Anda di halaman 1dari 12

Bumi adalah planet ketiga dari matahari yang berada pada tata surya.

Bumi dapat dikatakan


planet yang paling istimewa karena bumi merupakan satu-satunya planet yang cocok untuk dihuni
makhluk hidup. Bumi yang dekat dengan matahari menyebabkan suhu di bumi hangat, tidak panas
dikarenakan bumi mendapatkan perlindungan dari atmosfer. Juga mendukung proses makhluk hidup,
selain karena kecukupan sinar matahari dan suhu, Bumi merupakan planet yang ketersediaan airnya
sangat melimpah dan mempunyai siklus

Semua planet yang ada di tata surya tidak mempunyai permukaan yang rata. Semua planet-planet
tersebut pastilah mempunyai lubang-lubang dan tonjolan-tonjolan, demikian juga dengan bumi.
Permukaan bumi yang biasa dikenal dengan kerak bumi, mempunyai bentuk permukaan yang terdiri dari
2 macam, perairan dan daratan. Perairan luas dapat disebut samudera dan juga laut, sedangkan daratan
disebut pulau.

I. Susunan, komposisi dan unsur penyusun kerak bumi

Gambar bagian-bagian bumi

Kerak Bumi adalah bagian terluar dari bumi yang memiliki ketebalan 8 hingaa 80 km. Kerak bumi
terdiri dari dua kerak, yaitu kerak samudera dan kerak benua.

Kerak Samudera memiliki ketebalan sekitar 5 hingga 15 km (Condie, 1982) yang tersusun atas
mineral yang kaya akan Si,Fe dan Mg. Kerak samudera juga dapat disebut basaltis, mengingat batuan
penyusun utama kerak bumi adalah basalt. Contoh dari kerak samudera adalah kerak samudera pasifik dan
kerak samudera atlantik
Kerak Benua biasa disebut juga lapisan granitis karena batuan utama yang menyusunnya adalah
granit. Memiliki ketebalan sekitar 30 hingga 80 km (Condie, 1982) dengan temperatur kerak yang akan
meningkat tergantung kedalamannya. Contoh kerak benua adalah kerak benua Amerika Selatan, kerak
benua Amerika Utara, kerak benua Afrika, kerak benua Asia dan kerak benua Eropa.

Tabel Unsur penyusun Kerak Bumi

Komposisi kerak bumi (litosfer)

Pada permukaan litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral, tetapi hanya sedikit mineral yang
terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting antara lain Kuarsa (Si02), Feldspar
Piroksen, Mika Putih, Biotit atau Mika cokelat, Amphibol, Klorit, Kalsit, Dolomit, Olivin, Biji Besi, Hematit,
Magnetit, Limonit

Berdasarkan komponen penyusunnya terdapat dua jenis lapisan litosfer, yaitu :

1. Lapisan Sial : Adalah lapisan litosfer yang komposisinya tersusun atas logam silisium dan
aluminium dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Lapisan ini sering juga disebut dengan kerak padat yang
ketebalannya sekitar 35 km.

2. Lapisan Sima : Adalah lapisan yang disusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam
bentuk SiO2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial
dan bersifat elastis. Lapisan ini mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.

Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen.
Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin,
sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-
oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika
adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku
yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke
menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida . Konstituen lainnya hanya terjadi dalam
jumlah yang kecil.

Perkiraan kelimpahan batuan dan mineral yang terkandung di dalam kerak bumi didasarkan pada
berat jenis batuan dalam lapisan batuan dan lapisan bagian atas kontinen yang tergantung pada
kelimpahan endapannya dan asumsi perubahan gradual dari batuan granit di bagian atas kerak bumi
sampai gabro dekat Moho (Ronov dan Yaroshevsky, 1969; dalam Condie, 1982). Komposisi lapisan sedimen
di daerah samudera diperkirakan dari kelimpahan sedimen dan lapisan yang disusun oleh sebagian
sedimen dan sebagian lain oleh toleiit K-rendah. Data menunjukkan batuan gneiss-granit dan batuan mafik
atau granulit merupakan jenis batuan paling banyak di dalam kerak bumi, sedangkan batuan
sedimen hanya 8%. Secara mineralogi, mineral plagioklas merupakan mineral paling banyak di dalam
kerak bumi, kemudian diikuti oleh kuarsa dan kalium feldspar. Mineral piroksin dan olivin menyusun
sekitar 14% dan silikat hidrous sekitar 15%, sedangkan mineral lain sejumlah 9%.

Gambar komposisi mineral kerak bumi


II. Klasifikasi dan penamaan batuan

Batuan adalah kumpulan mineral-mineral yang sudah dalam keadaan membeku. Secara umum
batuan dibagi menjadi 3, yaitu Batuan beku, Batuan sedimen dan batuan metamorf.

1. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan pembekuan magma didalam
maupun diluar bumi.

I. Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibagi menjadi 2, yaitu batuan beku dalam dan batuan
beku luar

∞ Batuan beku dalam : batuan beku yang terbentuk jauh didalam bumi (15-50km). Batuan ini
terbentuk dari pendinginan yang sangat lambat, oleh karena itu batuan ini mempunyai kristal
yang sempurna. Pada umumnya batuan beku dalam berbutir kasar dan jarang memperlihatkan
struktur vesikuler

∞ Batuan beku luar : batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Dengan proses pembekuan
yang sangat singkat dan hampir tidak mengandung kristal . ciri-ciri batuan beku luar berbutir
halus dan sering terdapat kaca, memperlihatkan struktur vesikuler

II. Berdasarkan sifat kimia

∞ Batuan beku felsik (SiO2 > 66%): bila terutama tersusun oleh mineral-mineral asam, biasanya
berwarna cerah putih sampai abu-abu. Termasuk didalamnya adalah kelompok Granit-Ryolit

∞ Batuan beku intermediete (SiO2 : 52-66%) : bila tersusun oleh mineral mineral menengah antara
asam dan basa biasanya berwarna agak gelap. Termasuk didalamnya kelompok Diorit-Andesit

∞ Batuan beku mafik (SiO2 : 45-53%) : bila tersusun oleh mineral-mineral basa, biasanya berwarna
hitam kelam. Termasuk didalamnya kelompok Gabro-Basalt

∞ Batuan beku ultrabasa (SiO2 < 45%) : bila tersusun oleh mineral-mineral yang sangat basa,
biasanya berwarna hijau sampai hijau kehitaman. Termasuk didalamnya adalah batuan ultrabasa
yaitu peridotit.

III. Berdasarkan komposisi mineralogi

Menurut S.J. Shand (1943)

∞ Leucocratic rock : bila batuan beku mengandung 30% mineral mafik.


∞ Mesocratic rock : bila batuan beku mengandung 30-60% mineral mafik.
∞ Melanocratic rock : bila batuan beku mengandung 60-90% mineral mafik.
∞ Hipermelanic rock : bila batuan beku mengandung 90% mineral mafik.
IV. Berdasarkan teksturnya (Hamblin dan Howard)

∞ Faneritik : Kristal individual cukup besar untuk diamati langsung.(Granit)


∞ Afanitik : Kristal individual berukuran sangat kecil dan tidak dapat diamati langsung, terlihat masif
dan tidak berstruktur. (Basalt)
∞ Porfiritik : terdiri dari dua Kristal yang berbeda ukuran dan dapat diamati langsung, dimana
Kristal yang lebih besar dikelilingi matriks. (Granit porfiri dan Andesit porfiri)
∞ Glassy : tidak mengandung Kristal dan menyerupai kaca. (Obsidian)
∞ Fragmental : tersusun atas fragmen ash, pumice dan batuan afanitik. (Aglomerat)

Gambar klasifikasi batuan beku

Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dan
batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan
batuan beku intrusi dekat permukaan. Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku
dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku mafik, batuan beku
menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti
dengan asam, sekalipun tidak tepat.
Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan norit.
Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh
plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari
piroksen dan plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau vitrofirik dan
disebut pikrit.
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan plagioklas basa. Sebagai
batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan beku dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh
piroksen, amfibol dan plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya dinamakan andesit. Antara
andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebut andesit basal (basaltic andesit). Batuan beku
dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau granodiorit, sedangkan batuan beku luarnya
disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan
alkali felspar, sementara palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan
kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka sebagai batuan beku dalam asam
dinamakan granit, sedang batuan beku luarnya adalah riolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral
mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam sangat
asam, dimana alkali felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit hanyalah
tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang tersusun oleh gelas saja disebut obsidian, dan
apabila berstruktur perlapisan disebut perlit.

Gambar penamaan batuan

2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan
yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi
lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975 ).
Batuan sedimen berdasarkan cara terbentuknya terbagi menjadi 2
∞ Batuan sedimen klastik : batuan sedimen yang terbentuk dengan proses mekanis, pelapukan
kimiawi, erosi, transportasi oleh air angin dan es, pengendapan dan diagenesis. Batuan sedimen
klastik terbagi menjadi 3 golongan.
1. Golongan klastik kasar : ukuran butir dari 1/16 mm sampai >256 mm. contoh: Breksi,
Konglomerat dan Batupasir
2. Golongan klastik halus : ukuran butir kurang dari 1/16 mm. contoh: Batulanau, Batulempung,
serpih dan Napal.
3. Golongan karbonat : fragmen terdiri dari kandungan mineral kalsit (CaCo3) lebih dari 50% atau
pecahan terumbu gamping, berasal dari kelompok bintang laut. Contoh : Batugamping klastik
∞ Batuan sedimen non-klastik : yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena adanya ubahan tidak
secara mekanis dan sebagai hasil pengendapan material di tempat itu juga. Bisa terbentuk karena
perubahan kimiawinya atau karena pengaruh makhluk hidup. Batuan sedimen non-klastik terbagi
menjadi 4 golongan.
1. Golongan karbonat : Dolomit, Batugamping terumbu
2. Golongan batubara : Gambut, Batubara
3. Golongan evaporit : Batugaram (Halit), Gipsum
4. Golongan silika : Rijang

Penamaan batuan sedimen


Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data deskriptif) yang
meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen silisiklastika umumnya
berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan komposisi.
Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :
1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.
2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.
3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika.
Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping berfosil.
Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping
kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh
bahan silisiklastika dan karbonat.

3. Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk karena adanya perubahan panas, tekanan dan
proses kimia dari batuan yang ada sebelumnya. Biasanya terbentuk jauh dibawah permukaan bumi,
kondisi yang ekstrim dibawah permukaan bumi menyebabkan perubahan mineralogy, tekstur dan
komposisi kimia batuan.

Henry (1962) mengikuti jejak dari Pirson, yang membuat klasifikasi batuan metamorf berdasarkan
teksturnya. Batuan metamorf pada umumnya dibedakan menjadi 2(dua) yaitu batuan metamorf yang
mempunyai tekstur foliasi dan non foliasi. Struktur non foliasi berlaku pada batuan metamorf dengan
fabrik granulose dan gneisose. Selanjutnya struktur foliasi dimiliki oleh batuan dengan fabrik skistose.
Turner (1948) mengusukan klasifikasi batuan metamorf yang didasarkan atas empat kriteria, yaitu :
asosiasi batuan dilapangan, komposisi mineral, fabrik dan komposisi kimia. Metode ini sangat sulit
diterapkan untuk aplikasi dilapangan. Berikut diberikan klasifikasi Huang (1962). Yang telah dimodifikasi.
Klasifikasi ini didasarkan atas, komposisi mimeral dan fabrik. Berdasarkan klasifikasi tersebut batuan
metamorf dapat dipisahkan atas : gneis, skiss, filit, sabak, granulit, kuarsit dan marmer.

∞ Gneis : Batuan ini mempunyai fabrik gneisose. Komposisi utama mineral mempunyai bentuk
granular. Diantara butir mineral granular, terdapat mineral yang mempunyai bentuk lamelar,
diantaranya mika, batuan gneis dapat dibedakan secara detail atas nama nama komponen
utamanya. Diantara batuan gneis adalah Augen gneis, gneis kuarsa felspatik, dan gneis hornblende.
Batuan gneis ada yang berasal dari batuan sedimen maupun dari batuan beku. Gneis yang berasal
dari batuan sedimen disebut paragneis, sedang yang berasal dari batuan beku dinamakan
ortogneis.
∞ Skiss : Batuan ini mempunyai fabrik skistose atau foliasi. Komposisi utama mineral terdiri dari
muskovit dan klorit. Penamaan batu skiss ditentukan oleh komposisi mineral lainnya.
- Skiss klorit adalah skiss komponen utamanya mineral klorit
- Skiss pelitik mika adalah batuan skiss yang masih nampak seperti batu lempung, tetapi telah
memperlihatkan pertumbuhan mineral muskovit, klorit dan kuarsa.
- Skiss marmer adalah batuan skiss dengan komposisi mineral utamanya terdiri dari kalsit dan
mika.
∞ Filit : Filit mempunyai fabrik antara slaty dan skistose. Komposisi utama dari filit terdiri dari mika
dan klorit. Mineral lainnya magnetit, hematit, turmalin. Pada batuan ini masih nampak batuan asal
yang bersifat lempungan.
∞ Sabak : Batu sabak mempunyai fabrik slaty. Batuan ini berbutir halus, memperlihatkan skistose
yang sejajar. Mineral pembentuk sangat sulit dikenal secara megaskopis. Terbentuk secara
metamorfosa regional berderajat rendah batuan asal dari batu serpih, batu lempung.
∞ Granulit : Batuan ini mempunyai fabrik granulose. Komponen utama pembentuk batuan terdiri
dari felspar dan piroksin. Mineral lainnya yang dapat dijumpai dalam jumlah sedikit antara lain
garnet, kianit dan lain lainnya.
∞ Kuarsit : Kuarsit mempunyai fabrik granulose. Komposisi utama mineralnya terdiri dari kuarsa.
Mineral lainnya yang dapat tumbuh antara lain garnet, muscovit, silimanit dan lain lainnya.
∞ Marmer : Marmer mempunyai fabrik granulose, komposisi utama mineral terdiri dari kalsit.
Mineral lainnya, yang dapat dijumpai antara lain diopsit, tremolit. batuan ubahan ini bersal dari
batu gamping berbutir halus-kasar, akibat metamorfosa kontak atau regional.
∞ Milonit : adalah batuan ubahan berbutir halus-gelas, akibat adanya pengaruh tekanan searah yang
kuat. Batuan ini sering dijumpai pada sesar/patahan.
Tabel klasifikasi batuan metamorf (O’Dunn dan Sill, 1986)

Penamaan batuan metamorf

Nama-nama batuan metamorf terutama didasarkan pada kenampakan tekstur dan struktur. Nama
yang umum sering dimodifikasi oleh awalan yang menunjukkan kenampakan nyata atau aspek penting
dari tekstur (contoh gneis augen), satu atau lebih mineral yang ada (contoh skis klorit), atau nama dari
batuan beku yang mempunyai komposisi sama (contoh gneis granit). Beberapa nama batuan yang
didasarkan pada dominasi mineral (contoh metakuarsit) atau berhubungan dengan facies metamorfik yang
dipunyai batuan (contoh granulit).
Metamorfisme regional dari batulumpur melibatkan perubahan keduanya baik tekanan dan
temperatur secara awal menghasilkan rekristalisasi dan modifikasi dari mineral lempung yang ada. Ukuran
butiran secara mikroskopik tetap, tetapi arah yang baru dari orientasi mungkin dapat berkembang sebagai
hasil dari gaya stres. Resultan batuan berbutir halus yang mempunyai belahan batuan yang baik sekali
dinamakan slate. Bilamana metamorfisme berlanjut sering menghasilkan orientasi dari mineral-mineral
pipih pada batuan dan penambahan ukuran butir dari klorit dan mika. Hasil dari batuan yang berbutir
halus ini dinamakan phylit, sama seperti slate tetapi mempunyai kilap sutera pada belahan permukaannya.
Pengujian dengan menggunakan lensa tangan secara teliti kadangkala memperlihatkan pecahan
porpiroblast yang kecil licin mencerminkan permukaan belahannya. Pada tingkat metamorfisme yang lebih
tinggi, kristal tampak tanpa lensa. Disini biasanya kita menjumpai mineral-mineral yang pipih dan
memanjang yang terorientasi kuat membentuk skistosity yang menyolok. Batuan ini dinamakan skis,
masih bisa dibelah menjadi lembaran-lembaran. Umumnya berkembang porpiroblast; hal ini sering dapat
diidentikkan dengan sifat khas mineral metamorfik seperti garnet, staurolit, atau kordierit. Masih pada
metamorfisme tingkat tinggi disini skistosity menjadi kurang jelas; batuan terdiri dari kumpulan butiran
sedang sampai kasar dari tekstur dan mineralogi yang berbeda menunjukkan tekstur gnessik dan
batuannya dinamakan gneis. Kumpulan yang terdiri dari lapisan yang relatif kaya kuarsa dan feldspar,
kemungkinan kumpulan tersebut terdiri dari mineral yang mengandung feromagnesium (mika, piroksin,
dan ampibol). Komposisi mineralogi sering sama dengan batuan beku, tetapi tekstur gnessik biasanya
menunjukkan asal metamorfisme; dalam kumpulan yang cukup orientasi sering ada. Penambahan
metamorfisme dapat mengubah gneis menjadi migmatit. Dalam kasus ini, kumpulan berwarna terang
menyerupai batuan beku tertentu, dan perlapisan kaya feromagnesium mempunyai aspek metamorfik
tertentu.
Jenis batuan metamorf lain penamaannya hanya berdasarkan pada komposisi mineral,
seperti: Marmer disusun hampir semuanya dari kalsit atau dolomit; secara tipikal bertekstur
granoblastik. Kuarsit adalah batuan metamorfik bertekstur granobastik dengan komposisi utama adalah
kuarsa, dibentuk oleh rekristalisasi dari batupasir atau chert/rijang. Secara umum jenis batuan metamorfik
yang lain adalah sebagai berikut:
∞ Amphibolit: Batuan yang berbutir sedang sampai kasar komposisi utamanya adalah ampibol
(biasanya hornblende) dan plagioklas.
∞ Eclogit: Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin klino ompasit tanpa
plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina) dan garnet kaya pyrop. Eclogit mempunyai
komposisi kimia seperti basal, tetapi mengandung fase yang lebih berat. Beberapa eclogit berasal
dari batuan beku.
∞ Granulit: Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa, felspar, sedikit
garnet dan piroksin) mempunyai tekstur granoblastik. Perkembangan struktur gnessiknya lemah
mungkin terdiri dari lensa-lensa datar kuarsa dan/atau felspar.
∞ Hornfels: Berbutir halus, batuan metamorfisme thermal terdiri dari butiran-butiran yang
equidimensional dalam orientasi acak. Beberapa porphiroblast atau sisa fenokris mungkin ada.
Butiran-butiran kasar yang sama disebut granofels.
∞ Milonit: Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh pembutiran atau aliran
dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi protomilonit, milonit, atau ultramilomit,
tergantung atas jumlah dari fragmen yang tersisa. Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan
kilap permukaan sutera, rekristralisasi mika, batuannya disebut philonit.
∞ Serpentinit: Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari kelompok serpentin.
Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan karbonat. Serpentinit dihasilkan dari alterasi mineral
silikat feromagnesium yang terlebih dahulu ada, seperti olivin dan piroksen.
∞ Skarn: Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral kapur-silikat
seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena perubahan komposisi batuan penutup
(country rock) pada kontak batuan beku.
III. Definisi dan pengertian mineral

Mineral adalah suatu zat padat yang tersusun dari senyawa kimia yang di bentuk secara alami oleh
peristiwa-peristiwa anorganik, yang memiliki penempatan atom secara beraturan dan memiliki sifat kiia
dan fisika tertetu.
Mineral dalam arti geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang
tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik terentu, dan biasanya berbentuk padat. Yang
di maksut persenyawaan kimia asli adalah mineral harus terbentuk secara alami oleh alam, karena banyak
zat-zat yang sifatnya sama dengan mineral dapat di buat di laboratorium. Mineral tersusun atas atom-atom
serata molekul-molekul dari unsur yang berbeda namun meiliki pola yag teratur. Karena keteraturan ini
membuat mineral empunyai sifat yang teratur.

Menurut para Ahli


∞ L.G. Berry dan B. Mason, 1959 : Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
∞ D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 : Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural
homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
∞ A.W.R.Potter dan H.Robinson, 1977: Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.

IV. Klasifikasi Mineral

Anda mungkin juga menyukai