Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PERKESMAS

UPT PUSKESMAS DERMOLEMAHBANG

PUSKESMAS DERMOLEMAHBANG

JL. Raya PUD No. 87A Dermolemahbang

KEC. sarirejo KAB. LAMONGAN


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha esa, rancangan pedoman
kegiatan perawat kesehatan masyarakat di puskesmas telah dapat deselesaikan. Pada awal tahun
2016, maka telah terjadi beberapa perubahan dalam kebijakan pembangunan kesehatan, antara lain
perubahan dalam sistem kesehatan nasional, kebijakan dasar puskesmas, ditetapkannya
kewenangan wajib standar pelayanan kesehatan di kabupaten / kota.

Berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, upaya keperawatan kesehatan


masyarakat (perkesmas) merupakan upaya kesehatan puskesmas yang terintegrasi baik ke dalam
upaya kesehatan wajib maupun pengembangan, disamping itu dapat pula diterapkan sebagai upaya
pengembangan.

Sebagai pejabat fungsional perawat, perawat kesehatan masyarakat di puskesmas (perawat


perkesmas) bertanggung jawab melaksanakan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, yang
intinya adalah melaksanakan asuhan keperawatan terhadap individu,keluarga, kelompok
masyarakat khususnya yang mempunyai masalah kesehatan akibat ketidaktahuan, ketidakmauan
serta ketidak mampuan.

Mengingat banyaknya jumlah sasaran puskesmas untuk mendukung tercapainya indikator


pelayanan yang diterapkan dalam standar pelayanan minimal (SPM), pendekatan yang
dilaksanakan puskesmas adalah pelayanan yang terintegrasi pada upaya kesehatan wajib
puskesmas dengan fokus pada keluarga rawan kesehatan, yaitu keluarga miskin yang mempunyai
bayi, balita, ibu hamil, penyakit menular atau masalah kesehatan prioritas daerah untuk
meningkatkan kinerja perawat puskesmas.

Pedoman ini merupakan acuan minimal bagi perawat serta pihak pihak terkait, sehingga
untuk penerapannya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan daerah dan kemampuan daerah.saran
serta masukan untuk penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan, juga dukungan berbagai
pihak untuk dapat mewujudkan kinerja perawat puskesmas yang optimal sesuai peran dan
fungsinya sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan bermutu.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelaksanaan perkesmas bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam


hal mengelola dan meningkatkan derajat kesehatannya, pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat (perkesmas) sebagai salah satu kegiatan pokok puskesmas, dan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas dan merupakan sub sistem dari
pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Pelayanan perkesmas diharapkan dapat memberikan bantuan, bimbingan penyuluhan


pengawasan dan perlindungan kepada individu, keluarga, kelompok khusus serta masyarakat.
Bantuan yang diberikan pada sasaran adalah ditunjukkan untuk memecahkan masalah
kesehatan yang berhubungan dengan faktor ketidaktahuan, ketidakmampuan, dengan
menggunakan pendekatan metode keperawatan yaitu dengan cara pengkajian sampai dengan
penentuan masalah dan penanganan yang bersifat memandirikan klien / keluarga, agar mempu
memecahkan masalah kesehatan yang dialaminya. Seperti halnya lingkaran, dalam proses
penuh, pada awal ditemukan dua kasus, peran petugas kesehatan cukup besar dan selanjutnya
semakin kecil. Dengan bertambahnya kemampuan keluarga

Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/tahun 2004


tentang kebijakan dasar puskesmas, upaya perawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya
program pengembangan yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan. Perkesmas merupakan bagian integral dari pelayaranan
kesehatan dasar yang dilaksanakan puskesmas. Perkesmas dilakukan dengan penekanan pada
upaya pelayanan kesehatan dasar. Maka dianggap perlu menyusun pedoman sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan perkesmas.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan
kesehatan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
1. Dipahaminya pengertian sehat atau sakit oleh masyarakat.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
untuk melaksanakan keperawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
kesehatan.
3. Tertanganinya keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan pelayanan
keperawatan.
4. Terlayaninya kelompok khusus yang memerlukan pembinaan pelayanan
keperawatan.
5. Terlayaninya kasus – kasus yang memerlukan tindak lanjut dan pelayanan
keperawatan.
6. Terlayaninya kasus – kasus resiko tinggi yang memerlukan pelayanan keperawatan
di puskesmas dan di rumah.

