Anda di halaman 1dari 47

NOMOR : 569/PTD/SPPBE-RSS/ROHIL/IX/2019

DAFTAR ISI
Halaman
COVER
Bab 1 KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN 4
LINGKUNGAN (K3LL)
1.1 Tanggung Jawab 4
1.2. Ketentuan – ketentuan K3LL 5
1.2.2. Pencegahan Kebakaran 5
1.2.3. Kesehatan Kerja 6
1.2.4. Pelatihan K3LL 6
1.3. Peralatan dan Fasilitas K3LL 6
1.4. Penanggulangan Kebakaran dan Pencemaran 8
1.4.1. Prosedur Pemadaman Kebakaran / Ledakan 8
1.4.2. Prosedur Penanganan Kebocoran Tangki LPG 10
1.4.3. Prosedur Penanganan Kecelakaan Fatal 10
1.5. Pengawasan, Pemantauan dan Pelaporan 11
1.6 Lampiran 11

Bab 2 OPERASIONAL PPP ( Penerimaan, Penyaluran, Penimbunan ) 14


2.1. Operasi Penerimaan LPG Lewat Darat. 14
2.1.1. Operasi Penerimaan LPG melalui Skid Tank. 14
2.1.2. Operasi Penerimaan LPG Melalui Pipa 15
2.2. Penimbunan 16
2.3. Penyusunan Tabung Dalam Gudang 16
2.4. Pengisian, Penyaluran dan Penyerahan 17
2.4.1. Pengisian 17
2.4.1.1. Pengisian Skid Tank Untuk Agen Industri 17
2.4.1.2. Pengisian Tabung LPG 17

Bab 3 PEMELIHARAAN SARFAS SPPBE 19


3.1. Tugas dan Tanggung Jawab 19
3.2. Kelengkapan Dokumen 19
3.3. Pemeliharaan Peralatan Utama 20
3.3.1. Tangki Timbun dan Skid Tank 20
Sistem Pipa dan Filling Machine, Valve, Motor, Pompa, Kompresor gas,
3.3.2. 21
Kompresor angin
3.3.3. Genset dan Instalasi Listrik 23
3.3.4. UPS dan Trafo 23
3.4. Pemeliharaan Peralatan Penunjang 24
3.4.1 Drive Way 24
3.4.2. Bangunan Filling Hall 24
3.4.3. Signage 24
3.4.4. Bangunan ( Kantor, Rumah Genset, Mushola ) 24
3.4.5. K3LL 25
3.4.6. Pagar dan Saluran 25
3.4.7. System WEB-SPPBE 26
3.4.8. Rambu – rambu 26
3.4.9. Pertanaman 26
3.5. Uraian 26
Bab 4 ADMINISTRASI 27
4.1. Handling Tabung/Skid Tank 27
4.1.1. Penerimaan Tabung 27
4.2. Proses Seleksi Tabung 27
4.2.1. Tabung Habis Masa Uji Edar ( 5 Tahun ) 28
4.2.2. Pemeriksaan Visual 28
4.2.3. Perubahan Bentuk 28
4.2.4. Kebocoran 29
4.2.5. Berat Tabung Kosong 29
4.2.6. Hand Guard dan Footring 29
4.2.7. Pemeriksaan Rubber Seal 29
Pedoman Proses Administrasi Pembelian Isi Ulang dan Tabung Baru Bagi Agen LPG 31
Proses admistrasi Sales Order (SO), Good Issue (GI) dan surat jalan (dalam kondisi normal) 31

Proses administrasi Loading Order (LO) manual dalam kondisi tidak normal (off line) 32

Bab 5 SUMBER DAYA MANUSIA 34


5.1. Umum 34
5.1.1. Petunjuk dan Ketentuan 34
5.1.2. Struktur Organisasi 34
5.2. Kualifikasi dan Spesifikasi Pekerjaan 35
5.3. Proses dan Prosedur 44
5.3.1. Aktifitas 44
5.3.2. Penjelasan 46
BAB 1
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA
DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN ( K3LL )

1.1. Tanggung Jawab


Tanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dari kebijakan PT PERTAMINA (PERSERO) berada
pada pengelola SPPBE termasuk aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) di
SPPBE. Berdasarkan tanggung jawab tersebut, setiap pengelola SPPBE harus :
a. Memahami standar dan kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan PT
PERTAMINA (PERSERO)
b. Memastikan setiap karyawan SPPBE telah terlatih dan memahami prosedur kerja dengan baik.
c. Memastikan bahwa seluruh peraturan keselamatan dipahami oleh seluruh karyawan
SPPBE.
d. Memastikan seluruh tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang diperlukan di lingkungan
SPPBE dalam keadaan baik dan dapat terlihat dengan jelas.
e. Menyediakan dan memastikan bahwa seluruh peralatan pemadam kebakaran dan lindungan lingkungan
dalam keadaan siap pakai.
f. Bertanggung jawab bila terjadi kecelakaan di SPPBE untuk memastikan bahwa penyebab dan kondisi
yang muncul dari masing-masing kecelakaan, kejadian atau bencana telah diinvestigasi dan dilakukan
tindakan yang tepat agar tidak terulang kembali.
g. Membuat catatan di safety log book sesegera mungkin setelah kecelakaan.
h. Memastikan bahwa seluruh kerusakan yang terjadi telah dilaporkan.
i. Memastikan bahwa apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya telah didelegasikan kepada karyawan yang
paling senior selama dia tidak berada di SPPBE.
Karyawan SPPBE juga mempunyai tanggung jawab, yaitu harus :
a. Memperhatikan dan mematuhi segala peraturan dan kebijakan PT PERTAMINA (PERSERO) tentang
K3LL.
b. Mengikuti seluruh instruksi tentang K3LL yang diberikan oleh Pengelola SPPBE.
c. Melaporkan seluruh kecelakaan, kejadian, sumber-sumber potensial bahaya dan kerusakan peralatan pada
SPPBE kepada Pengelola SPPBE.
1.2. Ketentuan – Ketentuan K3LL
1.2.1. Keselamatan Kerja
1.2.1.1 Ketentuan Umum
 Area SPPBE merupakan daerah berbahaya sehingga diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus untuk
mencegah kecelakaan, kebakaran dan pencemaran
 Dalam area SPPBE tidak diperkenankan mengadakan kegiatan selain yang berkaitan dengan penyaluran
LPG dan usaha penunjangnya kecuali dengan ijin PT PERTAMINA (PERSERO).
 Para pekerja SPPBE harus mengenakan Alat Pelindung Diri sesuai dengan analisa resiko dan dampak
kegiatan yang dilakukan.
 Kebersihan areal SPPBE harus selalu terpelihara dan terjaga.

1.2.2. Pencegahan Kebakaran


1.2.2.1 Ketentuan Umum
 Dilarang merokok, membawa hand phone (telepon genggam), membuat api terbuka atau pekerjaan yang
menimbulkan bunga api di area SPPBE
 Area SPPBE harus aman dari sumber api dengan cara pengaturan jarak aman (safety distance)
atau tembok pembatas.
 Semua perlengkapan listrik yang akan dipasang di SPPBE harus disesuaikan dengan
standard code yang umum dipakai (IP Electircal Safety Code) dan P.U.I.L. 2002.
 Karyawan SPPBE harus memastikan bahwa tidak terdapat akumulasi uap LPG yang dalam kondisi tertentu
dapat terbakar atau meledak.

1.2.2.2 Peralatan pemadam kebakaran


 SPPBE harus dilengkapi dengan fasilitas fixed fire system yang terdiri dari fire pump, fire line, fire hydrant
dan water sprinkler sebagai upaya proteksi dari bahaya kebakaran.
 Di area SPPBE harus selalu tersedia alat pemadam api ringan maupun beroda dalam jumlah yang cukup
menurut ketentuan PT PERTAMINA (PERSERO) dan selalu dalam keadaan siap pakai.
 Alat pemadam harus ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan dan tidak dibenarkan dipindahkan tanpa
ijin petugas setempat.
 Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh petugas/perusahaan yang berwenang meliputi :
kondisi fisik tabung, kondisi slang dan nozzle, kondisi tepung dan tekanan gas. Hasil dan tanggal
pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung pemadam.
 Setiap karyawan SPPBE harus memahami dan terlatih menggunakan alat pemadam kebakaran yang
tersedia di SPPBE. Tata cara pengoperasian alat pemadam dapat dilihat pada Lampiran 1.
1.2.3. Kesehatan Kerja
 Apabila LPG bersentuhan dengan kulit, akan menimbulkan luka bakar dingin yang serius. Sarung tangan
panjang harus selalu digunakan apabila menangani LPG.
 Uap LPG tidak boleh dihirup. Konsentrasi uap yang tinggi akan menimbulkan kepeningan dan sesak nafas
karena kekurangan oksigen.

1.2.4. Pelatihan K3LL


 Semua karyawan/operator SPPBE harus mengikuti latihan pemadam kebakaran sebelum
SPPBE dioperasikan.
 Latihan pemadaman kebakaran bagi operator SPPBE harus dilakukan setiap 6 bulan.

1.3. Peralatan dan Fasilitas K3LL


Peralatan yang digunakan dalam rangka menjaga kondisi keselamatan, kesehatan kerja, dan lindungan
lingkungan di SPPBE adalah :
1. Fixed Fire System, yang terdiri dari :
 Fire pump dan jockey pump
Jockey pump memastikan bahwa fire line selalu bersifat pressurized. Perlu dilakukan
performance test terhadap fire pump setiap tahunnya untuk mengetahui apakah kinerja pompa
masih memenuhi standar yang berlaku.

 Kolam air pemadam


Kolam air pemadam harus selalu terisi penuh untuk memenuhi kebutuhan pemadaman dengan
skenario kebakaran terburuk. Perlu dilakukan pengurasan kolam air pemadam setiap tahunnya
sebagai upaya untuk melakukan pemeliharaan terhadap kolam air tersebut.

 Fire line dan fire hydrant dan hose box


Jumlah fire hydrant dan hose box harus memenuhi persyaratan minimum yang diperlukan
berdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu pemasangan hydrant dan hose box pada setiap 45-60
meter fire line. Setiap hose box harus diisi dengan fire hose (selang pemadam) dan nozzle.

 Water sprinkler
Terpasang pada tangki timbun dan filling hall sebagai fasilitas untuk memadamkan atau
mendinginkan peralatan yang terkena api.
2. Alat pemadam kebakaran, merek dan jenis yang digunakan telah seusai dengan vendor list PT
PERTAMINA (PERSERO), yaitu jenis :

Alat pemadam api ringan jenis Dry Chemical Powder kapasitas 9 kg yang
ditempatkan di setiap tiang filling hall, kantor dan gudang.

Alat pemadam api beroda jenis Dry Chemical Powder kapasitas 70 kg yang
ditempatkan di dekat tangki timbun dan filling hall. (catatan : jumlah racun api
beroda tergantung luas dan sarana di SPPBE)

 Alat pemadam api ringan jenis CO2 untuk ruang genset atau ruang listrik.
Posisi penempatan alat pemadam kebakaran harus ditentukan sejak awal SPPBE beroperasi dan
dilarang untuk dipindahkan oleh siapapun tanpa izin dari pengelola SPPBE.
Perlu dilakukan pengecekan berkala setiap 6 bulan sekali terhadap setiap alat pemadam.

3. Tanda dan rambu peringatan :


Tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang harus ada di SPPBE adalah :
 Petunjuk tata cara pembongkaran LPG
 Tanda dilarang merokok

 Tanda harus mematikan mesin kendaraan saat pengisian LPG


 Tanda dilarang menyalakan hand phone/telepon genggam

 Tanda dilarang menggunakan kamera di area SPPBE


 Rambu peringatan sedang dalam proses pembongkaran LPG
 Tanda dilarang untuk memasuki area tertentu di SPPBE
 Tanda dilarang berjualan di area SPPBE
 Rambu-rambu petunjuk arah lalu lintas di SPPBE

Tanda dan rambu peringatan tersebut harus :


 Dibuat dengan gambar atau tulisan yang jelas dan mudah dimengerti oleh setiap orang yang berada di
lingkungan SPPBE.
 Berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dan dibaca dengan jelas dalam jarak minimal 10 (sepuluh)
meter.
 Dipasang pada ketinggian yang sesuai (eye level).

4. Grounding system :
 Grounding system dibuat untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran akibat sambaran petir dan
aliran listrik statis. Hal ini diterapkan pada tangki timbun, dispenser, generator dan sistem kelistrikan.
 Semua grounding system tersebut harus di periksa setahun sekali. Besar tahanan grounding maksimum
yang dipersyaratkan adalah maksimal 7 ohm untuk sarana peralatan non listrik dan maksimal 4 ohm
untuk sarana peralatan listrik, kecuali ditentukan lain sesuai spesifikasi peralatan.

5. Perlengkapan P3K :
SPPBE harus dilengkapi dengan fasilitas P3K dengan jumlah yang memadai.

6. Alat Pelindung Diri :


Pekerja SPPBE harus dilengkapi dengan pakaian kerja standar, topi keselamatan (safety helmet), sepatu
keselamatan (safety shoes), masker dan sarung tangan keselamatan (safety gloves), ear plug untuk
diruangan genset dan kompresor.

1.4. Penanggulangan Kebakaran dan Pencemaran


1.4.1. Prosedur Pemadaman Kebakaran / Ledakan
1.4.1.1 Kebakaran Kecil
 Karyawan atau petugas yang mengetahui terlebih dahulu segera memadamkan api dengan menggunakan alat
pemadam portable yang terdekat.
 Beritahukan yang lain dengan berteriak “KEBAKARAN”. Upayakan agar tidak timbul kepanikan pada
konsumen atau petugas yang berada di sekitar SPPBE.
 Apabila kebakaran berhasil dipadamkan, buat laporan kejadian di safety log book dan amankan lokasi
kejadian untuk kepentingan penyelidikan.

1.4.1.2 Kebakaran Besar :


Apabila kebakaran kecil tidak dapat dipadamkan dengan cepat atau pada saat pertama diketahui api sudah membesar,
maka :
 Matikan seluruh aliran listrik dan hentikan seluruh kegiatan SPPBE
 Bila kebakaran terjadi, segera hentikan aliran LPG, konsentrasikan pada usaha mendinginkan peralatan yang
terkena api.
 Atur dan arahkan orang-orang dan kendaraan bermotor yang ada di SPPBE untuk keluar dari
SPPBE.
 Blokir lokasi SPPBE sehingga semua kendaraan dan orang yang tidak bekepentingan tidak masuk ke
SPPBE
 Telepon Petugas Pemadam Kebakaran dan Polisi, serta PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat.
 Laporkan kepada pengelola SPPBE dan PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat (K3LL dan
SR)
 Apabila pemadaman telah selesai, buat laporan kejadian di safety log book dan amankan lokasi kejadian
untuk kepentingan penyelidikan.

1.4.1.3 Kebakaran di Sekitar SPPBE.


Bila terjadi kebakaran di sekitar SPPBE yang dipandang membahayakan keamanan
SPPBE, maka lakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Kebakaran dalam radius ± 25 meter.
 Tingkatkan kewaspadaan.
 Laporkan ke PERTAMINA.
 Stop pembongkaran LPG dari skid tank.
 Bila perlu hentikan semua kegiatan dan evakusi kendaraan.
 Siapkan pemadam / racun api yang tersedia.

b. Kebakaran dalam radius ± 25 s/d 50 meter.


 Lakukan pemantauan.
Bila kebakaran dipandang membahayakan SPPBE lakukan langkah-langkah seperti point a. diatas.
1.4.2. Prosedur Penanganan Kebocoran Tangki LPG
Apabila terjadi kebocoran LPG, petugas SPPBE harus melakukan prosedur berikut, yaitu :
1. Hentikan aliran LPG dengan menggunakan katup penutup jika mungkin.
2. Jika belum ada api:
 pindahkan semua orang dari area penyebaran uap.
 pindahkan atau padamkan semua sumber pemicu api.
 usahakan untuk membuyarkan uap, jauhkan dari potensi bahaya. Hal ini dimungkinkan
dengan penggunaan tirai air, tapi haruslah terus diatas awan uap dan hindari menjadi
pembungkus uap. Hati-hati agar tidak membawa uap menuju sistem pembuangan.
3. Jika telah ada api, dan setelah menghentikan aliran LPG, konsentrasikan pada usaha mendinginkan
peralatan yang terkena api.
Perhatikan hal-hal berikut:
 air merupakan medium pendingin terbaik
 berikan perhatian khusus pada bagian luar bejana penyimpanan di atas level zat cair pada isi,
atau titik dimana api membakar peralatan atau bagian luar bejana.
 Sumber gas pada api (spt. pipa rusak) sebaiknya dibiarkan terbakar (bila tidak menimbulkan
bahaya lebih besar), ketika api dipadamkan, uap akan menyebar dan mungkin akan memicu
kembali api dengan kerusakan atau luka lebih besar.
 Pada beberapa kesempatan, coba untuk membuka jalan ke arah katup dan tutuplah. Hal ini
akan memadamkan kebakaran LPG sebelum semua produk terbaka r. Bubuk kering dapat
dibawa menuju hulu gas terbakar untuk dapat memadamkan api dengan cepat.

Perhatian:
Selalu yakinkan bahwa semua benda logam panas dalam awan uap dapat didinginkan dengan
cepat, jika tidak gasnya akan terpicu kembali.
Walaupun propana dan butana tidak memiliki substansi beracun, uapnya merupakan bahaya
serius bila dihisap dalam kuantitas berlebih, karena hal tersebut mengurangi konsentrasi oksigen
dibawah 16%. Penghisapan pada situasi ini akan mengakibatkan cedera serius dan bila kontinyu
bisa fatal akibatnya.

1.4.3. Prosedur Penanganan Kecelakaan Fatal


Apabila terjadi kecelakaan fatal, petugas SPPBE harus melakukan prosedur berikut, yaitu:
 Lakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) untuk korban.
 Telepon ambulans / rumah sakit terdekat.
 Stop operasi dari SPPBE apabila diperlukan.
 Laporkan kepada pengelola SPPBE, K3LL dan SR PT PERTAMINA (PERSERO).

1.5. Pengawasan, Pemantauan dan Pelaporan


 Pemantauan aspek Lindungan Lingkungan berupa : pemantauan kualitas udara yang dilakukan
mengacu sesuai dokumen UKL dan UPL yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang.
 Pemeriksaan kondisi alat pemadam kebakaran dilakukan setiap 6 bulan oleh petugas yang berwenang.
 Pengukuran grounding dilakukan setiap tahun oleh petugas yang berwenang.
 Hasil pemantauan, pengukuran dan pemeriksaan aspek K3LL dilaporkan kepada PT PERTAMINA
(PERSERO).
 Setiap terjadi kecelakaan atau kebakaran yang terjadi di SPPBE harus dilaporkan kepada LK3 /
SR PT PT PERTAMINA (PERSERO) dengan cara :
- Lisan atau melalui telpon segera setelah kejadian.
- Dengan laporan tertulis selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian.
Laporan dibuat rangkap sesuai dengan tembusan menurut kebutuhan atau petunjuk Pertamina Gas
Domestik Region setempat dan ditandatangani oleh pimpinan SPPBE.
Copy laporan disimpan dengan baik di SPPBE dan dapat ditunjukkan bila diperlukan.

1.6. LAMPIRAN 1 :

TATA CARA PENGOPERASIAN ALAT PEMADAM KAP. 20 LBS (9 KG)


1. Turunkan alat pemadam dari tempatnya
2. Lepaskan selang dari jepitan
3. Pegang horn nozzle dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan menekan pelatuk/pemecah cartridge dengan
posisi badan/muka menyamping dari fill cap racun api.
4. Lakukan pengetesan di tempat yang aman terlebih dahulu sebelum maju ke sasaran api dengan posisi nozzle ke
atas.
5. Bila alat tersebut baik majulah mendekati api dari arah angin datang (diatas angin) dengan memegang nozzle
sudut 45 o.
6. Padamkan api dengan mengarahkan semburan tepung/serbuk kimia kira-kira 2 meter dari muka sudut tepi api.
Majulah perlahan sambil mengibaskan ke kiri dan ke kanan sedemikian rupa sehingga semburan tepung
melewati tepian api/batas bagian yang terbakar tertutup dengan sempurna.
7. Perhatikan dengan seksama apakah api benar-benar telah padam. Bila telah padam, mundurlah beberapa langkah
dan jangan langsung membelakangi api karena kemungkinan api menyala kembali (flash back) dan akan
membahayakan bagi pemakainya.
8. Bila terjadi kebakaran besar dan api tidak dapat dipadamkan dengan APAR, segera hubungi petugas PMK
terdekat.

ALAT PEMADAM BERODA KAP. 150 LBS (70 KG)


1. Tarik Alat Pemadam ke lokasi kebakaran sampai jarak aman (+ 5 meter)
2. Tarik slang dan pegang ujung nozzle
3. Tarik kunci pengaman dan tekan tuas kunci untuk menusuk seal
4. Tes alat pemadam dengan membuka nozzle, arahkan ke atas/tempat yang aman. Bila tepung keluar tutup
kembali
5. Arahkan slang/nozzle ke api dan kibas-kibaskan sehingga semburan tepung merata menutupi kebakaran
6. Bila api mati, mundur perlahan-lahan, jangan membalik karena api mungkin menyala kembali
7. Bila api tidak mati, mundur perlahan menjauhi api dan minta bantuan.
PERINGATAN !!!
1. Jangan berdiri terlalu dekat dengan api
2. Upayakan selalu berada „diatas‟ angin (arah angin tidak berlawanan dengan pemegang alat pemadam)
3. Semburkan tepung dari pangkal api
4. Jangan terkena orang lain yang berada di dekat api
5. Segera mundur bila api tidak mati.
BAB 2
OPERASIONAL ( PENERIMAAN, PENYALURAN DAN
PENIMBUNAN )

2.1. OPERASI PENERIMAAN LPG LEWAT DARAT

Penerimaan LPG di SPPBE melalui darat dapat diperoleh dari :


- Skid tank.
- Pipa.

2.1.1. Operasi Penerimaan LPG melalui Skid Tank.

2.1.1.1. Sebelum Penerimaan.


1. Dilakukan pengukuran kembali isi skid tank dengan menggunakan timbangan dan atau
roto gauge. Yakinkan bahwa LPG sesuai dengan yang dinominasikan
Saat proses penimbangan skid tank, sopir diharuskan turun dari kendaraan.
2. Pastikan mesin kendaraan dalam keadaan mati dan rem tangan dalam keadaan terpasang
serta roda dalam posisi terganjal.
3. Pastikan safety switch dalam posisi off.
4. Turunkan APAR dan letakkan di samping skid tank.
5. Pasang Bounding Cable.
6. Siapkan buku “Log Sheet” untuk mencatat data skid tank beserta isinya.
7. Periksa kelengkapan dokumen dan selesaikan Administrasi (Surat Jalan, struk timbangan).
8. Ukur isi tanki timbun dan yakinkan ada ullage yang cukup.
9. Siapkan fasilitas pembongkaran.
10. Lakukan pemeriksaan segel pada valve skid tank.
11. Hubungkan Conector Coupling (liquid dan vapour) ke Skid Tank.
12. Buka kerangan (liquid valve dan vapour valve) yang berkaitan.
13. Hidupkan pompa transfer (transfer pump).
2.1.1.2. Selama Penerimaan.
1. Awasi jalur pipa dan fleksible hose dari Skid Tank sampai tangki timbun dari
kemungkinan kebocoran.
2. Yakinkan bahwa LPG sudah mengalir ke tangki timbun yang telah disiapkan.
3. Bila terjadi kebocoran, stop pemompaan, tutup kerangan dan lakukan perbaikan
secepatnya serta laporkan kepada atasan.
4. Lakukan monitor suhu tangki selama penerimaan, jika suhu tangki naik menjadi sekitar
45°C, jalankan sistim pendinginan tangki dan atau refrigerant compressor sehingga
suhunya turun sekitar 30°C.
5. Petugas penerimaan harus selalu berada di tempat.
6. Hentikan Operasi penerimaan bila cuaca buruk (banyak petir)

2.1.1.3. Setelah Penerimaan.


1. Yakinkan bahwa Skid Tank sudah kosong dengan penunjukan roto gauge dalam posisi ”0”
(nol) %.
2. Matikan pompa transfer dan tutup kerangan.
3. Lepas hubungan Connector Coupling (liquid dan vapour) dan bounding cable.
4. Setelah seluruh muatan mobil tangki dibongkar, lakukan pengukuran pada isi, suhu dan
tekanan pada tangki timbun, dan laporkan tentang jumlah penerimaan.
5. Ukur isi tangki timbun, melalui pencatatan density (berdasarkan density dari supply
point), temperature dan tekanan / pressure .
6. Catat dan selesaikan seluruh dokumen penerimaan dan lakukan Good Receipt melalui
Web SPPBE.

2.1.2. Operasi Penerimaan LPG Melalui Pipa

Operasi penerimaan LPG melalui pipa dari Kilang, Teminal LPG atau Depot LPG.

2.2.1.2.1. Sebelum Penerimaan LPG


1. Pastikan kembali rencana penerimaan LPG sebelum penerimaan dimulai.
2. Periksa kelengkapan dokumen dan selesaikan Administrasi (Mode of transport).
3. Ukur isi tangki timbun penerima dan yakinkan tersedia Ullage yang cukup.
4. Adakan komunikasi dengan pihak kilang, terminal LPG atau Depot LPG untuk
pelaksanaan pemompaan antara lain meliputi :
- Jumlah
- Waktu
- Flow rate
- Kesiapan Kilang, Terminal LPG atau Depot LPG
5. Lakukan pencatatan dalam “Log Sheet” terkait Point No. 4
6. Yakinkan peralatan Fire & Safety dalam kondisi siap operasi
2.2.1.2.2. Selama Penerimaan LPG. :
1. Buka kerangan dari jalur pipa LPG yang akan dialiri.
2. Penentuan flow rate atas dasar kesepakatan bersama dan disesuaikan dengan kondisi
fasilitas setempat dan penyesuaian jam (waktu) dilokasi masing-masing.
3. Amati terus perubahan kenaikan level LPG di dalam tangki penerima.
4. Tetap lakukan monitor selama penerimaan, jika suhu tangki naik menjadi sekitar 45°C,
jalankan sistim pendinginan tangki dan atau refrigerant compressor sehingga suhunya
turun sekitar 30°C.
5. Jika tangki penerima pertama sudah penuh maka pindahkan penerimaan LPG ke tangki
yang lain.
6. Adakan komunikasi dengan pengirim bahwa penerimaan akan selesai.

2.2.1.2.3. Selesai Penerimaan LPG.


1. Tutup semua kerangan.
2. Ukur isi tangki meliputi, density (berdasarkan density dari supply point), temperature dan
tekanan / pressure.
3. Catat dan selesaikan seluruh dokumen penerimaan dan lakukan Good Receipt melalui
Web SPPBE/My SAP untuk Depot.

2.2. PENIMBUNAN.

Setiap proses penimbunan produk bulk LPG haruslah diperhatikan langkah-langkah pekerjaan yang
bersifat teknis maupun administrasi dan keamanan pekerjaan tersebut. Kegiatan proses penimbunan
produk harus didukung oleh prosedur administrasi dan teknis yang merupakan pertanggung jawaban dari
persediaan bulk LPG.

2.2.1. Prosedur penimbunan Bulk LPG secara harian.


Pengukuran yang dilakukan sebelum dimulai kegiatan operasi di tangki timbun meliputi :
- Pengukuran tinggi cairan LPG dengan level gauge atau roto gauge.
- Pengukuran density.
- Pengukuran suhu.
- Pengukuran tekanan / pressure.
- Hitung stock tangki dengan menggunakan parameter suhu, tekanan, level / roto gauge dan density,
serta disesuaikan dengan tabel tanki dan tabel-tabel ASTM.
Semua tangki timbun yang ada di SPPBE harus dilakukan pengukuran stock (persediaan) setiap hari
sebelum operasi / sebelum kegiatan penyaluran dimulai dan setelah kegiatan operasional / penyaluran
selesai dan dilaporkan ke Operasi Gas Domestik (Rendal) setiap harinya (lihat SOP Administrasi).

2.3. PENYUSUNAN TABUNG DALAM GUDANG

a. Handling tabung-tabung kosong maupun isi diperlakukan sama.


b. Penyusunan tabung harus dikelompokkan sesuai dengan kapasitasnya.
c. Tabung isi harus disusun terpisah dengan tabung kosong, untuk ini perlu diberi rambu (board)
yang bertuliskan "Tabung Isi" dan "Tabung Kosong".
d. Tempatkan rambu sedemikian rupa sehingga mudah terbaca.
e. Pisahkan dan beri tanda tabung yang rusak, cacat, bocor.
f. Tabung harus disusun tegak dengan memperhatikan :
- Tabung isi maupun kosong kapasitas 50 Kg tidak boleh ditumpuk.
- Tabung isi maupun kosong kapasitas 12 Kg ditumpuk maksimum 2 (dua) susun.
- Tabung isi maupun kosong kapasitas 3 Kg ditumpuk maksimum 4 (empat) susun.
- Jarak minimum antara dinding dengan tabung LPG 100 cm.
g. Agar mudah menghitungnya jumlah tabung setiap baris dalam kelompok (blok) harus dibuat
sama.
h. Safety plug untuk tabung 50 kg harus selalu terpasang pada valvenya.
i. Untuk menghindari jatuhnya susunan tabung maupun kemungkinan pencurian, tabung dapat diikat
dengan menggunakan tali baja dan dikunci.
j. Jarak antara kelompok susunan tabung min.1,5 meter dan harus cukup aman untuk kegiatan
penimbunan dan penyaluran.
k. Tabung dilarang untuk ganjal dan tempat duduk.

2.4. PENGISIAN, PENYALURAN DAN PENYERAHAN

2.4.1. Pengisian

Sebelum melakukan pengisian agar diyakinkan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :


a. Drain semua tank air compressor (air receiver), buang air yang ada.
b. Pelumasan selalu dijaga untuk transfer pump, air compressor, filling machine conveyor
c. Periksa/catat ukuran temperatur dan tekanan di storage tank.

2.4.1.1. Pengisian Skid Tank untuk Agen Industri


1. Pasang rem tangan, persneling pada posisi netral
2. Timbang Skid Tank dalam keadaan kosong dan sopir harus turun dari kendaraan.
3. Periksa LO dan surat jalan apakah sesuai dengan kapasitas skid tank dan struk timbangan.
4. Tempatkan skid tank pada filling point yang ditetapkan.
5. Matikan mesin kendaraan dan pasang grounding cable/bonding cable.
6. Sopir berada dibelakang kemudi dan kernet tidak diperkenankan masuk di areal pengisian.
Safety switch dalam posisi off.
7. Hubungkan filling nozzle ke skid tank (liquid & vapour), buka valve liquid dan vapour
baik di filling point dan skid tank, dan jalankan pompa transfer.
8. Selama pengisian berlangsung, petugas pengisi (filler) selalu mengontrol roto gauge
sampai mendekati berat LPG yang akan dimuat (± 80% sampai 86% safe capasity skid
tank/jumlah yang akan diisikan), jika telah mencapai kondisi diatas proses pengisian
dihentikan.
9. Tutup liquid dan vapour valve inlet dan outlet pada skid tank dan pada filling point.
10. Pada akhir kegiatan pengisian, buang sisa vapour LPG yang masih terdapat pada
slang/hose dengan evacuation pump.
11. Lepaskan hubungan slang/hose antara filling nozzle dengan skid tank.
12. Timbang skid tank (sopir harus turun dari kendaraan), jika kurang isinya tambahkan LPG
sesuai dengan kekurangannya di jembatan timbang.
13. Untuk penambahan kekurangan LPG ini lakukanlah seperti No.1 sampai dengan 11,
hingga beratnya sesuai dengan LPG yang dimuat.
14. Tutup Inlet dan outlet valve liquid dan vapour pada skid tank kemudian disegel.

2.4.1.2. Pengisian Tabung LPG.

Pengisian dilakukan kedalam tabung LPG ukuran 3 Kg, 6 kg, 12 kg dan 50 kg.
Untuk maksud itu diperlukan tahapan meliputi :
- Persiapan pengisian tabung LPG
- Proses pengisian tabung.
2.4.1.2.1.Persiapan Pengisian Tabung LPG.

Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pengisian kedalam tabung, adalah sebagai
berikut :
1. Periksa dan setting timbangan sesuai dengan ketentuan Dinas Metrologi yang
berlaku. Bila terjadi hal-hal yang mencurigakan agar dilaporkan kepada Dinas
Metrologi untuk ditera ulang.
2. Periksa seluruh fasilitas lainnya dan yakinkan bahwa fasilitas tersebut dalam
keadaan siap operasi.
3. Periksa tabung-tabung LPG lama apakah memenuhi persyaratan untuk diisi atau
tidak. Bila tidak memenuhi persyaratan, tabung dipisahkan dan selanjutnya
dikirim ke bagian teknik dan K3LL.

2.4.1.2.2. Proses Pengisian Tabung.

1. Operator/petugas harus memakai pakaian seragam, safety helmet, safety shoes,


masker dan sarung tangan.
2. Periksalah berat tabung kosong sebelum tabung ditempatkan di filling machine,
karena setting timbangan pada filling machine didasarkan pada berat tabung
kosong, berat hoses dan filling head serta berat LPG yang akan diisikan.
3. Tekanan pengisian tidak boleh mencapai tekanan buka dari katup keselamatan
yang terpasang
4. Yakinkan bahwa filling machine dalam kondisi baik, periksa filling hoses dan
filling head.
5. Lakukan setting timbangan pada berat yang dikehendaki secara otomatis. Untuk
timbangan manual, diset sesuai berat tabung kosong, Proses pengisian akan
berhenti bila isi tabung sudah cukup.
6. Tabung agar diisi dengan teliti dan tepat, lakukan pemeriksaan agar tidak terjadi
selisih pengisian.
7. Pastikan koneksi antara filling head dan kerangan tabung terhubung dengan baik
untuk menghindari kebocoran.
8. Lakukan tes kebocoran (leakage test) dengan direndam kedalam air, visual check
dan alat tes kebocoran lainnya. Jika terdapat tabung yang bocor, agar dipisahkan
untuk dikosongkan (dengan evacuation pump), kemudian tabung dipindahkan
kelokasi tabung repair.
9. Lakukan penimbangan ulang untuk meyakinkan bahwa isi LPG dalam tabung
tepat isi.
10. Pasang safety seal cap dan plastic wrap untuk tabung ukuran 3 kg, 6 kg, 12 kg dan
safety plug dan segel untuk tabung ukuran 50 kg, sebagai jaminan isi dan mutu
LPG.
11. Bila kegiatan pengisian selesai, tutup semua kerangan dan matikan filling
machine.
12. Bersihkan area pengisian dan semprotkan udara bertekanan untuk menghilangkan
sisa-sisa LPG yang tertinggal dibawah conveyor (lihat panduan K3LL).

Catatan :
- Terhadap tabung baru, tabung ex repaired, tabung ex retested, sebelum diisi LPG harus di
vacuum.
- Timbangan harus ditera/dikalibrasi dan mendapatkan Surat TERA dari Departemen
Perdagangan cq Dinas Metrologi setempat (lihat panduan pemeliharaan sarfas)
BAB 3
PEMELIHARAAN SARFAS SPPBE
3.1. Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap pengelola SPPBE wajib melaksanakan pemeliharaan secara rutin dan terjadwal. Pemeliharaan yang baik
dapat menjamin keselamatan karyawan dan pelanggan SPPBE serta terpeliharanya Citra baik PT PERTAMINA
(PERSERO).
Pemeliharaan SPPBE pada prinsipnya merupakan tanggung jawab pengelola. Apabila pengelola mengabaikan
pemeliharaan SPPBE, maka PT PERTAMINA (PERSERO) berhak menghentikan kegiatan operasional di
SPPBE.
Setiap pengelola SPPBE wajib mempunyai Teknisi untuk mengetahui dengan baik cara penggunaan dari
masing-masing peralatan dan harus dapat melaksanakan petunjuk penggunaan/ pemeliharaan rutin peralatan
SPPBE (manual book).
Apabila terjadi kerusakan peralatan SPPBE yang tidak dapat ditangani oleh Ka.Sub. Sie Teknik dan K3LL,
pengelola harus melaporkan masalah tersebut kepada pihak yang dapat menanganinya dengan cepat dan
menempatkan nomor-nomor telepon perusahaan jasa pemeliharaan atau supplier peralatan pada tempat yang dapat
terlihat dengan jelas.

3.2. Kelengkapan dokumen


Dokumen yang digunakan dalam pemeliharaan peralatan dan fasilitas SPPBE terdiri dari:

1. Jadwal Pemeriksaan Rutin dan Pemeliharaan


Jadwal dibuat sebulan sekali yang didalamnya berisi detail pekerjaan harian, mingguan dan bulanan.
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan, Teknisi wajib mengisi checklist
sehingga diketahui sejauh mana pemeriksaan dan pemeliharaan tersebut dilakukan.

2. Laporan Kerusakan
Laporan kerusakan peralatan diisi oleh Teknisi dan dilaporkan kepada pengelola
SPPBE.

3. Kartu Riwayat Alat (Historical Card)


Kartu ini diisi setiap kali pekerjaan pemeliharaan selesai dilakukan, termasuk penggantian suku
cadang. Kartu ini juga digunakan untuk mengevaluasi peralatan, memprediksi umur peralatan serta
menentukan kapan jadwal pemeliharaan berikutnya.

4. Kartu Stok Suku Cadang (spare parts stock card)


Kartu ini berisi nama peralatan, spesifikasi dan jumlah suku cadang utama yang dibutuhkan.
5. Berita Acara Pemeriksaan
Berita Acara Pemeriksaan dibuat apabila perbaikan telah selesai dilaksanakan.

6. Tanda dan Rambu Peringatan


Pada saat melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan peralatan di SPPBE, pengelola
harus memasang tanda atau rambu peringatan.

7. Pemasangan tanda dan rambu peringatan (bahan standar) harus diletakkan pada lokasi yang dapat
dilihat oleh semua orang. Khusus pada kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang mengharuskan
terhentinya kegiatan pengisian LPG ke konsumen, tanda dan rambu diletakkan di jalan masuk menuju
area SPPBE.
Pemeliharaan SPPBE bertujuan agar seluruh peralatan dan fasilitas yang ada tetap dalam kondisi prima
sehingga SPPBE dapat melayani konsumen dengan baik. Pemeliharaan SPPBE secara umum dibedakan
menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemeliharaan peralatan utama.
2. Pemeliharaan peralatan penunjang.

3.3. Pemeliharaan Peralatan Utama


3.3.1. Tangki Timbun dan Skid Tank

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


1. Tutup Manhole
Periksa packing, baut, agar dalam kondisi
Setiap Bulan Cek visual
lengkap dan kencang
2. Sistem Pipa
Pastikan sambungan pipa tidak bocor,
Setiap Bulan Visual dan Gas Tester
koneksi dan kekencangan baut
Setiap 5
3. Tank Cleaning tahun
4. Manometer Setiap hari
6. Level Indicator Gauge Setiap Bulan Cek Visual
7. Thermometer Setiap Bulan Cek Visual
8. Safety Valve Setiap Bulan Cek Visual
9. Venting / Alat Pernapasan Tangki
Pastikan valve venting dalam kondisi
Setiap Bulan Cek visual
bersih dan tidak karatan
Cek odour dan deteksi saat
Pastikan venting berfungsi baik Setiap Bulan
pembongkaran
10. Periksa mechanical seal retak/bocor Setiap Bulan
11. Periksa globe valve Setiap Bulan
12. Pengecatan tangki Non Rutin
13. Penggantian plat dinding Non Rutin
14. Kalibrasi Tangki Tiga tahun Sesuai acuan metrologi
15. Ketebalan dan Kebocoran Tiga tahun Thickness & Leak Test
16. Instrumentasi
Pastikan sensor tank gauging bekerja Cross check tank monitor Vs
Setiap Bulan
dengan baik dengan dipstick di tangki
17. Fasilitas Drain Setiap Bulan

3.3.2. Sistem Pipa dan Filling Machine, Valve, Motor, Pompa, Kompresor gas,Kompresor angin

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


1. Pipa
Pastikan tidak bocor/kedap Setiap Bulan Cek visual
Pastikan sambungan pipa vapour atau
Setiap Bulan Cek Visual
liquid tidak bocor
2. Filling Machine
Pastikan Meter tepat takaran dengan cara
cek visual
membandingkan dengan blok yg sudah Setiap hari
ditera oleh metrologi
Pastikan filling Head tidak bocor Setiap hari cek visual
Pastikan Meter telah di tera oleh
Setiap hari Cek visual
Metrologi
Pastikan Selang dalam kondisi baik Setiap hari Cek visual
Pastikan sambungan pipa ke Filling
Machine ke pipa vapour atau liquid tidak Setiap hari Cek visual
bocor
Pastikan load cell dan pembacaan display
Setiap hari cek visual
sesuai dengan ketentuan
Pastikan sistem Pneumatik untuk sistem
Setiap hari cek visual
pengisian berjalan baik
Pastikan Koneksi kabel dalam posisi yang
Setiap hari cek visual
benar
3. Valve
Setiap 6
Periksa kebocoran Cek sesuai buku manual
bulan
Bila sudah
Pengecatan ulang Cek sesuai buku manual
rusak
4. Check Valve
Setiap 6
Periksa tekan per (pegas) Cek sesuai buku manual
bulan
Setiap 6
Penggantian seal gate Cek sesuai buku manual
Bulan
Setiap
Bersihkan permukaan gate Cek sesuai buku manual
Minggu
Setiap 6
Periksa as dari gate Cek sesuai buku manual
bulan
5. Ball Valve
Periksa kotoran yang mengendap Setiap Hari Cek sesuai buku manual
Setiap 6
Periksa gland packing Cek sesuai buku manual
Bulan
6. Gate Valve Cek sesuai buku manual
Bersihkan kumparan dengan electric Setiap 6
Cek sesuai buku manual
motor cleaner Bulan
7. Strainer Cek sesuai buku manual
Setiap 3
Periksa dan bersihkan strainer Cek sesuai buku manual
bulan
8. Motor Listrik Cek sesuai buku manual
Periksa hubungan kabel-kabel dari
Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
sekering box, saklar dan terminal motor
Periksa grounding kabel pada motor Setiap bulan Cek sesuai buku manual
Setiap 6
Ukur tahanan lisolator pada lilitan stator Cek sesuai buku manual
bulan
Bersihkan pelumasan bearing-bearing Setiap 6
Cek sesuai buku manual
motor bulan
Setiap 6
Periksa baut –baut pondasi Cek sesuai buku manual
bulan
Setiap 6
Periksa kelurusan poros motor Cek sesuai buku manual
bulan
Setiap
Periksa kebersihan body motor Cek sesuai buku manual
Minggu
Periksa cat body Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
9. Motor Diesel Cek sesuai buku manual
Periksa pelumas mesin Setiap hari Cek sesuai buku manual
Periksa Bahan Bakar Setiap hari Cek sesuai buku manual
Periksa air accu Setiap hari Cek sesuai buku manual
Periksa air pendingin Setiap hari Cek sesuai buku manual
Periksa rentangan tali kipas Setiap hari Cek sesuai buku manual
Periksa suara klep Setiap hari Cek sesuai buku manual
10. Pompa
Periksa baut – baut pengikat pompa Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
Periksa baut – baut kopling Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
Periksa poros pompa Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
Periksa mechanical seal Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
Periksa karet kopling Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
11 Kompressor Gas Setiap Bulan Cek sesuai buku mannual
12 Kompressor Angin Setiap Bulan Cek sesuai buku manual
3.3.3. Genset dan Instalasi Listrik

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Pastikan kabel Penghantar (Tahanan
Sesuai standar PUIL ( Petunjuk
Isolasi, Terminal/Doos Kabel, Kapasitas Tiga tahun
Umum Instalasi Listrik )
Kabel) dalam kondisi baik
Periksa Pengaman Arus Lebih/MCB
(Kapasitas, kondisi, Panel Box) dalam Tiga tahun Sesuai standar PUIL
kondisi baik
Periksa Manometer (Volt, Ampere, Hz,
Tiga tahun Sesuai standar PUIL
Panel) dalam kondisi baik
Periksa pertanahan/Grounding dalam Setiap enam
Alat Earth Tester
kondisi baik bulan
Setiap
Stabilizer dan UPS dalam kondisi baik Cek visual
Minggu
Dihidupkan tanpa beban 15
Genset dalam kondisi siap operasi Setiap hari
menit
Pemeliharaan genset dilakukan secara
Jam operasi Sesuai manual book
rutin
Lampu-lampu penerangan (Kios, Canopy,
Taman, Signage, Rambu, dan bangunan Setiap hari Cek visual
lainnya) dalam kondisi baik

3.3.4. UPS dan Trafo

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Pastikan kabel Penghantar (Tahanan
Isolasi, Terminal/Doos Kabel, Kapasitas Tiga tahun Sesuai standar PUIL
Kabel) dalam kondisi baik
Periksa Pengaman Arus Lebih/MCB
(Kapasitas, kondisi, Panel Box) dalam Tiga tahun Sesuai standar PUIL
kondisi baik
Periksa Manometer (Volt, Ampere, Hz,
Tiga tahun Sesuai standar PUIL
Panel) dalam kondisi baik
Periksa pertanahan/Grounding dalam Setiap enam
Alat Earth Tester
kondisi baik bulan
Stabilizer dan UPS dalam kondisi baik Setiap hari Cek visual
3.4. Pemeliharaan Peralatan Penunjang
3.4.1. Drive Way

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Pastikan jalan masuk/keluar tidak
Kondisional Diperbaiki setempat
tergenang air dan permukaan rata
Pastikan Grill Grating rata dan bersih Kondisional Diperbaiki setempat
Periksa Cansteen/Bingkai Jalan harus
Kondisional Diperbaiki setempat
utuh dan rapih
Pastikan marka jalan jelas dan rapih Kondisional Diperbaiki setempat

3.4.2. Bangunan Filling Hall

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Pastikan tiang dalam kondisi tegak dan
Setiap bulan Cek visual dan perbaiki
tidak pudar
Periksa atap dan talang Setiap bulan Cek visual dan perbaiki
Pastikan Listplank tidak bergelombang,
Setiap bulan Cek visual dan perbaiki
rusak, dan pudar

3.4.3. Signage

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Pastikan pondasi kokoh Setiap bulan Cek visual dan perbaiki
Pastikan lampu berfungsi Setiap hari Cek visual dan perbaiki
Pastikan Acrylic Lambang Pertamina Setiap 3
Cek visual dan perbaiki
tidak pudar bulan

3.4.4. Bangunan ( Kantor, rumah genset, Mushola)

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Periksa lantai tidak ada yang pecah dan
Setiap hari Cek visual dan perbaiki
lepas
Pastikan dinding tidak retak dan pudar Setiap bulan Cek visual dan perbaiki
Periksa atap dan talang Setiap bulan Cek visual dan perbaiki
Periksa plafon harus utuh dan rata Setiap hari Cek visual dan perbaiki
Pastikan Listplank tidak bergelombang,
Setiap hari Cek visual dan perbaiki
rusak, dan pudar
3.4.5. K3LL

NO. ITEM DAN TINDAKAN WAKTU METODE


1. Alat pemadam kebakaran
Pastikan alat pemadam berada pada Setiap hari
Cek visual
posisinya dan tidak terhalang
Periksa segel alat pemadam Setiap
Cek visual
minggu

Periksa kondisi fisik tabung, slang dan Setiap


Cek visual,
nozzle dalam keadaan baik minggu
Periksa kondisi tepung pemadam kondisi Setiap enam
Cek visual, aduk tepung
baik bulan
Periksa shelter alat pemadam kondisi Setiap
Cek visual dan bersihkan
bersih minggu
Periksa Gas pendorong N2 mempunyai Setiap
Cek visual pada manometer
tekanan cukup minggu
Periksa Roda/ban pemadam kap. 150 lbs Setiap
Periksa tekanan dan putaran
mempunyai tekanan cukup dan mudah minggu
roda
bergerak
Periksa Cat tabung dan shelter kondisi Setiap tahun Cek visual, cat ulang bila
baik/tidak buram buram
2. Grounding dan Bounding system
Periksa Sambungan dan kondisi kawat Setiap bulan Cek visual, perbaiki bila rusak
grounding terpasang baik
Ukur tahanan grounding dan perbaiki bila Setiap 6
Dengan earthtester
melebihi ketentuan Bulan
3. Hydrant System
Periksa Slang dan nozzle kondisi lengkap,
Setiap bulan Test tekanan sesuai standar
coupling baik, tidak bocor
Periksa Kerangan hidrant mudah
Setiap bulan Coba dan perbaiki bila rusak
dibuka/tutup
Periksa Hidran tidak bocor Setiap bulan Cek visual dan flow test
Periksa Air dapat mengalir lancar dari
Setiap bulan Flow test
hidran
Periksa Cat baik dan tidak buram Setiap tahun Cek visual
Setiap 6
4 Water Sprayer Runtest
Bulan

3.4.6. Pagar dan Saluran

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Periksa pagar dalam kondisi utuh dan
Setiap hari Cek visual dan perbaiki
tidak pudar
Periksa saluran air mengalir lancar dan
Kondisional Cek visual dan perbaiki
tidak ada lapisan minyak
3.4.7. System WEB-SPPBE

NO. ITEMS DAN TINDAKAN WAKTU METODE


Periksa Aplikasi Web-SPPBE Setiap hari Cek visual dan perbaiki
Periksa jaringan komunikasi Setiap hari Cek visual dan perbaiki
Periksa Computer Setiap hari Cek visual dan perbaiki
Periksa Printer Setiap hari Cek visual dan perbaiki
Periksa UPS dan Stabilizer Setiap hari Cek visual dan perbaiki

3.4.8. Rambu-rambu
Periksa semua fasilitas rambu-rambu setiap hari dan perbaiki apabila terdapat kerusakan maupun salah
penempatannya.

3.4.9. Pertamanan
Periksa semua tanaman dan pastikan dalam kondisi terpelihara dan tumbuh subur.

3.5. Uraian
Secara lengkap, urutan proses dalam pemeliharaan peralatan dan fasilitas SPPBE adalah:
Teknisi SPPBE :
1. Menyusun jadwal pemeriksaan harian dan pemeliharaan sarana dan fasilitas SPPBE. Jadwal tersebut harus
memperhitungkan kebutuhan suku cadang apabila terjadi penggantian, dan dengan mempertimbangkan
perkembangan pekerjaan pemeliharaan yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Mengimplementasikan jadwal yang telah disusun.
3. Mencatat setiap hasil pemeliharaan pada jadwal dan apabila diperlukan, dilakukan revisi jadwal dibulan
berikutnya.
4. Membuat laporan kerusakan apabila menemukan kerusakan.
5. Mengevaluasi kerusakan dan melaporkannya kepada pengelola SPPBE.
6. Memperbaiki kerusakan secara internal.
7. Menunjuk kontraktor, apabila perbaikan tidak sanggup dilakukan secara internal. Apabila dilakukan
perbaikan besar, maka harus dilaporkan ke PT PERTAMINA (PERSERO).
8. Membuat Berita Acara Pemeriksaan setelah selesai perawatan dan perbaikan.
9. Mencatat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dalam Kartu Riwayat Alat.
10. Melaporkan kepada pengelola SPPBE bahwa perbaikan telah dilakukan 100%.
11. Menindaklanjuti laporan kerusakan maksimal 2 (dua) hari kerja.
BAB 4
ADMINISTRASI

4.1. HANDLING TABUNG/SKID TANK


4.1.1. Penerimaan tabung
Jenis tabung yang diterima di SPPBE meliputi :
 Tabung kapasitas 3 kg, 6 kg dan 12 Kg digunakan untuk melayani kebutuhan konsumen rumah tangga
& Usaha Mikro.
 Tabung kapasitas LPG 50 Kg, digunakan untuk keperluan komersial.
 Skid tank dengan kapasitas minimal 1 00 0 Kg, digunakan untuk keperluan industri.
Proses penerimaan tabung di SPPBE harus memenuhi beberapa ketentuan diantaranya :

4.1.1.1. Kelengkapan Administrasi


a. Petugas Agen pada saat mengambil LO di SPPBE harus menyerahkan bukti aplikasi
setoran Bank yang sudah tertera nomor SO dan menunjukkan surat kuasa/surat pengantar untuk
pengambilan yang dikeluarkan oleh Agen (berlaku untuk setiap pengambilan).
b. Bagian administrasi SPPBE/ mencocokkan kesesuaian nomor SO dengan LO
dalam sistem aplikasi MySAP
c. Bagian administrasi SPPBE menerbitkan surat perintah pengisian d. Petugas
gate keeper menerima surat perintah pengisian.
e. Petugas gate keeper memeriksa kesesuaian jumlah fisik tabung dengan dokumen yang tertera
dalam aplikasi setoran Bank yang sudah tertera nomor SO.
f. Bila jumlah fisik tabung kosong yang dibawa Agen sesuai dengan jumlah yang tertera dalam bukti
aplikasi setoran Bank maka Agen diijinkan untuk proses pengisian lebih lanjut. Bila tidak sesuai
maka dilakukan koreksi terhadap LO tersebut.

4.2. PROSES SELEKSI TABUNG.


S e t i a p t a b u n g LP G h a r u s d i p e r i k s a s e c a r a v i s u a l u n t u k m e m a s t i k a n k o n d i s i t a b u n g
l a y a k d i e d a r k a n k e k o n s u m e n sesuai dengan ketentuan Direktur Direktorat Pembinaan No r ma -
n o r ma K e s e l a ma t a n K e rj a No 27/Ins/Mek 1979 Tanggal 1 - 10 -1979, beserta lampiran
perbaikannya. Meliputi :
4.2.1. Tabung habis masa uji edar ( 5 tahun )
4.2.2. Pemeriksaan Visual
Melaksanakan pemeriksaan tabung secara visual pada saat penerimaan tabung sebelum dilakukan
pengisian. Item yang dilakukan pemeriksaan adalah :

 Korosi lubang kecil.


Yang dimaksud dengan korosi lubang kecil adalah korosi yang berbentuk lubang kecil-kecil
yang berdiameter tidak melebihi 6 mm dan pada setiap area 6.000 mm terdapat tidak lebih satu
kelompok korosi tersebut. Tebal dinding dari bagian yang mengalami korosi lubang kecil tidak
kurang dari 1 x tebal minimum yang diperbolehkan.
 Korosi garis.
Yang dimaksud dengan korosi garis adalah korosi berbentuk suatu garis dengan ukuran panjang
tidak m e l e b i h i 6 m m ( s e r i n g t e r j a d i p a d a s a m b u n g a n i k a t a n , misal : antara bejana dan
footring). Panjang korosi garis harus lebih kecil dari 75 mm atau tebal dinding tidak
kurang dari 1 x tebal minimum yang diperbolehkan.
 Korosi merata.
Yang dima ksud dengan korosi merata adalah koros i yang terjadi secara merata dan meluas.
Tebal dinding korosi garis merata tidak kurang dari 1 x tebal minimum yang diperbolehkan.

Blla terjadi penyimpangan dari syarat - syarat yang harus d i p e n u h i , m a k a t a b u n g t e r s e b u t tidak


boleh dilakukan proses pengisian.
4.2.3. Perubahan Bentuk.
 Penggelembungan.
Yang dimaksud dengan penggelembungan adalah penggelembungan pada dinding silinder.
Bagian-bagian yang mendapat penggelembungan dari dinding silinder harus lebih kecil dari
1 % terhadap keliling badan tabung.
 Lekuk.
Yang dimaksud dengan lekuk adalah lekuk yang tidak tajam pada permukaan bahan dan lekukan
ini tidak tembus ke dinding bagian dalam.
Kedalaman lekuk tidak melebihi 1/10 diameter lekuk dan atau diameter lekuk tidak melebihi dari
1/4 diameter tabung.
 Lekuk tajam.
Y a n g d i m a k s u d l e k u k t a j a m a d a l a h l e k u k d e n g a n l e k u k bersudut tajam sedangkan
permukaan bahan tidak ditembus. Apabila lekuk terjadi sademikian rupa sehingga sebagian
berada pada sambungan las-lasan silinder, maka kedalaman lekuk tidak boleh lebih dari 6 mm.
 Luka tajam.
Yang dimaksud luka tajam adalah lekukan bersudut tajam dimana permukaan bahan luar dan dalam
tertembus.
L u k a t a j a m p a d a s i l i n d e r h a r u s k u r a n g d a r i 7 5 m m panjangnya atau tebal dinding pada
lekuk tajam tidak kurang dari 1 x tebal dinding minimum yang diperbolehkan.

Bila terjadi penyimpangan dari syarat - syarat yang harus d i p e n u h i , m a k a t a b u n g t e r s e b u t tidak


boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.4. Kebocoran.
 Adanya kebocoran dalam setiap bagian dari badan silinder.
 Ad an ya keb o co r an p ad a l e h er b er ul ir, kec ua li d ap a t d i p erb ai ki s e c ar a m e mu as ka n
d a n d a p a t d i p e r t a n g g u n g jawabkan.
Blla terjadi penyimpangan dari syarat - syarat yang harus d i p e n u h i , m a k a t a b u n g t e r s e b u t tidak
boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.5. Berat Tabung Kosong.


Pemeriksaan berat tabung kosong dilakukan sampling secara berkala 1(satu) tabung dalam 10(sepuluh)
tabung yang masuk. Bila dalam penimbangannya sesuai peraturan yang berlaku terdapat adanya
perubahan berat tabung 3 1/3% dari berat semula, tabung-tabung LPG tersebut tidak boleh dilakukan
proses pengisian.

4.2.6. Hand Guard Dan Footring.


Te rh a da p ta bu n g -t a b u ng ya n g h a n d gu a r d atau f o ot ri n gn ya mengalami kerusakan-kerusakan
yang mengakibatkan kelemahan/ cacat-cacat tabung yang membahayakan, maka tabung-tabung LPG
tersebut tidak boleh dilakukan proses pengisian.

4.2.7. Pemeriksaan Rubber Seal


Setelah tabung dinyatakan layak isi, maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kondisi rubber seal.
Jika rubber seal tidak tersedia dan atau dalam kondisi rusak, maka diwajibkan memasang dan atau
mengganti rubber seal tersebut.
a. Pengisian Tabung
- Setiap pergantian Shift Kerja, diwajibkan melakukan uji keakuratan terhadap peralatan pengisian
(Form terlampir).
- Pengecekan keakuratan pengisian Unit Filling Machine (UFM) minimal dilakukan setiap 2 (dua)
jam.
- Pengecekan kuantitas isi
 Tabung-tabung yang telah selesai diisi sebelum diserahkan kepada Agen, dapat ditimbang
ulang menggunakan timbangan yang ditera oleh Dinas Metrologi (pelaksanaan penimbangan
dilakukan secara sampling masing masing sejumlah 10 (sepuluh) tabung setiap truk).
 Tabung yang isinya kurang dikembalikan ke Filling Machine untuk ditambah isinya. Tabung
yang isinya berlebih akan diproses di mesin Evakuasi LPG.

- Pengecekan kualitas tabung


 Tabung-tabung yang telah selesai diisi diperiksa kembali meliputi pengecheckan valve dan
body tabung.
 Pada tabung yang diketahui mengalami kebocoran, akan segera dilakukan evakuasi terhadap
LPG yang telah diisi dan tabung bocor tersebut dipisahkan dengan tabung-tabung yang baik.

b. Pemasangan Seal Cap, Plastic wrap dan Safety Plug


Tabung 3 Kg, 6 Kg dan 12 Kg yang telah selesai diisi dipasangi Seal Cap dan Plastik wrap, sedangkan
tabung 50 Kg dipasangi safety Plug dan kawat segel. Khusus plastic wrap disediakan oleh Agen dan
SPPBE/SPPEKSPBE memfasilitasi untuk melakukan pemasangannya.

c. Penyerahan Tabung
- Berita Acara Penyerahan Tabung (Kuantitas dan Kualitas)
 Tabung yang telah dipasang Seal Cap dan Plastic Wrap atau Safety Plug dimuat kedalam
Truck Agen sambil diawasi oleh petugas SPPBE untuk memastikan kesesuaian kuantitas
tabung yang dimuat dengan LO.
 Setelah Truck Agen selesai dimuat tabung, Agen menerima dan menandatangani Berita
Acara Penyerahan tabung sebagai pernyataan bahwa tabung yang diterima telah baik cukup
baik secara kualitas dan kuantitas.

- Surat Jalan
 Bagian Administrasi atau Gate Keeper melakukan Good Issue & membuat Surat Jalan kepada
Agen yang dapat digunakan sebagai Tanda bukti pembelian LPG dari Pertamina. Saat
penyerahan LPG, surat jalan harus dilengkapi stempel dan tanda tangan Agen (Direktur atau
yang diberi surat kuasa) selaku penerima.
PEDOMAN PROSES ADMINISTRASI PEMBELIAN ISI ULANG DAN TABUNG BARU BAGI
AGEN LPG
A. Proses administrasi Sales Order (SO), Good Issue dan Surat Jalan (dalam kondisi normal)
1 Petugas SPPBE mengambil Loading Order (LO) ke Depot Filling Point/Depot Sales Point
(DFP/DSP) untuk pengisian hari tersebut dan atau hari berikutnya.
2 Petugas SPPBE melakukan pengecekan mengenai kebenaran LO sesuai dengan tempat pengambilan
di tempatnya. Jika tidak sesuai, maka LO itu diserahkan kembali ke DFP/DSP.
3 Menyerahkan produk LPG kepada agen sesuai dokumen LO yang telah diperiksa oleh petugas
Administrasi.
4 Setelah dilakukan pengisian, petugas yang berwenang melakukan proses Good Issue (GI).
5 Mencetak Surat Jalan sesuai dengan jumlah tabung yang diangkut.
6 Mencatat kuantitas penyerahan produk kedalam kartu stok produk
7 Mencatat penjualan kedalam laporan harian stok produk dan secara sepuluh harian dikirimkan kepada
rendal gasdom. Untuk laporan harian dapat disampaikan melalui facsimile, sms, atau e-mail.
8 Setiap bulan melakukan pelaporan :
8.1 Membuat laporan realisasi penyerahan produk dan dikirimkan kepada Administrasi Penjualan Region Gas
Domestik.
8.2 Melakukan penagihan filling fee berdasarkan LO, dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan
ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan
setiap dua kali dalam sebulan.
8.3 Khusus SPPBE, melakukan penagihan transport fee berdasarkan Bukti Penyerahan Produk (BPP),
dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar
Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan
9 Mengirimkan laporan harian stok produk (FD 235)beserta lampirannya kepada Rendal Region Gas
Domestik dan Keuangan (UPMS) setiap 10 (sepuluh) hari.
10 Melakukan proses Good Receipt (GR)
11 Membuat laporan mutasi produk setiap bulan dan dikirimkan kepada administrasi penjualan.
12 Menyerahkan rekapitulasi laporan penyerahan produk dan laporan mutasi produk ke Region Gas
Domestik (Format Terlampir).
Proses administrasi Loading Order (LO) manual (dalam kondisi off line)
B. Proses administrasi LO manual dalam kondisi tidak normal (off line)
1. Menerima perintah pelayanan (LO manual) dari Depot Filling Point (DFP)atau Depot Supply Point
(DSP) Region Gas Domestik.
2. Petugas SPPBE melakukan pengecekan mengenai kebenaran LO manual sesuai dengan tempat
pengambilan di tempatnya. Jika tidak sesuai, maka LO manual itu diserahkan kembali ke DFP/DSP.
3. Menyerahkan produk LPG kepada agen sesuai dokumen LO yang telah diperiksa oleh petugas
Administrasi.
4. Setelah dilakukan pengisian, petugas yang berwenang melakukan proses Good Issue (GI) setelah
kondisi sistem online.
5. Mencetak Surat Jalan manual sesuai dengan jumlah tabung yang diangkut.
6. Mencatat kuantitas penyerahan produk kedalam kartu stok produk
7. Mencatat penjualan kedalam laporan harian stok produk dan secara sepuluh harian dikirimkan kepada
rendal gasdom. Untuk laporan harian dapat disampaikan melalui facsimile, sms, atau e-mail.
8. Setiap bulan melakukan pelaporan :
a. Membuat laporan realisasi penyerahan produk dan dikirimkan kepada Administrasi Penjualan
Region Gas Domestik.
b. Melakukan penagihan filling fee berdasarkan LO, dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di
stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada
Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan.
c. Khusus SPPBE, melakukan penagihan transport fee berdasarkan Bukti Penyerahan Produk
(BPP), dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar
Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali
dalam sebulan
9. Mengirimkan laporan harian stok produk (FD 235)beserta lampirannya kepada Rendal Region Gas
Domestik dan Keuangan (UPMS) setiap 10 (sepuluh) hari.
10. Melakukan proses Good Receipt (GR)
11. Membuat laporan mutasi produk setiap bulan dan dikirimkan kepada administrasi penjualan.
12. Menyerahkan rekapitulasi laporan penyerahan produk dan laporan mutasi produk ke Region Gas
Domestik (Format Terlampir).

Administrasi penyerahan produk dari Depot LPG FP ke Stasiun pengisian LPG Swasta
1. Membuat Purchase Order (PO) secara MySAP ditempat depot FP terdekat.
2. Membuat bukti penyerahan produk (BPP) 4 (empat) rangkap via MySAP berdasarkan PO, kapasitas
angkut dan skid tank SPPBE di lokasi terdekat yang memungkinkan pengaksesan MySAP.
3. Mempersiapkan volume produk sesuai dengan informasi dalam BPP.
4. Melakukan penyerahan produk dan merekap No. BPP yang sudah dikeluarkan.
5. Mendistribusikan dokumen dan produk :
a. Kepada SPPBE: BPP lembar ke-1 dan ke-2 dan produk yang dikirim ke SPPBE
b. Kepada analis rendal : BPP lembar ke-3
c. BPP lembar ke – 4 disimpan sebagai file
6. Mencatat volume produk yang dikirim pada buku catatan mutasi produk (log book)

Administrasi penyerahan produk dari Depot LPG FP ke Stasiun pengisian LPG Swasta (kondisi offline)
1. Membuat Purchase Order (PO) secara SAP ditempat terdekat (UPMS), jika offline-nya MySAP hanya
terjadi di lokasi tertentu. Jika tidak memungkinkan atau server MySAP down secara keseluruhan, PO
dibuat secara manual dan dikirimkan ke operasi (penyaluran).
2. Membuat bukti penyerahan produk (BPP) 4 (empat) rangkap via MySAP berdasarkan PO, kapasitas
angkut dan skid tank SPPBE di lokasi terdekat yang memungkinkan pengaksesan MySAP. Jika tidak
memungkinkan, pembuatan BPP dilakukan secara manual.
3. Mempersiapkan volume produk sesuai dengan informasi dalam BPP.
4. Melakukan penyerahan produk dan merekap No. BPP yang sudah dikeluarkan.
5. Mendistribusikan dokumen dan produk :
a. Kepada SPPBE: BPP lembar ke-1 dan ke-2 dan produk yang dikirim ke SPPBE
b. Kepada analis rendal : BPP lembar ke-3
c. BPP lembar ke – 4 disimpan sebagai file
6. Mencatat volume produk yang dikirim pada buku catatan mutasi produk (log book)
7. Jika system MySAP sudah dapat berfungsi kembali :
8. Analis rendal membuat SO yang belum dibuat karena offline-nya SAP berdasarkan SO manual
9. Operasi membuat BPP untuk SO tersebut berdasarkan rekapitulasi BPP manual
10. Operasi melakukan Goods Issue dengan memperhatikan catatan jumlah LPG yang sudah disalurkan
11. Analis rendal menginformasikan kepada SPPBE untuk melakukan goods receipt yang tertunda
berdasarkan no. BPP yang sudah dilakukan goods issue oleh operasi.
BAB 5
SUMBER DAYA MANUSIA

5.1. Umum
Sumber Daya Manusia merupakan faktor utama yang menjamin kelancaran aspek operasional maupun Non-
operasional di SPPBE, SPPBE, maupun SPPEK. Oleh karena itu diperlukan penanganan proses/aktivitas SDM
yang baik untuk mendapatkan SDM handal, yang mampu menghasilkan kinerja dan pelayanan yang prima.

5.1.1. Petunjuk dan Ketentuan


Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja, semua perusahaan di Indonesia diharuskan mengacu
kepada Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia, yaitu UU No. 13 Tahun 2003.

5.1.2. Struktur Organisasi


Direktur

Kepala SPPBE

Ka.Sie. Produksi & Teknik Ka. Sie Keuangan dan Administrasi

Ka.Sub Sie Ka. Sub Sie Ka. Sub Sie Ka. Sub. Sie Ka. Sub Sie Ka. Sub. Sie.
Teknik & K3LL Transportasi Produksi & QQ Keuangan Personalia Keamanan

Teknisi Sopir/Nahkoda - Operator Staff Staff Security


- Gate Keeper
Dengan Jumlah Pekerja SPPBE ideal.

PEKERJA TYPE SPBE Keterangan


6 FP 12 FP 18 FP 24 FP
Kepala SPPBE 1 1 1 1
Ka. Sie. Produksi & Teknik 1 1 1 1
Ka. Sie Keuangan & Administrasi 1 1 1 1
Ka. Sub. Sie Teknik & K3LL 1 1 1 1
Ka Sub. Sie Transportasi 1 1 1 1
Ka. Sub. Sie Produksi & QQ 1 1 1 1
Ka. Sub. Sie Keuangan 1 1 1 1
Ka. Sub. Sie Personalia 1 1 1 1
Ka. Sub. Sie Keamanan 1 1 1 1
Adm. Keuangan 1 1 1 1
Teknisi 1 1 1 1
Sopir / Nakhoda 2 2 3 4
Operator 6 - 12 7 - 15 10 - 20 15 - 25 2-3 shift
Anggota 3 4 4 4
Total 23 28 34 40
Note : FP = Filling Point

5.2. Kualifikasi dan Spesifikasi Pekerjaan


Pada ruang lingkup bisnis SPPBE, baik SPPBE, SPPEK dan SPPBE, pengadaan tenaga kerja baik untuk
level operasional, seperti tenaga Operator untuk pengoperasian peralatan SPPBE dan Administrasi untuk
pengelolaan data dan keuangan, serta pembuatan laporan operasi/administrasi di lingkungan SPPBE
maupun untuk tingkat Kepala SPPBE dan Kepala Seksi wajib memiliki spesifikasi dan kualifikasi sebagai
berikut:

a. Kepala SPPBE Kualifikasi


 Minimal lulusan D3
 Usia saat diterima min 25 tahun maksimum 45 tahun
 Diutamakan memiliki pengalaman min 3 tahun di bidang bisnis Retail
 Memiliki jiwa kepemimpinan, ulet dan bertanggung jawab
 Dapat membuat keputusan dalam waktu yang cepat dan tepat
 Memiliki sifat tegas, jujur, teliti dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan
 Mampu bekerja dibawah tekanan
 Mampu mengkoordinasikan dan memotivasi bawahan
 Memiliki wawasan yang luas dalam bisnis LPG
 Mampu mengoperasikan komputer dan peralatan pendukungnya (printer, scanner) dengan
software-software pengolahan data antara lain:
a. Microsoft Excel
b. Microsoft Word
 Mengerti dan mampu mengoperasikan komputer yang terhubung dengan jaringan lokal (LAN)
dan jaringan komputer luas (Wide Area Network – WAN) dengan software-software
Electronic Mail, Internet dan software sejenis lainnya.
 Sehat jasmani dan rohani.
 Bebas narkoba (NAPZA)

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Mengawasi dan memimpin seluruh kegiatan operasional dan administrasi penerimaan,
penimbunan dan pengisian LPG di SPPBE.
 Melaksanakan kegiatan penerimaan LPG di SPPBE, dengan didampingi oleh sekuriti.
 Melakukan kontrol pengisian di lingkungan SPPBE.
 Bertanggung jawab terhadap pengamanan sarana dan fasilitas SPPBE, Kesehatan
Kerja, Keselamatan & Lindungan Lingkungan, serta mengelola Sumber Daya Manusia di
SPPBE
 Membuat laporan penerimaan Mingguan dan Bulanan, stok, pengisian LPG
 Membina hubungan baik dengan PT PERTAMINA (PERSERO), aparat pemerintah dan tokoh
masyarakat di sekitar SPPBE
 Mengusulkan penilaian kinerja kepala Sub. Sie Produksi dan pws teknik (reward, punishment
dan training)

b. Kepala Seksi Produksi & Teknik


Kualifikasi
 Minimal Lulusan D2.
 Diutamakan memiliki pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun.
 Memiliki dan menguasai kemampuan mekanikal dan elektrikal.
 Memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengkoordinasi bawahan.
 Memiliki integritas yang tinggi terhadap pekerjaan
 Jujur, tegas dan bertanggung jawab
 Sehat jasmani dan rohani.
 Bebas narkoba (NAPZA)
Ruang Lingkup Pekerjaan
 Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan harian operasional non LPG dan bisnis
lainnya.
 Menangani persoalan-persoalan teknis di SPPBE.
 Membuat administrasi stok dan pengisian LPG secara keseluruhan.
 Membuat laporan Harian, Mingguan dan Bulanan mengenai penerimaan, stok, pengisian
LPG secara keseluruhan kepada Plant manager
 Mengusulkan penilaian kinerja operator (reward, punishment dan training)

c. Ka. Seksi Keuangan dan Adminstrasi


Kualifikasi
 Minimal Lulusan D1 jurusan akutansi/keuangan.
 Diutamakan yang memiliki wawasan ekonomi dan administrasi
 Memiliki pengalaman min 2 (dua) tahun di bidang administrasi dan keuangan
 Memiliki sifat jujur, teliti dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan
 Mampu mengoperasikan komputer dan peralatan pendukungnya (printer, scanner) dengan
software-software pengolahan data antara lain :
- Microsoft Excel
- Microsoft Word
 Mengerti dan mampu mengoperasikan komputer yang terhubung dengan jaringan lokal (LAN)
dan jaringan komputer luas (Wide Area Network – WAN) dengan software-software
Electronic Mail, Internet dan software sejenis lainnya.
 Sehat jasmani dan rohani
 Bebas Narkoba (NAPZA)

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Melaksanakan administrasi keuangan operasional LPG
 Melakukan pencatatan dan pembukuan seluruh transaksi keuangan harian
 Membuat laporan pengisian dan keuangan bulanan (Arus Kas, Ikhtisar Laba/Rugi) serta
disajikan dalam bentuk Tabel dan Grafik.
 Melakukan kegiatan penebusan LPG.
 Menerima, mengklasifikasikan, mencatat dan menata surat-menyurat serta administrasi
perusahaan.
 Melaksanakan pembayaran listrik, telepon, air dan biaya umum lainnya.
 Melaksanakan pembayaran gaji pekerja di SPPBE.
 Melakukan pencatatan administrasi data personalia.
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan cleaning service.

d. Ka. Sub. Sie Teknik & K3LL


Kualifikasi
 Minimal Lulusan D2 atau memiliki Sertifikat Operator SPPBE PT
PERTAMINA (PERSERO).
 Memiliki pengalaman min 2 (dua) tahun di bidang operasional LPG
 Memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengkoordinasi bawahan.
 Memiliki integritas yang tinggi terhadap pekerjaan
 Jujur, tegas dan bertanggung jawab
 Sehat jasmani dan rohani.
 Bebas narkoba (NAPZA)

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Mengawasi operasional pemeliharaan peralatan LPG
 Melaksanakan pembagian tugas shift kepada operator .
 Melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan fasilitas Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Lindungan lingkungan ( K3LL)
 Mengusulkan training untuk Operator tentang K3LL

e. Ka. Sub. Sie Transportasi


Kualifikasi
 Minimal Lulusan D1
 Mengalami pengalaman min 2 (dua) tahun
 Memiliki kemampuan memimpin
 Memiliki integritas
 Jujur, tegas dan bertanggung jawab
 Sehat jasmani dan rohani
 Bebas Narkoba ( NAPZA )

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Mengawasi keluar masuk kendaraan
 Melaksanakan pembagian tugas shift kepada operator
 Membuat administrasi
 Membuat laporan
f. Ka. Sub. Sie Produksi & QQ
Kualifikasi
 Minimal lulusan D3 Teknik
 Mengalami pengalaman minimal 2 tahun
 Memiliki Kemampuan memimpin
 Memiliki integritas
 Jujur, tegas dan bertanggung jawab
 Sehat Jasmani dan rohani
 Bebas Narkoba ( NAPZA )

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Mengawasi pekerjaan bawahan
 Membuat laporan produksi setiap bulan
 Membuat laporan bila ada masalah di produksi
 Membuat jadwal kerja
 Mengusulkan penilaian untuk pekerja
 Membuat laporan hasil pengisian per shift mengenai penerimaan, stok, pengisian LPG
secara keseluruhan kepada Kepala SPPBE
 Mengusulkan penilaian kinerja operator (reward, punishment dan training)

g. Ka. Sub. Sie Keuangan


Kualifikasi
 Minimal lulusan D3 Akutansi dan Keuangan
 Mempunyai pengalaman di bagian keuangan minimal 1 tahun
 Dapat mengoperasikan komputer ( excel, word, internet )
 Memiliki sifat jujur, teliti dan integritas yang tinggi.
 Sehat Jasmani dan Rohani
 Bebas Narkoba ( NAPZA )

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Membuat laporan keuangan
 Membuat Laporan pembayaran pajak
 Melakukan verifikasi data hasil goods issue oleh Gate keeper
 Membuat taguhan Filling Fee dan Transport Fee
h. Ka. Sub. Sie Personalia
Kualifikasi
 Minimal lulusan D3 Personalia
 Mempunyai pengalaman minimal 1 tahun di bidang personalia
 Mampu mengoperasikan komputer dan mesin ketik listrik.
 Sehat jasmani dan rohani
 Bebas Narkoba ( NAPZA )

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Menyiapkan absensi untuk semua karyawan
 Menyediakan keperluan alat tulis kantor
 Membuat Surat Perintah lembur jika diperlukan
 Melakukan pencatatan data dan personalia

i. Ka. Sub. Sie. Keamanan


Kualifikasi
 Minimal lulusan pendidikan security
 Mampu bekerja malam
 Mempunyai disiplin yang tinggi
 Sehat Jasmani dan Rohani
 Bebas Narkoba ( NAPZA )

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Mengamankan keadaan setempat
 Melaporkan keadaan dengan cepat jika terjadi sesuatu.
 Memeriksa keluar masuk barang
 Memeriksa surat jalan

j. Teknisi
Kualifikasi
 Minimal lulusan SMK jurusan Teknik Industri
 Lulus proses pelatihan operator SPPBE oleh PT PERTAMINA (PERSERO)
 Usia pada saat penerimaan minimal 18 tahun dan max. 35 tahun
 Diutamakan memiliki pengalaman dalam bidang sejenis
 Memiliki pengetahuan praktis di bidang teknikal
 Memiliki kepribadian ( ramah dan sopan ) dan penampilan menarik
 Displin
 Siap bekerja dengan sistem kerja shift
 Mampu berkomunikasi dengan baik
 Memiliki sifat tanggap, sigap serta kesadaran akan keselamatan kerja
 Sehat jasmani dan rohani
 Bebas Narkoba ( NAPZA )

Ruang Lingkup Pekerjaan


 Melaksanakan preventive maintenance terhadap semua peralatan di SPPBE
 Melaksanakan perbaikan peralatan
 Melaporkan ke vendor jika masih dalam masa garansi peralatan
 Membuat laporan secara periodik terhadap semua peralatan di SPPBE

k. Operator, Sopir, Staff, Gate Keeper


Kualifikasi
 Minimal lulusan SMU atau yang sederajat.
 Lulus proses pelatihan operator SPPBE oleh PT PERTAMINA (PERSERO)
 Usia penerimaan minimal 18 tahun dan max. 35 tahun
 Memiliki SIM A ( untuk sopir )
 Diutamakan memiliki pengalaman dalam bidang sejenis
 Memiliki pengetahuan praktis di bidang mekanikal.
 Memiliki kepribadian (ramah dan sopan) dan penampilan menarik
 Disiplin
 Mampu berkomunikasi dengan baik
 Memiliki sifat tanggap, sigap serta kesadaran akan keselamatan kerja
 Sehat jasmani dan rohani serta siap bekerja dalam shift.
 Bebas Narkoba (NAPZA)

Kualifikasi lainnya yang harus dipunyai operator :

a. Pengetahuan tentang Produk (Product Knowledge)


Pengetahuan umum tentang produk LPG yang di kelola di SPPBE termasuk penggunaan
peralatan filling machine, pompa, kompressor gas.
b. Informasi Umum
Menguasai informasi umum tentang sarana dan fasilitas umum disekitar lokasi SPPBE yang
diperlukan agen antara lain SPPBE PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat, peta arah jalan/lalu
lintas.

c. Penampilan
Penampilan yang baik akan menimbulkan kesan pertama yang positif dalam diri agen,
penampilan yang baik dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pekerja memakai seragam dan bersepatu yang telah ditentukan, bersih dan rapi.
b. Selalu menjaga kebersihan jasmani dan rohani.
c. Selalu bersikap ramah, sopan dan jujur
d. Rambut dipangkas pendek (untuk pria) dan diikat (untuk wanita)

d. Berinteraksi dengan agen


Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap agen, merespon dengan cepat terhadap
keinginan/kebutuhan agen.

Ruang lingkup Pekerjaan Operator


 Mengoperasikan Filling Point untuk melayani pengisian kepada agen berdasarkan standar
operasi pelayanan agen yang diberlakukan.
 Mampu mengoperasikan alat pemadam api, bila diperlukan.
 Mencatat setiap jumlah tabung, sesuai dengan data totalisator filling point dengan jumlah
pengisian dan membuat laporan pengisian harian sesuai shift, selanjutnya dilaporkan kepada
Kepala Produksi .
 Menjaga keselamatan dan keamanan kerja sesuai dengan standar K3LL yang berlaku.
 Mengatur antrian truk agen
 Berperan aktif dalam menjaga kebersihan peralatan dan lingkungan SPPBE.
 Sigap dalam mengambil tindakan dalam keadaan darurat.

l. Sekuriti
Kualifikasi
 Minimal lulusan SMU atau sederajat
 Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang pengamanan
 Diutamakan memiliki pengalaman dalam bidang sejenis.
 Memiliki sifat jujur, teliti dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan
 Memiliki sertifikat pelatihan sekuriti dari Kepolisian Republik Indonesia.
 Sehat jasmani dan rohani
 Disiplin
 Bebas Narkoba (NAPZA)

Ruang Lingkup Pekerjaan Sekuriti


 Melakukan pengamanan sarana dan fasilitas, pekerja dan agen di area SPPBE.
 Mengatur ketertiban arus lalu lintas kendaraan agen di area SPPBE.
 Melakukan koordinasi dengan aparat dan tokoh masyarakat setempat.
 Mendampingi Kepala Seksi produksi dan QQ pada saat penerimaan LPG.
 Mengisi log book situasi dan kondisi keamanan di area SPPBE dan sekitarnya.
 Mengaktifkan dan memutuskan aliran listrik sesuai kebutuhan.
 Memeriksa untuk memastikan bahwa alat pengaman peralatan berfungsi dan dalam keadaan
terkunci/aman.
 Menutup jalur masuk dan keluar bila SPPBE tidak beroperasi.

c. Ketentuan-Ketentuan Lain yang berlaku untuk Pekerja SPPBE


1. Jam kerja mengikuti aturan pemerintah mengenai tenaga kerja (40 jam per minggu) dengan
diberlakukan shift
2. Tata tertib yang berlaku di lokasi pekerjaan mengikuti peraturan / tata tertib yang berlaku di
Perusahaan pemilik/pengelola SPPBE dengan pengawasan dari PT PERTAMINA (PERSERO)
3. Pekerjaan atau data yang dikelola bersifat dinas dan rahasia sehingga tenaga kerja yang
bersangkutan dilarang menggandakan untuk kepentingan diluar tugas yang diberikan atau
membawanya keluar lokasi pekerjaan untuk kepentingan-kepentingan lain.
4. PT PERTAMINA (PERSERO) berhak menegur atau mengambil tindakan tertentu terhadap
tenaga kerja melalui perusahaan yang bersangkutan karena kelalaian atau tidak bertanggung
jawab, menimbulkan citra negatif PT PERTAMINA (PERSERO), tidak melaksanakan tugas
dengan baik, serta melanggar peraturan yang berlaku.
5. PERTAMINA dapat melakukan penilaian secara langsung terhadap masing-masing pekerja
tanpa terjadwal untuk mengetahui kinerja pelayanan SPPBE tersebut
6. Masing-masing pekerja berhak mendapatkan gaji termasuk Tunjangan Hari Raya (THR) dan
Cuti sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di perusahaan.
7. Pengelola SPPBE diwajibkan menyediakan pakaian seragam, perlengkapan
safety dan ID Card (tanda pengenal) untuk masing-masing pekerja.
8. Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja diwajibkan untuk memakai pakaian seragam dan
tanda pengenal di lokasi pekerjaan.
9. Seluruh pekerja tanpa kecuali wajib ikut menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan di
lingkungan kerjanya
5.3. Proses dan Prosedur
5.3.1. Aktifitas

i. Recruitment
Pengadaan tenaga kerja untuk setiap SPPBE dilakukan langsung oleh pemilik
SPPBE dengan melaksanakan test yang diperlukan (psikotest,wawancara).
Untuk SPPBE Patra Trading, pemenuhan kebutuhan SDM dapat melalui agen tersebut
namun dapat juga yang melakukan perekrutan sendiri.
ii. Training
Sangat perlu dalam modul training pada tiap frontliners adalah penyebarluasan pemahaman bahwa
pekerjaan melayani adalah hal yang membanggakan dan dapat menyenangkan, bukan hal yang
rendah dalam keterpaksaan. (“We proud to serve”), karenanya pada training awal selain dilakukan
magang ke SPPBE lain, sebaiknya ada sesi magang pada kegiatan bisnis yang mempunyai
pengisian yang besar

Training yang harus diikuti oleh pekerja SPPBE :


1. Kepala SPPBE
2. Ka.Sie Produksi dan Teknik
3. Ka.Sub.Sie Teknik dan K3LL
4. Ka. Sie Adm. Keuangan
5. Operator
6. Sekuriti

Jenis Pelatihan 1 2 3 4 5 6
Pengetahuan Produk
Pengetahuan pemeriksaan Kualitas visual
Pengetahuan pelaksanaan peneriman,
penimbunan, dan penjualan
Pengetahuan arus minyak
Pengetahuan operasional Filling Point dan
genset
Pengetahuan Kelistrikan
Penanggulangan dan pemadaman
kebakaran
Administrasi keuangan
Pelatihan Komputer
Penggunaan tank monitor
Pelatihan mekanik dan elektrik
Pelatihan keamanan

iii. Penilaian Kinerja


Dilakukan secara berkala 1 tahun sekali oleh pengelola SPPBE
iv. Promosi
Promosi dilakukan untuk pekerja yang memenuhi Ukuran Kinerja yang dipersyaratkan.

v. Pengelolaan Data Pekerja


 Data yang disimpan disini adalah data masing-masing pekerja mulai dari proses rekrutmen
(psikotes dll) sampai dengan kegiatan terakhir (contoh : training terakhir yang diikuti).
 Data ini diup-date setiap ada perubahan data pribadi serta adanya kegiatan baru yang diikuti
pekerja, sehingga dapat dilihat riwayat kemajuan/improvement yang dicapai oleh masing-
masing pekerja.
 Data dikelola oleh bagian Administrasi.
vi. Tindakan Disiplin
Tindakan disiplin diberikan kepada pekerja yang melanggar tata tertib/ketentuan yang telah
ditetapkan oleh PT PERTAMINA (PERSERO) dan Pengelola SPPBE serta disesuaikan dengan
undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Sanksi yang diberikan bertingkat dan terdiri atas
4 jenis yaitu:

 Peringatan Lisan
Jenis sanksi ini diberikan kepada pekerja yang melakukan pelanggaran kategori ringan, misalnya
baru sekali melakukan pelanggaran.

 Peringatan Tertulis
Peringatan Tertulis dengan masa berlaku 3 bulan diberikan setelah pekerja diberikan peringatan
lisan tetapi tidak ada perbaikan sikap dari pekerja tersebut.

 Skorsing
Jenis sanksi ini diberikan setelah pekerja diberikan peringatan tertulis namun dalam periode surat
peringatan tetap melakukan pelanggaran tersebut.

 PHK
Langkah ini diambil, jika pekerja dianggap tidak dapat lagi bekerjasama dengan pihak pengelola
dan lingkungan kerja di SPPBE, karena masih juga melakukan pelanggaran setelah diberikan
peringatan-peringatan tersebut.
vii. Reward
Untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaannya dan service excellence,
maka untuk karyawan yang dinilai memiliki kinerja paling baik dalam bentuk total point tertinggi
dari kriteria-kriteria yang dinilai, diberikan reward oleh pengelola SPPBE berupa penganugerahan
gelar Employee of The Month (EOTM) setiap bulan atau berdasarkan kesepakatan bersama
(nama program dapat disesuaikan), dimana kepada EOTM ini akan diberikan surat/sertifikat
penghargaan dan uang sesuai dengan kemampuan SPPBE. Penunjukan EOTM ini didasarkan pada
kriteria-kriteria sebagai berikut:
- Kualitas Pekerjaan
- Hubungan antar individu
- Kehandalan Kerja
- Sikap dan Perilaku
- Inisiatif
- Jumlah Absensi, Keterlambatan, Sakit/bulan
- Prestasi kerja yang lainnya (bila ada)
5.3.2. Penjelasan
Proses Recruitment
1. Surat Lamaran
Pelamar harus mengirimkan surat lamaran dengan lampiran-lampiran sebagai berikut:
 Data Pribadi (CV)
 Fotokopi KTP
 Ijazah Terakhir
 Pas Foto terbaru
 Surat Keterangan Dokter yang menyatakan berbadan sehat dan bebas narkoba.
Surat Lamaran beserta lampiran tersebut harus dimasukkan kedalam amplop coklat, dengan alamat
SPPBE yang bersangkutan.
2. Agen Tenaga Kerja
 Agen ini ditunjuk langsung oleh Pengelola SPPBE/PT PERTAMINA
(PERSERO), umumnya menyediakan tenaga kerja untuk posisi Operator dan staff
administrasi di SPPBE, dengan mendapatkan fee dari Pengelola
SPPBE.
3. Seleksi Administrasi
 Dilakukan oleh pengelola SPPBE (User) pada surat-surat lamaran yang datang
berdasarkan kelengkapan dari data-data yang diminta.
 Surat-surat lamaran yang lulus dan tidak lulus seleksi dipisah, untuk diproses lebih lanjut
(pemanggilan untuk mengikuti test bagi yang lulus)
4. Pengisian Formulir
Formulir yang wajib diisi oleh tiap pelamar yang berisi:
a. Data pribadi pelamar (Nama; Alamat rumah yang sesuai dengan KTP dan yang cepat
dihubungi, Tanggal Lahir sesuai KTP)
b. Pengalaman Kerja beserta lampiran bukti dari perusahaan tersebut.
c. Penyakit berat yang pernah diderita
d. Referensi
e. Riwayat pendidikan

5. Tes Seleksi
a. Psikotest
(bekerjasama dengan lembaga Psikologi setempat)
b. Tes tertulis
c. Wawancara

Tips :
 Pewawancara harus jeli dalam mengidentifikasi perbuatan dan perkataan pelamar yang
diwawancarai khususnya untuk mengetahui integritas pelamar, tetapi
 Jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan kesan pertama terhadap pelamar.
 Amati indikasi-indikasi yang timbul baik dari perkataan, perbuatan si pelamar
 Pewawancara harus telah membaca catatan yang ada dalam formulir pelamar
 Pewawancara tidak mengajukan pertanyaan yang bersifat SARA.
 Pewawancara tidak boleh mendominasi proses wawancara.
 Pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara harus relevan dengan yang akan digali dari
pelamar, sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan

6. Orientasi Lokasi dan Ketentuan SDM


Merupakan pengenalan lokasi di SPPBE untuk para karyawan baru. Lokasi-lokasi
tersebut antara lain:
 Toilet (kamar mandi)
 Kotak P3K
 Alat Pemadam Kebakaran
 Ruang Karyawan
 Nomor telepon darurat

Pengenalan ketentuan SDM, berupa:


 Promosi
 Reward
 Penggajian
 Sanksi/Tindakan Disiplin

Anda mungkin juga menyukai