Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN

MAGANG MBKM USK UNGGUL


DI PT PEMA GLOBAL ENERGI - POINT A
ACEH PRODUCTION OPERATION (APO)
LHOKSUKON-ACEH UTARA

DENGAN TUGAS KHUSUS


ANALISIS SISTEM KINERJA WELLSTREAM COOLER
DALAM PROSES PENGOLAHAN FLUIDA PRODUKSI DARI WELL
DI CLUSTER IV PT PEMA GLOBAL ENERGI

Disusun Oleh:
Cut Nia Novinda
NIM. 2104102010025

PROGRAM STUDI STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALLAM, BANDA ACEH
2024

i
LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN MAGANG MBKM USK UNGGUL
DI
PT. PEMA GLOBAL ENERGI
APO POINT A-LHOKSUKON, ACEH UTARA
(27 Oktober 2023 s.d. 27 Januari 2024)

ANALISIS SISTEM KINERJA WELLSTREAM COOLER


DALAM PROSES PENGOLAHAN FLUIDA PRODUKSI DARI WELL
DI CLUSTER IV PT. PEMA GLOBAL ENERGI

Disusun Oleh:
Cut Nia Novinda
NIM. 2104102010025

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024

Disetujui Oleh:

Pembimbing Materi Pembimbing Redaksi

(Tengku Nizarul Aslami) (zulhaidi)


Inspection Engineer Project & Facilities Enginering
Coordinator
Mengetahui,
Departement Facilities Enginering

(Fajra Alfasino)
Project & Facilities Enginering Manager

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi APO


Point A-Lhoksukon, Aceh Utara DENGAN JUDUL“ANALISIS SISTEM
KINERJA WELLSTREAM COOLER DALAM PROSES PENGOLAHAN
FLUIDA PRODUKSI DARI WELL DI CLUSTER IV PT. PEMA GLOBAL
ENERGI” disusun oleh:

Nama : Cut Nia Novinda

NIM : 2104102010025

Jurusan : Teknik Mesin dan Industri

Program Studi : Teknik Mesin / S1

Magang MBKM USK Unggul tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 27


Oktober 2023 s.d. 27 Januari 2024 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi program studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala.

Koordinator Magang MBKM Pembimbing Magang MBKM

Teuku Ariessa Sukhairi, S.T., M.Sc., Ratna Sari S.T, MT


NIP. 19831012 201903 1 007 NIP. 197811082006042002

Mengetahui/Menyetujui

Koordinator Program Studi Teknik Mesin

Ir. Amir Zaki Mubarak, S.T., M.Sc


NIP. 19791012 200604 1 002

iii
LEMBARAN PENGESAHAN
PEMBIMBING

Laporan Magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi APO


Point A-Lhoksukon, Aceh Utara “ANALISIS SISTEM KINERJA
WELLSTREAM COOLER DALAM PROSES PENGOLAHAN FLUIDA
PRODUKSI DARI WELL DI CLUSTER IV PT. PEMA GLOBAL ENERGI”
disusun oleh:

Nama : Cut Nia Novinda

NIM : 2104102010025

Jurusan : Teknik Mesin dan Industri

Program Studi : Teknik Mesin

Magang MBKM tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 27 Oktober 2023 s.d. 27
Januari 2024 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program
studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala.

Mengetahui, Lhoksukon, 20 Agustus 2023


Dosen Pembimbing Penulis

Ratna Sari S.T, MT Cut Nia Novinda


NIP. 197811082006042002 NIM. 2104102010025

iv
NILAI MAGANG MBKM USK
UNGGUL
NAMA : CUT NIA NOVINDA NAMA
: Tengku Nizarul
MAHASISWA PEMBIBING Aslami
NIM : 2104102010025 JABATAN : Facilities Enginering
JURUSAN : TEKNIK MESIN BAGIAN : Facilities
Enginering
LEMBAGA :UNIVERSITAS SYIAH UNIT KERJA : Departement
PENDIDIKAN KUALA Facilities Engineering
POINT A

TEMPAT MAGANG : PT PEMA GLOBAL ENERGI


WAKTU MAGANG : 27 Oktober 2023 – 27 Januari 2024

URAIAN NILAI KETERANGAN


MAGANG MBKM 10 : SANGAT BAIK
1. PENGETAHUAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 : MEMUASKAN
2. INISIATIF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 : BAIK SEKALI
3. DISIPLIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 : BAIK
4. KERAJINAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 6 : CUKUP
LAPORAN <6 : TIDAK LULUS
1. ISI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. PENGUASAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MATERI
PRESENTASI Presentasi dilaksanakan
1.DILAKSANAKAN 2 3 4 5 6 7 8 9 10 diminta/diwajibkan
2. TIDAK oleh Pendidikan yang
DILAKSANA Bersangkutan

Mengetahui:
Lhoksukon, 27 Januari 2024
Departement Facilities Enginnering
Pembimbing Redaksi

(Tengku Nizarul Aslami) (Fajra Alfasino)


Facilities Enginering Facilities Enginering Manager

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
Magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi. Kemudian shalawat
beserta salam sejahtera tidak lupa pula kita kirimkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, serta keluarga dan sahabat beliau, yang mana telah membawa
umat dari alam yang gelap gulita ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis membuat laporan dengan tujuan untuk
memenuhi syarat-syarat Mata Kuliah MBKM Magang di PT. Pema Global Energi
(PGE) pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.

Selama mengikuti Magang MBKM di Lapangan saya sebagai mahasiswa


banyak mendapatkan ilmu, pengetahuan dan wawasan baru yang sangat bermanfaat
terutama untuk saya pribadi. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
sebanyak banyaknya kepada pihak dari PT. Pema Global Energi yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk melakukan kerja praktek. Dan juga kepada keluarga
yang telah memberikan doa dan dukungan kepada saya. Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun materi.
2. Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yuliansyah BC Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala.
3. Bapak Dr. Ir Syarizal Fonna, S.T., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan
Industri Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
4. Bapak Ir. Amir Zaki Mubarak, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Syiah Kuala.
5. Bapak Teuku Arriessa Sukhairi, S.T., M.Sc., selaku Koordinator Program Magang
(MBKM) Program Studi Sarjana Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
6. Ibu Ratna Sari S.T M.T, selaku Dosen Pebbling MBKM.

1
7. Bapak Ruzi Abdul Muis selaku Field Manager Shift A PT. Pema Global Energi.
8. Bapak Agung Widyantoro selaku Field Manager Shift B PT. Pema Global Energi.
9. Bapak Fajra AlFasino, selaku Project & F.E. Manager PT. Pema Global Energi.
10. Bapak T. Khairil Anwar selaku Operation Superintendent PT. Pema Global
Energi.
11. Bapak Zulhaidi, selaku Koordinator Engineer Departement Facilities
Enginnering PT. Pema Global Energi.
12. Bapak Tengku Nizarul Aslami selaku Pembimbing Materi dan Corrosion
Engineer Departement Facilities Enginnering PT. Pema Global Energi.
13. Bapak Sabri, selaku Pembimbing Materi dan Process Engineer Departement
Facilities Enginnering PT. Pema Global Energi.
14. Bapak Iskandar Fauzi selaku Pembimbing Materi dan Civil Engineer
Departement Facilities Enginnering PT. Pema Global Energi.
15. Kepada seluruh Staff Departement Facilities Enginnering yang telah memberikan
bimbingan dan arahan Magang .
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan dan penulisan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis
berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
pembaca. Aminn

Lhoksukon, 15 Agustus 2024


Penulis,

Cut Nia Novinda


NIM. 2104102010025

2
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ...................................................... ii


LEMBARAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................... iv
NILAI MAGANG MBKM USK UNGGUL ............................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 5
1.2 Tujuan Magang MBKM ..................................................................................... 6
1.3 Manfaat Magang MBKM ................................................................................... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN .............................................................................. 8


2.1 Profil Pema Global Energi……………………….……………………………..8

2.2 Sejarah Perusahaan ............................................................................................. 8

2.3 Gambaran Umum Peruusahaan .......................................................................... 9

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................................ 17

2.5 Keselamatan Kerja ............................................................................................ 20

2.6 Kegiatan PT. Pema Global Energi (PGE) di Indonesia .................................... 21

BAB III KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 22

3.1 Dasar Teori ........................................................................................................... 22

3.2 Sitem perpindahan panas...................................................................................... 24

3.3 Pompa................................................................................................................... 27

3.4. Sumur Produksi ................................................................................................... 29

3.5 Kinerja Wellstream Cooler ................................................................................... 31

3.6 Parameter Kerja Wellstream Cooler ..................................................................... 36

3
BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN ................................................ 41
4.1 Keterangan Wellstream Cooler ............................................................................ 41

4.2 Metode Maintenance............................................................................................ 41

4.3 Analisa Kerja Wellstream Cooler Terhadap Temperatur Fluida .......................... .44

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 50


5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 50

5.2 Saran..................................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 52
LAMPIRAN ………………………………………………..………………………54

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) merupakan salah satu
program unggulan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang mempunyai tujuan
untuk mendorong mahasiswa dalam menguasai berbagai ilmu yang berguna untuk
memasuki dunia kerja. Salah satu dari kegiatan pembelajaran yang ditawarkan adalah
magang/praktik. Magang bertujuan untuk memberikan kesempatan dalam
mengaplikasikan teori-teori yang telah didapatkan pada perkuliahan, serta penerapan
keterampilan umum dan khusus di dunia kerja. Magang atau praktik kerja merupakan
suatu kegiatan yang harus diikuti oleh para mahasiswa Universitas Syiah Kuala,
dimana para mahasiswa melakukan magang/praktik kerja lapangan disuatu perusahaan
dan kegiatan ini merupakan suatu persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir.
Magang/praktik kerja berbentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara langsung
di dunia kerja. Magang berupa kegiatan praktik bagi mahasiswa yang bertujuan untuk
mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut yang nantinya akan digunakan untuk
pengembangan profesi. Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan di PT. Pema Global
Energi Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan kebijakan yang
ditujukan untuk mengawal transformasi Pendidikan tinggi. Kebijakan ini dituangkan
dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. Melalui kebijakan ini, kampus didorong menjadi fleksibel dalam melakukan
kolaborasi bersama dunia usaha, dunia industri, dan masyarakat umum. MBKM
memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas, kapasitas,
kepribadian dan kebutuhan mahasiswa serta mengembangkan kemandirian dalam
mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan
seperti persyaratan kemampuan, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan
kinerja, target dan penerapannya.
Program MBKM akan membekali mahasiswa untuk berkompetisi di dunia
kerja, membuka wawasan, dan kesempatan untuk menggali keilmuan lain. Tujuan
kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah mendorong mahasiswa menguasai
berbagai bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga siap
bersaing dalam dunia global. Kebijakan ini memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka tempuh berdasarkan
keinginan sendiri. Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka termasuk salah satu
perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning)
yang sangat esensial. Pembelajaran dalam magang MBKM memberikan tantangan dan

5
kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan
kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan
kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program Merdeka Belajar yang dirancang
dan diimplementasikan dengan baik, maka hardskill dan softskills mahasiswa akan
terbentuk dengan kuat.

1.2 Tujuan Magang MBKM


Program magang memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Menerapkan teori di bangku kuliah ke lapangan pekerjaan langsung.
2. Mampu mengenal dan memahami secara langsung kegiatan pengoperasian,
pengembangan, pengolahan serta perawatan fasilitas di area PT. PEMA
GLOBAL ENERGI.
3. Mampu memahami secara langsung situasi nyata tempat kerja dan
mengembangkan keterampilan, kepemimpinan, keterampilan, komunikasi,
berfikir kritis juga memecahkan masalah di dalamnya dengan cara yang
paling efektif.
4. Mampu melakukan perbaikan mesin di area kerja PT. PEMA GLOBAL
ENERGI. Selebihnya kami terbuka untuk tujuan dan topik lain yang akan
diberikan oleh pihak Perusahaan.

1.3 Manfaat Magang MBKM

Kegiatan program magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


PT. PEMA GLOBAL ENERGI, perguruan tinggi dan juga bagi kami selaku
mahasiswa peserta magang. Adapun manfaat kegiatan magang bagi tiga
elemen terkait dalam pelaksanaan magang adalah sebagai berikut.
1. Perguruan Tinggi
Pelaksanaan magang ini dapat memenuhi kewajiban perguruan tinggi dalam
mendukung pengembangan SDM dengan memfasilitasi mahasiswa untuk

6
memperoleh pengalaman langsung di dunia kerja. Program magang ini juga
dapat menjadi sarana untuk membina kerjasama yang baik antara lingkungan
akademis dengan lingkungan kerja, serta dapat menjalin hubungan kerja sama
antara Universitas Syiah Kuala dengan PT. PEMA GLOBAL ENERGI dalam
upaya peningkatan SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Bagi Perusahaan
Laporan dan hasil analisa mengenai tugas khusus yang dilakukan oleh
mahasiswa dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam memperbaiki dan
mengembangkan sistem-sistem yang ada pada perusahaan yang bertujuan
untuk memajukan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan magang tentu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang
bersangkutan. Dengan adanya magang, mahasiwa dapat mengetahui
bagaimana kondisi kerja secara nyata pada dunia industri, mahasiswa juga
dapat membandingkan teori yang didapat di perguruan tinggi dengan yang
didapat pada saat di lapangan, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh saat di perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa mendapat
pengalaman baik secara akademis maupun non-akademis yang dapat menjadi
bekal untuk dapat bekerja nantinya.

7
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Pema Global Energi


PT Pema Global Energi (PGE) mengoperasikan Lapangan Arun di Provinsi Aceh
sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama/Cooperation Contract Contractor (KKKS)
dibawah regulasi dan pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). Pema
Global Energi juga mengoperasikan South Lhoksukon A dan PT PGE merupakan
anak perusahaan PT Pembangunan Aceh (PEMA). Perusahaan ini menyelenggarakan
usaha hulu bidang minyak, gas bumi dan energi lainnya. Melalui pengelolaan operasi
dan portofolio usaha sector hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya secara
fleksibel, lincah dan berdaya laba tinggi. PT PGE mengarahkan tujuannya menjadi
perusahaan daerah yang terpandang di bidang energi, dan mampu memberikan nilai
tambah bagi stakeholders. PT PGE secara langsung kendalinya di bawah PT PEMA.
1. Nama Perusahaan : PT. Pema Global Energi (PGE)
2. General Manager : Eppy Gustiawan
3. Alamat Perusahaan : Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Kabupaten
Aceh Utara, Provinsi Aceh
4. Wilayah Kerja : 1.326.62 km2

2.2 Sejarah Perusahaan


Dibawah ini tercantum sejarah lapangan produksi Arun Field-APO (Block B)
yang mulai dioperasikan oleh Mobil Oil hingga diambil alih pengelolaannya oleh PT
Pema Global Energi pada tahun 2021. Berikut beberapa tahapan-tahapan
pengembangannya yang telah dilakukan:
1. Tahun 1898, kantor pemasaran dibuka di Indonesia.
2. Tahun 1912, kegiatan eksplorasi dimulai.
3. Tahun 1968, awal operasi KKKS di Provinsi Aceh.
4. Tahun 1971, penemuan Lapangan Arun.
5. Tahun 1973, penandatanganan anak kontrak LNG pertama dengan Jepang.

8
6. Tahun 1977, awal pengembangan di Lapangan Arun, Cluster III
7. Tahun 1978, awal pengembangan di Lapangan Arun, Cluster II
8. Tahun 1981, penandatanganan kontrak LNG kedua dengan Jepang.
9. Tahun 1982, awal pengembangan di Lapangan Arun, Cluster I
10. Tahun 1986, pengiriman gas pertama ke pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar
Muda.
11. Tahun 1988, pengiriman gas pertama ke PT Kertas Kraft Aceh.
12. Tahun 2000, Mobil Oil Indonesia bergabung menjadi Exxon Mobil
Corporation.
13. Pada tanggal 1 Oktober 2015 peralihan Operational Blok North Sumatera
Offshore (NSO) dan North Sumatera Basin (NSB/onshore) dari Exxon Mobil
ke PHE.
14. Pada tanggal 18 Mei 2021 peralihan Operational Blok B (onshore) dari PT
Pertamina Hulu Energi ke PT Pema Global Energi.

2.3 Gambaran Umum Peruusahaan


PT Pema Global Energi merupakan peralihan kontrak kerja dari PT Pertamina
Hulu Energi pada tanggal 17 Mei 2021. Operator blok tersebut secara penuh (100%)
di pegang oleh anak perusahaan PEMA yaitu PT PGE. Sebelum masa peralihan
kontrak kerja ke PT Pema Global Energi, lapangan produksi blok B sudah
dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi NSB, Exxon Mobil dan Mobil Oil
Indonesia atau dikenal dengan sebutan Arun Field. Lapangan Arun mulai ditemukan
pada awal tahun 1971 melalui pengeboran awal pada sumur observasi Well A-1.
Berdasarkan pada penemuan tersebut maka dikembangkan pengeboran pada sumur-
sumur observasi lainnya sebelum dibangun beberapa unit fasilitas produksi yang
disebut dengan Clusters Operation yang terdiri dari Cluster-I, Cluster-II, Cluster-III
dan Cluster-IV. Dari peta hasil survei yang dilakukan terhadap reservoir (tempat
pengambilang gas alam) maka dilakukan pembangunan tempat pengambilan gas dan
hydrocarbon yang dapat dilihat pada gambar 2.1

9
Gambar 2.1 Wilayah Kerja Arun Field (Block B)
(Sumber Perpustakaan Point A)

Cluster yang pertama sekali dibangun dan difungsikan adalah Cluster-III yang
mulai dioperasikan pada bulan Mei tahun 1977. Berikutnya dibangun Cluster II dan
mulai dioperasikan pada bulan Februari tahun 1978, selanjutnya ditambah dengan
pembangunan Cluster-I yang mulai dioperasikan pada bulan September tahun 1982.
Cluster yang terakhir dibangun adalah Cluster-IV yang mulai dioperasikan pada
bulan Juni tahun 1983. Mobil Oil Indonesia Incorporated juga membangun fasilitas
pendukung lainnya seperti Gas Injection Compressors (unit penginjeksian kembali
gas alam kedalam perut bumi) dan Power Generator (Unit Pembangkit Tenaga
Listrik). Dua unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster-III dan satu unit
Gas Injection Compressor di bangun di Cluster-II. Sedangkan untuk Power Generator
keempat-empat unitnya di bangun di Point A dengan kapasitas terpasang masing-
masing unit Power Generator adalah 10 Mega Watt.
Untuk memenuhi suplai gas kepada konsumen yang telah ditandatangani kontrak
pembelian gas dengan Pemerintah Republik Indonesia maka di adakan penambahan
dua unit fasilitas produksi lainnya yaitu operasi daerah terpencil atau disebut dengan
Remote Area Operation (South Lhoksukon-Pase). Operasi daerah terpencil atau
Remote Area Operation yang dikenal dengan sebutan south lhoksukon pase operation
di bangun didaerah Seureuke, kecamatan Langkahan kabupaten Aceh Utara dengan

10
jarak 35km dari kantor induk yang berlokasi di Point A dan mulai dioperasikan pada
bulan Desember tahun 1996. Semua fasilitas produksi Pema Global Energi pada saat
ini tidak lagi beroperasi pada kapasitas maximum seiring dengan berkurangnya
cadangan gas alam yang ada dalam perut bumi atau dikenal dengan sebutan
Hydrocarbon Reservoir. Hal ini terlihat dari menurunnya volume produksi pada
setiap Cluster Operation termasuk dari remote area South Lhoksukon Pase Operation.

2.3.1 Point A
Point A merupakan kantor utama PT Pema Global Energi yang
bertanggung jawab atas semua area lapangan produksi yang memiliki Central
Control Room (CCR), Main Office Utility Building, tempat ibadah, Power
Plan, Laboratorium, Mesh hall dan lain sebagainya. CCR merupakan pusat
kontrol operasi dan produksi yang digunakan untuk mengontrol semua aktivitas
yang terjadi lapangan yang dioperasikan yang meliputi Power Plan, Utility
Process dan juga Scrapper Trap Area. Umumnya CCR mengontrol flow,
pressure, level dan temperature agar proses berjalan dengan normal.

2.3.2 Scrapper Trap Area


Scrapper Trap area merupakan suatu area yang berfungsi untuk
melakukan beberapa proses berikut:
 Matering
Pengukuran volume gas dan condensate yang dihasilkan dari semua
cluster melalui metering pipeline yang terpasang di Scrapper Trap Area
dengan memanfaatkan perbedaan tekanan pada Plate Orifice dan juga
turbine flow meter yang terpasang untuk mengukur laju aliran kondensat.
 Pigging
Pigging adalah aktivitas pembersihan bagian dalam pipa dari kotoran
atau material yang dianggap bisa menghambat laju fluida atau merusak
bagian dalam pipa dengan cara scrap atau swab dengan menggunakan
PIG. PIG merupakan sebuah istilah yang berasal dari U.S yang berarti

11
Pipeline Intergrity Gathering. Untuk gas terproduksi PIG dialirkan
melalui PIG laucher 46inch kedalam pipa 42inch sejauh 30 KM menuju
Point B dan akan diterima oleh PIG Receiver dengan ukuran 46 Inch,
sedangkan untuk condensate pipeline PIG akan dikirim melalui pipeline
16 Inch menuju Point B dengan jarak yang sama.
 Fuel Gas for Power Gas Turbine
Fuel gas untuk power gas turbine di ambil dari gas pipeline di scrapper
trap area. Sebelum bahan bakar tersebut di supply ke power gas turbine
bahan bakar diproses terlebih dahulu untuk memastikan bahwasanya gas
yang dikirim ke ruang bakar turbin tidak lembab melalui heater dan proses
separasi di beberapa drum guna membuang kadar liquid dalam bahan
bakar tersebut yang mampu membuat turbin berjalan dengan normal dan
mampu menghindari kerusakan komponen-komponen turbin akibat
pembakaran yang tidak sempurna.

2.3.3 Utility Building


Utility Building merupakan suatu area yang berfungsi untuk melakukan
beberapa proses dibawah ini:
 Fire Water System
Fire water system merupakan sistem fire protection yang berfungsi
sebagai water supply ke seluruh area kerja di Point A dan juga beberapa
area operasi cluster yang juga menerapkan system yang sama. Apabila
terjadi insiden kebakaran maka air tersebut digunakan sebagai media
untuk memadamkan api dengan membuka beberapa fire hydrant didekat
lokasi terjadinya kebakaran. Air yang digunakan untuk menyuplai ke
seluruh area kerja tersebut dihasilkan dari sumur air di Point A dan juga
air hasil pemisahan di cluster yang memproduksi air dan langsung di
transfer ke point A untuk diproses kembali sehingga layak untuk
digunakan.

12
 Instrument Air Compressor
Instrument Air Compresssor merupakan alat yang digunakan untuk
menghasilkan udara yang berfungsi sebagai penggerak pneumatic system
yang membutuhkan udara bertekanan untuk siklus kerjanya seperti
control valve, utility water system distribution, dan juga pemakaian di
beberapa shop maintenance. Pemakaian tersebut meliputi shop
Mechanical, Instrument, Electyrical, HEM dan juga FMM dalam
mengerjakan beberapa pekerjaan berupa leak test pada pompa,
menggerakkan pompa dengan tipe air operate pump dan lainnya.

 Produced Water System


Produce water system adalah istilah yang digunakan di industri
migas system yang meliputi pengolahan dan pendistribusian air bersih
untuk memenuhi kebutuhan di area operasional. Air yang diolah dan
didistribusikan diambil dari water well Point A dan juga air yang diolah di
cluster, kemudian diproses pada treatment water system. Air yang sudah
bersih tersebut akan didistribusikan keseluruhan area kerja agar layak
digunakan. Power Plant area merupakan area yang berfungsi untuk
melakukan proses power distribution secara ringkas power plant area
merupakan pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan equipment
power gas turbine yang berfungsi menggerakkan generator guna
menghasilkan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut digunakan untuk
menggerakkan pompa, sebagai sumber penerangan di cluster, sebagai
penggerak compressor, gas cooler dan juga penyuplai arus listrik ke CCR
mampun kantor operasional lainnya.

2.3.4 Cluster IV
Cluster IV merupakan suatu lapangan produksi minyak dan gas bumi
yang bergerak dibidang eksploitasi dan eksplorasi. Eksplorasi merupakan
kegiatan untuk mencari minyak dan gas bumi didalam perut bumi melalui

13
teknologi survey pencitraan bawah tanah, eksplorasi mencakup penyelidikan
atas wilayah atau lokasi yang diperkirakan mengandung mineral berharga
tersebut, proses eksplorasi jauh lebih mudah karena banyak cadangan migas
yang letaknya sangat dekat ke permukaan bumi bahkan ada yang merembes ke
permukaan tanah. Objek kegiatan eksplorasi adalah suatu tempat di dalam bumi
yang disebut reservoir yaitu wadah tempat minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi
bisa diteruskan ke tahap produksi apabila hasil uji kandungan lapisan sumur
(well test) yang ditemukan akan mampu mengalirkan minyak dalam jumlah
yang memadai artinya secara ekonomi akan menguntungkan, setelah tahap
eksplorasi proses industri hulu migas berlanjut ke tahap produksi atau disebut
eksploitasi. Eksploitasi merupakan kegiatan untuk mengambil minyak atau gas
dari dalam perut bumi untuk diproduksi, tahap ini disebut juga tahap “menuai
hasil” setelah melalui tahap krisis itu kegagalan di tahap eksplorasi. Untuk
produksi minyak dari reservoir ke permukaan tanah pada awal produksi
umumnya dapat dilakukan tanpa alat bantu, hal ini disebabkan tekanan
reservoir masih sangat tinggi sehingga minyak atau gas dari reservoir akan
terangkat ke permukaan dengan sendirinya yang disebut natural flowing.
Namun disaat tekanan reservoir semakin menurun diperlukan teknologi
tambahan untuk mengeksploitasi kandungan minyak bumi tersebut.
Dibawah ini merupakan penjelasan kegiatan eksploitasi yang ada
dilapangan produksi Cluster IV PT Pema Global Energi. Proses lapangan
produksi PT Pema Global Energi khususnya cluster IV meliputi pendingin gas,
proses pemisahan/separasi gas dan proses pengeringan gas (dehydration) untuk
mengurangi kadar liquid yang terkandung didalam gas.
a. Proses Pendinginan Gas
Proses pendinginan gas merupakan proses untuk mendekati dew
point/nilai pengembunan untuk mendapatkan ethane dan hydrocarbon yang
lebih berat seperti condensate lebih banyak dengan bertujuan untuk
mengkondensasikan gas atau perubahan wujud gas ke wujud yang lebih
padat, seperti liquid/cair. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi

14
cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (tekanan
ditinggikan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan
dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap di sebut condensate.
Adapun alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan
disebut cooler/condenser, cooler pada umumnya adalah sebuah equipment
pendingin fluida dengan media air atau udara dengan bantuan kipas yang
dirancang untuk berbagai tujuan yang memiliki rancangan bervariasi. Gas
dari wellhead masuk ke header kemudian tekanannya diturunkan melalui
wellstream cooler dan memasuki production separator. Hidrokarbon yang
terkondensasi dari gas, dipisahkan di production separator.
b. Proses Pemisahan (Separasi)
Proses pemisahan/separasi adalah proses untuk memisahakan
hidrokarbon yang mana pemisahan ini dipisahkan di production separator.
Secara umum separator berfungsi untuk memisahkan dua atau tiga phase,
sedangkan di Cluster IV hanya memisahkan fluida produksi menjadi dua
phase yaitu gas dan liquid.
Supaya pemisahan lebih sempurna maka sebuah separator harus:
1. Mengontrol dan mengarahkan aliran fluida-fluida yang masuk pada saat
memasuki separator.
2. Memiliki residence time (waktu tinggal) yang cukup lama.
3. Meminimalkan terjadi turbulensi dan menurunkan kecepatan gas.
4. Mencegah terjadinya pencampuran kembali gas, air dan minyak.
5. Adanya Pressure Control yang memadai untuk outlet gas.
6. Adanya Level Control yang memadai.
7. Memiliki peralatan pengaman jika terjadi Over Pressure.
8. Memiliki alat-alat visual untuk pemeriksaan kondisi-kondisi operasi.

Gas yang telah dipisahkan dari production separator memasuki proses


low pressure dehydration facilities untuk menghilangkan kandungan liquid

15
kemudian pressure ditingkatkan dan kembali memasuki proses high
pressure dehydration facilities sebelum di jual.

c. Proses Dehydration
Cairan dan uap yang terkandung dalam gas alam di produksi dari
reservoir harus di pisahakan agar memenuhi syarat lebih kecil dari 2–4
lb/MMSCF. Jika produksi gas mengandung air yang lebih besar dari syarat,
maka harus di lakukan proses lebih dahulu sebelum dijual, dibakar sebagai
bahan bakar dan dikirim ke konsumen. Tujuan proses ini adalah:
1. Mencegah terjadinya hydrate dalam pipa transmisi.
2. Menyesuaikan syarat kontrak yang telah ditetapkan.
3. Mencegah korosi dalam pipa.
4. Mencegah terjadinya pembekuan pada proses pendinginan.

Dehydration adalah proses pengolahan gas alam untuk mengurangi


dan mengeluarkan kandungan air. Teknik dehydration terdiri dari:
1. Absorbtion menggunakan liquid desiccant (desikan cair)
2. Adsorption menggunakan solid desiccant (desikan padat)
3. Dehydration dengan menggunakan pendingin.

Sedangkan di Cluster IV sendiri untuk proses dehydrationnya


menggunakan pendingin yang memanfaatkan gas propane untuk
menurunkan suhu gas supaya liquid terlepas dari gas. Gambar 2.2
Menunjukkan peta alur pengaliran gas alam kering dari setiap lokasi
fasilitas produksi di daerah operasi APO yang bermuara ke kilang PT. PAG
Blang Lancang Lhokseumawe.

16
Gambar 2.2 Alur aliran gas alam kering dari sumber produksi ke kilang PT. PAG
(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

2.3.5 Organisasi Perusahaan dan Tenaga Kerja


Untuk dapat mencapai efisiensi dan produktifitas kerja yang tinggi
sebagaimana yang harapkan oleh perusahaan, maka pengelolaan sumber daya
manusia harus dilakukan secara oPT.imal sehingga mampu memberikan hasil
yang maksimal untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Berdasarkan struktur organisasi yang ada sekarang, maka perincian tenaga
kerja pada perusahaan Pema Global Energi adalah sebagai berikut:
Aceh Production Operation Manager Field Manager membawahi 4 divisi
yang terdiri dari Operation Superintendent, Maintenance Superintendent, SCM
Superintendent, dan Security Superintendent.
Dari setiap divisi–visi tersebut membawahi beberapa Senior Supervisor dan
setiap Senior Supervisor membawahi beberapa Supervisor dan dari setiap Supervisor

17
membawahi beberapa tenaga Teknisi atau Operator lapangan. Tenaga kerja bantuan
harian juga dipekerjakan pada beberapa bagian Departemen Operasi dan Departemen
Pemeliharaan untuk membantu tenaga kerja ahli dalam menyelesaikan tugas sehari–
hari. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam jumlah yang
cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas penting dan urgensinya tinggi bagi
kelangsungan hidup fasilitas proses operasi pada bagian produksi.
Skema Organisasi Perusahaan pada Perusahan Pema Global Energi di Aceh
Production Operation Lapangan Arun (Arun Field), dapat dilihat pada gambar 2.3
sampai 2.7

a) Departemen Produksi

Gambar 2.3 Top Departemen Produksi


(Sumber : Perpustakaan Point A PT. PGE)

18
b). Departemen Maintenance

Gambar 2.4 Departemen Maintenance


(Sumber : Perpustakaan Point A PT. PGE)

c). Departemen SCM

Gambar 2.5 Departemen SCM


(Sumber : Perpustakaan Point A PT. PGE)

d). Departemen Security

Gambar 2.6 Departemen Security


(Sumber : Perpustakaan Point A PT. PGE)

19
e). Departemen (ICT)

Gambar 2.7 Departemen (ICT)


(Sumber : Perpustakaan Point A PT. PGE)

2.5 Keselamatan Kerja


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1970, maka PT. Pema Global
Energi menerapkan suatu kebijakan keselamatan kerja dengan tujuan untuk mencapai
Zero Acident and No Body Get Hurt, dengan cara memberikan pelatihan yang sangat
memadai kepada setiap pegawai sesuai dengan kebutuhan masing– masing pegawai
tersebut. Pelatihan serupa juga diberikan kepada pegawai sub-kontraktor yang
mempunyai perjanjian ikatan kerja waktu tertentu dengan PT. PGE, hal ini di lakukan
untuk memaksimalisasi pencegahan terhadap kecelakaan kerja baik di lingkungan
perusahaan maupun di luar jam kerja.
Alat pelindung diri yang sesuai di wajibkan untuk setiap pegawai pada saat
melakukan aktifitas kerja dilapangan. Alat pelindung diri yang dimaksud antara lain
sepatu pengaman kaki (safety shoes), baju terusan penolak api (fire retardance
coverall), topi pengaman kepala (safety hard head), kaca mata pengaman (safety
glasses) dan sarung tangan (hand glove) adalah kebutuhan perlindungan yang sangat
minimum yang harus dipakai oleh setiap pegawai / karyawan saat melakukan
aktifitas. Pegawai bahkan akan mendapat teguran dari atasannya apabila kedapatan
tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai dengan yang
dibutuhkan pada saat bekerja.

20
Para perkerja juga harus membuat permit kerja, selain sebagai salah satu tools
izin kerja permit juga berfungsi sebagai alat untuk menganalisis potensi bahaya yang
akan terjadi juga cara penanganan guna dapat menghindari kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja seminimal mungkin.
Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja:
1. Tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu dalam
keadaan selamat den sehat.
2. Peralatan dapat dipergunakan dengan aman dan efisien.
3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menghasilkan
produksi yang aman.
4. Agar lingkungan kerja dapat diperlihara dengan aman.
5. Sebagai alat kerja dapat diperlihara dengan aman
6. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya.

2.6 Kegiatan PT. Pema Global Energi (PGE) di Indonesia


Saat ini Pema Global Energi hanya memiliki 1 lapangan produksi migas di
seluruh Indonesia.

2.6.1 Aceh Production Operation Pema Global Energi (PGE)


Pema Global Energi mengoperasikan ladang arun di Provinsi Aceh
sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari BPMA. Afiliasi Pema
Global Energi Indonesia juga mengoperasikan lapangan South Lhoksukon A
dan D. Gas dari Arun field saat ini dikirimkan ke fasilitas PT. Perta Arun Gas
(PAG), kemudian gas ini diproses kembali hingga sesuai dengan tuntutan dan
perjanjian penjualan gas ke konsumen, Pema Global Energi juga telah
memasok gas kepada pabrik pupuk local, PT. PIM, PT.PLN dan juga city gas.
Pada puncaknya, ladang Arun memproduksi sekitar 3,400 MMSCFD (1994)
dan sekitar 180.000barrel kondensat per hari (1989).

21
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Dasar Teori


3.1.1 Mekanika Fluida
Mekanika fluida sangat berperan penting dalam industri migas, terutama
dalam pengolahan aliran fluida, perpindahan panas, dan tekanan dalam sistem
pipa yang kompleks. Mekanika fluida dalam sumur minyak, dan memahami
prilaku fluida di fasilitas pengolahan minyak dan gas.

3.1.2 Definisi Fluida


Fluida merupakan zat yang berubah bentuk secara kontiniu apabila terkena
tegangan geser (shear stress). Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan
meyesuaikan diri dengan bentuk wadah tempatnya atau zat yang akan
berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatu tegangann geser. Bila
berada dalam keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau
gaya geser. Semua fluida memiliki suatu derajat kompresibilitas dan memberikan
tahanan kecil terhadap perubahan bentuk.
Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas. Perubahan-perubahan
utama antara cairan dan gas adalah:
a) Cairan praktis tidak komprsibel, sedangkan gas kompresibel.
b) Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan
bebas sedangkan gas dengan massa tertentu mengembang smapai mengisi
seluruh bagian wadan tempatnya. Fluida memiliki sifat tidak menolak
terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya
kemampuan untuk mengambil bantuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya
dikarenakan sebagai fluida dari ketidak mampuan fluida terhadap tegangan
geser (shear stress) dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah
hukum pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam mengkarakterisasi
bnetuk fluida. Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newtonian dan fluida

22
non-newtonian. Dalam fluida Newtonian terdapat hubungan uang linier antara
besarnya tegangan geser yang diterapkan dan laju perubahan bentuk yang
diakibatkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Dalam fluida non-
newtonian terdapat hubungan tak linier antara besarnya tegangan geser yang
diterapkan dan laju perubahan bentuk sudut.

3.1.3 Klasifikasi Aliran Fluida


Aliran fluida dapat dibedakan menjadi aliran inviscid dan viscous. Fluida
viscous diklasifikasikan sebagai fluida Newtonian dan fluida non-newtonian.
Dalam fluida Newtonian terdapat hubungan linier antarabesarnya tegangan geser
yang diterapkan dengan laju perubahan bentuk yang diakibatkan dengan
mengikuti hukum viskositas newton.
Aliran fluida pada umumnya dilklasifikan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Klasifikasi Aliran Fluida

3.1.4 Fluida Newtonian dan Non-Newtonian


Sebuah fluida Newtonian didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya
berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus
degan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida Newtonian akan

23
mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai
contoh, air adalah fluida Newtonian karena air memiliki property fluida
sekalipun pada keadaan diaduk.
Seblaiknya, bila fluida non-newtonian diaduk, akan tersisa suatu “lubang”.
Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat
teramati pada material-material seperti pudding. Peristiwa lain yang terjadi saat
fluida non-newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan
fluida tampak “lebih tipis” seperti contoh pada cat. Ada banyak banyak tipe
fluida non-newtonian yang kesemuanya memiliki property tertentu yang berubah
pada keadaan tertentu. Hal ini diilustrasikan dengan jelas pada Gambar 3.1

.
Gambar 3.1. Variasi linier dari tegagan geser terhadap laju regangan geser untuk
beberapa jenis fluida
(sumber: Munson, et al., 2002)

3.2 Sitem perpindahan panas


Perpindahan fluida sangat penting dalam berbagai aplikasi, termasuk desain
pipa, pembangkit listrik, dan tentu saja, dalam desain dan operasi heat exchanger.
Dalam konteks heat exchanger, perpindahan fluida mempengaruhi efisiensi transfer
panas dan dapat mempengaruhi desain keseluruhan dari perangkat tersebut. Adapun
beberapa sistem untuk mengoptimal kan kinerja perpindahan panas di Industri migas
yaitu:

24
3.2.1 Heat Exchanger
Heat exchanger (Penukar panas) adalah suatu perangkat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari suatu fluida ke fluida lainnya tanpa
kedua fluida tersebut bersentuhan langsung. Ini dapat digunakan untuk
memanaskan atau mendinginkan dalam berbagai aplikasi, seperti sistem
pendingin udara, penukar panas dalam proses industri, atau pemanas udara
dalam sistem perumahan. Prinsip dasarnya adalah mentransfer energi panas
dari fluida yang lebih panas ke fluida yang lebih dingin melalui permukaan
pertukaran panas.

Gambar 3.2. Heat Excanger

3.2.2 Welstream Cooler


Wellstream cooler adalah suatu perangkat atau unit yang dirancang untuk
mendinginkan aliran fluida yang berasal dari sumur minyak atau gas
(wellstream). Fluida ini biasanya mengandung campuran minyak, gas, dan air
yang dihasilkan dari sumur produksi. Pendinginan wellstream diperlukan
untuk mengurangi suhu fluida yang keluar dari sumur, karena tingginya suhu
dapat menyebabkan kondensasi gas, pembekuan, atau masalah operasional
lainnya.

25
Fungsi utama wellstream cooler adalah mencegah terbentuknya hidratos
(hydrate) dan kondensat pada fase produksi. Hidratos dapat terbentuk saat
suhu dan tekanan tertentu tercapai, dan ini dapat menyebabkan masalah serius
dalam aliran fluida di saluran produksi.

Perangkat wellstream cooler umumnya terletak pada fasilitas produksi di


lapangan minyak atau gas. Desainnya dapat bervariasi tergantung pada
kondisi operasional dan spesifikasi produksi di lokasi tertentu. Beberapa
wellstream cooler dapat menggunakan air atau fluida pendingin lainnya untuk
menyerap panas dari wellstream, menjaga agar suhu produksi tetap dalam
kisaran yang aman dan memungkinkan pengolahan lebih lanjut dari fluida
tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa teknologi dan istilah di industri minyak dan gas
dapat berkembang seiring waktu, sehingga detail lebih lanjut tentang
wellstream cooler dapat bergantung pada inovasi dan perkembangan terbaru
dalam industri tersebut.

Gambar 3.3 Wellstream Cooler


(Sumber : Cluster IV)

26
3.2.3 Propane Chiller
Propane chiller adalah sistem pendingin yang menggunakan propana sebagai
refrigeran. Chiller sendiri adalah sistem pendingin yang digunakan untuk
menurunkan suhu dalam suatu ruangan atau proses dengan memindahkan panas
dari satu tempat ke tempat lain menggunakan proses siklus refrigerasi. Propane
chiller kemungkinan digunakan dalam berbagai aplikasi industri atau komersial
di mana efisiensi energi dan keberlanjutan menjadi pertimbangan utama.

Penting untuk dicatat bahwa perkembangan dalam teknologi pendingin dapat


terjadi, dan mungkin ada inovasi baru setelah pengetahuan saya terakhir
diperbarui pada Januari 2022. Jika Anda mencari informasi terbaru atau spesifik
tentang "propane chiller," disarankan untuk merujuk ke literatur teknis terkini
atau berkonsultasi dengan para ahli di bidang tersebut.

Gambar 3.3 Propane Chiller


(Sumber : Cluster IV)

3.3 Pompa
Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu
tempat ke tempat lainya, yaitu dari tempat dengan permukaan rendah ke tempat
dengan permukaan yang lebih tinggi atau memindahkan fluida dari tekanan rendah ke
tekanan yang lebih tinggi dengan melewati suatu sistem perpipaan yang panjang dan

27
memiliki tahanan hidrolis yang sangat besar.Pompa beroperasi dengan menimbulkan
perbedaan tekanan antara bagian hisap (suction) dan bagian tekan (discharge), dengan
cara mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga menjadi tenaga cairan,
dimana tenaga ini untuk mengalirkan cairan dan untuk mengatasi hambatan sepanjang
aliran. Secara garis besar pompa digunakan untuk:

1. Memindahkan cairan dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi.

2. Menaikkan tekanan yang dimiliki cairan.

3. Menaikkan kecepatan aliran dari cairan.

4. Memindahkan cairan lebih banyak dalam jangka waktu tertentu.

Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber
tenaga yang digunakkan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang
bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dengan melewatkan fluida
tersebut pada sistem perpipaan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk
memindahkan energi dari suatu pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang
bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga
berfungsi untuk meningkatkan kecepatan dan tekanan.

28
Gambar 3.4 Pompa

(Sumber: Cluster IV)

3.4. Sumur Produksi


Sumur Produksi disetiap Cluster pada Arun Field banyaknya sumur yang
masih beroperasi berbeda-beda, Cluster-I jumlah sumur keseluruhan 21 buah sumur,
dan sekarang masih berproduksi 7 sumur (4 sumur online dan 3 sumur cycling),
Cluster-II jumlah sumur keseluruhan 21 buah, sumur yang masih berproduksi 10
sumur (8 sumur online 2 sumur shut in to cycling), ceased flow 10 sumur dan yang
tidak berproduksi lagi saat ini (abandon) yaitu 1 buah sumur, Cluster III jumlah
sumur keseluruhan 20 buah sumur, yang masih berproduksi 15 sumur, ceased flow 3
sumur dan yang sudah tidak berproduksi lagi saat ini (abandon) yaitu 2 buah sumur,
dan yang terakhir yaitu Cluster-IV jumlah sumur keseluruhan 17 buah sumur, yang
masih berproduksi 8 sumur , ceased flow 6 sumur dan dan yang tidak berproduksi
lagi saat ini (abandon) yaitu 3 sumur. Untuk setiap sumur yang tidak lagi beroperasi

29
disebabkan karena sumber gas alam ada pada cadangan produksi sumur tersebut
sudah tidak mampu lagi untuk keluar yang disebabkan oleh tekanan yang lebih
rendah dari tekanan rata-rata, sumur-sumur produksi yang lain dan juga cadangan gas
alam yang ada pada sumur tersebut sudah tidak bisa di produksikan. Di arun field
terdapat dua jenis well ada yang Single Loop dengan tekanan 5000 psig dan ada
Double Loop dengan tekanan 10.000 psig. Pada saat gas alam masih melimpah dan
tekanan masih sangat tinggi digunakan well Double Loop, yang tujuanya adalah
supaya pipa pada aliran well tersebut seimbang, dan tidak mengalami goncangan, dan
pada saatsekarang dengan kondisi gas yang semakin menipis, digunakan yang Single
Loop, karenatekanan sudah tidak tinggi lagi, dan yang Double Loop masih
digunakan. Pada Cluster-IV gas alam yang keluar dari setiap sumur produksi di
alirkan melalui pipa gas ukuran 8 inci ke pipa pengumpulan induk gas alam yang
berukuran 30 inci sebelum memasuki pendinginangas alam yang disebut dengan inlet
well stream cooler, hal ini dilakukan untuk memudahkan pengumpulan gas alam dari
semua sumber sumur produksi sebelum di alirkan ke fasilitas pendigin gas alam.
Berikut Ini adalah gambar sumur produksi plug 10.000 di Cluster-IV dapat di lihat
pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Sumur Produksi

(Sumber: Cluster-IV)

30
3.5 Kinerja Wellstream Cooler
Wellstream Cooler bekerja dengan cara mentransfer panas dari fluida wellstream
ke media pendingin, biasanya air atau udara, untuk menurunkan suhu fluida tersebut.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa fluida tersebut berada pada suhu yang
aman dan optimal untuk diproses lebih lanjut atau disimpan. Perangkat ini sangat
penting dalam operasi minyak dan gas, karena dapat membantu mencegah kerusakan
pada peralatan lainnya yang mungkin disebabkan oleh suhu fluida yang terlalu tinggi.
Selain itu, Wellstream Cooler juga dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
keamanan operasi secara keseluruhan.

Proses dimulai dengan fluida (biasanya minyak atau gas) yang diproduksi dari
Sumur Produksi. Gas yang keluar dari sumur produksi masih sangat banyak
mengandung impurities yang diantaranya adalah air, condensate, dan lain sebagainya.
Kandungan impurities yang dipisahkan di NSO Offshore adalah air dan condensate
yang dapat membuat pipa korosif, plugging, dan juga mengganggu fuel untuk turbin
yang menimbulkan surging pada turbin. Adapun impurities yang harus dihilangkan
antara lain adalah H2S, CO2, oily water, merkuri, dan kadar air pada gas alam Proses
penghilangan kadar air dilakukan melalui proses hidrasi. Tahap awal yang membantu
proses pemisahan liquid dari gas alam melalui cooling system yaitu menggunakan
wellstream cooler.

31
Berikut ini adalah gambar dari proses yang terjadi pada train 2 wellstream coller.

Gambar 3.6 Train 2 Welstream Cooler

(Sumber: Cluster-IV )

3.5.1 Inlet Wellstream Header

Fluida ini kemudian dialirkan melalui Pipa (Inlet Wellstream


Header).Inlet wellstream header merupakan komponen pada instalasi
produksi minyak dan gas yang berfungsi sebagai titik masuk aliran fluida dari
sumur-sumur produksi ke fasilitas pengolahan. suhu fluida yang masuk sekitar
70-85°F.

Inlet wellstream header menerima campuran fluida dari beberapa


sumur produksi. Ini bisa termasuk minyak, gas, dan air. Setelah masuk, fluida
diinjakkan ke separator atau fasilitas pemisahan fasa untuk memisahkan
minyak, gas, dan air. Setiap fase ini memiliki karakteristik yang berbeda dan
perlu diolah secara terpisah. Inlet wellstream header dilengkapi dengan
peralatan pengukuran untuk menentukan laju aliran dan komposisi masing-
masing fase. Data ini penting untuk mengoptimalkan proses produksi. Setelah
pemisahan, masing-masing fase dialirkan ke sistem pengolahan yang sesuai.
Minyak dapat dikirimkan ke fasilitas pemurnian, gas dapat diarahkan ke
fasilitas pengolahan gas, dan air dapat diolah atau dibuang. Inlet wellstream

32
header juga dapat dilengkapi dengan sistem pengendalian tekanan untuk
memastikan bahwa fluida masuk ke fasilitas pengolahan dengan tekanan yang
sesuai.

Gambar 3.7 Inlet Wellstream Header

(Sumber: Cluster-IV)

3.5.2 Inlet Riser

Fluida kemudian di alirkan ke Pipa Penyalur Masukan (Inlet Riser)


Pipa yang berfungsi sebagai saluran masuknya fluida (biasanya air) yang
digunakan untuk mengontrol suhu pada sistem pendinginan tersebut. Inlet
riser membawa fluida ke dalam cooler, di mana fluida ini akan berinteraksi
dengan elemen pendingin (seperti pipa atau piringan pendingin) untuk
menurunkan suhu sebelum keluar dari sistem. Ini membantu menjaga suhu

33
operasional yang diinginkan untuk menjaga kinerja peralatan dan mencegah
overheating.

Gambar 3.8 Inlet riser

(Sumber: Cluster IV)

3.5.3 Cooling Fan

Di dalam Pipa Pendingin, fluida didinginkan oleh udara dingin yang


ditiupkan oleh Kipas Pendinginan (Cooling Fan). Kipas ini digerakkan oleh
Motor Listrik (Electric Motor) Kipas ini berperan penting dalam menjaga
suhu operasional sistem. Saat fluida panas melewati cooler, cooling fan
diaktifkan untuk meningkatkan pertukaran panas dengan lingkungan sekitar.
Udara yang ditiupkan oleh kipas menghilangkan panas dari permukaan cooler,
membantu menurunkan suhu fluida. Sistem ini memastikan bahwa cooler
tetap efisien dalam menangani beban panas dan mencegah overheating yang
dapat merugikan kinerja sistem.

34
Gambar 3.9 Cooling Fan

(Sumber Cluster-IV)

3.5.4 Outlet Riser

Pipa Penyalur Keluaran (Outlet Riser) berfungsi sebagai saluran untuk


mengalirkan fluida yang telah melewati proses pendinginan keluar dari cooler.
Setelah fluida melewati proses pendinginan, outlet riser mengarahkannya ke
tempat yang ditentukan sesuai kebutuhan sistem atau proses berikutnya.

Proses kerjanya melibatkan pemindahan fluida dari dalam cooler


menuju outlet riser secara terkendali. Outlet riser dirancang agar memastikan
aliran fluida yang efisien dan sesuai dengan parameter operasional yang
diinginkan. Hal ini dapat melibatkan penggunaan katup atau kontrol lainnya
untuk mengatur laju aliran dan tekanan fluida yang keluar.

35
Gambar 3.10 Outlet Riser

(Sumber: Cluster-IV)

Proses kerja pendinginan gas basah adalah gas basah yang terkumpul
di dalam inlet well stream header masing-masing train di alirkan melalui pipa
inlet riser yang berukuran 6 inci kedalam cooler tube yang berukuran 1-1/4
inci didinginkan dengan menggunakan kipas cooler fan yang berukuran 4
meter untuk menurunkan suhu gas basah tersebut dari suhu rata-rata 70-85°F
ke suhu rata-rata 40-45°F (suhu dulu). Dikarenakan kondisi sekarang tekanan
gas sudah rendah maka temperature pun menurun.

3.6 Parameter Kerja Wellstream Cooler


Parameter terukur akan digunakan untuk mengukur performa menara pendingin
dengan beberapa cara yaitu:

36
a. Range

Range merupakan perbedaan atau jarak antara temperatur air masuk dan
keluar Menara pendingin. Range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin
telah mampu menurunkan suhu air secara efektif dan kinerjanya baik. Rumusnya
adalah sebagai berikut.

Range (°C) = temperatur air masuk (°C) – temperatur air keluar


(°C)...........................................(3.1)

Atau bisa disebutkan sebagai :

Dimana : Trange = Temperatur Range (°C)

Tin = Temperatur air masuk (°C)

Tout = Temperatur air keluar (°C )

Range bukan ditentukan oleh menara pendingin, namun oleh proses


yang dilayaninya. Range pada suatu alat penukar kalor ditentukan seluruhnya
oleh beban panas dan laju sirkulasi air yang melalui penukar panas dan
menuju ke air pendingin. Menara pendingin biasanya dikhususkan untuk
mendinginkan laju aliran tertentu dari satu suhu ke suhu lainnya pada suhu
wet bulb tertentu.

b. Efektivitas Pendingin

Efektivitas pendinginan merupakan perbandingan antara range dan


range ideal. Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas
pendinginan suatu menara pendingin.

𝑻𝑖𝑛−𝑇𝑜𝑢𝑡
Efektifitas pendinginan = 100% X ...........................................(3.2)
𝑻𝒊𝒏−𝑻𝒘𝒃

Dimana : Tin = Temperatur air masuk (°C)

Tout = Temperatur air keluar (°C )

37
Twb = Temperatur wet bult (26°C)

3.6.1 Lembar Logsheet Fasilitas Pendukung Proses

Tabel Data Inlet Outlet Dari Well Ke Welstream Cooler :

Date 06/01/24 07/01/24 08/01/24 09/01/24


No Parameter
Range Unit Day Night Day Night Day Night Day Night
Inlet Chiller
1 70-85 ℉ 144 91 91 99 129 98 118 107
Temp
Oulet Chiller
2 40-45 ℉ 44 42 42 40 44 41 42 48
Temp

(Sumber: Cluster-IV)

3.7 Maintenance (perawatan)

Secara umum, Maintenance adalah kegiatan untuk memonitor dan


memelihara fasilitas dengan merancang, mengatur, menangani, dan memeriksa
pekerjaan. Dengan demikian, berguna untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu
operasi (uptime) dan meminimalisasi selang waktu berhenti (downtime) yang
diakibatkan oleh adanya kerusakan atau kegagalan.

3.7.1 Tujuan Maintenance


Tujuan dari maintenance atau perawatan adalah untuk memastikan bahwa peralatan
atau sistem berfungsi dengan baik dan efisien. Berikut adalah beberapa tujuan
spesifik dari maintenance:
1. Mencegah Kerusakan: Dengan melakukan perawatan secara rutin, kita bisa
mendeteksi dan memperbaiki masalah sebelum mereka menyebabkan kerusakan
serius.

38
2. Meningkatkan Efisiensi: Peralatan yang dirawat dengan baik biasanya beroperasi
lebih efisien, yang bisa menghemat energi dan biaya operasional.
3. Memperpanjang Umur Peralatan: Perawatan bisa membantu memperpanjang umur
pakai peralatan, sehingga kita tidak perlu menggantinya secepat mungkin.
4. Meningkatkan Keamanan: Peralatan yang tidak dirawat dengan baik bisa menjadi
berbahaya. Dengan melakukan perawatan, kita bisa memastikan bahwa peralatan
aman untuk digunakan.
5. Mencegah Downtime: Kerusakan peralatan bisa menyebabkan downtime, yang bisa
mengganggu operasi dan merugikan bisnis. Dengan melakukan perawatan, kita bisa
mencegah downtime ini.
Jadi, tujuan dari maintenance adalah untuk menjaga peralatan atau sistem agar
selalu dalam kondisi terbaik, sehingga bisa berfungsi dengan baik dan efisien.

3.7.2 Jenis-jenis Maintenance


Ada beberapa jenis perawatan atau maintenance yang biasa dilakukan, tergantung
pada kebutuhan dan kondisi peralatan atau sistem. Berikut adalah beberapa jenis
maintenance yang umum:

1. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan): Ini adalah jenis perawatan


yang paling umum dan dilakukan secara rutin untuk mencegah kerusakan atau
kegagalan peralatan. Contohnya adalah pemeriksaan rutin, pembersihan, dan
penggantian komponen yang sudah aus.
2. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif): Jenis perawatan ini dilakukan
setelah terjadi kerusakan atau kegagalan pada peralatan. Tujuannya adalah
untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi peralatan tersebut.
3. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif): Jenis perawatan ini
menggunakan data dan alat analisis untuk memprediksi kapan peralatan akan
memerlukan perawatan atau penggantian komponen. Tujuannya adalah untuk
mencegah kerusakan sebelum terjadi.
4. Condition-Based Maintenance (Perawatan Berbasis Kondisi): Jenis perawatan
ini dilakukan berdasarkan kondisi aktual peralatan, bukan berdasarkan jadwal.

39
Misalnya, peralatan mungkin diperiksa atau diperbaiki hanya ketika
menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau penurunan kinerja.
5. Emergency Maintenance (Perawatan Darurat): Jenis perawatan ini dilakukan
ketika peralatan mengalami kerusakan mendadak yang dapat mengganggu
operasi atau keamanan. Ini biasanya melibatkan perbaikan atau penggantian
komponen yang rusak secepat mungkin

40
BAB IV
ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

4.1 Keterangan Wellstream Cooler

Wellstream cooler adalah komponen penting dalam proses mengelola fluida


produksi di industri minyak dan gas. Fungsinya adalah untuk mendinginkan
wellstream atau fluida produksi yang keluar dari sumur minyak atau gas sebelum
diproses lebih lanjut. Proses pendinginan ini diperlukan karena wellstream umumnya
memiliki suhu tinggi akibat panas bumi dan tekanan di dalam sumur. Pada dasarnya,
wellstream cooler menggunakan prinsip penukar panas untuk mentransfer panas dari
wellstream ke media pendingin, seperti air atau udara. Ini membantu menurunkan
suhu wellstream sehingga memudahkan pemisahan fase dan penghilangan komponen
yang tidak diinginkan, seperti air dan gas. Penurunan suhu wellstream melalui
wellstream cooler juga dapat mencegah terjadinya kondensasi dan mengendalikan
pembentukan hidrata atau endapan lain yang dapat mengganggu proses produksi.
Dengan demikian, wellstream cooler berperan penting dalam menjaga efisiensi dan
keandalan proses produksi minyak dan gas.

4.2 Metode Maintenance

Optimasi kerja wellstream cooler dikaji untuk mengetahui performa alat setelah
dipakai selama belasan tahun, apakah masih mampu bekerja maksimal atau harus
diganti dengan peralatan yang baru. Kajian dilakukan pada parameter suhu fluida
yang terlalu tinggi, karena parameter tersebut berpengaruh terhadap performa alat.
Kajian ini dilakukan untuk menentukan kinerja wellstream cooler dan tingkat
efisiensi proses perpindahan panas pada wellstream cooler.

4.2.1 Penyebab Penurunan Kinerja Wellstream Cooler


Penurunan kinerja wellstream cooler bisa disebabkan:

41
 Kontaminasi Fluida: Adanya kontaminan dalam fluida produksi dapat
mengakibatkan penumpukan atau kerak pada permukaan penukar panas,
mengurangi efisiensi transfer panas.
 Fouling: Akumulasi deposit seperti lumpur, karat, atau endapan lainnya pada
permukaan penukar panas dapat menyebabkan penurunan kinerja cooler.
 Tekanan Rendah: Tekanan rendah dalam sistem wellstream cooler dapat
mengurangi efisiensi penukar panas.
 Kerusakan Mekanis: Komponen yang rusak atau aus pada wellstream cooler,
seperti pipa atau pelat, dapat mengurangi kemampuan sistem untuk
mentransfer panas.
 Overload Thermal: Pada kondi beban panas berlebih, wellstream cooler
mungkin tidak dapat mengatasi transfer panas yang diperlukan. Adapun
permasalahan lain yang mungkin terjadi dan mempengaruhi kinerja wellstream
cooler dan berpengaruh juga terhadap laju perpindahan panas diantaranya
adalah menurunnya kecepatan pada fans yang biasanya disebabkan oleh
rusaknya motoran atau V-Belt yang mengendur sehingga mengurangi
efektifitas dari kinerja fin-fan. Peralatan analyzer vibration juga sering
bermasalah sehingga dapat menyebabkan wellstream cooler tidak bekerja
optimal menurunkan temperatur dari gas alam, solusinya harus dilakukan
kalibrasi ulang untuk membuat alat tersebut bekerja sebagiamana mestinya.
Wellstream cooler yang sedang beroperasi di platform PHE NSO masih
dikategorikan efisien karena perpindahan panas yang terjadi masih bagus dan
sesuai dengan hasil produksi yang dibutuhkan.

4.2.2 Mencegah Penurunan Kinerja Wellstream Cooler

Untuk mencegah penurunan kinerja wellstream cooler langkah-langkah


berikut:

42
 Jadwal Pemeliharaan Rutin: Lakukan pemeliharaan rutin untuk
membersihkan dan memeriksa wellstream cooler secara teratur guna
mencegah akumulasi kontaminan dan fouling.
 Monitoring Kualitas Fluida: Pastikan untuk memantau kualitas fluida
produksi secara berkala dan mengimplementasikan sistem filtrasi yang efektif
untuk mengurangi risiko kontaminasi.
 Pemantauan Tekanan Sistem: Selalu periksa dan jaga agar tekanan dalam
sistem wellstream cooler tetap dalam rentang yang optimal untuk mendukung
efisiensi transfer panas.
 Inspeksi Visual dan No-Destructive Testing (NDT): Lakukan inspeksi visual
secara berkala dan NDT pada komponen wellstream cooler untuk mendeteksi
potensi kerusakan mekanis sebelum menjadi masalah yang serius.
 Pengelolaan Beban Thermal: Hindari beban panas berlebih dengan
merancang sistem yang memadai untuk menangani kondisi operasional yang
diantisipasi. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, maka dapat
mengurangi risiko penurunan kinerja wellstream cooler dan memastikan
operasional yang Efisiensi. Untuk mencegah penurunan kecepatan pada fans
dalah dengan melakukan perbaikan atau penggantian pada material yang
rusak. Pengaruh kecepatan fans terhadap perpindahan panas adalah
peningkatan kecepatan aliran udara melalui putaran fans, akan meningkatkan
laju massa udara yang mengalir sehingga laju perpindahan panas semakin
meningkat. Plugging yang terjadi didalam tube juga sangat berpengaruh
terhadap proses perpindahan panas sehingga tube harus rutin dibersihkan saat
ada jadwal shutdown, karena pengotoran atau plugging tersebut dapat
mempengaruhi temperatur fluida dan koefisien perpindahan panas
menyeluruh fluida tersebut. Diharapkan dengan perawatan yang rutin
wellstream cooler yang sedang beroperasi dapat bekerja secara maksimal.

43
4.3 Analisa Kerja Wellstream Cooler Terhadap Temperatur Fluida
Analisa dari kinerja wellstream Cooler generator dilakukan dengan cara yaitu
dengan range, efektivitas pendingin, kapasitas pendinginan, dan laju penguapan air ke
udara.

4.4.1 Jarak Batas (Range)

Range merupakan perbedaan atau jarak antara temperatur air masuk dan
keluar menara pendingin. Range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah
mampu menurunkan suhu air secara efektif dan kinerjanya baik (>5 ).
Rumus:
Range (°C) = temperatur air masuk (°C) – temperatur air keluar (°C)
Trange = Tin - Tout
Trange = 45,5°C – 6,6°C
Trange = 38,9°C
Berdasarkan hasil perhitungan dari range tersebut maka dapat kita simpulkan
dengan tabel 4.1 perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Dengan Jarak Batas


NO Tanggal Range (˚C)
Day 38,9
1 06 januari 2024
Night 27,2
Day 27,2
2 07 januari 2024
Night 32,2
Day 31,6
3 08 januari 2024
Night 81,1
day 33,9
4 09januari 2024
night 43,3
Rata-rata 39,4

44
Range
90
80 81,1
70
60
50
40 38,1
32,2 31,6 33,9
30 27,2 27,2
20
10
0 0
(˚C) 45,5 32,7 32,7 37,2 31,6 86,6 41,6
1 2 3 4 5 6 7

Range

Gambar 4.1 Karakteristik Grafik Temperatur Range

Berdasarkan hasil grafik di atas bisa kita simpulkan bahwa range temperatur air
dari cooling fan memiliki berbagai macam range dari nomor 1 sampai dengan 4
dimana range tertinggi terdapat di tanggal 8 januari 2024 atau nomor 3 yaitu sebesar
day 31,6 (℃), night 81,1 (℃) dan range terendah terdapat pada tanggal 7 januari 2024
atau nomor 3 dengan range temperatur sebesar day 27,2 (℃ ), night 32,2 (℃) dan
memiliki rata–rata temperatur sebesar 39,4 (℃ ). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
dari cooling fan masih tergolong bagus mengingat rata-rata range yang dihasilkan
sebesar 39,4 (℃ ). Jika range temperatur yang dihasilkan oleh cooling fan rendah atau
<5 maka cooling fan tersebut tidaklah efektif penggunaannya dalam industri.
(Muhsin, A., & Pratama, Z. (2018).

45
4.4.2 Efektivitas
Efektivitas dari kinjera cooling fan diperlukan untuk melakukan persentase
range ialah perbandingan temperatur air masuk dan wet bulb ambient, atau dengan
rumus :
𝐓𝐢𝐧 − 𝐓𝐨𝐮𝐭
Efektivitas (%) = 100% X 𝑻𝒊𝒏−𝑻𝒘𝒃
𝟒𝟓,𝟓−𝟔,𝟔
Efektivitas (%) = 100% X =1,9%
𝟒𝟓,𝟓−𝟐𝟔

Jadi hasil yang diperoleh dari perhitungan efektivitas adalah 1,9% h maka bisa
kita buat tabel efektivitas berikut ini:

Tabel 4.2
No Tanggal Efektivitas (%)
Day 1,9
1 06 januari 2024
Night 4
Day 4
2 07 januari 2024
Night 2,8
Day 2,9
3 08 januari 2024
Night 1,3
Day 2,1
4 09 januari 2024
Night 1,8
Rata-Rata 2,6

46
Efektivitas %
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Day Night Day Night Day Night Day Night
06 januari 2024 07 januari 2024 08 januari 2024 09 januari 2024
1 2 3 4

Gambar 4.2 Karakteristik Grafik Efektivitas

Dari hasil perhitungan performa cooling fan dengan metode efektivitas


didapatkan hasil efektivitas tertinggi pada tanggal 7 januari 2024 atau nomor 2 yaitu
sebesar day 4% night 2,8% dan terendah pada tanggal 9 januari 2024 atau nomor 4
yaitu sebesar day 2,1%, night 1,8% dengan rata-rata tingkat efektivitas sebesar 2,6%.
Makin tinggi tingkat efisiensi maka semakin baik pula performa dari cooling fan.
(Muhsin, A., & Pratama, Z. 2018).
Dari hasil perhitungan tabel 4.2 yaitu range dan efektivitas.Sebagai berikut ini :

47
Tabel 4.3 Rata-Rata Jarak Batas Dan Efektivitas
Tin Tout Range Efektivitas
No
(℃) (℃) (℃) (%)
1 45,5 6,6 38,1 1,9
2 32,7 5,5 27,2 4
3 32,7 5,5 27,2 4
4 37,2 5,5 32,2 2,8
5 31,6 5 31,6 2,9
6 86,6 5,5 81,1 1,3
7 41,6 7,7 33,9 2,1
8 49,4 6,1 43,3 1,8
Jumlah 357,3 47,4 308,3 20,8
Rata-rata 44,6 5,9 38,5 2,6

400

350

300

250

200

150

100

50

Tin Tout Range Efektivitas

Grafik 4.3 Karakteristik Persentase Range dan Efektivitas

48
Dari grafik diatas dapat kita simpulkan bahwa nilai efektivitas tertingi terjadi pada
nomor 6 menunjukkan efektivitas sebesar 100%, dan efektivitas terkecil terjadi pada
nomor 2 dimana menunjukkan angka efektivitas sebesar 45%.

49
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan selama melakukan Magang pada PT.
Pema Global Energy (PGE) ada beberapa kesimpulan umum tentang kinerja
wellstream cooler dalam produksi fluida yang dapat penulis ambil yakni:

1. Efisiensi: Wellstream cooler sangat efisien dalam menurunkan suhu fluida,


yang membantu dalam memisahkan komponen fluida dan mencegah
kerusakan pada peralatan lainnya.
2. Penghematan Energi: Dengan menggunakan wellstream cooler, perusahaan
dapat menghemat energi yang akan digunakan untuk mendinginkan fluida.
3. Perlindungan Lingkungan: Wellstream cooler membantu dalam mengurangi
emisi gas rumah kaca dengan mendinginkan gas sebelum dibuang ke
atmosfer.
4. Peningkatan Produksi: Dengan mendinginkan fluida, wellstream cooler
membantu dalam meningkatkan efisiensi pemisahan dan kualitas produk
akhir.
Namun, ini adalah kesimpulan umum dan mungkin tidak sepenuhnya berlaku
untuk setiap situasi. Efektivitas wellstream cooler dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor, termasuk desain dan kondisi operasional.

5.2 Saran
Setelah Melakukan kajian koordinasi sistem proteksi selama Magang pada PT.
Pema Global Energy (PGE), ada beberapa saran yaitu :
data dan studi literatur sebanyak-banyaknya. Setelah Melakukan kajian koordinasi
sistem proteksi selama Magang pada PT.
Pema Global Energy (PGE), ada beberapa saran yaitu :
1. Banyaknya mesin yang sudah mulai rusak karena terlalu tua.

50
2. Data mengenai migas merupakan data yang tidak dipublikasikan. Untuk itu
hendaknya sebelum melakukan penelitian, sebaiknya dilakukan pengumpulan
data dan studi literatur sebanyak-banyaknya.

51
DAFTAR PUSTAKA

1. Intang A. and D. Darmansyah, 2018. Analisa termodinamika laju perpindahan


panas dan pengeringan pada mesin pengering berbahan bakar gas dengan
variabel temperatur lingkungan. FLYWHEEL: Jurnal Teknik Mesin Untirta,
Vol. 1, No. 1, pp. 34-38.
2. Muhammad Fajar Keke Ananda (2020). Analisis Kinerja Cooling Fan
Terhadap Temperatur Air Untuk Meningkatkan Kinerja Generator Di PT PLN
(persero) PLTG Paya Pasir.
3. Putri Maulina,
(mar13,2018).https://www.scribd.com/document/373691077Laporan-Putri
Maulina
4. T. Terich Akbar, dkk, 2023. Optimasi Kinerja Wellstream Cooler sebagai
Sistem pendinginan gas alam dari sumuran terhadap pengaruh laju aliran dan
perbedaan suhu lingkungan di platform PHE NSO Offshore. Jurnal Teknik
Kimia Politeknik Lhokseumawe, Vol. 23, No. 1
https://e-jurnal.pnl.ac.id/teknologi/article/view/3602

52
LAMPIRAN

53
54

Anda mungkin juga menyukai