TENTANG
Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan Direktur RSIA Muslimat Jombang tentang
Panduan Manajemen Risiko fasilitas Rumah Sakit Ibu &
Anak Muslimat Jombang.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Jombang
Pada tanggal :
Direktur RSIA Muslimat Jombang
I. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan di rumah sakit ibu
dan anak muslimat jombang. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan yaitu :
Keselamatan pasien, Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, Keselamatan bangunan dan
peralatan, keselamatan lingkungan. Kelima aspek ini sangat penting untuk di pelajari dan di
implementasikan di rumah sakit ibu dan anak muslimatt jombang, dan harus dikelola secara
profesional, komprehensif, dan teritegrasi. Di dalam rumah sakit terdapat berbagai peralatan
medis, bahan-bahan berbahaya, dan berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan. Keberagaman dalam pelayanan ini apabila tidak dikelola dengan baik,
beresiko menimbulkan insiden. Oleh karena itu rumah sakit ibu dan anak muslimat jombang
perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang profesional,
komprehensif, dan terintegrasi agar insiden dapat diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.
II. DASAR HUKUM
A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
B. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
III. SASARAN
Penyusunan manajemen resiko, sosialisasi dan evaluasi di koordinasikan oleh Komite K3RS
IV. TUJUAN
a. Sebagai panduan dalam melaksanakan managemen risiko fasilitas di rumah sakit ibu dan anak
muslimat jombang.
b. Memastikan sistim managemen risiko berjalan dengan baik agar proses identifikasi, analisa,
dan pengelolaan risiko ini dapat memberikan manfaat bagi keselamatan pasien dan peningkatan
mutu rumah sakit secara keseluruhan.
V. RUANG LINGKUP
Panduan ini mencakup seluruh manajemen risiko fasilitas di area Rumah Sakit ibu dan
anak muslimat jombang. Manajemen risiko merupakan tanggung jawab semua komponen di
rumah sakit. Tujuan manajemen risiko untuk identifikasi dan pengendalian risiko strategis dan
operasional tidak akan tercapai apabila semua perangkat yang ada di rumah sakit tidak bekerjasama
dan berpartisipasi pada pelaksanaannya.
Manajemen risiko meliputi identifikasi, analisa, evaluasi dan pengelolaan risiko:
1. Risiko yang berpotensi terjadi (pro-aktif)
2. Insiden yang telah terjadi (reaktif / responsive)
VI. TATA LAKSANA
1. Identifikasi Risiko
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko, kemudian
dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk menjelaskan
kejadian dan peristiwa yang mingkin terjadi dan dampak yang ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada; Sumber risiko, area risiko, peristiwa dan penyebanya
dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif melalui self
assessment, incident reporting sistem dan clinical audit, pengamatan KPC (Kondisi Potensi
Cidera) dan dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non medis.
Risiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai macam sumber, misalnya:
a. Informasi internal (rapat bagian / koordinasi, audit, incident report, klaim, komplain)
b. Informasi eksternal (pedoman dari pemerintah, organisasi profesi, lembaga penelitian)
c. Pemeriksaan atau audit eksternal
Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya
(grading) dengan memperhatikan:
a. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
b. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)
c. Akibat
Identifikasi risiko juga dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai dengan
jenis-jenis insiden keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan dalam tabel berikut:
Error Kategori Hasil
No error A Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan (KPC)
Error, B Terjadi kesalahan sebelum obat mencapai pasien (KNC)
no harm C Terjadi kesalahan dan obat sudah diminum/digunakan pasien tetapi
tidak membahayakan pasien (KTC)
D Terjadinya kesalahan, sehingga monitoring ketat harus dilakukan
tetapi tidak membahayakan pasien (KTC)
Error, E Terjadi kesalahan, hingga tx dan intervensi lanjut diperlukan
harm &kesalahan ini memberikan efek yg buruk yg sifatnya sementara
F (KTD)
Terjadi kesalahan & mengakibatkan pasien harus dirawat lebih
lama di
RS serta memberikan efek buruk yang sifatnya sementara (KTD)
G Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang
bersifat permanen (KTD )
H Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa pasien contoh
syok anafilaktik (KTD)
Error, I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia (Sentinel)
death
2. Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk
menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab
untuk mengelola / mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru /
hijau / kuning / merah.
Menentukan Score risiko dengan menggunakan rumus:
LEVEL DESKRIPSI
PELAYANAN/ Terhenti Terhenti lebih Terhenti lebih Terhenti lebih dari Terhenti permanen
OPERASIONAL lebih dari 1 dari 8 jam dari 1 hari 1 minggu
jam
BIAYA/ Kerugian Kerugian lebih Kerugian lebih Kerugian lebih dari Kerugian lebih dari
KEUANGAN kecil dari 0,1% dari 0,25 % 0,5% anggaran 1% anggaran
anggaran anggaran
PUBLIKASI Rumor - Media lokal - Media lokal Media nasional Media nasional
- Waktu - Waktu lama kurang dari 3 hari lebih dari 3 hari
singkat
REPUTASI Rumor Dampak kecil thd Dampak Dampak serius thd Menjadi masalah
moril karyawan bermakna thd moril karyawan berat
dan kepercayaan moril karyawan dan kepercayaan
masyarakat dan kepercayaan masyarakat
masyarakat
Almost certain
(Tiap mgg /bln) Moderate Moderate High Extreme Extreme
5
Likely
(Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Posible
(1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
3
Unlikely
(2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
2
Rare
(>5 thn/x) Low Low Moderate high Extreme
1
Can be manage Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate
by procedure Clinician should assess urgent treatment review & action
Accept risk the consequences againts should be undertaken required at
cost of treating the risk by senior management Board level.
Director must
be informed
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko /
insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana
sedangkan untuk kategori kuning dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam
dengan metode RCA (root cause analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA
(healthcare failure mode effect analysis – proaktif)
3. Evaluasi Resiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor
dan grading yang didapat dalam analisis.
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan
meliputi proses berikut
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa
terjadi dan menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap.
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan
mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja yang akan
melakukan verifikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk
mengatasi risiko
4. Urutkan prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko.
Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan
sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi. Kemudian risiko
dievaluasi, lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko yang telah
terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan diberlakukan terhadap
masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat hanya
mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila risiko yang terjadi memiliki
bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan RS, maka ditentukan sebagai prioritas
utama dan harus diatasi atau ditransfer, atau bahkan menghentikan kegiatan yang
meningkatkan terjadinya risk.
Tujuan menentukan risiko adalah membantu proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil analisis risiko.
5. Respon Rumah Sakit
Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko yang meliputi:
1. Identifikasi potensial risiko dan hazard
2. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.
3. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu diubah
untuk mencegah terjadinya insiden.
4. Catata temuan lalu buat rencanan pengelolaanya
5. Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.
Proses menganalisis risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko tersebut
bila benar terjadi :
1. Risiko yang dampak dan akibatnya besar harus segera ditindaklanjuti dan mendapat
perhatian dari pimpinan.
2. Risiko yang dampak dan akibatnya menengah- ringan akan dikelola oleh Panitia PMKP
bersama Kepala Unit Kerja untuk membuat rencana tindak lanjut dan pengawasan.
6. Kelola Resiko (Risk Control)
Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat
mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko. Perlakuan yang
dapat dipilih adalah :
1. Pengendalian : Upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan langkah-langkah
antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk mengurangi risiko.
2. Penanganan : Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika tindakan
pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-langkah yang telah
direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-benar terjadi.
Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko adalah :
1. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan mempertimbangkan
keuntungan lebih besar daripada kerugian
2. Mentoleransi risiko
3. Mentransfer risiko pada pihak ke-3 seperti asuransi
4. Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko.
Opsi Perlakuan Risiko
Klasifikasi Jenis Pengendalian
Menghilangkan risiko 1 Menghentikan kegiatan
2 Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi risiko 1 Membuat kebijakan/ SPO (Pembuatan dan pembaruan
prosedur, standar dan check-list);
2 Mengganti atau membeli alat;
3 Mengembangkan sistem informasi (IT), pelatihan
penyegaran bagi personil, seminar, pembahasan kasus;
Melaksanakan prosedur (pengadaan, perbaikan dan
4 pemeliharaan bangunan dan instrument yang sesuai
dengan persyaratan; pengadaan bahan habis pakai sesuai
dengan prosedur dan persyaratan
Mentransfer risiko 1 Asuransi
2 Alih dayakan pekerjaan
Mengeksploitasi risiko 1 Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada
kerugian
Menerima risiko - -
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengelolaan
risiko atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level
terendah (risiko sisa) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden
yang sudah terjadi.
Dalam mengelola resiko terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
1. Investigasi Sederhana dalam pengelolaan resiko / IKP
2. RCA (root cause analysis – reaktif / responsive)
3. HFMEA (healthcare failure mode effect analysis – proaktif)
7. Menurunkan Resiko
1. Tujuan dari identifikasi dan menilai risiko adalah untuk memastikan bahwa tindakan
dilakukan untuk mengurangi risiko pada tingkat terendah yang dapat dicapai.
2. Tabel penanda tingkat risiko dan skala waktu yang dapat diterima untuk memulai
tindakan.
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan segera,
(SANGAT perhatian sampai ke Direktur Rumah Sakit
TINGGI)
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng detail & perlu tindakan
(TINGGI) segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen
MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan
(SEDANG) klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap bahaya & kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan dng
(RENDAH) prosedur rutin
risiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, pengunjung dan institusi
RS.
1
Kriteria Peluang (P)
LEVEL DESKRIPSI
1 2 3 4 5
PELAYANAN/ Terhenti lebih Terhenti lebih Terhenti lebih dari 1 Terhenti lebih Terhenti
OPERASIONAL dari 1 jam dari 8 jam hari dari 1 minggu permanen
BIAYA/ Kerugian kecil Kerugian lebih Kerugian lebih dari Kerugian lebih Kerugian lebih
KEUANGAN dari 0,1% 0,25 % anggaran dari 0,5% dari 1%
anggaran anggaran anggaran
PUBLIKASI Rumor - Media lokal - Media lokal Media nasional Media nasional
- Waktu - Waktu lama kurang dari 3 lebih dari 3 hari
singkat hari
2
Kriteria Akibat (A)
Nilai Keterangan
100 Catastrophe / Malapetaka / Keuangan ekstrem
Banyak kematian
Kerugian sangat besar / berhenti total
Kerugian keuangan > 10 Milyar
40 Disaster / Bencana / Keuangan sangat berat
Beberapa kematian
Kerugian besar / sebagian proses berhenti
Menyebabkan penyakit yang bersifat komunitas / endemik pada
karyawan atau pasien
Menyebabkan terhambatnya pelayanan hingga lebih dari 1 hari
Kerugian keuangan > 5 M – 10M
15 Very serious / Sangat serius/ Keuangan berat
Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar
Memperberat atau menambah penyakit pada beberapa pasien atau
karyawan
Menyebabkan penyakit yang bersifat permanen atau kronis (HIV,
Hepatitis, keganasan, Tuli, gangguanfungsi organ menetap).
Menyebabkan terhambatnya pelayanan lebih dari 30 menit hingga 1
hari
Kerugian keuangan 1 – 5 Milyar
7 Serious / Serius/ Keuangan sedang
Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota
tubuh permanen
Menyebabkan penyakit yang memerlukan perawatan medis lebih
dari 7 hari dan dapat disembuhkan
Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30 menit.
Kerugian keuangan 500 jt – 1 Milyar
3 Casualty treatment / Perawatan medis/ Keuangan ringan
Menyebabkan cidera/penyakit yang memerlukan perawatan medis
atau tidak dapat masuk bekerja hingga 7 hari.
Kerugian keuangan 50 juta – 500 juta
1 First aid treatment / P3K/ Keuangan sangat ringan
Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya perlu
penanganan P3K
Kerugian keuangan s/d 50 juta
3
4
Matriks Grading Resiko
5
cause analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure
mode effect analysis – proaktif)
4. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
menentukan bobot dan prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan
masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat
6
hanya mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila risiko yang
terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan RS, maka
ditentukan sebagai prioritas utama dan harus diatasi atau ditransfer, atau
caranya.
7
16. Kelola Resiko (Risk Control)
adalah :
6. Mentoleransi risiko
8
Mengeksploitasi 1 Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
risiko mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada
kerugian
Menerima risiko
adalah pengelolaan risiko atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan
risiko hingga ke level terendah (risiko sisa) dan meminimalisir dampak atau
9
dibandingkan dengan rencana atau harapan yang akan dihasilkan. Tinjauan
atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu.
dilakukan.
bermakna, juga akan dicatat dalam daftar risiko korporat. Salinan dari
10
e. Risiko ekstrim dengan skor 15 atau lebih pada daftar risiko unit
sampel Form Penilaian Risiko, daftar risiko unit kerja dan daftar risiko
korporat.
5. Audit.
6. Tinjauan notulen dari tim unit kerja, komite mutu dan keselamatan
manajemen risiko.
langsung dengan risiko / insiden maupun yang tidak terkait namun memiliki
secara internal maupun external sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari
11
II. DOKUMENTASI
12
III. PENUTUP
Ditetapkan di : Jombang
Pada tanggal : 25 November 2016
Direktur RSIA Muslimat Jombang
13
Lampiran 1
2. Insiden :
.........................................................................................................................
3. Kronologis Insiden
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak cedera / KTC (No Harm)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel
(Sentinel Event)
14
Lain-lain ................................................................. (sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ................................................................ (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
15
13. Tindakan dilakukan oleh* :
Tim : terdiri dari : ..................................................................
Dokter
Perawat
Petugas lainnya .......................................................................
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit
kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Pembuat : Penerima :
Laporan ................................... Laporan ...................................
: :
Paraf Paraf
................................... ...................................
: :
Tgl Lapor Tgl terima
................................... ...................................
16
Lampiran 2
17