1.3 SASARAN
Sasaran kegiatan perkesmas adalah :
a. Individu
Sasaran individu adalah individu dalam keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
termasuk keluarga rawan.
b. Keluarga
Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap kemungkinan timbulnya masalah
kesehatan dan keluarga yang mempunyai individu bermasalah.
c. Kelompok
Kelompok rawan yang rentan masalah kesehatan antara lain : pondokpesantren, kelompok
lansia dan sebagainya.

1.4 RUANG LINGKUP


Pelayanan perkesmas meliputi :
1. Kegiatan di dalam gedung puskesmas
Merupakan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan terhadap sasaran
baik di ruang rawat inap maupun di puskesmas pembantu.
2. Kegiatan di luar gedung puskesmas
Adalah pelayanan yang dilakukan di luar gedung dan terkait dengan disiplin ilmu lain yang
salin berkolaborasi.
1.5 DEFINISI OPERASIONAL
Batasan operasional upaya perkesmas di puskesmas adalah :
1. Pembinaan kesehatan terhadap sasaran perkesmas diwilayah kerja puskesmas
Dermolemahbang melalui daerah binaan.
2. Pembinaan kelompok khusus (kelompok lansia, panti, pondok pesantren) di wilayah kerja
puskesmas Dermolemahbang.
3. Pelayanan keperawatan tindak lanjut di rumah sesuai dengan masalah kesehatan yang
dialami keluarga rawan.
BAB II

PENGORGANISASIAN

1.1 JENIS KEGIATAN, SASARAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


a. KEGIATAN DALAM GEDUNG
NO Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksanaan
Programer,
Asuhan keperawatan terhadap Pasien rawat
1 Monitoring pasien petugas poli
pasien rawat jalan inap
polindes
Programer,
Pasien petugas poli
Penemuan kasus baru (deteksi Tercapainya
2 beresiko polindes,
dini) pada pasien rawat jalan cakupan
tinggi ponkesdes,
promkes
Programer,
Meningkatkan
Keluarga petugss poli
Penyuluhan / pendidikan pengetahuan dan
3 rawan polindes,
kesehatan kemandirian
kesehatan ponkesdes,
masyarakat
promkes
Pasien yang Programer,
Membantu
Pemantauan keteraturan minum mengalami petugas P2M,
4 mempercepat
obat penyakit petugas poli,
kesembuhan pasien
kronis program jiwa
Rujukan kasus / masalah tenaga Pasien yang
Penanganan
kesehatan lain di puskesmas, mengalamip Bidan desa, poli
5 kesehatan lebih
pemberian nasehat (konseling) enyakit umum
lanjut
keperawatan kronis
Kegiatan yang merupakan
tugas limpah sesuai pelimpahan
Pasien yang
kewenangan yang diberikan Penanganan
mengalami Bidan desa, poli
6 dan atau prosedur yang telah kesehatan lebih
penyakit umum
ditetapkan (contoh pengobatan, lanjut
kronis
penggulangan kasus gawat
darurat)
Menciptakan lingkungan
Memberikan Programer,
terapeutik dalam pelayanan Programer,
7 kepuasan bagi petugas unit
kesehatan di puskesmas perawat
pasien pelayanan
(kenyamanan, keamanan, dll)
Memperoleh data
9 Pencatatan dan pelaporan yang akurat dan programer programer
cepat

b. KEGIATAN DI LUAR GEDUNG


NO Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksanaan
Programer,
Mencegah
Penemuan suspek / kasus Masyarakat petugas
1 terjadinya
kontak serumah resiko tinggi poli,polindes,
proespenularan
ponkesdes, P2M
Programer,
Meningkatkan
Penyuluhan / pendidikan petugas poli,
pengetahuan Individu dan
2 kesehatan pada individu dan polindes,
kemandirian keluarga
keluarganya ponkesdes,
masyarakat
peomkes
Membantu Programer,
Pemantauan keteraturan
mempercepat petugas P2M,
3 berobat sesuai program pasien
kesembuhan petugas poli,
pengobatan
pasien program jiwa
Kunjungan rumah (home visit Mengetahui
Programer,
4 / home healt nursing) sesuai kondisi pasien
perawat desa
rencana perkembangan
Pelayanan dasar langsung Memberikan
5 (direct care) maupun tidak pelayanan Pasien Programer
langsung (indirect care) kesehatan
Meningkatkan
Pemberian nasehat (konseling) pengetahuan dan Perawat
6 Pasien
kesehatan / keperawatan memotivasi perkesmas
pasien

2.1 KETENAGAAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI


NO Penanggung jawab target capaian Kesenjangan
Pelayanan masyarakat asuhan
1 keperawatan pada keluarga
rawan belum mencapai target

3.1 TUGAS DAN KEWENANGAN


Penanggung jawab upaya bertanggung jawab mengkoordinir pelaksanaan kegiatan sedangkan
pelaksana kegiatan bertugas untuk melaksanakan kegiatan pelayanan UKM.
BAB III
TATA LAKSANAN PELAYANAN UKM

3.1 Perencanaan
Perencanaan pelayanan UKM dibuat oleh penanggung jawab upaya pada awal tahun, melalui
tahapan :
3.1.1 Pengumpulan data dan identifikasi masalah
Penanggung jawab upaya pengumpulan data yang diperlukan untuk perencanaan
meliputi data – data capaian tahun sebelumnya, hasil umpan balik dari masyarakat
melalui survey, pertemuan, keluhan atau pengaduan.
3.1.2 Analisa masalah
Hasil identifikasi masalah yang ditemukan kemudian dilakukan analisa oleh
penanggung jawab upaya dan pelaksana kegiatan tentang penyebab dan pemecahan
masalah. Analisis masalah menggunakan diagram tulang ikan atau analisis akar
masalah (AMM). Pemilihan pemecahan masalah menggunakan metode USG,
NGT,MICUA.
3.1.3 Penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)
Penanggung jawab upaya kemudian menyusun RUK berdasarkan pemecahan masalah
untuk tahun berikutnya (H+!).
3.1.4 Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK)
Penanggung jawab upaya menyusun RPK untuk tahun berjalan (H) berdasarkan alokasi
dana yang telah disetujui untuk puskesmas dengan memperhatikan RUK yang disusun
tahun sebelumnya. Penyusunan RPK dilaksanakan secara bersama – sama melalui
pertemuan koordinasi lintas program di peskesmas.

3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
KAK dibuat untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam RPK.
3.2.2 Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan
Penanggung jawab upaya kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan berdasarkan KAK
yang telah dibuat. Kegiatan yang melibatkan sasaran program masyarakat seperti
kegiatan posyandu balita dan posyandu lansia dibuat dengan melibatkan sasaran
melalui kesepakatan jadwal dandiketahui oleh kelapa desa. Kegiatan yang melibatkan
lintas program disepakati melalui koordinasi lintas program.
3.2.3 Sosialisasi kadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui pertemuan
lokakarya mini puskesmas, lokakarya mini lintas sektor, media komunikasi dan
distribusi langsung sasaran program.
3.2.4 Pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab upaya melaksanakan kegiatan dengan cara :
1. Mengorganisasi tim pelaksana kegiatan.
2. Mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan seperti alat tulis, pengecekan alat
kesehatan yang digunakan, pengecekan bahan misalnya stok dan kondisi vaksin,
dan lain – lain.
3. Melaksanakan koordinasi dengan sasaran program dan lintas program jika ada
perubahan jadwal.
4. Selesai pelaksanaan kegiatan, penanggung jawab upaya membuat laporan dan
mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan.

