Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN

SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS


X DI SMA MUHAMADIYAH 7
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
SINDY HAPSARI
201410201112

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN
SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS
X DI SMA MUHAMADIYAH 7
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana


Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
SINDY HAPSARI
201410201112

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN
SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS
X DI SMA MUHAMADIYAH 7
YOGYAKARTA1
Sindy Hapsari 2, Diah Nur Anisa 3

ABSTRAK

Latar Belakang: Kualitas remaja diawali dari proses datangnya masa pubertas
terjadi Pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun
intelektual. Pertumbuhan fisik terdapat periode pematangan organ reproduksi disebut
reproduksi disebut pubertas. Siklus menstruasi yang terjadi tidak selamanya teratur.
Perubahan siklus menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu
fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, faktor stres aktivitas sehari-hari, serta
hormon prolaktin yang berlebih. Siklus menstruasi yang tidak teratur merupakan
pertanda awal dari penyakit kronis, kanker, jantung dan dapat mengakibatkan
kemandulan. Faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara lain
gangguan hormonal, status gizi, tinggi atau rendahnya imt, stres, usia, penyakit
metabolik seperti diabetes mellitus, pemakaian kontrasepsi, tumor pada ovarium, dan
kelainan pada sisitem saraf pusat-Hipotalamus-Hipofisis. Memiliki indeks massa
tubuh yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan gangguan menstruasi diantaranya
tidak adanya menstruasi atau amenorea, terganggunya siklus menstruasi dan nyeri
saat menstruasi. Pravalensi gemuk sekitar 5,7% dan 1,6% obesitas.
Tujuan: Mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis korelasi dengan Design Deskriptif
Korelatif pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20
juli 2018 di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
responden yang telah mengalami siklus menstruasi dengan sample 37
responden.Teknik Sampling menggunakan Purposive Sampling. Analisis data
menggunakan uji statistik Chi-Square.
Hasil Penelitian: Berdasarkan uji statistik Chi-Square memperoleh hasil dengan
nilai signifikan yaitu 0,381(<0,05) dan nilai koefisien sebesar 0,004.
Simpulan dan Saran: Ada hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi
dengan taraf hubungan sangat rendah. Siswi menambah pengetahuan agar menjaga
pola makan dan kebutuhan nutrisi sehari-hari.

Kata Kunci : Siklus menstruasi, remaja, indeks massa tubuh


Daftar Pustaka :16 buku (2010-2015), 21 skripsi, 2 web
Jumlah Halaman : xii, 58 halaman, 8 tabel, 2 gambar, 16 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas‘AisyiyahYogyakarta
3
Dosen Program Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN BODY MASS INDEX AND MENSTRUAL
CYCLE OF GRADE X FEMALE STUDENTS I MUHAMMADIYAH 7
SENIOR HIGH SCHOOL OF YOGYAKARTA1

Sindy Hapsari 2, Diah Nur Anisa 3

ABSTRACT

Background: Quality of adolescents begins with the process of puberty in which


there will be growth and rapid development both physically, psychologically and
intellectually. Physical growth is a period of maturation of the reproductive organs
called puberty. Menstrual cycles that occur are not always regular. Menstrual cycle
changes are influenced by several factors including impaired hormonal function,
systemic abnormalities, stress factors of daily activities, and excessive prolactin
hormone. Irregular menstrual cycles are an early sign of chronic disease, cancer,
heart disease and can lead to infertility. Factors that can cause menstrual cycle
disorders include hormonal disorders, nutritional status, high or low body mass
index, stress, age, metabolic diseases such as diabetes mellitus, contraceptive use,
tumors in the ovary, and abnormalities in the hypothalamus-pituitary central nervous
system. Having a high or low body mass index can cause menstrual disorders
including absence of menstruation or amenorrhoea, disruption of the menstrual cycle
and pain during menstruation. The prevalence of fat is around 5.7% and 1.6%
obesity.
Objective: The study aims to determine the correlation between body mass index
and menstrual cycle.
Method: This study used correlation research with descriptive correlative design and
cross sectional approach. This research was conducted on July 20th, 2018 at
Muhammadiyah 7 Senior High School of Yogyakarta. The respondents were female
students who had experienced menstrual cycles with a sample of 37 respondents. The
sampling techniques used purposive sampling. The data analysis used Chi-Square
statistical test.
Result: Chi-Square statistical test obtained results with a significant value of 0.000
(<0.05) and a coefficient of 0.004
Conclusion and Suggestion: There is a correlation between body mass index and
menstrual cycle with a very low level of relationship. The female students should
increase their knowledge to maintain their daily diet and nutritional needs.

Keywords : Menstruation cycle, adolescene, body mass index


Literatures :16 books (2010-2015), 21 thesis, 2 websites
Number of Pages : xii home pages, 58 pages, 8 tables, 2 figuures, 16 appendices

1
Thesis title.
2
Student of Nursing School, Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta.
3
Lecturer of Nursing School, Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN pesat. Remaja yang kelak akan menikah
Kualitas remaja diawali dari dan menjadi orang tua sebaiknya
proses datangnya masa pubertas terjadi mempunyai kesehatan reproduksi yang
pertumbuhan dan perkembangan pesat prima, sehingga menghasilkan generasi
baik fisik, psikologis maupun yang sehat (Sinha dkk, 2011).
intelektual. Pertumbuhan fisik terdapat Faktor yang dapat menyebabkan
periode pematangan organ reproduksi gangguan siklus menstruasi antara lain
disebut pubertas. Pada masa ini laki– gangguan hormonal, status gizi, tinggi
laki sering ditandai dengan datangnya atau rendahnya IMT, stres, usia,
mimpi basah pertama dan pada remaja penyakit metabolik seperti diabetes
perempuan mengalami menstruasi mellitus, pemakaian kontrasepsi, tumor
pertama (Menarche) (Suandi, 2012 pada ovarium, dan kelainan pada sistem
dalam Rahmawati, 2017). saraf pusat-Hipotalamus-Hipofisis
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Benson dan Pernoll, 2009). Ukuran
(2010) dalam Sari (2015), sebagian tubuh pun berkorelasi dengan kelainan
besar 68 % perempuan di Indonesia menstruasi. World Health Organization
berusia 10–59 tahun melaporkan (WHO) menyebutkan bahwa indeks
menstruasi tidak teratur dan 13,7 % massa tubuh yang berada diatas ataupun
mengalami masalah siklus menstruasi dibawah batas normal dihubungkan
yang tidak teratur dalam 1 tahun dengan siklus menstruasi yang tidak
terakhir. Menurut Syaifuddin (2003) teratur (Gharravi, 2009 dalam Harahap,
dalam Sari (2016) bahwa dampak yang 2013).
timbul jika gangguan siklus menstruasi Menurut Profil Kesehatan
yang tidak ditangani dengan segera dan Indonesia pada remaja umur kurang
secara benar akan mengakibatkan dari 18 tahun yang diketahui melalui
gangguan kesuburan, tubuh kehilangan prevalensi gizi berdasarkan Indikator
terlalu banyak darah sehingga memicu IMT status gizi pada kelompok ini
terjadiya anemia, dengan tanda–tanda didominasi dengan masalah obesitas,
anemia, seperti napas lebih pendek, walaupun masalah underweight juga
mudah lelah, pucat, dan kurang masih cukup tinggi (Waryana, 2010).
konsentrasi. WHO menyatakan bahwa obesitas telah
Berdasarkan Peraturan menjadi epidemik global dengan kasus
Pemerintah Republik Indonesia Nomor lebih dari 300 juta orang di dunia. Di
61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Indonesia, prevalensi gemuk pada
Reproduksi dalam pasal 11 dijelaskan remaja sekitar 5,7% dan 1,6% obesitas.
bahwa pemerintah menerapkan Hasil Riskesdas Provinsi Yogyakarta
Pelayanan Kesehatan Reproduksi tahun 2013 yaitu 12,9 % gemuk dan 6%
Remaja bertujuan untuk obesitas. Sedangkan Kabupaten Bantul
mempersiapkan remaja agar menjalani sendiri prevalensi gemuk 7,9% dan
kehidupan reproduksi yang sehat dan obesitas 1% (Departemen Kesehatan,
bertanggung jawab. Dalam hal ini, 2013 dalam NHANES, 2014).
pemerintah berupaya untuk Menurut Indah (2017) Memiliki
meningkatkan kualitas Pelayanan IMT tinggi atau rendah dapat
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). menyebabkan tidak terjadinya
Siklus menstruasi yang tidak menstruasi dan siklus menstruasi tidak
teratur merupakan pertanda awal dari teratur. Pada perempuan yang obesitas
penyakit kronis, kanker, jantung dan (IMT > 27,0) tentunya akan
dapat mengakibatkan kemandulan. Pada meningkatkan kerja organ-organ tubuh
masa remaja, pertumbuhan fisik dan sebagai bentuk hemodialisa
seksualnya mulai berkembang dengan (kemampuan tubuh untuk untuk
menetralisir pada keadaan semula) menggunakan uji Pearson Product
dalam rangka pengeluaran kelebihan. Moment. Hasil uji validitas instrumen
Hal ini tentunya akan berdampak pada siklus menstruasi, ada 3 butir
fungsi sistem hormonal pada tubuh pernyataan dinyatakan valid semua dan
berupa peningkatan maupun penurunan hasil uji validitas memiliki nilai r hitung
progesteron, estrogen, LH (Luetezing >r tabel (0,444), sehingga dapat
Hormon), dan FSH (Folikel Stimulating digunakan untuk penelitian.
Hormon) (Manuaba, 2009). Reliabilitas adalah indeks yang
METODE PENELITIAN menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat
Jenis penelitian ini adalah diandalkan untuk digunakan sebagai
deskriptif korelatif yaitu kegiatan alat pengumpul data. Apabila suatu alat
penelitian yang dilakukan untuk ukur dipakai dua kali atau lebih
meneliti sesuatu yang ada tanpa terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan perlakuan khusus yang menggunakan alat ukur yang sama dan
sengaja menimbulkan suatu gejala atau hasil pengukuran yang diperoleh tetap
keadaan. Penelitian ini menggunakan konsisten, maka alat tersebut dikatakan
metodecross sectional (Setiadi, 2007). reliable (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini Pengujian reliabilitas pada
adalah seluruh siswi kelas X yang penelitian ini dengan menggunakan
sudah menstruasi di SMA internal consistency, yaitu dilakukan
Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan cara menguji coba instrumen
sebanyak 60 siswi. Pengambilan (kuesioner) sekali saja, kemudian data
sampel dalam penelitian menggunakan yang diperoleh akan dianalisis dengan
teknik purposive sampling yaitu teknik teknik tertentu (Arikunto, 2010).
pengambilan sample yang sesuai Untuk mengetahui reliabilitas
dengan kriteria yang telah ditentukan pada lembar kuesioner siklus
peniliti (Setiadi, 2007). Jumlah sampel menstruasi dapat digunakan rumus
pada penelitian ini berjumlah 37 siswi. Kuder-Richardson (KR 20), karena
Instrumen pengumpulan data koefisien reliabilitas dapat
yang digunakan peneliti dalam menggambarkan variasi dari item-item
penelitian ini antara lain: Mikrotoa pernyataan untuk jawaban benar atau
untuk mengukur tinggi badan dengan salah yang diberi skor 0 untuk jawaban
ketelitian 0,1 cm, timbangan injak yang salah dan skor 1 untuk jawaban benar.
sudah dikalibrasi untuk mengukur berat Pengujian reliabilitas pada 3 item
badan dengan ketelitian 0,1 kg, lembar pernyataan kuesioner siklus menstruasi
catatan hasil pengukuran yang .keputusan uji apabila ri ≥ 0,60 maka
digunakan sebagai lembar pencatatan variabel dikatakan reliabel (Sugiono,
timbangan berat badan, dan kesioner 2012). Hasil uji reliabilitas pada
Siklus Menstruasi. kuesioner 0,702. Karena nilai
Untuk menguji validitas reliabilitasnya 0,702 ≥ 0,60 , maka
kuesioner dilakukan dengan uji korelasi kuesioner dapat dikatakan reliabel.
antar skor (nilai) pada setiap item HASIL DAN PEMBAHASAN
pernyataan terhadap skor total seluruh 1. Gambaran Karakteristik Responden
pernyataan dalam kuesioner Data karakteristik responden
(Notoatmodjo, 2012). Uji validitas berdasarkan penelitian ini dibedakan
dilakukan pada 20 siswi di SMA dari umur. Distribusi frekuensi
Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan karakteristik responden adalah sebagai
karakteristik yang sama pada penelitian berikut:
ini. Uji validitas dilakukan dengan
Tabel 1 Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Gambaran Siklus Menstruasi
Usia di SMA Muhammadiyah 7 Siswi SMA Muhammadiyah 7
Yogyakarta Tahun 2018 Yogyakarta Tahun 2018
Usia Frekuensi Persen (%) Siklus F %
15 Tahun 16 43,2 Menstruasi
16 Tahun 21 56,8 Tidak 22 59,5
Total 37 100 Teratur
Teratur 15 40,5
Tabel 1 Menunjukkan bahwa Total 37 100,0
karakteristik tertinggi pada usia 16 tahun
sebanyak 21 responden (56,8%) dan yang Tabel 3 menunjukkan bahwa pada
terendah pada usia 15 tahun sebanyak 16 siklus menstruasi jumlah pada kategori
responden (43,2%). siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 22
2. Analisa Univariat responden (59,5%) dan pada kategori
a. Gambaran IMT (Indeks Massa Tubuh) siklus menstruasi teratur sebenyak 15
Indeks Massa Tubuh dapat responden (40,5%).
dibedakan berdasarkan beberapa
kategori yaitu kurang, normal dan lebih
berdasarkan penelitian ini:

Tabel 2
Gambaran IMT (Indeks Massa Tubuh)
Siswi SMA Muhammadiyah 7
Yogyakarta Tahun 2018
IMT Frekuensi Persen (%)
Kurang 10 27,0
Normal 20 54,1
Lebih 7 18,9
Total 37 100,0

Tabel 2 menunjukkan gambaran


IMT tertinggi pada kategori IMT normal
sebanyak 20 responden (54,1%) dan IMT
terendah pada kategori IMT lebih
sebanyak 7 responden (18,9%).
b. Gambaran Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi dapat dibedakan
berdasarkan beberapa kategori yaitu
teratur dan tidak teratur. berdasarkan
penelitian ini:
c. Gambaran Berat Badan
Gambaran berat badan pada sisiwi kelas X di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta:
Tabel 4
Gambaran Berat Badan
Siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Tahun 2018
Berat Badan F %
39 1 2,7
42 2 5,4
43 1 2,7
44 1 2,7
45 7 18,9
46 1 2,7
47 2 5,4
48 4 10,8
49 2 5,4
50 8 21,6
52 2 5,4
55 1 2,7
59 2 5,4
60 2 5,4
65 1 2,7
Total 37 100,0

Tabel 4 Menunjukkan 50 sebanyak 8 responden (21,6%)


bahwa gambaran berat badan dan berat badan jumlah terendah
jumlah tertinggi pada berat badan pada berat badan 39 sebanyak 1
responden (2,7%).
d. Gambaran Tinggi Badan
Gambaran berat badan pada sisiwi kelas X di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
Tabel 5
Gambaran Tinggi Badan
Siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Tahun 2018

Tinggi Badan F %
150 2 5,4
152 1 2,7
153 3 8,1
155 7 18,9
156 8 21,6
157 4 10,8
158 3 8,1
159 1 2,7
160 6 16,2
170 1 2,7
172 1 2,7
Total 37 100,0
(21,6%) dan berat badan jumlah
Tabel 5 Menunjukkan terendah pada tinggi badan 152
bahwa gambaran berat badan sebanyak 1 responden (2,7%).
jumlah tertinggi pada tinggi badan
156 sebanyak 8 responden
3. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh
dengan siklus menstruasi yang menggunakan uji Chi-Square
Tabel 6
Analisis Hubungan IMT dengan
Siklus Menstruasi di SMA Muhammadiyah 7 YogyakartaTahun 2018
IMT
SIKLUS X2 P value
Kurang Normal Lebih Total
Tidak teratur 7 8 7 22
Teratur 3 12 0 25 0,381 0,004
Total 10 20 7 37
kelas X di SMA Muhammadiyah 7
Berdasarkan uji Chi-Square Yogyakarta tahun 2018. Nilai
untuk menguji hipotesis pada tabel 6 keeratan hubungan yaitu 0,381
dapat dilihat bahwa nilai p value = menunjukkan adanya hubungan yang
0,004 maka nilai p value < 0,05. rendah antara indeks massa tubuh
Berdasarkan hasil analisis tersebut dengan siklus menstruasi pada siswi
dapat disimpulkan bahwa terdapat kelas X di SMA Muhammadiyah 7
hubungan antara indeks massa tubuh Yogyakarta.
dengan siklus menstruasi pada siswi

PEMBAHASAN
Perempuan dengan berat badan Perempuan dengan berat badan
berlebih, memiliki empat sampai berlebih dan memiliki gangguan
lima kali lebih sering terjadi siklus menstruasi dapat melakukan
gangguan fungsi ovarium. program penurunan berat badan
Ditemukan juga peningkatan untuk menormalkan siklus
androstenedion dan peningkatan menstruasinya. Penurunan berat
rasio estron atau estradiol serta badan ±10% menunjukkan adanya
penurunan kadar sex hormone perbaikan profil hormon yang dapat
binding globuline (SHBG) serum menurunkan risiko gangguan siklus
(Basir, 2012). Gangguan siklus menstruasi (Norman, 2012).
menstruasi disebabkan karena Sedangkan perempuan dengan berat
adanya gangguan umpan balik badan kurang dianjurkan untuk
dengan kadar estrogen yang selalu melakukan program peningkatan
tinggi sehingga kadar FSH tidak berat badan sampai mencapai ideal.
pernah mencapai puncak. Dengan Selain itu memperbaiki kualitas dan
demikian pertumbuhan folikel kuantitas asupan makanan
terhenti sehingga tidak terjadi merupakan tindakan untuk
ovulasi. Keadaan ini berdampak meningkatkan fungsi reproduksi
pada perpanjangan siklus menstruasi kedepannya.
(oligomenorea) ataupun kehilangan Faktor-faktor yang
siklus menstruasi (amenorea). menyebabkan gangguan siklus
menstruasi yaitu: 1) aktivitas fisik
dengan intensitas dan frekuensi gangguan umpan balik terhadap
tinggi meningkatkan resiko wanita sekresi GnRh sehingga mengganggu
untuk mengalami gangguan pertumbuhan folikel pada ovarium
menstruasi sebaliknya aktifitas fisik sehingga mengganggu pertumbuhan
dengan intensitas sedang dapat folikel pada ovarium sehingga
menurunkan resiko gangguan memperpanjang siklus menstruasi
menstruasi (Anindita, et al. 2016). 2) (Rahmawati, 2012).
status gizi berupa obesitas memiliki Berdasarkan uji Chi-Square
presentasi lemak tubuh yang tinggi untuk menguji hipotesis pada tabel
merupakan bahas dasar dalam 4.9 dapat dilihat bahwa nilai p value
pembentukan hormon estrogen. = 0,004 maka nilai p value < 0,05.
Cadangan lemak yang tinggi akan Berdasarkan hasil analisis tersebut
meningkatkan aromatisasi androgen dapat disimpulkan bahwa terdapat
menjadi estrogen pada sel-sel hubungan antara indeks massa tubuh
garnulosa dan jaringan lemak dengan siklus menstruasi pada siswi
sehingga kadar estrogen menjadi kelas X di SMA Muhammadiyah 7
tinggi. Estrogen kadar tinggi Yogyakarta tahun 2018. Nilai
menyebabkan umpan balik terhadap keeratan hubungan yaitu 0,381
FSH menjadi terganggu sehingga menunjukkan adanya hubungan yang
tidak mencapai kadar puncak dan rendah antara indeks massa tubuh
mengganggu pertumbuhan folikel dengan siklus menstruasi pada siswi
sehingga menyebabkan pemanjangan kelas X di SMA Muhammadiyah 7
dari siklus menstruasi (Rahmawati, Yogyakarta.
2012). Beberapa penelitian
Berdasarkan penelitian yang mendapatkan bahwa adanya
dilakukan oleh (Thapa dan Shresta, hubungan antara tingginya indeks
2015) menunjukkan bahwa terdapat massa tubuh dengan perpanjangan
hubungan antara indeks massa tubuh siklus menstruasi. Tidak hanya
dengan siklus menstruasi yang tidak perempuan dengan indeks massa
normal seperti polimenorea, tubuh tinggi, perempuan yang
oligomenorea dan amenorea. Jumlah berolahraga secara berlebihan dan
lemak dalam tubuh mempengaruhi menjadi kurus atau memiliki terlalu
sekresi dan kinerja hormon sedikit lemak tubuh. Selain itu, dapat
reproduksi, karena jaringan adiposa juga menyebabkan oligomenorea
bekerja dalam membentuk dan atau amenorea yang diakibatkan
menyimpan hormon reproduksi yang karena defisiensi estrogen.Berat
mengatur terjadinya siklus badan yang rendah atau penurunan
menstruasi. berat badan secara mendadak dapat
Lemak merupakan bahan dasar menghambat pelepasan GnRH,
estrogen, cadangan lemak yang sehingga akan mengurangi kadar LH
tinggi akan meningkatkan dan FSH yang bertanggung jawab
aromatisasi androgen menjadi untuk perkembangan telur dalam
estrogen pada sel-sel granulosa dan ovarium(Supriyono, 2003 dalam
jaringan lemak sehingga kadar Harahap, 2013).
estrogen menjadi tinggi. Lemak Menurut Telli dkk(2002, dalam
tubuh berlebih akan menyebabkan Harahap, 2013), obese memiliki
peningkatan kadar estrogen yang kadar insulin dan leptin yang tinggi,
meimbulkan perpanjangan siklus yang akan memengaruhi
menstruasi (El alasi, 2017). Estrogen steroidogenesis di ovarium dengan
yang meningkat akan menyebabkan menghambat FSH dan Insulin like
Growth Factor - I (IGF-I) difolikel. responden menjaga pola makan dan
Akibatnya akan mengganggu sintesis kebutuhan nutrisi dalam sehari-hari.
estrogen di ovarium tetapi tidak pada 3. Bagi institusi pendidikan
sintesis progesteron. Mekanisme Diharapkan penelitian ini dapat
terjadinya gangguan siklus menjadi informasi untuk pihak
menstruasi berkaitan dengan sekolah agar dapat disampaikan
akumulasi dari lemak yang kepada orang tua murid.
berlebihan ataupun lemak yang 4. Bagi peneliti selanjutnya
sedikit yang menyebabakan Pengambilan data sebaiknya
gangguan fungsi Hipotalamus– dilakukan pada waktu luang yang
Pituitary-Gonad (HPG). Pada tepat yakni waktu istirahat dan waktu
resistensi insulin, dimana jumlah olahraga agar siswi bisa mengisi data
reseptor insulin menurun/tidak dengan tenang sehingga hasilnya
berfungsi, maka kadar insulin yang maksimal.
berlebih akan berikatan dengan DAFTAR PUSTAKA
reseptor IGF-I yang mempunyai Anindita, P., Darwin, E., & Afriwardi, A.
bentuk/struktur, sama dengan (2016). Hubungan Aktivitas Fisik
reseptor insulin. IGF-I bekerja Harian dengan Gangguan Menstruasi
memperkuat rangsangan LH pada Mahasiswa Fakultas
terhadap sel teka ovarium untuk Kedokteran Universitas Andalas.
menghasilkan androgen (Gotteroa et Jurnal Kesehatan Andalas, Vol 5, No
al, 2004 dalam Harahap, 2013). 3. Padang: Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
SIMPULAN DAN SARAN Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Simpulan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
1. Ada hubungan antara indeks massa Rineka Cipta
tubuh dengan siklus menstruasi
p<0.05 (p=0,381). Harahap, J. (2013). Hubungan Indeks
2. Indeks massa tubuh mayoritas adalah Massa Tubuh dengan Siklus
kategori jumlah tertinggi berada pada Menstruasi pada Mahasiswi
kategori IMT normal sebanyak Fakultas Kedokteran Universitas
(54,1%) responden dan jumlah Sumatera Utara Angkatan 2010,
terendah berada pada kategori IMT 2011, Dan 2012. Padang: Skripsi
kurang (27,0%) dan kategori IMT Fakultas Kedokteran Universitas
lebih sebanyak (18,9%). Sumatera Utara.
3. Siklus menstruasi adalah kategori Manuaba, I. B. G. (2009). Memahami
pada Siklus menstruasi tidak teratur Kesehatan Reproduksi Wanita.
sebanyak (59,5%), dan pada siklus Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
menstruasi teratur sebanyak (40,5%).
Saran Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
1. Bagi Institusi Universitas’Aisyiyah Penelitian Kesehatan.Jakarta:
Hasil penelitian dapat dijadikan Rineka Cipta.
sebagai salah satu bahan referensi Rahmawati, R. (2017). Hubungan Status
dibidang ilmu keperawatan. Gizi dengan Keteraturan Menstruasi
Khususnya keperawatan maternitas pada Siswi Kelas IX SMA Negeri 1
yakni menjaga kesimbangan indeks Pajangan Bantul Yogyakarta.
massa tubuh yang normal.
2. Bagi subjek penelitian Sari, M. Sari I. ( 2015). Hubungan Tingkat
Diharapkan penelitian ini dapat Stres dengan Gangguan Siklus
dijadikan pengetahuan agar Menstruasi pada Mahasiswi
Diploma IV Bidan Pendidik Tingkat Sinha, R., Kapoor, A. K., & Kapoor, S.
Akhir di Universitas ‘Aisyiyah (2011). Adiposity Measures and
Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Menstrual Cycle: Do We Enviage A
Ilmu Kesehatan Universitas Relation..
‘Aisyiyah Yogyakarta. Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.
Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu;

Anda mungkin juga menyukai