Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 pengertian
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene. 2016).
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli,
ataupun uretra. Infeksi saluran kemih adalah istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin. Bakteri uria bermakna (significant
bacteriuria): bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme
murni lebih dari 105 colony forming unit (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria
bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (convert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai
persentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna asimtomatik. Pada beberapa
keadaan pasien dengan persentasi klinis tanpa bekteriuria bermakna. Piuria
bermakna (significant pyuria), bila ditemukan netrofil >10 per lapangan pandang
(Sudoyo, 2009).

2.1.2 penyebab
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area
lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang
muncul di kulit area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan
uretra.Organisme dapat juga masuk selama kontak seksual.
Dalam hal ini infeksi terjadi sebagai infeksi yang diperoleh dari komunitas yang
tidak kompleks.Pasien dengan kateter perkemihan bisa juga mengalami infeksi
karena adanya kateter yang memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk
ke kandung kemih.Beberapa peralatan saluran kencing, misal cystoscopy, juga
memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk kandung kemih. Sebagian
dari peralatan tidak disterilkan sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya;
peralatan diberi desinfektan dosis tinggi karena serat optik dan lensa di dalam tidak
akan tahan dengan temperatur tinggi yang diperlukan untuk mensterilkan. Infeksi
ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary. 2014)

2.1.3 faktor resiko


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih
menurut Kasper (2005) antara lain:
1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual
Secara anatomi, uretra perempuan memiliki panjang sekitar 4 cm dan terletak
di dekat anus. Hal ini menjadikannya lebih rentan untuk terkena kolonisasi
bakteri basil gram negatif. Karenanya, perempuan lebih rentan terkena ISK.
Berbeda dengan laki-laki yang struktur uretranya lebih panjang dan memiliki
kelenjar prostat yang sekretnya mampu melawan bakteri, ISK pun lebih jarang
ditemukan. Pada wanita yang aktif seksual, risiko infeksi juga meningkat.
Ketika terjadi koitus, sejumlah besar bakteri dapat terdorong masuk ke vesika
urinaria dan berhubungan dengan onset sistitis. Semakin tinggi frekuensi
berhubungan, makin tinggi risiko sistitis. Oleh karena itu, dikenal istilah
honeymoon cystitis (Sobel, 2005).
2. Usia
Prevalensi ISK meningkat secara signifikan pada manula. Bakteriuria
meningkat dari 5-10% pada usia 70 tahun menjadi 20% pada usia 80 tahun.
Pada usia tua, seseorang akam mengalami penurunan sistem imun, hal ini
akan memudahkan timbulnya ISK. Wanita yang telah menopause akan
mengalami perubahan lapisan vagina dan penurunan estrogen, hal ini akan
mempermudah timbulnya ISK.
3. Obstruksi
Penyebab obstruksi dapat beraneka ragam diantaranya yaitu tumor, striktur,
batu, dan hipertrofi prostat. Hambatan pada aliran urin dapat menyebabkan
hidronefrosis, pengosongan vesika urinaria yang tidak sempurna, sehingga
meningkatkan risiko ISK.
4. Disfungsi neurogenik vesika urinaria
Gangguan pada inervasi vesika urinaria dapat berhubungan dengan infeksi
saluran kemih. Infeksi dapat diawali akibat penggunaan kateter atau
keberadaan urin di dalam vesika urinaria yang terlalu lama.
5. Vesicoureteral reflux
Refluks urin dari vesika urinaria menuju ureter hingga pelvis renalis terjadi
saat terdapat peningkatan tekanan di dalam vesika urinaria. Tekanan yang
seharusnya menutup akses vesika dan ureter justru menyebabkan naiknya
urin. Adanya hubungan vesika urinaria dan ginjal melalui cairan ini
meningkatkan risiko terjadinya ISK.
6. Faktor virulensi bakteri
Faktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu, begitu
dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi traktus
urinarius. Hampir semua strain E.coli yang menyebabkan pielonefritis pada
pasien dengan traktus urinarius normal secara anatomik mempunyai pilus
tertentu yang memperantarai perlekatan pada bagian digaktosida dan
glikosfingolipid yang adadi uroepitel. Strain yang menimbulkan pielonefritis
juga biasanya merupakan penghasil hemolisin, mempunyai aerobaktin dan
resisten terhadap kerja bakterisidal dari serum manusia.
7. Faktor genetic
Faktor genetik turut berperan dalam risiko terkena ISK. Jumlah dan tipe
reseptor pada sel uroepitel tempat menempelnya bakteri ditentukan secara
genetik.
2.1.4 Patogenesis
Patogenesis bakteriuria asimtomatik dengan presentasi klinis ISK tergantung dari
patogenitas dan status pasien sendiri (host).
1. Peran patogenisitas bakteri.
Sejumlah flora saluran cerna termasuk E.coli diduga terkait dengan etiologi
ISK. Patogenisitas E.coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida
dari lipopolisakarin (LPS). Hanya imunoglobulin serotype dari 170 serotipe
O/E.coli yang berhasil diisolasi rutin dari pasien ISK klinis, diduga strain
E.coli ini mempunyai patogenisitas khusus (Weissman, 2007).
2. Peran bacterial attachment of mucosa.
Penelitian membuktikan bahwa fimbriae merupakan satu pelengkap
patogenesis yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada permukaan
mukosa saluran kemih. Pada umumnya P.fimbriae akan terikat pada P blood
group antigen yang terdapat pada sel epitel saluran kemih atas dan bawah
(Sukandar, 2004).
3. Peranan faktor virulensi lainnya.
Sifat patogenisitas lain dari E.coli berhubungan dengan toksin. Dikenal
beberapa toksin seperti α-hemolisin, cytotoxic necrotizing factor-1 (CNF 1),
dan iron reuptake system (aerobactin dan enterobactin). Hampir 95% α-
hemolisin terikat pada kromosom dan berhubungan dengan pathogenicity
island (PAIS) dan hanya 5% terikat pada gen plasmio (Sudoyo, 2009).
Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami perubahan
bergantung pada dari respon faktor luar. Konsep variasi fase mikroorganisme
ini menunjukan peranan beberapa penentu virulensi bervariasi diantara
individu dan lokasi saluran kemih. Oleh karena itu, ketahanan hidup bakteri
berbeda dalam kandung kemih dan ginjal (Nguyen, 2008).
4. Peranan Faktor Tuan Rumah (host)
a. Faktor Predisposisi Pencetus ISK.
Penelitian epidemiologi klinik mendukung hipotensi peranan status
saluran kemih merupakan faktor risiko atau pencetus ISK. Jadi faktor
bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting untuk
kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bakteri sering
mengalami kambuh (eksaserbasi) bila sudah terdapat kelainan struktur
anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis ginjal
tanpa obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses
klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi. Endotoksin (lipid A)
dapat menghambat peristaltik ureter. Refluks vesikoureter ini sifatnya
sementara dan hilang sendiri bila mendapat terapi antibiotik. Proses
pembentukan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks
vesikoureter terjadi sejak anak-anak. Pada usia dewasa muda tidak jarang
dijumpai di klinik gagal ginjal terminal (GGT) tipe kering, artinya tanpa
edema dengan atau tanpa hipertensi (Pranawa et al, 2007).
b. Status Imunologi Pasien (host).
Penelitian laboratorium mengungkapkan bahwa golongan darah dan status
sekretor mempunyai konstribusi untuk kepekaan terhadap ISK. (Mansjoer,
2005).

