Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019-2020

MODUL : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk


PEMBIMBING : Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng

Praktikum : 23 September 2019


Penyerahan Laporan : 30 September 2019

Disusun Oleh :
Vina Melinda NIM 171411095
3C/ D3-Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reaktor tangki berpengaduk merupakan Reaktor yang banyak
digunakan di industry. Fungsi dari Reaktor ini untuk mereaksikan senyawa
kimia sehingga homogen. Reaksi yang berlangsung dalam Reaktor ini
melibatkan reaksi kompleks (Abdul Wahid, 2015). Pada modus operasi dari
Reaktor ini dibedakan menjadi batch dan kontinyu. Selain itu reaksi yang
terjadi bias terdiri dari reaksi homogen dan heterogen. Dalam industry kimia,
Reaktor tangki berpengaduk berlangsung pada operasi secara batch (Shoelarta,
2017).

1.2. Tujuan Praktikum


1. Memahami fungsi alat Reaktor tangki berpengaduk dengan system
pemanas air sederhana
2. Memahami proses perpindahan panas di dalam tangki berpengaduk
berjaket, yang tergolong kelompok proses unsteady state
3. Menghitung perpindahan panas pada tangki
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Reaktor Tangki Berpengaduk
Berdasarkan namanya, Reaktor ini berbentuk tangki yang didalamnya
memiliki pengaduk. Selain digunakan untuk tempat berlangsungnya reaksi,
tangki ini juga dapat digunakan untuk pemanasan dan pendinginan karena
diselimuti oleh jaket (Shoelarta, 2017). Kondisi operasi yang dapat digunakan
oleh tangki ini dapat untuk reaksi pada tekanan diatas tekanan atmosfer
maupun vakum. Selain berlangsungnya reaksi, pada reactor tangki ini
digunakan juga sebagai tempat pencampuran, pelarutan, penguapan, ekstraksi
dan kristalisasi.

Gambar 1. Tangki berjaket dan berpengaduk


Meskipun media pemanas pada reactor ini menggunakan air panas,
dimana biasanya hanya mencapai suhu dibawah 100℃, akan tetapi system
pemanas pada reactor ini bias mencapai suhu ± 125℃ karena menggunakan
system injeksi dimana air dingin kontak langsung dengan steam bertekanan.
2.2. Komponen Reaktor Tangki Berpengaduk
Menurut (Ritonga, 2018) komponen utama dari Reaktor tangki
berpengaduk adalah tangki dan pengaduk (impeller). Dalam suatu proses,
pengadukan berfungsi untuk meningkatkan kontak yang terjadi dimana yang
harus diatur adalah kecepatam pengadukannya. Selain itu, dilengkapi juga
saluran masuk dan keluar dapat pula dilengkapi dengan jaket, thermometer,
pemanas, dan pendingin. Impeller atau pengaduk digunakan sebagai alat untuk
menginduksi gerak.
Terdapat tujuan dari pengadukan diantaranya :
1. Mencampurkan dua cairan yang misable (bercampur aduk)
2. Melarutkan padatan dalam cairan
3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil
4. Meningkatkan transfer panas diantara fluida dan suatu coil atau jaket
dalam dinding tangki.
Berbagai jenis pengaduk yang digunakan diantaranya sebagai berikut :
a. Propeller
Pengaduk ini digunakan pada kecepatan yang tinggi dan viskositas
yang rendah yaitu 1800 rpm dan 4000 cp. Beberapa ada yang
dilengkapi dengan blade untuk memotong atau memecah cairan.

Gambar 2. Pengaduk jenis propeller


b. Turbin
Biasa digunakan untuk mengaduk fluida yang memiliki viskositas
tinggi dengan pola aliran kombinasi aksial dan radial.
Gambar 3. Pengaduk jenis turbin
c. Anchor
Pengaduk ini berukuran sesuai dengan wadah dan cocok untuk transfer
panas pada dinding.

Gambar 4. Pengaduk jenis Anchor


d. Hollow
Biasa digunakan pada kecepatan tinggi untuk mensirkulasi gas.

2.3. Perpindahan panas pada Reaktor tangki berpengaduk


Perpindahan panas yang terjadi adalah secara unsteady-state. Menurut
(P.Marsis & Saputro, 2008 ) berikut adalah perhitungan perpindahan panas
pada tangki.
Perpindahan panas Konduksi pada Tangki
𝑑𝑇 𝑑𝑇
𝑞 = −𝑘 𝐴 = −𝑘 𝜋 𝑑 𝐿
𝑑𝑥 𝑑𝑥

Dimana :
T1 = temperature masuk
T2 = temperature keluar
𝑇2−𝑇1
∆𝑇 = suhu rata-rata , ∆𝑇 = 2

𝑘 = nilai konduktivitas termal


𝐷 = diameter tangki
𝐿 = tinggi tangki
𝑑𝑇 𝑇𝑖𝑛−𝑇𝑜𝑢𝑡
= gradien temperature :
𝑑𝑥 𝑡
Perpindahan panas Konveksi pada Tangki

𝑞 = ℎ 𝐴 (𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑖𝑛) = ℎ 𝜋 𝑑 𝑥 𝐿 (𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑖𝑛)

Dimana :
h = nilai kira-kira koefisien perpindahan panas konveksi

Perpindahan panas Konduksi pada Tangki


𝑑𝑇 𝑑𝑇
𝑞 = −𝑘 𝐴 = −𝑘 𝜋 𝑑 𝐿
𝑑𝑥 𝑑𝑥

Dimana :
D = diameter jaket
L = tinggi jaket

Perpindahan panas Konveksi pada tangki

𝑞 = ℎ 𝐴 (𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑖𝑛) = ℎ 𝜋 𝑑 𝑥 𝐿 (𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑖𝑛)

Perpindahan panas yang terjadi berbeda dengan perpindahan panas


yang sering dijumpai. Karena proses yang terjadi unsteady maka koefisien
perpindahan panas (U) tidak dapat digunakan dengan persamaan fourier.
Maka persamaan yang digunakan adalah persamaan untuk tangki
berjaket berpengaduk dengan media pemanas non isothermal (air).
𝑑𝑇
𝑄 = 𝑀 × 𝐶𝑝 × = 𝑈 × 𝐴 × ∆𝑇𝑚
𝑑𝑡

𝑑𝑇 𝑈 ×𝐴
= (𝑇𝑠 − 𝑇)
𝑑𝑡 𝑀 × 𝐶𝑝
𝑀 × 𝐶𝑝 𝑇𝑠 − 𝑇𝑠𝑜
𝑡= ln( )
𝑈 ×𝐴 𝑇𝑠 − 𝑇

Dimana :
Q = Laju perpindahan panas
T1 = Temperatur di titik 1
T2 = Temperatur di titik 2
U = Koefisien perpindahan panas
A = Luas permukaan yang dilalui panas

Untuk reactor berjaket dan berkoil, koefisien perpindahan kalor


keseluruhan (Overall Heat Transfer Coefficient) dapat dihitung sebagai
berikut :
1 1 𝑠 1 1
= + + +
𝑈 ∝ 𝜆 ∝𝑠 ∝𝑓
Dimana :
∝ = Koefisien perpindahan kalor panas
∝ s = Koefisien perpindahan kalor sisi servis
1
= resistansi klerak pada sisi servis (dilihat pada table 1 dan 2)
∝𝑓

Tabel 1 Tabel koefisien keseluruhan untuk Jacketed Glass Line, Steel Vessels
Duty U (W/m2 . K)
Distillation / evaporation 350
Heating 310
Cooling 200
Cooling (Chilled Service) 100
Tabel 2. Table koefisien keseluruhan untuk Jacketed Carbon and Stainless steel
Vessels
Duty U (W/m2 . K)
Heating 400
Cooling 350
Cooling (Chilled Service) 150

Sedangkan untuk tangki berkoil : 400 – 600 W/m2 . K


BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Berikut alat dan bahan yang digunakan selama praktikum :
Table 3.1 Alat dan bahan
No Alat Bahan
1 Modul Reaktor tangki berpengaduk Air
2 Infrared
3 Radar suhu
4 Tacco meter

3.2. Skema Peralatan

Gambar 5. Skema Alat


3.3. Prosedur Kerja
3.4. Keselamatan Kerja
1. Menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap
2. Mengenakan sarung tangan anti panas saat akan menyentuh valve steam
3. Bekerja dengan tertib sesuai SOP
4. Hati-hati dengan air panas yang dihasilkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
4.1.1. Nilai Kalor (Q) dan Koefisien Perpindahan Panas (U)
Tabel 3 Nilai Q dan U overall

Proses Proses
Pemanasan Pendinginan
Reaktan Reaktan
Kalor Perpindahan Panas (kJ) 20.090,31 -6.775,42

Nilai Koefisien Perpindahan 947,47 723,87


Panas Overall (𝒌𝑱⁄𝒎𝟐 . ℃)

4.1.2. Nilai Koefisien Perpindahan Panas per Satuan Waktu


Tabel 4. Nilai U per Satuan Waktu Saat Pemanasan dan Pendinginan

t (menit) U (kJ/m2.menit)
10 35,86145
20 18,63696
30 2,95599
40 16,13549
50 3,92168
60 8,647938
70 6,833016
80 9,259646
90 8,715626
100 8,308256
110 5,015065
120 2,613467
Pemanasan Reaktan
Pendinginan Reaktan

4.1.3. Grafik
a) Proses Pemanasan Reaktan

Suhu Air di dalam Jaket Vs Waktu


140
120
100
Suhu (°C)

80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)

Suhu air panas masuk jaket Suhu air panas keluar jaket

Gambar . Grafik Hubungan Suhu Air Panas Masuk dan Keluar


Jaket terhadap Waktu pada Proses Pemanasan

Suhu Reaktan di dalam Reaktor Vs


Waktu
100

80
Suhu (°C)

60

40

20

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)

Gambar . Grafik Hubungan Suhu Reaktan di dalam Reaktor


terhadap Waktu pada Proses Pemanasan
Kecepatan Putar Agitator Vs Waktu
121
120
119

Kecepatan putar (rpm)


118
117
116
115
114
113
112
111
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)

Gambar . Grafik Hubungan Kecepatan Putar Agitator terhadap


Waktu pada Proses Pemanasan

Tekanan Pompa Vs Waktu


4,5
4
3,5
Tekanan (bar)

3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)

Tekanan discharge pompa Tekanan suction pompa

Gambar . Grafik Hubungan Tekanan Discharge dan Suction Pompa


terhadap Waktu pada Proses Pemanasan
Perbedaan Tekanan Pompa Vs Waktu
1,5

Tekanan (bar)
0,5

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80

-0,5

-1
Waktu (menit)

Gambar . Grafik Hubungan Perbedaan Tekanan Pompa terhadap


Waktu pada Proses Pemanasan

b) Proses Pendinginan Reaktan

Suhu Air di dalam Jaket Vs Waktu


90
80
70
60
Suhu (°C)

50
40
30
20
10
0
80 90 100 110 120
Waktu (menit)

Suhu air panas masuk jaket Suhu air panas keluar jaket

Gambar . Grafik Hubungan Suhu Air Panas Masuk dan Keluar


Jaket terhadap Waktu pada Proses Pendinginan
Suhu Reaktan di dalam Reaktor Vs
Waktu
90
80
70
60

Suhu (°C)
50
40
30
20
10
0
80 90 100 110 120 130
Waktu (menit)

Gambar . Grafik Hubungan Suhu Reaktan di dalam Reaktor


terhadap Waktu pada Proses Pendinginan

Kecepatan Putar Agitator Vs Waktu


109
108
Kecepatan putar (rpm)

107
106
105
104
103
102
101
100
80 90 100 110 120 130
Waktu (menit)

Gambar . Grafik Hubungan Kecepatan Putar Agitator terhadap


Waktu pada Proses Pendinginan
Tekanan Pompa Vs Waktu
4,5
4
3,5

Tekanan (bar)
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
80 90 100 110 120
Waktu (menit)

Tekanan discharge pompa Tekanan suction pompa

Gambar . Grafik Hubungan Tekanan Discharge dan Suction Pompa


terhadap Waktu pada Proses Pendinginan

Perbedaan Tekanan Pompa Vs Waktu


1,2

0,8
Tekanan (bar)

0,6

0,4

0,2

0
80 90 100 110 120 130
Waktu (menit)

Gambar . Grafik Hubungan Perbedaan Tekanan Pompa terhadap


Waktu pada Proses Pendinginan
4.2. Pembahasan
Stirred tank reactor merupakan tempat terjadinya reaksi berlangsung yang
menggunakan pengaduk atau agitator yang berfungsi untuk mempercepat kontak
antara zat terlarut dengan pelarut agar cepat homogen dan juga meningkatkan heat
transfer ke cairan. Stirred tank reactor ini dilengkapi dengan jacket yang berfungsi
sebagai media pemanas yang dihasilkan dari steam yang kemudian secara
konduksi mentransfer panas ke dalam reactor, lalu proses reaktan akan menyerap
kalor dari proses pemanasan di dinding reactor secara konveksi.
Sebelum melakukan proses operasi, harus dilakukan pemeriksaan terhadap
valve-valve yang terdapat pada alat, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kebocoran dan keadaan maupun produk yang diinginkan dapat tercapai. Selain
melakukan pengecekan terhadap valve, sebelum proses dijalankan harus
memastikan bahwa kondensor dapat beroperasi dengan baik, hal ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya over heated pada alat dan mencegah kerusakan pada
alat.
Produk yang akan dihasilkan adalah Cairan yang dipanaskan, berupa air
permukaan yang keluar dari air kran yang ada di dalam Gedung Teknik Kimia
Bawah. Volume air dalam reaktor sebesar 80,5 L. Selama melakukan praktikum
stirred tank reactor, proses yang diamati adalah pengaruh kecepatan pengadukan
pada perpindahan panas dalam tangki berpengaduk dan berjaket dengan sistem
batch, dengan kecepatan pengadukan yang bervariasi dari 101-121 rpm. Dan juga
mengukur suhu masuk dan keluar dalam jacket, suhu didalam reactor dan tekanan
pompa suction dan discharge.
Suhu reaktan dalam reactor terlihat didalam grafik semakin lama waktu yang
diberikan semakin tinggi suhu reaktan dengan proses perpindahan panas pada
reaktan sebesar 20090,31 kJ, dengan koefisien perpindahan panas sebesar 947,47
kJ/m2 ᵒC. hal ini berarti bahwa proses perpindahan panas yang dihasilkan sangat
baik dan semakin cepat pengadukan juga berpengaruh terhadap perpindahan panas
yang semakin cepat pula dengan kecepatannya 111-121 rpm. Namun, kecepatan
pengadukan yang semakin besar juga menyebabkan agitator mendorong zat cair
ke bawah sampai kedasar tangki, di mana arus itu lalu menyebar secara radial ke
segala arah menuju dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang dinding dan
kembali diisap oleh propeller dari atas. Membuat volume air yang berada di dalam
tangki terlihat seperti berkurang, tetapi karena pengaruh dari kecepatan putaran
motor pengaduk yang menyebabkan reaktan tersebut terhisap.

Pada menit ke 20-30 tekanan pompa yang diberikan sangat kecil dibandingkan
menit-menit setelahnya hal ini terjadi karena terjadi tujuannya agar menghasilkan
panas yang besar pada saat perpindahan panas, tetapi pada menit ke 30 terjadi
kebocoran pada steam, hal ini terjadi karena tekanan pompa yang diberikan lebih
kecil dibandingkan tekanan steam. Tekanan steam yang diberikan mencapai 3 bar
sedangkan tekanan pompa sendiri 1,9 bar.

Pada menit ke 80-120 kami melakukan proses pendinginan atau mengamati


proses penuranan suhu reaktan yang terjadi dengan diberhentikannya aliran steam
juga mengeluarkan atau membuang gas panas . Suhu dalam reaktan semakin lama
semakin turun dari proses pendinginan nilai suhu reaktan sebesar 79,8ᵒC menjadi
59,7ᵒC dan kecepatan pengaduk pun turun dengan drastic dari proses pemanasan
terakhir kecepatannya sebesar 112,2 rpm menjadi 101,3 rpm. Hal ini membuktikan
bahwa steam sangat penting untuk proses reaksi yang berlangsung didalam reactor
dan untuk menaikan suhu reaktan. Dilihat dari proses pendinginan pada reaktan
sebesar 6775,42 kJ dengan koefisien perpindahan panas nya 723,87 kJ/m2 ᵒC.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Simpulan
1. Stirred tank reactor berfungsi untuk mempercepat kontak dan
meningkatkan heat transfer ke cairan. Yang dilengkapi dengan jacket yang
berfungsi sebagai media pemanas yang dihasilkan dari steam
2. Proses perpindahan panas yang terjadi secara konduksi dari steam
mentransfer panas ke dalam reactor, dan secara konveksi dari dinding
reaktor ke reaktan
3. Kalor penyerapan panas sebesar 20090,31 kJ dengan nilai koefisien
perpindahan panas sebesar 947,47 kJ/m2 ᵒC. dan Kalor pelepasan panas
sebesar 6775,42 kJ dengan nilai koefisien perpindahan panas sebesar
723,87 kJ/m2 ᵒC

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid, F. I. (2015). Pengendalian Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Menggunakan Representative Model Predictive Control. 19(3).

P.Marsis, W., & Saputro, D. (2008 ). Analisis Reaktor Alir Tangki Berpengaduk pada
Kapasitas 20 m^3 dengan Temperatur 150^oC. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Jakarta , 24-35.

Ritonga, R. P. (2018). Pengaruh Jenis Impeller Terhadap reaksi Saponifikasi Sabun


Cair dalam Reaktor Tangki Berpengaduk. Medan: Universitas Sumatera
Utara .

Shoelarta, S. (2017). Petunjuk Praktikum Reaktor Tangki Berpengaduk Laboratorium


Pilot Plant . Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
LAMPIRAN

1. Data Pengamatan
Tabel 5. Tabel Data Pengamatan
Suhu Suhu Suhu
air air reatan Kecepatan ΔP
Tekanan Tekanan
Waktu panas panas di putar Pompa
Discharge Suction
(menit) masuk keluar dalam agitator (P2-
(P2)(bar) (P1)(bar)
jaket jaket reaktor (rpm) P1)(bar)
(T2)(°C) (T1)(°C) (°C)
0 26,2 24,2 24,3 111,7 2,2 1,2 1
10 52,9 49,2 33,4 118,5 3,3 4,2 -0,9
20 80,6 64,2 48,9 119,2 1,4 1,2 0,2
30 131,9 131,8 56,4 120,2 1,8 1,9 -0,1
40 82,3 81,1 69,3 118,5 3,2 2,5 0,7
50 91 89,4 73,4 114,5 3,4 2,8 0,6
60 96,2 96,8 83,1 119,1 3,5 2,6 0,9
70 85,1 87,4 83,9 112,2 3,8 2,8 1
80 76,4 77,5 79,8 103,8 3 2 1
90 69,4 72 73,9 108,2 4,2 3,3 0,9
100 67,1 68,4 69,9 104,3 4 3,4 0,6
110 55,3 57,1 63,4 102,9 4 3,2 0,8
120 50,4 51,5 59,7 101,3 4 3,2 0,8
*) Keterangan :
 Proses pemanasan reaktan dilakukan pada t = 0 – 70 menit
 Pada t = 30 menit, terjadi kebocoran steam
 Proses pendiginan reaktan dilakukan pada t = 80 – 120 menit
 Volume air dalam reaktor = 80,5 liter

2. Perhitungan nilai kalor (Q)


Rumus yang digunakan:
Q = m. Cp . ∆T

Dimana,

Q = jumlah kalor (kJ)


m = massa air (kg) = volume air (L) x densitas air (0,997 kg/L)

Cp = 4,2 kJ/kg.°C

ΔT = Treaktan akhir – Treaktan awal (°C)

a) Proses Pemanasan Reaktan


Q1 = m. Cp . ∆T1
Q1 = (80,5 × 0,997)𝑘𝑔. (4,2) 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. ℃ . (83,9 − 24,3)℃
𝐐𝟏 = 𝟐𝟎𝟎𝟗𝟎, 𝟑𝟏 𝒌𝑱

b) Proses Pendinginan Reaktan

Q2 = m. Cp . ∆T2

Q2 = (80,5 × 0,997)𝑘𝑔. (4,2) 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. ℃ . (59,7 − 79,8)℃

𝐐𝟐 = −𝟔𝟕𝟕𝟓, 𝟒𝟐 𝒌𝑱

3. Perhitungan nilai koefisien perpindahan panas overall (U)


Setelah mendapatkan nilai Q, maka U dpat dihitung dengan rumus berikut:

Q
Q = U. A. ∆T sehingga U = A.∆T

Dimana,:

Q = jumlah kalor (kJ)


U = koefisien perpindahan panas overall (kJ/m2.°C)

A = luas penampang reaktor (m2)

ΔT = Tdalam jaket akhir – Tdalam jaket awal (°C)

 Luas penampang reaktor:


D = 0,677 m
𝐀 = 𝛑𝐫 𝟐 = 𝛑(𝟎, 𝟑𝟑𝟖𝟓)𝟐 = 𝟎, 𝟑𝟔 𝐦𝟐
a) Proses Pemanasan
Q1
U1 =
A. ∆T1

20090,31 𝑘𝐽
U1 =
0,36 𝑚2 . (85,1 − 26,2)℃

𝐔𝟏 = 𝟗𝟒𝟕, 𝟒𝟕 𝒌𝑱⁄𝒎𝟐 . ℃

b) Proses Pendinginan

Q2
U2 =
A. ∆T2

−6775,42 𝑘𝐽
U2 =
0,36 𝑚2 . (50,4 − 76,4)℃

𝐔𝟐 = 𝟕𝟐𝟑, 𝟖𝟕 𝒌𝑱⁄𝒎𝟐 . ℃

4. Perhitungan U (per satuan waktu)


Untuk mengetahui nilai U lebih spesifik (per satuan waktu) dapat menggunakan
rumus berikut:
m.Cp Ts −Tt−0 m.Cp Ts −Tt−0
t= ln ( ) sehingga, U = ln ( )
U.A Ts −T t.A Ts −T

Dimana,:
U = koefisien perpindahan panas overall (kJ/m2.menit)
m = massa air (kg) volume air (L) x densitas air (0,997 kg/L)
Cp = 4,2 kJ/kg.°C
t = menit ke-
Ts = temperatur air masuk jaket pada t tertentu (°C)
T = temperatur reaktan pada t tertentu (°C)
Tt-0 = temperatur reaktan pada sebelum t tertentu (°C)

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Ms. Excell


Tabel 6. Tabel Hasil Perhitungan U per satuan waktu

t Tt-0 Cp U
Ts(°C) T (°C) m (kg) A (m2)
(menit) (°C) (kJ/kg.°C) (kJ/m2.menit)
10 52,9 24,3 33,4 80,2585 4,2 0,36 35,86145
20 80,6 33,4 48,9 80,2585 4,2 0,36 18,63696
30 131,9 48,9 56,4 80,2585 4,2 0,36 2,95599
40 82,3 56,4 69,3 80,2585 4,2 0,36 16,13549
50 91 69,3 73,4 80,2585 4,2 0,36 3,92168
60 96,2 73,4 83,1 80,2585 4,2 0,36 8,647938
70 85,1 83,1 83,9 80,2585 4,2 0,36 6,833016
80 76,4 83,9 79,8 80,2585 4,2 0,36 9,259646
90 69,4 79,8 73,9 80,2585 4,2 0,36 8,715626
100 67,1 73,9 69,9 80,2585 4,2 0,36 8,308256
110 55,3 69,9 63,4 80,2585 4,2 0,36 5,015065
120 50,4 63,4 59,7 80,2585 4,2 0,36 2,613467

Anda mungkin juga menyukai