Antidiare
1. Kemoterapeutika
Walaupun pada umumnya obat tidak digunakan pada diare, ada beberapa
pengecualian dimana obat antimikroba diperlukan pada diare yag disebabkan oleh infeksi
beberapa bakteri dan protozoa. Pemberian antimikroba dapat mengurangi parah dan
lamanya diare dan mungkin mempercepat pengeluaran toksin. Kemoterapi digunakan
untuk terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab diare dengan antibiotika
(tetrasiklin, kloramfenikol, dan amoksisilin, sulfonamida, furazolidin, dan kuinolon)
(Schanack, 1980).
2. Zat penekan peristaltik usus
Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Contoh: Candu dan alkaloidnya,
derivat petidin (definoksilat dan loperamin), dan antikolinergik (atropin dan ekstrak
beladona) (Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007).
3. Adsorbensia
Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah mengikat
atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolisme serta melapisi permukaan
mukosa usus sehingga toksin dan mikroorganisme tidak dapat merusak serta menembus
mukosa usus. Obat-obat yang termasuk kedalam golongan ini adalah karbon, musilage,
kaolin, pektin, garam-garam bismut, dan garam-garam alumunium) (Departemen
Farmakologi dan Terapi UI, 2007).
Obat diare yang dapat dibeli bebas mengandung adsorben atau gabungan antara
adsorben dengan penghilang nyeri (paregorik). Adsorben mengikat bakteri dan toksin
sehingga dapat dibawa melalui usus dan dikeluarkan bersama tinja. Adsorben yang
digunakan dalam sediaan diare antara lain attapulgit aktif, karbon aktif, garam bismuth,
kaolin dan pektin (Harkness, 1984).
1.1 Tukak
Terapi Farmakologi
a. Antasida
Antasida adalah golongan obat yang digunakan dalam terapi terhadap akibat yang
ditimbulkan oleh asam yang diproduksi oleh lambung. Umumnya antasida merupakan
basa lemah, yang bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk air dan
garam,sehingga menurunkan keamanan lambung. biasanya bisa terdiri dari zat aktif yang
mengandung alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, Natrium karbonat dan
kalsium karbonat. Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan simetikon yang dapat
mengurangi kelebihan gas.Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi
“terlalu”asam. Selain itu, antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim
pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam. Enzim ini diketahui juga berperan dalam
menimbulkan kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia(Ernst Muschler,1991)..
Kesimpulan
Antidiare
Keterampilan yang harus dimiliki pada saat percobaan antidiare menggunakan
mencit adalah keterampilan memegang mencit, memberikan obat secara oral kepada
mencit, dan mendislokasi tulang leher mencit agar percobaan dapat dilakukan dengan
lancar dan tidak terjadi hal apa pun yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, P. 1995. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare Akut. Penerbit BukuEGC. Jakarta
Bishop, Y. 2005. The Veterinary Formulary 6th Edition. Britain: The British Veterinary
Association.
Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007. Farmakologi dan Terapi ed 5. Jakarta : Penerbit
UI Press.
Hendarwanto. 1996. Diare Akut Karena Infeksi Ilmu Penyakit Dalam. FKUI.Jakarta.
Schanack, W., et al. 1980. Senyawa Obat, Edisi kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Suriadi, & Rita, Y. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana, Rahardja. 2002. Obat-obat Penting, Khasiat,Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima. PT Elex MediaKomputindo. Jakarta
Tjay, T. H dan Kirana R. (2007). Obat-Obat Penting Penggunaan Dan Efek-Efek Sampingnya
Edisi V. Jakarta: PT Alex Medika Komputindo.