Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)

OLEH :

Yuli Setiasari

18190100023

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)


A. DEFINISI

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik Ancaman terhadap keselamatan seseorang
dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan
bakteriologis.
Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam
tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi
(mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya) Dalam konteks hubungan
interpersonal bergantung pada banyak factor, seperti kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang
konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang
disekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat
perasaan cemas dan tidak aman (Asmadi, 2005).
a. Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap
oksigen,kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum
akanmempengauhi kemampuan seseorang
1. Oxsigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan
yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida.
2. Kelembapan
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika
kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan
terevaporasi dengan lamba.
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan
b. Kenyamanan
1. Nyeri
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul
bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton
Hall, 1997)
2. Nyeri akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan
adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya
mendadak, durasinya singkat kurang dari 6 bulan
3. Nyeri kronis
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan
non keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih.
4. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan
epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak
menimbulkan muntah

B. ANATOMI FISIOLOGI
Menurut Potter & Perry (2006), terdapat tiga komponen fisiologis dalam
nyeri yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan
impuls melalui serabut saraf perifer Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa
berwarna abu-abu di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan dalam upaya
mempersiapkan nyeri.
1. Resepsi
Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi dan zat-zat kimia
menyebabkan pelepasan substansi, seperti histamin, bradikinin dan kalium,
yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon
terhadap stimulus yang membahayakan) untuk memulai transmisi neural, yang
dikaitkan dengan nyeri. Beberapa reseptor hanya berespon pada satu jenis
nyeri, sedangkan reseptor yang lain juga sensitif terhadap temperatur dan
tekanan. Apabila kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri
(tingkat intensitas stimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan
suatu impuls saraf), kemudian terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat
variasi dalam bentuk dan ukuran tubuh, maka distribusi reseptor nyeri disetiap
bagian tubuh bervariasi.
Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar
disepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer
mengkonduksi stimulus nyeri: Serabut A-Delta yang bermielinasi dengan cepat
dan serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat.
Serabut A mengirim sensasi tajam, terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi
sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C menghantarkan
impuls yang terlokalisasi buruk, viseral, dan terus menerus.
Ketika serabut C dan A-delta mentransmisikan impuls dari serabut saraf
perifer, maka akan melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan dan
membuat peka respons nyeri. Misalnya, kalium, prostaglandin dilepaskan
ketika sel-sel lokal mengalami kerusakan. Transmisi stimulus nyeri berlanjut
sampai transmisi tersebut berakhir dibagian kornu dorsalis medula spinalis. Di
dalam kornu dorsalis, neurotransmiter, seperti substansi P dilepaskan, sehingga
menyebabkan suatu transmisi spinalis dari saraf perifer ke saraf traktus
spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh
ke dalam sisitem saraf pusat.
2. Neuroregulator
Neuroregulator memegang peranan yang penting dalam suatu
pengalaman nyeri. Sustansi ini ditemukan di lokasi nosiseptor. Neuroregulator
dibagi menjadi dua kelompok, yakni neurotransmiter dan neuromodulator.
Neurotransmiter seperti substansi P mengirim impuls listrik melewati celah
sinap diantara dua serabut saraf (eksitator dan inhibitor). Neuromodulator
memodifikasi aktivitas neuron dan menyesuaikan atau memvariasikan
transmisi stimulus nyeri tanpa secara langsung menstransfer tanda saraf
melalui sebuah sinap. Endorfin merupakan salah satu contoh neuromodulator.
C. KEBUTUHAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI) BAGI
TUBUH

Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk


melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis,, kimiawi, retmal dan bakteriologis.
Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam
tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi
(mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan
interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang
konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di
sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat
perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005).
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain:
 Penyakit: Yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya Penyakit Lingkup Kebutuhan
Keamanan atau keselamatan
 Hubungan keluarga: Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
 Konsep diri, terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan
keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang
positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang
sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
 Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai
kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun
spiritual.
Virginia Henderson mengungkapkan bahwa kesehatan berkaitan demgan
kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup
untuk memandirikan pasien. Adapun 14 komponen kebutuhan dasar hidup
tersebut meliputi:
1. Bernafas dengan normal
2. Makan dan minum cukup.
3. Pembuangan eliminassi tubuh.
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan
memodifikasi Lingkungan.
8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi
kulit
9. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.
10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan,
ketakutan dan pendapat.
11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
14. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan
dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien.
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengauhi kemampuan seseorang.
1) Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan
yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida.
2) Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien,
jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan
terevaporasi dengan lambat
3) Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
benda yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih
akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
b. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota
keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang
harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman
yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang
merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada
pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi
kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan
dari profsional pemberi perawatan kesehatan.Bagaimanapun,orang
yang sakit atau acat lebih renta untukterncam kesejahteraan fisik dan
emosinya,sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk
membantu melindungi mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005).
c. Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan
mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan.
Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau
pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin
rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, olehkarena itu bergantung
padaprofesional dalam sistempelayann kesehatan untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil
prioritas lebih dahulu di atas pemenuhankebutuhan fisiologis..
Misalnya,seorang perawat mungkin perlu melindungiklien disointasi
dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005).
D. PATWAY
E. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak
dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai
F. MANIFESTASI KLINIS / TANDA DAN GEJALA

1. Vakolasi
a. Mengaduh
b. Menangis
c. Sesak nafas
d. Menndengkur
2. Ekspresi wajah
a. Meringis
b. Mengeletut gigi
c. Mengertnyit dahi
d. Menutup mata, mulut dengan rapat
e. Menggigit bibir
3. Gerakan tubuh
a. Gelisa
b. Imobilisasi

G. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis)


H. RENCANA KEPERAWATAN

DX
TUJUAN/NOC INTERVENSI/NIC RASIONAL
Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 1. Lakukan pengkajian nyeri yang 1. Untuk mengetahui sejauh mana
(nyeri akut/kronis) jam, klien dapat menyatakan nyeri berkurang/teratasi, komprehensif meliputi lokasi, nyeri terjadi
karakteristik, durasi, keparahan
dengan kriteria hasil: nyeri
2. Minta pasien untuk menilai nyeri 2. Mengetahui tingkat skala nyeri
N Tujuan atau ketidakmampuan pada skala pasien
Indikator Awal 0-10
o 1 2 3 4 5
1. Pasien mengatakan 2 √ 3. Bantu pasien mengidentifikasi 3. Untuk mengetahui tindakan yang
kenyamanan menjadi tindakan kenyamanan yang nyaman dilakukan bila nyeri
lebih baik efektif dimasa lalu, seperti muncul
distraksi,relaksasi, kompres
2. Gejala yang 2 √
berhubungan dengan hangat
4. Bantu pasien untuk lebih 4. Untuk mengalihkan rasa nyeri yang
nyeri berkurang/hilang dialami pasien agar pasien lupa
berfokus pada aktifitas, bukan
3. Pasien memperagakan 2 √ pada nyeri dan rasa tidak akan nyerinya dengan melakukan
usaha untuk nyaman dengan melakukan aktifitas
mengurangi nyeri, pengalihan melalui televisi,
menguraikan obat yang radio, tape, dan interaksi dengan
digunakan pengunjung
4 Pasien 2 √ 5. Gunakan pendekatan yang 5. Agar pasien tahu manfaat obat yang
menghubungkan positif untuk mengoptimalkan diberikan kepadanya sehingga nyeri
pengurangan nyeri respon pasien terhadap berkurang
setelah melakukan analgesik misalnya,“obat ini
tindakan penurunan akan mengurangi rasa nyeri
rasa nyaman anda”. 6. Agar perawat lebih mengetahui
6. Intruksikan pasien untuk nyeri yang dialami pasien ketika
menginformasikan kepada nyeri tidak dapat diatasi
Keterangan: perawat jika peredaan nyeri
1. Keluhan ekstrim tidak dapat dicapai 7. Memberikan rasa nyaman
2. Keluhan berat 7. Lakukan perubahan posisi
3. Keluhan sedang nyaman, ganti linen tempat tidur
4. Keluhan ringan bila diperlukan
5. Tidak ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah.Jakarta: EGC.


Harahap. (2005). Oksigenasi dalam suatu asuhan keperawatan. Jurnal Keperwatan
Rufaidah Sumatera Utara Volume 1 hal 1-7. Medan: USU.
Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. (2000). Nursing outcome classification
(NOC). Philadelphia: Mosby.
McCloskey & Gloria M Bulechek. (1996). Nursing intervention classification (NIC).
USA:Mosby.
Muttaqin. (2005). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pernafasan. Salemba
Medika: Jakarta.
NANDA. (2012). NANDA Internasional: Diagnosis keperawatan definisi dan
klasifikasi. Jakarta: EGC.
Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai