uterus membesar dan lembek ,yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengadung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek
Penatalaksanaan medis dan keperawatan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam melakukan
tindakan demikian ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan atau di perhatikan
yaitu sebagai berikut:
a. Kondisi ibu
b. Lokasi kehamilan etopik
c. Kondisi anatomis organ pelvis
d. Kemampuan teknik bedah mikro dokter
e. Kemampuan teknologi invitro setempat
Hasil iniyang akan menentukan apakan akan dilakukan salpingektomi atau
pembedahan konservatif.apakah kondisi ibu buruk,misalnya dlam keadaan syok, lebih
baik di lakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tiba
yang belum pecah biasanya ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk
menghindari tindakan pembedahan.
Karena kehamilan ektopik dapat mengacap nyawa, maka deteksi dini dan
pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan
dapat di lakukan melalui:
1. Obat obatan : seperti methothrexase
Syarat pemberian obat methotherexase pada kehamilan ektopik adalah:
a. Ukuran kantung kehamlan
b. Keadaan umum baik
c. Tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan baik
Keberhasilan pemberian methotheraxase cukup baik bila:
a. Masa tuba
b. Usia kehamilan
c. Janin mati
d. Kada p hCG
Kontaindikasi pemberian methotheraxase:
a. Laktasi
b. Status immunodeficiensi
c. Alkoholisme
d. Penyakit ginjal dan hepar
e. Diskrasia darah
f. Penyakit paru aktif
g. Ulkus peptikum
2. Operasi
Untuk umur kehamilan yang sudah beberapa minggu tindakan operasi adalah
salhsatu tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhassilan yang
tinggi daripada obat obatan. Bila diagnose kehamilan ektopik sudah ditegakan
,terapi definitive adalah pembedahan

a. Laparatomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan lalu dilanjutakan


dengan pememncetan agar kantung kehamilan dapat keluar setelah itu luka
eksisi di jahit kembali
b. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopi dan bila mungkin lakukan insisi
pada superior dan kantung kehamilan di hisap keluar tuba
c. Laparoskopik atau salfingostomi
Komlikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis,
diagnosis yang terlam bat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan
diagnosis secara tepat dan cepat dapat mengakibatkan terjadinya rupture tuba atau
uterus, tegantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan massif,
syok,DIC, dan kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi,
kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah yang
besar). Selai itu ad juga komplikasi terkait tindakan anastesi.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnese dari gejala klinis
 Riyawat haid
 Gejala dan tanda kehamilan muda
 Terdapat aminore
 Ada nyeri yang mendadadk disertai nyeri bahu dan seluruh
abdomen, terytama abdomen bagian kanan/kiri bawah

2. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi :
a. Mulut : bibir pucat
b. Payudara : hyperpygmentasi,hipervaskularisasi, simetris
c. Abdomen : terdapat pembesaran abdomen
d. Genetalian : terdapat perdarahan pervaginam
e. Ekstremitas : dingin
 Palpasi :
a. Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK,
nyeri tekan perut teraba tegang , messa pada adnexa
b. Genetalia : nyeri goyam persio, kavum douglas menonjol
 Perkusi :
Ekstremitas : reflek patella (+)/(+)
 Auskultasi :
Abdomen : bising usus (+) DJJ(-)

3. Pemeriksaan fisik umum


 Pasien tampak anemis dan sakit
 Didapatkan Rahim yang juga membesar , adanya tumor di daerah
adneksa
 Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar
 Daerah ujung ekstremitas dingin
 Adanya tanda –tanda syok hipovolemik, yaitu: hipotensi, pucat,
adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut bawah , nyeri tekan
dan nyeri lepas dinidng abdomen
 Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok.

4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Hematocrit
Lekosit
Tes kehamilan
b. USG
c. Laparoskopi
d. Laparatomi
e. Kuldosintesis

B. Diagnose keperawatan
Kemungkinan diagnose yang akan muncul
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi
implantasisebagai efek tindakan pembedahan
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunankomponen
seluler yang diperlukan untuk pengirimannutrisi ke sel
3. Nyeri behubungan dengan rupture tuba falopi, pendarahan intraperitoneal

C. Intervensi keperawatan
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi
implantasi sebagai efek tindalan pembedahan.
Kriteria hasil
Ibu menunjukan kestabilan / perbaikan keseimbangan cairan yang di
buktikan oleh tanda tanda vital yang stabil, pengisiankapiler cepat,
sensorium tepat serta frequensi berat jenis urin adekuat.
Intervensi :
a. Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga
b. Observasi ttv
c. Pantau input dan out put pasien
d. Periksa kadar HB
e. Lakukan kolaborasi dengan tim medis lain ntuk kolaborasi tindakan
2. Perubahan perfusi jarungan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk mengirim nutrisi ke sel
Kriteria hasil :
Menunjukan perfusi jaringan yang adekuat, missal : ttv stabil,
membrane mukosa berwarna merah muda,
Pengisian kapiler baik,wajah tidak pucat
Intervensi
a. Awasi ttv
b. Catat keluhan rasa dingin dan pertahankan suhu ruangan dan tubuh tetap
hangat
c. Kolaborasi dengan tim medis lain .awasi pemeriksaan lanoratorium (HB
/HT)

3. Nyeri berhubungan dengan rupture tuba falopi, perdarahan inreperitoneal


Kriteria hasil :
Ibu dapan mendemonstrasikan teknik relaksasi nafass dalam ,tanda
tanda vital dalam batas normal, tidak menunjukan raut muka kesakitan.
Intervensi
a. Kaji keluhan nyeri secara komprehensif
b. Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri
c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik

D. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan secara matang mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi .

E. Evaluasi
Evaluasi berisi tentang perkembangan dari kondisi pasien yang telah dilakukan
tindakan yang berisi :
S : berisi data pasien secara subyektif, biasanya berisi tentang keluhan yang di
ungkapkan langsung oleh paien
O: data obyektif dari hasil pengukuran atau observasi yang telah dilakukan
A: apakah masalah yang terjadi sudah teratasi atau belum
P: apakah intervensi akan di lanjutkan, diganti atau di hentikan
DAFTAR PUSTAKA
Bagian obstetric dan ginekologi FK UNPAD. 2010. Obstrettri Patologi. Bandung :
FKUNPAD
Mansjoer Arif,dkk 2010 Kapita Selekta Kedokteran. Edisis III, jilid I Media
Aesculapius FKUI
Prawiroharjo S, Hanifa W. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi. Dalam : Ilmu
Kandungan, edisi II Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawiroHarjo,
2015
Sarwono. 2015 Ilmu kebidanan .Jakarta :YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai

  • DM 1
    DM 1
    Dokumen10 halaman
    DM 1
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Cover LP
    Cover LP
    Dokumen2 halaman
    Cover LP
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • ANSINKU
    ANSINKU
    Dokumen4 halaman
    ANSINKU
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Planning
    Planning
    Dokumen1 halaman
    Planning
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Bu Sulis
    Bu Sulis
    Dokumen2 halaman
    Bu Sulis
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Tool PKD PDF
    Tool PKD PDF
    Dokumen77 halaman
    Tool PKD PDF
    Devia
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5 New
    Kelompok 5 New
    Dokumen5 halaman
    Kelompok 5 New
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Tool PKD PDF
    Tool PKD PDF
    Dokumen77 halaman
    Tool PKD PDF
    Devia
    Belum ada peringkat
  • DM 1
    DM 1
    Dokumen10 halaman
    DM 1
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5 New
    Kelompok 5 New
    Dokumen5 halaman
    Kelompok 5 New
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • F01 Mey Fita
    F01 Mey Fita
    Dokumen2 halaman
    F01 Mey Fita
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Askep CRF
    Askep CRF
    Dokumen1 halaman
    Askep CRF
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Askep Atresia Ani
    Askep Atresia Ani
    Dokumen23 halaman
    Askep Atresia Ani
    dudi
    Belum ada peringkat
  • ROLEPLAY
    ROLEPLAY
    Dokumen5 halaman
    ROLEPLAY
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Syok Kardiogenik
    Syok Kardiogenik
    Dokumen16 halaman
    Syok Kardiogenik
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • 1362 3069 2 PB
    1362 3069 2 PB
    Dokumen17 halaman
    1362 3069 2 PB
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan TTV Normal
    Pemeriksaan TTV Normal
    Dokumen2 halaman
    Pemeriksaan TTV Normal
    Meifita Dwi S
    Belum ada peringkat