PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekstraksi padat cair merupakan suatu cara pemisahan yang didasarkan atas
kelarutan zat padat yang ingin diektraksi terhadap fasa cairnya sebagai zat
pengekstrak. Jika ingin mengekstraksi zat padat, maka zat padat tersebut harus
dilarutkan ke dalam pelarut dalam fasa cairnya. Ekstraksi padat cair dapat
dilakukan dengan sirkulasi tertentu. Sirkulasi dapat dihentikan ketika tidak ada
Ikan teri adalah salah satu jenis ikan yang paling populer di kalangan
penduduk Indonesia. Ikan teri adalah semua jenis dari keluarga (Stolephorus sp)
ditandai oleh adanya sisik abdominal yang berujung tajam. Umumnya hidup
dalam gerombolan terutama jenis yang berukuran kecil yang terdiri dari ratusan
mengetahui cara pemisahan dan menpentukan kadar lemak ikan teri menggunakan
metode soxhletasi.
1
Drastinawati dan Rozanna Sri Irianty, “Pemanfaatan Ekstrak Nikotin Limbah
Puntung Rokok Sebagai Inhibitor Korosi, Jurnal Teknobiologi”, (Pekanbaru,Vol:.lV, 2013),
h.93.
2
Raden faridz dan mega anzhari, “Analisis Jumlah Bakteri Pada Pengolahan Ikan
Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Sumenap”, Jurnal Penelitian, (Unjoyo, Vol: lV,
No:ll, 2007), h.94.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana cara menentukan kadar lemak dalam sampel ikan teri dengan
C. Tujuan Percobaan
ekstraksi soxhlet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi pelarut atau disebut juga dengan ekstraksi air yang merupakan
metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro.
Seseorang tidak memerlukan alat khusus atau canggih kecuali corong pemisah.
Prinsip merode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan
tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzen, karbon
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat bercampur
ekstraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang menuju
dalam arti tidak ada analog, kopresipitasi dalam sistem semacam itu.4
Bila suatu zat terlarut membagi dua cairan yang tidak dapat bercampur,
ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada
mengenai hukum distribusi ketika pada tahun 1891 menunjukkan bahwa suatu zat
terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campuran
3
S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, (Jakarta: UI-Press, 2010), h. 90.
4
R.A, Day dan A.L, Underwood, Quantitative Analysis Chemistry, terj. Iis Sofyan.
Analisis Kimia Kunatitatif, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 457.
sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada keseimbangan
[A]1
= konstan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (II.1)
[A]2
pada ekstraksi pelarut, mempunyai P = 2, yaitu fase air dan organik, C = 1 yaitu
zat terlarut di dalam pelarut dan fase air pada temperature dan tekanan tetap,
2 + 1 = 1 + 2, yaitu P + V = C + 2
konsentrasi total zat pada fase air Jika tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau
polimerisasi pada fase-fase tersebut dan keadaan adalah ideal, maka harga KD
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan
5
R.A, Day dan A.L, Underwood, Quantitative Analysis Chemistry, terj. Iis Sofyan.
Analisis Kimia Kunatitatif, h. 457-458.
6
S.M. Khopkar, Basic Concept Of Analytical Chemistry, terj. Saptorahardjo, Konsep
Dasar Kimia Analitik, h. 90-91.
membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam
labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotari
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam soxhletasi harus dihindarkan dari
sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam
sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini
dikatakan sampel tidak alami lagi. Waktu yang digunakan lebih efisien dan
Soxhletasi akan dihentikan jika pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
Sampel yang diletakkan di atas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi dan
hasil soxhletasi diuji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
soxhletasi berlangsung cepat, jumlah sampel yang diperlukan sedikit dan pelarut
tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan tumbuhan yang mudah rusak atau
senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian, harus dilakukan
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit.
Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan
sisanya adalah zat yang tersaring. Metode soxhlet menggunakan suatu pelarut
yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat
pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.
perkolasi. Jika pada metode pemisahan minyak atsiri (destilasi uap), tidak dapat
digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau
yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan
untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang
jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan
sederetan pelarut berganti-ganti, mulai dengan eter, lalu eter minyak bumi, dan
kloroform. Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat. Metode ini berguna
penyaringan menggunakan ‘celita’ dan pompa air, lalu dipekatkan dalam hampa.9
atau sistem ion berasosiasi. Akan tetapi, klasifikasi sekarang didasarkan pada hal
yang lebih ilmiah, yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam berlangsung,
cara pembentukan khelat reaksi terjadi bila pada fase air yang mengandung ion
logam mengadakan kontak dengan fase organik yang mengandung ligan khelat.
9
Chapman dan Hall, Phylochemical Methods, terj. Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soediro, Metode Filokimia, h.7.
10
S.M. Khopkar, Basic Concept Of Analytical Chemistry, terj. Saptorahardjo, Konsep
Dasar Kimia Analitik, h.91.
11
S.M. Khopkar, Basic Concept Of Analytical Chemistry, terj. Saptorahardjo, Konsep
Dasar Kimia Analitik, h.97.
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Alat
soxhlet (labu alas bulat, baskom, aerator thimbel dan kondensor), rangkaian
alat destilasi (labu destilasi, kondensor, kompor listrik, steel head, termometer,
erlenmeyer, receive adaptor, statik dan klem), neraca analitik, gelas kimia,
2. Bahan
gram ikan teri dengan menggunakan mortar lalu menimbang daging ikan teri
menggunakan kain blacu berwarna putih dan memberi kapas pada kedua sisi lalu
dalam tabung filter soxhlet dan memberi beban di atasnya. Langkah selanjutnya
menimbang batu didih dan labu pemanas lalu mencatat bobotnya. Setelah itu
mengisi labu pemanas yang beri batu didih menggunakan kloroform sebanyak 150
siap maka sampel ikan teri siap untuk diekstraksi selama 10 kali sirkulasi. Setelah
sederhana. Setelah kloroform teruapkan maka bobot minyak dalam labu pemanas
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
No Perlakuan Gambar
1. Sampel
2. Menghaluskan
3. Membungkus
4. Soxhletasi
5. Destilasi
1. Analisis Data
a. Data penimbangan
b. Analisis Data
B. Pembahasan
Ekstraksi padat cair merupakan suatu cara pemisahan yang didasarkan atas
kelarutan zat padat yang ingin diektraksi terhadap fasa cairnya sebagai zat
pengekstrak. Jika ingin mengekstraksi zat padat, maka zat padat tersebut harus
dilarutkan ke dalam pelarut dalam fasa cairnya. Ekstraksi padat cair dapat
cair. Sampel yang digunakan adalah ikan teri yang telah dihaluskan. Penghalusan
kemiri dilakukan agar proses ekstraksi pelarut dapat berjalan dengan baik
sehingga pelarut dapat mengekstraksi lemak yang terdapat di dalam ikan tersebut.
Lemak dalam tubuh ikan teri diisolasi dengan metode soxhletasi dan dimurnikan
pelarut ini bersifat mudah menguap dengan titik didih yang rendah dan
baik sehingga cocok digunakan pada isolasi lemak yang terkandung di dalam
dilakukan terlebih dahulu agar tidak terjadi bumping pada saat proses pemanasan
atau sampai pelarut tidak berwarna lagi yang berarti bahwa pelarut sudah tidak
destilasi sederhana.
lemak/minyak tetapi pada percoban didapatkan kandungan lemak pada ikan teri
adalah 49,19 gram sampel ikan teri terdapat 45,19 % minyak yang terkandung di
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :
2. Kadar lemak dalam kemiri yang diperoleh dari ekstraksi soxhlet adalah
45,19 %.
B. Saran
Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan selanjutnya
menggunakan pelarut yang memiliki titik didih rendah seperti pelarut aseton.
DAFTAR PUSTAKA