2.1.5 Dampak ISK


Sebenarnya infeksi saluran kemih (ISK) bisa sembuh total apabila penderita
berobat atau memeriksakan dirinya ke dokter.
Efek samping Penyakit Infeksi Saluran Kemih yang tidak diobati bisa jadi
berbeda-beda setiap orang, karena tingkat parahnya penyakit setiap penderita
tentu berbeda. Ada efek samping yang ringan, namun juga ada efek samping
yang berat hingga mengancam nyawa. Selain itu, bahaya infeksi saluran kemih
jika tidak diobati juga bergantung pada kesehatan keseluruhan dari tubuh
penderita itu sendiri. Bergantung juga pada persebaran bakteri di dalam saluran
kemih itu sendiri. Berikut beberapa bahayanya yang bervariasi.
a. Iritasi Kandung
Kemih Infeksi saluran kemih yang tidak diobati bisa memunculkan
beberapa gejala penyakit yang berhubungan dengan iritasi di Anatomi
Kandung Kemih. Beberapa gejala yang dimaksud adalah hematuria,
sensasi terbakar saat berkemih, sakit perut, dan juga demam. Gejala
tersebut biasa terjadi jika gejala ISK sudah menyebabkan iritasi.
b. Delirium
Delirium adalah sebuah kondisi dimana mental seseorang terganggu
dengan gejala muncul penurunan kemampuan dalam berpikir ada
memusatkan perhatiannya. Biasanya hal ini membuat penderita menjadi
linglung dan gagal berfikir secara jernih. Seseorang penderita ISK yang
juga menderita demensia lebih berpeluang besar untuk mengalami bahaya
ini. Dan jangan dikira bahwa delirium hanya sebatas penurunan berpikir
saja. Kondisi ini juga berbahaya karena kita tidak pernah tahu jika
sewaktu-waktu penderita melakukan sesuatu hal yang menyakiti diri
sendiri, seperti keluar rumah dan tidak kembali, jatuh dari tempat yang
tinggi, dan sebagainya.
c. Tekanan Darah Rendah
Efek samping infeksi saluran kemih jika tidak diobati lainnya adalah
menyebabkan tekanan darah rendah. Kondisi ini bisa terjadi jika infeksi
sudah menyebar ke organ saluran kemih seperti ginjal. Jika tekanan darah
sudah terganggu, maka metabolisme tubuh secara keseluruhan juga akan
terganggu. Dan jika tekanan darah sudah turun sangat drastis, maka
bahaya yang lebih serius akan mengancam jiwa.
d. Gangguan pada ginjal
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri. Jika infeksi saluran kemih
tidak diobati dengan baik, maka aktivitas bakteri bisa menyebar. Dan jika
bakteri sudah berhasil mencapai organ ginjal, maka akan muncul berbagai
gangguan pada ginjal. Ginjal adalah organ yang vital. Jika kondisi ini
terjadi secara terus menerus, mas bisa jadi meningkatkan risiko Ginjal
Rusak.
e. Infeksi saluran kemih saat hamil
Bisamenyebabkaninfeksi ginjal, yang pada akhirnya dapat berakibatpada
keguguran atau kelahiran prematur. Tidakhanya itu saja, infeksi saluran
kemih yang beratdapat menyebabkan infeksi yang meluas
(sitemik)tentunya keadaan ini dapat menyebabkan kelahiranprematur.
Infeksi saluran kemih akut juga seringmempengaruhi infeksi pada dinding
rongga amnion(ketuban), sehingga menyebabkan ketuban pecahdini, dan
berakibat meningkatkan risiko infeksi padajanin.
2.2 Kerangka Teori
Kurangnya minum air
Kurangnya hygiene Menahan BAK

Penurunan Penurunan
Meningkatnya Statis urin
volume urin PH urin
kelembapan

Mikroorganisme dari
Penurunan Kerusakan
muara uretra naik ke
frekuensi epitel saluran
saluran kemih
miksi kemih

Penurunan mekanisme alami Memudahkan


pembersihan bakteri dari masuknya bakteri
saluran kemih dalam saluran kemih

Peningkatan kolonialisasi bakteri


dalam saluran kemih

Infeksi saluran kemih


2.3 Penelitian Terkait

No Nama peneliti Judul penelitian Variabel Hasil

1 Rizki Artika Putri, Faktor-faktor yang Independen: - tidak ada pengaruh


dkk mempengaruhi kejadian ISK antara usia dengan
pada pasien rawat inap pada ISK
kejadian ISK.
usia > 20 tahun dengan Dependent:
pemasangan kateter - tidak ada pengaruh
- usia antara jenis kelamin
menetap di RSUD Tugurejo
Semarang dengan kejadian ISK.
- jenis kelamin
- ada hubungan antara
-lama lama penggunaan kateter
penggunaan dengan kejadian ISK.
kateter
- ada hubungan antara
- perawatan perawatan kateter
kateter dengan kejadian ISK.

- personal - tidak ada pengaruh


hygiene personal hygiene dengan
kejadian ISK.

2 Hengky Muhamad ISK sebagai faktor resiko Independent: Kuman aerob lebih besar
masteryanto, dkk terjadinya ancaman pengaruhnya akan kejian
persalinan preterm. ISK ISK pada persalinan
Dependent: preterm.

- kuman aerob

- kuman
anaerob

3 Darsono, dkk gambaranKarakteristik Ibu Independent: - faktor yang


hamil yang mengalami ISK di mempengaruhi kejadian
Wilayah Kerja Puskesmas ISK isk pada ibu hamil adalah
Pekauman Banjarmasin. Dependent: pendidikan, status
pekerjaan dan riwayat
karakteristik keputihan.
umur,pendidika
n, pekerjaan, - faktor yang tidak ada
Status ekonomi mempengaruhi kejadian
dan riwayat ISK pada ibu hamil adalah
keputihan karakteristik umur dan
status ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai