Anda di halaman 1dari 4

JURNAL MENGENAI

PERDARAHAN POST PARTUM

Disusun Oleh:

RENI ANGGRAENI
SITI UNAYAH
ASTRI

PROGRAM D IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2019
Format Resume Jurnal I

Judul Jurnal :
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan
Kejadian Haemoragic Post Partum di Rumah
Bersalin Wijaya Kusuma Tahun 2014
Latar Belakang :
Penyebab kematian ibu terbesar selama tahun 2013 yaitu
perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, partus
lama 1,8%, abortus 1,6%, dan lain-lain 40,8% (Depkes,
2010) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012 terjadi 12
kasus kematian ibu sedangkan pada tahun 2013 terjadi
peningkatan menjadi 14 kasus. Penyebab kematian ibu di
Kota Tangerang Selatan yaitu preeklamsia 35,7%,
perdarahan 14,3% dan sebab lain 50% (Dinkes Tangsel,
2014).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten
2013, angka kematian ibu mencapai 216 orang, ini
menyebabkan Provinsi Banten secara nasional menempati
peringkat kelima dalam kasus kematian ibu. Paling banyak,
kematian tersebut karena perdarahan saat melahirkan.
Sekitar 37% ibu meninggal karena perdarahan, 22% karena
infeksi, 14% karena hipertensi, dan sisanya karena hal lain.

Tujuan :
Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum.

Metodologi : Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan


menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam
medik Rumah Bersalin (RB) Wijaya Kusuma Serpong tahun
2014. Desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di RB Wijaya Kusuma
Serpong-Tangerang Selatan, pada bulan Mei 2016.
Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang bersalin
di RB Wijaya Kusuma tercatat dalam rekam medis periode
Januari-Desember 2014 sebanyak 313 orang. Jumlah pasien
dengan status haemorrhagic postpartum sebanyak 41 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu bersalin
yang mengalami haemoragic postpartum di RB Wijaya
Kusuma Serpong periode Januari-Desember tahun 2014.
Data-data dalam penelitian ini dianalisis secara univariat dan
bivariat, dengan menggunakan perangkat lunak (software
computer) yaitu SPSS 16.

Hasil : Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi


haemoragik postpartum di Wijaya Kusuma Serpong adalah
13,1%. Ada korelasi yang signifikan antara kejadian
postpartum haemoragic dengan usia (p = 0,000), paritas (p =
0,047), atonic (p = 0,000), retensi plasenta (p = 0,000).
Sedangkan tidak ada korelasi yang signifikan antara kejadian
postpartum haemoragik dengan pendidikan (p = 0,087), dan
pekerjaan (p = 0,588).

Kesimpulan : Kesimpulan: Perlu meningkatkan pengetahuan ibu hamil


untuk mewaspadai kemungkinan postpartum haemoragic.

Kelebihan : bisa menggali ilmu yg terjadi resiko perdarahan post


partum

Kekurangan : Pada latarbelakang tidak ada penelitian menurut data


yg di temukan di indonesia sedangkan latar belakang
harus menurut paramida terbalik

Format Resume Jurnal II

Judul Jurnal :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM

Latar Belakang : Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD


Panembahan Senopati Kabupaten Bantul diperoleh data
bahwa pada tahun 2015 jumlah seluruh persalinan adalah
2.178 persalinan dengan jumlah persalinan normal sebanyak
455 persalinan, persalinan dengan komplikasi sebanyak
1.723 persalinan yang di dalamnya termasuk persalinan
dengan Sectio Caesaria sebanyak 744 persalinan dan
terdapat kasus perdarahan postpartum 40 kasus dari seluruh
jumlah ibu bersalin.

Tujuan :
Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional


Analitik metode case control dengan pendekatan
retrospektif, artinya penelitian yang berusaha melihat ke
belakang (backward looking), pengumpulan data dimulai
dari efek atau akibat yang akan terjadi. Kemudian dari efek
tersebut ditelusuri ke belakang tentang penyebabnya atau
variabel-variabel yang mempengaruhi efek tersebut dan
membandingkan antara kelompok kasus dan kontrol

Hasil : Hasil analisis nilai Odds Ratio (OR) menunjukkan bahwa


pada variabel oksitosin drip nilai OR= 18,789 dan pada
variabel anemia nilai OR=13,518. Dari keseluruhan faktor
yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum,
terdapat satu faktor yaitu oksitosin drip yang terbukti paling
berpengaruh terhadap kejadian perdarahan postpartum
dengan nilai p =0,000< 0,05 dan nilai OR terbesar yang
diperoleh yaitu OR=18,789 yang artinya ibu yang bersalin
dengan oksitosin drip berpeluang 18,8 kali mengalami
perdarahan postpartum disbanding ibu yang tidak bersalin
dengan oksitosin drip.

Kesimpulan : Ada hubungan antara faktor paritas, oksitosin drip, dan


anemia dengan perdarahan postpartum di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015. Tidak ada
hubungan antara partus lama, faktor peregangan uterus yang
berlebihan, dan persalinan dengan tindakan dengan
perdarahan postpartum di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2015. Faktor yang paling berpengaruh
terhadap kejadian perdarahan postpartum di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015 adalah faktor
oksitosin drip, ibu yang bersalin dengan oksitosin drip
berpeluang 18,8 kali mengalami perdarahan postpartum.

Kelebihan : Bisa mengetahui tentang yang di teliti mengenai


faktor-faktor dari kejadian perdarahan post partum
Kekurangan : Pada data latar belakang adanya kekurang yg d
tunjukan pada kasus tersebut

Anda mungkin juga menyukai