Gerakan Literasi Nasional yang bertajuk “Daya Guna Menulis: SAMASABU, Satu Mahasiswa
Satu Buku” di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Kuliah umum ini menghadirkan
Bapak Mohammad Ihsan, Pemimpin Umum Media Guru Indonesia sekaligus CEO dari
Gurusiana.
Melalui kuliah umum beliau, saya menyadari sebuah fakta bahwa menulis adalah sebuah
kegiatan sederhana yang dapat membawa dampak besar. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), menulis adalah proses melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan. Lewat definisi singkat seperti ini saja sudah tergambar betapa
hebatnya kekuatan menulis itu sendiri.
Menulis adalah hal yang akrab dengan kehidupan kita. Kita dapat menulis di mana saja
dan kapan saja, ditambah dukungan oleh era modern dengan segala kemajuan teknologinya ini.
Ide dan gagasan yang sebelumnya hanya ada di pikiran kita pun dapat kita sebar luaskan dengan
memanfaatkan kemudahan yang ada. Kita dapat mengubah banyak hal dengan tulisan.
Bapak Mohammad Ihsan memaparkan beberapa manfaat menulis bagi mahasiswa yang
dapat kita temukan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kutipan tersebut tampaknya sudah cukup menjelaskan poin pertama ini. Untuk
menghasilkan sebuah tulisan yang baik, mahasiswa harus memiliki sumber yang
melandasi tulisannya agar tulisan tersebut memiliki kredibilitas dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Sumber-sumber tersebut bisa didapat melalui banyak hal, salah
satunya adalah dengan membaca. Banyak membaca tentu saja dapat menambah wawasan
kita.
Pikiran manusia adalah salah satu hal paling kompleks di dunia ini. Menuliskan
apa yang terjadi dalam pikiran kita dengan jujur dan tidak menahan apapun dapat
meringankan beban pikiran kita.
Ada banyak mahasiswa yang kesulitan dengan penulisan skripsinya. Hal ini
dikarenakan untuk menulis skripsi, mahasiswa harus berburu banyak literatur dan
mencari referensi. Maka dari itu, membiasakan menulis sejak dini dapat memudahkan
mahasiswa dalam memenuhi kewajiban menulis skripsi.
Menulis bukan hal yang mudah. Untuk menyelesaikan sebuah tulisan dibutuhkan
kerja keras, kesabaran, serta semangat yang tidak mudah padam. Keberhasilan seorang
mahasiswa yang bisa menulis dengan baik adalah sebuah skill yang sangat mumpuni dan
menjadi nilai tambah dibandingkan mahasiswa yang kurang mampu menulis dengan
baik.
Merujuk pada poin sebelumnya, menulis bukan hal yang mudah. Sebuah karya
tulis amatlah mahal harganya karena mengandung ide serta kerja keras seseorang. Bila
karya tulis tersebut bermanfaat bagi orang banyak, maka tidak heran orang-orang mau
membayar lebih untuk menghargai kerja keras si penulis.
Menjadi seseorang yang berbeda di antara orang lain tentu menjadikan orang
tersebut pusat perhatian. Hal yang sama berlaku pada mahasiswa yang memiliki
kemampuan menulis yang baik. Mahasiwa yang memiliki kemampuan menulis yang baik
tentu saja akan tampak menonjol dibanding mahasiswa yang tidak memiliki keunggulan
tersebut.
Bidang kepenulisan mengambil banyak bagian dalam dunia bisnis dan pekerjaan.
Penulisan proposal, laporan, curriculum vitae, dan masih banyak lagi. Itu sebabnya,
kemampuan menulis merupakan salah satu bekal yang sangat penting dalam dunia bisnis
dan pekerjaan.
8. Menambah Portofolio
Skill menulis merupakan suatu keunggulan. Memiliki banyak karya tulis dalam
curriculum vitae dapat menempatkan seseorang pada level yang lebih tinggi.
Terbiasa membuat ending atau puncak dari sebuah cerita menjadikan seorang
penulis terbiasa memecahkan masalah yang dihadapi.
10. Menulis melatih Kesabaran dan Ketenangan
Menulis dapat meringankan hati dan pikiran seseorang. Salah satu contoh
nyatanya adalah emosi yang dirasakan Buya Hamka atas ketidakadilan Soekarno dapat
diredam beliau dengan kesibukannya menulis Tafsir Al-Azhar 30 Juz.
Ketika kita mempelajari sesuatu kemudian menulis dan membacanya lagi, maka
hal yang kita pelajari tersebut akan semakin menempel pada ingatan kita.
Ide dan gagasan yang tertuang dalam sebuah tulisan mampu membentu persepsi,
di mana media sosial akan membantu dalam penyebarannya, dan berpotensi membangun
opini publik.
Namun demikian, meskipun dengan banyaknya manfaat yang ada tak serta-merta
membuat mahasiswa berani mencoba menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan. Biasanya
yang menjadi penghambat adalah keterbatasan ide atau bahkan ketakutan akan kegagalan tulisan
itu sendiri. Maka dari itu, Bapak Mohammad Ihsan memberikan sebuah ilustrasi antara seekor
monyet dan seekor anjing sebagai penutup kuliah umumnya pagi ini yang cukup membuat
semangat saya kembali berkobar.