Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019-2020

MODUL : Steam Boiler


PEMBIMBING : Rony Panohang Sihombing, S.T., M.Eng

Praktikum :23 September 2019


Penyerahan Laporan :30 September 2019

Disusun Oleh :
Vina Melinda NIM 171411095

3C/ D3-Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam sebuah industri, dibutuhkan teknologi yang dapat menunjang
proses produksi. Salah satunya adalah dalam proses pemanasan. Banyak
operasi yang berlangsung pada temperature yang tinggi untuk menghasilkan
produk. Cara yang lebih efisien adalah panas dapat mengalir ke setiap unit
operasi. Alat yang dapat digunakan adalah boiler.
Boiler dapat digunakan pada tekanan yang tinggi guna untuk
memanaskan air pada temperature tertentu sehingga dihasilkan steam.
Tekanan tinggi ini dapat mengalirkan steam ke setiap unit operasi untuk
berlangsungnya sebuah proses. Panas dari steam dapat digunakan dalam
mengoptimalkan reaksi pembentukan produk. Apabila digunakan boiler dalam
suatu proses produksi, maka dibutuhkan pula bahan bakar sebagai sumber
panas untuk mengubah fasa air.

1.2. Tujuan Praktikum


1. Mempelajari dan mampu mengoperasikan boiler bila sudah tersertifikasi
2. Menghitung efisiensi perpindahan kalor dan memperkirakan efisiensi
pembakaran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Boiler


Boiler merupakan sebuah bejana yang tertutup yang didalamnya terjadi
proses pemanasan air sampai terbentuk steam. Steam yang dihasilkan tersebut
akan dialirkan ke setiap proses yang membutuhkan (Winanti & Prayudi,
2006). Salah satu pemanfaatannya terdapat disebuah PLTU, dimana boiler ini
digunakan sebagai komponen pengubah air menjadi uap. Uap yang dihasilkan
tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin (Kristianingsih & Musyafa,
2013).
Terdapat tiga sistem yang ada pada boiler yaitu sistem air umpan, sistem
bahan bakar, dan sistem steam. Setiap sistemnya memiliki tugasnya masing-
masing. Sistem air umpan yaitu penyediaan air umpan boiler yang disesuaikan
dengan kriteria boiler. Air umpan sebelum diumpankan mengalami proses
pengolahan untuk menghilangkan hardness dan menjaga efisiensi boiler yaitu
sebagai salah satu perawatan boiler. Selanjutnya pada sistem bahan bakar
yaitu peralatan yang dipakai sebagai penyedia bahan bakar untuk dapat
menghasilkan panas. Yang menjadi inti dari boiler yaitu sistem steam yang
mengontrol produksi steam dan mengumpulkannya sebelum dialirkan.

2.2 Jenis-Jenis Boiler


Secara umum boiler dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Fire Tube
Tipe boiler pipa api menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang
rendah. Dengan proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas
yang dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar
dan konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan
boiler tersebut.
Kelebihan dari fire tube adalah proses pemasangan cukup mudah dan
tidak memerlukan pengaturan yang khusus, tidak membutuhkan area yang
besar dan memiliki biaya yang murah. Tetapi memiliki tempat pembakaran
yang sulit dijangkau saat hendak dibersihkan, kapasitas steam yang rendah
dan kurang efisien karena banyak kalor yang terbuang sia-sia.

2) Water Boiler
Tipe water tube menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang tinggi.
Dengan proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang
dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut
dikondisikan terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang
dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum.
Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama
distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan terhadap
mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tersebut. Hal ini
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Kelebihan dari water tube ini adalah memiliki kapasitas steam yang
besar, nilai efisiensi relatif lebih tinggi dan tungku pembakaran mudah
untuk dijangkau saat akan dibersihkan. Tetapi biaya investasi awal cukup
mahal, membutuhkan area yang luas dan membutuhkan komponen
tambahan dalam hal penanganan air.

2.3 Bagian-bagian Boiler


1) Pemanas Lanjut Uap atau Steam Super Heater
Pemanas lanjut uap adalah alat yang digunakan untuk memanaskan
uap jenuh menjadi uap yang dipanaskan lebih lanjut. Uap yang
dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan
ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak akan segera mengembun,
sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang disebabkan
terjadinya pukulan balik atau Back Stroke yang diakibatkan
mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga menimbulkan
vakum ditempat yang tidak semestinya di daerah ekspansi. Kemungkinan
terjadinya pukulan balik atau back stroke di tempat yang belum
semestinya tersebut lebih mudah terjadi bila yang digunakan aialah uap
kenyang sebagai penggerak mesin uap ataupun turbin uap.
2) Ekonomiser
Gas asap setelah meninggalkan superheater konveksi ataupun
pemanas lanjut ulang atau steam reheater, temperaturnya masih cukup
tinggi sekitar 500°C hingga 800°C,sehingga akan merupakan kerugian
panas yang besar bila gas asap tersebut dibuang lewat cerobong. Gas asap
yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air telah
dalam keadaan panas, sekitar 30°C sampai 50°C di bawah temperatur
mendidihnya. Air yang telah dalam keadaan panas pada saat masuk ke
dalam drum ketel membawa keuntungan karena di tempat air masuk ke
dalam drum, dinding ketel tidak mengerut sehingga drum ketel dapat
lebih awet dengan demikian biaya perawatan atau biaya maintenance-nya
menjadi lebih murah. Lain halnya bila air dalam keadaan dingin masuk
ke dalam drum tersebut, dinding drum akan mengerut dan mudah pecah
atau bocor, sehingga biaya perawatannya mahal.
3) Pemanas Udara atau Air-Preheater
Gas asap setelah keluar dari memanasi ekonomiser masih
bertemperatur sekitar 400°C hingga 700°C sehingga sayang bila dibuang
langsung lewat cerobong, karena panas yang terkandung di dalam gas
asap tersebut masih dapat dimanfaatkan lagi untuk memanaskan udara
sebelum dimasukkan ke dalam tungku, sehingga efisiensi thermos boiler
dapat dinaikkan lagi. Memanaskan udara pembakaran sebelum
dimasukkan kedalam tungku berarti mengurangi kebutuhan panas untuk
menaikkan temperatur udara di dalam tungku, sehingga api di dalam
tungku tidak banyak mengalami penurunan temperatur, sehingga
mengurangi kemungkinan api di dalam tungku tiba-tiba padam sendiri.
4) Peralatan untuk Pembersihan boiler
Pada boiler terjadi pengotoran-pengotoran yang disebabkan oleh :

 kerak ketel pada aliran air;


 abu pada aliran api atau gas asap.
Kerak ketel yang terbentuk pada pipa-pipa penguap, untuk waktu-
waktu tertentu harus dibersihkan, agar tidak mengerak pada dinding-
dinding pipa sehingga dapat mengganggu perpindahan panas dari api di
luar pipa kepada air yang di dalam pipa. Untuk membersihkan kerak ketel
dari dalam pipa-pipa, digunakan pelocok pipa umtuk pipa-pipa yang
lurus, seperti halnya pipa-pipa pada ketel seksi. Ujung pelocok pipa diberi
kawat baja spiral yang dapat mengorek endapan-endapan kerak pada
pipa.
Abu yang terbentuk di dalam ketel hasil pembakaran bahan bakar
padat, dapat dibagi menjadi:
 abu padat yang terkumpul dalam sumuran-sumuran abu;
 abu yang menjadi cair yang terbawa melayang-layang di dalam api
atau gas asap;
 abu padat yang terbawa terbang bersama api atau gas asap yang padat
mencapai daerah konveksi.
Untuk menghilangkan abu padat yang terdapat pada sumuran
abu,dapat digunakan cara membuka klep abu yang terdapat di dasar
sumuran abu pada waktu-waktu tertentu sehingga abu tumpahdi atas ban
berjalan atau konveyor, dan dengan menggunakan konveyor tersebut abu
dibuang dari sumuran abu dan diterima oleh alat-alat transport.
5) Penangkap debu atau Dust Collector atau Precipitator
Gas asap sebelum dibuang ke luar melalui cerobong asap harus
dibersihkan dahulu dari debu atau abu terbang, yang turut terbawa oleh
gas asap, agar tidak menimbulkan pengotoran atau polusi terhadap
lingkungan sekitarnya.

2.4 Keselamatan Pengoperasian Boiler


Menurut (Sugiharto, 2016) pengoperasian boiler terdiri dari tahapan
sebagai berikut :
 Commissioning Boiler, dimana proses ini dilakukan apabila pelaksana
pekerjaan telah siap untuk melakukan start up. Kegiatannya adalah
beberapa proses pemeriksaan pada kondisi boiler.
 Start Up, pada tahap ini dilakukan pengecekan level air, penunjuk
tekanan, valve blow down, steam stop valve, dan valve lainnya. Setelah
pengecekan dilakukan pemanasan bahan bakar yang dilanjutkan dengan
pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran di dalam boiler
membutuhkan udara agar pembakaran terjadi dengan sempurna.
 Pengoperasian Boiler, rangkaian kegiatannya terdiri dari pengisian air
lunak, ventilasi udara dari sirkulasi bahan bakar, pembakaran dan
pengaturan pengoperasian.
 Shut Down Boiler, sebelum menghentikan operasi pastikan terlebih
dahulu uap yang sudah tidak digunakan.

2.5 Penentuan Efesiensi Perpindahan Kalor


Untuk mengetahui efesiensi perpindahan kalor pada boiler
dibutuhkan data kalor yang dilepas dan kalor yang diterima dengan cara
sebagai berikut :
a) Penentuan kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (Q1)
Q1 = Mgas x HHVgas
Dimana,
Mgas : Berat gas yang dikonsumsi selama waktu proses (asumsi:
penurunan
tekanan x jumlah gas terpasang x 50kg)
HHVgas : Nilai kalor gas elpiji (kJ/kg)
b) Penentuan kalor yang diserap oleh air (Q2)
Q2 = Mair x (hg - hf)
Dimana :
Mair : Berat banyak air umpan dikonsumsi selama waktu proses
(penurunan
level air umpan)
hg : Entalphy steam (kJ/kg) dari table steam pada tekanan steam
paling tinggi (SP Pengendali)
hf : Entalphy air umpan (kJ/kg) dari table steam pada suhu air di
tangki
c) Penentuan Efisiensi Perpindahan Kalor (Ef1)
𝑄2
𝐸𝑓1 =
𝑄1
d) Penentuan Efisiensi Boiler secara Keseluruhan
𝐻𝐻𝑉𝑔𝑎𝑠 − 𝑄1
𝐸𝑓2 = 𝑥 100%
𝐻𝐻𝑉𝑔𝑎𝑠
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alat yang Digunakan
1. Seperangkat alat boiler Teknik Kimia Bawah POLBAN
2. Gas Analyzer
3. TDS Meter
3.1.2 Bahan Yang Digunakan
1. Air Baku
2. Tabung Gas LPG

3.2. Skema Peralatan

Gambar 1. Skema Peralatan Boiler


3.3. Prosedur Kerja
3.4. Keselamatan Kerja
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap
2. Tidak mengoperasikan boiler apabila tidak memiliki sertifikat
3. Hati-hati saat boiler bekerja karena tekanannya tinggi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum


Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum
No Data Praktikum Satuan Hasil Praktikum
1. Effisiensi Perpindahan Kalor (𝜂) % 23,1
2. DHL air umpan boiler 𝜇𝑆 0,2945

4.2. Pembahasan
Boiler merupakan suatu perangkat berbentuk bejana tertutup yang
digunakan untuk memanaskan air yang akan menghasilkan air panas dan
steam atau uap. Uap yang dihasilkan akan dialirkan ke unit operasi proses
lainnya menggunakan pipa. Air yang di didihkan sampai menjadi steam,
volumenya akan meningkat 1600 kali menghasilkan tenaga yang menyerupai
bubuk mesin yang mudah meledak (Septhiadi wirawan,2009). Sehingga untuk
mengoperasikannya suatu alat boiler hanya bisa dioperasikan oleh orang yang
memiliki sertifikasi boiler karena harus dikelola dengan baik agar terhindar
dari resiko tekanan berlebih.
Untuk menghasilkan steam maka pada alat boiler dilakukan proses
pembakaran. Bahan bakar yang digunakam adalah tabung gas LPG, dengan
tujuan melepaskan seluruh panas yang dihasilkan dengan meminimalkan
kerugian-kerugian yang terjadi. Penggunaan LPG sebagai bahan bakar karena
mengandung etana dalam jumlah yang banyak atau melebihi batas ketentuan
yang ditetapkan akan mempunyai kandungan energi yang lebih rendah. Hal
tersebut dikarenakan kandungan energi etana adalah 1618,7 Btu/ft3,
sedangkan propana sebesar 2314,9 Btu/ft3. Spesifikasi LPG menetapkan
batasan kandungan C3+C4 minimum sebesar 97,0%Vol. Nilai kandungan
C3+C4 merupakan penjumlahan kandungan C3 (propana, propena) dan C4
(butana dan butene). Sehingga jika kandungan LPG banyak mengandung
propana, pembakaran jauh akan lebih efisien dan kalor yang dihasilkan akan
lebih banyak (Fitrianti Putri,2015).
Air permukaan yang akan masuk kedalam boiler mula-mula dialirkan
kedalam water softener yang fungsinya adalah menurunkan kesadahan yang
terdapat pada air umpan boiler. Nilai kesadahan harus diturunkan karena
untuk mencegah terbentuknya kerak pada tube boiler yang nantinya
mengakibatkan efisiensi boiler menjadi rendah karena terjadinya akumulasi
panas.
Hal yang harus dipahami pada praktikum boiler adalah

a. Pada saat lampu stage semuanya menyala, menandakan bahwa awal


proses belum terbentuknya steam sehingga burner menyala dan pompa
bahan baku mati (volume air pada boiler tinggi).
b. Pada salah satu lampu stage menyala, ini dikarenakan steam yang
dihasilkan sudah banyak.
c. Pada saat lampu stage semuanya mati, hal ini menandakan bahwa steam
yang terbentuk sudah mencapai maksimal (volume air pada boiler
rendah), sehingga burner mati.

Pada kalkulasi menunjukkan panas yang dihasilkan oleh burner sebesar


1.477.592 kJ dan steam yang dihasilkan sebesar 341.368,7 kJ. Proses ini
membutuhkan bahan bakar sebesar 30,25 kg. efisiensi yang didapat adalah
sebesar 23,1 % Efisiensi ini menunjukan konversi panas bahan bakar yang
membentuk steam berlangsung dengan kurang optimal, panas yang dilepas
pada saat pembakaran tidak semua diserap oleh air pada boiler melainkan
panas yang dihasilkan lebih banyak hilang ke lingkungan. karena fenomena
kehilangan panas pada boiler tidak dapat dihindari. Faktor yang
mengakibatkan kehilangan panas pada boiler antara lain:
1. Adanya kerak
kerak terbentuk akibat adanya mineral-mineral pembentukan kerak (iob-
ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+) dan akibat dari pengaruh gas
penguapan,
2. Korosi
korosi pada boiler disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksidayang
terdapat dalam uap yang terkondensasi.
3. Deposit
pembentukan deposit disebabkan oleh adanya zat padat
tersuspensi,kontaminasi uap dari produk hasil proses produksi.
4. Steam carryover
Steam carryover terjadi karena air boiler mengandung garam terlarut dan
zat tersuspensi dengan konsentrasi yang tinngi yang mengakibatkan
membentuk busa secara berlebih yang masuk kedalam uap.
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Simpulan
1. Kalor yang diberikan oleh bahan bakar sebesar 1.477.592 kJ dengan kalor
yang diterima sebesar 342.368 kJ
2. Nilai Efisiensi Boiler sebesar 23,1 %
DAFTAR PUSTAKA

Kristianingsih, L., & Musyafa, A. (2013). Analisis Safety Sistem dan Manajemen
Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL.
Jurnal Teknik Pomits, II (2), B-356-B-361.

Shoelarta, S. (2017). Petunjuk Praktikum Unit Pembangkit Kukus (Steam Boiler)


Laboratorium Pilot Plant. Bandung : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung .

Sugiharto, A. (2016). Tinjauan Teknis Pengoperasian dan Pemeliharaan Boiler.


Forum Teknologi, 06(2), 56-69.

Winanti, W. S., & Prayudi, T. (2006). Perhitungan Efisiensi Boiler Pada Industri
Industri Tepung Terigu. Jurnal Teknik Lingkungan , 58-65.
LAMPIRAN
1. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Waktu Penurunan Tekanan gas Tekanan gas Tekanan


Level masuk keluar Steam
(menit) (cm) (bar) (bar) (bar)
0 0 2,4 0,105 2,9
15 1 3,4 0,105 3,9
30 1 2,4 0,105 5,7
45 3,3 1,6 0,105 5,9
60 3,7 0,6 0,1 5
75 4 0,2 0,01 4,7
90 3,8 0 0,01 4,1

2. Perhitungan Kalor yang dilepas oleh bahan bakar (Q1)


Diketahui :
HHVgas = 48.846 kJ/kg
Tabel 2. Massa gas

Massa awal gas Massa akhir gas Massa gas yang terpakai
(kg) (kg) (kg)
Gas 1 74,1 53,5 20,6
Gas 2 59,22 51,11 8,11
Gas 3 46,18 44,64 1,54
Total 30,25

Rumus :
Q1 = Mgas x HHVgas
Dimana :
Q1 = kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (kJ)
Mgas = massa/berat gas yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
HHVgas = nilai kalor gas elpiji (kJ/kg)
Perhitungan :
Q1 = Mgas x HHVgas
= 30,25 x 48.846
= 1.477.592 kJ

3. Perhitungan Kalor yang diserap oleh air (Q2)


 Menghitung Massa Air yang Terkonsumsi
Asumsi T = 25 ℃
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 996,64 kg/m3
dtangki = 99 cm = 0,99 m
t (total penurunan level air umpan) = 16,8 cm = 0,168 m
Vair = ¼ x d2 x t
= ¼ x (0,99)2 x 0,168
= 0,1293 m3
Mair = 𝜌𝑎𝑖𝑟 x Vair
= 996,64 x 0,1293
= 128,8 kg
 Menghitung Kalor yang diserap oleh air (Q2)
Rumus :
Q2 = Mair x (hg – hf)

Dimana :
Q2 = kalor yang diserap oleh air (kJ)
Mair = massa air yang terkonsumsi selama waktu proses (kg)
hg = entalpi steam (kJ/kg)
hf = entalpi air (kJ/kg)
Perhitungan:
Q2 = Mair x (hg – hf)
= 128,8 x (2.754,74 – 104,8)
= 341.368,7 kJ

4. Perhitungan Effisiensi Perpindahan Kalor (𝜼)


Rumus :
𝑸𝟐
𝜼= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑸𝟏
Dimana :
Q1 = Kalor yang dilepas oleh bahan bakar gas (kJ)
Q2 = Kalor yang diserap oleh air (kJ)
Perhitungan :
341.371
𝜂 = 1.477.592 𝑥 100% = 23,1 %

Anda mungkin juga menyukai