3.3 Monitoring
Monitoring pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh tim Mutu UKM meli[uti :
3.1.1 Kesesuaian jadwal
3.2.1 Kesesuaiann proses pelaksanaan kegiatan
3.3.1 Capaian hasil kegiatan dibandingkan dengan target
3.4.1 Monitoring dilaksanakan setiap bulan melalui kegiatan audit internal dan dibahas dalam
rapat tinjauan manajemen (RTM) dan lokakarya mini bulanan

3.4 Evaluasi
Setiap akhir kegiatan, penanggung jawab upaya membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan
meliputi :
1. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana.
2. Hambatan dan masalah selama pelaksanaan kegiatan.
3. Masukan atau umpan balik dari asaran program.

3.5 Rencana tindak lanjut


Berdasarkan hasil evaluasi. Penanggung jawab upaya membuat RTL untuk perbaikan dan
penyusunan rencana kegiatan yang akan datang. Laporan kegiatan, hasil evaluasi dan RTL
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
BAB IV
LOGISTIK

1.1 MANAGEMEN LOGISTIK


Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan kegiatan meliputi dan bertanggung
jawab memenuhi kebutuhan logistik kegiatan meliputi jenis dan jumlah yang diperlukan.
Ddidalam merencanakan logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama – sama
dengan pelaksana upaya dan diusulkan pada tim perencana puskesmas.

1.2 JENIS – JENIS LOGISTIK


1. Obat – obatan
2. Alat tulis
3. Alat kesehatan
4. Bahan habis pakai
5. Materi kegiatan : Brosur,pamflet, lembar balik, handout
6. LCD
7. Makan minum untuk kegiatan kelas
BAB V

KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

5.1 Keselamatan sasaran program


Pelaksanaan pelayanan UKM disenlenggarakan dengan senantiasa memperhatikan
keselamatan pasien / sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan indeks
keselamatan pasien (IKP) yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan ttingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

5.2 Risiko yang mungkin terjadi pada sasaran pelayanan program perkesmas adalah :
1. Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien.
2. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana.
3. Risiko financial.
4. Risiko lain (misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan / alat transportasi).

Untuk mencegah kasus terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam melaksanan
pelayanannya harus senantiasa memperhatikan keselamatan pasien (patlent safety). Upaya
keselamatan pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem
pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis
yang optimum.

5.3 Sasaran keselamatan pasien meliputi :


1. Ketepatan identifikasi pasien.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif.
3. Peningkatan keamanan obat yang harus di waspadai.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh.
BAB VI

KESELAMATAN KERJA PETUGAS

6.1 Keselamatan kerja


Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat
kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena
sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah, cairan tubuh maupun tertusk
jarum suntik bekas mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti
hepatitis dan lainnya juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.

6.2 Tujuan keselamatan kerja


1. Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah kesehatan kerja di
lingkungan puskesmas.
2. Teridentifikasi potensi masyarekat di wilayah kerja puskesmas kawasan.
3. Telaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
4. Terselenggaranya kemitraan denga para pengandil dalam pelayanan.
5. Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sektor.

6.3 Strategi keselamatan kerja


1. Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
2. Lingkungan kerja.
3. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
4. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial.

6.4 Pengelolaan kesehatan petugas


Keselamatan kesehatan petugas
Pelaksanaan pelayanan UKM di puskesmas Dermolemahbang diselenggarakan dengan
senantiasa memperhatikan keselamatan tenaga kesehatan.

6.5 Pencatatan dan pelaporan


Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja dicatat dan dilaporkan kepada
pimpinan.
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

7.1 Pengendalian mutu program perkesmas


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja / standar pelayanan minimal yang
meliputi indikator penyelenggaraan upaya puskesmas.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan
kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan

7.2 Tujuan pengendalian mutu program perkesmas


1. Terwujudnya pelayanan berkualitas.
2. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di puskesmas.
3. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan.

7.3 Jenis kegiatan pengendalian mutu program perkesmas


1. Rujukan berencana
2. Audit terpadu dengan sistem jemput bola
BAB VIII

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan perkesmas dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.

Keberhasilan kegiatan upaya perkesmas tergantung pada komitmen yang kuat dari semua
pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat
dalam kesehatan.
REFERENSI

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai