Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada tahap early childhood, perkembangan anak terjadi dengan
pesat. Perkembangan tersebut mencakup perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional.
Perkembangan fisik menjelaskan tentang perubahan yang terjadi
pada fisik anak, termasuk di dalamnya perubahan tinggi dan berat badan,
perubahan otak, motor and perceptual development, juga pengaruh nutrisi
terhadap perkembangan fisik.
Perkembangan kognitif terkait dengan aktivitas metal yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi
yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan. Pada tahap ini
perkembangan kognitif anak sedang berkembang sangat pesat.
Perkembangan sosioemosional terkait dengan pola asuh dan pola
pergaulan serta lingkungan tempat anak tersebut. Perkembangan ini akan
sangat mempengaruhi bagaimana anak tersebut melihat dirinya sendiri dan
melihat orang lain.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pada usia berapa early childhood itu?
2. Bagaimana anak tumbuh dan berkembang?
3. Bagaimana perkembangan fisik pada masa early
childhood?
4. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa early
childhood?
5. Bagaimana perkembangan sosioemosional pada masa early
childhood?
6. Bagiamana perkembangan fisik, kognitif, dan
sosioemosional mempengaruhi seorang anak?

1
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Bagaimana anak tumbuh dan berkembang?
2. Bagaimana perkembangan fisik pada masa early
childhood?
3. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa early
childhood?
4. Bagaimana perkembangan sosioemosional pada masa
early childhood?
5. Bagiamana perkembangan fisik, kognitif, dan
sosioemosional mempengaruhi seorang anak?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PERKEMBANGAN FISIK


Perkembangan fisik pada masa early childhood meliputi
pertumbuhan tinggi dan berat badan, perkembangan otak, motorik dan
perseptual.
2.1.1 Body Growth and Change
Rata-rata anak tumbuh dengan tinggi 2½ inci dan bertambah antara
5 dan 7 pon setahun. Seiring bertambahnya usia anak prasekolah,
persentase kenaikan tinggi dan berat badan menurun setiap tahun (Wilson
& Hockenberry 2012).
Namun, pola pertumbuhan bervariasi secara individual (Burns &
others, 2013). Sebuah ulasan tentang tinggi dan berat badan anak-anak di
seluruh dunia menyimpulkan bahwa dua kontributor paling penting
terhadap perbedaan tinggi badan adalah etnis dan nutrisi (Meredith, 1978).
2.1.2 The Brain
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa
kanak-kanak adalah perkembangan otak dan sistem saraf yang
berkelanjutan (Diamond, 2013; Nelson, 2012). Meskipun otak terus
tumbuh pada masa kanak-kanak, otaknya tidak tumbuh secepat yang
terjadi pada masa bayi. Pada saat anak-anak mencapai usia 3 tahun, otak
sudah tiga perempat dari ukuran dewasanya. Pada usia 6, otak telah
mencapai sekitar 95 persen dari ukuran dewasanya (Lenroot & Giedd,
2006). Dengan demikian, otak anak berusia 5 tahun hampir seukuran
ketika anak mencapai usia dewasa, tetapi perkembangan yang terjadi di
dalam otak terus berlanjut selama tahun-tahun sisa masa kanak-kanak dan
remaja.
Mielinisasi memiliki efek meningkatkan kecepatan dan efisiensi
informasi perjalanan melalui sistem saraf. Mielinisasi penting dalam
pengembangan sejumlah kemampuan selama masa kanak-kanak
(Diamond, 2013; Lebel & others, 2012). Sebagai contoh, mielinisasi di

3
area otak yang berhubungan dengan koordinasi tangan-mata tidak lengkap
sampai sekitar 4 tahun.
Para peneliti juga telah menemukan bahwa otak anak-anak
mengalami perubahan anatomi yang dramatis antara usia 3 dan 15 (Gogtay
& Thompson, 20 Posner, 2011: Steinberg, 2012). Peneliti menemukan
bahwa otak anak-anak mengalami pertumbuhan yang cepat dan berbeda.
Jumlah bagian otak di beberapa daerah dapat hampir dua kali lipat dalam
waktu satu tahun, diikuti oleh hilangnya jaringan secara drastis ketika sel-
sel yang tidak dibutuhkan dibersihkan dan otak terus mengatur ulang
dirinya sendiri. Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa ukuran
keseluruhan otak tidak menunjukkan pertumbuhan dramatis dalam rentang
usia 3 hingga 15 tahun. Namun, apa yang secara dramatis berubah adalah
pola-pola lokal di dalam otak. Para peneliti telah menemukan bahwa pada
anak-anak dari usia 3 hingga 6 tahun, pertumbuhan paling cepat terjadi di
daerah lobus frontal yang terlibat dalam perencanaan dan
pengorganisasian tindakan baru, dan dalam mempertahankan perhatian
pada tugas (Diamond, Casey, & Munakata, 2011; Gogtay & Thompson,
2010).
2.1.3 Motor and Perceptual Development
a. Gross Motor Skills
Gross Motor Skills atau Kemampuan Motorik Kasar adalah
Kemampuan mengkoordinasi gerakan otot besar di keseluruhan
anggota tubuh, terutama tangan dan kaki.
Anak yang belum sekolah cenderung tidak bisa diam. Saat anak
sudah mulai mampu berjalan, ia akan secara otomatis berjalan ke
tempat yang ingin ditujunya. Pada usia tiga tahun, anak cenderung
suka melompat, meloncat, berlari, dll. Anak akan merasa bangga
saat ia melakukan hal-hal tersebut karena mereka menganggapnya
sebagai sebuah pencapaian (Santrock, 2014).

4
b. Fine Motor Skills
Fine Motor Skills atau Kemampuan Motorik Halus adalah
kemampuan mengkoordinasi gerakan otot kecil dari anggota tubuh
yang melibatkan jari kaki, jari tangan, pergerakan mulut dengan
koordinasi mata.
Pada usia tiga tahun, anak sudah mampu mengambil sesuatu
dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya. Meskipun
demikian, terkadang anak masih menjatuhkan benda yang
diambilnya. Anak tiga tahun juga mampu menyusun mainan balok
hingga menyerupai sebuah menara, tetapi kecil kemungkinan
bahwa menara itu akan benar-benar lurus. Saat bermain puzzle,
anak akan berusaha memasukkan potongan puzzle ke dalam lubang
dengan memukul-mukul potongan puzzle tersebut. Di usia lima
tahun, fine motor skills anak semakin berkembang. Koordinasi
mata dengan lengan, tangan, dan anggota tubuh lainnya dalam
memunculkan gerakan juga akan semakin baik (Santrock, 2014).
c. Perceptual Development
Perubahan anak dalam perceptual development akan tetap
berlangsung dalam masa kecilnya. Pada usia 3-4 tahun, anak akan
semakin mahir dalam membedakan batasan dalam warna, seperti
merah dan oranye. Perkembangan otot mata pada anak tejadi di
usia 4-5 tahun. Hal ini memungkinkan anak untuk menggerakkan
matanya secara efisien dalam melihat huruf. Banyak anak yang
belum sekolah memiliki kesulitan dalam melihat objek jarak dekat,
tetapi cukup baik dalam melihat objek jarak jauh. Saat anak
memasuki kelas satu, ia akan mampu memfokuskan
penglihatannya pada objek jarak dekat.
Anak yang memiliki masalah pada matanya akan sering
menggosok matanya, berkedip terlalu sering, menunjukkan reaksi
terganggu saat memainkan permainan yang membutuhkan
kesehatan mata, menutup sebelah mata, memiringkan kepala serta
memicingkan mata saat ingin melihat sesuatu. Apabila anak

5
menunjukkan perilaku tersebut, sebaiknya orang tua segera
membawa anak ke dokter mata (Santrock, 2014).
2.1.4 Nutrition and Exercise
Kebiasaan makan merupakan aspek yang penting bagi
perkembangan dimasa kanak-kanak awal (Schiff, 2011; Wardlaw &
Smith, 2011). Segala sesuatu yang dimakan oleh anak mempengaruhi
pertumbuhan kerangka tulang, bentuk tubuh, dan kerentanan terhadap
penyakit. Olahraga dan aktivitas fisik pun penting dalam kehidupan
anak-anak (Lumpkin, 2011).
a. Overweight Young Children
Kelebihan berat tubuh dapat menjadi masalah yang serius
dimasa kanak-kanak awal (Marcdante, kliegman, & Behrman,
2011).
Pusat kendali dan pencegahan penyakit AS (2010)
mengategorikan anak-anak kedalam obesitas, kegemukan, dan
beresiko kegemukan. Kategori ini ditentukan dengan indeks masa
tubuh (BMI), yang diperoleh dengan memperhitungkan tinggi dan
berat tubuh. Hanya anak-anak dan remaja pada atau diatas persentil
ke-97 yang diklasifikasikan sebagai obesitas; anak-anak yang
berada pada atau di atas persentil ke-95 sebagai kegemukan; dan
anak-anak yang berada pada atau di atas persentil ke-85 beresiko
kegemukan.
b. Malnutrition in Young Children from Low-Income Families
Malnutrisi merupakan salah satu masalah terhadap banyak
anak di Amerika Serikat, dengan sekitar 11 juta anak-anak
prasekolah (belum sekolah) mengalami kekurangan gizi yang
membahayakan kesehatan mereka. Kemiskinan adalah faktor
paling kuat untuk kekurangan gizi pada anak kecil. (Black & other,
2013). Salah satu masalah gizi yang paling umum pada anak usia
dini adalah iron deficiency anemia (kekurangan zat besi), yang
menyebabkan chronic fatigue, atau mudah kelelahan. Masalah ini
terjadi karena kurangnya konsumsi akan daging yang berkualitas

6
dan sayuran berwarna hijau gelap. Anak-anak dari keluarga
berpenghasilan rendah adalah yang paling rentan terkena iron
deficiency anemia (Shamah & Villalpando, 2006).
2.2 PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif anak-anak prasekolah berisi hal-hal kreatif,
bebas, dan fantastis. Imajinasi mereka berkembang sangat pesat, serta
pemahaman mereka akan dunia meningkat. Perkembangan kognitif
berfokus pada tiga teori yakni teori milik Piaget, Vygotsky, dan teori
pemrosesan informasi.
2.2.1 Piaget’s Preoperational Stage
Preoperational Stage atau Tahap Praoperasional merupakan tahap
kedua dari teori perkembangan Piaget. Tahap ini terjadi pada usia 2
sampai 7 tahun, di mana anak mulai merepresentasikan dunia dengan
kata-kata, bayangan, dan gambar. Anak juga mulai membentuk konsep
dengan stabil dan mulai bernalar.
 The Symbolic Function Substage
Tahap ini adalah tahap pertama dalam preoperational
thought Piaget, di mana anak memiliki kemampuan untuk
merepresentasikan objek yang sedang tidak ada secara fisik.
Namun, pada tahap ini anak-anak memiliki keterbatasan pemikiran
yakni egocentrism dan animism.
Egocentrism adalah ketidakmampuan untuk membedakan
perspektif diri sendiri dengan perspektif orang lain. Anak-anak
pada tahap preoperational stage lebih sering memilih
perspektifnya sendiri dibandingkan perspektif orang lain.
Animism adalah keyakinan bahwa benda-benda mati
memiliki kualitas hidup seperti manusia dan mampu bertindak.

7
 The Intuitive Thought Substage
Tahap ini adalah tahap kedua dalam preoperational thought
Piaget, di mana anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif
dan ingin mengetahui jawaban untuk segala jenis pertanyaan.
Pada usia 5 tahun, anak-anak mulai membuat orang dewasa
di sekitar mereka lelah dengan berbagai pertanyaan “mengapa?”.
Pertanyaan-pertanyaan ini menandakan munculnya minat untuk
berpikir dan mencari tahu mengapa segala sesuatu terjadi seperti
itu adanya.
 Centration and the Limits of Preoperational Thought
Salah satu pemabats preoperational thought adalah
centration, yakni pemusatan perhatian pada satu karakteristik
dengan mengesampingkan karakteristik yang lainnya. Centration
paling jelas terbukti pada kurangnya kemampuan konservasi anak-
anak, yakni kesadaran bahwa mengubah penampilan suatu benda
atau zat tidak mengubah sifat dasarnya.
2.2.2 Vygotsky’s Theory
Dalam teori Piaget, anak-anak mengembangkan cara berpikir
dan memahami melalui tindakan dan interaksi mereka dengan
dunia fisik, sedangkan dalam teori Vygotsky, anak-anak lebih
sering digambarkan sebagai makhluk sosial daripada dalam teori
Piaget. Mereka mengembangkan cara berpikir dan memahami
mereka terutama melalui interaksi sosial. Perkembangan kognitif
mereka bergantung pada alat yang disediakan oleh masyarakat, dan
pikiran mereka dibentuk oleh konteks budaya tempat mereka
tinggal.
 Zone of Proximal Development (ZPD)
ZPD adalah istilah yang dipakai Vygotsky untuk tugas-
tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak
namun akan dapat dikuasainya dengan bantuan orang dewasa
atau anak-anak yang lebih terampil.

8
 Scaffolding
Perancah berarti mengubah tingkat atau level dukungan.
Selama sesi pengajaran, orang yang lebih terampil
menyesuaikan jumlah bimbingan agar sesuai dengan kinerja
arus anak. Ketika kemampuan anak semakin meningkat, maka
dukungan yang diberikan pun bisa dikurangi.
 Language and Thought
Penggunaan dialog sebagai alat scaffolding hanyalah salah
satu contoh peran penting bahasa dalam perkembangan anak.
Menurut Vygotsky, anak-anak menggunakan ucapan tidak
hanya untuk berkomunikasi secara sosial tetapi juga untuk
membantu mereka menyelesaikan tugas. Vygotsky lebih lanjut
percaya bahwa anak-anak muda menggunakan bahasa untuk
merencanakan, membimbing, dan memantau perilaku mereka.
 Teaching Strategies
Teori Vygotsky telah banyak diaplikasikan oleh guru dalam
pendidikan.
2.2.3 Information-Processing
Teori Piaget dan Vygotsky telah menyatakan hal-hal yang
penting tentang bagaimana anak-anak berpikir dan bagaimana
pemikiran mereka berubah. Namun, pendekatan information-
processing telah melakukan riset yang menjelaskan bagaimana
anak-anak memproses informasi selama masa prasekolah
(Bjorklund, 2013; Feldman, 2013).
 Attention
Perhatian didefinisikan sebagai kegiatan memfokuskan
sumber daya mental terhadap informasi. Kemampuan anak
untuk memperhatikan meningkat secara signifikan selama
tahun-tahun prasekolah (Bell & Cuevas, 2013; Rueda Posner,
2013).

9
Executive Attention meliputi perencanaan tindakan,
mengalokasikan perhatian pada tujuan, deteksi kesalahan dan
kompensasi, memantau kemajuan tugas, dan berurusan dengan
keadaan baru atau sulit.
Sustained Attention fokus dan memperluas keterlibatan
dengan objek, tugas, peristiwa, atau aspek lingkungan lainnya.
Sustained Attention juga disebut kewaspadaan.
Namun, kemampuan kontrol perhatian anak prasekolah
masihlah kurang. Setidaknya ini terlihat dalam dua hal:
 Salient Versus Relevant Dimensions. Anak-anak
prasekolah cenderung memperhatikan rangsangan
yang menonjol. Bahkan ketika rangsangan itu tidak
relevan untuk memecahkan masalah atau melakukan
tugas.
 Planfulness. Ketika percobaan meminta anak-anak
untuk menilai apakah dua gambar kompleks itu
sama, anak-anak prasekolah cenderung
menggunakan strategi perbandingan yang
serampangan, tidak memeriksa semua detail
sebelum membuat penilaian.
 Memory
Memori adalah proses pusat dalam perkembangan kognitif
anak-anak.
Short Term Memory atau ingatan jangka pendek. Dalam
ingatan jangka pendek, individu menyimpan informasi hingga
30 detik jika tidak dilatih untuk mengingat (rehearsal).
Seberapa akurat ingatan jangka panjang anak? Ingatan
anak pada usia prasekolah sudah mulai meningkat walaupun
banyak faktor yang mempengaruhi tiap individunya. Teknik
bertanya yang tepat mampu menggali ingatan jangka panjang
anak usia prasekolah.

10
Autobiographical Memory atau memori otobiografi
melibatkan memori peristiwa dan pengalaman penting dalam
kehidupan seseorang.
Executive Function merupakan konsep seperti paying yang
terdiri dari sejumlah proses kognitif tingkat tinggi yang terkait
dengan pengembangan korteks prefrontal otak. Fungsi
eksekutif melibatkan pengelolaan seseorang untuk terlibat
dalam perilaku yang diarahkan pada tujuan dan pengendalian
diri.
Fungsi eksekutif melibatkan perkembangan progresif,
penghambatan kognitif, fleksibilitas kognitif, penetapan tujuan,
dan keterlambatan gratifikasi.
The Child’s Theory of Mind adalah teori yang merujuk
pada kesadaran akan proses mental seseorang. Studi tentang
theory of mind melihat anak sebagai “seorang pemikir yang
mencoba untuk menjelaskan, memprediksi, dan memahami
pikiran, perasaan dan perkataan orang lain.”
Developmental Change Dari usia 18 bulan sampai 3 tahun,
anak mulai mengerti tiga keadaan mental yaitu:
 Perceptions
Pada usia dua tahun, seorang anak
mengetahui bahwa orang lain akan melihat apa yang
ada di depan matanya sendiri.
 Emotions
Anak bisa membedakan antara emosi positif
dan negatif.
 Desires
Balita menyadari bahwa jika orang
menginginkan sesuatu, mereka akan mencoba
mendapatkannya.

11
2.3 Language Development
2.3.1 Understanding Phonology and Morphology
Selama tahun-tahun prasekolah, sebagian besar anak-anak
secara bertahap menjadi lebih sensitif terhadap kata-kata yang
diucapkan dan menjadi semakin mampu menghasilkan bahasa
mereka.
Anak usia 2 sampai 3 tahun mulai transisi dari mengatakan
kalimat sederhana hingga kompleks, dapat menghasilkan bunyi
vokal dan banyak bunyi konsonan, serta dapat membuat bentuk
jamak dari kata-kata yang belum pernah didengar.
2.3.2 Changes In Syntax And Semantics
Anak prasekolah belajar dan menerapkan aturan sintaksis.
Mereka menunjukkan penguasaan aturan kompleks yang
berkembang untuk bisa menyusun kata-kata dengan benar.
2.3.3 Young Children’s Literacy
Kekhawatiran tentang kemampuan anak-anak di Amerika
Serikat untuk membaca dan menulis berujung pada pemeriksaan
pengalaman anak di prasekolah dan taman kanak-kanak, dengan
harapan orientasi terhadap menulis dan membaca bisa dimunculkan
sejak usia dini. Para orang tua dan guru harus memberikan anak-
anak lingkungan yang mendukung. Anak-anak harus berpartisipasi
dan mendalami pengalaman berbicara, mendengar, menulis dan
membaca.
Tiga studi longitudinal berikut menunjukkan hubungan Antara
keterampilan awal Bahasa dan kesiapan sekolah anak:
- Phonological awareness, nama surat dan pengetahuan suara,
dan kecepatan penamaan di taman kanak-kanak berhubungan
dengan kesuksesan di kelas 1 dan 2,
- Lingkungan masa kanak-kanak memengaruhi kemampuan
Bahasa awal mereka, yang memprediksi kesiapan mereka
untuk sekolah,

12
- Jumlah kata yang anak tahu di taman kanak-kanak sangat
berkorelasi dengan pencapaian membaca mereka di SMA.

