Disusun Oleh:
Cut Nia Novinda
NIM. 2104102010025
i
LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN MAGANG MBKM USK UNGGUL
DI
PT. PEMA GLOBAL ENERGI
APO POINT A-LHOKSUKON, ACEH UTARA
(27 Oktober 2023 s.d. 27 Januari 2024)
Disusun Oleh:
Cut Nia Novinda
NIM. 2104102010025
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2024
Disetujui Oleh:
(Fajra Alfasino)
Project & Facilities Enginering Manager
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
NIM : 2104102010025
Mengetahui/Menyetujui
iii
LEMBARAN PENGESAHAN
PEMBIMBING
NIM : 2104102010025
Magang MBKM tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 27 Oktober 2023 s.d. 27
Januari 2024 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program
studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala.
iv
NILAI MAGANG MBKM USK
UNGGUL
NAMA : CUT NIA NOVINDA NAMA
: Tengku Nizarul
MAHASISWA PEMBIBING Aslami
NIM : 2104102010025 JABATAN : Facilities Enginering
JURUSAN : TEKNIK MESIN BAGIAN : Facilities
Enginering
LEMBAGA :UNIVERSITAS SYIAH UNIT KERJA : Departement
PENDIDIKAN KUALA Facilities Engineering
POINT A
Mengetahui:
Lhoksukon, 27 Januari 2024
Departement Facilities Enginnering
Pembimbing Redaksi
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
Magang MBKM USK Unggul di PT Pema Global Energi. Kemudian shalawat
beserta salam sejahtera tidak lupa pula kita kirimkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, serta keluarga dan sahabat beliau, yang mana telah membawa
umat dari alam yang gelap gulita ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis membuat laporan dengan tujuan untuk
memenuhi syarat-syarat Mata Kuliah MBKM Magang di PT. Pema Global Energi
(PGE) pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
1. Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun materi.
2. Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yuliansyah BC Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala.
3. Bapak Dr. Ir Syarizal Fonna, S.T., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan
Industri Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
4. Bapak Ir. Amir Zaki Mubarak, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Syiah Kuala.
5. Bapak Teuku Arriessa Sukhairi, S.T., M.Sc., selaku Koordinator Program Magang
(MBKM) Program Studi Sarjana Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
6. Ibu Ratna Sari S.T M.T, selaku Dosen Pebbling MBKM.
1
7. Bapak Ruzi Abdul Muis selaku Field Manager Shift A PT. Pema Global Energi.
8. Bapak Agung Widyantoro selaku Field Manager Shift B PT. Pema Global Energi.
9. Bapak Fajra AlFasino, selaku Project & F.E. Manager PT. Pema Global Energi.
10. Bapak T. Khairil Anwar selaku Operation Superintendent PT. Pema Global
Energi.
11. Bapak Zulhaidi, selaku Koordinator Engineer Departement Facilities
Enginnering PT. Pema Global Energi.
12. Bapak Tengku Nizarul Aslami selaku Pembimbing Materi dan Corrosion
Engineer Departement Facilities Enginnering PT. Pema Global Energi.
13. Bapak Sabri, selaku Pembimbing Materi dan Process Engineer Departement
Facilities Enginnering PT. Pema Global Energi.
14. Bapak Iskandar Fauzi selaku Pembimbing Materi dan Civil Engineer
Departement Facilities Enginnering PT. Pema Global Energi.
15. Kepada seluruh Staff Departement Facilities Enginnering yang telah memberikan
bimbingan dan arahan Magang .
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan dan penulisan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis
berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
pembaca. Aminn
2
DAFTAR ISI
3.3 Pompa................................................................................................................... 27
3
BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN ................................................ 41
4.1 Keterangan Wellstream Cooler ............................................................................ 41
4.3 Analisa Kerja Wellstream Cooler Terhadap Temperatur Fluida .......................... .44
5.2 Saran..................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 52
LAMPIRAN ………………………………………………..………………………54
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan
kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan
kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program Merdeka Belajar yang dirancang
dan diimplementasikan dengan baik, maka hardskill dan softskills mahasiswa akan
terbentuk dengan kuat.
6
memperoleh pengalaman langsung di dunia kerja. Program magang ini juga
dapat menjadi sarana untuk membina kerjasama yang baik antara lingkungan
akademis dengan lingkungan kerja, serta dapat menjalin hubungan kerja sama
antara Universitas Syiah Kuala dengan PT. PEMA GLOBAL ENERGI dalam
upaya peningkatan SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Bagi Perusahaan
Laporan dan hasil analisa mengenai tugas khusus yang dilakukan oleh
mahasiswa dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam memperbaiki dan
mengembangkan sistem-sistem yang ada pada perusahaan yang bertujuan
untuk memajukan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan magang tentu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang
bersangkutan. Dengan adanya magang, mahasiwa dapat mengetahui
bagaimana kondisi kerja secara nyata pada dunia industri, mahasiswa juga
dapat membandingkan teori yang didapat di perguruan tinggi dengan yang
didapat pada saat di lapangan, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh saat di perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa mendapat
pengalaman baik secara akademis maupun non-akademis yang dapat menjadi
bekal untuk dapat bekerja nantinya.
7
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
8
6. Tahun 1977, awal pengembangan di Lapangan Arun, Cluster III
7. Tahun 1978, awal pengembangan di Lapangan Arun, Cluster II
8. Tahun 1981, penandatanganan kontrak LNG kedua dengan Jepang.
9. Tahun 1982, awal pengembangan di Lapangan Arun, Cluster I
10. Tahun 1986, pengiriman gas pertama ke pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar
Muda.
11. Tahun 1988, pengiriman gas pertama ke PT Kertas Kraft Aceh.
12. Tahun 2000, Mobil Oil Indonesia bergabung menjadi Exxon Mobil
Corporation.
13. Pada tanggal 1 Oktober 2015 peralihan Operational Blok North Sumatera
Offshore (NSO) dan North Sumatera Basin (NSB/onshore) dari Exxon Mobil
ke PHE.
14. Pada tanggal 18 Mei 2021 peralihan Operational Blok B (onshore) dari PT
Pertamina Hulu Energi ke PT Pema Global Energi.
9
Gambar 2.1 Wilayah Kerja Arun Field (Block B)
(Sumber Perpustakaan Point A)
Cluster yang pertama sekali dibangun dan difungsikan adalah Cluster-III yang
mulai dioperasikan pada bulan Mei tahun 1977. Berikutnya dibangun Cluster II dan
mulai dioperasikan pada bulan Februari tahun 1978, selanjutnya ditambah dengan
pembangunan Cluster-I yang mulai dioperasikan pada bulan September tahun 1982.
Cluster yang terakhir dibangun adalah Cluster-IV yang mulai dioperasikan pada
bulan Juni tahun 1983. Mobil Oil Indonesia Incorporated juga membangun fasilitas
pendukung lainnya seperti Gas Injection Compressors (unit penginjeksian kembali
gas alam kedalam perut bumi) dan Power Generator (Unit Pembangkit Tenaga
Listrik). Dua unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster-III dan satu unit
Gas Injection Compressor di bangun di Cluster-II. Sedangkan untuk Power Generator
keempat-empat unitnya di bangun di Point A dengan kapasitas terpasang masing-
masing unit Power Generator adalah 10 Mega Watt.
Untuk memenuhi suplai gas kepada konsumen yang telah ditandatangani kontrak
pembelian gas dengan Pemerintah Republik Indonesia maka di adakan penambahan
dua unit fasilitas produksi lainnya yaitu operasi daerah terpencil atau disebut dengan
Remote Area Operation (South Lhoksukon-Pase). Operasi daerah terpencil atau
Remote Area Operation yang dikenal dengan sebutan south lhoksukon pase operation
di bangun didaerah Seureuke, kecamatan Langkahan kabupaten Aceh Utara dengan
10
jarak 35km dari kantor induk yang berlokasi di Point A dan mulai dioperasikan pada
bulan Desember tahun 1996. Semua fasilitas produksi Pema Global Energi pada saat
ini tidak lagi beroperasi pada kapasitas maximum seiring dengan berkurangnya
cadangan gas alam yang ada dalam perut bumi atau dikenal dengan sebutan
Hydrocarbon Reservoir. Hal ini terlihat dari menurunnya volume produksi pada
setiap Cluster Operation termasuk dari remote area South Lhoksukon Pase Operation.
2.3.1 Point A
Point A merupakan kantor utama PT Pema Global Energi yang
bertanggung jawab atas semua area lapangan produksi yang memiliki Central
Control Room (CCR), Main Office Utility Building, tempat ibadah, Power
Plan, Laboratorium, Mesh hall dan lain sebagainya. CCR merupakan pusat
kontrol operasi dan produksi yang digunakan untuk mengontrol semua aktivitas
yang terjadi lapangan yang dioperasikan yang meliputi Power Plan, Utility
Process dan juga Scrapper Trap Area. Umumnya CCR mengontrol flow,
pressure, level dan temperature agar proses berjalan dengan normal.
11
Pipeline Intergrity Gathering. Untuk gas terproduksi PIG dialirkan
melalui PIG laucher 46inch kedalam pipa 42inch sejauh 30 KM menuju
Point B dan akan diterima oleh PIG Receiver dengan ukuran 46 Inch,
sedangkan untuk condensate pipeline PIG akan dikirim melalui pipeline
16 Inch menuju Point B dengan jarak yang sama.
Fuel Gas for Power Gas Turbine
Fuel gas untuk power gas turbine di ambil dari gas pipeline di scrapper
trap area. Sebelum bahan bakar tersebut di supply ke power gas turbine
bahan bakar diproses terlebih dahulu untuk memastikan bahwasanya gas
yang dikirim ke ruang bakar turbin tidak lembab melalui heater dan proses
separasi di beberapa drum guna membuang kadar liquid dalam bahan
bakar tersebut yang mampu membuat turbin berjalan dengan normal dan
mampu menghindari kerusakan komponen-komponen turbin akibat
pembakaran yang tidak sempurna.
12
Instrument Air Compressor
Instrument Air Compresssor merupakan alat yang digunakan untuk
menghasilkan udara yang berfungsi sebagai penggerak pneumatic system
yang membutuhkan udara bertekanan untuk siklus kerjanya seperti
control valve, utility water system distribution, dan juga pemakaian di
beberapa shop maintenance. Pemakaian tersebut meliputi shop
Mechanical, Instrument, Electyrical, HEM dan juga FMM dalam
mengerjakan beberapa pekerjaan berupa leak test pada pompa,
menggerakkan pompa dengan tipe air operate pump dan lainnya.
2.3.4 Cluster IV
Cluster IV merupakan suatu lapangan produksi minyak dan gas bumi
yang bergerak dibidang eksploitasi dan eksplorasi. Eksplorasi merupakan
kegiatan untuk mencari minyak dan gas bumi didalam perut bumi melalui
13
teknologi survey pencitraan bawah tanah, eksplorasi mencakup penyelidikan
atas wilayah atau lokasi yang diperkirakan mengandung mineral berharga
tersebut, proses eksplorasi jauh lebih mudah karena banyak cadangan migas
yang letaknya sangat dekat ke permukaan bumi bahkan ada yang merembes ke
permukaan tanah. Objek kegiatan eksplorasi adalah suatu tempat di dalam bumi
yang disebut reservoir yaitu wadah tempat minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi
bisa diteruskan ke tahap produksi apabila hasil uji kandungan lapisan sumur
(well test) yang ditemukan akan mampu mengalirkan minyak dalam jumlah
yang memadai artinya secara ekonomi akan menguntungkan, setelah tahap
eksplorasi proses industri hulu migas berlanjut ke tahap produksi atau disebut
eksploitasi. Eksploitasi merupakan kegiatan untuk mengambil minyak atau gas
dari dalam perut bumi untuk diproduksi, tahap ini disebut juga tahap “menuai
hasil” setelah melalui tahap krisis itu kegagalan di tahap eksplorasi. Untuk
produksi minyak dari reservoir ke permukaan tanah pada awal produksi
umumnya dapat dilakukan tanpa alat bantu, hal ini disebabkan tekanan
reservoir masih sangat tinggi sehingga minyak atau gas dari reservoir akan
terangkat ke permukaan dengan sendirinya yang disebut natural flowing.
Namun disaat tekanan reservoir semakin menurun diperlukan teknologi
tambahan untuk mengeksploitasi kandungan minyak bumi tersebut.
Dibawah ini merupakan penjelasan kegiatan eksploitasi yang ada
dilapangan produksi Cluster IV PT Pema Global Energi. Proses lapangan
produksi PT Pema Global Energi khususnya cluster IV meliputi pendingin gas,
proses pemisahan/separasi gas dan proses pengeringan gas (dehydration) untuk
mengurangi kadar liquid yang terkandung didalam gas.
a. Proses Pendinginan Gas
Proses pendinginan gas merupakan proses untuk mendekati dew
point/nilai pengembunan untuk mendapatkan ethane dan hydrocarbon yang
lebih berat seperti condensate lebih banyak dengan bertujuan untuk
mengkondensasikan gas atau perubahan wujud gas ke wujud yang lebih
padat, seperti liquid/cair. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi
14
cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (tekanan
ditinggikan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan
dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap di sebut condensate.
Adapun alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan
disebut cooler/condenser, cooler pada umumnya adalah sebuah equipment
pendingin fluida dengan media air atau udara dengan bantuan kipas yang
dirancang untuk berbagai tujuan yang memiliki rancangan bervariasi. Gas
dari wellhead masuk ke header kemudian tekanannya diturunkan melalui
wellstream cooler dan memasuki production separator. Hidrokarbon yang
terkondensasi dari gas, dipisahkan di production separator.
b. Proses Pemisahan (Separasi)
Proses pemisahan/separasi adalah proses untuk memisahakan
hidrokarbon yang mana pemisahan ini dipisahkan di production separator.
Secara umum separator berfungsi untuk memisahkan dua atau tiga phase,
sedangkan di Cluster IV hanya memisahkan fluida produksi menjadi dua
phase yaitu gas dan liquid.
Supaya pemisahan lebih sempurna maka sebuah separator harus:
1. Mengontrol dan mengarahkan aliran fluida-fluida yang masuk pada saat
memasuki separator.
2. Memiliki residence time (waktu tinggal) yang cukup lama.
3. Meminimalkan terjadi turbulensi dan menurunkan kecepatan gas.
4. Mencegah terjadinya pencampuran kembali gas, air dan minyak.
5. Adanya Pressure Control yang memadai untuk outlet gas.
6. Adanya Level Control yang memadai.
7. Memiliki peralatan pengaman jika terjadi Over Pressure.
8. Memiliki alat-alat visual untuk pemeriksaan kondisi-kondisi operasi.
15
kemudian pressure ditingkatkan dan kembali memasuki proses high
pressure dehydration facilities sebelum di jual.
c. Proses Dehydration
Cairan dan uap yang terkandung dalam gas alam di produksi dari
reservoir harus di pisahakan agar memenuhi syarat lebih kecil dari 2–4
lb/MMSCF. Jika produksi gas mengandung air yang lebih besar dari syarat,
maka harus di lakukan proses lebih dahulu sebelum dijual, dibakar sebagai
bahan bakar dan dikirim ke konsumen. Tujuan proses ini adalah:
1. Mencegah terjadinya hydrate dalam pipa transmisi.
2. Menyesuaikan syarat kontrak yang telah ditetapkan.
3. Mencegah korosi dalam pipa.
4. Mencegah terjadinya pembekuan pada proses pendinginan.
16
Gambar 2.2 Alur aliran gas alam kering dari sumber produksi ke kilang PT. PAG
(Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)
17
membawahi beberapa tenaga Teknisi atau Operator lapangan. Tenaga kerja bantuan
harian juga dipekerjakan pada beberapa bagian Departemen Operasi dan Departemen
Pemeliharaan untuk membantu tenaga kerja ahli dalam menyelesaikan tugas sehari–
hari. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam jumlah yang
cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas penting dan urgensinya tinggi bagi
kelangsungan hidup fasilitas proses operasi pada bagian produksi.
Skema Organisasi Perusahaan pada Perusahan Pema Global Energi di Aceh
Production Operation Lapangan Arun (Arun Field), dapat dilihat pada gambar 2.3
sampai 2.7
a) Departemen Produksi
18
b). Departemen Maintenance
19
e). Departemen (ICT)
20
Para perkerja juga harus membuat permit kerja, selain sebagai salah satu tools
izin kerja permit juga berfungsi sebagai alat untuk menganalisis potensi bahaya yang
akan terjadi juga cara penanganan guna dapat menghindari kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja seminimal mungkin.
Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja:
1. Tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu dalam
keadaan selamat den sehat.
2. Peralatan dapat dipergunakan dengan aman dan efisien.
3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menghasilkan
produksi yang aman.
4. Agar lingkungan kerja dapat diperlihara dengan aman.
5. Sebagai alat kerja dapat diperlihara dengan aman
6. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya.
21
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
22
non-newtonian. Dalam fluida Newtonian terdapat hubungan uang linier antara
besarnya tegangan geser yang diterapkan dan laju perubahan bentuk yang
diakibatkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Dalam fluida non-
newtonian terdapat hubungan tak linier antara besarnya tegangan geser yang
diterapkan dan laju perubahan bentuk sudut.
23
mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai
contoh, air adalah fluida Newtonian karena air memiliki property fluida
sekalipun pada keadaan diaduk.
Seblaiknya, bila fluida non-newtonian diaduk, akan tersisa suatu “lubang”.
Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat
teramati pada material-material seperti pudding. Peristiwa lain yang terjadi saat
fluida non-newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan
fluida tampak “lebih tipis” seperti contoh pada cat. Ada banyak banyak tipe
fluida non-newtonian yang kesemuanya memiliki property tertentu yang berubah
pada keadaan tertentu. Hal ini diilustrasikan dengan jelas pada Gambar 3.1
.
Gambar 3.1. Variasi linier dari tegagan geser terhadap laju regangan geser untuk
beberapa jenis fluida
(sumber: Munson, et al., 2002)
24
3.2.1 Heat Exchanger
Heat exchanger (Penukar panas) adalah suatu perangkat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari suatu fluida ke fluida lainnya tanpa
kedua fluida tersebut bersentuhan langsung. Ini dapat digunakan untuk
memanaskan atau mendinginkan dalam berbagai aplikasi, seperti sistem
pendingin udara, penukar panas dalam proses industri, atau pemanas udara
dalam sistem perumahan. Prinsip dasarnya adalah mentransfer energi panas
dari fluida yang lebih panas ke fluida yang lebih dingin melalui permukaan
pertukaran panas.
25
Fungsi utama wellstream cooler adalah mencegah terbentuknya hidratos
(hydrate) dan kondensat pada fase produksi. Hidratos dapat terbentuk saat
suhu dan tekanan tertentu tercapai, dan ini dapat menyebabkan masalah serius
dalam aliran fluida di saluran produksi.
Penting untuk dicatat bahwa teknologi dan istilah di industri minyak dan gas
dapat berkembang seiring waktu, sehingga detail lebih lanjut tentang
wellstream cooler dapat bergantung pada inovasi dan perkembangan terbaru
dalam industri tersebut.
26
3.2.3 Propane Chiller
Propane chiller adalah sistem pendingin yang menggunakan propana sebagai
refrigeran. Chiller sendiri adalah sistem pendingin yang digunakan untuk
menurunkan suhu dalam suatu ruangan atau proses dengan memindahkan panas
dari satu tempat ke tempat lain menggunakan proses siklus refrigerasi. Propane
chiller kemungkinan digunakan dalam berbagai aplikasi industri atau komersial
di mana efisiensi energi dan keberlanjutan menjadi pertimbangan utama.
3.3 Pompa
Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu
tempat ke tempat lainya, yaitu dari tempat dengan permukaan rendah ke tempat
dengan permukaan yang lebih tinggi atau memindahkan fluida dari tekanan rendah ke
tekanan yang lebih tinggi dengan melewati suatu sistem perpipaan yang panjang dan
27
memiliki tahanan hidrolis yang sangat besar.Pompa beroperasi dengan menimbulkan
perbedaan tekanan antara bagian hisap (suction) dan bagian tekan (discharge), dengan
cara mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga menjadi tenaga cairan,
dimana tenaga ini untuk mengalirkan cairan dan untuk mengatasi hambatan sepanjang
aliran. Secara garis besar pompa digunakan untuk:
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber
tenaga yang digunakkan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang
bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dengan melewatkan fluida
tersebut pada sistem perpipaan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk
memindahkan energi dari suatu pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang
bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga
berfungsi untuk meningkatkan kecepatan dan tekanan.
28
Gambar 3.4 Pompa
29
disebabkan karena sumber gas alam ada pada cadangan produksi sumur tersebut
sudah tidak mampu lagi untuk keluar yang disebabkan oleh tekanan yang lebih
rendah dari tekanan rata-rata, sumur-sumur produksi yang lain dan juga cadangan gas
alam yang ada pada sumur tersebut sudah tidak bisa di produksikan. Di arun field
terdapat dua jenis well ada yang Single Loop dengan tekanan 5000 psig dan ada
Double Loop dengan tekanan 10.000 psig. Pada saat gas alam masih melimpah dan
tekanan masih sangat tinggi digunakan well Double Loop, yang tujuanya adalah
supaya pipa pada aliran well tersebut seimbang, dan tidak mengalami goncangan, dan
pada saatsekarang dengan kondisi gas yang semakin menipis, digunakan yang Single
Loop, karenatekanan sudah tidak tinggi lagi, dan yang Double Loop masih
digunakan. Pada Cluster-IV gas alam yang keluar dari setiap sumur produksi di
alirkan melalui pipa gas ukuran 8 inci ke pipa pengumpulan induk gas alam yang
berukuran 30 inci sebelum memasuki pendinginangas alam yang disebut dengan inlet
well stream cooler, hal ini dilakukan untuk memudahkan pengumpulan gas alam dari
semua sumber sumur produksi sebelum di alirkan ke fasilitas pendigin gas alam.
Berikut Ini adalah gambar sumur produksi plug 10.000 di Cluster-IV dapat di lihat
pada gambar 3.5
(Sumber: Cluster-IV)
30
3.5 Kinerja Wellstream Cooler
Wellstream Cooler bekerja dengan cara mentransfer panas dari fluida wellstream
ke media pendingin, biasanya air atau udara, untuk menurunkan suhu fluida tersebut.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa fluida tersebut berada pada suhu yang
aman dan optimal untuk diproses lebih lanjut atau disimpan. Perangkat ini sangat
penting dalam operasi minyak dan gas, karena dapat membantu mencegah kerusakan
pada peralatan lainnya yang mungkin disebabkan oleh suhu fluida yang terlalu tinggi.
Selain itu, Wellstream Cooler juga dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
keamanan operasi secara keseluruhan.
Proses dimulai dengan fluida (biasanya minyak atau gas) yang diproduksi dari
Sumur Produksi. Gas yang keluar dari sumur produksi masih sangat banyak
mengandung impurities yang diantaranya adalah air, condensate, dan lain sebagainya.
Kandungan impurities yang dipisahkan di NSO Offshore adalah air dan condensate
yang dapat membuat pipa korosif, plugging, dan juga mengganggu fuel untuk turbin
yang menimbulkan surging pada turbin. Adapun impurities yang harus dihilangkan
antara lain adalah H2S, CO2, oily water, merkuri, dan kadar air pada gas alam Proses
penghilangan kadar air dilakukan melalui proses hidrasi. Tahap awal yang membantu
proses pemisahan liquid dari gas alam melalui cooling system yaitu menggunakan
wellstream cooler.
31
Berikut ini adalah gambar dari proses yang terjadi pada train 2 wellstream coller.
(Sumber: Cluster-IV )
32
header juga dapat dilengkapi dengan sistem pengendalian tekanan untuk
memastikan bahwa fluida masuk ke fasilitas pengolahan dengan tekanan yang
sesuai.
(Sumber: Cluster-IV)
33
operasional yang diinginkan untuk menjaga kinerja peralatan dan mencegah
overheating.
34
Gambar 3.9 Cooling Fan
(Sumber Cluster-IV)
35
Gambar 3.10 Outlet Riser
(Sumber: Cluster-IV)
Proses kerja pendinginan gas basah adalah gas basah yang terkumpul
di dalam inlet well stream header masing-masing train di alirkan melalui pipa
inlet riser yang berukuran 6 inci kedalam cooler tube yang berukuran 1-1/4
inci didinginkan dengan menggunakan kipas cooler fan yang berukuran 4
meter untuk menurunkan suhu gas basah tersebut dari suhu rata-rata 70-85°F
ke suhu rata-rata 40-45°F (suhu dulu). Dikarenakan kondisi sekarang tekanan
gas sudah rendah maka temperature pun menurun.
36
a. Range
Range merupakan perbedaan atau jarak antara temperatur air masuk dan
keluar Menara pendingin. Range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin
telah mampu menurunkan suhu air secara efektif dan kinerjanya baik. Rumusnya
adalah sebagai berikut.
b. Efektivitas Pendingin
𝑻𝑖𝑛−𝑇𝑜𝑢𝑡
Efektifitas pendinginan = 100% X ...........................................(3.2)
𝑻𝒊𝒏−𝑻𝒘𝒃
37
Twb = Temperatur wet bult (26°C)
(Sumber: Cluster-IV)
38
2. Meningkatkan Efisiensi: Peralatan yang dirawat dengan baik biasanya beroperasi
lebih efisien, yang bisa menghemat energi dan biaya operasional.
3. Memperpanjang Umur Peralatan: Perawatan bisa membantu memperpanjang umur
pakai peralatan, sehingga kita tidak perlu menggantinya secepat mungkin.
4. Meningkatkan Keamanan: Peralatan yang tidak dirawat dengan baik bisa menjadi
berbahaya. Dengan melakukan perawatan, kita bisa memastikan bahwa peralatan
aman untuk digunakan.
5. Mencegah Downtime: Kerusakan peralatan bisa menyebabkan downtime, yang bisa
mengganggu operasi dan merugikan bisnis. Dengan melakukan perawatan, kita bisa
mencegah downtime ini.
Jadi, tujuan dari maintenance adalah untuk menjaga peralatan atau sistem agar
selalu dalam kondisi terbaik, sehingga bisa berfungsi dengan baik dan efisien.
39
Misalnya, peralatan mungkin diperiksa atau diperbaiki hanya ketika
menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau penurunan kinerja.
5. Emergency Maintenance (Perawatan Darurat): Jenis perawatan ini dilakukan
ketika peralatan mengalami kerusakan mendadak yang dapat mengganggu
operasi atau keamanan. Ini biasanya melibatkan perbaikan atau penggantian
komponen yang rusak secepat mungkin
40
BAB IV
ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
Optimasi kerja wellstream cooler dikaji untuk mengetahui performa alat setelah
dipakai selama belasan tahun, apakah masih mampu bekerja maksimal atau harus
diganti dengan peralatan yang baru. Kajian dilakukan pada parameter suhu fluida
yang terlalu tinggi, karena parameter tersebut berpengaruh terhadap performa alat.
Kajian ini dilakukan untuk menentukan kinerja wellstream cooler dan tingkat
efisiensi proses perpindahan panas pada wellstream cooler.
41
Kontaminasi Fluida: Adanya kontaminan dalam fluida produksi dapat
mengakibatkan penumpukan atau kerak pada permukaan penukar panas,
mengurangi efisiensi transfer panas.
Fouling: Akumulasi deposit seperti lumpur, karat, atau endapan lainnya pada
permukaan penukar panas dapat menyebabkan penurunan kinerja cooler.
Tekanan Rendah: Tekanan rendah dalam sistem wellstream cooler dapat
mengurangi efisiensi penukar panas.
Kerusakan Mekanis: Komponen yang rusak atau aus pada wellstream cooler,
seperti pipa atau pelat, dapat mengurangi kemampuan sistem untuk
mentransfer panas.
Overload Thermal: Pada kondi beban panas berlebih, wellstream cooler
mungkin tidak dapat mengatasi transfer panas yang diperlukan. Adapun
permasalahan lain yang mungkin terjadi dan mempengaruhi kinerja wellstream
cooler dan berpengaruh juga terhadap laju perpindahan panas diantaranya
adalah menurunnya kecepatan pada fans yang biasanya disebabkan oleh
rusaknya motoran atau V-Belt yang mengendur sehingga mengurangi
efektifitas dari kinerja fin-fan. Peralatan analyzer vibration juga sering
bermasalah sehingga dapat menyebabkan wellstream cooler tidak bekerja
optimal menurunkan temperatur dari gas alam, solusinya harus dilakukan
kalibrasi ulang untuk membuat alat tersebut bekerja sebagiamana mestinya.
Wellstream cooler yang sedang beroperasi di platform PHE NSO masih
dikategorikan efisien karena perpindahan panas yang terjadi masih bagus dan
sesuai dengan hasil produksi yang dibutuhkan.
42
Jadwal Pemeliharaan Rutin: Lakukan pemeliharaan rutin untuk
membersihkan dan memeriksa wellstream cooler secara teratur guna
mencegah akumulasi kontaminan dan fouling.
Monitoring Kualitas Fluida: Pastikan untuk memantau kualitas fluida
produksi secara berkala dan mengimplementasikan sistem filtrasi yang efektif
untuk mengurangi risiko kontaminasi.
Pemantauan Tekanan Sistem: Selalu periksa dan jaga agar tekanan dalam
sistem wellstream cooler tetap dalam rentang yang optimal untuk mendukung
efisiensi transfer panas.
Inspeksi Visual dan No-Destructive Testing (NDT): Lakukan inspeksi visual
secara berkala dan NDT pada komponen wellstream cooler untuk mendeteksi
potensi kerusakan mekanis sebelum menjadi masalah yang serius.
Pengelolaan Beban Thermal: Hindari beban panas berlebih dengan
merancang sistem yang memadai untuk menangani kondisi operasional yang
diantisipasi. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, maka dapat
mengurangi risiko penurunan kinerja wellstream cooler dan memastikan
operasional yang Efisiensi. Untuk mencegah penurunan kecepatan pada fans
dalah dengan melakukan perbaikan atau penggantian pada material yang
rusak. Pengaruh kecepatan fans terhadap perpindahan panas adalah
peningkatan kecepatan aliran udara melalui putaran fans, akan meningkatkan
laju massa udara yang mengalir sehingga laju perpindahan panas semakin
meningkat. Plugging yang terjadi didalam tube juga sangat berpengaruh
terhadap proses perpindahan panas sehingga tube harus rutin dibersihkan saat
ada jadwal shutdown, karena pengotoran atau plugging tersebut dapat
mempengaruhi temperatur fluida dan koefisien perpindahan panas
menyeluruh fluida tersebut. Diharapkan dengan perawatan yang rutin
wellstream cooler yang sedang beroperasi dapat bekerja secara maksimal.
43
4.3 Analisa Kerja Wellstream Cooler Terhadap Temperatur Fluida
Analisa dari kinerja wellstream Cooler generator dilakukan dengan cara yaitu
dengan range, efektivitas pendingin, kapasitas pendinginan, dan laju penguapan air ke
udara.
Range merupakan perbedaan atau jarak antara temperatur air masuk dan
keluar menara pendingin. Range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah
mampu menurunkan suhu air secara efektif dan kinerjanya baik (>5 ).
Rumus:
Range (°C) = temperatur air masuk (°C) – temperatur air keluar (°C)
Trange = Tin - Tout
Trange = 45,5°C – 6,6°C
Trange = 38,9°C
Berdasarkan hasil perhitungan dari range tersebut maka dapat kita simpulkan
dengan tabel 4.1 perhitungan sebagai berikut :
44
Range
90
80 81,1
70
60
50
40 38,1
32,2 31,6 33,9
30 27,2 27,2
20
10
0 0
(˚C) 45,5 32,7 32,7 37,2 31,6 86,6 41,6
1 2 3 4 5 6 7
Range
Berdasarkan hasil grafik di atas bisa kita simpulkan bahwa range temperatur air
dari cooling fan memiliki berbagai macam range dari nomor 1 sampai dengan 4
dimana range tertinggi terdapat di tanggal 8 januari 2024 atau nomor 3 yaitu sebesar
day 31,6 (℃), night 81,1 (℃) dan range terendah terdapat pada tanggal 7 januari 2024
atau nomor 3 dengan range temperatur sebesar day 27,2 (℃ ), night 32,2 (℃) dan
memiliki rata–rata temperatur sebesar 39,4 (℃ ). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
dari cooling fan masih tergolong bagus mengingat rata-rata range yang dihasilkan
sebesar 39,4 (℃ ). Jika range temperatur yang dihasilkan oleh cooling fan rendah atau
<5 maka cooling fan tersebut tidaklah efektif penggunaannya dalam industri.
(Muhsin, A., & Pratama, Z. (2018).
45
4.4.2 Efektivitas
Efektivitas dari kinjera cooling fan diperlukan untuk melakukan persentase
range ialah perbandingan temperatur air masuk dan wet bulb ambient, atau dengan
rumus :
𝐓𝐢𝐧 − 𝐓𝐨𝐮𝐭
Efektivitas (%) = 100% X 𝑻𝒊𝒏−𝑻𝒘𝒃
𝟒𝟓,𝟓−𝟔,𝟔
Efektivitas (%) = 100% X =1,9%
𝟒𝟓,𝟓−𝟐𝟔
Jadi hasil yang diperoleh dari perhitungan efektivitas adalah 1,9% h maka bisa
kita buat tabel efektivitas berikut ini:
Tabel 4.2
No Tanggal Efektivitas (%)
Day 1,9
1 06 januari 2024
Night 4
Day 4
2 07 januari 2024
Night 2,8
Day 2,9
3 08 januari 2024
Night 1,3
Day 2,1
4 09 januari 2024
Night 1,8
Rata-Rata 2,6
46
Efektivitas %
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Day Night Day Night Day Night Day Night
06 januari 2024 07 januari 2024 08 januari 2024 09 januari 2024
1 2 3 4
47
Tabel 4.3 Rata-Rata Jarak Batas Dan Efektivitas
Tin Tout Range Efektivitas
No
(℃) (℃) (℃) (%)
1 45,5 6,6 38,1 1,9
2 32,7 5,5 27,2 4
3 32,7 5,5 27,2 4
4 37,2 5,5 32,2 2,8
5 31,6 5 31,6 2,9
6 86,6 5,5 81,1 1,3
7 41,6 7,7 33,9 2,1
8 49,4 6,1 43,3 1,8
Jumlah 357,3 47,4 308,3 20,8
Rata-rata 44,6 5,9 38,5 2,6
400
350
300
250
200
150
100
50
48
Dari grafik diatas dapat kita simpulkan bahwa nilai efektivitas tertingi terjadi pada
nomor 6 menunjukkan efektivitas sebesar 100%, dan efektivitas terkecil terjadi pada
nomor 2 dimana menunjukkan angka efektivitas sebesar 45%.
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan selama melakukan Magang pada PT.
Pema Global Energy (PGE) ada beberapa kesimpulan umum tentang kinerja
wellstream cooler dalam produksi fluida yang dapat penulis ambil yakni:
5.2 Saran
Setelah Melakukan kajian koordinasi sistem proteksi selama Magang pada PT.
Pema Global Energy (PGE), ada beberapa saran yaitu :
data dan studi literatur sebanyak-banyaknya. Setelah Melakukan kajian koordinasi
sistem proteksi selama Magang pada PT.
Pema Global Energy (PGE), ada beberapa saran yaitu :
1. Banyaknya mesin yang sudah mulai rusak karena terlalu tua.
50
2. Data mengenai migas merupakan data yang tidak dipublikasikan. Untuk itu
hendaknya sebelum melakukan penelitian, sebaiknya dilakukan pengumpulan
data dan studi literatur sebanyak-banyaknya.
51
DAFTAR PUSTAKA
52
LAMPIRAN
53
54