TUBERCULOSIS
Disusun oleh:
Desyanita Agni P. 10060317141
Nisvia Azahra A. 10060317143
Pratiwi Wirachmi P. 10060317145
Fajriati Rohmah 10060317148
Firda Aulia J. 10060317151
Viola Marillia 10060317153
Vera Fazryati R. 10060317156
Salsabila Wijaya 10060317159
Farmasi D
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
Rahmat-Nya Makalah “TUBERCULOSIS” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidakakan sanggup menyelesaikanya dengan baik.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah Patologi.
Makalah ini memuat tentang gejala dari penyakit TBC dan bagaimana mekanisme
TBC didalam tubuh.Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi
pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dansaran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun,
DAFTAR ISI
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
2.1. TUBERCULOSIS
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis atau kuman TB.Sebagian bakteri ini menyerang paru, tetapi
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2011).Manusia adalah satu-satunya
tempat untuk bakteri tersebut menyerang.Bakteri ini berbentuk batang dan termasuk bakteri
aerob obligat (Todar, 2009).
Bakteri Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan spora dan toksin. Bakteri ini
memiliki panjang dan tinggi antara 0,3 - 0,6 dan 1 - 4 µm, pertumbuhan bakteri ini lambat
dan bakteri ini merupakan bakteri pathogen makrofag intraselluler (Ducati dkk, 2006).
Pada saat penderita TB batuk dan bersin kuman menyebar melalui udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei) dimana terdapat 3.000 percikan dahak dalah sekali
batuk (Depkes RI, 2007).M. tuberculosis ditularkan melalui percikan ludah.Infeksi primer
dapat terjadi di paru-paru, kulit dan usus (Hull, 2008).
Penyakit TB paru apabila tidak ditangani dengan benar, akan menimbulkan komplikasi.
Komplikasi dibagi menjadi komplikasi dini dan komplikasi lanjut.
1) Komplikasi dini
a. Pleuritis
Yaitu terjadinya inflamasi pada kedua lapisan pleura
b. Efusi pleura
Memecahnya kavitas TB dan keluarnya udara atau cairan yang masuk kedalam
antara paru dan dinding dada
c. Emfisema
Pengumpulan cairan puluren (pus) dalam kavitas pleura, cairan yang dibentuk
akibat penyakit paru pada orang dengan usia lebih lanjut
d. Laringitis
Terjadinya inflamasi pada laring yang disebabkan melalui peredaran darah
e. Terjadinya penyebaran infeksi ke organ lain seperti usus, tulang dan otak
2) Komplikasi lanjut
a. Hemoptisis (perdarahan dari saluran nafas dalam) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial
c. Bronkiectasis dan fibrosis pada paru yang disebabkan oleh karena tekanan balik
akibat kerusakan paru
d. Pneumotoraks spontan karena adanya kerusakan pada jaringan paru
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya
f. Insufisiensi kardio pulmoner
Beberapa faktor karakteristik individu yang menjadi faktor risiko terhadap kejadian
TB Paru adalah : (Depkes RI, 2007)
a. Faktor Umur.
d. Pekerjaan
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap
individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di
daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan.
Paparan kronis udara yang tercemar dapat meningkatkan morbiditas, terutama
terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru.
e. Kebiasaan Merokok
f. Status Gizi
h. Perilaku
Beberapa faktor lingkungan yang menjadi faktor risiko terhadap kejadian TB Paru
adalah : (Depkes RI, 2011)
a. Kepadatan hunian
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya agar tidak menyebabkan overload. Hal ini tidak sehat, sebab disamping
menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga
terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
b. Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama
cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang
baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.
c. Ventilasi
Yang di maksud dengan ventilasi adalah proses di mana udara bersih dari luar
ruang sengaja di alirkan kedalam ruang dan udara yang buruk dari dalam ruang di
keluarkan.
d. Kondisi rumah
Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit
TBC. Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembang biakan
kuman.Lantai dan dinding yag sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi berkembangbiaknya
kuman Mycrobacterium tuberculosis.
e. Kelembaban udara
f. Suhu
Suhu dalam ruangan harus dapat diciptakan sedemukian rupa sehingga tubuh
tidak terlalu bnayak kehilangan panas atau sebaliknya tubuh tidak sampai kepanasan.
Suhu ruangan dalam rumah yang ideal adalah bekisar antara 18 – 30 ºC dan suhu
tersebut di pengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara dan kelembaban udara
dalam ruangan ketinggian wilayah.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis atau kuman TB.Sebagian besar komponen M. Tuberculosis
adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap zat kimia dan faktor
fisik.Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat.
Bila terinplantasi Mycobacterium tuberculosis melalui saluran nafas, maka
mikroorganisme akan membelah diri dan terus berlangsung walaupun cukup pelan.Setelah
kuman masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, bakteri TB tersebut dapat
menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran
limfa, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul, Hidayat., 2006. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Merdeka.
Aziza, G Icksan dan Reny, Luhur. 2008. Radilologi Toraks Tuberkulosis Paru. Jakarta: CV.
Sagugn Seto
Departemen Kesehatan RI., 2011. TBC Masalah Kesehatan Dunia. Jakarta: BPPSDMK
Departemen Kesehatan RI., 2011. TBC Masalah Kesehatan Dunia. Jakarta: BPPSDMK
Ducati, R.G., Netto A.R., Basso L.A. 2006. The resumption of consumption ñ A review on
tuberculosis. Rio de Janeiro: Mem Inst Oswaldo Cruz, 101 (7): 697-714.
Gould, D. & Brooker, C. 2003. Mikrobiologi Terapan untuk perawat, halaman 252, cetakan
pertama. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.
Hull, David., 2008.Dasar-Dasar Pediatri, Edisi 3.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Price, S.A ., Standridge, M.P. 2006. Tuberkulosis paru. Dalam Price S.A ., Wilson L.M.
Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 2. Jakarta: EGC.
Rahajoe, N.N., Supriyatno, B., dan Setyanto, D.B., 2008.Respirologi Anak. Jakarta: EGC
Rubenstein, David, dkk. 2007. Lecture Notes Kedokteran Klinis. Dialih bahasakan oleh
Annisa Rahmalia. Jakarta: Erlangga.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Todar, K., 2009. Bacillus anthracis and Antrax. Todar’s online textbook of bacteriology.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007.Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.