Buku bisa sangat berharga untuk meningkatkan keterampilan


komunikasi anak-anak. Berikut adalah strategi Ellen Galinsky
untuk menggunakan buku secara efektif untuk anak-anak
prasekolah:

o Gunakan buku untuk memulsi percakapan dengan anak-


anak;
o Gunakan pertanyaan apa dan kenapa;
o Semangati anak-anak unutk bertanya pertanyaan
tentang cerita;
o Pilih buku yang bermain dengan bahasa.

2.4 PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL


2.4.1 The Self
Selama masa early childhood, anak-anak mengalami kemajuan
dalam pengenalan diri mereka sendiri.
 Initiative Versus Guilt
Menurut teori perkembangan Erickson, tahap kanak-kanak
awal telah menyentuh tahap Initiative vs Guilt. Artinya bahwa
kanak-kanak awal ini telah menyadari bahwa mereka adalah
diri mereka sendiri.
 Self-Understanding and Understanding Others
 Self-Understanding, pada masa early childhood, anak
dapat membedakan diri sendiri dengan orang lain
melalui ciri fisik mereka. Ketika dari usia 4 sampai 5
tahun mereka mendengar orang lain menggunakan kata
yang menggambarkan sifat dan emosi secara
psikologis, mereka mulai memasukkannya ke dalam
diri mereka sendiri. Hal ini dikarenakan kemampuan
self-understanding.

13
 Understanding Others, dengan kemampuan mereka
mengenali diri sendiri, anak-anak juga telah mampu
untuk membedakan dirinya dengan orang lain. Yang
penting dikembangkan oleh anak-anak adalah
kemampuan untuk memahami bahwa terkadang tidak
semua yang dikatakan orang sesuai dengan pemikiran
orang tersebut.. Hal ini mulai berkembang pada usia 4-
5 tahun, selaras dengan pemahaman emosi mereka.
2.4.2 Emotional Development
o Expressing Emotions
Emosi yang sering muncul pada masa ini dapat
berupa bangga, malu, dan bersalah. Emosi-emosi ini
biasanya muncul dan dipengaruhi oleh tindakan orang
tua mereka.
o Understanding Emotions
Pada masa early childhood, anak-anak semakin
mengerti bahwa situasi tertentu cenderung
membangkitkan emosi pada saat tertentu, ekspresi
wajah, menunjukkan emosi tertentu, emosi
mempengaruhi perilaku, dan emosi dapat digunakan
untuk mempengaruhi emosi orang lain.
o Regulating Emotions
Regulasi emosi merupakan hal yang penting dalam
perkembangan anak. Dengan mampu meregulasi
emosinya, mereka dapat memenuhi keinginan dan
mengurangi konflik dalam interaksi sosial.
2.4.3 Moral Development
Perkembangan moral mencakup perkembangan pikiran,
perasaan, dan perbuatan tergantung pada aturan dan konvensi
tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam interaksi dengan
orang lain.

14
o Moral Feelings
Menurut Freud, rasa bersalah dan khawatir pasti
bisa memotivasi tingkah moral. Bagaimanapun juga,
perasaan lainnya juga berpartisipasi dalam
perkembangan moral anak, termasuk perasaan positif
seperti empati.
o Moral Reasoning
Menurut Piaget, yang mengobservasi dan
mewawancarai anak dari umur 4-12 tahun, menyadari
anak usia 4-7 tahun menunjukkan heteronomous
morality, yaitu percaya bahwa keadilan dan aturan
adalah hal yang tak dapat berubah terlepas dari kontrol
orang-orang.
o Moral Behavior
Proses hadiah, hukuman, dan imitasi secara umum
dapat dijelaskan melalui perilaku moral. Apabila
seorang anak menerima hadiah yang sesuai dengan
hukum dan konvensi sosial, maka si anak cenderung
mengulangi perilaku tersebut. Begitupun jika ada model
terhadap perilaku tersebut, maka si anak akan mencoba
mengadaptasi perilaku tersebut.
2.4.4 Peer Relations
Seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya umur
seorang anak, maka ia akan semakin meningkatkan waktunya
bersama teman sebayanya, baik yang seumuran dengannya atau
yang tingkat kedewasaannya sama dengannya.
Fungsi teman sebaya adalah sebagai penyalur informasi dan
perbandingan antara dunia luar dan keluarga serta penting untuk
perkembangan sosioemosional yang normal.

15
BAB III

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

3.1 Identitas Anak


 Nama : SP
 Tanggal lahir : 13 Mei 2014
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 5 tahun
 Pendidikan : Taman Kanak-kanak (TK)
3.2 Lokasi Observasi
Observasi dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2019 jam 09.00 WIB di TK
Dharma Wanita Persatuan Universitas Sumatera Utara, Jalan Universitas
nomor 32, Padang Bulan, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara.
3.3 PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik pada masa early childhood meliputi
pertumbuhan tinggi dan berat badan, perkembangan otak, motorik dan
perseptual.
3.3.1 Body Growth and Change

T
i
Tinggi badan: 108cm

Berat badan: 16kg

Normal.

16
Rata-rata anak tumbuh dengan tinggi 2½ inci dan bertambah antara
5 dan 7 pon setahun. Seiring bertambahnya usia anak prasekolah,
persentase kenaikan tinggi dan berat badan menurun setiap tahun (Wilson
& Hockenberry 2012).
Namun, pola pertumbuhan bervariasi secara individual (Burns &
others, 2013). Sebuah ulasan tentang tinggi dan berat badan anak-anak di
seluruh dunia menyimpulkan bahwa dua kontributor paling penting
terhadap perbedaan tinggi badan adalah etnis dan nutrisi (Meredith, 1978).
3.3.2 The Brain
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa
kanak-kanak adalah perkembangan otak dan sistem saraf yang
berkelanjutan (Diamond, 2013; Nelson, 2012). Meskipun otak terus
tumbuh pada masa kanak-kanak, otaknya tidak tumbuh secepat yang
terjadi pada masa bayi. Pada saat anak-anak mencapai usia 3 tahun, otak
sudah tiga perempat dari ukuran dewasanya. Pada usia 6, otak telah
mencapai sekitar 95 persen dari ukuran dewasanya (Lenroot & Giedd,
2006). Dengan demikian, otak anak berusia 5 tahun hampir seukuran
ketika anak mencapai usia dewasa, tetapi perkembangan yang terjadi di
dalam otak terus berlanjut selama tahun-tahun sisa masa kanak-kanak dan
remaja.
Mielinisasi memiliki efek meningkatkan kecepatan dan efisiensi
informasi perjalanan melalui sistem saraf. Mielinisasi penting dalam
pengembangan sejumlah kemampuan selama masa kanak-kanak
(Diamond, 2013; Lebel & others, 2012). Sebagai contoh, mielinisasi di
area otak yang berhubungan dengan koordinasi tangan-mata tidak lengkap
sampai sekitar 4 tahun.
Para peneliti juga telah menemukan bahwa otak anak-anak
mengalami perubahan anatomi yang dramatis antara usia 3 dan 15 (Gogtay
& Thompson, 20 Posner, 2011: Steinberg, 2012). Peneliti menemukan
bahwa otak anak-anak mengalami pertumbuhan yang cepat dan berbeda.
Jumlah bagian otak di beberapa daerah dapat hampir dua kali lipat dalam
waktu satu tahun, diikuti oleh hilangnya jaringan secara drastis ketika sel-

17
sel yang tidak dibutuhkan dibersihkan dan otak terus mengatur ulang
dirinya sendiri. Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa ukuran
keseluruhan otak tidak menunjukkan pertumbuhan dramatis dalam rentang
usia 3 hingga 15 tahun. Namun, apa yang secara dramatis berubah adalah
pola-pola lokal di dalam otak. Para peneliti telah menemukan bahwa pada
anak-anak dari usia 3 hingga 6 tahun, pertumbuhan paling cepat terjadi di
daerah lobus frontal yang terlibat dalam perencanaan dan
pengorganisasian tindakan baru, dan dalam mempertahankan perhatian
pada tugas (Diamond, Casey, & Munakata, 2011; Gogtay & Thompson,
2010).
3.3.3 Motor and Perceptual Development
 Gross Motor Skills
Gross Motor Skills atau Kemampuan Motorik Kasar adalah
Kemampuan mengkoordinasi gerakan otot besar di keseluruhan
anggota tubuh, terutama tangan dan kaki.
Anak yang belum sekolah cenderung tidak bisa diam. Saat anak
sudah mulai mampu berjalan, ia akan secara otomatis berjalan ke
tempat yang ingin ditujunya. Pada usia tiga tahun, anak cenderung
suka melompat, meloncat, berlari, dll. Anak akan merasa bangga
saat ia melakukan hal-hal tersebut karena mereka menganggapnya
sebagai sebuah pencapaian (Santrock, 2014).
Berdasarkan pengamatan terhadap OP, OP memiliki Gross
Motor Skills yang baik. OP tidak terlalu banyak bergerak karena
OP sedang diminta untuk melakukan beberapa tugas dari
observator.
Beberapa Gross Motor Skills yang dilakukan OP antara lain
berlari untuk mengambil pensil warna, berjalan teratur ketika
hendak foto bersama, dan menggerakkan tangan saat mencoba
menjelaskan bentuk mainan yang dia miliki.

18
 Fine Motor Skills
Fine Motor Skills atau Kemampuan Motorik Halus adalah
kemampuan mengkoordinasi gerakan otot kecil dari anggota tubuh
yang melibatkan jari kaki, jari tangan, pergerakan mulut dengan
koordinasi mata.
Pada usia tiga tahun, anak sudah mampu mengambil sesuatu
dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya. Meskipun
demikian, terkadang anak masih menjatuhkan benda yang
diambilnya. Anak tiga tahun juga mampu menyusun mainan balok
hingga menyerupai sebuah menara, tetapi kecil kemungkinan
bahwa menara itu akan benar-benar lurus. Saat bermain puzzle,
anak akan berusaha memasukkan potongan puzzle ke dalam lubang
dengan memukul-mukul potongan puzzle tersebut. Di usia lima
tahun, fine motor skills anak semakin berkembang. Koordinasi
mata dengan lengan, tangan, dan anggota tubuh lainnya dalam
memunculkan gerakan juga akan semakin baik (Santrock, 2014).

OP mampu memegang alat tulis dengan baik.

OP dapat menyusun potongan-potongan puzzle.

19
 Perceptual Development
Perubahan anak dalam perceptual development akan tetap
berlangsung dalam masa kecilnya. Pada usia 3-4 tahun, anak akan
semakin mahir dalam membedakan batasan dalam warna, seperti
merah dan oranye. Perkembangan otot mata pada anak tejadi di
usia 4-5 tahun. Hal ini memungkinkan anak untuk menggerakkan
matanya secara efisien dalam melihat huruf. Banyak anak yang
belum sekolah memiliki kesulitan dalam melihat objek jarak dekat,
tetapi cukup baik dalam melihat objek jarak jauh. Saat anak
memasuki kelas satu, ia akan mampu memfokuskan
penglihatannya pada objek jarak dekat.
Anak yang memiliki masalah pada matanya akan sering
menggosok matanya, berkedip terlalu sering, menunjukkan reaksi
terganggu saat memainkan permainan yang membutuhkan
kesehatan mata, menutup sebelah mata, memiringkan kepala serta
memicingkan mata saat ingin melihat sesuatu. Apabila anak
menunjukkan perilaku tersebut, sebaiknya orang tua segera
membawa anak ke dokter mata (Santrock, 2014).
OP tidak menunjukkan adanya tanda-tanda masalah pada
pengelihatannya dan perseptualnya. OP juga mampu membedakan
kertas origami merah dengan oranye.
3.4 PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif anak-anak prasekolah berisi hal-hal kreatif,
bebas, dan fantastis. Imajinasi mereka berkembang sangat pesat, serta
pemahaman mereka akan dunia meningkat. Perkembangan kognitif
berfokus pada tiga teori yakni teori milik Piaget, Vygotsky, dan teori
pemrosesan informasi.
3.4.1 Piaget’s Preoperational Stage
Preoperational Stage atau Tahap Praoperasional merupakan tahap
kedua dari teori perkembangan Piaget. Tahap ini terjadi pada usia 2
sampai 7 tahun, di mana anak mulai merepresentasikan dunia dengan

20
kata-kata, bayangan, dan gambar. Anak juga mulai membentuk konsep
dengan stabil dan mulai bernalar.

“Ini gambar aku di taman


bunga, ada matahari dan awan.
Aku pakai mahkota.”

OP mampu membayangkan
dan menggambarkan bentuk
matahari, awan, bunga, dirinya
sendiri, bahkan dengan detil
menambahkan sebuah mahkota
di atas kepala sketsanya.

 The Symbolic Function Substage


Tahap ini adalah tahap pertama dalam preoperational
thought Piaget, di mana anak memiliki kemampuan untuk
merepresentasikan objek yang sedang tidak ada secara fisik.
Namun, pada tahap ini anak-anak memiliki keterbatasan pemikiran
yakni egocentrism dan animism.
Egocentrism adalah ketidakmampuan untuk membedakan
perspektif diri sendiri dengan perspektif orang lain. Anak-anak
pada tahap preoperational stage lebih sering memilih
perspektifnya sendiri dibandingkan perspektif orang lain.

21
Observator mencetak ilustrasi di atas dan menanyakan pada
OP gambar apakah yang OP lihat. OP mengatakan dia melihat
seekor bebek, OP juga secara detil menunjukkan mata dan paruh
dari bebek tersebut. Ketika observator mengatakan bahwa ia
melihat seekor kelinci, OP tetap menolak dan mengatakan bahwa
ia hanya melihat bebek. Ini menunjukkan tingkat egocentrism OP
masih sangat tinggi.
Animism adalah keyakinan bahwa benda-benda mati
memiliki kualitas hidup seperti manusia dan mampu bertindak.
Observator meminta OP menceritakan tentang mainan yang
dimilikinya. OP mengatakan bahwa OP memiliki boneka
kesayangan yang ia beri nama Harbour. Observator kemudian
menanyakan lagi, apa bila boneka tersebut hilang, apa yang akan
dirasakan OP?
OP menjawab, OP akan sedih. Namun OP juga mengatakan
bahwa boneka tersebut akan kesepian dan menangis jika jauh dari
OP. Ini membuktikan bahwa animism yang diyakini OP masih
cukup tinggi, karena dia menganggap boneka miliknya tersebut
seolah-olah hidup dan bisa menangis bila berjauhan dengan OP.
 The Intuitive Thought Substage
Tahap ini adalah tahap kedua dalam preoperational thought
Piaget, di mana anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif
dan ingin mengetahui jawaban untuk segala jenis pertanyaan.
Pada usia 5 tahun, anak-anak mulai membuat orang dewasa
di sekitar mereka lelah dengan berbagai pertanyaan “mengapa?”.

22
Pertanyaan-pertanyaan ini menandakan munculnya minat untuk
berpikir dan mencari tahu mengapa segala sesuatu terjadi seperti
itu adanya. Anak juga mulai bisa mengelompokkan benda-benda
dengan bentuk yang sama dengan ukuran yang berbeda.

OP menyatukan potongan-potongan origami yang berbeda


ukuran sesuai dengan bentuknya.
OP tidak terlalu banyak bertanya karena menurut
pernyataan wali kelasnya, OP adalah anak yang pendiam dan
pemalu.
 Centration and the Limits of Preoperational Thought
Salah satu pemabatas preoperational thought adalah
centration, yakni pemusatan perhatian pada satu karakteristik
dengan mengesampingkan karakteristik yang lainnya. Centration
paling jelas terbukti pada kurangnya kemampuan konservasi anak-
anak, yakni kesadaran bahwa mengubah penampilan suatu benda
atau zat tidak mengubah sifat dasarnya.
3.4.2 Vygotsky’s Theory
Dalam teori Piaget, anak-anak mengembangkan cara berpikir
dan memahami melalui tindakan dan interaksi mereka dengan
dunia fisik, sedangkan dalam teori Vygotsky, anak-anak lebih
sering digambarkan sebagai makhluk sosial daripada dalam teori
Piaget. Mereka mengembangkan cara berpikir dan memahami
mereka terutama melalui interaksi sosial. Perkembangan kognitif
mereka bergantung pada alat yang disediakan oleh masyarakat, dan

23
pikiran mereka dibentuk oleh konteks budaya tempat mereka
tinggal.
 Zone of Proximal Development (ZPD)
ZPD adalah istilah yang dipakai Vygotsky untuk tugas-
tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak
namun akan dapat dikuasainya dengan bantuan orang dewasa
atau anak-anak yang lebih terampil.
OP tidak menunjukkan kesulitan sama sekali saat
mengerjakan serangkaian tugas yang diberikan observator.
 Scaffolding
Perancah berarti mengubah tingkat atau level dukungan.
Selama sesi pengajaran, orang yang lebih terampil
menyesuaikan jumlah bimbingan agar sesuai dengan kinerja
arus anak. Ketika kemampuan anak semakin meningkat, maka
dukungan yang diberikan pun bisa dikurangi.
Kemampuan OP membuat OP tidak perlu dibimbing dan
didukung oleh wali kelasnya untuk dapat berkomunikasi dan
mengerjakan tugas yang diberikan obervator. Di lain sisi,
beberapa anak masih memerlukan bantuan guru untuk dapat
memahami dan mengerjakan tugas yang diberikan observator
lain.
 Language and Thought
Penggunaan dialog sebagai alat scaffolding hanyalah salah
satu contoh peran penting bahasa dalam perkembangan anak.
Menurut Vygotsky, anak-anak menggunakan ucapan tidak
hanya untuk berkomunikasi secara sosial tetapi juga untuk
membantu mereka menyelesaikan tugas. Vygotsky lebih lanjut
percaya bahwa anak-anak muda menggunakan bahasa untuk
merencanakan, membimbing, dan memantau perilaku mereka.
OP memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Dia
berbicara dengan jelas dan mudah dimengerti. Dalam beberapa
waktu, ia juga menggunakan Bahasa Inggris. Contohnya ketika

24
menyebut warna merah, ia juga ikut menyebut kata red yang
berarti merah dalam Bahasa Inggris.
3.4.3 Information-Processing
Teori Piaget dan Vygotsky telah menyatakan hal-hal yang
penting tentang bagaimana anak-anak berpikir dan bagaimana
pemikiran mereka berubah. Namun, pendekatan information-
processing telah melakukan riset yang menjelaskan bagaimana
anak-anak memproses informasi selama masa prasekolah
(Bjorklund, 2013; Feldman, 2013).
 Attention
Perhatian didefinisikan sebagai kegiatan memfokuskan
sumber daya mental terhadap informasi. Kemampuan anak
untuk memperhatikan meningkat secara signifikan selama
tahun-tahun prasekolah (Bell & Cuevas, 2013; Rueda Posner,
2013).
Executive Attention meliputi perencanaan tindakan,
mengalokasikan perhatian pada tujuan, deteksi kesalahan dan
kompensasi, memantau kemajuan tugas, dan berurusan dengan
keadaan baru atau sulit.
Sustained Attention fokus dan memperluas keterlibatan
dengan objek, tugas, peristiwa, atau aspek lingkungan lainnya.
Sustained Attention juga disebut kewaspadaan.
Namun, kemampuan kontrol perhatian anak prasekolah
masihlah kurang. Setidaknya ini terlihat dalam dua hal:
 Salient Versus Relevant Dimensions. Anak-anak
prasekolah cenderung memperhatikan rangsangan
yang menonjol. Bahkan ketika rangsangan itu tidak
relevan untuk memecahkan masalah atau melakukan
tugas.
OP cukup fokus dalam mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan observator. Namun, atensinya kerap
kali berpindah ketika temannya baru saja memasuki

25
kelas. OP akan melambaikan tangan pada teman-
temannya yang baru datang dan mengatakan
“Selamat pagi!” kemudian akan menyebutkan nama
temannya tersebut kepada observator.
 Planfulness. Ketika percobaan meminta anak-anak
untuk menilai apakah dua gambar kompleks itu
sama, anak-anak prasekolah cenderung
menggunakan strategi perbandingan yang
serampangan, tidak memeriksa semua detail
sebelum membuat penilaian.
 Memory
Memori adalah proses pusat dalam perkembangan kognitif
anak-anak.
Short Term Memory atau ingatan jangka pendek. Dalam
ingatan jangka pendek, individu menyimpan informasi hingga
30 detik jika tidak dilatih untuk mengingat (rehearsal).
Seberapa akurat ingatan jangka panjang anak? Ingatan
anak pada usia prasekolah sudah mulai meningkat walaupun
banyak faktor yang mempengaruhi tiap individunya. Teknik
bertanya yang tepat mampu menggali ingatan jangka panjang
anak usia prasekolah.
OP memiliki memori yang cukup baik. Ia mampu
mengingat bahwa pensil temannya tertinggal di laci lemari
mereka. Namun ia mengatakan bahwa ia ingat ketika ia melihat
temannya kebingungan mencari pensil, bukan langsung di saat
ia melihat temannya.
Autobiographical Memory atau memori otobiografi
melibatkan memori peristiwa dan pengalaman penting dalam
kehidupan seseorang.
OP berulang kali membicarakan boneka kesayangannya
yang bernama Harbour. Usut punya usut, ia sangat menyayangi

26
boneka tersebut karena itu adalah hadiah pemberian ayahnya
ketika dia berulang tahun yang ke empat.
Executive Function merupakan konsep seperti paying yang
terdiri dari sejumlah proses kognitif tingkat tinggi yang terkait
dengan pengembangan korteks prefrontal otak. Fungsi
eksekutif melibatkan pengelolaan seseorang untuk terlibat
dalam perilaku yang diarahkan pada tujuan dan pengendalian
diri.
Fungsi eksekutif melibatkan perkembangan progresif,
penghambatan kognitif, fleksibilitas kognitif, penetapan tujuan,
dan keterlambatan gratifikasi.
The Child’s Theory of Mind adalah teori yang merujuk
pada kesadaran akan proses mental seseorang. Studi tentang
theory of mind melihat anak sebagai “seorang pemikir yang
mencoba untuk menjelaskan, memprediksi, dan memahami
pikiran, perasaan dan perkataan orang lain.”
Developmental Change Dari usia 18 bulan sampai 3 tahun,
anak mulai mengerti tiga keadaan mental yaitu:
 Perceptions
Pada usia dua tahun, seorang anak
mengetahui bahwa orang lain akan melihat apa yang
ada di depan matanya sendiri.
Salah satu contoh dari OP adalah
kemampuannya untuk melihat sosok bebek pada
sketsa bebek dan kelinci.

27
 Emotions
Anak bisa membedakan antara emosi positif
dan negatif.
 Desires
Balita menyadari bahwa jika orang
menginginkan sesuatu, mereka akan mencoba
mendapatkannya.
3.5 Language Development
3.5.1 Understanding Phonology and Morphology
Selama tahun-tahun prasekolah, sebagian besar anak-anak
secara bertahap menjadi lebih sensitif terhadap kata-kata yang
diucapkan dan menjadi semakin mampu menghasilkan bahasa
mereka.
Anak usia 2 sampai 3 tahun mulai transisi dari mengatakan
kalimat sederhana hingga kompleks, dapat menghasilkan bunyi
vokal dan banyak bunyi konsonan, serta dapat membuat bentuk
jamak dari kata-kata yang belum pernah didengar.
OP berbicara dengan sangat jelas dan mudah dimengerti.
Suaranya juga terdengar jelas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu
besar. OP juga bisa bernyanyi dengan baik, pengucapan yang jelas,
dan nada yang tepat.
3.5.2 Changes In Syntax And Semantics
Anak prasekolah belajar dan menerapkan aturan sintaksis.
Mereka menunjukkan penguasaan aturan kompleks yang
berkembang untuk bisa menyusun kata-kata dengan benar.
Susunan kalimat saat OP berbicara sudah benar dan mudah
dimengerti.
3.5.3 Young Children’s Literacy
Kekhawatiran tentang kemampuan anak-anak di Amerika
Serikat untuk membaca dan menulis berujung pada pemeriksaan
pengalaman anak di prasekolah dan taman kanak-kanak, dengan
harapan orientasi terhadap menulis dan membaca bisa dimunculkan

28
sejak usia dini. Para orang tua dan guru harus memberikan anak-
anak lingkungan yang mendukung. Anak-anak harus berpartisipasi
dan mendalami pengalaman berbicara, mendengar, menulis dan
membaca.
Tiga studi longitudinal berikut menunjukkan hubungan Antara
keterampilan awal Bahasa dan kesiapan sekolah anak:
- Phonological awareness, nama surat dan pengetahuan suara,
dan kecepatan penamaan di taman kanak-kanak berhubungan
dengan kesuksesan di kelas 1 dan 2,
- Lingkungan masa kanak-kanak memengaruhi kemampuan
Bahasa awal mereka, yang memprediksi kesiapan mereka
untuk sekolah,
- Jumlah kata yang anak tahu di taman kanak-kanak sangat
berkorelasi dengan pencapaian membaca mereka di SMA.

Buku bisa sangat berharga untuk meningkatkan keterampilan


komunikasi anak-anak. Berikut adalah strategi Ellen Galinsky
untuk menggunakan buku secara efektif untuk anak-anak
prasekolah:

o Gunakan buku untuk memulsi percakapan dengan anak-


anak;
o Gunakan pertanyaan apa dan kenapa;
o Semangati anak-anak unutk bertanya pertanyaan
tentang cerita;
o Pilih buku yang bermain dengan bahasa.
o
3.1 PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL
3.6.1 The Self
Selama masa early childhood, anak-anak mengalami kemajuan
dalam pengenalan diri mereka sendiri.

29
 Initiative Versus Guilt
Menurut teori perkembangan Erickson, tahap kanak-kanak
awal telah menyentuh tahap Initiative vs Guilt. Artinya bahwa
kanak-kanak awal ini telah menyadari bahwa mereka adalah
diri mereka sendiri.
 Self-Understanding and Understanding Others
 Self-Understanding, pada masa early childhood, anak
dapat membedakan diri sendiri dengan orang lain
melalui ciri fisik mereka. Ketika dari usia 4 sampai 5
tahun mereka mendengar orang lain menggunakan kata
yang menggambarkan sifat dan emosi secara
psikologis, mereka mulai memasukkannya ke dalam
diri mereka sendiri. Hal ini dikarenakan kemampuan
self-understanding.
 Understanding Others, dengan kemampuan mereka
mengenali diri sendiri, anak-anak juga telah mampu
untuk membedakan dirinya dengan orang lain. Yang
penting dikembangkan oleh anak-anak adalah
kemampuan untuk memahami bahwa terkadang tidak
semua yang dikatakan orang sesuai dengan pemikiran
orang tersebut.. Hal ini mulai berkembang pada usia 4-
5 tahun, selaras dengan pemahaman emosi mereka.
 OP telah mengenali dirinya sendiri dan menyadari bahwa
dirinya berbeda dari yang lain.
3.6.2 Emotional Development
o Expressing Emotions
Emosi yang sering muncul pada masa ini dapat
berupa bangga, malu, dan bersalah. Emosi-emosi ini
biasanya muncul dan dipengaruhi oleh tindakan orang
tua mereka.

30
OP selalu menunjukkan hasil kerjanya dengan
sumringah dan bangga. Hal ini tampaknya
menunjukkan bahwa ia puas dengan hasil kerjanya.
o Understanding Emotions
Pada masa early childhood, anak-anak semakin
mengerti bahwa situasi tertentu cenderung
membangkitkan emosi pada saat tertentu, ekspresi
wajah, menunjukkan emosi tertentu, emosi
mempengaruhi perilaku, dan emosi dapat digunakan
untuk mempengaruhi emosi orang lain.
Ketika observator bertanya tentang boneka
kesayangannya yang hilang, OP mengatakan bahwa ia
akan menangis tapi ia tidak akan menangis di depan
adiknya karena ia takut kalau adiknya akan ikut
menangis juga. Dalam hal ini, OP sudah mampu
mengontrol emosinya sesuai pada tempatnya karena ia
tidak mau mempengaruhi emosi sang adik.
o Regulating Emotions
Regulasi emosi merupakan hal yang penting dalam
perkembangan anak. Dengan mampu meregulasi
emosinya, mereka dapat memenuhi keinginan dan
mengurangi konflik dalam interaksi sosial.
3.6.3 Moral Development
Perkembangan moral mencakup perkembangan pikiran,
perasaan, dan perbuatan tergantung pada aturan dan konvensi
tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam interaksi dengan
orang lain.
o Moral Feelings
Menurut Freud, rasa bersalah dan khawatir pasti
bisa memotivasi tingkah moral. Bagaimanapun juga,
perasaan lainnya juga berpartisipasi dalam

31
perkembangan moral anak, termasuk perasaan positif
seperti empati.
Rasa empati dan kekhawatiran OP bisa terlihat
ketika temannya kebingungan mencari pensil. Ia dengan
sigap membantu temannya dengan mencari pensilnya di
tempat yang ia telah ingat sebelumnya.
o Moral Reasoning
Menurut Piaget, yang mengobservasi dan
mewawancarai anak dari umur 4-12 tahun, menyadari
anak usia 4-7 tahun menunjukkan heteronomous
morality, yaitu percaya bahwa keadilan dan aturan
adalah hal yang tak dapat berubah terlepas dari kontrol
orang-orang.
o Moral Behavior
Proses hadiah, hukuman, dan imitasi secara umum
dapat dijelaskan melalui perilaku moral. Apabila
seorang anak menerima hadiah yang sesuai dengan
hukum dan konvensi sosial, maka si anak cenderung
mengulangi perilaku tersebut. Begitupun jika ada model
terhadap perilaku tersebut, maka si anak akan mencoba
mengadaptasi perilaku tersebut.
3.6.4 Peer Relations
Seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya umur
seorang anak, maka ia akan semakin meningkatkan waktunya
bersama teman sebayanya, baik yang seumuran dengannya atau
yang tingkat kedewasaannya sama dengannya.
Fungsi teman sebaya adalah sebagai penyalur informasi dan
perbandingan antara dunia luar dan keluarga serta penting untuk
perkembangan sosioemosional yang normal.
Teman-teman OP membantunya untuk mengembangkan
sosioemosionalnya dengan berbagai interaksi sosial.

32
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Anak mengalami perkembangan yang berbeda-beda dan banyak
faktor yang menyebabkannya. Beberapa di antaranya adalah nutrisi, pola
asuh, bahkan hingga lingkungan pertemanan.
OP menunjukkan perkembangan yang baik dan normal kecuali
pada bagian atensi di mana ia sering kali terdistraksi akan sesuatu yang
lebih menarik dibanding apa yang sedang ia kerjakan. Ini harus segera
mendapat perhatian dari keluarga serta pihak pengajar agar atensinya tidak
lagi mudah terdistraksi.
Di samping itu, melihat perkembangan OP yang bisa dikatakan
sangat baik, tentu saja merupakan campur tangan orang tua, pihak
pengajar dan lingkungannya yang ‘mengasuhnya’ dengan baik pula.

33
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J. W. (2014). Life-Span Development (15th International Edition).


Chicago: McGraw Hill Higher Education.

34

Anda mungkin juga menyukai