OLEH :
Yuli Setiasari
18190100023
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006). Kebutuhan akan
keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya
tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi
a. Keamanan
1. Oxsigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang
tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem
lamba.
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan
b. Kenyamanan
oleh stimulus spesifik seperti mekanik, termal, kimia atau elektrik pada ujung
1. Nyeri akut
Selang waktunya lebih singkat dengan tanda – tanda klinis antara laina
berkeringat banyak, tekanan darah naik, nadi naik, pucat dan dengan
respon pasien, umunya menaggis, teriak atau mengusap daerah yang
nyeri.
2. Nyeri kronik
Mempunyai selang waktu yang lebik lama dan dapat berlangsung lebih
dari enam bulan.
3. Nyeri intensitasnya
nyeri berat ( 7 – 10 )
nyeri sedang ( 3 – 6 )
nyeri ringan ( 0 – 3 )
nyeri yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan
impuls melalui serabut saraf perifer Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
mempersiapkan nyeri.
1. Resepsi
Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi dan zat-zat kimia
dikaitkan dengan nyeri. Beberapa reseptor hanya berespon pada satu jenis
nyeri, sedangkan reseptor yang lain juga sensitif terhadap temperatur dan
suatu impuls saraf), kemudian terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat
variasi dalam bentuk dan ukuran tubuh, maka distribusi reseptor nyeri disetiap
disepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer
dan serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat.
2. Neuroregulator
Neuroregulator memegang peranan yang penting dalam suatu
mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau
hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks
tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu
antara lain:
Penyakit: Yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
Konsep diri, terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan
keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang
positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah
spiritual.
tersebut meliputi:
memodifikasi Lingkungan.
kulit
12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
yang tersedia.
Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
hidup klien.
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
1) Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan
karbondioksida.
2) Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien,
3) Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
b. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
yang sakit atau acat lebih renta untukterncam kesejahteraan fisik dan
c. Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan
2. Status Mobilisasi
4. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
menimbulkan kecelakaan.
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
9. Status nutrisi
tertentu.
10. Usia
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
12. Kebudayaan
1. Vakolasi
a. Mengaduh
b. Menangis
c. Sesak nafas
d. Menndengkur
2. Ekspresi wajah
a. Meringis
b. Mengeletut gigi
c. Mengertnyit dahi
e. Menggigit bibir
3. Gerakan tubuh
a. Gelisa
b. Imobilisasi
DX
TUJUAN/NOC INTERVENSI/NIC RASIONAL
Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 1. Lakukan pengkajian nyeri yang 1. Untuk mengetahui sejauh mana
(nyeri akut/kronis) jam, klien dapat menyatakan nyeri berkurang/teratasi, komprehensif meliputi lokasi, nyeri terjadi
karakteristik, durasi, keparahan
dengan kriteria hasil: nyeri
2. Minta pasien untuk menilai nyeri 2. Mengetahui tingkat skala nyeri
N Tujuan atau ketidakmampuan pada skala pasien
Indikator Awal 0-10
o 1 2 3 4 5
1. Pasien mengatakan 2 √ 3. Bantu pasien mengidentifikasi 3. Untuk mengetahui tindakan yang
kenyamanan menjadi tindakan kenyamanan yang nyaman dilakukan bila nyeri
lebih baik efektif dimasa lalu, seperti muncul
distraksi,relaksasi, kompres
2. Gejala yang 2 √
berhubungan dengan hangat
4. Bantu pasien untuk lebih 4. Untuk mengalihkan rasa nyeri yang
nyeri berkurang/hilang dialami pasien agar pasien lupa
berfokus pada aktifitas, bukan
3. Pasien memperagakan 2 √ pada nyeri dan rasa tidak akan nyerinya dengan melakukan
usaha untuk nyaman dengan melakukan aktifitas
mengurangi nyeri, pengalihan melalui televisi,
menguraikan obat yang radio, tape, dan interaksi dengan
digunakan pengunjung
4 Pasien 2 √ 5. Gunakan pendekatan yang 5. Agar pasien tahu manfaat obat yang
menghubungkan positif untuk mengoptimalkan diberikan kepadanya sehingga nyeri
pengurangan nyeri respon pasien terhadap berkurang
setelah melakukan analgesik misalnya,“obat ini
tindakan penurunan akan mengurangi rasa nyeri
rasa nyaman anda”. 6. Agar perawat lebih mengetahui
6. Intruksikan pasien untuk nyeri yang dialami pasien ketika
menginformasikan kepada nyeri tidak dapat diatasi
Keterangan: perawat jika peredaan nyeri
1. Keluhan ekstrim tidak dapat dicapai 7. Memberikan rasa nyaman
2. Keluhan berat 7. Lakukan perubahan posisi
3. Keluhan sedang nyaman, ganti linen tempat tidur
4. Keluhan ringan bila diperlukan
5. Tidak ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Iqbal. 2007. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.
Wartonah. 2003. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperwatan. Salemba Medika.
Jakarta.
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Salemba Medika. Jakarta.
Judith M. Wilkinson. 2006. Diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria
hasil NOC. EGC. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah.Jakarta: EGC.
Harahap. (2005). Oksigenasi dalam suatu asuhan keperawatan. Jurnal Keperwatan
Rufaidah Sumatera Utara Volume 1 hal 1-7. Medan: USU.
Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. (2000). Nursing outcome classification
(NOC). Philadelphia: Mosby.
McCloskey & Gloria M Bulechek. (1996). Nursing intervention classification (NIC).
USA:Mosby.
Muttaqin. (2005). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pernafasan. Salemba
Medika: Jakarta.
NANDA. (2012). NANDA Internasional: Diagnosis keperawatan definisi dan
klasifikasi. Jakarta: EGC.
Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.