Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN POLA TIDUR

Definisi :

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal

Batasan karakteristik

 Perubahan pola tidur normal


 Penurunan kemampuan berfungsi
 Ketidakpuasan tidur
 Menyatakan sering terjaga
 Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
 Menyatakan tidak merasa cukup istirahat

Intervensi keperawatan

Sleep Enhancement

 Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur


 Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
 Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)
 Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Kolaborasikan pemberian obat tidur
 Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien
 Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
 Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
 Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam

Etiologi

Kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan tidur:

 Gangguan pada jantung seperti gagal jantung dan iskemia pada pembuluh coroner
 Stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena gangguan CNS
 Hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan, dan hipogonadism
 Gangguan paru obstruktif, asma, Pickwikian sindrom (Obstructive sleep apnea syndrome).
 Penyakit muntahan cairan lambung
 Gangguan pada darah
 Penggunaan obat seperti dekongestan, koritokosteroid, dan bronkodilator
 Kondisi lainnya seperti Demam, nyeri dan infeksi

Kondisi psikologis yang dapat menyebabkan gangguan tidur:

 Depresi dapat menyebabkan gangguan dalam REM (rapid eye movement)


 Sindrom Post Trauma
 Obat-obatan psikotropika
 Pikiran yang membebani atau stress
 Tegang-cemas

kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan tidur :

 Kejadian yang mengancam nyawa atau kejadian yang memiliki stress tinggi
 Gangguan siklus tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam dan pagi)
 Lingkungan yang bising, dingin, ataupun terlalu panas.

Gangguan pola tidur pada pasien post stroke

Gangguan tidur itu sendiri merupakan masalah yang sering muncul pada pasien post stroke.
Mengalami gangguan tidur dapat menimbulkan rasa frustasi. Gangguan tidur dapat membuat
pasien lelah dah terganggu. Gangguan tidur juga meningkatkan risiko pasien post stroke untuk
menderita stroke lainnya (National Stroke Association, 2009)
Sekitar 2/3 dari pasien post stroke memiliki sleep disordered breathing (SDB). Tipe
gangguan tidur ini disebabkan oleh pola nafas yang abnormal. Dengan SDB, tidur pasien
terinterupsi beberapa kali sepanjang malam. SDB juga menimbulkan risiko yang berbahaya
terhadap kesehatan karena dapat meningkatkan tekanan darah, stress jantung dan pembekuan
darah (Nationla Stroke Association, 2009)
Gangguan tidur lainnya yang terjadi pada pasien post stroke adalah sleep wake cycle
disorders. Yang termasuk ke dalam sleep wake cycle disorders adalah insomnia, hipersomnia,
parasomnia dan gangguan irama circadian.
Sekitar 18% pasien post stroke mengalami insomnia. Ada beberapa area tertentu pada
otak yang apabila terkena stroke mempredisposisi terjadinya insomnia post stroke, area-area otak
tersebut antara lain area subkortikal, thalamus, thalamo-mesencephalic dan tegmentopontine.
Hipersomnia atau excessive daytime sleepiness dikarakterisasi oleh ketidakmampuan untuk tetap
terjaga pada periode bangun/”awake” saat siang hari. Hipersomnia terjadi pada 20%-40% pasien
stroke. Lesi stroke yang melibatkan ascending reticular activating system (ARAS) cenderung
untuk menimbulkan hipersomnia, misalnya lesi-lesi yang melibatkan thalamus, subthalamic area,
tegmental, midbrain dan pons bagian atas (Chemerinski et Robinson, 2000).

Anda mungkin juga menyukai