Disusun Oleh:
MAHFUD
2104102010076
Mengetahui,
Department Facilities Engineering
(Fajra Alfasino)
Project & Facilities Engineering Manager
i
LEMBARAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI
Laporan magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi APO Point
A-Lhoksukon, Aceh Utara dengan judul “Analisis Head Pada Rancangan
Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster IV ”
disusun oleh:
Nama : Mahfud
NIM : 2104102010076
Mengetahui/Menyetujui
Koordinator Program Studi Teknik Mesin
ii
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Laporan magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi APO Point
A-Lhoksukon, Aceh Utara dengan judul “Analisis Head Pada Rancangan
Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster IV”
disusun oleh:
Nama : Mahfud
NIM : 2104102010076
iii
NILAI MAGANG MBKM USK UNGGUL
NAMA : MAHFUD NAMA
: TENGKU NIZARUL
MAHASISWA PEMBIBING
ASLAMI
NIM : 2104102010076 JABATAN : FACILITIES ENGINEER
: FACILITIES
JURUSAN TEKNIK MESIN BAGIAN
ENGINEERING
LEMBAGA : UNIVERSITAS UNIT KERJA : FACILITIES
PENDIDIKAN SYIAH KUALA ENGINEERING
DEPARTMENT POINT A
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka (MBKM) USK Unggul di PT
Pema Global Energi. Kemudian shalawat beserta salam sejahtera tidak lupa pula
kita kirimkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, serta keluarga dan
sahabat beliau, yang mana telah membawa umat dari alam yang gelap gulita ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis
membuat laporan dengan judul berupa “Analisis Head Pada Rancangan
Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster IV”
dengan tujuan untuk memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program
MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi.
Selama mengikuti Kerja Praktik saya sebagai mahasiswa banyak
mendapatkan ilmu, pengetahuan dan wawasan baru yang sangat bermanfaat
terutama untuk saya pribadi. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada pihak dari PT Pema Global Energi yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk melakukan program MBKM USK Unggul. Tidak
lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun
materi
2. Bapak Dr. Ir Syarizal Fonna, S.T., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
3. Bapak Ir. Amir Zaki Mubarak, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi
Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala
4. Bapak T. Arriessa Sukhairi, S.T., M.T., selaku Koordinator M B K M
U S K U n g g u l Program Studi Sarjana Teknik Mesin Universitas Syiah
Kuala dan selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik
5. Bapak Ruzi Abdul Muis selaku Field Manager Shift A PT Pema Global Energi
6. Bapak Agung Widyantoro selaku Field Manager Shift B PT Pema Global
Energi
v
7. Bapak Fajra AlFasino, selaku Project & F.E. Manager PT. Pema Global
Energi
8. Bapak T. Khairil Anwar selaku Operation Superintendent PT. Pema Global
Energi
9. Bapak Zulhaidi, selaku Koordinator Engineer Departemen Facilities
Engineer PT.Pema Global Energi
10. Bapak Sabri, selaku Pembimbing Materi dan Process Engineer Departemen
Facilities Engineer PT. Pema Global Energi
11. Bapak Iskandar Fauzi selaku Pembimbing Materi dan Civil Engineer
Departemen Facilities Engineer PT. Pema Global Energi
12. Bapak Tengku Nizarul Aslami selaku Pembimbing Materi dan Corrosion
Engineer Departemen Facilties Engineer PT. Pema Global Energi
13. Kepada seluruh Staff Departemen Facilities engineering yang telah
banyak membantu dan memberi arahan penulis selama melaksanakan kerja
praktik.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan dan penulisan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan magang MBKM USK Unggul ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca. Aamiin.
Mahfud
NIM. 2104102010076
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 19
3.1 Dasar Teori Pompa................................................................................ 19
3.2 Klasifikasi Pompa ................................................................................. 19
3.3 Pompa Sentrifugal ................................................................................. 24
3.3.1 Definisi Pompa Sentrifugal ......................................................... 24
3.3.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal ................................................. 25
3.3.3 Bagian- Bagian Utama Pompa Sentrifugal .................................. 26
3.3.4 Klasifikasi Pompa Sentrifugal ..................................................... 28
3.4. Jenis Aliran Fluida ................................................................................ 32
3.4.1 Aliran Viscous ............................................................................. 33
3.4.2 Aliran Laminar dan Turbulen ...................................................... 33
3.5 Dasar Perhitungan Pompa Sentrifugal .................................................. 34
3.5.1 Kapasitas Pompa ......................................................................... 34
3.5.2 Head Pompa................................................................................. 35
3.5.3 Daya Pompa (PW) ........................................................................ 36
3.5.4 Daya Motor (PM) ......................................................................... 37
3.5.5 Efisiensi Pompa ........................................................................... 37
viii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54
LAMPIRAN ......................................................................................................... 55
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan hasil studi kasus dari program magang
MBKM USK Unggul adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan kurikulum dalam menyelesaikan masa studi pada
Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Syiah Kuala.
2. Memberikan mahasiswa kesempatan di lingkup perusahaan sehingga
dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang dihadapai secara
tepat dan cermat, sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman yang baik
dengan prosedur penyelesaian permasalahan di dunia kerja.
3. Mengasah pola fikir yang wajar, logis, rasional serta berketerampilan dan
luwes dalam memahami serta menghadapi masalah ditempat kerja.
4. Memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam permasalahan
pembangunan, seperti kegiatan perancangan, pelaksanaan, pembuatan,
1
penggunaan, pengolahan dan pengawasan yang berhubungan dengan
konstruksi, produksi, pembangkit tenaga dan manajemen perusahan yang
terkait dengan permesinan industri secara umum.
5. Menganalisis permasalahan pada kajian seputar konstruksi sistem
perpipaan.
6. Mengenal manajemen di PT. Pema Global Energi.
7. Mengetahui secara langsung bagaimana proses produksi PT. Pema Global
Energi .
8. Mengetahui perawatan dan perbaikan peralatan PT. Pema Global Energi
9. Mengetahui dan menganalisis sistem kerja pompa sentrifugal di PT. Pema
Global Energi.
2
1.5 Manfaat Magang MBKM USK Unggul
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan pelaksanaan
magang MBKM USK Unggul ini baik dari pihak mahasiswa, perusahaan maupun
perguruan tinggi, yaitu:
1. Dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan
perusahaan.
2. Kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan di lingkup universitas
secara langsung ke lapangan dalam tahapan proses dan produksi gas bumi
dan kondensate.
3. Menambah wawasan dan ranah lingkup ilmu pengetahuan mahasiswa
dibidang MIGAS dan prosesnya.
4. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan
pekerjaan atau kegiatan lapangan.
5. Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
12. Tahun 2000, Mobil Oil Indonesia bergabung menjadi Exxon Mobil
Corporation.
13. Pada tanggal 1 Oktober 2015, peralihan Operational Blok North Sumatera
Offshore (NSO) dan North Sumatera Basin (NSB/onshore) dari Exxon
Mobil ke PHE.
14. Pada tanggal 18 Mei 2021, peralihan Operational Blok B (onshore) dari
PT Pertamina Hulu Energi ke PT Pema Global Energi.
5
7. Memanfaatkan sistem manajemen dan sumber daya manusia yang
professional untuk mendukung pengembangan bisnis dan UMKM di
Aceh
8. Menjadi mitra Pemerintah Aceh dalam memperbaiki tata niaga dan
mendukung peningkatan ekspor produk local.
9. Mengembangkan destinasi wisata unggul berbasis sinergitas pemerintah
dan Masyarakat Aceh.
6
Cluster yang pertama sekali dibangun dan difungsikan adalah Cluster III
mulai dioperasikan pada bulan Mei tahun 1977. Berikutnya dibangun Cluster II dan
mulai dioperasikan pada bulan Februari tahun 1978, selanjutnya ditambah dengan
pembangunan Cluster I yang mulai dioperasikan pada bulan September tahun 1982.
Cluster yang terakhir dibangun adalah Cluster IV yang mulai dioperasikan pada
bulan Juni tahun 1983. Mobil Oil Indonesia Incorporated juga membangun
fasilitas pendukung lainnya seperti Gas Injection Compressors (unit penginjeksian
kembali gas alam kedalam perut bumi) dan Power Generator (Unit Pembangkit
Tenaga Listrik). Dua unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster III dan
satu unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster II. Sedangkan untuk
Power Generator keempat-empat unitnya di bangun di Point A dengan kapasitas
terpasang masing-masing unit Power Generator adalah 10 Mega Watt.
Untuk memenuhi suplai gas kepada konsumen yang telah ditandatangani
kontrak pembelian gas dengan Pemerintah Republik Indonesia maka di adakan
penambahan dua unit fasilitas produksi lainnya yaitu operasi daerah terpencil atau
disebut dengan Remote Area Operation (South Lhoksukon-Pase).
Operasi daerah terpencil atau Remote Area Operation yang dikenal dengan
sebutan south lhoksukon pase operation di bangun didaerah Seureuke,
kecamatan Langkahan kabupaten Aceh Utara dengan jarak 35kilometer dari kantor
induk yang berlokasi di Point A dan mulai dioperasikan pada bulan Desember tahun
1996.
Semua fasilitas produksi Pema Global Energi pada saat ini tidak lagi
beroperasi pada kapasitas maximum seiring dengan berkurangnya cadangan gas
alam yang ada dalam perut bumi atau dikenal dengan sebutan Hydrocarbon
Reservoir. Hal ini terlihat dari menurunnya volume produksi pada setiap Cluster
Operation termasuk dari remote area South Lhoksukon Pase Operation.
2.5.1 Point A
Point A merupakan kantor utama PT Pema Global Energi yang bertanggung
jawab atas semua area lapangan produksi yang memiliki Central Control Room
(CCR), Main Office Utility Building, tempat ibadah, Power Plan, Laboratorium,
Meshhall dan lain sebagainya. CCR merupakan pusat kontrol operasi dan produksi
7
yang digunakan untuk mengontrol semua aktivitas yang terjadi lapangan yang
dioperasikan yang meliputi Power Plan, Utility Process dan juga Scrapper Trap
Area. Umumnya CCR mengontrol flow, pressure, level dan temperature agar proses
berjalan dengan normal.
o Metering
Pengukuran volume gas dan condensate yang dihasilkan dari semua
cluster melalui metering pipeline yang terpasang di Scrapper Trap Area
dengan memanfaatkan perbedaan tekanan pada Plate Orifice dan juga
turbine flow meter yang terpasang untuk mengukur laju aliran kondensat.
o Pigging
Pigging adalah aktivitas pembersihan bagian dalam pipa dari
kotoran atau material yang dianggap bisa menghambat laju fluida atau
merusak bagian dalam pipa dengan cara scrap atau swab dengan
menggunakan PIG. PIG merupakan sebuah istilah yang berasal dari U.S
yang berarti Pipeline Intergrity Gathering. Untuk gas terproduksi PIG
dialirkan melalui PIG laucher 46 Inch kedalam pipa 42 Inch sejauh
30 KM menuju Point B dan akan diterima oleh PIG Receiver dengan
ukuran 46 Inch, sedangkan untuk condensate pipeline PIG akan
dikirim melalui pipeline 16 Inch menuju Point B dengan jarak yang
sama.
o Fuel Gas for Power Gas Turbine
Fuel gas untuk power gas turbine di ambil dari gas pipeline di
scrapper trap area. Sebelum bahan bakar tersebut di supply ke power
gas turbine bahan bakar diproses terlebih dahulu untuk memastikan
bahwasanya gas yang dikirim ke ruang bakar turbin tidak lembab
melalui heater dan proses separasi di beberapa drum guna membuang
kadar liquid dalam bahan bakar tersebut yang mampu membuat turbin
8
berjalan dengan normal dan mampu menghindari kerusakan komponen-
komponen turbin akibat pembakaran yang tidak sempurna.
9
di cluster, kemudian diproses pada treatment water system. Air yang
sudah bersih tersebut akan didistribusikan keseluruhan area kerja agar
layak digunakan.
o Power Plant area
Power Plant area merupakan area yang berfungsi untuk
melakukan proses power distribution secara ringkas power plant area
merupakan pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan equipment
power gas turbine yang berfungsi menggerakkan generator guna
menghasilkan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut digunakan untuk
menggerakkan pompa, sebagai sumber penerangan di cluster, sebagai
penggerak compressor, gas cooler dan juga penyuplai arus listrik ke
CCR mampun kantor operasional lainnya.
2.5.2 Cluster IV
Cluster IV merupakan suatu lapangan produksi minyak dan gas bumi yang
bergerak dibidang eksploitasi dan eksplorasi. Eksplorasi merupakan kegiatan
untuk mencari minyak dan gas bumi didalam perut bumi melalui teknologi survey
pencitraan bawah tanah, eksplorasi mencakup penyelidikan atas wilayah atau lokasi
yang diperkirakan mengandung mineral berharga tersebut, proses eksplorasi jauh
lebih mudah karena banyak cadangan migas yang letaknya sangat dekat ke
permukaan bumi bahkan ada yang merembes ke permukaan tanah. Obyek kegiatan
eksplorasi adalah suatu tempat di dalam bumi yang disebut reservoir yaitu wadah
tempat minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi bisa diteruskan ke tahap produksi
apabila hasil uji kandungan lapisan sumur (well test) yang ditemukan akan mampu
mengalirkan minyak dalam jumlah yang memadai artinya secara ekonomi akan
menguntungkan, setelah tahap eksplorasi proses industri hulu migas berlanjut ke
tahap produksi atau disebut eksploitasi. Eksploitasi merupakan kegiatan untuk
mengambil minyak atau gas dari dalam perut bumi untuk diproduksi, tahap ini
disebut juga tahap “menuai hasil” setelah melalui tahap krisis itu kegagalan di tahap
eksplorasi. Untuk produksi minyak dari reservoir ke permukaan tanah pada awal
produksi umumnya dapat dilakukan tanpa alat bantu, hal ini disebabkan tekanan
reservoir masih sangat tinggi sehingga minyak atau gas dari reservoir akan
10
terangkat ke permukaan dengan sendirinya yang disebut natural flowing. Namun
disaat tekanan reservoir semakin menurun diperlukan teknologi tambahan untuk
mengeksploitasi kandungan minyak bumi tersebut.
Dibawah ini merupakan penjelasan kegiatan eksploitasi yang ada
dilapangan produksi Cluster IV PT Pema Global Energi. Proses lapangan produksi
PT Pema Global Energi khususnya cluster IV meliputi pendingin gas, proses
pemisahan/separasi gas dan proses pengeringan gas (dehydration) untuk
mengurangi kadar liquid yang terkandung didalam gas.
11
1. Mengontrol dan mengarahkan aliran fluida-fluida yang masuk pada
saat memasuki separator.
2. Memiliki residence time (waktu tinggal) yang cukup lama.
3. Meminimalkan terjadi turbulensi gas dan menurunkan kecepatan gas.
4. Mencegah terjadinya pencampuran kembali gas, air dan minyak.
5. Adanya Pressure Control yang memadai untuk outlet gas.
6. Adanya Level Control yang memadai.
7. Memiliki peralatan pengaman jika terjadi Over Pressure.
8. Memiliki alat-alat visual untuk pemeriksaan kondisi-kondisi operasi.
Gas yang telah dipisahkan dari production separator memasuki proses low
pressure dehydration facilities untuk menghilangkan kandungan liquid kemudian
pressure ditingkatkan dan kembali memasuki proses high pressure dehydration
facilities sebelum di jual.
12
Sedangkan di Cluster IV sendiri untuk proses dehydrationnya menggunakan
pendingin yang memanfaatkan gas propane untuk menurunkan suhu gas supaya
liquid terlepas dari gas.
Pada Gambar 2.2 menunjukkan peta alur pengaliran gas alam kering dari
setiap lokasi fasilitas produksi di daerah operasi APO yang bermuara ke kilang
PT. PAG Blang Lancang Lhokseumawe.
Gambar 2. 3Alur aliran gas alam kering dari sumber produksi ke kilang PT.PAG
(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)
13
Dari setiap divisi–visi tersebut membawahi beberapa Senior Supervisor dan
setiap Senior Supervisor membawahi beberapa Supervisor dan dari setiap
Supervisor membawahi beberapa tenaga Teknisi atau Operator lapangan. Tenaga
kerja bantuan harian juga dipekerjakan pada beberapa bagian Departemen
Operasi dan Departemen Pemeliharaan untuk membantu tenaga kerja ahli dalam
menyelesaikan tugas sehari–hari. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja dalam jumlah yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas penting
dan urgensinya tinggi bagi kelangsungan hidup fasilitas proses operasi pada bagian
produksi.
Skema Organisasi Perusahaan pada Perusahan Pema Global Energi di Aceh
Production Operation Lapangan Arun (Arun Field), dapat dilihat pada gambar
2.3 sampai 2.7
14
2.5.4.2 Departemen Maintenance
15
2.5.4.4 Departemen Security
Security
Superintenden
t
APO Administrator
Specialist
ICT Superintendent
Banda Aceh
16
kontraktor yang mempunyai perjanjian ikatan kerja waktu tertentu dengan PT PGE.
Hal ini di lakukan untuk memaksimalisasi pencegahan terhadap kecelakaan kerja
baik di lingkungan perusahaan maupun di luar jam kerja.
Alat pelindung diri yang sesuai di wajibkan untuk setiap pegawai pada saat
melakukan aktifitas kerja dilapangan. Alat pelindung diri yang dimaksud antara
lain sepatu pengaman kaki (safety shoes), baju terusan penolak api (fire retardance
coverall), topi pengaman kepala (safety hard head), kaca mata pengaman (safety
glasses) dan sarung tangan (hand glove) adalah kebutuhan perlindungan yang
sangat minimum yang harus dipakai oleh setiap pegawai / karyawan saat
melakukan aktifitas. Pegawai bahkan akan mendapat teguran dari atasannya apabila
kedapatan tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai dengan
yang dibutuhkan pada saat bekerja.
Para perkerja juga harus membuat permit kerja, selain sebagai salah satu
tools izin kerja permit juga berfungsi sebagai alat untuk menganalisis potensi
bahaya yang akan terjadi juga cara penanganan guna dapat menghindari
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seminimal mungkin.
Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja:
1. Tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Peralatan dapat dipergunakan dengan aman dan efisien.
3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat
menghasilkan produksi yang aman.
4. Agar lingkungan kerja dapat diperlihara dengan aman.
5. Sebagai alat kerja dapat diperlihara dengan aman
6. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya.
17
Lhoksukon A dan D. Gas dari Arun field saat ini dikirimkan ke fasilitas PT Perta
Arun Gas (PAG), kemudian gas ini diproses kembali hingga sesuai dengan tuntutan
dan perjanjian penjualan gas ke konsumen, Pema Global Energi juga telah
memasok gas kepada pabrik pupuk lokal, PT PIM, PT PLN dan juga city gas. Pada
puncaknya, ladang Arun memproduksi sekitar 3,400 MMSCFD (1994) dan sekitar
180.000barrel kondensat per hari (1989).
18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
19
3.2.1 Positive Displacement Pump
Pompa Positive Displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu
pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju sisi outlet pompa. Kelebihan dari
penggunaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya per
satuan berat) yang lebih berat. Dan juga memberikan perpindahan fluida yang tetap
atau stabil di setiap putarannya. Macam-macam pompa Positive Displacement
yaitu:
20
• Screw Pumps, Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar
untuk menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa screw
ini digunakan untuk menangani cairan yang mempunyai viskositas tinggi,
heterogen, sensitif terhadap geseran dan cairan yang mudah berbusa.
• Rotary Vane Pumps, Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll,
yang menggunakan rotor silindrik yang berputar secar harmonis menghasilkan
tekanan fluida tertentu.
• Lobe Pump Pompa, lobus permukaan radial rotor berbentuk bulat. Cara
kerjanya adalah membawa cairan yang dipompa melalui permukaan lobus rotor
dan ruang pompa dari saluran inlet ke saluran outlet. Penggunaan pompa rotary
lobus sering dijumpai pada sistem sanitasi, farmasi, kimia, bioproses, dan
bioteknologi.
21
3.2.2.2 Pompa Aksial
Pompa aksial adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi
dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran
yang sejajar dengan sumbu porosnya.
22
b. Gas Lift Pump
Gas Lift Pump adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan
buatan yang lazim digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-
sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan
gas bertekanan tinggi kedalam anulus (ruang antara tubing dan
casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi
proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat
kolom fluida dan tubing. Sehingga tekanan recervoir mampu
mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi
dipermukaan.
d. Pompa Elektromagnetik
Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida
logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.
23
Gambar 3. 7 Prinsip Pompa Elektromagnetik.
(Sumber: http://onnyapriyahanda.com)
24
dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang
ada sepanjang pengaliran.
25
4. Karena tidak terjadi gesekan antara impeller dan casingnya sehingga
keausannya lebih kecil.
5. Pengoperasiannya, pada putaran tinggi dapat dihubngkan langsung dengan
motor penggeraknya.
6. Karena ukurannya relatif kecil, maka bobotnya ringan dan pondasinya kecil.
a) Impeller
Impeller adalah bagian utama yang berputar pada pompa
sentrifugal. Impeller berfungsi untuk mengubah energi kinetis
menjadi energi potensial sehingga menarik dan melemparkan
fluida dengan gaya sentrifugal yang timbul akibat masa fluida dan
putaran.
b) Poros dan Shaft Sleeve
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam
konstruksi mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya bersama
dengan putaran. Untuk pompa sendiri poros merupakan tempat
melekatnya impeller dan komponen-komponen yang berputar
lainnya. Sedangkan, Shaft sleeve adalah pelindung utama poros
dari erosi maupun korosi dan juga keausan.
26
c) Bantalan (Bearing)
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan
beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial
maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk
dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga
kerugian gesek menjadi kecil.
d) Mechanical Seal
Sistem seal pada pompa berfungsi untuk mengurangi
seminimal mungkin terjadinya kebocoran fluida kerja di area
pertemuan antara sisi casing pompa dengan rotornya. mechanical
seal menjadi tipe yang saat ini paling banyak digunakan pada
pompa.
e) Coupling
Kopling dapat mengimbangi pertumbuhan aksial poros dan
mengirimkan torsi ke impeller. Kopling poros dapat secara luas
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok : kaku dan fleksibel.
Kopling poros kaku digunakan pada aplikasi dimana sama sekali
tidak ada kemungkinan atau misalignment apapun. Kopling poros
fleksibel lebih rentan terhadap seleksi, instalasi dan pemeliharaan
kesalahan.
a) Gasket
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan
dari casing pompa melalui poros.
b) Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan
yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang
impeller, dengan cara memperkecil celahan antara casing dengan
impeller.
27
c) Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi
sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor
(guide vane),inlet dan outletnozer serta tempat memberikan arah
aliran dari impeller dari mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi dinamis (multi stage).
a. Pompa involute
Pompa involute adalah sebuah pompa sentrifugal dimana zat cair
dari impeller secara langsung dibawa ke rumah involute dapat dilihat
pada gambar 3.9
28
Gambar 3. 10 Pompa Diffuser
29
Gambar 3. 12 Pompa Satu Tingkat
(Sumber : www.researchgate.net)
30
Gambar 3. 14 Pompa Hisapan Tunggal
(Sumber: Sepdyanuri, 2016)
31
(a) (b)
32
Gambar 3. 17 Klasifikasi jenis fluida
(Sumber: Fox and McDonalds, Introduction to Fluid Mechanics 8 𝑡ℎ Edition)
33
Kekentalan (viskositas) berpengaruh besar sehingga dapat meredam
gangguan yang mengakibatkan aliran menjadi turbulen. Dengan berkurangnya
kekentalan dan bertambahnya kecepatan aliran maka daya redam terhadap
gangguan akan berkurang yang sampai pada batas tertentu akan menyebabkan
terjadinya perubahan aliran dari Laminar menjadi Turbulen.
Koefisien gesekan untuk suatu pipa silindris merupakan Bilangan Reynold
(Re). Untuk menentukan tipe aliran apakah laminar atau turbulen dapat digunakan
rumus dibawah ini :
𝜌𝑣𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = Densitas Fluida (kg/m3)
μ = Viskositas fluida (kg/ms)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan fluida (m/s)
2300 ≤ Re ≤ 4000, aliran bersifat transisi.
Re ≥ 4000, aliran bersifat turbulen.
Aliran transisi merupakan dimana aliran dapat bersifat laminar atau turbulen
tergantung dari kondisi pipa dan aliran.
𝑄 = 𝑣 .𝐴
34
dimana :
Q = Kapasitas Pompa (m3/s)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
A = Luas area (m2)
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 𝑣𝑑2 − 𝑣𝑠2
𝐻𝑝 = ( )+( ) + (𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 ) + 𝛴ℎ𝐿
𝛾 2𝑔
dimana :
Hp = Total head yang dihasilkan pompa (m)
Pd,s = Tekanan sisi discharge (d) dan suction (s) dari instalasi (Pa)
vd,s = Kecepatan aliran fluida pada sisi discharge dan suction (m/s)
zd,s = Ketinggian saluran discharge (d) dan suction (s) terhadap datum (m)
hL = Total head loss pada sistem (m)
g = Gravitasi (m/s2 )
Saat fluida dipompakan dalam sistem perpipaan, terdapat energi yang hilang
karena adanya gesekan antara fluida dengan permukaan pipa dan adanya gangguan
aliran pada fitting. Kehilangan energi ini disebut dengan head loss. Head loss dibagi
menjadi dua, yaitu major head losses dan minor head losses.
35
𝐿 𝑣2
ℎ𝑙 = 𝑓
𝐷 2𝑔
dimana :
hl = Major head loss (m)
f = Koefisien gesek
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan fluida (m/s)
𝑣2 𝐿𝑒 𝑣 2
ℎ𝑙𝑚 = 𝐾 =𝑓
2𝑔 𝐷 2𝑔
dimana :
hlm = Minor head loss (m)
Le = Panjang ekuivalen pipa lurus (m)
K = Minor head loss coefficient
• Total losses
Total head loss dari sistem perpipaan merupakan penjumlahan dari major
head loss dan minor head loss seperti dirumuskan pada persamaan sebagai
berikut:
ℎ𝐿 = ℎ𝑙 + ℎ𝑙𝑚
Daya pompa atau daya air (Power of Water) yang bekerja pada pompa dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
𝑃𝑊 = 𝛾 . 𝑄 . 𝐻
36
dimana :
γ = Berat jenis (kg/m3)
Q = Debit aliran (m3/s)
H = Head total pompa (m)
𝑃𝑀 = 𝑉 . 𝐼 . 𝜃
dimana :
V = Tegangan listrik (Volt)
I = Kuat arus listrik (Ampere)
Cos θ = 0,85
𝑃𝑊
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
𝑃𝑀
dimana :
ηpompa = Efisiensi pompa (%)
PW = Daya air pompa (kW)
PM = Daya poros pompa (kW)
37
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
38
4.2 Flowchart
Mulai
Studi Literatur
Tinjauan Lapangan
Pengambilan Data
Kapasitas
Suction Pressure
Discharge Pressure
Properti Fluida Kerja
Hasil dan
Pembahasan
Selesai
Gambar 4. 2 Flowchart
39
4.3 Metode Analisis Kasus
Adapun langkah – langkah dalam mengerjakan laporan Analisis Head Pada
Rancangan Condensate Pump G-436 B Unit Operasi Di Lapangan Produksi Cluster
IV sebagai berikut :
1. Penentuan data
Data yang digunakan sebagai acuan untuk pembuatan laporan ini
diperoleh dari Studi lapangan yang dilakukan untuk mengamati secara
langsung instalasi pompa. Pengambilan data tekanan, laju aliran fluida dan
data-data lainnya dilakukan di lapangan cluster IV PT. Pema Global Energi
dan juga dari Engineering Data Book di Perpustakaan Perusahaan PT. Pema
Global Energi. Data tersebut tercantum pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data acuan pompa
Fluida Kerja
Fluida Condesate
Vapor Pressure 155 psia
Specific Gravity 0.75
Viscosity 0.5 cP
Operating Condition
Capacity 120 USGPM
Suction Pressure 604 Psig
Discharge Pressure 1200 Psig
Data Teknis Motor
Power 450 HP
Speed 2971 RPM
Power Supply 3000 V 3 phase 50 Hz
Arus Listrik 78,8 A
40
2. Studi Literatur
Mempelajari teori- teori mengenai pompa sentrifugal dan metode
perancangan pompa sentrifugal dari buku – buku yang berhubungan dengan
pompa sentrifugal dan aplikasinya
3. Perhitungan pompa sentrifugal yang meliputi :
a. Perhitungan ulang head pompa
b. Perhitungan daya hidrolik dan daya poros pompa
c. Perhitungan efisiensi pompa
4. Penyusunan laporan tugas khusus.
Separator
D - 148 H
A F G
B
C D E
Pump G-436B
41
• Section A-B = NPS = 10” (Gambar 6, Lampiran 1)
• Section B-C = NPS = 10” (Gambar 7, Lampiran 1)
• Section D-E = NPS = 6” (Gambar 8, Lampiran 1)
• Section E-F = NPS = 6” (Gambar 9, Lampiran 1)
• Section F-G = NPS = 6” (Gambar 10, Lampiran 1)
• Section G-H = NPS = 6” (Gambar 10, Lampiran 1)
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 𝑣𝑑2 − 𝑣𝑠2
𝐻𝑝 = ( )+( ) + (𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 ) + 𝛴ℎ𝐿
𝛾 2𝑔
𝐿 𝑣2
ℎ𝑙 = 𝑓
𝐷 2𝑔
Untuk pipa section A-B dengan diameter dalam 0,2545 m dan panjang
17,085 m
42
3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,148
𝐴 2 𝑠
4 (0,2545 𝑚)
𝜌𝑣𝐷 𝑆𝐺 . 𝜌𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 . 𝑣 . 𝐷
𝑅𝑒 = =
𝜇 𝜇
𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,2545 𝑚
0,75 . 999 𝑚3 . 0,148 𝑠
= = 56442,5
𝑘𝑔⁄
0,0005 𝑚𝑠
𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,000177
𝐷 0,2545
3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,148
𝐴 2 𝑠
4 (0,2345 𝑚)
𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,2545 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,148 𝑠
𝑅𝑒 = = = 56442,5
𝜇 𝑘𝑔⁄
0,0005 𝑚𝑠
𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,000177
𝐷 0,2545
43
• Head Loss Mayor Discharge
Head loss mayor pada pipa discharge terjadi di sepanjang pipa dari
discharge pompa sampai dengan point A. Pipa discharge dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu section D-E dengan panjang 9,275 m (pump discharge to discharge tee),
section E-F dengan panjang 6,394 m (discharge tee to elbow 90⁰), section F-G
dengan panjang 20,430 m, dan section G-H dengan panjang 159,780 m.
Perhitungan head loss mayor untuk pipa discharge sebagai berikut.
Untuk pipa section D-E dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
9,275 m
3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)
𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠
𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524
Untuk pipa section E-F dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
6,394 m.
3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)
𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠
𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524
44
𝐿 𝑣2 6,394 𝑚 (0,414 𝑚⁄𝑠)2
ℎ𝑙 = 𝑓 = 0,0186 = 0,00681 𝑚
𝐷 2𝑔 0,1524 𝑚 2 . 9,81 𝑚⁄𝑠 2
Untuk pipa section F-G dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
20,430 m.
3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)
𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠
𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524
Untuk pipa section G-H dengan diameter dalam 0,1524 m dan panjang
159,780 m.
3
𝑄 0,00757 𝑚 ⁄𝑠 𝑚
𝑉 = =𝜋 = 0,414
𝐴 2 𝑠
4 (0,1524 𝑚)
𝑘𝑔⁄ 𝑚⁄ . 0,1524 𝑚
𝜌𝑣𝐷 0,75 . 999 𝑚3 . 0,414 𝑠
𝑅𝑒 = = = 94545,75
𝜇 𝑘𝑔
0,0005 ⁄𝑚𝑠
𝑒 0,045 𝑥 10−3
= = 0,00029
𝐷 0,1524
45
4.4.2.2 Head Loss Minor
Head loss minor disebabkan karena adanya gangguan aliran pada fitting
yang ada dalam sistem perpipaan. Besarnya head loss minor dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
𝑣2 𝐿𝑒 𝑣 2
ℎ𝑙𝑚 = 𝐾 =𝑓
2𝑔 𝐷 2𝑔
Nilai ekuivalent length dari setiap fitting didapat dari lampiran 2 dengan
kondisi semua valve pada posisi fully open.
Untuk pipa section B-C dengan NPS 10 inch dan panjang 4,430 m, terdapat
fitting dan nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.3 berikut
46
Tabel 4.3 Fitting pada Pipa Section B-C dengan NPS 10 Inch
Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Ball valve 7 2,134 1 2,134
Standard Reducer 10”
2 2 0,610 1 0,610
to 8”
2,743
Pada pipa section B-C terdapat strainer dengan head loss sebesar 0,904 m,
sehingga besarnya head loss minor pada section A-B adalah 0,904236 m.
Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Check valve 48 14,630 1 14,630
2 Ball valve 4 1,219 1 1,219
3 Long radius elbow 8 2,438 2 4,877
4 Branch off tee 28 8,534 1 8,534
29,261
Untuk pipa section E-F dengan NPS 6 inch dan panjang 6,394 m, terdapat
fitting dengan masing- masing nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.5
sebagai berikut
47
Tabel 4.5 Fitting pada Pipa Section E-F dengan NPS 6 Inch
Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Branch off tee 28 8.534 3 25.603
2 Long radius elbow 8 2.438 5 12.192
3 Gate valve 4 1.219 2 2.438
40.234
Pada pipa section E-F terdapat strainer dengan head loss sebesar 0,904 m,
sehingga besarnya head loss minor pada section D-E adalah 0,94689 m.
Untuk pipa section F-G dengan NPS 6 inch dan panjang 20,430 m, terdapat
fitting dengan masing- masing nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.6
sebagai berikut
Tabel 4.6 Fitting pada Pipa Section F-G dengan NPS 6 Inch
Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
Standard reducer 6”
1 4 1,219 1 1,219
to 3”
Standard reducer 3” 4,267
2 14 1 4,267
to 6”
3 Gate valve 6” 4 1,219 3 3,658
4 Long radius elbow 8 2,438 3 7,315
Standard reducer 6”
5 1 0,305 1 0,305
to 4”
Standard reducer 4” 1,219 1,219
6 4 1
to 6 ”
17,983
48
Pada pipa section F-G terdapat control valve dengan head loss sebesar 13,23
m. Sehingga head loss minor pada section E-F adalah sebesar 13,249 m
Untuk pipa section G-H dengan NPS 6 inch dan panjang 159,780 m, terdapat
fitting dengan masing- masing nilai equivalent length seperti terdapat pada tabel 4.7
sebagai berikut
Tabel 4.7 Fitting pada Pipa Section G-H dengan NPS 6 Inch
Le Le Total
No Fitting Quantity
(ft) (m) (m)
1 Long radius elbow 8 2.438 3 7,315
7,315
Total head loss pada sistem perpipaan merupakan penjumlahan dari head loss
mayor dan head loss minor seperti dalam perhitungan sebagai berikut
𝛴ℎ𝐿 = ℎ𝑙 + ℎ𝑙𝑚
𝛴ℎ𝐿 = 13,544 𝑚
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 𝑣𝑑2 − 𝑣𝑠2
𝐻𝑝 = ( )+( ) + (𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 ) + 𝛴ℎ𝐿
𝛾 2𝑔
𝐻𝑝 = 567,68 𝑚
49
4.4.3 Perhitungan Daya Pompa (PW)
𝑃𝑊 = 𝛾 . 𝑄 . 𝐻
𝑃𝑊 = 𝑆𝐺 . 𝜌𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 . 𝑔 . 𝑄 . 𝐻
𝑃𝑊 = 31,586 𝑘𝑊
𝑃𝑀 = 𝑉 . 𝐼 . 𝜃
𝑃𝑀 = 200940 𝑊
𝑃𝑀 = 200,94 k𝑊
Efisiensi pada pompa diperoleh dari rasio antara daya pompa dengan daya
motor, nilai efisiensi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
𝑃𝑊
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
𝑃𝑀
31,586 𝑘𝑊
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
200,94 𝑘𝑊
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 15,72 %
50
4.5 Pembahasan
Berdasarkan data yang didapatkan yaitu diameter pipa sisi suction adalah
10” atau 0.2545 m dan diameter pipa sisi discharge adalah 0.1545 m dengan laju
aliran sisi suction (v) 0,148 m/s dan laju aliran sisi discharge (v) 0.414 m/s. Pada
fluida condensate didapat nilai viskositas 0,0005 kg/ms sehingga didapat bilangan
Re pada aliran pipa sisi suction 56 x 103 dan bilangan Re pada aliran pada pipa sisi
discharge 94 x 103 yang mana nilai Re kedua aliran pipa tersebut lebih besar dari
4000 maka jenis aliran pada kedua pipa adalah aliran turbulen.
Untuk head loss mayor pada jalur pipa pada sisi suction (hl) adalah 0.00178
m dan pada jalur pipa sisi discharge (hl) 0.20839 m. Untuk head loss minor pada
jalur pipa pada sisi suction (hlm) adalah 0.002906 m dan pada jalur pipa sisi
discharge (hlm) 13.3308 m. Maka, hasil nilai head loss dapat ditotalkan nilai Head
loss (Σhl) adalah 13.5440 m. Pada head total pompa (H) didapat nilai sebesar
567.68 m. nilai daya pompa (Pw) adalah 31,586 Kw dan daya poros (PM) 200,94
Kw sehingga diperoleh nilai efisiensi pompa (ηpompa) adalah 15,72%. Dengan nilai
efisiensi sebesar itu bisa dikatakan kinerja pompa sungguh tidak efisien, hal ini
dikarenakan produksi hidrokarbon semakin lama semakin menurun dari sumur.
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan Analisa yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan instalasi dengan kondisi operasi sebagai berikut:
Fluida kerja = condensate
Specific Gravity = 0,75
Suction pressure = 604 PSIG
Discharge pressure = 1200 PSIG
Kapasitas = 120 USGPM
Didapatkan head loss pada bagian suction sebesar 0.004686 m dan pada
bagian discharge sebesar 13.539267 m. Total Head hasil Analisa perhitungan
didapatkan yaitu sebesar 567,68 m. Untuk besarnya nilai head loss yang diperoleh,
hal ini dipengaruhi dari kerugian yang disebabkan karena gesekan antara fluida
dengan dinding pipa dan banyaknya jumlah komponen fitting yang dipasang pada
suatu rangkaian. Dimana setiap komponen tersebut memiliki nilai koefisien yang
berbeda-beda baik dari jenis material maupun ukuran yang digunakan.
Dengan nilai head total pompa tersebut didapatkan besaran nilai daya
pompa sebesar 31,586 kW dan untuk efisiensi pompa didapatkan sebesar 15,72%.
Dengan nilai efisiensi sebesar itu bisa dikatakan kinerja pompa sungguh tidak
efisien, hal ini dikarenakan produksi hidrokarbon semakin lama semakin menurun
dari sumur.
5.2 Saran
Dari hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan, saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Agar selalu melakukan evaluasi keseluruhan sistem untuk memastikan bahwa
pompa beroperasi dalam kondisi yang optimal sesuai dengan kebutuhan
sistem.
52
2. Merencanakan jadwal perawatan rutin untuk memastikan bahwa komponen-
komponen kritis pompa tetap dalam kondisi optimal. Perawatan preventif
dapat mengurangi risiko kegagalan dan meningkatkan umur layanan.
3. Data-data yang dibutuhkan mengenai perlengkapan atau peralatan secara
mendetail sebaiknya tersedia cukup baik.
53
DAFTAR PUSTAKA
Munson, Bruce R., Donald F. Young, Theodore H. Okiishi. “Mekanika Fluida Edisi
Keempat Jilid 2”. Jakarta: Erlangga, 2004.
54
LAMPIRAN
1. Data Perusahaan
a. Data Pompa
55
Gambar 3. Data Pompa (1)
56
Gambar 5. Piping and Instrumentation diagram (2)
c. Isometric Drawing
57
Gambar 7. Isometric Drawing (2)
58
Gambar 9. Isometric Drawing (4)
59
2. Data Penunjang
a. Equivalent Length dari Fitting
60
b. Diagram Moody Friction Factor
61