Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK


PADA PASIEN Tn. I DENGAN HEMIPARESIS SINISTRA dd SNH
DI RUANG MAWAR RSUD UNGARAN

Ira Dwi Pratiwi


Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Semarang
Korespondensi: iradwi17@gmail.com

Latar Belakang : Stroke merupakan sindrom klinis berupa gangguan fungsi


otak sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke
otak. Stroke dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh diantaranya adalah
defisit motorik berupa hemiparese (kelemahan satu sisi tubuh) (Rahayu, 2017).
Stroke non hemoragik dapat didahului oleh oleh banyak faktor pencetus dan
sering kali berhubungan dengan penyakit kronis yang menyebabkan masalah
penyakit vaskular seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, obesitas,
kolesterol, merokok, dan stres.
Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan hambatan
mobilitas fisik meliputi pengkajian (analisa), membuat diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Metode : Metode yang digunakan yaitu dengan pendekatan studi kasus pada
pasien stroke.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan hambatan
mobilitas fisik selama 3x24 jam didapatkan hasil penikatan mobilisasi,
peningkatan kekuatan otot, Tidak terjadi kontraktur, atrofi, dan foot drop dan tidak
terjadi decubitus.
Kesimpulan : Kerjasama antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarga
merupakan faktor penting dalam keberhasilan pemberian asuhan keperawatan.
Komunikasi terapeutik akan membantu dalam intervensi, implementasi yang akan
diberikan. Klien nyaman dengan tindakan yang diberikan sehingga dapat
meningkatkan motivasi untuk melakukan ADLS dan mobilisasi secara mandiri.

Kata Kunci : stroke, mobilitas, hipertensi.

1
DAFTAR LAMPIRAN
1. WoC Kebutuhan Mobilitas Fisik

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan sindrom klinis berupa gangguan fungsi otak

sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah

ke otak. Stroke dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh

diantaranya adalah defisit motorik berupa hemiparese (kelemahan satu

sisi tubuh). (Rahayu, 2017).

Menurut WHO, Penyakit stroke telah menjadi masalah

kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa

dan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia. Stroke

menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah

penyakit jantung koroner dan kanker di negara berkembang. Negara

yang berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat

stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara

yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban baru setiap

tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan

(WHO, 2010 dalam Rahayu, 2017).

Stroke non hemoragik dapat didahului oleh oleh banyak faktor

pencetus dan sering kali berhubungan dengan penyakit kronis yang

menyebabkan masalah penyakit vaskular seperti penyakit jantung,

hipertensi, diabetes, obesitas, kolesterol, merokok, dan stres.

Pada kenyataannya, banyak klien yang datang ke rumah sakit

3
dalam keadaan kesadaran yang sudah jauh menurun dan stroke

merupakan penyakit yang memerlukan perawatan dan penanganan

yang cukup lama. Oleh karena itu peran perawat sangat penting dalam

melakukan asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik,

serta diharapkan tidak hanya fokus terhadap keadaan fisiknya saja

tetapi juga psikologis penderita.

Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk

latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk

mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan ini

adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang dapat

dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi pasien dan

dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada

pasien paska perawatan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan

tingkat ketergantungan pasien pada keluarga. Lewis (2007)

mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien stroke dilakukan

beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. Semakin dini

proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien mengalami

defisit kemampuan akan semakin kecil (National Stroke Association,

2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM aktif dan pasif

dapat meningkatkan mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya

berbagai komplikasi (Lewis, 2007 dalam Rahayu, 2017).

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka

penulis mengambil rumusan masalah bagaimana cara memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke, khususnya pada

Tn. I dengan stroke non hemoragik di bangsal Cempaka RSUD

Ungaran.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar penulis mampu berpikir secara logis dan ilmiah dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke non

hemoragik.dengan menggunakan pendekatan manajemen

keperawatan secara benar, tepat dan sesuai dengan standart

keperawatan secara professional.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan stroke non


hemoragik,

b. Menganalisa kasus dan merumuskan masalah keperawatan

pada pasien dengan stroke non hemoragik,

c. Menyusun asuhan keperawatan yang mencakup intervensi

pada pasien dengan stroke non hemoragik,

d. Melakukan implementasi atau pelaksanaan tindakan

keperawatan pada pasien dengan stroke non hemoragik,

e. Mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien dengan stroke non hemoragik,

5
D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dalam hal asuhan

keperawatan pada pasien dengan stroke non hemoragik serta

membuktikan kebenaran antara teori dan kenyataan praktik

dilapangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien

tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan acuan yang diperlukan dalam

meningkatkan pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan

khususnya pada pasien dengan stroke non hemoragik.

b. Bagi Instansi Akademik

Sebagai bahan masukan dan referensi dalam kegiatan proses

belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pasien dengan

stroke non hemoragik yang dapat digunakan sebagai acuan bagi

praktek mahasiswa keperawatan.

c. Bagi Penulis

Melatih penulis untuk menyusun hasil pemikiran, asuhan

keperawatan, dan penelitian yang telah dilakukan yang

selanjutnya dituangkan ke dalam Karya Tulis Ilmiah dengan

6
cara-cara yang lazim digunakan oleh para ilmuan dalam dunia

ilmu pengetahuan.

d. Bagi Keluarga

Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang stroke

non hemoragik beserta penatalaksanaannya.

e. Bagi Pembaca

Sebagai sarana untuk menambah wawasan serta pengetahuan


tentang

stroke non hemoragik.

7
8
9

Anda mungkin juga menyukai