Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN

MAGANG MBKM USK UNGGUL


DI PT. PEMA GLOBAL ENERGI APO POINT-A
ACEH PRODUCTION OPERATION (APO)
LHOKSUKON, ACEH UTARA

DENGAN TUGAS KHUSUS:

ANALISIS HEAD PADA RANCANGAN CONDENSATE PUMP G-436 B


UNIT OPERASI DI LAPANGAN PRODUKSI CLUSTER IV

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat


yang diperlukan untuk memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

MAHFUD
2104102010076

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2024
LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN MAGANG (MBKM) USK UNGGUL
DI
PT. PEMA GLOBAL ENERGI
APO POINT A-LHOKSUKON, ACEH UTARA
(27 Oktober 2023 s.d 27 Januari 2024)

“Analisis Head Pada Rancangan Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di


Lapangan Produksi Cluster IV”
Disusun Oleh:
MAHFUD
2104102010076
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024
Disetujui Oleh:

Pembimbing Materi Pembimbing Redaksi

(Tengku Nizarul Aslami) (Zulhaidi)


Inspection Engineer Project & Facilities
Engineering Coordinator

Mengetahui,
Department Facilities Engineering

(Fajra Alfasino)
Project & Facilities Engineering Manager

i
LEMBARAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI

Laporan magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi APO Point
A-Lhoksukon, Aceh Utara dengan judul “Analisis Head Pada Rancangan
Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster IV ”
disusun oleh:

Nama : Mahfud

NIM : 2104102010076

Jurusan : Teknik Mesin dan Industri

Program Studi : Teknik Mesin / S1

Program magang MBKM USK Unggul tersebut telah dilaksanakan dari


tanggal 27 Oktober 2023 s/d 27 Januari 2024 sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada program studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan
Industri Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.

Koordinator MBKM USK Unggul Pembimbing magang MBKM USK


Unggul

T. Arriessa Sukhairi, S.T., M.T T. Arriessa Sukhairi, S.T., M.T


NIP. 19870917 2020101 004 NIP. 19870917 2020101 004

Mengetahui/Menyetujui
Koordinator Program Studi Teknik Mesin

Ir. Amir Zaki Mubarak, S.T., M.Sc


NIP. 19791012 200604 1 002

ii
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi APO Point
A-Lhoksukon, Aceh Utara dengan judul “Analisis Head Pada Rancangan
Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster IV”
disusun oleh:

Nama : Mahfud

NIM : 2104102010076

Jurusan : Teknik Mesin dan Industri

Program Studi : Teknik Mesin

Magang MBKM USK Unggul tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 27


Oktober 2023 s/d 27 Januari 2024 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi pada program studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri,
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.

Mengetahui, Lhoksukon, 25 Januari 2024


Dosen Pembimbing Penulis

T. Arriessa Sukhairi, S.T., M.T Mahfud


NIP. 19870917 2020101 004 NIM. 2104102010076

iii
NILAI MAGANG MBKM USK UNGGUL
NAMA : MAHFUD NAMA
: TENGKU NIZARUL
MAHASISWA PEMBIBING
ASLAMI
NIM : 2104102010076 JABATAN : FACILITIES ENGINEER
: FACILITIES
JURUSAN TEKNIK MESIN BAGIAN
ENGINEERING
LEMBAGA : UNIVERSITAS UNIT KERJA : FACILITIES
PENDIDIKAN SYIAH KUALA ENGINEERING
DEPARTMENT POINT A

TEMPAT PRAKTIK : PT. PEMA GLOBAL ENERGI


WAKTU PRAKTIK : 27 Oktober 2023 – 27 Januari 2024

URAIAN NILAI KETERANGAN


PRAKTIK 10 : SANGAT BAIK
1. PENGETAHUAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 : MEMUASKAN
2. INISIATIF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 : BAIK SEKALI
3. DISIPLIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 : BAIK
4. KERAJINAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 6 : CUKUP
LAPORAN <6 : TIDAK LULUS
1. ISI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.PENGUASAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MATERI
PRESENTASI Presentasi dilaksanakan
1. DILAKSANAKAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 diminta/diwajibkan
2. TIDAK oleh Pendidikan yang
DILAKSANA Bersangkutan

Lhoksukon, 25 Januari 2024 Mengetahui :


Pembimbing Redaksi Departemen Facilities Engineering

(ZULHAIDI) (FAJRA ALFASINO)


Project & Facilities Project & Facilities
Engineering Coordinator Engineering Manager

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka (MBKM) USK Unggul di PT
Pema Global Energi. Kemudian shalawat beserta salam sejahtera tidak lupa pula
kita kirimkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, serta keluarga dan
sahabat beliau, yang mana telah membawa umat dari alam yang gelap gulita ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis
membuat laporan dengan judul berupa “Analisis Head Pada Rancangan
Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster IV”
dengan tujuan untuk memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program
MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi.
Selama mengikuti Kerja Praktik saya sebagai mahasiswa banyak
mendapatkan ilmu, pengetahuan dan wawasan baru yang sangat bermanfaat
terutama untuk saya pribadi. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada pihak dari PT Pema Global Energi yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk melakukan program MBKM USK Unggul. Tidak
lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun
materi
2. Bapak Dr. Ir Syarizal Fonna, S.T., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
3. Bapak Ir. Amir Zaki Mubarak, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi
Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala
4. Bapak T. Arriessa Sukhairi, S.T., M.T., selaku Koordinator M B K M
U S K U n g g u l Program Studi Sarjana Teknik Mesin Universitas Syiah
Kuala dan selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik
5. Bapak Ruzi Abdul Muis selaku Field Manager Shift A PT Pema Global Energi
6. Bapak Agung Widyantoro selaku Field Manager Shift B PT Pema Global
Energi

v
7. Bapak Fajra AlFasino, selaku Project & F.E. Manager PT. Pema Global
Energi
8. Bapak T. Khairil Anwar selaku Operation Superintendent PT. Pema Global
Energi
9. Bapak Zulhaidi, selaku Koordinator Engineer Departemen Facilities
Engineer PT.Pema Global Energi
10. Bapak Sabri, selaku Pembimbing Materi dan Process Engineer Departemen
Facilities Engineer PT. Pema Global Energi
11. Bapak Iskandar Fauzi selaku Pembimbing Materi dan Civil Engineer
Departemen Facilities Engineer PT. Pema Global Energi
12. Bapak Tengku Nizarul Aslami selaku Pembimbing Materi dan Corrosion
Engineer Departemen Facilties Engineer PT. Pema Global Energi
13. Kepada seluruh Staff Departemen Facilities engineering yang telah
banyak membantu dan memberi arahan penulis selama melaksanakan kerja
praktik.

Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan dan penulisan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan magang MBKM USK Unggul ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca. Aamiin.

Lhoksukon, 25 Januari 2024


Penulis

Mahfud
NIM. 2104102010076

vi
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ................................................. i


LEMBARAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI ......................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN .......................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1
1.3 Metode Penulisan Laporan ......................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................ 2
1.5 Manfaat Magang MBKM USK Unggul..................................................... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ....................................................................... 4


2.1 Profil Perusahaan ....................................................................................... 4
2.2 Sejarah Perusahaan .................................................................................... 4
2.3 Logo Perusahaan ........................................................................................ 5
2.4 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 5
2.4.1 Visi Perusahaan ................................................................................ 5
2.4.2 Misi Perusahaan ............................................................................... 5
2.5 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 6
2.5.1 Point A.............................................................................................. 7
2.5.2 Cluster IV ....................................................................................... 10
2.5.3 Organisasi Perusahaan dan Tenaga Kerja. ..................................... 13
2.5.4 Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... 13
2.6 Keselamatan Kerja .................................................................................. 16
2.7 Kegiatan PT Pema Global Energi di Indonesia ...................................... 17

vii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 19
3.1 Dasar Teori Pompa................................................................................ 19
3.2 Klasifikasi Pompa ................................................................................. 19
3.3 Pompa Sentrifugal ................................................................................. 24
3.3.1 Definisi Pompa Sentrifugal ......................................................... 24
3.3.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal ................................................. 25
3.3.3 Bagian- Bagian Utama Pompa Sentrifugal .................................. 26
3.3.4 Klasifikasi Pompa Sentrifugal ..................................................... 28
3.4. Jenis Aliran Fluida ................................................................................ 32
3.4.1 Aliran Viscous ............................................................................. 33
3.4.2 Aliran Laminar dan Turbulen ...................................................... 33
3.5 Dasar Perhitungan Pompa Sentrifugal .................................................. 34
3.5.1 Kapasitas Pompa ......................................................................... 34
3.5.2 Head Pompa................................................................................. 35
3.5.3 Daya Pompa (PW) ........................................................................ 36
3.5.4 Daya Motor (PM) ......................................................................... 37
3.5.5 Efisiensi Pompa ........................................................................... 37

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ..................................................... 38


4.1 Keterangan Pompa ............................................................................... 38
4.2 Flowchart ............................................................................................. 39
4.3 Metode Analisis Kasus......................................................................... 40
4.4 Perhitungan Head ................................................................................. 41
4.4.1 Sistem Perpipaan ........................................................................ 41
4.4.2 Perhitungan Head Pompa ........................................................... 42
4.4.3 Perhitungan Daya Pompa (PW) ................................................... 50
4.4.4 Perhitungan Daya Motor (PM) .................................................... 50
4.4.5 Efisiensi Pompa (ηpompa) ............................................................. 50
4.5 Pembahasan .......................................................................................... 51

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 52


5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 52
5.2 Saran..................................................................................................... 52

viii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54
LAMPIRAN ......................................................................................................... 55

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data acuan pompa .............................................................................40


Tabel 4.2 Fitting pada Pipa Section A-B dengan NPS 10 Inch .........................46
Tabel 4.3 Fitting pada Pipa Section B-C dengan NPS 10 Inch..........................47
Tabel 4.4 Fitting pada Pipa Section D-E dengan NPS 6 Inch............................47
Tabel 4 5 Fitting pada Pipa Section E-F dengan NPS 6 Inch.............................48
Tabel 4 6 Fitting pada Pipa Section F-G dengan NPS 6 Inch............................48
Tabel 4 7 Fitting pada Pipa Section G-H dengan NPS 6 Inch...........................49

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo PT. Pema Global Energi ........................................................... 5


Gambar 2. 2 Daerah Produksi Arun Field (Sumber Perpustakaan Point A) ........... 6
Gambar 2. 3Alur aliran gas alam kering dari sumber produksi ke kilang PT.PAG
............................................................................................................................... 13
Gambar 2. 4 Departemen Produksi ....................................................................... 14
Gambar 2. 5 Departemen Maintenance ................................................................. 15
Gambar 2. 6 Departemen SCM ............................................................................. 15
Gambar 2. 7 Departemen Security ........................................................................ 16
Gambar 2. 8 Departemen (ICT) ............................................................................ 16
Gambar 3. 1 Klasifikasi Pompa ............................................................................ 19
Gambar 3. 2 Reciprocating Pump ......................................................................... 20
Gambar 3. 3 Pompa Sentrifugal ........................................................................... 21
Gambar 3. 4 Pompa Aksial ................................................................................... 22
Gambar 3. 5 Pompa Injektor ................................................................................. 22
Gambar 3. 6 Pompa Hydraulic Ram ..................................................................... 23
Gambar 3. 7 Prinsip Pompa Elektromagnetik. ..................................................... 24
Gambar 3. 8 Lintasan cairan di dalam pompa sentrifugal ................................... 25
Gambar 3. 9 Pompa Involute ............................................................................... 28
Gambar 3. 10 Pompa Diffuser .............................................................................. 29
Gambar 3. 11 Pompa Aliran Campur Jenis Involute ........................................... 29
Gambar 3. 12 Pompa Satu Tingkat ....................................................................... 30
Gambar 3. 13 Pompa Tingkat Banyak ................................................................. 30
Gambar 3. 14 Pompa Hisapan Tunggal ............................................................... 31
Gambar 3. 15 Pompa Hisapan Ganda .................................................................. 31
Gambar 3. 16 (a) Pompa Poros Vertikal, (b) Pompa Poros Horizontal ................ 32
Gambar 3. 17 Klasifikasi jenis fluida ................................................................... 33
Gambar 4. 1 Condensate Pump G-436B di Cluster IV PT. PGE .......................... 38
Gambar 4. 2 Flowchart .......................................................................................... 39
Gambar 4. 3 Sistem Perpipaan .............................................................................. 41

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


MBKM USK Unggul merupakan salah satu kurikulum pada Prodi Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK). MBKM USK Unggul
adalah program hibah kepada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan/studi di luar
USK selama satu semester dengan sistem alih kredit sebanyak 20 SKS.
Dengan melalui program MBKM USK Unggul ini, mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan
untuk kemudian dapat dianalisis dan memecahkan masalah yang timbul di
lapangan, serta dapat memperoleh pengalaman berguna dalam mewujudkan kerja
yang nantinya akan dihadapi mahasiswa setelah menyelesaikan studinya.
Masa yang digunakan selama proses penyelesaian program magang MBKM
USK Unggul diharapkan menjadi salah satu gambaran besar bagi diri mahasiswa
untuk menjadi referensi sebelum memasuki dunia kerja dalam industri terkait.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan hasil studi kasus dari program magang
MBKM USK Unggul adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan kurikulum dalam menyelesaikan masa studi pada
Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Syiah Kuala.
2. Memberikan mahasiswa kesempatan di lingkup perusahaan sehingga
dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang dihadapai secara
tepat dan cermat, sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman yang baik
dengan prosedur penyelesaian permasalahan di dunia kerja.
3. Mengasah pola fikir yang wajar, logis, rasional serta berketerampilan dan
luwes dalam memahami serta menghadapi masalah ditempat kerja.
4. Memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam permasalahan
pembangunan, seperti kegiatan perancangan, pelaksanaan, pembuatan,

1
penggunaan, pengolahan dan pengawasan yang berhubungan dengan
konstruksi, produksi, pembangkit tenaga dan manajemen perusahan yang
terkait dengan permesinan industri secara umum.
5. Menganalisis permasalahan pada kajian seputar konstruksi sistem
perpipaan.
6. Mengenal manajemen di PT. Pema Global Energi.
7. Mengetahui secara langsung bagaimana proses produksi PT. Pema Global
Energi .
8. Mengetahui perawatan dan perbaikan peralatan PT. Pema Global Energi
9. Mengetahui dan menganalisis sistem kerja pompa sentrifugal di PT. Pema
Global Energi.

1.3 Metode Penulisan Laporan


Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, terdapat beberapa metode yang
digunakan untuk mendapat data yang objektif dan pengetahuan yang diharapkan
dapat dijadikan pedoman dalam pembelajarannya kedepannya. Metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur dan mengumpulkan data-data teknis melalui technical book
maupun instruction book yang terdapat di buku ruang kerja mekanik.
2. Tanya jawab langsung dengan pembimbing dan staff engineer lain yang
berkompeten di bidang tersebut.
3. Kumpulan jurnal yang di unduh melalui internet.
4. Analisis dan pengamatan studi kasus yang diambil.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam laporan kerja praktik ini adalah sebagai
berikut:
1. Objek Analisis selama kerja praktek ini adalah Condensate Pump G 436B,
yang memiliki fungsi mentransfer kondensat dari proses produksi di
Cluster.
2. Batasan sistem perpipaan hanya di area cluster IV.
3. Pompa sentrifugal yang dianalisis menghasilkan debit 120 USGPM.

2
1.5 Manfaat Magang MBKM USK Unggul
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan pelaksanaan
magang MBKM USK Unggul ini baik dari pihak mahasiswa, perusahaan maupun
perguruan tinggi, yaitu:
1. Dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan
perusahaan.
2. Kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan di lingkup universitas
secara langsung ke lapangan dalam tahapan proses dan produksi gas bumi
dan kondensate.
3. Menambah wawasan dan ranah lingkup ilmu pengetahuan mahasiswa
dibidang MIGAS dan prosesnya.
4. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan
pekerjaan atau kegiatan lapangan.
5. Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab.

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan


PT Pema Global Energi (PGE) mengoperasikan Lapangan Arun di Provinsi
Aceh sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama/Cooperation Contract Contractor
(KKKS) dibawah regulasi dan pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh
(BPMA). Pema Global Energi juga mengoperasikan South Lhoksukon A dan D. PT
PGE merupakan anak perusahaan PT Pembangunan Aceh (PEMA). Perusahaan ini
menyelenggarakan usaha hulu bidang minyak, gas bumi dan energi lainnya.
Melalui pengelolaan operasi dan portofolio usaha sector hulu minyak dan gas bumi
serta energi lainnya secara fleksibel, lincah dan berdaya laba tinggi. PT PGE
mengarahkan tujuannya menjadi perusahaan daerah yang terpandang di bidang
energi, dan mampu memberikan nilai tambah bagi stakeholders.

2.2 Sejarah Perusahaan


Dibawah ini tercantum sejarah lapangan produksi Arun Field-APO Block B
yang mulai dioperasikan oleh Mobil Oil hingga diambil alih pengelolaannya oleh
PT Pema Global Energi pada tahun 2021. Berikut beberapa tahapan-tahapan
pengembangannya yang telah dilakukan.

1. Tahun 1898, Mobil Oil kantor pemasaran dibuka di Indonesia.


2. Tahun 1912, kegiatan eksplorasi dimulai.
3. Tahun 1968, awal operasi KKKS di Provinsi Aceh.
4. Tahun 1971, penemuan Lapangan Arun.
5. Tahun 1973, penandatanganan anak kontrak LNG pertama dengan Jepang.
6. Tahun 1977, awal pengembangan di Lapangan Arun Cluster III
7. Tahun 1978, awal pengembangan di Lapangan Arun Cluster II .
8. Tahun 1981, penandatanganan kontrak LNG kedua dengan Jepang.
9. Tahun 1982, dimulainya kegiatan di Lapangan Arun Cluster-I.
10. Tahun 1986, pengiriman gas pertama ke pabrik pupuk, PT Pupuk Iskandar
Muda.
11. Tahun 1988, pengiriman gas pertama ke PT Kertas Kraft Aceh.

4
12. Tahun 2000, Mobil Oil Indonesia bergabung menjadi Exxon Mobil
Corporation.
13. Pada tanggal 1 Oktober 2015, peralihan Operational Blok North Sumatera
Offshore (NSO) dan North Sumatera Basin (NSB/onshore) dari Exxon
Mobil ke PHE.
14. Pada tanggal 18 Mei 2021, peralihan Operational Blok B (onshore) dari
PT Pertamina Hulu Energi ke PT Pema Global Energi.

2.3 Logo Perusahaan

Gambar 2. 1 Logo PT. Pema Global Energi

2.4 Visi dan Misi Perusahaan


2.4.1 Visi Perusahaan
Menjadi jangkar pengembangan bisnis dan investasi pada sumber daya
secara berkelanjutan

2.4.2 Misi Perusahaan


1. Merekrut sumber daya manusia yang profesional dan Islami
2. Menerapkan manajemen yang berbasis Good Corporate Governance
(GCG) dan sesuai dengan nilai-nilai syariah
3. Membangun hubungan yang sinergis dengan stakeholders
4. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang ada di aceh
5. Meningkatkan nilai tambah produk local melalui pengembangan
Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong dan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Arun Lhokseumawe.
6. Menjadi mitra Pemerintah Aceh dalam melaksanakan Pembangunan
sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh.

5
7. Memanfaatkan sistem manajemen dan sumber daya manusia yang
professional untuk mendukung pengembangan bisnis dan UMKM di
Aceh
8. Menjadi mitra Pemerintah Aceh dalam memperbaiki tata niaga dan
mendukung peningkatan ekspor produk local.
9. Mengembangkan destinasi wisata unggul berbasis sinergitas pemerintah
dan Masyarakat Aceh.

2.5 Gambaran Umum Perusahaan


PT Pema Global Energi merupakan peralihan kontrak kerja dari PT
Pertamina Hulu Energi pada tanggal 17 Mei 2021. Operator blok tersebut secara
penuh (100%) di pegang oleh anak perusahaan PEMA yaitu PT PGE. Sebelum
masa peralihan kontrak kerja ke PT PGE, lapangan produksi blok B sudah
dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi NSB, Exxon Mobil dan Mobil Oil
Indonesia atau dikenal dengan sebutan Arun Field. Lapangan Arun mulai
ditemukan pada awal tahun 1971 melalui pengeboran awal pada sumur observasi
Well A-1. Berdasarkan pada penemuan tersebut maka dikembangkan pengeboran
pada sumur-sumur observasi lainnya sebelum dibangun beberapa unit fasilitas
produksi yang disebut dengan Clusters Operation yang terdiri dari Cluster I,
Cluster II, Cluster III dan Cluster IV. Dari peta hasil survei yang dilakukan terhadap
reservoir (tempat pengambilang gas alam) maka dilakukan pembangunan tempat
pengambilan gas dan hydrocarbon yang dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2. 2 Daerah Produksi Arun Field


(Sumber Perpustakaan Point A)

6
Cluster yang pertama sekali dibangun dan difungsikan adalah Cluster III
mulai dioperasikan pada bulan Mei tahun 1977. Berikutnya dibangun Cluster II dan
mulai dioperasikan pada bulan Februari tahun 1978, selanjutnya ditambah dengan
pembangunan Cluster I yang mulai dioperasikan pada bulan September tahun 1982.
Cluster yang terakhir dibangun adalah Cluster IV yang mulai dioperasikan pada
bulan Juni tahun 1983. Mobil Oil Indonesia Incorporated juga membangun
fasilitas pendukung lainnya seperti Gas Injection Compressors (unit penginjeksian
kembali gas alam kedalam perut bumi) dan Power Generator (Unit Pembangkit
Tenaga Listrik). Dua unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster III dan
satu unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster II. Sedangkan untuk
Power Generator keempat-empat unitnya di bangun di Point A dengan kapasitas
terpasang masing-masing unit Power Generator adalah 10 Mega Watt.
Untuk memenuhi suplai gas kepada konsumen yang telah ditandatangani
kontrak pembelian gas dengan Pemerintah Republik Indonesia maka di adakan
penambahan dua unit fasilitas produksi lainnya yaitu operasi daerah terpencil atau
disebut dengan Remote Area Operation (South Lhoksukon-Pase).
Operasi daerah terpencil atau Remote Area Operation yang dikenal dengan
sebutan south lhoksukon pase operation di bangun didaerah Seureuke,
kecamatan Langkahan kabupaten Aceh Utara dengan jarak 35kilometer dari kantor
induk yang berlokasi di Point A dan mulai dioperasikan pada bulan Desember tahun
1996.
Semua fasilitas produksi Pema Global Energi pada saat ini tidak lagi
beroperasi pada kapasitas maximum seiring dengan berkurangnya cadangan gas
alam yang ada dalam perut bumi atau dikenal dengan sebutan Hydrocarbon
Reservoir. Hal ini terlihat dari menurunnya volume produksi pada setiap Cluster
Operation termasuk dari remote area South Lhoksukon Pase Operation.

2.5.1 Point A
Point A merupakan kantor utama PT Pema Global Energi yang bertanggung
jawab atas semua area lapangan produksi yang memiliki Central Control Room
(CCR), Main Office Utility Building, tempat ibadah, Power Plan, Laboratorium,
Meshhall dan lain sebagainya. CCR merupakan pusat kontrol operasi dan produksi

7
yang digunakan untuk mengontrol semua aktivitas yang terjadi lapangan yang
dioperasikan yang meliputi Power Plan, Utility Process dan juga Scrapper Trap
Area. Umumnya CCR mengontrol flow, pressure, level dan temperature agar proses
berjalan dengan normal.

2.5.1.1 Scrapper Trap Area


Scrapper Trap area merupakan suatu area yang berfungsi untuk melakukan
beberapa proses berikut:

o Metering
Pengukuran volume gas dan condensate yang dihasilkan dari semua
cluster melalui metering pipeline yang terpasang di Scrapper Trap Area
dengan memanfaatkan perbedaan tekanan pada Plate Orifice dan juga
turbine flow meter yang terpasang untuk mengukur laju aliran kondensat.
o Pigging
Pigging adalah aktivitas pembersihan bagian dalam pipa dari
kotoran atau material yang dianggap bisa menghambat laju fluida atau
merusak bagian dalam pipa dengan cara scrap atau swab dengan
menggunakan PIG. PIG merupakan sebuah istilah yang berasal dari U.S
yang berarti Pipeline Intergrity Gathering. Untuk gas terproduksi PIG
dialirkan melalui PIG laucher 46 Inch kedalam pipa 42 Inch sejauh
30 KM menuju Point B dan akan diterima oleh PIG Receiver dengan
ukuran 46 Inch, sedangkan untuk condensate pipeline PIG akan
dikirim melalui pipeline 16 Inch menuju Point B dengan jarak yang
sama.
o Fuel Gas for Power Gas Turbine
Fuel gas untuk power gas turbine di ambil dari gas pipeline di
scrapper trap area. Sebelum bahan bakar tersebut di supply ke power
gas turbine bahan bakar diproses terlebih dahulu untuk memastikan
bahwasanya gas yang dikirim ke ruang bakar turbin tidak lembab
melalui heater dan proses separasi di beberapa drum guna membuang
kadar liquid dalam bahan bakar tersebut yang mampu membuat turbin

8
berjalan dengan normal dan mampu menghindari kerusakan komponen-
komponen turbin akibat pembakaran yang tidak sempurna.

2.5.1.2 Utility Building


Utility Building merupakan suatu area yang berfungsi untuk melakukan
beberapa proses dibawah ini:

o Fire Water System


Fire water system merupakan sistem fire protection yang
berfungsi sebagai water supply ke seluruh area kerja di Point A dan
juga beberapa area operasi cluster yang juga menerapkan system yang
sama. Apabila terjadi insiden kebakaran maka air tersebut digunakan
sebagai media untuk memadamkan api dengan membuka beberapa fire
hydrant didekat lokasi terjadinya kebakaran. Air yang digunakan untuk
menyuplai ke seluruh area kerja tersebut dihasilkan dari sumur air di
Point A dan juga air hasil pemisahan di cluster yang memproduksi air
dan langsung di transfer ke point A untuk diproses kembali sehingga
layak untuk digunakan.
o Instrument Air Compressor
Instrument Air Compresssor merupakan alat yang digunakan
untuk menghasilkan udara dalam fungsi utility sebagai penggerak
pneumatic system yang membutuhkan udara bertekanan untuk siklus
kerjanya seperti control valve, utility water system distribution, dan
juga pemakaian di beberapa shop maintenance. Pemakaian tersebut
meliputi shop Mechanical, Instrument, Electyrical, HEM dan juga
FMM dalam mengerjakan beberapa pekerjaan berupa leak test pada
pompa, menggerakkan pompa dengan tipe air operate pump dan
lainnya.
o Produced Water System
Produce water system adalah istilah yang digunakan di industri
migas system yang meliputi pengolahan dan pendistribusian air bersih
untuk memenuhi kebutuhan di area operasional. Air yang diolah dan
didistribusikan diambil dari water well Point A dan juga air yang diolah

9
di cluster, kemudian diproses pada treatment water system. Air yang
sudah bersih tersebut akan didistribusikan keseluruhan area kerja agar
layak digunakan.
o Power Plant area
Power Plant area merupakan area yang berfungsi untuk
melakukan proses power distribution secara ringkas power plant area
merupakan pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan equipment
power gas turbine yang berfungsi menggerakkan generator guna
menghasilkan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut digunakan untuk
menggerakkan pompa, sebagai sumber penerangan di cluster, sebagai
penggerak compressor, gas cooler dan juga penyuplai arus listrik ke
CCR mampun kantor operasional lainnya.

2.5.2 Cluster IV
Cluster IV merupakan suatu lapangan produksi minyak dan gas bumi yang
bergerak dibidang eksploitasi dan eksplorasi. Eksplorasi merupakan kegiatan
untuk mencari minyak dan gas bumi didalam perut bumi melalui teknologi survey
pencitraan bawah tanah, eksplorasi mencakup penyelidikan atas wilayah atau lokasi
yang diperkirakan mengandung mineral berharga tersebut, proses eksplorasi jauh
lebih mudah karena banyak cadangan migas yang letaknya sangat dekat ke
permukaan bumi bahkan ada yang merembes ke permukaan tanah. Obyek kegiatan
eksplorasi adalah suatu tempat di dalam bumi yang disebut reservoir yaitu wadah
tempat minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi bisa diteruskan ke tahap produksi
apabila hasil uji kandungan lapisan sumur (well test) yang ditemukan akan mampu
mengalirkan minyak dalam jumlah yang memadai artinya secara ekonomi akan
menguntungkan, setelah tahap eksplorasi proses industri hulu migas berlanjut ke
tahap produksi atau disebut eksploitasi. Eksploitasi merupakan kegiatan untuk
mengambil minyak atau gas dari dalam perut bumi untuk diproduksi, tahap ini
disebut juga tahap “menuai hasil” setelah melalui tahap krisis itu kegagalan di tahap
eksplorasi. Untuk produksi minyak dari reservoir ke permukaan tanah pada awal
produksi umumnya dapat dilakukan tanpa alat bantu, hal ini disebabkan tekanan
reservoir masih sangat tinggi sehingga minyak atau gas dari reservoir akan

10
terangkat ke permukaan dengan sendirinya yang disebut natural flowing. Namun
disaat tekanan reservoir semakin menurun diperlukan teknologi tambahan untuk
mengeksploitasi kandungan minyak bumi tersebut.
Dibawah ini merupakan penjelasan kegiatan eksploitasi yang ada
dilapangan produksi Cluster IV PT Pema Global Energi. Proses lapangan produksi
PT Pema Global Energi khususnya cluster IV meliputi pendingin gas, proses
pemisahan/separasi gas dan proses pengeringan gas (dehydration) untuk
mengurangi kadar liquid yang terkandung didalam gas.

2.5.2.1 Proses Pendinginan Gas


Proses pendinginan gas merupakan proses untuk mendekati dew point/nilai
pengembunan untuk mendapatkan ethane dan hydrocarbon yang lebih berat seperti
condensate lebih banyak dengan bertujuan untuk mengkondensasikan gas atau
perubahan wujud gas ke wujud yang lebih padat, seperti liquid/cair. Kondensasi
terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah
uap dikompresi (tekanan ditinggikan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi
dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap di sebut
condensate. Adapun alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi
cairan disebut cooler/condenser, cooler pada umumnya adalah sebuah equipment
pendingin fluida dengan media air atau udara dengan bantuan kipas yang dirancang
untuk berbagai tujuan yang memiliki rancangan bervariasi.
Gas dari wellhead masuk ke header kemudian tekanannya diturunkan melalui
wellstream cooler dan memasuki production separator. Hidrokarbon yang
terkondensasi dari gas, dipisahkan di production separator.

2.5.2.2 Proses Pemisahan (Separasi)


Proses pemisahan/separasi adalah proses untuk memisahakan hidrokarbon
yang mana pemisahan ini dipisahkan di production separator. Secara umum
separator berfungsi untuk memisahkan dua atau tiga phase, sedangkan di Cluster
IV hanya memisahkan fluida produksi menjadi dua phase yaitu gas dan liquid.
Supaya pemisahan lebih sempurna maka sebuah separator harus:

11
1. Mengontrol dan mengarahkan aliran fluida-fluida yang masuk pada
saat memasuki separator.
2. Memiliki residence time (waktu tinggal) yang cukup lama.
3. Meminimalkan terjadi turbulensi gas dan menurunkan kecepatan gas.
4. Mencegah terjadinya pencampuran kembali gas, air dan minyak.
5. Adanya Pressure Control yang memadai untuk outlet gas.
6. Adanya Level Control yang memadai.
7. Memiliki peralatan pengaman jika terjadi Over Pressure.
8. Memiliki alat-alat visual untuk pemeriksaan kondisi-kondisi operasi.

Gas yang telah dipisahkan dari production separator memasuki proses low
pressure dehydration facilities untuk menghilangkan kandungan liquid kemudian
pressure ditingkatkan dan kembali memasuki proses high pressure dehydration
facilities sebelum di jual.

2.5.2.3 Proses Dehydration


Cairan dan uap yang terkandung dalam gas alam di produksi dari
reservoir harus di pisahakan agar memenuhi syarat lebih kecil dari 2–4 lb/MMSCF.
Jika produksi gas mengandung air yang lebih besar dari syarat, maka harus di
lakukan proses lebih dahulu sebelum dijual, dibakar sebagai bahan bakar dan
dikirim ke konsumen. Tujuan proses ini adalah:
1. Mencegah terjadinya hydrate dalam pipa transmisi.
2. Menyesuaikan syarat kontrak yang telah ditetapkan.
3. Mencegah korosi dalam pipa.
4. Mencegah terjadinya pembekuan pada proses pendinginan.

Dehydration adalah proses pengolahan gas alam untuk mengurangi dan


mengeluarkan kandungan air. Teknik dehydration terdiri dari:
1. Absorbtion menggunakan liquid desiccant (desikan cair)
2. Adsorption menggunakan solid desiccant (desikan padat)
3. Dehydration dengan menggunakan pendingin.

12
Sedangkan di Cluster IV sendiri untuk proses dehydrationnya menggunakan
pendingin yang memanfaatkan gas propane untuk menurunkan suhu gas supaya
liquid terlepas dari gas.

Pada Gambar 2.2 menunjukkan peta alur pengaliran gas alam kering dari
setiap lokasi fasilitas produksi di daerah operasi APO yang bermuara ke kilang
PT. PAG Blang Lancang Lhokseumawe.

Gambar 2. 3Alur aliran gas alam kering dari sumber produksi ke kilang PT.PAG
(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

2.5.3 Organisasi Perusahaan dan Tenaga Kerja.


Untuk dapat mencapai efisiensi dan produktifitas kerja yang tinggi
sebagaimana yang harapkan oleh perusahaan, maka pengelolaan sumber daya
manusia harus dilakukan secara optimal sehingga mampu memberikan hasil yang
maksimal untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2.5.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Berdasarkan struktur organisasi yang ada sekarang, maka perincian tenaga
kerja pada perusahaan Pema Global Energi adalah sebagai berikut:
Aceh Production Operation Manager Field Manager membawahi 4 divisi
yang terdiri dari Operation Superintendent, Maintenance Superintendent, SCM
Superintendent, dan Security Superintendent.

13
Dari setiap divisi–visi tersebut membawahi beberapa Senior Supervisor dan
setiap Senior Supervisor membawahi beberapa Supervisor dan dari setiap
Supervisor membawahi beberapa tenaga Teknisi atau Operator lapangan. Tenaga
kerja bantuan harian juga dipekerjakan pada beberapa bagian Departemen
Operasi dan Departemen Pemeliharaan untuk membantu tenaga kerja ahli dalam
menyelesaikan tugas sehari–hari. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja dalam jumlah yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas penting
dan urgensinya tinggi bagi kelangsungan hidup fasilitas proses operasi pada bagian
produksi.
Skema Organisasi Perusahaan pada Perusahan Pema Global Energi di Aceh
Production Operation Lapangan Arun (Arun Field), dapat dilihat pada gambar
2.3 sampai 2.7

2.5.4.1 Departemen Produksi

Gambar 2. 4 Departemen Produksi


(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

14
2.5.4.2 Departemen Maintenance

Gambar 2. 5 Departemen Maintenance

(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

2.5.4.3 Departemen SCM

Gambar 2. 6 Departemen SCM

(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

15
2.5.4.4 Departemen Security

Security
Superintenden
t

APO Administrator
Specialist

Gambar 2. 7 Departemen Security

(Sumber Perpustakaan Point A PT PT PGE)

2.5.4.5 Departemen (ICT)

ICT Superintendent
Banda Aceh

Banda Aceh Banda Aceh Arun Field Banda Aceh


ICT QA ICT Solution Field ICT Data
Complience Supervisor Supervisor Manageman
Analyst t Supervisor

Gambar 2. 8 Departemen (ICT)


(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

2.6 Keselamatan Kerja


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1970, maka PT Pema Global
Energi menerapkan suatu kebijakan keselamatan kerja dengan tujuan untuk
mencapai Zero Acident and No Body Get Hurt, dengan cara memberikan pelatihan
yang sangat memadai kepada setiap pegawai sesuai dengan kebutuhan masing–
masing pegawai tersebut. Pelatihan serupa juga diberikan kepada pegawai sub-

16
kontraktor yang mempunyai perjanjian ikatan kerja waktu tertentu dengan PT PGE.
Hal ini di lakukan untuk memaksimalisasi pencegahan terhadap kecelakaan kerja
baik di lingkungan perusahaan maupun di luar jam kerja.
Alat pelindung diri yang sesuai di wajibkan untuk setiap pegawai pada saat
melakukan aktifitas kerja dilapangan. Alat pelindung diri yang dimaksud antara
lain sepatu pengaman kaki (safety shoes), baju terusan penolak api (fire retardance
coverall), topi pengaman kepala (safety hard head), kaca mata pengaman (safety
glasses) dan sarung tangan (hand glove) adalah kebutuhan perlindungan yang
sangat minimum yang harus dipakai oleh setiap pegawai / karyawan saat
melakukan aktifitas. Pegawai bahkan akan mendapat teguran dari atasannya apabila
kedapatan tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai dengan
yang dibutuhkan pada saat bekerja.
Para perkerja juga harus membuat permit kerja, selain sebagai salah satu
tools izin kerja permit juga berfungsi sebagai alat untuk menganalisis potensi
bahaya yang akan terjadi juga cara penanganan guna dapat menghindari
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seminimal mungkin.
Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja:
1. Tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Peralatan dapat dipergunakan dengan aman dan efisien.
3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat
menghasilkan produksi yang aman.
4. Agar lingkungan kerja dapat diperlihara dengan aman.
5. Sebagai alat kerja dapat diperlihara dengan aman
6. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya.

2.7 Kegiatan PT Pema Global Energi di Indonesia


Saat ini Pema Global Energi hanya memiliki 1 lapangan produksi migas di
seluruh Indonesia.Pema Global Energi mengoperasikan ladang arun di Provinsi
Aceh sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang pengawasannya dibawah
BPMA. Afiliasi Pema Global Energi juga mengoperasikan lapangan South

17
Lhoksukon A dan D. Gas dari Arun field saat ini dikirimkan ke fasilitas PT Perta
Arun Gas (PAG), kemudian gas ini diproses kembali hingga sesuai dengan tuntutan
dan perjanjian penjualan gas ke konsumen, Pema Global Energi juga telah
memasok gas kepada pabrik pupuk lokal, PT PIM, PT PLN dan juga city gas. Pada
puncaknya, ladang Arun memproduksi sekitar 3,400 MMSCFD (1994) dan sekitar
180.000barrel kondensat per hari (1989).

18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Dasar Teori Pompa


Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber
tenaga yang digunakkan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang
bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dengan melewatkan
fluida tersebut pada sistem perpipaan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat
untuk memindahkan energi dari suatu pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana
yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga
berfungsi untuk meningkatkan kecepatan dan tekanan.
Parameter utama pompa adalah head (kenaikan tekanan), kapasitas (laju
aliran), daya, dan efisiensi. Kapasitas pompa tergantung kecepatan putar, diameter
impeller, dan spesifikasi fluidanya. Head pompa dipengaruhi oleh kecepatan
impeller dan desain geomteri saluran impellernya (Crane Co., 1988).

3.2 Klasifikasi Pompa


Berdasarkan prinsip kerjanya, pompa dapat diklasifikasikan seperti gambar
3.1 sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Klasifikasi Pompa


(Sumber : www.prosesindustri.com)

19
3.2.1 Positive Displacement Pump
Pompa Positive Displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu
pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju sisi outlet pompa. Kelebihan dari
penggunaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya per
satuan berat) yang lebih berat. Dan juga memberikan perpindahan fluida yang tetap
atau stabil di setiap putarannya. Macam-macam pompa Positive Displacement
yaitu:

3.2.1.1 Reciprocating Pump


Pada pompa jenis ini, sejumlah volume fluida masuk kedalam silinder
melalui valve inlet pada saat langkah masuk dan selanjutnya di pompa keluar
dibawah tekanan positif melalui valve outlet pada langkah maju.

Gambar 3. 2 Reciprocating Pump


(Sumber : blogmech.com)

3.2.1.2 Rotary Pump


Pompa rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan
menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan
selanjutnya menghisap fluida masuk pompa rotary dapat diklasifikasikan kembali
menjadi beberapa tipe, yaitu :
• Gear Pumps, Sebuah pompa rotary yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi. Prinsip kerjanya saat antar roda gigi bertemu
terjadi penghisapan fluida kemudian berputar dan diakhiri saat roda gigi akan
pisah sehingga fluida terlempar keluar.

20
• Screw Pumps, Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar
untuk menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa screw
ini digunakan untuk menangani cairan yang mempunyai viskositas tinggi,
heterogen, sensitif terhadap geseran dan cairan yang mudah berbusa.
• Rotary Vane Pumps, Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll,
yang menggunakan rotor silindrik yang berputar secar harmonis menghasilkan
tekanan fluida tertentu.
• Lobe Pump Pompa, lobus permukaan radial rotor berbentuk bulat. Cara
kerjanya adalah membawa cairan yang dipompa melalui permukaan lobus rotor
dan ruang pompa dari saluran inlet ke saluran outlet. Penggunaan pompa rotary
lobus sering dijumpai pada sistem sanitasi, farmasi, kimia, bioproses, dan
bioteknologi.

3.2.2 Non Positive Displacement Pump (Dynamic Pump)

3.2.2.1 Pompa Sentrifugal (pompa rotor-dinamik)


Salah satu mesin turbo aliran-radial yang paling umum adalah pompa
sentrifugal. Jenis pompa ini mempunyai dua komponen utama: sebuah impeller
yang terpasang pada poros yang berputar, rumah keong, selubung diam, rumah, atau
yang menutupi impeller. lmpeller terdiri dari beberapa pisau (blade) (biasanya
melengkung), dan kadang-kadang disebut sudu (vanes), dipasang dengan pola
yang teratur di sekeliling poros

Gambar 3. 3 Pompa Sentrifugal


(Sumber : www.tneutron.net)

21
3.2.2.2 Pompa Aksial
Pompa aksial adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi
dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran
yang sejajar dengan sumbu porosnya.

Gambar 3. 4 Pompa Aksial

3.2.2.3 Special-Effect Pump


a. Pompa Jet-Eductor (injector)
Pompa Jet-Eductor (injector) adalah sebuah pompa yang
menggunakan efek venturi dan nozzle konvergen-divergen untuk
mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi
gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat
menghisap fluida di sisi suction.

Gambar 3. 5 Pompa Injektor


(Sumber: http://onnyapriyahanda.com)

22
b. Gas Lift Pump
Gas Lift Pump adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan
buatan yang lazim digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-
sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan
gas bertekanan tinggi kedalam anulus (ruang antara tubing dan
casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi
proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat
kolom fluida dan tubing. Sehingga tekanan recervoir mampu
mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi
dipermukaan.

c. Pompa Hydraulic Ram


Pompa Hydraulic Ram adalah pompa siklik dengan
menggunakan tenaga hidro (hydropower).

Gambar 3. 6 Pompa Hydraulic Ram


(Sumber : harisistanto.wordpress.com)

d. Pompa Elektromagnetik
Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida
logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.

23
Gambar 3. 7 Prinsip Pompa Elektromagnetik.
(Sumber: http://onnyapriyahanda.com)

3.3 Pompa Sentrifugal


3.3.1 Definisi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah sub-kelas kerja axisymmetric dinamis, pompa
sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan cairan oleh konversi rotasi energi
kinetik dengan energi hidrodinamik dari aliran fluida. Rotasi energi biasanya
berasal dari mesin atau motor listrik. Cairan masuk secara aksial melalui mata
casing, terperangkap dalam pisau impeller, berputar tangensial dan radial sampai
keluar melalui semua bagian daun yang mengelilingi impeller ke dalam diffuser
(bagian dari casing). Fluida cairan akan meningkat baik kecepatan dan tekanan saat
melewati impeller. Di bagian casing akan berkurang kecepatan alirannya dan lebih
meningkatkan tekanannya. (TBS & Arief, 2015)
Suatu pompa vertikal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih
yang dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros yang berputar
dan diselubungi oleh sebuah rumah (casing). Fluida mamasuki impeller secara
aksial di dekat poros dan mempunyai energi potensial, yang diberikan padanya oleh
sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeller pada kecepatan yang relatif tinggi,
fluida dikumpulkan didalam ‘involute’ atau suatu seri laluan diffuser yang
mentransformasikan energi kenetik menjadi tekanan. Ini tentu saja diikuti oleh
pengurangan kecepatan.
Tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge)
dapat dilihat pada gambar 3.8 dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga
mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan),

24
dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang
ada sepanjang pengaliran.

Gambar 3. 8 Lintasan cairan di dalam pompa sentrifugal


(Sumber: anakteknik.co.id)

3.3.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Aliran fluida yang radial akan menimbulkan efek sentrifugal dari impeller
diberikan kepada fluida. Jenis pompa sentrifugal akan mempunyai head yang tinggi
tetapi kapasitas alirannya rendah. Pada mesin aliran radial ini, fluida masuk melalui
bagian tengah impeller dalam arah yang pada dasarnya aksial. Fluida keluar melalui
antara sudut dan piringan dan meninggalkan bagian luar impeller pada tekanan yang
tinggi dan kecepatan lebih tinggi ketika memasuki casing atau involute. Ininvolute
adalah bagian dari pompa yang diam yang mengubah tenaga kinetik ke bentuk
tekanan. Ininvolute akan mengubah head kinetik yang berupa kecepatan buang
tinggi menjadi head tekanan sebelum fluida meninggalkan pipa keluaran pompa.
Jika casing di lengkapi dengan sirip pemandu (guide vane), pompa tersebut disebut
diffuser atau pompa turbin. Impeller: Bagian dari pompa yang berputar yang
mengubah energi mekanik ketenaga kinetik.

Keuntungan Pompa Sentrifugal dibandingkan pompa Reciprocating


diantaranya adalah :
1. Karena tidak menggunakan mekanisme katup, pompaini dapat digunakan
untuk memompa fluida yang mengandung pasir atau Lumpur.
2. Aliran yang dihasilkan lebih kontinyu (continue) bila dibandingkan dengan
pompa reciprocating yang alirannya tersendat-sendat (intermittent).
3. Harga pembelian murah dan mudah perawatannya.

25
4. Karena tidak terjadi gesekan antara impeller dan casingnya sehingga
keausannya lebih kecil.
5. Pengoperasiannya, pada putaran tinggi dapat dihubngkan langsung dengan
motor penggeraknya.
6. Karena ukurannya relatif kecil, maka bobotnya ringan dan pondasinya kecil.

Kerugian Pompa Sentrifugal dibandingkan Pompa Reciprocating adalah


sebagai berikut.
1. Untuk kapasitas kecil dan head yang besar, efisiensinya lebih kecil
2. Agar pompa dapat bekerja lebih efisien, maka pompa harus bekerja pada titik
kerjanya saja.
3. Untuk pompa dengan head yang tinggi dan kapasitas rendah sulit dibuat,
terkecuali dibuat dengan tingkat yang lebih banyak (multistage pump)
4. memerlukan priming untuk menggerakkannya.

3.3.3 Bagian- Bagian Utama Pompa Sentrifugal


3.3.3.1 Bagian Bagian berputar (Rotary Component)

a) Impeller
Impeller adalah bagian utama yang berputar pada pompa
sentrifugal. Impeller berfungsi untuk mengubah energi kinetis
menjadi energi potensial sehingga menarik dan melemparkan
fluida dengan gaya sentrifugal yang timbul akibat masa fluida dan
putaran.
b) Poros dan Shaft Sleeve
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam
konstruksi mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya bersama
dengan putaran. Untuk pompa sendiri poros merupakan tempat
melekatnya impeller dan komponen-komponen yang berputar
lainnya. Sedangkan, Shaft sleeve adalah pelindung utama poros
dari erosi maupun korosi dan juga keausan.

26
c) Bantalan (Bearing)
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan
beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial
maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk
dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga
kerugian gesek menjadi kecil.
d) Mechanical Seal
Sistem seal pada pompa berfungsi untuk mengurangi
seminimal mungkin terjadinya kebocoran fluida kerja di area
pertemuan antara sisi casing pompa dengan rotornya. mechanical
seal menjadi tipe yang saat ini paling banyak digunakan pada
pompa.
e) Coupling
Kopling dapat mengimbangi pertumbuhan aksial poros dan
mengirimkan torsi ke impeller. Kopling poros dapat secara luas
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok : kaku dan fleksibel.
Kopling poros kaku digunakan pada aplikasi dimana sama sekali
tidak ada kemungkinan atau misalignment apapun. Kopling poros
fleksibel lebih rentan terhadap seleksi, instalasi dan pemeliharaan
kesalahan.

3.3.3.2 Bagian Bagian Diam (Stationary Component)

a) Gasket
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan
dari casing pompa melalui poros.
b) Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan
yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang
impeller, dengan cara memperkecil celahan antara casing dengan
impeller.

27
c) Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi
sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor
(guide vane),inlet dan outletnozer serta tempat memberikan arah
aliran dari impeller dari mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi dinamis (multi stage).

3.3.4 Klasifikasi Pompa Sentrifugal


3.3.4.1 Klasifikasi Pompa Sentrifugal Menurut Bentuk Casing

a. Pompa involute
Pompa involute adalah sebuah pompa sentrifugal dimana zat cair
dari impeller secara langsung dibawa ke rumah involute dapat dilihat
pada gambar 3.9

Gambar 3. 9 Pompa Involute


(Sumber: Sepdyanuri, 2016)

b. Pompa dengan Diffuser Casing


Pompa diffuser adalah sebuah pompa sentrifugal yang dilengkapi
dengan sudut diffuser di sekeliling luar impeller-nya, kontruksi
bagianbagian lain sama dengan pompa involute dapat dilihat pada
gambar 3.10.

28
Gambar 3. 10 Pompa Diffuser

(Sumber: Sepdyanuri, 2016)

c. Pompa dengan Ininvolute Casing


Pompa ini mempunyai impeller jenis aliran campuran dan sebuah
rumah, disini tidak dipergunakan diffuser melainkan dipakai saluran
yang lebar untuk mengalirkan zat cair dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3. 11 Pompa Aliran Campur Jenis Involute


(Sumber: Sepdyanuri, 2016)

3.3.4.2 Klasifikasi Pompa Menurut Jumlah Tingkat


1. Pompa Satu Tingkat (Single Stage)
Pompa ini hanya mempunyai satu impeller seperti yang
diperlihatkan pada gambar dibawah, head total yang ditimbulkan
hanya deret berasal dari satu impeller relatif rendah dan dapat dilihat
pada gambar 3.12.

29
Gambar 3. 12 Pompa Satu Tingkat
(Sumber : www.researchgate.net)

2. Pompa Tingkat Banyak (Multi Stage)


Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang terpasang secara
(seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeller dan
seterusnya hingga impeller yang terakhir dapat dilihat pada gambar
3.13.

Gambar 3. 13 Pompa Tingkat Banyak


(Sumber : www.matherandplatt.com)

3.3.4.3 Klasifikasi pompa Menurut Sisi Masuk Impeller


1. Pompa Hisapan Tunggal
Pada pompa ini zat cair masuk dari satu sisi impeller,
konstruksinya sangat sederhana sehingga banyak dipakai dapat dilihat
pada gambar 3.14.

30
Gambar 3. 14 Pompa Hisapan Tunggal
(Sumber: Sepdyanuri, 2016)

2. Pompa Hisapan Ganda


Pompa ini memasukkan zat cair melalui kedua sisi impeller
dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3. 15 Pompa Hisapan Ganda


(Sumber: Sepdyanuri, 2016)

3.3.4.4 Klasifikasi Pompa Menurut Letak Poros


Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horizontal
dan poros vertikal dapat dilihat pada gambar 3.16.

31
(a) (b)

Gambar 3. 16 (a) Pompa Poros Vertikal, (b) Pompa Poros Horizontal


(Sumber: Flexachem, 2014)

3.4. Jenis Aliran Fluida


Karena sulitnya menganalisa partikel cairan secara mikroskopis, maka
dilakukan pendekatan secara makroskopis dengan anggapan sudah cukup
memadahi, ini berarti kita harus mengasumsikan fluida yang “kontinum”, sebagai
konsekuensinya bahwa seluruh properties fluida merupakan suatu fungsi dari
kedudukan dan waktu.
Dengan adanya properties fluida ini, maka unjuk kerja pompa juga akan
berpengaruh. Karena ada variasi dari bentuk aliran yang dihasilkan. Keberadaan
bentuk aliran ini sangat menentukan di dalam perencanaan instalasi pompa.

32
Gambar 3. 17 Klasifikasi jenis fluida
(Sumber: Fox and McDonalds, Introduction to Fluid Mechanics 8 𝑡ℎ Edition)

3.4.1 Aliran Viscous


Aliran viscous adalah jenis aliran fluida yang memiliki kekentalan atau
viscous (µ > 0). Viskositas fluida sangat berpengaruh saat fluida mengalir di suatu
plat datar ataupun pipa yang dapat menghasilkan tegangan geser di dinding saluran
tersebut.

3.4.2 Aliran Laminar dan Turbulen


Aliran suatu fluida dibedakan menjadi dua tipe, yaitu aliran laminar dan aliran
turbulen. Aliran dikatakan laminar bila partikel-partikel fluida yang bergerak secara
teratur mengikuti lintasan yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan yang
sama. Aliran ini terjadi bila kecepatan kecil dan kekentalan yang besar. Sedangkan
aliran disebut turbulen bila tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan
sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-rata saja yang mengikuti
sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan fluida yang
kecil.

33
Kekentalan (viskositas) berpengaruh besar sehingga dapat meredam
gangguan yang mengakibatkan aliran menjadi turbulen. Dengan berkurangnya
kekentalan dan bertambahnya kecepatan aliran maka daya redam terhadap
gangguan akan berkurang yang sampai pada batas tertentu akan menyebabkan
terjadinya perubahan aliran dari Laminar menjadi Turbulen.
Koefisien gesekan untuk suatu pipa silindris merupakan Bilangan Reynold
(Re). Untuk menentukan tipe aliran apakah laminar atau turbulen dapat digunakan
rumus dibawah ini :

𝜌𝑣𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇

dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = Densitas Fluida (kg/m3)
μ = Viskositas fluida (kg/ms)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan fluida (m/s)
2300 ≤ Re ≤ 4000, aliran bersifat transisi.
Re ≥ 4000, aliran bersifat turbulen.
Aliran transisi merupakan dimana aliran dapat bersifat laminar atau turbulen
tergantung dari kondisi pipa dan aliran.

3.5 Dasar Perhitungan Pompa Sentrifugal


3.5.1 Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya volume cairan yang dapat dipindahkan
oleh pompa tiap satuan waktu, seperti dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:

𝑄 = 𝑣 .𝐴

34
dimana :
Q = Kapasitas Pompa (m3/s)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
A = Luas area (m2)

3.5.2 Head Pompa

Head pompa adalah besarnya energi yang ditambahkan ke fluida persatuan


berat fluida. Head total yang dihasilkan pompa dihitung dengan persamaan yang
diturunkan berdasarkan persamaan energi sebagai berikut :

𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 𝑣𝑑2 − 𝑣𝑠2
𝐻𝑝 = ( )+( ) + (𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 ) + 𝛴ℎ𝐿
𝛾 2𝑔

dimana :
Hp = Total head yang dihasilkan pompa (m)
Pd,s = Tekanan sisi discharge (d) dan suction (s) dari instalasi (Pa)
vd,s = Kecepatan aliran fluida pada sisi discharge dan suction (m/s)
zd,s = Ketinggian saluran discharge (d) dan suction (s) terhadap datum (m)
hL = Total head loss pada sistem (m)
g = Gravitasi (m/s2 )

Saat fluida dipompakan dalam sistem perpipaan, terdapat energi yang hilang
karena adanya gesekan antara fluida dengan permukaan pipa dan adanya gangguan
aliran pada fitting. Kehilangan energi ini disebut dengan head loss. Head loss dibagi
menjadi dua, yaitu major head losses dan minor head losses.

• Major head loss


Major head loss adalah kerugian yang disebabkan karena gesekan antara
fluida dengan dinding pipa horizontal yang memiliki luas penampang konstan
pada aliran fully develop. Besarnya major head loss dirumuskan dalam
persamaan sebagai berikut :

35
𝐿 𝑣2
ℎ𝑙 = 𝑓
𝐷 2𝑔

dimana :
hl = Major head loss (m)
f = Koefisien gesek
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan fluida (m/s)

• Minor head loss


Minor head loss adalah kerugian yang disebabkan oleh adanya gangguan
aliran fluida pada fitting – fitting yang ada pada sistem perpipaan. Besarnya
minor head loss dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :

𝑣2 𝐿𝑒 𝑣 2
ℎ𝑙𝑚 = 𝐾 =𝑓
2𝑔 𝐷 2𝑔

dimana :
hlm = Minor head loss (m)
Le = Panjang ekuivalen pipa lurus (m)
K = Minor head loss coefficient

• Total losses
Total head loss dari sistem perpipaan merupakan penjumlahan dari major
head loss dan minor head loss seperti dirumuskan pada persamaan sebagai
berikut:

ℎ𝐿 = ℎ𝑙 + ℎ𝑙𝑚

3.5.3 Daya Pompa (PW)

Daya pompa atau daya air (Power of Water) yang bekerja pada pompa dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

𝑃𝑊 = 𝛾 . 𝑄 . 𝐻

36
dimana :
γ = Berat jenis (kg/m3)
Q = Debit aliran (m3/s)
H = Head total pompa (m)

3.5.4 Daya Motor (PM)


Daya motor atau daya poros (Power of Motor) yang bekerja pada pompa
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

𝑃𝑀 = 𝑉 . 𝐼 . 𝜃

dimana :
V = Tegangan listrik (Volt)
I = Kuat arus listrik (Ampere)
Cos θ = 0,85

3.5.5 Efisiensi Pompa


Efisiensi pompa adalah suatu pernyataan terkait unjuk kerja atau performa
dari pompa dengan satuan persen (%) yang merupakan perbandingan energi yang
berasal dari air (daya air) terhadap energi yang berasal dari motor pompa atau
penggerak pompa (daya motor). Persamaan efisiensi pompa adalah:

𝑃𝑊
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
𝑃𝑀

dimana :
ηpompa = Efisiensi pompa (%)
PW = Daya air pompa (kW)
PM = Daya poros pompa (kW)

37
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Keterangan Pompa


Pompa Condensate G-436B merupakan salah satu pompa sentrifugal jenis
Vertical Multistage yang dimiliki oleh PT. Pema Global Energi. Pompa ini bekerja
dengan penggerak motor sebagai penggerak utamanya. Pompa Ini berfungsi untuk
mentransfer fluida kondensat. Dilihat dari performanya pompa ini dapat bekerja
dengan kecepatan putaran mencapai sekitar 2950 rpm dan kecepatan putaran motor
mencapai 3000 rpm. Berikut pada gambar 4.1 dapat dilihat kontruksi pompa item
G-436 B.

Gambar 4. 1 Condensate Pump G-436B di Cluster IV PT. PGE

38
4.2 Flowchart

Mulai

Studi Literatur

Tinjauan Lapangan

Pengambilan Data

Kapasitas
Suction Pressure
Discharge Pressure
Properti Fluida Kerja

Perhitungan Head Pompa

Perhitungan Daya Pompa

Perhitungan Daya Poros

Perhitungan Efisiensi Pompa

Hasil dan
Pembahasan

Selesai

Gambar 4. 2 Flowchart

39
4.3 Metode Analisis Kasus
Adapun langkah – langkah dalam mengerjakan laporan Analisis Head Pada
Rancangan Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster
IV sebagai berikut :

1. Penentuan data
Data yang digunakan sebagai acuan untuk pembuatan laporan ini
diperoleh dari Studi lapangan yang dilakukan untuk mengamati secara
langsung instalasi pompa. Pengambilan data tekanan, laju aliran fluida dan
data-data lainnya dilakukan di lapangan cluster IV PT. Pema Global Energi
dan juga dari Engineering Data Book di Perpustakaan Perusahaan PT. Pema
Global Energi. Data tersebut tercantum pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data acuan pompa
Fluida Kerja
Fluida Condesate
Vapor Pressure 155 psia
Specific Gravity 0.75
Viscosity 0.5 cP
Operating Condition
Capacity 120 USGPM
Suction Pressure 604 Psig
Discharge Pressure 1200 Psig
Data Teknis Motor
Power 450 HP
Speed 2971 RPM
Power Supply 3000 V 3 phase 50 Hz
Arus Listrik 78,8 A

40
2. Studi Literatur
Mempelajari teori- teori mengenai pompa sentrifugal dan metode
perancangan pompa sentrifugal dari buku – buku yang berhubungan dengan
pompa sentrifugal dan aplikasinya
3. Perhitungan pompa sentrifugal yang meliputi :
a. Perhitungan ulang head pompa
b. Perhitungan daya hidrolik dan daya poros pompa
c. Perhitungan efisiensi pompa
4. Penyusunan laporan tugas khusus.

4.4 Perhitungan Head


4.4.1 Sistem Perpipaan
Dalam menghitung kebutuhan head pompa, harus memperhatikan sistem
perpipaan. Sistem perpipaan dari pompa yang akan dirancang ditunjukkan oleh
gambar 4.3 berikut ini.

Separator
D - 148 H

A F G

B
C D E

Pump G-436B

Gambar 4. 3 Sistem Perpipaan

41
• Section A-B = NPS = 10” (Gambar 6, Lampiran 1)
• Section B-C = NPS = 10” (Gambar 7, Lampiran 1)
• Section D-E = NPS = 6” (Gambar 8, Lampiran 1)
• Section E-F = NPS = 6” (Gambar 9, Lampiran 1)
• Section F-G = NPS = 6” (Gambar 10, Lampiran 1)
• Section G-H = NPS = 6” (Gambar 10, Lampiran 1)

4.4.2 Perhitungan Head Pompa


Untuk menghitung besarnya head pompa yang dibutuhkan untuk
memindahkan kondensat dari separator menuju Point A. Adapun persamaan yang
digunakan sebagai berikut

𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 𝑣𝑑2 − 𝑣𝑠2
𝐻𝑝 = ( )+( ) + (𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 ) + 𝛴ℎ𝐿
𝛾 2𝑔

Sebelum menghitung head yang pompa yang dibutuhkan, terlebih dahulu


menghitung head loss sistem perpipaan pada sisi suction dan discharge pompa.

4.4.2.1 Head Loss Mayor


Head loss mayor dihasilkan dari gesekan fluida dengan pipa yang
memiliki luas penampang konstan.

𝐿 𝑣2
ℎ𝑙 = 𝑓
𝐷 2𝑔

• Head Loss Mayor Suction


Head loss mayor pada pipa suction terjadi sepanjang pipa dari Separator
sampai dengan suction pompa. Pipa suction pompa dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
section A-B dengan panjang 17,085 m ( Separator to suction tee) dan section B-C
dengan panjang 4,430 m (suction tee to pump suction). Untuk menghitung head
loss, terlebih dahulu menghitung bilangan Reynolds aliran pada pipa suction untuk
mencari nilai friction factor.

Untuk pipa section A-B dengan diameter dalam 0,2545 m dan panjang
17,085 m

42
3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,148
𝐴 2 𝑠
4 (0,2545 𝑚)

𝜌𝑣𝐷 𝑆𝐺 . 𝜌𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 . 𝑣 . 𝐷
𝑅𝑒 = =
𝜇 𝜇

𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,2545 𝑚
0,75 . 999 𝑚3 . 0,148 𝑠
= = 56442,5
𝑘𝑔⁄
0,0005 𝑚𝑠

𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,000177
𝐷 0,2545

Dengan menggunakan Reynolds number yang didapat dari perhitungan


dan kekasaran relatif pipa, didapatkan nilai friction factor dari moody diagram
sebesar 0,02. Sehingga head loss mayor untuk pipa section A-B dengan diameter
dalam 0,2545 m adalah:

𝐿 𝑣2 17,085 𝑚 (0,148 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙 = 𝑓 = 0,02 = 0,0014 𝑚
𝐷 2𝑔 0,2545 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Kemudian dengan menggunakan langkah yang sama dilakukan


perhitungan head loss mayor untuk pipa section B-C dengan diameter dalam 0,2545
m sebagai berikut:

3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,148
𝐴 2 𝑠
4 (0,2345 𝑚)

𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,2545 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,148 𝑠
𝑅𝑒 = = = 56442,5
𝜇 𝑘𝑔⁄
0,0005 𝑚𝑠

𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,000177
𝐷 0,2545

𝐿 𝑣2 4,430 𝑚 (0,148 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙 = 𝑓 = 0,02 = 0,00038 𝑚
𝐷 2𝑔 0,2545 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

43
• Head Loss Mayor Discharge

Head loss mayor pada pipa discharge terjadi di sepanjang pipa dari
discharge pompa sampai dengan point A. Pipa discharge dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu section D-E dengan panjang 9,275 m (pump discharge to discharge tee),
section E-F dengan panjang 6,394 m (discharge tee to elbow 90⁰), section F-G
dengan panjang 20,430 m, dan section G-H dengan panjang 159,780 m.
Perhitungan head loss mayor untuk pipa discharge sebagai berikut.

Untuk pipa section D-E dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
9,275 m

3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)

𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠

𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524

𝐿 𝑣2 9,275 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙 = 𝑓 = 0,0186 = 0,00988 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Untuk pipa section E-F dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
6,394 m.

3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)

𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠

𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524

44
𝐿 𝑣2 6,394 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2
ℎ𝑙 = 𝑓 = 0,0186 = 0,00681 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Untuk pipa section F-G dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
20,430 m.

3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)

𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠

𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524

𝐿 𝑣2 20,430 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙 = 𝑓 = 0,0186 = 0.0217 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Untuk pipa section G-H dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
159,780 m.

3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)

𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠

𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524

𝐿 𝑣2 159,780 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙 = 𝑓 = 0,0186 = 0.17 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄ 2
𝑠

45
4.4.2.2 Head Loss Minor
Head loss minor disebabkan karena adanya gangguan aliran pada fitting
yang ada dalam sistem perpipaan. Besarnya head loss minor dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.

𝑣2 𝐿𝑒 𝑣 2
ℎ𝑙𝑚 = 𝐾 =𝑓
2𝑔 𝐷 2𝑔

Nilai ekuivalent length dari setiap fitting didapat dari lampiran 2 dengan
kondisi semua valve pada posisi fully open.

• Head Loss Minor Suction


Untuk pipa section A-B dengan NPS 10 inch dan panjang 17,085 m,
terdapat fitting dengan masing- masing equivalent length seperti terdapat pada tabel
4.2 sebagai berikut
Tabel 4.2 Fitting pada Pipa Section A-B dengan NPS 10 Inch
Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Long radius elbow 12 3,6576 4 14,6304
2 45⁰ Elbow 7 2,1336 1 2,1336
3 Branch off tee 47 14,3256 1 14,3256
31,0896

𝐿𝑒 𝑣 2 31,089 𝑚 (0,148 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙𝑚 = 𝑓 = 0,0196 = 0,00267 𝑚
𝐷 2𝑔 0,2545 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Untuk pipa section B-C dengan NPS 10 inch dan panjang 4,430 m, terdapat
fitting dan nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.3 berikut

46
Tabel 4.3 Fitting pada Pipa Section B-C dengan NPS 10 Inch

Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Ball valve 7 2,134 1 2,134
Standard Reducer 10”
2 2 0,610 1 0,610
to 8”
2,743

𝐿𝑒 𝑣 2 2,743 𝑚 (0,148 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙𝑚 =𝑓 = 0,0196 = 0,000236 𝑚
𝐷 2𝑔 0,2545 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Pada pipa section B-C terdapat strainer dengan head loss sebesar 0,904 m,
sehingga besarnya head loss minor pada section A-B adalah 0,904236 m.

• Head Loss Minor Discharge


Untuk pipa section D-E dengan NPS 6 inch dan panjang 9,275 m, terdapat
fitting dengan nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.4 sebagai berikut
Tabel 4.4 Fitting pada Pipa Section D-E dengan NPS 6 Inch

Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Check valve 48 14,630 1 14,630
2 Ball valve 4 1,219 1 1,219
3 Long radius elbow 8 2,438 2 4,877
4 Branch off tee 28 8,534 1 8,534
29,261

𝐿𝑒 𝑣 2 29,261 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙𝑚 =𝑓 = 0,0186 = 0,031197 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Untuk pipa section E-F dengan NPS 6 inch dan panjang 6,394 m, terdapat
fitting dengan masing- masing nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.5
sebagai berikut

47
Tabel 4.5 Fitting pada Pipa Section E-F dengan NPS 6 Inch

Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Branch off tee 28 8.534 3 25.603
2 Long radius elbow 8 2.438 5 12.192
3 Gate valve 4 1.219 2 2.438
40.234

𝐿𝑒 𝑣 2 40,234 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙𝑚 = 𝑓 = 0,0186 = 0,04289 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Pada pipa section E-F terdapat strainer dengan head loss sebesar 0,904 m,
sehingga besarnya head loss minor pada section D-E adalah 0,94689 m.

Untuk pipa section F-G dengan NPS 6 inch dan panjang 20,430 m, terdapat
fitting dengan masing- masing nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.6
sebagai berikut

Tabel 4.6 Fitting pada Pipa Section F-G dengan NPS 6 Inch

Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
Standard reducer 6”
1 4 1,219 1 1,219
to 3”
Standard reducer 3” 4,267
2 14 1 4,267
to 6”
3 Gate valve 6” 4 1,219 3 3,658
4 Long radius elbow 8 2,438 3 7,315
Standard reducer 6”
5 1 0,305 1 0,305
to 4”
Standard reducer 4” 1,219 1,219
6 4 1
to 6 ”
17,983

𝐿𝑒 𝑣 2 17,983 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙𝑚 = 𝑓 = 0,0186 = 0,01917 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

48
Pada pipa section F-G terdapat control valve dengan head loss sebesar 13,23
m. Sehingga head loss minor pada section E-F adalah sebesar 13,249 m

Untuk pipa section G-H dengan NPS 6 inch dan panjang 159,780 m, terdapat
fitting dengan masing- masing nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.7
sebagai berikut
Tabel 4.7 Fitting pada Pipa Section G-H dengan NPS 6 Inch

Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Long radius elbow 8 2.438 3 7,315
7,315

𝐿𝑒 𝑣 2 7,315 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2


ℎ𝑙𝑚 = 𝑓 = 0,0186 = 0,00779 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

Total head loss pada sistem perpipaan merupakan penjumlahan dari head loss
mayor dan head loss minor seperti dalam perhitungan sebagai berikut

𝛴ℎ𝐿 = ℎ𝑙 + ℎ𝑙𝑚

𝛴ℎ𝐿 = (0,0014 + 0,00038 + 0,00988 + 0,00681 + 0,0217 + 0,17)𝑚 +


(0,00267 + 0,000236 + 0,031197 + 0,04289 + 13,249 + 0,00779)m

𝛴ℎ𝐿 = 13,544 𝑚

Kemudian, langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya head pompa


yang dibutuhkan

𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 𝑣𝑑2 − 𝑣𝑠2
𝐻𝑝 = ( )+( ) + (𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 ) + 𝛴ℎ𝐿
𝛾 2𝑔

8273708,73 − 4164433,39 (0,414 𝑚⁄𝑠)2 − (0,148 𝑚⁄𝑠)2


𝐻𝑝 = ( )+( )
𝑘𝑔
0,75 . 999 ⁄𝑚3 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2

+ (0,5 − 0.5) 𝑚 + 13,544 𝑚

𝐻𝑝 = 567,68 𝑚

49
4.4.3 Perhitungan Daya Pompa (PW)

Besarnya daya pompa dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai


berikut.

𝑃𝑊 = 𝛾 . 𝑄 . 𝐻

𝑃𝑊 = 𝑆𝐺 . 𝜌𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 . 𝑔 . 𝑄 . 𝐻

𝑘𝑔⁄ 𝑚 𝑚3⁄ . 567,68 𝑚


𝑃𝑊 = 0,75 . 999 𝑚3 . 9,81 ⁄𝑠 2 . 0,00757 𝑠

𝑃𝑊 = 31,586 𝑘𝑊

4.4.4 Perhitungan Daya Motor (PM)

Besarnya daya motor pada pompa dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut.

𝑃𝑀 = 𝑉 . 𝐼 . 𝜃

𝑃𝑀 = 3000 𝑉𝑜𝑙𝑡 . 78,8 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 . 0,85

𝑃𝑀 = 200940 𝑊

𝑃𝑀 = 200,94 k𝑊

4.4.5 Efisiensi Pompa (ηpompa)

Efisiensi pada pompa diperoleh dari rasio antara daya pompa dengan daya
motor, nilai efisiensi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

𝑃𝑊
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
𝑃𝑀

31,586 𝑘𝑊
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
200,94 𝑘𝑊

𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 15,72 %

50
4.5 Pembahasan
Berdasarkan data yang didapatkan yaitu diameter pipa sisi suction adalah
10” atau 0.2545 m dan diameter pipa sisi discharge adalah 0.1545 m dengan laju
aliran sisi suction (v) 0,148 m/s dan laju aliran sisi discharge (v) 0.414 m/s. Pada
fluida condensate didapat nilai viskositas 0,0005 kg/ms sehingga didapat bilangan
Re pada aliran pipa sisi suction 56 x 103 dan bilangan Re pada aliran pada pipa sisi
discharge 94 x 103 yang mana nilai Re kedua aliran pipa tersebut lebih besar dari
4000 maka jenis aliran pada kedua pipa adalah aliran turbulen.
Untuk head loss mayor pada jalur pipa pada sisi suction (hl) adalah 0.00178
m dan pada jalur pipa sisi discharge (hl) 0.20839 m. Untuk head loss minor pada
jalur pipa pada sisi suction (hlm) adalah 0.002906 m dan pada jalur pipa sisi
discharge (hlm) 13.3308 m. Maka, hasil nilai head loss dapat ditotalkan nilai Head
loss (Σhl) adalah 13.5440 m. Pada head total pompa (H) didapat nilai sebesar
567.68 m. nilai daya pompa (Pw) adalah 31,586 Kw dan daya poros (PM) 200,94
Kw sehingga diperoleh nilai efisiensi pompa (ηpompa) adalah 15,72%. Dengan nilai
efisiensi sebesar itu bisa dikatakan kinerja pompa sungguh tidak efisien, hal ini
dikarenakan produksi hidrokarbon semakin lama semakin menurun dari sumur.

51
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan Analisa yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan instalasi dengan kondisi operasi sebagai berikut:
Fluida kerja = condensate
Specific Gravity = 0,75
Suction pressure = 604 PSIG
Discharge pressure = 1200 PSIG
Kapasitas = 120 USGPM

Didapatkan head loss pada bagian suction sebesar 0.004686 m dan pada
bagian discharge sebesar 13.539267 m. Total Head hasil Analisa perhitungan
didapatkan yaitu sebesar 567,68 m. Untuk besarnya nilai head loss yang diperoleh,
hal ini dipengaruhi dari kerugian yang disebabkan karena gesekan antara fluida
dengan dinding pipa dan banyaknya jumlah komponen fitting yang dipasang pada
suatu rangkaian. Dimana setiap komponen tersebut memiliki nilai koefisien yang
berbeda-beda baik dari jenis material maupun ukuran yang digunakan.
Dengan nilai head total pompa tersebut didapatkan besaran nilai daya
pompa sebesar 31,586 kW dan untuk efisiensi pompa didapatkan sebesar 15,72%.
Dengan nilai efisiensi sebesar itu bisa dikatakan kinerja pompa sungguh tidak
efisien, hal ini dikarenakan produksi hidrokarbon semakin lama semakin menurun
dari sumur.

5.2 Saran
Dari hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan, saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Agar selalu melakukan evaluasi keseluruhan sistem untuk memastikan bahwa
pompa beroperasi dalam kondisi yang optimal sesuai dengan kebutuhan
sistem.

52
2. Merencanakan jadwal perawatan rutin untuk memastikan bahwa komponen-
komponen kritis pompa tetap dalam kondisi optimal. Perawatan preventif
dapat mengurangi risiko kegagalan dan meningkatkan umur layanan.
3. Data-data yang dibutuhkan mengenai perlengkapan atau peralatan secara
mendetail sebaiknya tersedia cukup baik.

53
DAFTAR PUSTAKA

Munson, Bruce R., Donald F. Young, Theodore H. Okiishi. “Mekanika Fluida Edisi
Keempat Jilid 2”. Jakarta: Erlangga, 2004.

Sepdyanuri, I. L. (2016, Januari 23). “Klasifikasi Pompa Sentrifugal. Retrieved


November 20, 2018”, from Indar Luh
Sepdyanuri:http//www.arluhsepdyanuri.blogspot.com

Sularso, Harwo Tahara, (1987). Pompa Dan Kompresor.

Aji, S. M. B (2016). “Peracangan Pompa Sentrifugal Dengan Fluida Kerja Crude


Oil Pada Central Processing Platform 2 Pt. Pertamina Hulu Energi West
Madura Offshore”. Digilib ITS

American Petroleum Institute (2013). “API RP 14E Design and Installation of


Offshore Production Platform Piping Systems”. American Petroleum
Institute

54
LAMPIRAN

1. Data Perusahaan
a. Data Pompa

Gambar 1. Data Pompa (1)

Gambar 2. Data Pompa (1)

55
Gambar 3. Data Pompa (1)

b. Piping and Instrumentation diagram

Gambar 4. Piping and Instrumentation diagram (1)

56
Gambar 5. Piping and Instrumentation diagram (2)

c. Isometric Drawing

Gambar 6. Isometric Drawing (1)

57
Gambar 7. Isometric Drawing (2)

Gambar 8. Isometric Drawing (3)

58
Gambar 9. Isometric Drawing (4)

Gambar 10. Isometric Drawing (5)

59
2. Data Penunjang
a. Equivalent Length dari Fitting

Gambar 11. Equivalent Length dari Fitting

60
b. Diagram Moody Friction Factor

Gambar 12. Diagram Moody Friction Factor

61

Anda mungkin juga menyukai