Anda di halaman 1dari 120

PENERAPAN K3

DI PELAYANAN KESEHATAN
Tujuan Umum Pelaksanaan K3
• Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada
di lingkungan kerja selalu sehat dan selamat
• Agar sumber-sumber produksi atau kegiatan
pelayanan dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya hambatan

Penerapan K3 secara holistik dari perencanaan


hingga perolehan hasil
Semua pihak terlibat dan bertanggung jawab atas
keberhasilannya
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No 1 tahun 1970 ttg Keselamatan
Kerja
2. Undang-undang no 36 tahun 2009 ttg Kesehatan
3. Undang-undang no 44 tahun 2009 ttg Rumah Sakit
4. Kepres no 22 tahun 1993 ttg Penyakit yang timbul
karena hubungan kerja
5. Peraturan Pemerintah RI No 50 tahun 2012 ttg
Penerapan SMK3
6. Permenkes RI no 66 tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Standar K3 RS
(Pasal 11 Permenkes 66 tahun 2016)

• Manajemen risiko RS
• Keselamatan dan keamanan di RS
• Pelayanan kesehatan kerja
• Pengelolaan B3
• Pencegahan dan pengendalian kebakaran
• Pengelolaan prasarana RS dari aspek K3
• Pengelolaan alat medis dari aspek K3
• Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat dan
bencana internal/eksternal
UU no 1 tahun 1970
• Pengertian tempat kerja adalah tiap ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja
bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan usaha dan dimana terdapat
sumber bahaya.
• Didalam UU tersebut disebutkan syarat-
syarat keselamatan kerja dimana disebutkan
mengenai penyediaan sarana dan prasarana
yang aman bagi siapapun yang ada di tempat
kerja
UU No 1 tahun 1970
• Upaya penyediaan alat pelindung diri
dan pengendalian kualitas lingkungan
yang memenuhi persyaratan.
• Tenaga kerja harus diberikan
pembinaan mengenai upaya
keselamatan kerja dan setelah itu
dilakukan pengawasan oleh Panitia
Pembina K3
Kesehatan Kerja
(Pasal 14 Permenkes 66 tahun 2016)

• Pelayanan kesehatan kerja komprehensif


(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
• Upaya preventif ; gizi kerja, kebugaran fisik,
pembinaan mental dan rohani dsb
• Upaya preventif ; vaksinasi, px kesehatan,
surveilans kesehatan kerja
• Upaya kuratif ; tata laksana penyakit menular/tdk
menular, KK/PAK, paska pajanan
• Upaya rehabilitatif ; rehabilitasi medik dan
program kembali bekerja/return to work
PROSES KERJA

LINGKUNGAN
KESELAMATAN
•Tenaga Kerja

•Bahan

•Mesin/Alat

KESEHATAN
Karakteristik Rumah Sakit
• Pelayanan kesehatan merupakan badan
usaha padat karya yg multi profesi

• Pekerja Rumah Sakit:


– Profesi kesehatan ( medis, paramedis)
– Tenaga teknis
– Laboratorium
– Radiografer
– Farmasi
– Administratif
– Rumah Tangga
– Staf Kebersihan dll.
Spesifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan Industri yang


terdiri dari banyak tenaga kerja, padat
modal, padat teknologi, padat pakar dan
bidang pekerjaan dengan tingkat
keterlibatan manusia yang tinggi,
terbukanya akses bagi bukan pekerja RS
dgn leluasa serta kegiatan kerja yang
berlangsung terus menerus setiap hari
Patient Care

Instrument
Processing
11
Surgical
Procedures

12
Cleaning after
Procedures
13
Waste Disposal

Processing
Patient
Care Items
14
Implementasi K3RS dalam
Akreditasi
Pelayanan Paripurna

RS dlm kegiatannya harus menyediakan


fasilitas yg aman, berfungsi dan supportif
bagi Pasien, Keluarga Pasien,
Karyawan/Petugas dan Pengunjung

Peran K3
Akreditasi RS
• Dilaksanakan untuk menilai kepatuhan RS
terhadap standar akreditasi
• Sudah mulai dilaksanakan di Indonesia sejak tahun
1995
• Saat ini di Indonesia menggunakan Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi I
yang terdiri dari 16 bab
• Untuk akreditasi Internasional oleh lembaga yg
telah terakreditasi International Society for Quality
in Health Care (ISQua), yaitu JCI Joint Commission
International
Standar K3 Dalam Manajemen
Fasilitas dan Keamanan
Rumah Sakit berkewajiban menyediakan
fasilitas yang aman bagi pasien, keluarga
pasien, staf dan pengunjung
Upaya RS adalah :
- Mengurangi dan mengendalikan bahaya
dan risiko
- Mencegah kecelakaan dan cedera
- Memelihara kondisi aman
• Rumah sakit mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan ketentuan-
ketentuan yang mengatur tentang fasilitas
didalam RS
• Peraturan dapat berupa peraturan nasional
dan daerah, yang diimplementasikan dengan
kebijakan Rumah sakit ( ketentuan yang
berlaku atau ketentuan alternatif) mengenai
pelaksanaannya.
Keselamatan fasilitas
Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung, lingkungan dan peralatan RS tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi
pasien,staf dan pengunjung.
Rencana Manajemen dan Keselamatan fasilitas
ini tidak hanya diterapkan pada pelayanan
yang dilaksanakan oleh Rumah sakit tetapi
juga harus diterapkan oleh unit independen
(vendor) yang melaksanakan kegiatan
didalam RS
Manajemen Fasilitas & Keamanan
MFK
• MFK 4 : Keselamatan dan Keamanan
• MFK 5 : manajemen B3
• MFK 6 : kesiapan penanggulangan
bencana
• MFK 7 : Proteksi kebakaran
• MFK 8 : Peralatan medis dari aspek K3
• MFK 9 : Sistem utilitas (penunjang) dari
aspek K3
Standar PPI 5

RS mempunyai program PPI dan kesehatan


kerja secara menyeluruh untuk mengurangi
risiko tertular infeksi yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan pada pasien, staf
klinis dan non klinis
KKS 8.2
Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dan keselamatan Staf
- Ada regulasi kesehatan-keselamatan staf
- RS mengidentifikasi risiko staf terpapar
- RS evaluasi, konseling, tindak lanjut Staf
terpapar infeksi
- RS identifikasi area berpotensi tjd kekerasan
di tempat kerja
- Kejadian Staf terpapar infeksi dan kekerasan
di tempat kerja didokumentasikan
IDENTIFIKASI RISIKO
KERJA
FAKTOR PENYEBAB BAHAYA
DI RUMAH SAKIT

•FISIK

•KIMIA

•BIOLOGI

•ERGONOMI

•PSIKOLOGI
BAHAYA FISIK

• MEKANIK

•LISTRIK

• RADIASI
•IKLIM KERJA

•KEBISINGAN

•GETARAN

•PENCAHAYAAN
BAHAYA BIOLOGI

Bakteri Virus

Serangga Jamur
Faktor biologi
BAHAYA KIMIA

DESINFEKTANS ANTISEPTIK OBAT

REAGEN GAS MEDIS


Faktor kimia di rumah sakit
BAHAYA ERGONOMI
BAHAYA PSIKOLOGI

SISTEM KERJA SHIFT TEMPAT KERJA BARU

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA KEGAWATDARURATAN


Faktor psikososial
Lokasi beresiko di RS
1. Tempat Pelayanan Pasien
IRD, Ruang Bedah, R.Intensif, poliklinik,
Rawat Inap
2. Laboratorium
3. Instalasi Gizi/penyedia makanan di RS
4. Instalasi Radiologi
5. Boiler, Binatu
6. Pengolahan limbah medis, dll
Petugas-petugas yang beresiko

1. Perawat, Bidan, Dokter,


Pramuhusada/Pekarya
2. Petugas Laborat
3. Petugas Pengolah Limbah
dan Binatu
4. Mahasiswa Praktek/Coas
5. Cleaning Service
6. Petugas RS yg lain
Cara pengendalian
• Eliminasi
• Substitusi
• Rekayasa
• Administrasi
• APD
Eliminasi
• Menghilangkan sumber risiko yang ada dalam
proses kerja
• Bersifat permanen dan dipilih sebagai pilihan
prioritas pertama

Contoh :
• Bahaya Merkury pada alat medis bila pecah dan
terjadi paparan pada petugas
• Pengendalian : Menghindari pemakaian alat
medis yang menggunakan merkury
Substitusi
• Menggantikan bahan atau peralatan dengan
yang lebih aman sehingga pemaparan bahaya
dalam batas yang bisa diterima
• Dipilih sebagai prioritas pengendalian kedua

Contoh :
• Penggunaan formalin dalam proses Desinfeksi
Tingkat Tinggi Alat Medis
• Pengendalian : Penggunaan Renalin dalam
proses DTT yang lebih ramah lingkungan dan
lebih aman untuk petugas
Rekayasa Teknologi
• Menerapkan kemajuan teknologi atau peralatan
yang dapat menurunkan atau menghindari petugas
dari paparan bahaya
• Dipilih sebagai pilihan prioritas ketiga

Contoh :
• Paparan Radiasi pada radiografer saat tindakan
radiologi
• Pengendalian : Memasang pengaman di sumber
radiasi, memasang dinding atau shielding berbahan
timbal untuk menghindari paparan langsung radiasi
pada petugas
Administratif
• Menyediakan sistem kerja atau penerapan
aturan yang harus dipatuhi oleh petugas
sehingga paparan bahaya akan berkurang
• Dilaksanakan berbarengan dengan
pengendalian lainnya
Contoh :
• Petugas mengalami risiko kelelahan kerja
• Pengendalian : Menerapkan jadwal atau aturan
shift yang baik sehingga petugas mempunyai
waktu cukup untuk beristirahat dan
bersosialisasi
Alat Pelindung Diri
• Penggunaan Alat atau perlengkapan yang dipakai
secara personal dan melekat pada tubuh petugas
untuk menghindari atau mengurangi paparan
bahaya pada petugas
• Diterapkan sebagi pengendalian paling akhir apabila
pengendalian diatasnya tidak/kurang efektif
Contoh :
• Risiko paparan cairan darah saat operasi pasien
Hepatitis pada kulit petugas
• Pengendalian : Petugas menggunakan Jubah
Operasi Lengan Panjang, sarung Tangan, Sepatu
Boot, Visor penutup wajah
LAYANAN
KESEHATAN KERJA
Tujuan Upaya Kesehatan Kerja

Terlindunginya Pekerja dan


mencegah terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK)
Upaya Kesehatan Kerja
⦿ Upaya Penyerasian :
● kapasitas kerja,
● beban kerja
● lingkungan kerja
⦿ Pekerja dapat Bekerja Secara Sehat:
● tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat sekelilingnya,
⦿ Produktivitas kerja Optimal
Pelayanan Kesehatan Kerja
• Pemeriksaan kesehatan pra karya
• Pemeriksaan kesehatan berkala
• Pemeriksaan kesehatan khusus
• Upaya meningkatkan kesehatan fisik
dan mental (Vaksinasi, gizi kerja)
• Diklat /sosialisasi K3 dan Orientasi
Kerja fisik/mental
• Telaah kesehatan Karyawan
Pelayanan Kesehatan Kerja
• Koordinasi dg tim Pengendali InfeksiRS
• Rekomendasi pemberian pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi
• Kegiatan surveilence kesehatan kerja
• Pemantauan lingkungan kerja dan
ergonomi
• Pencatatan, pelaporan dan tindak lanjut
kecelakaan kerja
• Evaluasi, pencatan dan pelaporan
kegiatan K3RS
Permenkes RI no 66 tahun 2016
Pemeriksaan kesehatan kerja meliputi
- Pemeriksaan pra karya
- Pemeriksaan berkala
- Pemeriksaan khusus
- Pemeriksaan paska kerja
Harus dilaksanakan oleh SDM Rumah Sakit

Permenakertrans No 2/Men/1980
Pemeriksaan kesehatan Tenaga Kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja WAJIB dilaksanakan
oleh setiap Perusahaan
Pemeriksaan Kesehatan
• Dalam kesehatan kerja bersifat “Job
Related”, artinya disesuaikan dg tingkat
risiko kerjanya.

• Jenis pemeriksaan kesehatan kerja:


- Pemeriksaan Kesehatan Pra Karya
- Pemeriksaan Kesehatan Berkala
- Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan Kesehatan
Pra Karya

• Pemeriksaan kesehatan Pra Kerja


(Pre-employment)

• Pemeriksaan kesehatan
Pra-penempatan atau alih tugas
(Pre-placement)
Pemeriksaan Kesehatan Pra Karya

www.themegallery.com
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
(Periodical Examination)

• Sbg deteksi dini atas adanya perubahan


kesehatan Pekerja yg dikaitkan dg
pekerjaannya atau kemungkinan ada
pengaruh dari pekerjaan.
• Sbg dasar untuk dapat mengendalikan
risiko kerja dalam upaya mencegah
terjadinya Penyakit Akibat Kerja
Jenis Pemeriksaan Berkala

• Pemeriksaan kesehatan fisik


• Pemeriksaan kebugaran fisik
(fitness status)
• Pemeriksaan kesehatan mental
(Psikometri)
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala meliputi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan lain yang
dianggap perlu sesuai dengan risiko
kerjanya.
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala
sekurang-kurangnya dilakukan 1 rahun
sekali (Permenakertrans No 02/Men/1980)
Pemeriksaan Kesehatan Khusus
• Akibat Pajanan Tertentu (Special Exposure)

• Berdasarkan “Risiko” kerja

• Berdasarkan Jabatan tertentu


Pemeriksaan kesehatan khusus

www.themegallery.com
Contoh Px Khusus

• Audiometri
• Rectal Swab
• Px khusus petugas terpajan bahan kimia
• Px khusus petugas pengoplos sitostatika
• Skrining TB
• Kapasitas paru
Kecelakaan Kerja dan
Penyakit Akibat Kerja
Perbedaan
Kecelakaan kerja Penyakit akibat kerja
• Adalah gangguan • Umumnya berhubungan
yang diakibatkan dengan paparan terhadap
karena trauma. faktor fisik, kimia atau
• Kebanyakan akibat psikologis.
segera (akut) dari
faktor mekanik seperti • Biasanya terjadi pada waktu
mengangkat, salah yang lama
posisi atau api • penyakit yang serupa dapat
• Contoh : sprain, strain, terjadi pada tempat yang
laserasi, luka bakar berbeda
59
Penyakit akibat kerja
• terjadi dalam • Misalnya : Kanker
waktu beberapa akibat serat asbes
bulan atau dapat terjadi lebih dari
tahun, 20 tahun
• tergantung • Bila sudah terjadi sulit
intensitas dan atau tidak mungkin
jenis paparan untuk mengidentifikasi
penyebab pasti.

60
7 Langkah mendiagnosis PAK
• Menentukan diagnosis klinis
• Menentukan jenis pajanan yg dialami
• Menentukan hubungan pajanan&penyakit
• Menentukan apakah pajanan tsb besar
• Menentukan peran faktor individu
• Menentukan adanya faktor lain diluar kerja
• Menentukan diagnosis PAK
Pencegahan PAK
1. Primer : perilaku kesehatan, perilaku
kerja yg baik, olah raga, gizi seimbang
2. Sekunder : pengendalian dg aturan2,
pengendalian administratif (rotasi, jam
kerja), pengendalian teknis (substitusi,
APD), pengendalian kesehatan (vaksin)
3. Tersier : early diagnosis & prompt
treatment (px kesehatan, px lingkungan,
pengobatan segera)
Penyakit Akibat Kerja

Evaluasi kondisi kerja


(kecacatan, kesesuaian dg kondisi kerja,
mengganti pekerjaan)

Rehabilitasi
Penyakit Akibat Kerja
a. Penyakit Saluran Pernafasan
Akut : asma akibat kerja
Kronis : asbestosis, COPD, edema paru
b. Penyakit kulit ; dermatitis kontak
c. Ggn Pendengaran; pajanan kebisingan
d. Ggn punggung & sendi : LBP,
Cummulative Trauma Disorders/CTD
e. Kanker ; bahan karsinogen ditempat kerja
f. Alergi
g. Pajanan biologi ; Hepatitis, TB, HIV
Kecelakaan
Kerja
Definisi

• Kecelakaan kerja adalah kecelakaan


yang terjadi ketika berhubungan dengan
kegiatan kerja

Demikian pula kecelakaan yang terjadi


dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan pulang ke rumah
melalui jalan biasa atau wajar dilalui.
Penyebab kecelakaan kerja
• unsafe condition • unsafe act
▪ kondisi lingkungan yang ▪ perilaku yang dapat
memungkinkan menyebabkan
terjadinya kecelakaan; terjadinya kecelakaan,
▪ lantai ▪ tidak patuh aturan
licin➔terpeleset kerja
▪ lantai tidak ▪ lalai
rata➔tersandung
▪ mengantuk.
▪ ruang gelap➔tak
melihat tanda.
Needle stick injury
WHO: pada 35 juta pekerja kesehatan
• 3 juta terpajan patogen darah:
– 2 juta terpajan virus HBV
– 0,9 juta terpajan virus HBC
– 170,000 terpajan virus HIV/AIDS
• Dapat terjadi: 15,000 Hep C,
70,000 Hep B & 1000 kasus HIV
• Lebih dari 90% terjadi di negara
berkembang
Needle Stick Injury

• 21.5% selama tindakan


• 78.5% setelah tindakan
• Recapping
• Melepas jarum
• Penempatan jarum
Tindakan penyebab terjadi NSI
Canda membawa petaka
Tehnik menutup spuit yang
aman
PRINSIP PENANGANAN
APABILA PETUGAS TERPAJAN

► Periksa status kesehatan petugas terpajan


► Ketahui status kesehatan sumber pajanan
► Tindakan sesuai jenis paparan
► Terapkan profilaksis pasca pajanan sesuai
Kebijakan RS
► Monitoring dengan pemeriksaan Lab
Tindakan Paska Pajanan
• Luka tusuk →bilas air mengalir dan sabun /
antiseptik
• Pajanan mulut → ludahkan dan kumur
• Pajanan mata → irigasi dg air
• Pajanan hidung → hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air
• Jangan dihisap dengan mulut atau ditekan
• Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan
antiseptik
• Periksa ke IGD dan dikonsultasikan kepada
Dokter Ahli di bidang yang terkait
Pelaporan KAK dan PAK
• Harus dilakukan pendokumentasian dalam
bentuk tertulis: kejadian KAK/PAK, proses
penanganan, tindak lanjut yang sesuai
ketentuan yang berlaku
• Dilaporkan sebagai laporan Bulanan,
Semester dan laporan Tahunan kepada
Manajemen, Kementerian terkait
• Digunakan sebagai bahan evaluasi
sehingga bisa menekan kejadian di masa
yang akan datang.
Survailans Kesehatan Kerja
Permenkes 66 thn 2016

Pasal 14 ayat 3
Kegiatan yang bersifat preventif paling
sedikit meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan, surveilans lingkungan kerja dan
surveilans medik.
Surveilans
Adalah pengamatan yg dilakukan
terus-menerus thd masalah kesehatan
tertentu melalui pengumpulan data,
pengolahan, analisa dan interpretasi data,
penyebarluasan informasi pada pihak yang
berkepentingan shg dapat digunakan untuk
pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan tersebut
Komponen surveilans Kesja

• Surveilans kesehatan kerja

• Surveilans kesehatan lingkungan kerja

• Surveilans biomonitoring
Surveilans Kesehatan Pekerja

• Merupakan survey efek kesehatan melalui


pemeriksaan kesehatan medis atau
deteksi dini. Hasil dari pemeriksaan ini
akan dianalisis dan diinterpretasikan
bahwa penyakit yang timbul pada Pekerja
disebabkan oleh proses kerja atau
lingkungan kerjanya.
• Pemeriksaan kesehatan : Prakarya,
berkala, khusus, akhir bekerja.
Surveilans Lingkungan Kerja

• Dilakukan berdasarkan jenis


bahaya/hazard di lingkungan kerja;
bahaya biologi, fisik, kimia, ergonomic,
psikososial, factor gaya hidup.
Surveilans Biomonitoring

• Merupakan pengukuran untuk konsentrasi


kontaminan kimia yang terabsorbsi oleh
Pekerja. Dilakukan dengan pemeriksaan
bagian tubuh sebagai media seperti darah,
urine, jaringan lemak dan sebagainya.
Kegiatan surveilence kesehatan kerja
Tahap-tahap Surveilans Kesja
1. Tahap Pengumpulan data
Penelusuran atas semua sumber data:
• Pelaksanaan identifikasi risiko kerja sehingga akan ada data
pemetaan risiko kerja
• Pengumpulan data demografi Karyawan
• Pengumpulan data pemeriksaan kesehatan kerja pada
Karyawan
• Pengumpulan data pajanan di tempat kerja
• Pengumpulan data hasil pelayanan kesehatan bagi Karyawan
baik Rawat jalan maupun rawat inap
• Data absensi karyawan
• Data kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja
• Rekam medis
2. Tahap Analisis Data

• Data yang telah diperoleh kemudian


dilakukan analisis trend dan hubungan
antara pajanan dengan dampak terhadap
kesehatan, baik individu maupun kelompok
Pekerja. Dengan melakukan analisis akan
diperoleh data distribusi frekuensi penyakit
berdasarkan faktor risiko yang diduga
berpengaruh, termasuk karakteristik pekerja
dan demografi.
3. Tahap Pelaporan dan Pemanfaatan Hasil
Surveilans serta pendokumentasian hasil.

Pada tahap ini dilakukan pelaporan hasil


analisis dan pengajuan rekomendasi untuk
program pencegahan. Pelaporan dan
rekomendasi sebaiknya melibatkan semua
pihak dan bisa menjadi pertimbangan untuk
kegiatan surveilans selanjutnya.
Ergonomi Kerja
Definisi ergonomi

Ilmu yang mempelajari


penyerasian antara pekerjaan
dengan lingkungan terhadap
orang dan sebaliknya
Cara untuk menciptakan kondisi
optimal bagi pekerja

• Mengurangi beban kerja


• Memperbaiki sikap kerja
• Mencegah mengingat informasi yang
tidak diperlukan
• Penempatan pekerja pada pekerjaan
yang sesuai
INSIDEN
• PAK yang sering terjadi di lingkungan RS
setelah infeksi adalah gangguan pada sistem
musculoskeletal.
• Di USA 56% perawat yang bekerja di RS
pernah menderita Back ache (dengan keluhan
berupa pain, repetitive strain injury atau
cumulative trauma disorders (Survey lembaga
keperawatan di North Carolina Hospital AS )
• Injury/ trauma tersebut antara lain disebabkan
oleh karena aktivitas kerja yang berlebih,
beban kerja, durasi kerja, stress, kekerasan
fisik, kesalahan postur dalam bekerja
Posisi abnormal
• Posisi statis merupakan posisi dimana
pergerakan yang terjadi sangat kecil sekali
sehingga mengakibatkan terjadinya beban
statis pada otot tubuh
• Posisi dari badan lainnya yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdomen seperti jongkok yang terlalu
lama, bongkok yang terlalu lama,
mengejan dsb
SIKAP KERJA

Sikap tubuh tidak alamiah

Gerakan tubuh tidak alamiah

Rasa sakit muncul

Cepat lelah

Waktu produksi panjang

Biaya produksi tinggi


LBP Musculogenic
- sering dikeluhkan sbg rasa
pegal dan panas pada
pinggang.
- pemeriksaan Rontgen tidak
menunjukkan kelainan yg
khas.
- tidak ditemukan gangguan
sensibilitas, motorik dan
refleks pada tendon
HERNIASI DISCUS INTERVERTEBRALIS

• Nyeri punggung perlahan- lahan , bersifat tumpul


atau terasa tidak enak, sering, kadang muncul
mendadak dan berat
• Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga
serta mengedan, batuk atau bersin
• Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak
terkena dengan tungkai yang sakit di fleksikan
• Sering terdapat spasme reflex otot-otot
paravertebrae yang menyebabkan nyeri sehingga
membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara
penuh
Hernia Nukleus Pulposus
Trauma jaringan timbul karena:
➢ Overexertion
Proses penggunaan berlebihan
➢ Overstretching
Proses peregangan berlebih
➢ Overcompression
Proses penekanan berlebih
PRINSIP PENERAPAN
ERGONOMI
✓ Bentuk dan ukuran alat serta fasilitas agar
disesuaikan dng bentuk dan ukuran tubuh
tenaga kerja
✓ Menghindari kontraksi statis sedapat mungkin
tak melebihi 15 % kekuatan maksimal
✓ Usahakan posisi dan sikap tubuh yg alamiah
waktu bekerja
✓ Sedapat mungkin menghindari sikap berdiri
diam saat bekerja
✓ Pengaturan irama kerja agar sesuai dengan
irama pemulihan
Psikologi Kerja
Kerja (Work)?

Adalah aktifitas manusia


memproduksi sesuatu yang
diketahui berharga

Work is human activity that produces


something of acknowledged value
Tiga Elemen Penting Kerja :
Penting Untuk Kesehatan Mental

● fakta dan sifat dari aktivitas,

● realitas dan pengalaman dalam memproduksi


sesuatu,

● pengetahuan dan pengakuan bahwa aktivitas


dan hasilnya berharga.
Tiga wajah kerja (work)
1. Afflication (Penderitaan)
2. Addiction (Kecanduan)
3. Fulfillment (Kebutuhan)
Bekerja versus Tidak bekerja

♦ mendapat bayaran, ➢ menimbulkan rasa


♦ memerlukan suatu tidak menyenangkan
usaha rasa bersalah, cemas, malu,
♦ produktif.
tdk percaya diri, hampa, bosan dll)
♦ memberikan lebih
dari sekedar uang.
➢ Bila punya uang berlebihan

tetapbekerja

berhenti bekerja
A Model of occupational stress
STRESSOR
VARIABLES
The work arena

The home arena The social arena

The individual arena

STRESS OUTCOMES

The manifestation arena


Table 1. Prestige Ratings for Selected Occupations

Top – Rated Jobs Bottom – Rated Jobs


U.S Supreme Court Dock Worker
Justice Night watchman
Physician
Laundry worker (presser)
State Governor
Cabinet Member Soda fountain clerk
Diplomat, U.S foreign Bartender
sevice Janitor
Mayor of large city Sharecropper (farmhand)
College profesor Garbage collector
Scientist Street sweeper
Member of Congress Shoe shiner
Banker
Source : P.K. Hatt and C.C. North , Prestige ratings of occupations, in S. Nosow
and W. H. Form (Eds.), Man, Work, and Society (New York : Basic Books, 1962)
Hirarki kebutuhan manusia
menurut A. H. Maslow:
SELF ACTUALIZATION NEEDS
5
(kebutuhan akan aktualisasi).

ESTEEM NEEDS
4 (kebutuhan akan harga diri)

BELONGING AND SOCIAL NEEDS


3 (kebutuhan untuk memiliki, cinta dan sosial)

SAFETY & SECURITY NEEDS


2 (kebutuhan akan keselamatan dan keamanan)

1
BASIC PHYSICAL NEEDS
(kebutuhan fisik dasar)
Psikologi Kerja
Tekanan Kerja tidak bisa dikelola dengan baik
karena:
▪ lemahnya manajemen diri yang dimiliki oleh
individu
▪ sikap negatif terhadap karakteristik pekerjaan.

Tekanan Kerja

Menurunnya
Produktifitas Kerja
Pada industri besar
Kerja (work) hanyalah suatu job, atau bagian
kecil dari aktivitas untuk memproduksi
sesuatu

Bagaimana di Rumah Sakit?


Kerja (ideal) merupakan aktifitas yang
dilandasi minat dan dorongan hati utk
melayani masyarakat di bidang kesehatan.
Selalu berhubungan dengan problematika
yang berkaitan dengan hati nurani.
PROMOSI
KESEHATAN KERJA
Konsep

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang


sehat, aman serta nyaman merupakan hal
yang di inginkan oleh semua pekerja.

Lingkungan fisik tempat kerja dan


lingkungan organisasi merupakan hal yang
sangat penting dalam mempengaruhi sosial,
mental dan fisik dalam kehidupan pekerja
Masih sangat sedikit sekali pekerja dari
perusahaan mendapatkan pelayanan
kesehatan keselamatan kerja yang
memuaskan, karena banyak para pimpinan
perusahaan kurang menghubungkan antara
tempat kerja, kesehatan

promosi kesehatan di tempat kerja


merupakan bagian yang sangat penting di
tempat kerja
• Upaya promosi kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja, selain
untuk memberdayakan masyarakat di
tempat kerja untuk mengenali masalah
dan tingkat kesehatannya, serta mampu
mengatasi, memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya sendiri juga
memelihara dan meningkatkan tempat
kerja yang sehat. Promosi kesehatan
di tempat kerja merupakan kegiatan dari,
oleh dan untuk pekerja dalam
menanamkan perilaku hidup bersih sehat.
Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja
adalah :
a. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan
sehat di tempat kerja.
b. Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
c. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan
lingkungan kerja.
d. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
medukung dan aman.
e. Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya
hidup yang sehat
Sasaran dari Promosi Kesehatan Di
tempat Kerja yakni :

a. Primer : Karyawan di tempat kerja.


b. Sekunder : Pengelola K3, serikat
atau organisasi pekerja.
c. Tertier : Pengusaha dan manajer/
Direktur.
Strategi Terbaik Untuk Promosi Kesehatan Di
Tempat Kerja
a. Implementasi program perubahan gaya hidup karyawan
(Berhenti merokok, Program Fitness, Meningkatkan nutrisi,
pengurangan stress dll).
b. Program konsultasi dan penilaian resiko kesehatan di
perusahaan.
c. Menunjukkan dukungan manajemen terhadap program
promosi kesehatan khususnya membangun pernyataan
misi promosi kesehatan perusahaan.
d. Membangun budaya organisasi yang fleksibel, dukungan
masyarakat, responsif terhadap kebutuhan karyawan.
e. Membangun kebijakan perusahaan untuk memelihara
area bebas rokok dan minuman keras dan narkoba di
tempat kerja.
• f. Membentuk komite kesehatan dan
keselamatan kerja dan melakukan pertemuan
secara reguler.
• g. Mengawasi efektivitas, biaya, keuntungan dan
partisipasi dalam program promosi kesehatan.
• h. Membuat dan memelihara fasilitas promosi
kesehatan dengan menghubungkan audit
kualitas lingkungan kerja pada interval reguler
dan ambil langkah untuk identifikasi alamat area
yang bermasalah.
• i. Komunikasi secara reguler dengan karyawan
untuk menghormati promosi kesehatan
Langkah mengembangkan
Promosi Kesehatan

• Menggalang dukungan Manajemen


• Melaksanakan koordinasi
• Identifikasi kebutuhan, prioritaskan
• Menyusun perencanaan
• Monitoring dan Evaluasi
• Revisi dan perbaikan program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Tempat Kerja

PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk


memberdayakan para pekerja agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
PHBS di Tempat kerja antara lain :
• a. Tidak merokok di tempat kerja.
• b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari
tempat kerja.
• c. Melakukan olahraga secara teratur
• d. Budaya mencuci tangan
• e. Memberantas jentik nyamuk
• f. Menggunakan air bersih.
• g. Menggunakan jamban dg baik
• h. Membuang sampah pada tempatnya.
• i. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai jenis pekerjaan.
Semoga
Bermanfaat…..
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai