DAFTAR ISI
Halaman
COVER
Bab 1 KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN 4
LINGKUNGAN (K3LL)
1.1 Tanggung Jawab 4
1.2. Ketentuan – ketentuan K3LL 5
1.2.2. Pencegahan Kebakaran 5
1.2.3. Kesehatan Kerja 6
1.2.4. Pelatihan K3LL 6
1.3. Peralatan dan Fasilitas K3LL 6
1.4. Penanggulangan Kebakaran dan Pencemaran 8
1.4.1. Prosedur Pemadaman Kebakaran / Ledakan 8
1.4.2. Prosedur Penanganan Kebocoran Tangki LPG 10
1.4.3. Prosedur Penanganan Kecelakaan Fatal 10
1.5. Pengawasan, Pemantauan dan Pelaporan 11
1.6 Lampiran 11
Proses administrasi Loading Order (LO) manual dalam kondisi tidak normal (off line) 32
Water sprinkler
Terpasang pada tangki timbun dan filling hall sebagai fasilitas untuk memadamkan atau
mendinginkan peralatan yang terkena api.
2. Alat pemadam kebakaran, merek dan jenis yang digunakan telah seusai dengan vendor list PT
PERTAMINA (PERSERO), yaitu jenis :
Alat pemadam api ringan jenis Dry Chemical Powder kapasitas 9 kg yang
ditempatkan di setiap tiang filling hall, kantor dan gudang.
Alat pemadam api beroda jenis Dry Chemical Powder kapasitas 70 kg yang
ditempatkan di dekat tangki timbun dan filling hall. (catatan : jumlah racun api
beroda tergantung luas dan sarana di SPPBE)
Alat pemadam api ringan jenis CO2 untuk ruang genset atau ruang listrik.
Posisi penempatan alat pemadam kebakaran harus ditentukan sejak awal SPPBE beroperasi dan
dilarang untuk dipindahkan oleh siapapun tanpa izin dari pengelola SPPBE.
Perlu dilakukan pengecekan berkala setiap 6 bulan sekali terhadap setiap alat pemadam.
4. Grounding system :
Grounding system dibuat untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran akibat sambaran petir dan
aliran listrik statis. Hal ini diterapkan pada tangki timbun, dispenser, generator dan sistem kelistrikan.
Semua grounding system tersebut harus di periksa setahun sekali. Besar tahanan grounding maksimum
yang dipersyaratkan adalah maksimal 7 ohm untuk sarana peralatan non listrik dan maksimal 4 ohm
untuk sarana peralatan listrik, kecuali ditentukan lain sesuai spesifikasi peralatan.
5. Perlengkapan P3K :
SPPBE harus dilengkapi dengan fasilitas P3K dengan jumlah yang memadai.
Perhatian:
Selalu yakinkan bahwa semua benda logam panas dalam awan uap dapat didinginkan dengan
cepat, jika tidak gasnya akan terpicu kembali.
Walaupun propana dan butana tidak memiliki substansi beracun, uapnya merupakan bahaya
serius bila dihisap dalam kuantitas berlebih, karena hal tersebut mengurangi konsentrasi oksigen
dibawah 16%. Penghisapan pada situasi ini akan mengakibatkan cedera serius dan bila kontinyu
bisa fatal akibatnya.
1.6. LAMPIRAN 1 :
Operasi penerimaan LPG melalui pipa dari Kilang, Teminal LPG atau Depot LPG.
2.2. PENIMBUNAN.
Setiap proses penimbunan produk bulk LPG haruslah diperhatikan langkah-langkah pekerjaan yang
bersifat teknis maupun administrasi dan keamanan pekerjaan tersebut. Kegiatan proses penimbunan
produk harus didukung oleh prosedur administrasi dan teknis yang merupakan pertanggung jawaban dari
persediaan bulk LPG.
2.4.1. Pengisian
Sebelum melakukan pengisian agar diyakinkan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
Pengisian dilakukan kedalam tabung LPG ukuran 3 Kg, 6 kg, 12 kg dan 50 kg.
Untuk maksud itu diperlukan tahapan meliputi :
- Persiapan pengisian tabung LPG
- Proses pengisian tabung.
2.4.1.2.1.Persiapan Pengisian Tabung LPG.
Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pengisian kedalam tabung, adalah sebagai
berikut :
1. Periksa dan setting timbangan sesuai dengan ketentuan Dinas Metrologi yang
berlaku. Bila terjadi hal-hal yang mencurigakan agar dilaporkan kepada Dinas
Metrologi untuk ditera ulang.
2. Periksa seluruh fasilitas lainnya dan yakinkan bahwa fasilitas tersebut dalam
keadaan siap operasi.
3. Periksa tabung-tabung LPG lama apakah memenuhi persyaratan untuk diisi atau
tidak. Bila tidak memenuhi persyaratan, tabung dipisahkan dan selanjutnya
dikirim ke bagian teknik dan K3LL.
Catatan :
- Terhadap tabung baru, tabung ex repaired, tabung ex retested, sebelum diisi LPG harus di
vacuum.
- Timbangan harus ditera/dikalibrasi dan mendapatkan Surat TERA dari Departemen
Perdagangan cq Dinas Metrologi setempat (lihat panduan pemeliharaan sarfas)
BAB 3
PEMELIHARAAN SARFAS SPPBE
3.1. Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap pengelola SPPBE wajib melaksanakan pemeliharaan secara rutin dan terjadwal. Pemeliharaan yang baik
dapat menjamin keselamatan karyawan dan pelanggan SPPBE serta terpeliharanya Citra baik PT PERTAMINA
(PERSERO).
Pemeliharaan SPPBE pada prinsipnya merupakan tanggung jawab pengelola. Apabila pengelola mengabaikan
pemeliharaan SPPBE, maka PT PERTAMINA (PERSERO) berhak menghentikan kegiatan operasional di
SPPBE.
Setiap pengelola SPPBE wajib mempunyai Teknisi untuk mengetahui dengan baik cara penggunaan dari
masing-masing peralatan dan harus dapat melaksanakan petunjuk penggunaan/ pemeliharaan rutin peralatan
SPPBE (manual book).
Apabila terjadi kerusakan peralatan SPPBE yang tidak dapat ditangani oleh Ka.Sub. Sie Teknik dan K3LL,
pengelola harus melaporkan masalah tersebut kepada pihak yang dapat menanganinya dengan cepat dan
menempatkan nomor-nomor telepon perusahaan jasa pemeliharaan atau supplier peralatan pada tempat yang dapat
terlihat dengan jelas.
2. Laporan Kerusakan
Laporan kerusakan peralatan diisi oleh Teknisi dan dilaporkan kepada pengelola
SPPBE.
7. Pemasangan tanda dan rambu peringatan (bahan standar) harus diletakkan pada lokasi yang dapat
dilihat oleh semua orang. Khusus pada kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang mengharuskan
terhentinya kegiatan pengisian LPG ke konsumen, tanda dan rambu diletakkan di jalan masuk menuju
area SPPBE.
Pemeliharaan SPPBE bertujuan agar seluruh peralatan dan fasilitas yang ada tetap dalam kondisi prima
sehingga SPPBE dapat melayani konsumen dengan baik. Pemeliharaan SPPBE secara umum dibedakan
menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemeliharaan peralatan utama.
2. Pemeliharaan peralatan penunjang.
3.3.2. Sistem Pipa dan Filling Machine, Valve, Motor, Pompa, Kompresor gas,Kompresor angin
3.4.3. Signage
3.4.8. Rambu-rambu
Periksa semua fasilitas rambu-rambu setiap hari dan perbaiki apabila terdapat kerusakan maupun salah
penempatannya.
3.4.9. Pertamanan
Periksa semua tanaman dan pastikan dalam kondisi terpelihara dan tumbuh subur.
3.5. Uraian
Secara lengkap, urutan proses dalam pemeliharaan peralatan dan fasilitas SPPBE adalah:
Teknisi SPPBE :
1. Menyusun jadwal pemeriksaan harian dan pemeliharaan sarana dan fasilitas SPPBE. Jadwal tersebut harus
memperhitungkan kebutuhan suku cadang apabila terjadi penggantian, dan dengan mempertimbangkan
perkembangan pekerjaan pemeliharaan yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Mengimplementasikan jadwal yang telah disusun.
3. Mencatat setiap hasil pemeliharaan pada jadwal dan apabila diperlukan, dilakukan revisi jadwal dibulan
berikutnya.
4. Membuat laporan kerusakan apabila menemukan kerusakan.
5. Mengevaluasi kerusakan dan melaporkannya kepada pengelola SPPBE.
6. Memperbaiki kerusakan secara internal.
7. Menunjuk kontraktor, apabila perbaikan tidak sanggup dilakukan secara internal. Apabila dilakukan
perbaikan besar, maka harus dilaporkan ke PT PERTAMINA (PERSERO).
8. Membuat Berita Acara Pemeriksaan setelah selesai perawatan dan perbaikan.
9. Mencatat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dalam Kartu Riwayat Alat.
10. Melaporkan kepada pengelola SPPBE bahwa perbaikan telah dilakukan 100%.
11. Menindaklanjuti laporan kerusakan maksimal 2 (dua) hari kerja.
BAB 4
ADMINISTRASI
4.2.4. Kebocoran.
Adanya kebocoran dalam setiap bagian dari badan silinder.
Ad an ya keb o co r an p ad a l e h er b er ul ir, kec ua li d ap a t d i p erb ai ki s e c ar a m e mu as ka n
d a n d a p a t d i p e r t a n g g u n g jawabkan.
Blla terjadi penyimpangan dari syarat - syarat yang harus d i p e n u h i , m a k a t a b u n g t e r s e b u t tidak
boleh dilakukan proses pengisian.
c. Penyerahan Tabung
- Berita Acara Penyerahan Tabung (Kuantitas dan Kualitas)
Tabung yang telah dipasang Seal Cap dan Plastic Wrap atau Safety Plug dimuat kedalam
Truck Agen sambil diawasi oleh petugas SPPBE untuk memastikan kesesuaian kuantitas
tabung yang dimuat dengan LO.
Setelah Truck Agen selesai dimuat tabung, Agen menerima dan menandatangani Berita
Acara Penyerahan tabung sebagai pernyataan bahwa tabung yang diterima telah baik cukup
baik secara kualitas dan kuantitas.
- Surat Jalan
Bagian Administrasi atau Gate Keeper melakukan Good Issue & membuat Surat Jalan kepada
Agen yang dapat digunakan sebagai Tanda bukti pembelian LPG dari Pertamina. Saat
penyerahan LPG, surat jalan harus dilengkapi stempel dan tanda tangan Agen (Direktur atau
yang diberi surat kuasa) selaku penerima.
PEDOMAN PROSES ADMINISTRASI PEMBELIAN ISI ULANG DAN TABUNG BARU BAGI
AGEN LPG
A. Proses administrasi Sales Order (SO), Good Issue dan Surat Jalan (dalam kondisi normal)
1 Petugas SPPBE mengambil Loading Order (LO) ke Depot Filling Point/Depot Sales Point
(DFP/DSP) untuk pengisian hari tersebut dan atau hari berikutnya.
2 Petugas SPPBE melakukan pengecekan mengenai kebenaran LO sesuai dengan tempat pengambilan
di tempatnya. Jika tidak sesuai, maka LO itu diserahkan kembali ke DFP/DSP.
3 Menyerahkan produk LPG kepada agen sesuai dokumen LO yang telah diperiksa oleh petugas
Administrasi.
4 Setelah dilakukan pengisian, petugas yang berwenang melakukan proses Good Issue (GI).
5 Mencetak Surat Jalan sesuai dengan jumlah tabung yang diangkut.
6 Mencatat kuantitas penyerahan produk kedalam kartu stok produk
7 Mencatat penjualan kedalam laporan harian stok produk dan secara sepuluh harian dikirimkan kepada
rendal gasdom. Untuk laporan harian dapat disampaikan melalui facsimile, sms, atau e-mail.
8 Setiap bulan melakukan pelaporan :
8.1 Membuat laporan realisasi penyerahan produk dan dikirimkan kepada Administrasi Penjualan Region Gas
Domestik.
8.2 Melakukan penagihan filling fee berdasarkan LO, dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan
ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan
setiap dua kali dalam sebulan.
8.3 Khusus SPPBE, melakukan penagihan transport fee berdasarkan Bukti Penyerahan Produk (BPP),
dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar
Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan
9 Mengirimkan laporan harian stok produk (FD 235)beserta lampirannya kepada Rendal Region Gas
Domestik dan Keuangan (UPMS) setiap 10 (sepuluh) hari.
10 Melakukan proses Good Receipt (GR)
11 Membuat laporan mutasi produk setiap bulan dan dikirimkan kepada administrasi penjualan.
12 Menyerahkan rekapitulasi laporan penyerahan produk dan laporan mutasi produk ke Region Gas
Domestik (Format Terlampir).
Proses administrasi Loading Order (LO) manual (dalam kondisi off line)
B. Proses administrasi LO manual dalam kondisi tidak normal (off line)
1. Menerima perintah pelayanan (LO manual) dari Depot Filling Point (DFP)atau Depot Supply Point
(DSP) Region Gas Domestik.
2. Petugas SPPBE melakukan pengecekan mengenai kebenaran LO manual sesuai dengan tempat
pengambilan di tempatnya. Jika tidak sesuai, maka LO manual itu diserahkan kembali ke DFP/DSP.
3. Menyerahkan produk LPG kepada agen sesuai dokumen LO yang telah diperiksa oleh petugas
Administrasi.
4. Setelah dilakukan pengisian, petugas yang berwenang melakukan proses Good Issue (GI) setelah
kondisi sistem online.
5. Mencetak Surat Jalan manual sesuai dengan jumlah tabung yang diangkut.
6. Mencatat kuantitas penyerahan produk kedalam kartu stok produk
7. Mencatat penjualan kedalam laporan harian stok produk dan secara sepuluh harian dikirimkan kepada
rendal gasdom. Untuk laporan harian dapat disampaikan melalui facsimile, sms, atau e-mail.
8. Setiap bulan melakukan pelaporan :
a. Membuat laporan realisasi penyerahan produk dan dikirimkan kepada Administrasi Penjualan
Region Gas Domestik.
b. Melakukan penagihan filling fee berdasarkan LO, dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di
stempel dan ditandatangani (lembar Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada
Administrasi Penjualan setiap dua kali dalam sebulan.
c. Khusus SPPBE, melakukan penagihan transport fee berdasarkan Bukti Penyerahan Produk
(BPP), dilampiri dengan Surat Jalan yang telah di stempel dan ditandatangani (lembar
Pertamina dan lembar Pihak Lain) oleh Agen kepada Administrasi Penjualan setiap dua kali
dalam sebulan
9. Mengirimkan laporan harian stok produk (FD 235)beserta lampirannya kepada Rendal Region Gas
Domestik dan Keuangan (UPMS) setiap 10 (sepuluh) hari.
10. Melakukan proses Good Receipt (GR)
11. Membuat laporan mutasi produk setiap bulan dan dikirimkan kepada administrasi penjualan.
12. Menyerahkan rekapitulasi laporan penyerahan produk dan laporan mutasi produk ke Region Gas
Domestik (Format Terlampir).
Administrasi penyerahan produk dari Depot LPG FP ke Stasiun pengisian LPG Swasta
1. Membuat Purchase Order (PO) secara MySAP ditempat depot FP terdekat.
2. Membuat bukti penyerahan produk (BPP) 4 (empat) rangkap via MySAP berdasarkan PO, kapasitas
angkut dan skid tank SPPBE di lokasi terdekat yang memungkinkan pengaksesan MySAP.
3. Mempersiapkan volume produk sesuai dengan informasi dalam BPP.
4. Melakukan penyerahan produk dan merekap No. BPP yang sudah dikeluarkan.
5. Mendistribusikan dokumen dan produk :
a. Kepada SPPBE: BPP lembar ke-1 dan ke-2 dan produk yang dikirim ke SPPBE
b. Kepada analis rendal : BPP lembar ke-3
c. BPP lembar ke – 4 disimpan sebagai file
6. Mencatat volume produk yang dikirim pada buku catatan mutasi produk (log book)
Administrasi penyerahan produk dari Depot LPG FP ke Stasiun pengisian LPG Swasta (kondisi offline)
1. Membuat Purchase Order (PO) secara SAP ditempat terdekat (UPMS), jika offline-nya MySAP hanya
terjadi di lokasi tertentu. Jika tidak memungkinkan atau server MySAP down secara keseluruhan, PO
dibuat secara manual dan dikirimkan ke operasi (penyaluran).
2. Membuat bukti penyerahan produk (BPP) 4 (empat) rangkap via MySAP berdasarkan PO, kapasitas
angkut dan skid tank SPPBE di lokasi terdekat yang memungkinkan pengaksesan MySAP. Jika tidak
memungkinkan, pembuatan BPP dilakukan secara manual.
3. Mempersiapkan volume produk sesuai dengan informasi dalam BPP.
4. Melakukan penyerahan produk dan merekap No. BPP yang sudah dikeluarkan.
5. Mendistribusikan dokumen dan produk :
a. Kepada SPPBE: BPP lembar ke-1 dan ke-2 dan produk yang dikirim ke SPPBE
b. Kepada analis rendal : BPP lembar ke-3
c. BPP lembar ke – 4 disimpan sebagai file
6. Mencatat volume produk yang dikirim pada buku catatan mutasi produk (log book)
7. Jika system MySAP sudah dapat berfungsi kembali :
8. Analis rendal membuat SO yang belum dibuat karena offline-nya SAP berdasarkan SO manual
9. Operasi membuat BPP untuk SO tersebut berdasarkan rekapitulasi BPP manual
10. Operasi melakukan Goods Issue dengan memperhatikan catatan jumlah LPG yang sudah disalurkan
11. Analis rendal menginformasikan kepada SPPBE untuk melakukan goods receipt yang tertunda
berdasarkan no. BPP yang sudah dilakukan goods issue oleh operasi.
BAB 5
SUMBER DAYA MANUSIA
5.1. Umum
Sumber Daya Manusia merupakan faktor utama yang menjamin kelancaran aspek operasional maupun Non-
operasional di SPPBE, SPPBE, maupun SPPEK. Oleh karena itu diperlukan penanganan proses/aktivitas SDM
yang baik untuk mendapatkan SDM handal, yang mampu menghasilkan kinerja dan pelayanan yang prima.
Kepala SPPBE
Ka.Sub Sie Ka. Sub Sie Ka. Sub Sie Ka. Sub. Sie Ka. Sub Sie Ka. Sub. Sie.
Teknik & K3LL Transportasi Produksi & QQ Keuangan Personalia Keamanan
j. Teknisi
Kualifikasi
Minimal lulusan SMK jurusan Teknik Industri
Lulus proses pelatihan operator SPPBE oleh PT PERTAMINA (PERSERO)
Usia pada saat penerimaan minimal 18 tahun dan max. 35 tahun
Diutamakan memiliki pengalaman dalam bidang sejenis
Memiliki pengetahuan praktis di bidang teknikal
Memiliki kepribadian ( ramah dan sopan ) dan penampilan menarik
Displin
Siap bekerja dengan sistem kerja shift
Mampu berkomunikasi dengan baik
Memiliki sifat tanggap, sigap serta kesadaran akan keselamatan kerja
Sehat jasmani dan rohani
Bebas Narkoba ( NAPZA )
c. Penampilan
Penampilan yang baik akan menimbulkan kesan pertama yang positif dalam diri agen,
penampilan yang baik dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pekerja memakai seragam dan bersepatu yang telah ditentukan, bersih dan rapi.
b. Selalu menjaga kebersihan jasmani dan rohani.
c. Selalu bersikap ramah, sopan dan jujur
d. Rambut dipangkas pendek (untuk pria) dan diikat (untuk wanita)
l. Sekuriti
Kualifikasi
Minimal lulusan SMU atau sederajat
Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang pengamanan
Diutamakan memiliki pengalaman dalam bidang sejenis.
Memiliki sifat jujur, teliti dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan
Memiliki sertifikat pelatihan sekuriti dari Kepolisian Republik Indonesia.
Sehat jasmani dan rohani
Disiplin
Bebas Narkoba (NAPZA)
i. Recruitment
Pengadaan tenaga kerja untuk setiap SPPBE dilakukan langsung oleh pemilik
SPPBE dengan melaksanakan test yang diperlukan (psikotest,wawancara).
Untuk SPPBE Patra Trading, pemenuhan kebutuhan SDM dapat melalui agen tersebut
namun dapat juga yang melakukan perekrutan sendiri.
ii. Training
Sangat perlu dalam modul training pada tiap frontliners adalah penyebarluasan pemahaman bahwa
pekerjaan melayani adalah hal yang membanggakan dan dapat menyenangkan, bukan hal yang
rendah dalam keterpaksaan. (“We proud to serve”), karenanya pada training awal selain dilakukan
magang ke SPPBE lain, sebaiknya ada sesi magang pada kegiatan bisnis yang mempunyai
pengisian yang besar
Jenis Pelatihan 1 2 3 4 5 6
Pengetahuan Produk
Pengetahuan pemeriksaan Kualitas visual
Pengetahuan pelaksanaan peneriman,
penimbunan, dan penjualan
Pengetahuan arus minyak
Pengetahuan operasional Filling Point dan
genset
Pengetahuan Kelistrikan
Penanggulangan dan pemadaman
kebakaran
Administrasi keuangan
Pelatihan Komputer
Penggunaan tank monitor
Pelatihan mekanik dan elektrik
Pelatihan keamanan
Peringatan Lisan
Jenis sanksi ini diberikan kepada pekerja yang melakukan pelanggaran kategori ringan, misalnya
baru sekali melakukan pelanggaran.
Peringatan Tertulis
Peringatan Tertulis dengan masa berlaku 3 bulan diberikan setelah pekerja diberikan peringatan
lisan tetapi tidak ada perbaikan sikap dari pekerja tersebut.
Skorsing
Jenis sanksi ini diberikan setelah pekerja diberikan peringatan tertulis namun dalam periode surat
peringatan tetap melakukan pelanggaran tersebut.
PHK
Langkah ini diambil, jika pekerja dianggap tidak dapat lagi bekerjasama dengan pihak pengelola
dan lingkungan kerja di SPPBE, karena masih juga melakukan pelanggaran setelah diberikan
peringatan-peringatan tersebut.
vii. Reward
Untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaannya dan service excellence,
maka untuk karyawan yang dinilai memiliki kinerja paling baik dalam bentuk total point tertinggi
dari kriteria-kriteria yang dinilai, diberikan reward oleh pengelola SPPBE berupa penganugerahan
gelar Employee of The Month (EOTM) setiap bulan atau berdasarkan kesepakatan bersama
(nama program dapat disesuaikan), dimana kepada EOTM ini akan diberikan surat/sertifikat
penghargaan dan uang sesuai dengan kemampuan SPPBE. Penunjukan EOTM ini didasarkan pada
kriteria-kriteria sebagai berikut:
- Kualitas Pekerjaan
- Hubungan antar individu
- Kehandalan Kerja
- Sikap dan Perilaku
- Inisiatif
- Jumlah Absensi, Keterlambatan, Sakit/bulan
- Prestasi kerja yang lainnya (bila ada)
5.3.2. Penjelasan
Proses Recruitment
1. Surat Lamaran
Pelamar harus mengirimkan surat lamaran dengan lampiran-lampiran sebagai berikut:
Data Pribadi (CV)
Fotokopi KTP
Ijazah Terakhir
Pas Foto terbaru
Surat Keterangan Dokter yang menyatakan berbadan sehat dan bebas narkoba.
Surat Lamaran beserta lampiran tersebut harus dimasukkan kedalam amplop coklat, dengan alamat
SPPBE yang bersangkutan.
2. Agen Tenaga Kerja
Agen ini ditunjuk langsung oleh Pengelola SPPBE/PT PERTAMINA
(PERSERO), umumnya menyediakan tenaga kerja untuk posisi Operator dan staff
administrasi di SPPBE, dengan mendapatkan fee dari Pengelola
SPPBE.
3. Seleksi Administrasi
Dilakukan oleh pengelola SPPBE (User) pada surat-surat lamaran yang datang
berdasarkan kelengkapan dari data-data yang diminta.
Surat-surat lamaran yang lulus dan tidak lulus seleksi dipisah, untuk diproses lebih lanjut
(pemanggilan untuk mengikuti test bagi yang lulus)
4. Pengisian Formulir
Formulir yang wajib diisi oleh tiap pelamar yang berisi:
a. Data pribadi pelamar (Nama; Alamat rumah yang sesuai dengan KTP dan yang cepat
dihubungi, Tanggal Lahir sesuai KTP)
b. Pengalaman Kerja beserta lampiran bukti dari perusahaan tersebut.
c. Penyakit berat yang pernah diderita
d. Referensi
e. Riwayat pendidikan
5. Tes Seleksi
a. Psikotest
(bekerjasama dengan lembaga Psikologi setempat)
b. Tes tertulis
c. Wawancara
Tips :
Pewawancara harus jeli dalam mengidentifikasi perbuatan dan perkataan pelamar yang
diwawancarai khususnya untuk mengetahui integritas pelamar, tetapi
Jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan kesan pertama terhadap pelamar.
Amati indikasi-indikasi yang timbul baik dari perkataan, perbuatan si pelamar
Pewawancara harus telah membaca catatan yang ada dalam formulir pelamar
Pewawancara tidak mengajukan pertanyaan yang bersifat SARA.
Pewawancara tidak boleh mendominasi proses wawancara.
Pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara harus relevan dengan yang akan digali dari
pelamar, sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan