Anda di halaman 1dari 7

LITERATUR REVIEW

GANGGUAN CAMPURAN CEMAS DAN DEPRESI


Mixed Anxiety and Depression Disorder

Ratna Luthfia1, Shintia Febriani 2, Diar Trihapsari 3


1
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Surakarta Indonesia
email: J500160079@student.ums.ac.id

ABSTRAK
Menurut kriteria ICD-10, gangguan campuran cemas dan depresi (MADD) ditandai dengan gejala
kecemasan dan depresi subsyndromal yang terjadi bersamaan. MADD tampaknya sangat umum terjadi,
dan sering ditemukan dalam perawatan primer. Gangguan campuran cemas dan depresi adalah
gangguan kejiwaan yang ditandai dengan gejala kecemasan dan depresi selama 2 minggu atau lebih.
Gangguan ini ditandai oleh adanya gejala-gejala cemas dan depresi yang terjadi bersama-sama, dan
masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkan
sebagai suatu diagnosis tersendiri. Untuk gejala cemas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan,
walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau khawatir berlebihan. Untuk mengobati gejala
kecemasan maupun depresinya dapat diberikan antidepresan dosis rendah. Pada umumnya cemas dan
depresi tidak terjadi sendiri (single), tetapi lebih sering mempunyai komorbiditas dengan penyakit fisik
misalnya diabetes melitus, hipertensi, sakit kepala atau migren, nyeri tulang belakang dan lain
sebagainya. Menyarankan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien, jangan
membatasi aktivitas positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat
meningkatkan stresor.

Kata Kunci: Cemas, Depresi, Campuran


ABSTRACT
According to the ICD-10 criteria, mixed anxiety and depressive disorders (MADD) are characterized by
symptoms of anxiety and subsyndromal depression that occur together. MADD seems to be very common,
and is often found in primary care. A mixture of depression and anxiety disorders is a psychiatric
disorder characterized by symptoms of anxiety and depression for 2 weeks or more. This disorder is
characterized by symptoms of anxiety and depression that occur together, and each symptom does not
show a series of symptoms that are severe enough to be able to establish a separate diagnosis. For
anxiety symptoms, some autonomic symptoms must be found, although not continuously, in addition to
anxiety or excessive worry. To treat symptoms of anxiety and depression, low-dose antidepressants can
be given. In general, anxiety and depression does not occur alone (single), but more often have
comorbidities with physical diseases such as diabetes mellitus, hypertension, headaches or migraine,
spinal pain and so forth. Advise the family to always provide support to the patient, do not limit the
positive activities that the patient likes, encourage the patient to be happy, reduce the things that can
increase stressors.

Keywords: Anxiety, Depression, Mixed

1
1. PENDAHULUAN c) Bila ditemukan gangguan cemas

Gangguan Campuran Cemas dan Depresi yang cukup berat dan depresi yang

(F41.2) merupakan gangguan kejiwaan cukup berat maka diagnosis

dengan gejala-gejala anxietas maupun gangguan campuran cemas dan

depresi, yang terjadi secara bersamaan dan depresi tidak dapat digunakan,

tidak berdiri sendiri. Untuk anxietas, sehingga hanya dapat dikemukakan

beberapa gejala otonomik, tidak harus selalu satu diagnosis maka diagnosis

ada (Maslim, 1993). gangguan depresi harus lebih

diutamakan.
Untuk mendiagnosis pasien Gangguan

Campuran Cemas dan Depresi (F41.2) harus d) Bila gejala-gejala tersebut berkaitan

memenuhi pedoman diagnostik, yaitu: erat dengan stress tentang

permasalahan kehidupan maka


a) Terdapat gejala-gejala ansietas
diagnosisnya menjadi gangguan
maupun depresi, dimana masing-
penyesuaian (F.43.2) (Dwika &
masing gejala tersebut tidak
Cahyaningsih, 2017).
menunjukkan tanda-tanda yang

cukup berat untuk dapat berdiri 2. DEFINISI

sendiri. Untuk ansietas, beberapa Gangguan campuran cemas dan depresi

gejala otonomik, harus ditemukan adalah gangguan kejiwaan yang ditandai

walaupun tidak harus selalu ada. dengan gejala cemas dan depresi selama 2

minggu atau lebih (Dwika & Cahyaningsih,


b) Bila ditemukan ansietas berat disertai
2017). Gejala-gejala yang timbul dapat
depresi yang lebih ringan, maka
mengakibatkan kesulitan atau gangguan yang
harus dipertimbangkan kategori
signifikan dalam hal pribadi, keluarga, sosial,
gangguan ansietas lainnya atau
pendidikan, pekerjaan, atau bidang
gangguan ansietas fobik.
lainnya. Belum pernah ada kasus MADD

2
yang disertai dengan episode manik, mulai dari masa kanak-kanak dan remaja

hipomanik, atau campuran keduanya yang hingga usia tua (Moller et al., 2016).

akan menunjukkan adanya gangguan bipolar


4. ETIOLOGI
(Coplan et.al., 2015).
Beberapa etiologi dari gangguan campuran
3. EPIDEMIOLOGI
depresi dan ansietas antara lain:
Peneliti telah melaporkan bahwa 20
Pertama, sejumlah peneliti melaporkan
sampai 90 persen pasien dengan ganggguan
temuan neuroendokrin yang serupa pada
panik memiliki episode gangguan depresi
gangguan cemas dan depresi, terutama
berat. Data ini menunjukkan bahwa
gangguan panik, respons kortisol yang tinggi
keberadaan gejala cemas dan depresi dapat
terhadap hormon Adenokortikotropik
terjadi secara bersamaan. Meskipun
(ACTH), respon hormon pertumbuhan yang
demikian, sejumlah klinisi dan peneliti
tinggi terhadap Klonidin (Catapres), serta
memperkirakan bahwa prevalensi gangguan
respon TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
ini pada populasi umum adalah 10% dan di
dan Prolaktin yang tinggi terhadap TRH
klinik pelayanan primer mencapai 50%,
(Thyrotropin-Relasing Hormone).
walaupun perkiraan konservatif hanya
Kedua, sejumlah peneliti melaporkan
menunjukkan prevalensi sekitar 1% pada
adanya data yang menunjukkan bahwa
populasi umum.
hiperaktifitas sistem noradrenergik sebagai
Diperkirakan sekitar 85% pasien dengan
penyebab relevan pada sejumlah pasien
depresi juga mengalami gejala kecemasan
dengan gangguan cemas dan depresi. Secara
yang signifikan. Demikian pula, gejala
rinci, studi ini telah menemukan adanya
depresi terjadi pada hingga 90% pasien
konsentrasi metabolit Norepnefrin 3-
dengan kecemasan. Kecemasan dan depresi
Methoxy-4-Hydroxyphenylglycol (MHPG)
komorbid dapat terjadi pada semua usia,
yang meningkat didalam urin, plasma, atau

cairan serebro spinal (LCS) pada pasien

3
dengan serangan panik. Serotonin dan Asam Sedangkan untuk gangguan depresi

Γ-Aminobutirat (GABA) juga mungkin ditandai dengan suatu mood depresi,

menjadi penyebab gangguan campuran kehilangan minat dan kegembiraan serta

cemas dan depresi. berkurangnya energi yang menuju

Ketiga, banyak studi menemukan bahwa meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa

obat serotonergik, seperti Fluoxetine (Prozac) lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)

dan Clomipramine (Anafranil), berguna dan menurunnya aktivitas merupakan tiga

dalam terapi gangguan cmpuran cemas dan gejala utama depresi (Maslim, 1993).

depresi juga bisa menjadi faktor pemicu Gejala utama gangguan campuran cemas dan

timbulnya cemas dan depresi jika depresi :

penggunaannya tidak tepat dosis. 1. Afek depresi

Keempat, sejumlah studi yang dilakukan 2. Kehilangan minat dan kegembiraan

pada beberapa keluarga menunjukkan bahwa 3. Berkurangnya energi yang menuju

gejala cemas dan depresi yang dialami meningkatnya keadaan mudah lelah

sseorang dapat berhubungan dengan faktor Gejala lainnya dapat berupa :

genetik. Jika orang tuanya memiliki riwayat 1. Konsentrasi dan perhatian berkurang

gangguan campuran cemas dan depresi, 2. Kepercayaan diri berkurang

maka anaknya juga memiliki kemungkinan 3. Rasa bersalah dan tidak berguna

yang besar untuk mengalaminya (Kaplan, 4. Pandangan masa depan yang suram

2019). dan pesimistis

5. MANIFESTASI KLINIS 5. Gagasan atau perbuatan

Gejala-gejala umum ansietas antara lain: membahayakan diri atau bunuh diri

Ketegangan motorik, hiperaktivitas 6. Tidur terganggu

otonomik, kewaspadaan berlebihan dan daya 7. Nafsu makan berkurang.

tangkap berkurang . (Maina & Mauri, 2016)

4
6. PENEGAKKAN DIAGNOSIS harus digunakan kategori F43.2

Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III gangguan penyesuaian (Maslim, 1993).

1. Terdapat gejala-gejala ansietas maupun

depresi, dimana masing-masing gejala 7. DIAGNOSIS BANDING

tidak menunjukkan rangkaian gejala Diagnosis banding mencakup

yang cukup berat untuk menegakkan gangguan cemas dan depresi lainnya

diagnosis tersendiri. Untuk ansietas, serta gangguan kepribadian. Di

beberapa gejala otonomik harus antara gangguan ansietas lainnya,

ditemukan walaupun tidak terus- gangguan ansietas menyeluruh

menerus, disamping rasa cemas atau merupakan gangguan yang lebih

kekhawatiran berlebihan. besar kemungkinannya untuk

2. Bila ditemukan ansietas berat disertai tumpang tindih dengan diagnosis

depresi yang lebih ringan, harus gangguan campuran cemas dan

dipertimbangkan kategori gangguan depresi. Diantara gangguan mood,

ansietas lainnya atau gangguan ansietas dan gangguan sistemik, gangguan

fobik. depresi ringan adalah gangguan yang

3. Bila ditemukan gangguan cemas yang lebih besar kemungkinannya untuk

cukup dan depresi yang cukup berat, bertumpang tindih dengan gangguan

maka diagnosis gangguan campuran campuran cemas dan depresi.

cemas dan depresi tidak dapat Diantara ganggguan kepribadian,

digunakan. Jika hanya dapat gangguan kepribadian menghindar,

dikemukakan satu diagnosis maka dependen, dan obsesif kompulsif

gangguan depresi harus diutamakan. dapat memliki gejala yang mirip

4. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan gejala gangguan campuran

dengan stres kehidupan yang jelas, maka cemas dan depresi. Diagnosis

5
banding lainnya yaitu gangguan dinaikkan bertahap sesuai

somatoform (Maslim, 1993). kondisi pasien.

8. TATALAKSANA b) Alprazolam 2 x 0,25 mg

Farmakoterapi untuk gangguan selama 6 hari dan

campuran depresi dan ansietas antara selanjutnya dosis akan diatur

lain : obat antiansietas dan obat anti (tappering off) sesuai kondisi

depresan atau obat kombinasi antara pasien.

keduanya. Diantara obat ansiolitik 2. Psikoterapi

lainnya, Triazolobenzodiazepines a) Psikoterapi suportif

(Alprazolam) diindikasikan karena bertujuan untuk memperkuat

efektivitas obat tersebut dalam mekanisme defens

mengobati penyakit tersebut. Suatu (pertahanan) pasien terhadap

obat yang mempengaruhi serotonin stres. Terapi ini juga

1A (5-HT 1A), seperti Buspirone bertujuan untuk

dapat juga digunakan untuk terapi meningkatkan kemampuan

penyakit tersebut. Diantara pengendalian diri dan

antidepresan lainnya, Antidepresan memberikan motivasi hidup.

Serotonergic (Fluoxetine) adalah b) Psikoterapi reedukatif

antidepresan yang paling efektif bertujuan untuk

didalam mengobati penyakit meningkatkan pengetahuan

tersebut. keluarga untuk mendukung

1. Psikofarmaka : kesembuhan pasien dengan

a) Fluoxetin 1 x 10 mg selama mengawasi pasien untuk

6 hari dan selanjutnya akan minum obat teratur.

6
c) Psikoterapi rekonstruktif pharmacological approaches., World
Journal of Psychiatry, 5(4), pp. 366-
bertujuan membangun 378.
Dwika, D.A., &
kembali kepercayaan diri Cahyaningsih, F.R., 2017. Gangguan
Campuran Anxietas dan Depresi
pasien, menjelaskan kepada pada Wanita Usia 54 Tahun. Jurnal
Medula, 7(5), pp.75-78.
pasien bahwa pasien
Idayani, S., 2016. Penyakit-
memiliki semangat hidup Penyakit Dibidang Psikiatri Yang
Harus Dituntaskan Di Puskesmas.
dan keinginan kuat untuk Kebijakan Kesehatan Indonesia,
5(4), pp.168-75.
melihat anak pasien bahagia.
Kaplan, H., Sadock, B.,
Menolak semua pikiran 2019. Gangguan Kecemasan dalam
Sinopsis Psikiatri. 6th ed.
negatif (Dwika & Philadelphia: Wolters Kluwer.

Maina, G., Mauri, M., 2016.


Cahyaningsih., 2017). Anxiety And Depression. Journal of
Pschopathology, 1(22), pp.236-50.
9. EDUKASI
Maslim, R., 1993. Pedoman
Keluarga seharusnya selalu Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia. satu
memberikan dukungan kepada ed. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
pasien, jangan membatasi aktivitas
Maslim, R.., 2013.
positif yang disukai pasien, ajak Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan
Ringkas PPDGJ- III. Jakarta: Bagian
pasien bergembira, kurangi hal-hal Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran Unika Atmajaya.
yang dapat meningkatkan stresor.
Moller, H., Borwin, B.,
Pastikan pasien untuk minum obat Hans, P. 2016. The Relevance '
Mixed Anxiety And Depression ' As
teratur dan kontrol kembali (Kaplan, a Diagnostic Category In Clinical
Practice. Eur Arch Psychiatry Cilin
2019). Neurosci, 10(266), pp.725-33.

10. DAFTAR PUSTAKA


Coplan, J.D., Cindy, J.A.,
Venkatesh, P., Younsuk, K. 2015.
Treating comorbid anxiety and
depression: Psychosocial and

Anda mungkin juga menyukai