Skripsi
Oleh :
Siska Kurniasih
NIM : 11140530000022
Sl ripsi
Diajukrn I(epada Fakultas Ilnru Daku,ah dan lln.ru Komunikasi
TJntuk Merlenuhi Persya ratan Merupcrolel.r
Gclar Sarjana Sosial (S, Sos)
Olelr :
Siska Kumiasitr
11140530000022
Pembinrbirrg:
Sida.ng Mutruqasyalt
I(etua iMelangkap
Auggota
,@fr
Drs. Cec..u Castra Wriava. MA
NIP. 1 96708 I 8 I 99803 1002 199603 I 00 I
Penguji I
*Bra
/(r
Drs. H.-ll4sanuddin Ibnu Hibban. MA H. Mulkanasir. BA. S.Pd. MM
NIP. 19660505 199403 1005 NiP.l 9550 I 0l t983C2 I 00 I
Pembimbing
NIM : 1 I140530000022
benarnya.
Siska Kumiasih
l1 140530000022
ABSTRAK
Siska Kurniasih 11140530000022, Istitha’ah Kesehatan
Jamaah Haji Dalam Perspektif Kementerian Kesehatan RI,
di bawah bimbingan Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si.
Menunaikan ibadah haji adalah melakukan rukun Islam
yang kelima dan hukumnya wajib bagi setiap umat Islam yang
mampu (istitha’ah) melaksanakannya sekali seumur hidupnya.
Pada musim haji tahun 2016 pemerintah mengeluarkan peraturan
baru yakni PERMENKES RI No. 15 Tahun 2016 tentang
istitha’ah kesehatan jamaah haji yang terdaftar untuk berangkat
haji. Kemampuan (istitha’ah) secara fisik menjadi syarat boleh
atau tidaknya jamaah untuk berangkat. Sebelum berangkat
jamaah harus melaksanakan pemeriksaan kesehatan hingga tiga
kali tahapan. Berdasarkan proses tahapan penetuan istitha’ah
kesehatan itu menjadi penentu jamaah tersebut laik atau tidak
untuk jamaah tersebut berangkat haji.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah, untuk
mengetahui apa yang menjadi ketentuan istitha’ah dalam ibadah
haji, mengetahui ketentuan istitha’ah kesehatan dalam
pemeriksaan kesehatan jamaah haji, menegetahui proses penetuan
kriteria kesehatan (istitha’ah badaniah) jamaah yang dapat
diberangkatkan menunaikan ibadah haji. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode kualitatif yaitu dengan
mengumpulkan informasi-informasi terkait kesehatan jamaah haji
baik dengan melakukan pengamatan, wawancara ataupun
dokumentasi untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang
dapat diterima oleh orang banyak.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat
disimpulkan bahwa istitha’ah kesehatan jamaah haji dalam
perspektif Kementerian Kesehatan RI yakni jamaah yang dapat
menjaga dan mempertahankan kesehatan fisiknya hingga tiba
saatnya untuk ditentukan kelaikan terbang.
Kata Kunci: Istitha’ah Kesehatan, Jamaah Haji, Perspektif,
dan Kementerian Kesehatan RI
i
KATA PENGATAR
ii
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede
Rosyada, MA, beserta para jajarannya.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, MA,
beserta jajarannya.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah.
4. Drs. Sugiharto, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah.
5. Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si, selaku dosen pembimbing
skripsi. Beliau yang telah mengajarkan banyak matakuliah
tentang haji dan umrah sejak dari bangku kuliah dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi
ini. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan serta
melindungi beliau, beliau telah banyak memberikan
pengetahuan bagi penulis dan juga kepada teman MHU
(Manajemen Haji dan Umrah) angkatan 2014. Mudah-
mudahan ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi dunia
dan akhirat.
6. Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing
akademik yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan kepada penulis.
7. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA, selaku dosen pengampu
matakuliah Fiqih Haji yang telah memberikan pengalaman
bagi penulis untuk memberikan pengalaman membimbing
manasik di lapangan, dan juga banyak memberikan masukan
serta semangat kepada penulis.
iii
8. Para dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
Khususnya Manajemen Haji dan Umrah yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi penulis sehingga
bisa mencapai gelar sarjana.
9. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta serta perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah mengizinkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi di ruang perpustakaan, serta melayani
dalam peminjaman buku.
10. Dr. Edi Supriyatna, MKK, selaku staf PF12 Haji
Kementerian Kesehatan RI yang telah membantu penulis
dalam memberikan data, sehingga skripsi ini bisa
diselesaikan sesuai denagn harapan.
11. Sukri, selaku Kasi UPT Embarkasi, Dr. Theresia Hermini
SW, selaku Kasi Kesehatan Matra dan Lintas Wilayah KKP
Soekarno Hatta, yang telah megizinkan penulis untuk
mendapatkan data informasi pendukung di Embarkasi Jakarta
Pondok Gede.
12. Kepada kedua orang tua penulis, Mamah Yusningsih dan
Ayah Karmita yang selalu mendoakan, meridhoi,
memberikan semangat, memperjuangkan pendidikan penulis
dan mengajari penulis makna dari perjalanan hidup. Tanpa
Mamah dan Ayah, gelar sarjana yang penulis raih tak akan
mudah didapatkan seperti membalikkan kedua telapak
tangan. Namun dengan doa, kerja keras, perjuangan, serta
semangat dari kedua tangan beliau-beliaulah penulis dapat
menyelesaikan studi strata satu ini. Semoga Allah selalu
iv
muliakan derajat Mamah dan Ayah. Aamiin ya
Rabbal’alamiin. Serta
13. Adik penulis Muhammad Rijwan Jahmi dan juga om Rudi,
om Ripto, dan semua keluarga besar penulis yang tak
hentinya memberikan dukungan baik moril maupun materil
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan pendidikan
starata satu.
14. Kepada seseorang yang spesial yakni Muhamad Fadlil
Hidayat yang selalu menemani penulis dalam melakukan
penelitian, membantu dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih pasanganku love you.
15. BAZIS Provinsi DKI Jakarta wilayah Jakarta Selatan, yang
telah memberikan bantuan biaya pendidikan kepada penulis
dari semester dua hingga penulis dapat menyelesaikan studi
strata satu, semoga para muzaki yang telah menyisihkan
sebagian dari penghasilan untuk ditubaikan zakat, infaq, dan
shadaqahnya di terima Allah SWT serta mendapatkan
keberkahan dan pahala dari Allah SWT.
16. Dinda, Sikah, Eka, Ithah, Mega, Bela, Fatimah, Nurul,
Rahma, dan Nufus yang telah memberikan semagat kepada
penulis, semoga Allah selalu mudahkan mereka dalam segala
urusan serta dalam menyelesaikan apa yang dicita-citakan.
17. Teman-teman MHU (Manajemen Haji dan Umrah) angkatan
2014 dan teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) Skyline14
2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga bagi yang
belum menyususn skripsi segera menyusul dan dimudahkan
v
dalam penulisan skripsinya serta dilancarkan karir
kedepannya.
Siska Kurniasih
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
vii
c. Dokumentasi .................................................... 13
6. Teknik Analisis Data ......................................... 13
7. Tinjauan Pustaka ................................................... 13
8. Sistematika Penulisan ........................................... 14
9. Teknik Penulisan Skripsi ..................................... 16
viii
D. Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi, dan Target .. 37
1. Tujuan ............................................................. 37
a. Tujuan Umum ............................................ 37
b. Tujuan Khusus ............................................... 38
2. Sasaran ............................................................ 39
3. Kebijakan ............................................................. 39
4. Startegi ................................................................. 41
5. Target ................................................................... 42
E. Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Haji ............. 43
F. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan RI .... 44
ix
a. Pembinaan Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji
Masa Tunggu.............................................. 56
b. Pembinaan Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji
Masa Keberangkatan ..................................... 63
C. Proses Penentuan Istitha’ah Kesehatan dan
Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Kesehatan ......... 71
1. Tahap Pertama ................................................ 71
a. Anamnesia .................................................. 73
b. Pemeriksaan Fisik ......................................... 73
c. Pemeriksaan Penunjang ................................ 74
d. Diagnosis ........................................................ 75
e. Penetapan Tingkat Risiko Kesehatan ......... 75
f. Rekomendasi / Saran / Rencana Tindak
Lanjut ......................................................... 77
2. Tahap Kedua ................................................... 79
a. Anamnesia .................................................. 79
b. Pemeriksaan Fisik ......................................... 80
c. Pemeriksaan Penunjang ................................ 80
d. Hasil dan Rekomendasi Dokter Spesialis .. 81
e. Penetapan Diagnosis ..................................... 81
f. Penetapan Istitha’ah Kesehatan ................... 82
g. Rekomendasi / Saran / Rencana Tindak
Lanjut .............................................................. 87
h. Penandaan Gelang Bagi Jamaah Haji ......... 87
3. Tahap Ketiga ................................................... 88
a. Anamnesia .................................................. 90
b. Pemeriksaan Fisik ......................................... 90
x
c. Pemeriksaan Penunjang ................................ 91
d. Penetapan Diagnosis ..................................... 92
e. Penetapan Kelaikan Terbang ....................... 92
f. Rekomendasi / Saran / Tindak Lanjut ........ 93
A. Kesimpulan ............................................................ 98
B. Saran .......................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
Dan Umrah, Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia, (Jakarta:
Kementerian Agama RI, 2015), h. 5-6.
1
2
ِ ِ ِ َت م ِن استَط
ِ ِ ِ وهللِ علَى الن
َاع إلَْيو َسبِيالً َوَمن َك َفَر فَإ َّن اهلل
َ ْ َ َّاس ح ُّج الْبَ ْي َ َ
ِ
َ ِن َع ِن الْ َعالَم
ي ّّ ِ َغ
2
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab, (Ciputat: Pustaka Cendekiamuda, 2016),
h.81-82.
3
Ibid., 82.
4
Al Quran dan Terjemahnya, Kementrian Agama RI, tahun 2012, h.
92.
3
5
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab, (Ciputat: Pustaka Cendekiamuda, 2016),
h. 123.
6
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia, (Jakarta: Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2015), h. 12.
4
11
KEMENKES RI, Laporan Kinerja Pusat Kesehatan Haji Tahun
Anggaran 2016 , (Jakarta : Pusat Kesehatan Haji 2016), h. 5.
7
12
KEMENKES RI, Pemeriksaan Dan Pembinaan Kesehatan Haji
Mencapai Istita’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju Keluarga Sehat,
(Kemenkes: Sekjen Pusat Kesehatan Haji, 2017), h.3.
8
2. Perumusan Masalah
a. Manfaat Akademik
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi terkait istitha’ah kesehatan jamaah haji,
umumnya bagi masyarakat dan khususnya bagi
mahasiswa jurusan manajemen haji dan umrah.
2) Dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan mutu
kesehatan jamaah haji Indonesia, sehingga mereka
dapat melaksanakan ibadahnya dengan tenang,
aman, dan lancar.
b. Pengembangan Khazanah Ilmu Pengetahuan
c. Manfaat Praktisi
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 3.
14
Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan,
(Jakarta:Bumi Aksara, 2009), h. 92.
11
3. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
15
Sugiyono, metode Penelitian Manajemen, h. 347.
12
2. Observasi
16
https://id.m.wikipedia.org/wiki/wawancara , diakses, 11 November
2017 pukul 13.00 WIB.
17
Sugiono, Metode penelitian pendidikan, (Jakarta: 2010) h. 171.
13
3. Dokumentasi
H. Tinjauan Pustaka
LANDASAN TEORI
1
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia, (Jakarta: 2015), h.
10.
2
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab, (Jakarta: Pustaka Cendikiamuda, 2016),
h.16.
17
18
3
Al Quran dan Terjemahnya, Kementrian Agama RI, tahun 2012, h.
92.
4
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 259.
19
5
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 259.
20
يا َ َر ُسوْ َل للاِ ما َ السبِ ْي ُل ؟ قَا َ َل الزا ُد َو: قا َ َل َر ُجل,ِ الح َس ِن َ ُع َْن يُوْ ن
َ س َع ِن
) احلَةُ (رواه الدار قطني ِ الر
6
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 260.
7
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 260.
8
Kementerian Agama RI, Keputusan Mudzakarah Perhajian
Indonesia, (Jakarta: KEMENAG RI, 2015), h. 11.
9
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 261.
10
Asrorun Ni‟am Sholeh, Istitha’ah Kesehatan Dalam Haji
Perspektif Fatwa MUI, (Jakarta: Bidakara: 2017), h. 9.
21
2. Pengertian Kesehatan
11
UU No. 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan.
12
Majelis Ulama Indonesia, Musyawarah Nasional Ulama, Tahun
1983.
22
3. Pengertian Jamaah
4. Pengertian Haji
13
Abdullah Bin Abdil Hamid Al-Atsari, Intisari Aqidah Ahlus
Sunnah Wal Jemaah, ter. Farid Bin Muhammad Bathathy (Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi‟I, 2006), h. 54.
14
Zurizal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga
Penelitian Universitas Islam, 2008), h. 185.
15
Zurizal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga
Penelitian Universitas Islam, 2008), h. 186.
16
Zainal Muttaqin, Pendidikan Agama Islam Fiqih, (Semarang: PT.
Karya Toha Putra, 2009), h. 60.
23
17
Kementerian Agama RI Ditjen PHU, Dinamika dan Perspektif Haji
Indonesia, (Jakarta: Ditjen PHU Kemenag RI, 2010), h. 87.
18
Abdurrahman al-Zaziri, Fiqih Empat Mazhab Bagian Ibadat
(Puasa, Zakat, Haji, Kurban), (Jakarta: Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke- 1, h.
177.
24
19
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat
Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI: 2010), h. 3-4.
25
20
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji, (Departemen
Kesehatan RI: 2009), h. 5.
21
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat
Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI: 2010), h. 7.
26
22
Ibid, h. 7.
23
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat
Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI: 2010), h. 8.
27
2. Kementerian Kesehatan
24
Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta: Zikru
Hakim, 2000), h. 2.
25
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Perspektif,
https://kbbi.web.id/perspektif, diakses 25 Maret 2018, pukul 20:04 WIB.
26
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-perspektif-atau-
sudut-pandang/, diakses 25 Maret 2018, pukul 20:29 WIB.
28
27
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Depkes, (Jakarta:
Kemenkes RI, 2016).
28
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kementerian Kesehatan,
https://kbbi.web, diakses 25 Maret 2018, pukul : 21:04 WIB.
29
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Depkes, (Jakarta:
Kemenkes RI, 2016).
BAB III
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Laporan Kinerja,
(Jakarta: Pusat Kesehatan Haji, 2016), h. 1.
29
30
2. Misi
a. Memfasilitasi terselenggaranya upaya-upaya mencapai
kemandirian calon/ jamaah haji dalam pemeliharaan
kesehatannya dan prilaku hidup sehat.
2
Profil Kesehatan Haji Indonesia, (Kementerian Kesehatan: 2008), h.
2.
3
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Kesehatan Haji,
(Kementerian Kesehatan: 2008), h. 7-10.
31
4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Laporan Kinerja,
(Jakarta: Pusat Kesehatan Haji, 2016), h. 2.
32
5
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Laporan Kinerja,
(Jakarta: Pusat Kesehatan Haji, 2016), h. 2.
33
a. Tujuan Umum
6
Muchtaruddin Mansyur, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian
Kesehatan, Penyelenggaraan Kesehatan Haji Menuju Istitha’ah, (Jakarta:
Rakernas, 2017), h. 3.
7
Profil Kesehatan haji Indonesia, (Kementerian Kesehatn: 2008), h.
3.
38
b. Tujuan khusus
8
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Kesehatan Haji,
(Kementerian Kesehatan: 2008), h. 12-14.
39
2. Sasaran
3. Kebijakan
a. Meningkatkan sistem dan manajemen penyelenggaraan
kesehatan haji secara terpadu, menyeluruh baik lintas
program maupun lintas sector dengan pendekatan
epidemiologi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan haji dengan
mengoptimalkan kemampuan di puskesmas, dinas
kesehatan provinsi, embarkasi/ debarkasi haji dan di
Arab Saudi.
c. Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan
kesehatan calon/ jamaah haji dengan pendekatan
manajemen resiko, profesional, terintegrasi lintas
program, lintas sektor terkait dan mengikut sertakan
peran masyarakat.
9
Profil Kesehatan haji Indonesia, (Kementerian Kesehatn: 2008), h.
3.
40
10
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Kesehatan Haji,
(Kementerian Kesehatan: 2008), h. 16-22.
42
KEPALA
PUSAT KESEHATAN HAJI
BAGIAN
TATA USAHA
Subbidang Fasilitasi
Subbidang
Pelayanan Kesehatan Haji
Pengendalian Faktor
Risiko
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
ِ ِ ِ َت م ِن استَط
ِ ِ ِ وهللِ علَى الن
َاع إلَْيه َسبِيالً َوَمن َك َفَر فَإ َّن اهلل
َ ْ َ َّاس ح ُّج الْبَ ْي َ َ
ِ
َ ِن َع ِن الْ َعالَم
ي ٌّ ِ َغ
1
Al Quran dan Terjemahnya, Kementrian Agama RI, tahun 2012, h.
92.
45
46
2
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab, (Ciputat: Pustaka Cendekiamuda, 2016),
h. 123.
3
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 259.
4
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 259.
47
5
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 260.
6
Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve), Cet. Ke-7, h. 261.
48
7
KEMENKES RI, Istitha’ah Kesehatan Haji, h. 12.
49
Kabupaten / Kota
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Kedua
Embarkasi
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Ketiga
8
Wawancara dengan Bpk. dr. Edi Supriyatna, Mkk, Staf PF12 Pusat
Kesehatan Haji, Tanggal 10 April 2018, pukul 11:20 WIB.
52
1) Tahap pertama
2) Tahap kedua
3) Tahap ketiga
a. Tahap Pertama
9
PERMENKES RI No. 15 Tahun 2016, Istitha’ah Kesehatan Jamaah
Haji, h. 5-10.
53
1) Anamnesia.
2) Pemeriksan Fisik.
3) Pemeriksaan Penunjang.
4) Diagnosis.
5) Penetapan Tingkat Risiko Kesehatan.
6) Rekomendasi / Saran / Rencana Tindak lanjut.
b. Tahap Kedua
1) Anamnesia.
2) Pemeriksan Fisik.
10
Kementerian Kesehatan RI, Pemeriksaan dan Pembinaan
Kesehatan Haji Mencapai Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju
Keluarga Sehat, (Jakarta : 2017), h. 12.
54
3) Pemeriksaan Penunjang.
4) Diagnosis.
5) Penetapan Istitha’ah Kesehatan.
6) Rekomendasi / Saran / Rencana Tindak lanjut.
7) Penandaan Gelang Bagi jamaah haji.11
c. Tahap Ketiga
11
Kementerian Kesehatan RI, Pemeriksaan dan Pembinaan
Kesehatan Haji Mencapai Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju
Keluarga Sehat, (Jakarta : 2017), h. 26.
12
Wawancara dengan Bpk. dr. Edi Supriyatna, Mkk, Staf PF12 Pusat
Kesehatan Haji, Tanggal 10 April 2018, pukul 11:20 WIB.
55
13
Kementerian Kesehatan RI, Pemeriksaan dan Pembinaan
Kesehatan Haji Mencapai Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju
Keluarga Sehat, (Jakarta : 2017), h. 18-32.
58
d) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dapat diintegrasikan dengan
pendekatan keluarga sehat dan kegiatan Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Indikasi kunjungan
rumah adalah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
tentang faktor risiko kesehatan pada jamaah haji dan
60
Embarkasi
melalui 3. PPIH
poster, Embarkasi
brosur,
leaflet, dan
video
1. Tahap Pertama
a. Anamnesia.
b. Pemeriksan Fisik.
c. Pemeriksaan Penunjang.
d. Diagnosis.
e. Penetapan Tingkat Risiko Kesehatan.
f. Rekomendasi / Saran / Rencana Tindak lanjut.
15
Kementerian Kesehatan RI, Pemeriksaan dan Pembinaan
Kesehatan Haji Mencapai Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju
Keluarga Sehat, (Jakarta : 2017), h. 12.
73
a) Anamnesia
Identitas jamaah haji meliputi, nama, nomor porsi,
tempat dan tangal lahir, umur, jenis kelamin, alamat
dan nomor telepon, pekerjaan, pendidikan terakhir,
status perkawinan, dan tanggal pemeriksaan.
Riwayat kesehatan.
(a) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi
penyakit kronis yang diderita, penyakit
menular, atau penyakit yang berhubungan
dengan disabilitas tertentu.
(b) Riwayat penyakit dahulu, yaitu penyakit
pernah diderita (termasuk operasi yang pernah
dijalani), ditulis secara kronologi.
(c) Riwayat penyakit keluarga, meliputi jenis
penyakit yang diderita anggota keluarga yang
berhubungan secara genetic. Dalam riwayat
kesehatan, dicatat pula hasil pembinaan
kesehatan pada masa tunggu.
b) Pemeriksaan Fisik
Tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, serta
suhu tubuh.
16
Kementerian Kesehatan RI, Pemeriksaan dan Pembinaan
Kesehatan Haji Mencapai Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju
Keluarga Sehat, (Jakarta : 2017), h. 12.
74
2. Tahap Kedua
a. Anamnesia.
b. Pemeriksan Fisik.
c. Pemeriksaan Penunjang.
d. Diagnosis.
e. Penetapan Istitha’ah Kesehatan.
f. Rekomendasi / Saran / Rencana Tindak lanjut.
g. Penandaan Gelang Bagi jamaah haji
17
Kementerian Kesehatan RI, Pemeriksaan dan Pembinaan
Kesehatan Haji Mencapai Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju
Keluarga Sehat, (Jakarta : 2017), h. 23.
79
a) Anamnesia
Identitas jamaah haji meliputi, nama, nomor porsi,
tempat dan tangal lahir, umur, jenis kelamin,
alamat dan nomor telepon, pekerjaan, pendidikan
terakhir, status perkawinan, dan tanggal
pemeriksaan.
Riwayat kesehatan.
Riwayat kesehatan sekarang, meliputi
penyakit kronis yang diderita, penyakit
menular, atau penyakit yang berhubungan
dengan disabilitas tertentu.
Riwayat penyakit dahulu, yaitu penyakit
pernah diderita (termasuk operasi yang pernah
dijalani), ditulis secara krinologi.
80
Orang
18
Kementerian Kesehatan RI, Pemeriksaan dan Pembinaan
Kesehatan Haji Mencapai Istitha’ah Kesehatan Jamaah Haji Untuk Menuju
Keluarga Sehat, (Jakarta : 2017), h. 27.
84
Alat kesehatan
Obat-obatan
g) Rekomendasi/Saran/Tindak Lanjut
Terhadap seluruh jamaah haji yang telah
dilakukan pemeriksaan kesehatan tahap kedua, diberikan
rekomendasi / saran atau tindak lanjut untuk dilakukan
pembinaan kesehatan pada masa keberangkatan.
Pembinaan kesehatan pada masa keberangkatan akan
menetapkan kondisi keehatan jamaah haji menjelang
keberangkatan.
Seluruh jamaah haji yang telah melakukan
pemeriksaan kesehatan tahap kedua (kecuali yang tidak
memenuhi syarat), wajib mengikuti pembinaan
kesehatan di masa keberangkatan (setelah pemeriksaan
tahap kedua) harus mempertimbangkan diagnosis yang
telah ditetapkan. Khusus kepada jamaah haji yang tidak
memenuhi syarat istitha’ah kesehatan, maka tidak akan
dilakukan program pembinaan jamaah haji di masa
keberangkatan, mengingat status atau kondisi
kesehatannya yang sangat memiliki keterbatasan dan
sangat sulit mengalami perubahan yang signifikan. Pada
jamaah haji yang tidak memenuhi syarat istitha’ah
kesehatan masih dapat melakukan konsultasi medis
terkait penyakit yang ada.
h) Penandaan Gelang Bagi Jamaah Haji
Jamaah haji yang telah dilakukan pemeriksaan
kesehatan tahap kedua, selanjutnya akan diberikan tanda
melalui pemberian gelang. Pemeberian gelang kepada
jamaah haji bertujuan untuk mengidentifikasi jamaah
88
19
Wawancara dengan Bpk. dr. Edi Supriyatna, Mkk, Staf PF12 Pusat
Kesehatan Haji, Tanggal 10 April 2018, pukul 11:20 WIB.
90
a. Anamnesia.
b. Pemeriksaan Fisik.
c. Pemeriksaan Penunjang.
d. Penetapan Diagnosis.
e. Penetapan Kelaikan Terbang.
f. Rekomendasi / Saran / Tindak Lanjut.
a) Anamnesia
Identitas jamaah haji meliputi, nama, nomor porsi,
tempat dan tangal lahir, umur, jenis kelamin, alamat
dan nomor telepon, pekerjaan, pendidikan terakhir,
status perkawinan, dan tanggal pemeriksaan.
Riwayat kesehatan.
Riwayat kesehatan sekarang, meliputi penyakit
kronis yang diderita, penyakit menular, atau
penyakit yang berhubungan dengan disabilitas
tertentu.
Riwayat penyakit dahulu, yaitu penyakit pernah
diderita (termasuk operasi yang pernah dijalani),
ditulis secara krinologi.
Riwayat penyakit keluarga, meliputi jenis
penyakit yang diderita anggota keluarga yang
berhubungan secara genetic. Dalam riwayat
91
20
Wawancara dengan Bpk. Sukri, Kasi UPT Embarkasi Jakarta,
Tanggal 23 Maret 2018, pukul 09:35 WIB.
97
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ketentuan istitha’ah berdasarkan hukum syara’ dalam
ibadah haji merujuk kepada Fiqih Islam, bahwa istitha’ah
adalah salah satu poin dari “Syarat wajib” dalam
menunaikan ibadah haji. Oleh karena itu setiap imam
mazhab, Ulama Mutaakhirin (kontemporer), serta Fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengemukakan pendapat
bahwasaanya kegiatan ibadah haji tidak hanya dituntut
untuk istitha’ah secara harta, melainkan istitha’ah secara
fisik. Dimana unsur istitha’ah kesehatan menjadi bagian
terpenting dalam terlaksananya rangkaian ritual ibadah haji
dari rukun dan waib haji itu sendiri. Karena ibadah haji itu
98
99
Kepada Yth.
Drs. H, Ahmad Kartono, M.Si
Dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
an. Dekan,
Wakil Dekan Bidang Akademik
Suparfi(M.Ed, Ph.D
TNrp fqz rorlo rgqso:
Tembusan :
l. Dekan
2. Ketua Jursan Manajemen Dakwah (MD)
KEMENTERIANAGAMA
LTNIYERSITAS ISLAM NEGERI (UTI9
SYARIF' HIDAYATULLAII JAKARTA
EAKULTAS ILMU DAKWAE DAN ILMU KOMTJNIKASI
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95, Ciputat 15412. hdonesia Telp./Iax: (62-21) 7432128 / j4'to35t
Kepada Ytl).
Keorernterian Kesehatan Rl
JL H.R IlasLrna Saici IIT 001/02
Karet l(Lrrringau Setia BudiJakarta Selatan
di
Ternpat l
Dek;Ln Fakultas IlmLr Dakrvah dan Ilnru I(ornunikasi UIN Syarif Ilirlal,,rtLrllah
.lakarla rneneraigkan bahrva:
Siska KLrlrriasiir
Nomor Pol<ol< I r 140510000022
Seorester VIll(Delaprn)
.lurLrsan/Prod i Mana-jenrerr Dal<rvah
Ternpat/'fgl. Lahir. Jr liarta, 4 Mei 199(r
A larnat Jl. Nila ltl-004/01 Cigarrjrrr Jagakarsa Jakarrir Sclarar.l
1'elp 0 89907666 5 6
SURAT KETERANGAN
Nomo( : UM.01.0511t 1Sg7 tZOlB
Nama : Sukri
Nama
Jabatan
Telah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada Jamaah Haji dibawah ini:
Nama
Bin/Binti
Umur
Nomor Porsi
Pekerjaan
Alamat
.,..,....,..................20..... ..
Stenpel/Cap
P{rsres,ras/Fs
Nama
Jabatan :
Nama
Bin/Binti
U mur
Nomor Porsi
Pekerjaan
AIamat
20
Sle Delcap
Kabupaten/ Kata
Nama
Jabatan
Seielah memperoleh hasil pemeriksaan yang te ah kami terima dari Tinr Penyclengoara
Kesehatan lleji Kabupaten/Kota, dengan ini menyatakan bahwa Jemaah Haj d lrawirlr
ini:
Nama
Bin/Binti
U mur
Nonror Porsi
Nomor Paspor
Pekerjaan
Alamat
Demikian surat penetapan ini dibuat untuk di tindaklanjuti sesuai ketentuan yang
berlaku.
.20........
PPIH Ei,bdkasi
2...............
*) Coret yang tidak perlu
Daftar Penyakit Yang Dikategorikan Laik Dan Tidak Laik Terbang
ffi,ffi |[|ffi
Angina Unstable Angina atau Terkontrol dengan oba!
angina dengan minimal obatan.
aktivitas Tidak terjadl angina pada
saat istirahat.
lnfark Kurang dari 10 hari >10 hari jika tanpa
miokard terakhir atau berisiko komplikasi
tinggi
Gagal Gagal jantung akut atau Gagal jantung terkontrol Dikatakan adekuat
jantung gagal jantung kronis dan kondisi stabil jika mampu berlalan
tidak terkontrol 50 m atau dapat
menaiki tangga
dengan kecepatan
normal tanpa sesak
nafas.
Meskipun demlkian
perlu
dipertimbangkan
tersedianya oksigen
dalam pesawat.
Edema paru Belum sembuh Sudah sembuh Perhatikarr
kemungkinan terjadi
infark miokard
Emboli Paru Onset 4 hari atau >5 hari jika stabil diberi
kurang antikoagulan
dan PAO 2 normal
ffiffiffi
Anenria
ffiffiWffiS$ffiffil$iililI;i$[tl$
li{Nu\{Lft liiiiaHhrliisN l:
lftr.ffi;Fii;;ffi llrttiltrlliiiiiXltilffi==
Hb kurang dari 9,5 gidl zHb 9,5 g i dl (5,9 mmol / Jika akut anemia,
(5,9 mmol/L) L) kadar Hb harus dinilai
kecuali karena penyakil Iebih dari 24 jam.
kronis setelah kehilangan
darah terakhir dimana
perdarahan harus
berhenti
f ,[!!,H*i$.rfiffi.-E;r]lt-. ], iX
Pulmonal lil
Penyakit Terbatasnya
Neuromuskul perigembangan paru
ar yang sangat berat
sehingga memerlukan
alat ventilasi di rumah
Malformasi Hypoxemia Berat (SpO2
Arteri vena <80%)
pulmoner
$tNffi,h.ffi.,,
TIA 2 hari atau kurang Setelah 2 hari
CVA 4 hari atau kurang 5-14 hari jika stabil atau Jika telah sembuh
(Stroke) ada perbaikan, dengan tanpa komplikasi tidak
pendampingan perawat. perlu pendampingan
2 minggu paska perawai
serangan stroke harus
diberikan oksigen
tambahan
Grand mall fit 24jam atau kurang >24 jam jika keadaan
umumnya baik dan
terkontrol
Operasi t hari atau kurang >10 hari, kranial bebas
kranial dari udara dan keadaan
umum dalam kondisi baik
Operasi t hari atau kurang >10 hari jika tidak ada misalnya reseksi
besar komplikasi usus, open
abdomen histerektomi, operasi
ginjal dll
Operasi usus 4 hari atau kurang >5 hari jika tidak ada
buntu komplikasi
Operasi 4 hari atau kurang >5 hari jika tidak ada misalnya
laparoskopi komplikasl cholecystecomy
(pengangkatan
karrdung empedu)
operasi tuba
Laparoskopi 2z[ jam atau kurang >24 jam jika gas sudah
diagnostik terserap
!lirsl,t['NA{Rs$]n$$$tiil! lrlilli El4f s:ltitil I
e-sil ,:- .l
ffi-$iffi}}i#,,H ffi($i t
Psikosis akut Episode dalam 30 hari untuk alasan
(misalnya mania, keamanan
skizofrenia)
Gangguan
jiwa kronis
Jika terdapat risiko yang Stabil dan dapat
signitikan dalam dikendalikan dengan
penerbangan pengobatan
ititi8rs$$ffiffi*s{Nu
'ffi
DIAGNOSA TIDAK LAIK LAIK KETERANGAN