Disusun Oleh :
Vina Melinda NIM 171411095
2) Water Boiler
Tipe water tube menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang tinggi.
Dengan proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang
dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut
dikondisikan terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang
dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum.
Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama
distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan terhadap
mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tersebut. Hal ini
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Kelebihan dari water tube ini adalah memiliki kapasitas steam yang
besar, nilai efisiensi relatif lebih tinggi dan tungku pembakaran mudah
untuk dijangkau saat akan dibersihkan. Tetapi biaya investasi awal cukup
mahal, membutuhkan area yang luas dan membutuhkan komponen
tambahan dalam hal penanganan air.
4.2. Pembahasan
Boiler merupakan suatu perangkat berbentuk bejana tertutup yang
digunakan untuk memanaskan air yang akan menghasilkan air panas dan
steam atau uap. Uap yang dihasilkan akan dialirkan ke unit operasi proses
lainnya menggunakan pipa. Air yang di didihkan sampai menjadi steam,
volumenya akan meningkat 1600 kali menghasilkan tenaga yang menyerupai
bubuk mesin yang mudah meledak (Septhiadi wirawan,2009). Sehingga untuk
mengoperasikannya suatu alat boiler hanya bisa dioperasikan oleh orang yang
memiliki sertifikasi boiler karena harus dikelola dengan baik agar terhindar
dari resiko tekanan berlebih.
Untuk menghasilkan steam maka pada alat boiler dilakukan proses
pembakaran. Bahan bakar yang digunakam adalah tabung gas LPG, dengan
tujuan melepaskan seluruh panas yang dihasilkan dengan meminimalkan
kerugian-kerugian yang terjadi. Penggunaan LPG sebagai bahan bakar karena
mengandung etana dalam jumlah yang banyak atau melebihi batas ketentuan
yang ditetapkan akan mempunyai kandungan energi yang lebih rendah. Hal
tersebut dikarenakan kandungan energi etana adalah 1618,7 Btu/ft3,
sedangkan propana sebesar 2314,9 Btu/ft3. Spesifikasi LPG menetapkan
batasan kandungan C3+C4 minimum sebesar 97,0%Vol. Nilai kandungan
C3+C4 merupakan penjumlahan kandungan C3 (propana, propena) dan C4
(butana dan butene). Sehingga jika kandungan LPG banyak mengandung
propana, pembakaran jauh akan lebih efisien dan kalor yang dihasilkan akan
lebih banyak (Fitrianti Putri,2015).
Air permukaan yang akan masuk kedalam boiler mula-mula dialirkan
kedalam water softener yang fungsinya adalah menurunkan kesadahan yang
terdapat pada air umpan boiler. Nilai kesadahan harus diturunkan karena
untuk mencegah terbentuknya kerak pada tube boiler yang nantinya
mengakibatkan efisiensi boiler menjadi rendah karena terjadinya akumulasi
panas.
Hal yang harus dipahami pada praktikum boiler adalah
5.1. Simpulan
1. Kalor yang diberikan oleh bahan bakar sebesar 1.477.592 kJ dengan kalor
yang diterima sebesar 342.368 kJ
2. Nilai Efisiensi Boiler sebesar 23,1 %
DAFTAR PUSTAKA
Kristianingsih, L., & Musyafa, A. (2013). Analisis Safety Sistem dan Manajemen
Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL.
Jurnal Teknik Pomits, II (2), B-356-B-361.
Winanti, W. S., & Prayudi, T. (2006). Perhitungan Efisiensi Boiler Pada Industri
Industri Tepung Terigu. Jurnal Teknik Lingkungan , 58-65.
LAMPIRAN
1. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
Massa awal gas Massa akhir gas Massa gas yang terpakai
(kg) (kg) (kg)
Gas 1 74,1 53,5 20,6
Gas 2 59,22 51,11 8,11
Gas 3 46,18 44,64 1,54
Total 30,25
Rumus :
Q1 = Mgas x HHVgas
Dimana :
Q1 = kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (kJ)
Mgas = massa/berat gas yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
HHVgas = nilai kalor gas elpiji (kJ/kg)
Perhitungan :
Q1 = Mgas x HHVgas
= 30,25 x 48.846
= 1.477.592 kJ
Dimana :
Q2 = kalor yang diserap oleh air (kJ)
Mair = massa air yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
hg = entalpi steam (kJ/kg)
hf = entalpi air (kJ/kg)
Perhitungan:
Q2 = Mair x (hg – hf)
= 128,8 x (2.754,74 – 104,8)
= 341.368,7 kJ