Anda di halaman 1dari 5

Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajaa kesukaan atau ketidaksuakaan

terhadap makanan dan preferensi ini akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan. Factor-faktor
yang mempengaruhi preferensi pangan yaitu; 1) ketersediaan makanan di suatu tempat, 2)
pembelian makanan untuk anggota keluarga yang lain, khususnya orang tua, 3) pembelian
makanan dan penyediaannya yang mencerminkan hubungan kekeluargaan dan budaya, 4) rasa
makanan, tekstur dan tempat. Dalam memilih makanan tertentu yang disukai pengalaman
seseorang dapat menjadi landasan yang kuat, beberapa factor antara lain enak, menyenangkan,
tidak membosankan, berharga murah, mudah didapat dan diolah. Penampakan merupakan hal
yang banyak mempengaruhi preferensi dan kesukaan konsumen. Dengan demikian nilai gizi
dalam hal ini tidak menjadi pertimbangan dalam pemilihan makanan.
Memahami preferensi konsumen terhadap pangan yaitu dengan menganalisa motif yang
mendorong seseorang memilih produk pangan yang dikonsumsinya. Karakteristik makanan yang
mempengaruhi preferensi adalah sifat organoleptik makanan, kemudahan, metode penyajian,
daya cerna dan ketersediaanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan makanan/minuman yang paling banyak
disukai sampai ke makanan/minuman yang paling tidak disukai oleh responden adalah Es kelapa
(Sangat Suka), pisang goreng (Suka), lontong (Biasa), Daging Merah Kornet (Tidak Suka), dan
kopi kemasan (Sangat Tidak Suka).
Adapun makanan/minuman yang paling banyak disuka dengan alasan karena tekstur,
rasa, aroma dan penampilan adalah daging ayam goreng, alasan karena kesehatan adalah buah
apel, alasan karena bergensi adalah pizza, alasan karena familiar adalah nasi putih, alasan karena
persiapan dan penyajian yang praktis adalah roti tawar, alasan karena murah adalah nasi kuning,
alasan karena mudah diperoleh adalah nasi putihPenelitian ini menunjukkan bahwa pada
umumnya responden menyukai buah dan sayur untuk dikonsumsi dengan alasan kesehatan.
Buah-buahan dan sayuran adalah sumber alami yang baik untuk memperoleh vitamin dan
mineral yang penting untuk memelihara kesehatan tubuh; yaitu vitamin A (betakaroten), C,
magnesium, zinc, fosfor, hingga asam folat. Buah-buahan dan sayuran juga termasuk makanan
dengan rendah lemak, memiliki kandungan minim garam, sedikit gula, dan sumber yang bagus
untuk memperoleh serat pangan. Konsumsi buah dan sayuran dalam jumlah banyak turut
membantu mengurangi obesitas, menurunkan kolesterol, memelihara stabilitas tekanan darah,
dan melindungi Anda dari ancaman kanker. Responden pada umumnya adalah mahasiswa
kesehatan masyarakat, sehingga pengetahuan dan pemahaman responden tentang manfaat buah
dan sayur bagi kesehatan telah dijadikan sebagai alasan mengapa responden menyukai buah dan
sayur dengan alasan kesehatan.

Adapun makanan/minuman yang tidak disukai untuk dikonsumsi dengan alasan


kesehatan adalah kopi dan minuman soft drink seperti sprite, coca cola, fanta, pepsi. Kafein yang
terdapat pada kopi menimbulkan rasa tegang, mudah tersinggung, cemas, serta sulit tidur.
Kondisi-kondisi ini memungkinkan terjadinya stres, yang pada akhirnya diduga mampu menjadi
pemicu hipertensi. Soft drink memiliki kadar gula yang tinggi dan tidak memiliki zat gizi lain
yang berarti. Selain itu soft drink juga memiliki beban glikemik tinggi dibandingkan dengan
makanan dan minuman yang lain (Mueller 2010). Soft drink menurut (Vartanian 2007) dalam
meta analisis yang meneliti hubungan antara konsumsi soft drink, nutrisi dan kesehatan yang
menyatakan bahwa soft drink dapat meningkatkan berat badan dan dapat meningkatkan beberapa
resiko kesehatan diantaranya diabetes dan dapat melemahkan sistem imunitas. Sedangkan
menurut (Raj 2009) mengkonsumsi soft drink dapat meyebabkan masalah kesehatan gigi,
penyakit busuk hati, diabetes mellitus dan osteoporosis .

Sedangkan makanan/minuman yang paling banyak tidak disuka dengan alasan karena
tekstur, rasa, aroma dan penampilan adalah nasi kuning, alasan karena kesehatan adalah kopi
sedu, alasan karena tidak familiar adalah talas goreng.
Krebs-Smith & Kantor et al (2001) memberikan sebuah Model konseptual untuk
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi food choice, dalam konsep tersebut terdapat food
preference yang mempengaruhi konsumsi makanan secara individual
Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi
tingkat konsumsi seseorang yaitu 1) Faktor Makanan Yang diperoleh (Food acquired); 2) Faktor
Physiological, dan 3) Faktor food preferences, pengetahuan, dan sikap. Food preference selain
mempengaruhi konsumsi seseorang juga mempengaruhi pasokan makanan (Food supply). Food
supply dalam suatu wilayah ditentukan oleh tingkat produksi makanan, impor dan export
makanan , tingkat pendapatan, cadangan makanan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden menyukai makanan
gorengan seperti ayam dan ikan goreng untuk dikonsumsi dengan alasan Tekstur, Rasa,
Aroma, dan Penampilan. Hal ini dikarenakan rasa gurih dan enak di lidah, maka makanan yang
digoreng menjadi favorit banyak orang di dunia. Hampir semua jenis bahan makanan jadi enak
jika digoreng. Ayam, daging, seafood, sayuran, buah hingga adonan tepung dengan campuran
bumbu dan rasa jadi enak jika digoreng. Kandungan lemak dalam minyak menambah rasa dan
tekstur bahan makanan jadi lebih enak. Gurih dan renyah.
Pubilkasi Romanian Biotechnological dari University of Bucharest, lemak dan minyak
merupakan kesatuan yang memmpengaruhi rasa makanan. Karena proses penggorengan, rasa
makanan bisa makin memikat. Apalagi teksturnya yang renyah memberikan rasa puas tersendiri
di lidah. Menggoreng makanan juga membuat kandungan lemak dan kalori dalam makanan jadi
jauh meningkat, sementara nutrisinya justru menurun. Situs Fit Day memberikan gambaran,
kentang panggang porsi besar mengandung 220 kalori dan kurang dari 1 gram lemak. Sementara
jika jumlah kentang yang sama digoreng, kalorinya membengkak jadi 700 kalori dan 34 gram
lemak. Kandungan nutrisi juga menurun saat melalui proses penggorengan. Saat digoreng dalam
minyak panas melimpah, kandungan vitamin E menurun drastis, begitu juga dengan kandungan
beta-carotene dan vitamin A. Penurunan nutrisi ini bisa diminimalisir dengan mengolahnya
dengan cara ditumis.
Menggoreng bahan pangan banyak dilakukan di Indonesia karena merupakan suatu
metode memasak bahan pangan yang umum dilakukan. Bahan pangan hasil gorengan merupakan
sebagian besar dari menu makanan manusia. Pada proses penggorengan, minyak goreng
berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan
kalori dalam bahan pangan. Minyak goreng yang dikonsumsi sangat erat kaitannya bagi
kesehatan kita. Minyak yang berulang kali digunakan dapat menyebabkan penurunan mutu
bahkan akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan (Anwar, R. W, 2012).
Pada umumnya makanan hasil penggorengan mengandung 4% - 14% lemak dari total
beratnya. Kualitas minyak goreng yang digunakan juga mempengaruhi penyerapan minyak ke
dalam makanan. Ketika lemak masuk ke dalam makanan dapat terjadi modifikasi terhadap
komposisi makanan. Perubahan yang dihasilkan bergantung pada beragam faktor, seperti
komposisi lemak yang digoreng dan yang dikandung dalam makanan tersebut, tekstur, ukuran,
bentuk makanan dan kondisi penggorengan seperti lama durasi dan temperatur. Faktor-faktor
terkait mempengaruhi perubahan yang terjadi pada nilai nutrisi makanan. Perubahan ini dapat
meliputi hilangnya nutrisi terutama vitamin dan mineral (Suryani, 2012). Timbulnya asam lemak
jenuh pada minyak dipengaruhi oleh komposisi dari pencampuran makanan itu sendiri seperti
yang diungkap dalam Witradharma (2008), bahwa minyak yang digunakan tersebut tentu saja
memiliki komposisi tidak hanya asam lemak jenuh atau tidak jenuh saja tetapi merupakan
kombinasi antara keduanya dan juga zat gizi lainnya. Komposisi zat gizi yang diungkap, karena
tiap asam lemak akan berinteraksi satu sama lain yang akhirnya akan berimplikasi klinis
terhadap profil lipid (kadar kolesterol total dan HDL).
Pada saat makanan digoreng, lemak atau minyak panas akan diserap masuk ke dalam
bahan makanan dan menggantikan air yang menguap sehingga bahan makanan menjadi lebih
lembut dan tekstur makanan menjadi renyah (Suryani,2012). Semakin banyak konsumsi asam
lemak jenuh, akan meningkatkan kadar low density lipoprotein (LDL) kolesterol dalam darah
yang merupakan kolesterol jahat. Lemak jenuh menyebabkan darah bersifat lengket pada
dinding saluran darah sehingga darah mudah menggumpal. Disamping itu, lemak jenuh mampu
merusak dinding saluran darah (arteri) sehingga terjadi penyempitan. Gejala itu disebut
arteriosklerosis. Proses tersebut biasanya berlangsung lambat, yaitu memerlukan beberapa tahun
atau bahkan puluhan tahun sehingga kita tidak menyadari bahwa hal itu sedang terjadi di dalam
tubuh kita. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat mempercepat proses arteriosklerosis
(Jonarson, S. 2004). Ateriosklerosis merupakan dasar penyebab PJK. Bila terdapat keadaan yang
sangat erat kaitannya sebagai penyebab aterosklerosis disebut faktor risiko aterosklerosis
(Kreisberg, R. & Oberman, A,2003)
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden menyukai buah dan sayur
untuk dikonsumsi dengan alasan kesehatan. Buah-buahan dan sayuran adalah sumber alami yang
baik untuk memperoleh vitamin dan mineral yang penting untuk memelihara kesehatan tubuh;
yaitu vitamin A (betakaroten), C, magnesium, zinc, fosfor, hingga asam folat. Buah-buahan dan
sayuran juga termasuk makanan dengan rendah lemak, memiliki kandungan minim garam,
sedikit gula, dan sumber yang bagus untuk memperoleh serat pangan. Konsumsi buah dan
sayuran dalam jumlah banyak turut membantu mengurangi obesitas, menurunkan kolesterol,
memelihara stabilitas tekanan darah, dan melindungi Anda dari ancaman kanker. Responden
pada umumnya adalah mahasiswa kesehatan masyarakat, sehingga pengetahuan dan pemahaman
responden tentang manfaat buah dan sayur bagi kesehatan telah dijadikan sebagai alasan
mengapa responden menyukai buah dan sayur dengan alasan kesehatan.
Adapun makanan/minuman yang tidak disukai untuk dikonsumsi dengan alasan
kesehatan adalah kopi dan minuman soft drink seperti sprite, coca cola, fanta, pepsi. Kafein yang
terdapat pada kopi menimbulkan rasa tegang, mudah tersinggung, cemas, serta sulit tidur.
Kondisi-kondisi ini memungkinkan terjadinya stres, yang pada akhirnya diduga mampu menjadi
pemicu hipertensi. Soft drink memiliki kadar gula yang tinggi dan tidak memiliki zat gizi lain
yang berarti. Selain itu soft drink juga memiliki beban glikemik tinggi dibandingkan dengan
makanan dan minuman yang lain (Mueller 2010). Soft drink menurut (Vartanian 2007) dalam
meta analisis yang meneliti hubungan antara konsumsi soft drink, nutrisi dan kesehatan yang
menyatakan bahwa soft drink dapat meningkatkan berat badan dan dapat meningkatkan beberapa
resiko kesehatan diantaranya diabetes dan dapat melemahkan sistem imunitas. Sedangkan
menurut (Raj 2009) mengkonsumsi soft drink dapat meyebabkan masalah kesehatan gigi,
penyakit busuk hati, diabetes mellitus dan osteoporosis .
Adapun kesimpulan pada penelitian ini yaitu minuman dengan preferensi yang paling
sangat suka dan tidak suka adalah es kelapa dan kopi sedu. Adapun buah dan sayur suka
dikonsumsi karena alasan kesehatan, dan makanan gorengan yang paling banyak disuka karena
alasan tekstur, rasam aroma, dan penampilan.

Anda mungkin juga menyukai