Anda di halaman 1dari 8

NAMA : YANTI DAMELIA

NIM : 5192131006

JURUSAN : S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UTS

1. Perkembangan peserta didik adalah mata kuliah yang mendukung kompetensi


pedagogik, jelaskan dan berikan contohnya!
2. Apa manfaat mempelajari perkembangan peserta didik, jelaskan sesuai bidang
keahlian Anda!
3. Coba jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan!
4. Jelaskan karakteristik perkembangan intelektual remaja dan bagaimana aplikasinya
disekolah !
5. Jelaskan karakteristik perkembangan emosi remaja dan bagaimana aplikasinya dalam
pendidikan!

JAWABAN:

1.) Pedagogik menurut pengertian Yunani adalah ilmu menuntun anak yang
membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan
mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan
pendidikan, anak didik, pendidik, dan sebagainya. Jadi, mata kuliah perkembangan peserta
didik merupakan salah satu mata kuliah yang mendukung kompetensi pedagogic karena
mata kuliah perkembangan peserta didik mengajarkan teori mendidik yang mempersoalkan
apa dan bagaimana mendidik sebaik-baiknya serta mengajarkan untuk mengenali dan
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik.
Hal tersebut di tuliskan dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa
kompetensi pedagogic merupakan kemampuan seorang guru dalam mengelola proses
pembelajaran yang berhubungan dengan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum
atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembalajaran yang mendidik dan
dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasi bebbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogic kurang lebih merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik. Contoh bahwa mata kuliah perkembangan peserta didik
mendukung kompetensi pedagogic, bahwa mahasiswa ditintut untuk:
a. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan
Dalam hal ini, guru sebagai salah satu pendidik yang memiliki peran penting dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan bangsa, tentulah harus memiliki pemahaman wawasan dan
landasan pendidikan sebagai pengetahuan dasar yang kelak akan di ajarkan kepada
peserta didik.
b. Pemahaman peserta didik
Peserta didik merupakan setiap orang yang siap menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Seorang pendidik tentulah
harus memahami peserta didiknya agar tercapai proses pembelajaran yang efektif sehingga
mendapat hasil yang optimal. Beberapa aspek penting yang harus dipahami oleh seorang
pendidik adalah tingkat kecerdasan, kreativitas,kondisi fisik, maupun pengembangan
kognitif dari peserta didik.
c. Pengembangan kurikulum/silabus
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Silabus adalah seperangkat rencana dan
pengaturan untuk membantu mengembangkan seluruh potensi yang meliputi kemampuan
fisik, intelektual, emosional, juga moral agama. Pengembangan kedua aspek tersebut
diperlukan agar tudak terjadi kejenuhan dalam proses pembelajaran sehingga proses
pembelajaran akan lebih efektif. Sebagai pendidik akan lebih baik jika kita menyesuaikan
kurikulum/silabus dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik sehingga akan
mendapat hasil yang optimal.
d. Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran sangat penting dalam persiapan sebelum menyampaikan
materi kepada peserta didik. Perancangan pembelajaran yang baik akan menuntun kea rah
yang sistematis, sehingga materi yang disampaikan tidak terlalu kacau.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dan dialogis
Disamping segai pengajar, guru juga bertindak sebagai pendidik. Pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis diharapkan dapat membentuk karakter dari
peserta didik itu sendiri.
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Di zaman sekarng yang semakin maju, pendidik diharapkan dapat menggunakan teknologi
yang sedang berkembang di masyarakat terutama guna mendukung proses pembelajaran
itu sendiri.
g. Evaluasi hasil belajar
Evaliasi hasil belajar diperlukan guna melihat seberapa besar kesuksesan hasil dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.
2 ).-Kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan
diketahui pada umur berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikir
abstrak atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan
memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.
-Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu peserta didik.
3.) Pertumbuhan adalah menuju perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif ,yaitu
peningkatan dalam ukuran dan struktur,seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki,
kepala,jantung, paru-paru ,dan sebagainya.
Perkembngan adalah proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi
pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,pemasaka, dan belajar.
4). 1.Karakteristik Tahap Sensori-Motoris

Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :


a) Segala tindakannya masih bersifat naluriah
b) Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra
c) Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu
untuk mengategorikan pengalaman
d) Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema sensori-
motorisnya.
Sebagai upaya lebih memperjelas karakteristik tahap sensori-motoris ini, Piaget merinci
lagi tahap sensori-motoris ke dalam enam fase dan setiap fase memiliki karakteristik
tersendiri.
a. Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Individu mampu bereaksi secara refleks
b) Individu mampu menggerak-gerakkan anggota badan meskipun belum terkoordinir
c) Individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima
dari lingkungannya.
b. Fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema
yang dimilikinya berdasarkan hereditas
c. Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat memahami
hubungan antara perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu.
d. Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk sementara waktu
hilang dan akan muncul lagi di waktu lain.
b) Individu mulai mampu mencoba sesuatu
c) Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada orangtua

e. Fase kelima (12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :


a) Individu mulai mampu untuk meniru
b) Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap lingkungannya secara lebih
lancar

f. Fase keenam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :


a) Individu mulai mampu untuk mengingat dan berpikir
b) Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa sederhana
c) Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah sederhana sesuai dengan tingkat
perkembangannya
d) Individu mampu memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a) Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai informasi
b) Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide
c) Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret,
meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat
d) Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :
1) berpikir imajinatif
2) berbahasa egosentris
3) memiliki aku yang tinggi
4) menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi dan
5) perkembangan bahasa mulai pesat.

3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret


Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala
sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang
mereka alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara
berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat
terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya, mudah memahami konsep kalau
pengertian konsep itu dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan
konsep tersebut.

4. Karakteristik Tahap Operasional Formal


Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a) Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
b) Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak
c) Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis
d) Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan
e) Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri
tercapai
f) Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai
orang dewasa
g) Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di
lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.
5)Emosi merupakan perasaan –perasaan yang dipengaruhi oleh warna afektif.Karakteristik
perkembanganemosi remaja sejalan dengan perkembangan masa remaja itu sendiri,yaitu
sebagai berikut:
1. Perubahan fisik tahap awakl pada periode pra remaja disertai sikap ke[pekaan terhadap
rangsangan-ransangan dari luar menyebabkan respon yang berlebihan sehingga mereka
mudah tersinggung dan cengeng, tetapi cepat merasa senang bahkan meledak-meledak.
2.Perubahan fisik yang semakin tampak jelas pada periode remaja awal menyebabkan
mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula merasa terasing,kurang
perhatian,atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau peduli padanya.
3.Periode remaja tengah sudah semakin menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat
dipegang teguh sehingga jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat yang
menunjukkan adanya kontradiksi dengan membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka
anggap benar,baik dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri.
4.Periode remaja akhir mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai
menunjukkan pemikiran,sikap,dan perilaku yang semakin dewasa.

Apilkasi dalam pendidkan.


Tahap emosi yang cenderung labil pada perkembangan di sekolah,dapat dibantu dengan
cara menanamkan nilai-nilai dan moral yang lebih baik kepada peserta didik. Hal ini dapat
diwujudkan dengan adanya beberapa mata pelajaran sejenis yang diharapkan mampu
menumbuhkembangkan nilai dan moral agar perkembangan emosi perkembangan peserta
didik lebih stabil.
Diskusi terhadap masalah nilai dan moral antara guru dan peserta didik dianggap penting
agar tercipta sikap keterbukaan terhadap peserta didik,Sebagai akibatnya ,pada diri peserta
didik itu sendiri tidak tercipta emosi-emosi yang negatif karena masalah yang terlalu lama
dipendam.
Daftar Pustaka:
Agus Sujanto, 2005 Psikoogi Perkembangan,Jakarta :Rineka Cipta

.Ali.M,Ansori.M,2005,Psikologi Remaja ,Jalarta; Bumi Aksara

Andi Mappiare.1982,Psikologi Remaja ,Surabaya: Usaha Nasional


Burns,BR (1993)Konsep diri, Teori ,Pengukuhan Perkembangan dan Perilaku oleh Bakan
Eddy,Jakarta:Arcan

Deswitw,2009.Psikologi Perkembangan Peserta DIdik,Bandung:Rosda Karya.

Santrock JW.(2007).Remaja,Edisi Kesebelas Jilid 1 Alih Bahasa Benedictine


Widyasnita,Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai