Anda di halaman 1dari 141

SKRIPSI

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DI
PIT BULELENG PT. TEKNIK ALUM SERVICE KABUPATEN
MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :
FATWA AZZUMARDI
NIM. 7100190202

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2023
SKRIPSI

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DI
PIT BULELENG PT. TEKNIK ALUM SERVICE KABUPATEN
MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :
FATWA AZZUMARDI
NIM. 7100190202

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DI
PIT BULELENG PT. TEKNIK ALUM SERVICE KABUPATEN
MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Oleh :
Fatwa Azzumardi
NIM. 7100190202

Disetujui untuk
Program Studi Teknik Pertambangan
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Tanggal : Desember 2023

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Hendro Purnomo, M.T.) (Dr. Faisol Mukarrom, S.T., M.M.)


NIK : 1973 0329 NIK : 1973 0245

iii
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT


PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DI PIT BULELENG
KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Yogyakarta

Pada Tanggal, Desember 2023


Oleh : Fatwa Azzumardi / 7100190202
Diterima Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Susunan Tim Penguji :
(Ir. Hendro purnomo, M.T.) ..........................................
Ketua Tim Penguji

(Dr. Faisol Mukarrom, S.T., M.M.) ..........................................


Anggota Tim Penguji

(Dr. Ir. R. Andy Erwin Wijaya, S.T., M.T.) ..........................................


Anggota Tim Penguji

Mengetahui, Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknologi Mineral Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

(Dr. Ir. Hill Gendoet Hartono, S.T., M.T.) (Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T.)
NIK : 1973 0066 NIK : 1973 0296

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN


Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah

Teriring Rasa Syukurku Kepada Allah Subhanahu Wata'ala

Dan Shalawat Atas Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Kupersembahkan Skripsi Ini Kepada:

Orang Yang Sangat Kusayangi Dan Kukasihi

Kedua Orang Tua Tercinta, Ibu Ariani Dan Ayah Syamsuddin

Serta tidak lupa ku ucapkan terimakasih tak terhingga kepada:

1. Keluarga besar Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Pertambangan atas


segenap kepedulian selama menjalani studi di Jurusan Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
2. Semua pihak di PT. Teknik Alum Service yang telah membantu dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini.
3. Sahabat-sahabat terdekatku yang tetap tertawa walaupun teman sedang
kesusahan semoga kita sukses dunia akhirat aamiin.
4. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Pertambangan 2019 Mining Drewenzi
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta atas segala dukungan, kebaikan,
kebersamaan serta pengalaman yang telah kita lalui Bersama.
5. Untuk teman-teman magang di Buleleng, I Komang dan Joseph Bagos Huik
6. Yang sudah mau berjuang menyelesaikan Skripsi ini dengan melawan ego,
Fatwa Azzumardi, See?! You did it!

“Masa Depan Adalah Milik Mereka Yang Menyiapkan Hari Ini”

v
SARI

PT. Teknik Alum Service merupakan perusahaan jasa pertambangan yang


bergerak di bidang pertambangan bijih nikel yang terletak di Desa Buleleng,
Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Pada
kegiatan penambangan bijih nikel di PT. Teknik Alum Service perusahaan
menggunakan 1 unit alat gali muat Excavator Caterpillar 323 GC yang
dikombinasikan dengan 12 unit alat angkut Dump Truck Hino 500 dengan target
produksi sebesar 100.000 ton/bulan. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar produktivitas dan produksi aktual dari alat mekanis serta
untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi produktivitas alat mekanis.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulakan data primer dan data sekunder
menggunakan dua cara, yaitu pengamatan lapangan secara langsung dan
penggunaan data perusahaan. Proses pemecahan masalah pada peneitian ini
menggunakan metode komputasi dan analisis disertai data-data berupa peta,
gambar, grafik dan tabel yang dapat membantu dalam penyampaian informasi hasil
penelitian. Produktivitas aktual alat gali muat diperoleh sebesar 232,27 ton/jam dan
produksi sebesar 84.990 ton/bulan sedangkan produktivitas aktual alat angkut
didapatkan sebesar 19,20 ton/jam dan produksi sebesar 81.561 ton/bulan. Faktor
yang sangat mempengaruhi produktivitas sehingga target produksi tidak tercapai
yaitu cycle time dan fill factor. Waktu edar alat gali muat aktual yang didapatkan
yaitu 16,98 detik dengan jumlah curah pengisian sebanyak 8 kali penumpahan, dan
waktu edar aktual alat angkut yaitu 25,77 menit dengan jumlah muatan sebanyak
9,99 m3. Upaya perbaikan yang berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas
yaitu dengan memaksimalkan persentase pengisian bucket menjadi 109% dengan 7
kali penumpahan dan mengoptimalkan kecepatan rata-rata alat angkut dengan rutin
menerapkan inspeksi kecepatan sehingga waktu edar dari nilai modus yang
diperoleh menjadi 21,93 menit. Setelah dilakukan perbaikan maka didapatkan hasil
produktivitas alat gali muat meningkat menjadi 295,70 ton/jam dan alat angkut
menjadi 25,59 ton/jam dengan hasil produksi alat gali muat sebesar 108.210
ton/bulan dan produksi alat angkut sebesar 108.105 ton/bulan, telah memenuhi
target produksi perusahaan.

Kata Kunci : Produktivitas, Produksi, Excavator, Dump Trcuk, Cycle Time, Fill
Factor

vi
ABSTRACT

PT. Teknik Alum Service is a mining service company engaged in nickel ore mining
located in Buleleng Village, Bungku Pesisir District, Morowali Regency, Central
Sulawesi Province. In nickel ore mining activities at PT Teknik Alum Service, the
company uses 1 unit of Caterpillar 323 GC Excavator digging and loading
equipment combined with 12 units of Hino 500 Dump Truck conveyance with a
production target of 100,000 tons / month. The purpose of this study is to determine
how much productivity and actual production of mechanical equipment and to
identify factors that affect the productivity of mechanical equipment. This research
was conducted by collecting primary data and secondary data using two methods,
namely direct field observations and the use of company data. The problem solving
process in this research uses computational and analytical methods accompanied
by data in the form of maps, images, graphs and tables that can assist in conveying
information on the results of the research. The actual productivity of the digging
and loading equipment was obtained at 232.27 tons / hour and production of 84,990
tons / month while the actual productivity of the transport equipment was obtained
at 19.20 tons / hour and production of 81,561 tons / month. Factors that greatly
affect productivity so that production targets are not achieved are cycle time and
fill factor. The actual cycle time of the digging and loading equipment obtained is
16.98 seconds with a total of 8 spills, and the actual cycle time of the transport
equipment is 25.77 minutes with a total load of 9.99 m3. Improvement efforts that
are influential in increasing productivity are by maximizing the percentage of
bucket filling to 109% with 7 spills and optimizing the average speed of the
conveyance by routinely implementing speed inspections so that the circulation time
of the mode value obtained becomes 21.93 minutes. After the improvement, the
productivity of the digging tool increased to 295.70 tons / hour and the conveyance
tool to 25.59 tons / hour with the results of the production of the digging tool of
108,210 tons / month and the production of the conveyance of 108,105 tons / month,
has met the company's production target.

Keywords : Productivity, Production, Cycle Time, Excavator, Dump Truck, Fill


Factor

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini dengan judul “Analisa
Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Pada Kegiatan Penambangan Bijih
Nikel Di Pit Buleleng PT. Teknik Alum Service, Kabupaten Morowali, Provinsi
Sulawesi Tengah”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarajana Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Selesainya penelitian dan penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T., selaku Rektor Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Hill Gendoet Hartono, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Mineral Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.

3. Bapak Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T., selaku Ketua Program


Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional yogyakarta.

4. Bapak Ir. Hendro Purnomo, M.T., Selaku Dosen Pembimbing I.

5. Bapak Dr. Faisol Mukarrom, S.T., M.M., Selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak Dr. Ir. R. Andy Erwin Wijaya, S.T., M.T., selaku dosen penguji.

7. Kepala Teknik Tambang PT. Teknik Alum Service Ibu Novianti Batu
Pasumbung, S.T., Kakanda Sirilius, S.T., Kakanda Iyan Sampe Bua’ S.T.,
sebagai tim engineering serta jajaran staff karyawan PT. Teknik Alum
Service.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
guna untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan memberi pengetahuan kepada pembaca.

Yogyakarta, Desember 2023

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ...…ii


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... …..iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... …..iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... …...v
SARI................................................................................................................. …..vi
ABSTRACT ....................................................................................................... ….vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... …viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... …...x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ....xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................. …xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... .…xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ …...1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... …...1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... …...2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................. …...3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ …...3
1.5 Metode Penelitian ............................................................................... …...3
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. …...7
BAB II TINJAUAN UMUM ........................................................................... …...8
2.1 Profil Perusahaan ............................................................................... …...8
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah .......................................................... …...9
2.3 Iklim dan Curah Hujan ........................................................................ …...9
2.4 Tinjauan Geologi ................................................................................. ….10
2.4.1. Geologi Regional ...................................................................... ….10
2.4.2. Geologi Daerah Penelitian ........................................................ ….14
2.5 Endapan Nikel Laterit .......................................................................... ….16
2.5.1. Profil Nikel Laterit .................................................................... ….16
2.6 Kegiatan Penambangan ........................................................................ ….17

x
BAB III DASAR TEORI ................................................................................. ….21
3.1 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat .......................................... ….21
3.1.1. Efisiensi Kerja Dan Waktu Kerja Efektif ................................... ….21
3.1.2. Analsisi Tempat Kerja ................................................................ ….23
3.2 Waktu Edar (Cycle Time)...................................................................... .…28
3.2.1. Waktu Edar Alat Gali Muat ........................................................ ….28
3.2.2. Waktu Edar Alat Angkut ............................................................. ….28
3.2.3. Faktor Pengisian ( Fill Factor)................................................... ….29
3.2.4. Faktor Pengembangan (Swell Factor) ........................................ ….30
3.3 Kemampuan Produksi Alat Gali Muat Dan Alat Angkut ..................... ….31
3.3.1. Kemampuan Produksi Alat Gali Muat ....................................... ….31
3.3.2. Kemampuan Produksi Alat Angkut ............................................ ….32
3.4 Ketersediaan Alat (Equipment availability) ......................................... ….32
3.5 Keserasian Alat (Match Factor) .......................................................... .…34
3.6 Distribusi Frekuensi ............................................................................. ….35
3.7 Mean (Rata-rata Hitung) ...................................................................... ….37
3.8 Modus ................................................................................................... ….37
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... ….39
4.1 Tinjauan Lokasi Penambangan............................................................. ….39
4.1.1. Kondisi Loading Point ............................................................... ….39
4.1.2. Kondisi Jalan Angkut ................................................................. ….40
4.1.3. Pola Pemuatan ............................................................................ ….41
4.2 Waktu Kerja Tersedia .......................................................................... ….42
4.3 Alat Mekanis Yang Digunakan ............................................................. ….43
4.3.1. Alat Gali Muat ............................................................................ ….43
4.3.2. Alat Angkut ................................................................................ ….43
4.4 Waktu Edar (Cycle Time)...................................................................... ….44
4.4.1. Waktu Edar Alat Gali Muat ........................................................ ….44
4.4.2. Waktu Edar Alat Angkut ............................................................ ….44
4.5 Faktor Pengisian Bucket (Bucket Fill Factor) ...................................... ….45
4.6 Faktor Pengembangan (Swell Factor) .................................................. ….46

xi
4.7 Waktu Kerja Efektif .............................................................................. ….46
4.8 Efisiensi Kerja ...................................................................................... ….47
4.9 Kesediaan Alat ...................................................................................... ….47
4.10 Produksi Alat Mekanis Aktual ............................................................ ….48
4.10.1. Produktivitas Alat Gali Muat .................................................... ….48
4.10.2. Produktivitas Alat Angkut ........................................................ ….48
4.11 Keserasian Kerja Alat Mekanis (Macth Factor) Aktual ..................... ….49
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. ….50
5.1 Kemampuan Produktivitas Alat Mekanis ............................................. ….50
5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Mekanis ......... ….50
5.2.1. Waktu Edar (Cycle Time)............................................................ ….51
5.2.2. Faktor Pengisian (Fill Factor).................................................... ….52
5.2.3. Effective Utilization (Waktu Kerja Efektif) ................................ ….53
5.3 Upaya Pengoptimalan Produktivitas .................................................... ….53
5.3.1. Upaya Pengoptimalan Produktivitas Alat Gali Muat ................. ….53
5.3.2. Upaya Pengoptimalan Produktivitas Alat Angkut ...................... ….54
5.4 Pemenuhan Target Produksi ................................................................. ….54
5.4.1. Pemenuhan Target Produktivitas Alat Gali Muat ....................... ….55
5.4.2. Pemenuhan Target Produktivitas Alat Angkut ........................... ….56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... ….58
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... ….58
6.2 Saran ..................................................................................................... ….59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... ….60
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ….62

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................... …...6


Gambar 2.1 Peta Lokasi Daerah PT. Teknik Alum Service ............................. ……9
Gambar 2.2 Peta Fisiografi Pulau Sulawesi ..................................................... .….11
Gambar 2.3 Peta Geologi Regional Lembar Bungku....................................... ….13
Gambar 2.4 Peta Geologi Regional Lembar Lasusua-Kendari ........................ ….13
Gambar 2.5 Peta Topografi Daerah Penelitian ................................................. ….15
Gambar 2.6 Peta Geologi Daerah Penelitian.................................................... ….16
Gambar 2.7 Land Clearing .............................................................................. ….18
Gambar 2.8 Pengupasan Tanah Penutup .......................................................... ….19
Gambar 2.9 Penggalian .................................................................................... ….19
Gambar 2.10 Pemuatan Dan Pengangkutan ..................................................... ….20
Gambar 3.1 Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat ........ ….24
Gambar 3.2 Pola Muat Top Loading ................................................................ ….25
Gambar 3.3 Pola Muat Bottom Loading .......................................................... ….25
Gambar 3.4 Pola Pemuatan Frontal Cuts......................................................... ….26
Gambar 3.5 Pola Pemuatan Parallel Cut With drive-by .................................. ….26
Gambar 3.6 Parallel Cut With The Single Spotting of truck ............................ ….27
Gambar 3.7 Parallel Cut With The Double Spotting of Trucks. ....................... ….27
Gambar 3.8 Penentuan Fill Factor ................................................................. ….30
Gambar 4.1 Kondisi Front Loading ................................................................. ….40
Gambar 4.2 Kondisi Jalan Angkut ................................................................... ….41
Gambar 4.3 Metode Pemuatan Single Back Up dan Bottom Loading ............ ….41
Gambar 4.4 Alat Gali Muat .............................................................................. ….43
Gambar 4.5 Alat Angkut .................................................................................. ….43

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Curah Hujan .................................................................................... ….10


Tabel 3.1 Efisiensi Kerja .................................................................................. ….23
Tabel 4.1 Jadwal Kerja PT. Teknik Alum Service ............................................ ….42
Tabel 4.2 Cycle Time Aktual Caterpillar 323 GC ............................................ ….44
Tabel 4.3 Cycle Time Aktual Dump Truck Hino 500 ....................................... ….45
Tabel 4.4 Hambatan Kerja Pada Alat Mekanis ................................................ ….46
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Waktu Kerja Efektif ............................................ ….47
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Efisiensi Kerja .................................................... .…47
Tabel 4.7 Kesediaan Alat Mekanis ................................................................... ….48
Tabel 4.8 Produksi Alat Gali Muat Aktual ....................................................... ….48
Tabel 4.9 Produksi Alat Angkut ...................................................................... ….49
Tabel 4.10 Match Factor Alat Mekanis Aktual ................................................ ….49
Tabel 5.1 Perbandingan Persentase Pengisian Bucket ..................................... ….52
Tabel 5.2 Perbandingan Produktivitas Alat Muat Terhadap Upaya Perbaikan ….53
Tabel 5.3 Perbandingan Produktivitas Alat Angkut Terhadap Upaya Perbaikan...54
Tabel 5.4 Pemenuhan Hasil Produktivitas Alat Gali Muat .............................. ….55
Tabel 5.5 Pemenuhan Hasil Produktivitas Alat Angkut ................................... ….56

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
A. Jam Kerja PT. Teknik Alum Service .................................................... ….62
B. Spesifikasi Alat Gali Muat ................................................................... ….63
C. Spesifikasi Alat Angkut ........................................................................ ….65
D. Cycle Time Alat Gali Muat ................................................................... ….67
E. Cycle Time Alat Angkut ....................................................................... ….74
F. Fill Factor ............................................................................................ ….84
G. Swell Factor ......................................................................................... ….88
H. Waktu Kerja Efektif dan Efisiensi Kerja .............................................. ….89
I. Ketersediaan Alat Mekanis .................................................................. ….96
J. Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut ................................... ….99
K. Match Factor ........................................................................................ ...103
L. Fill Factor (Perbaikan) ......................................................................... ...104
M. Waktu Kerja Efektif dan Efisiensi Kerja (Perbaikan) .......................... ...107
N. Ketersediaan Alat Mekanis (Perbaikan) ............................................... ...110
O. Produktivitas Alat Gali Muat (Perbaikan) ............................................ ...113
P. Produktivitas Alat Angkut (Perbaikan) ................................................ ...119
Q. Sertifikat TA ......................................................................................... ...125

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak lepas
dari kehadiran sumber daya manusia yang handal serta sumber daya alam yang
menjadi objek penerapan ilmu pengetahuan itu sendiri, khususnya di sektor
pertambangan dan energi. Sebagai negara berkembang, Indonesia dilakukan secara
bertahap. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah menetapkan sejumlah
program pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang yang
mendapat perhatian pemerintah adalah pembangunan industri pertambangan dan
energi.
PT. Teknik Alum Service (TAS) merupakan salah satu perusahaan tambang
nikel yang berlokasi di Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali,
Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. dalam hal ini PT. Teknik Alum Service
melakukan penambangan nikel dengan metode tambang terbuka jenis (surface
mining). Tahap-tahap yang akan dilakukan adalah tahap pra penambangan,
meliputi perintisan dan pembersihan lahan (pionering dan cleaning), pengupasan
tanah penutup atau overburden (land clearing), tahap penambangan bijih nikel
meliputi pembongkaran, pemuatan (loading), dan pengangkutan (hauling)
material ketempat penimbunan (stock pile).
Endapan nikel laterit merupakan produk dari proses pelapukan lanjut pada
batuan ultramafic pembawa Ni-Silikat, umumnya terdapat pada daerah dengan
iklim tropis sampai dengan subtropois. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara
utama penghasil bahan galian dunia, termasuk nikel. Berdasarkan karakteristik
geologi dan tatanan dan tektoniknya, beberapa lokasi endapan nikel laterit yang
potensialnya di Indonesia umumnya tersebar di Indonesia bagian timur (Ahmad,
2006). Kegiatan penambangan bijih nikel dilakukan oleh PT. Teknik Alum Service
di Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi
Sulawesi Tengah. Penambangan merupakan kegiatan padat modal, salah satunya

1
pertimbangan investasi dalam kepemilikan peralatan penambangan. Pemilihan
peralatan dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah topografi, karakteristik
material, kemudahan transportasi, sasaran produksi, dan umur pakai alat. Pada
kegiatan penambangan keberadaan alat mekanis sangat dibutuhkan guna
menunjang keberhasilan pencapaian target produksi. Adanya beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam masalah Produktivitas alat gali muat dan alat angkut ini
antara lain kondisi front penambangan, kondisi jalan hauling, pola pemuatan,
rendahnya use of availability dan keserasian pada alat gali muat dan alat angkut
(match factor). Maka dari itu diperlukan kajian teknis terhadap kemampuan alat
gali muat dan alat angkut dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas alat
mekanis yang digunakan, mengidentifikasi penyebab tidak tercapainya target
produksi yang ditetapkan oleh perusahaan, pengoptimalisasi waktu dan jenis
hambatan pada alat mekanis yang digunakan serta memberikan upaya perbaikan
agar target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai.
Untuk mencapai target produksi tersebut perlu dilakukan analisis
penggunaan alat gali muat dan alat angkut serta waktu kerja efektif, dimana hasil
optimasi alat tersebut nantinya dapat digunakan untuk menghitung produktivitas
dari alat gali muat dan alat angkut dan faktor yang mempengaruhi produktivitas alat
mekanis tersebut. Untuk mengetahui apakah produktivitas alat gali muat dan alat
angkut telah sesuai dengan target produksi yang telah ditentukan, serta untuk
mengetahui keserasian alat gali muat dan alat angkut maka perlu dilakukan suatu
analisis terhadap kinerja alat muat dan alat angkut yang ada saat ini.
Berdasarkan permasalahan di atas melatar belakangi penulis melakukan
penelitian dengan judul “Analisa Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut
Pada Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Di Pit Buleleng PT. Teknik Alum Service,
Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi
Sulawesi Tengah”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan, permasalahan yang terjadi
di Pit Buleleng PT. Teknik Alum Service adalah masih rendahnya produksi alat gali
muat (Excavator Caterpillar PC 323 GC) dan alat angkut ( Dump Truck Hino FM

2
500) yang bekerja sehingga target produksi tidak tercapai dan belum efektifnya
waktu kerja dari alat-alat mekanis yang digunakan.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini peneliti hanya mengevaluasi secara
teknis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas unit alat gali muat dan alat
angkut tertentu. Selain itu analisis yang dilakukan tidak menghitung faktor biaya
(aspek ekonomis).

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah yang telah dijelaskan
maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui produksi aktual dari alat gali muat dan alat angkut
2. Mengetahui hambatan-hambatan yang dapat mengurangi waktu kerja efektif,
sehingga dapat mengoptimalkan kerja alat gali muat dan alat angkut yang
bekerja dilapangan.

1.5 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan pada penulisan skripsi ini menggunakan
studi literature serta teori yang relevan serta data sekunder dari perusahaan sehingga
didapatkan kesimpulan secara keseluruhan dari penelitian. Adapun tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
1) Studi Literatur
Yaitu tahapan pengumpulan informasi-informasi yeng relevan dengan topik
penelitian berupa kajian literature seperti buku, artikel, jurnal dan skripsi yang
dapat menunjang terhadap topik penelitian.
2) Penelitian di Lapangan
a. Observasi dan pengamatan secara langsung dilapangan serta mencari
data-data pendukung.
b. Menentukan titik dan batas lokasi pengamatan agar penelitian tidak
meluas, tidak keluar dari permasalahan yang ada, serta data yang
diambil dapat dimanfaatkan secara efektif.
c. Mencocokan data-data yang telah ada, pengambilan data tambahan.

3
3) Pengambilan Data
Pengambilan data langsung di lapangan dipakai sebagai salah satu bahan
untuk mengetahui permasalahan yang ada sehingga dapat diambil suatu
solusi yang tepat.
Data-data yang di ambil antara lain :
a. Data Primer
Yaitu data yang diambil dengan melakukan pengambilan secara
langsung di lapangan, meliputi pengamatan kegiatan penambangan dan
wawancara.
1. Cycle Time alat gali muat dan alat angkut
2. Waktu dan Jenis Hambatan
3. Pola Pemuatan
4. Volume Bucket di lapangan
5. Spesifikasi dan jumlah alat muat dan alat angkut
6. Kondisi dan Dokumentasi lapangan
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat dari melalui media perantara
atau tidak secara langsung.
1. Data Perusahaan
2. Peta Kesampaian Daerah
3. Stratigrafi dan keadaan geologi
4. Target produksi
5. Swell Factor dan Fill Factor
4) Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh lalu dikelompokan, diolah dan dianalisa
menggunakan rumus matematis, kemudian di sajikan dalam bentuk tabel,
gambar, dan perhitungan penyelesaian.
5) Kesimpulan
Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara.
Kemudiankesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian
pembahasan. Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil

4
pengolahan data dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini
merupakan hasil akhir untuk direkomendasikan dari semua masalah yang
dibahas dalam Analisa produktivitas dan alat angkut pada kegiatan
penambangan Bijih Nikel guna mengetahui penyebab tidak tercapainya
target produksi.

5
Studi Pustaka

Analisa Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Pada


Kegiatan Penambangan bijih Nikel di Pit Buleleng PT. Teknik
Alum Service, Morowali, Sulawesi Tengah

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Pengambilan Data

Data Primer
Data Sekunder
1. Cycle Time alat gali muat dan
alat angkut 1. Data Perusahaan
2. Waktu dan Jenis Hambatan 2. Peta Kesampaian Daerah
3. Pola Pemuatan 3. Stratigrafi dan keadaan geologi
4. Volume Bucket di lapangan 4. Target produksi
5. Fill Factor 5. Swell Factor
6. Spesifikasi dan jumlah alat
muat dan alat angkut
7. Kondisi dan Dokumentasi
lapangan

Pengolahan Data
1. Perhitungan waktu kerja efektif
2. Perhitungan efisiensi kerja
3. Perhitungan bucket fill factor
4. Perhitungan aktual cycle time alat muat dan alat angkut
5. Perhitungan kemampuan produksi alat gali muat dan alat angkut
6. Perhitungan keserasian kerja (match factor)

Analisis dan Pembahasan


1. Kemampuan produksi alat gali muat dan alat angkut
2. Analisis faktor penyebab belum tercapainya target produksi
(kondisi lapangan, efisiensi kerja alat muat dan alat angkut
3. Upaya perbaikan produksi alat gali muat dan alat angkut
(perbaikan waktu kerja efektif dan perbaikan keserasian kerja)

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

6
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian diatas, diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh PT. Teknik Alum Service sebagai
bahan masukan untuk mengetahui pengaruh produktivitas bijih nikel alat
gali muat dan alat angkut.
2. Sebagai bahan referensi akademis bagi yang melaksanakan penelitian
dengan topik tentang produktivitas alat gali muat dan alat angkut guna
menambah pengetahuan bagi pembaca.

7
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan


PT. Teknik Alum Service (TAS) didirikan pada tahun 2007 dan melakukan
kegiatan Eksplorasi (kegiatan entering/bor) di Desa Buleleng dan dilanjutkan di
Desa Torete sampai dengan tahun 2009 dan kantor PT. Teknik Alum Service
beralamat di desa Buleleng, dan saat itu di pimpin oleh Agam Tirto Buwono.
Sebelum PT. Teknik Alum Service melakukan Eksplorasi Bijih Nikel, PT. Teknik
Alum Service melakukan sosialisasi pada hari senin tanggal, 22 September 2008
yang bertempat di Desa Buleleng. Pada awal tahun 2010 PT. Teknik Alum Service
melakukan kegiatan penambangan Bijih Nikel di Desa Buleleng sampai dengan
bulan Oktober tahun 2012.
Bulan November 2012 PT. Teknik Alum Service, kembali melakukan
kegiatan penambangan dilokasi yang sama yaitu di Desa Buleleng dan Desa Torete
dibawah pimpinan Bapak Syarifuddin, sampai dengan bulan Agustus 2013, PT.
Teknik Alum Service diambil alih oleh Bapak Joseph Hong selaku pimpinan PT.
Teknik Alum Service sampai dengan sekarang dan kembali melakukan kegiatan
penambangan di Desa Buleleng dan Desa Torete sampai saat ini. Salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang Pertambangan PT. Teknik Alum Service.
berkomitmen mengembangkan bahan galian nikel di wilayah Sulawesi Tengah
tepatnya di Desa Buleleng dan Torete. Komitmen ini di sambut baik oleh
Pemerintah Kabupaten Morowali dengan menerbitkan Surat Keputusan Bupati
Morowali No. 540.6/SK.001/DESDM/V/2009 tanggal 5 Mei 2009 tentang
persetujuan Revisi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT. Teknik
Alum Service (TAS). Seluas 1.301 Ha di Wilayah Desa Buleleng dan Torete,
Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

8
2.2 Lokasi Dan Kesampaian Daerah
Secara administratif lokasi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
(IUP OP) PT. Teknik Alum Service berada di Desa Buleleng dan Desa Torete di
Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Luas
keseluruhan izin, yang dibagi menjadi beberapa bagian, adalah 1,301 Ha. Ada
banyak pilihan yang dapat diakses melalui jalur darat untuk menuju ke area
kegiatan operasi produksi di lokasi penelitian di PT. Teknik Alum Service, dapat
ditempuh dengan jalur darat termasuk naik mobil Travel dari kota Kendari ke Desa
Buleleng Kecamatan Bungku Pesisir selama sekitar 6 jam 30 menit melalui jalan
raya beraspal dan jalan tanah yang terjal.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Daerah PT. Teknik Alum Service

2.3 Iklim Dan Curah Hujan


Dalam dunia pertambangan iklim cuaca sangat berpengaruh dalam
kelancaran kegiatan pertambangan. Iklim adalah kondisi cuaca rata-rata disuatu
daerah atau tempat selama bertahun-tahun. Cuaca adalah atmosfer pada waktu
tertentu atau dalam periode pendek.pada daerah penelitian kondisi iklim untuk
daerah penyelidikan yaitu mengacu kepada iklim regional khususnya di wilayah

9
Kabupaten Morowali. PT. Teknik Alum Service memiliki iklim tropis dengan
kisaran bersuhu udara (26-37)°C. Volume air hujan yang jatuh pada suatu areal
tertentu dalam jangka waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, besarnya curah
hujan dapat dinyatakan dalam m3/satuan luas, yang secara umum dinyatakan dalam
tinggi air (mm). Sama seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, Desa
Buleleng, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah dan sekitarnya beriklim
tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan terjadi pada bulan November sampai Juli, sedangkan musim kemarau
terjadi pada bulan Juli sampai bulan Oktober.

Tabel 2.1 Curah Hujan di Kabupaten Morowali Tahun 2022

Bulan Curah Hujan (mm)


Januari 220.5
Februari 139
Maret 323.3
April 281.2
Mei 254.9
Juni 176.9
Juli 317.4
Agustus 117
September 176.5
Oktober 226.9
November 271.4
Desember 161.3
(Sumber : Badan Pusat Statistik Morowali, 2022)

2.4. Tinjauan Geologi


2.4.1 Geologi Regional
Pembahasan geologi regional terbagi ke dalam tiga aspek yaitu Fisiografi,
Stratigrafi dan Struktur Geologi seperti pada uraian dibawah ini:
A. Fisiografi
Menurut (Hall dan Wilson, 2000), fisiografi regional pada Pulau Sulawesi dapat
dibagi menjadi empat mandala yaitu: Mandala Barat (West dan North Sulawesi
Volcano-Plutonic Arc), Mandala Tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt),
Mandala Timur (East Sulawesi Ophiolite Belt), dan Fragmen Benua Banggai-Sula
dan Tukang Besi. Mandala timur berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak

10
samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen. Persebaran
ofiolit dapat ditemukan pada Lengan Timur Sulawesi mulai dari Poh, Bunta,
Ampana, dan Morowali. Di bagian tengah Sulawesi tersebar dari Kolonodale,
Bukung, Kendari, dan Pantai Barat Tenggara Sulawesi (Surono dan Hartono, 2013).

(Sumber: Hall dan Wilson, 2000)


Gambar 2.2 Peta Fisiografi Pulau Sulawesi

B. Stratigrafi
Berdasarkan Peta Geologi bersistem Indonesia skala 1:250.000, Daerah lokasi
penelitian termaksuk dalam peta geologi regional lembar Bungku dan Lasusua-
Kendari (Rusmana, drr, 1993). Batuan-batuan yang tersingkap di Lembar ini
berumur mulai dari Paleozekium sampai Kuarter. Berdasarkan himpunan batuan
dan pencirinya, geologi Pra Tersier di Lembar Bungku dapat dibedakan ke dalam
dua Lajur geologi, yaitu Tinondo dan Lajur Hialu. Lajur Tinodo dicirikan oleh
batuan endapan paparan benua dan Lajur Hialu oleh endapan kerak samudra/ofiolit,

11
(Rusmana, drr, 1985). Secara garis besar kedua mandala ini di batasi oleh Sesar
Lasolo.
Batuan yang terdapat di Lajur Tinodo yang merupakan batuan alas adalah batuan
malihan paleozokium (Pzm) dan di duga berumur karbon, terdiri Sekis Mika, Sekis
Kuarsa, Sekis Klorit, Sekis Mika Grafit, Batubasak dan Geneis. Pualam
Paleozokium (Pzm) menjemari dengan batuan malihan paleozokium terutama
terdiri dari Pualam dan Gamping terdaunkan. Pada Permo-Trias di daerah ini juga
diduga terjadi kegiatan magma yang menghasilkan terobosan aplit kuarsa, latit
kuarsa dan andesit, yang menerobos batuan malihan Paleozokium. Formasi Malehu
(TRJm) yang berumur Trias tengah sampai Jura secara tak selaras menindih batuan
malihan Paleozokium. Formasi ini terdiri dari batupasir kuarsa yang termalihkan
lemah dan kuarsit yang setempat bersisipan denagan serpih hitam dan batugamping
yang mengandung Halobia sp dab Daonella sp. Serta batubasak pada bagian bawah.
Pada zaman yang terendapkan Formasi Tokala (TRJt), terdiri dari batugamping
berlapis dan serpih bersisipan batupasir. Hubungannya dengan dengan formasi
Meluhu adalah menjemari. Pada kala Eosen hingga Meosen tengah, pada lajur ini
terjadi pengendapan fomasi Solidik (Tems) yang terdiri dari Kakarenit dan setempat
batugamping Oolit. Batuan yang terdapat di Lajur Hialu adalah batuan Ofiolit ini
tertindih tak selaras oleh formasi Matano yang berumur kapur akhir dan terdiri
batugamping berlapis bersisipan rijang pada bagian bawahnya.
Batuan sedimen tipe Molasa berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal membentuk
Formasi Pandua, terdiri dari konglomerat aneka bahan dan batupasir persisipan
lanau. Formasi ini menindih tak selaras semua formasi yang lebih tua, baik di Lajur
Tinondo maupun di Lajur Hialu. Pada kala Plistosen Akhir terbentuk batugamping
terumbu koral (QI) dan Formasi Alangga (Qpa) yang terdiri dari batupasir dan
konglomerat. Batuan termuda di lembar ini adalah Aluvium (Qa) yang terdiri dari
endapan sungai.

12
Gambar 2.3 Peta Geologi Regional Lembar Bungku (Rusmana drr, 1993)

Gambar 2.4 Peta Geologi Regional Lembar Lasusua-Kendari (Rusmana, drr, 1993)

13
C. Struktur Geologi
Sesar dan kelurusan yang dijumpai umumnya berarah baratlaut-tenggara searah
dengan Sesar Lasolo (Rusmana, drr 1993). Sesar Lasolo berupa sesar geser jurus
mengiri yang diduga masih aktif hingga sampai saat ini, hal ini dibuktikan dengan
adanya mata air panas di batugamping terumbu yang berumur Holosen pada jalur
sesar tersebut di tenggara Tinobu. Sesar Lasolo ini diduga ada kaitannya dengan
Sesar Sorong yang giat kembalinya pada kala Oligosen (Simandjuntak, drr, 1983).
Sesar Lasolo berarah baratlaut-tenggara dan membagi Lembar Kendari menjadi dua
bagian, sebelah timurlaut sesar di sebut Lajur Hialu dan sebelah baratdaya d sebut
lajur Tinondo (Rusmana, drr, 1993). Ditafsirkan bahwa sebelum Oligosen Lajur
Hialu dan lajur Tinondo bersentuhan secara pasif, kemudian sesar ini berkembang
menjadi suatu “Transform Fault” dan menjadi sesar lasolo sejak Oligosen, yaitu
pada saa mulai giatnya kembali Sesar Sorong.
Lipatan pada batuan tersier berupa lipatan dengan kemiringan lapisan berkisar
15-30°. Kekar terdapat pada semua jenis batuan umumnya terdapat pada
batugamping dan batuan beku. Gejala pengangkatan terdapat di pantai timur dan
tenggara Lembar yang ditunjukan oleh undak-undak pantai dan sungai, dan
pertumbuhan koral.

2.4.2 Geologi Daerah Penelitian


Geologi Daerah Penelitian terdiri dari Geomorfologi, Stratigrafi, dan
Struktur Geologi yang di uraikan dibawah ini :
A. Geomorfologi Daerah Penelitian
Berdasarkan hasil analisis peta citra satelit DEM DAN SRTM, daerah penelitian
dapat dibagi menjadi 3 satuan Morfologi, yaitu satuan morfologi perbukitan curam,
perbukitan landai dan satuan morfologi pedataran. Satuan morfologi perbukitan
curam dicirikan dengan kenampakan tekstur kasar dan relief topografi yang cukup
tinggi, pola aliran sungai pada satuan morfologi ini umumnya dendritic dan berarus
deras. Terdapat di sebelah utara lokasi IUP. Ketinggian ini berkisar 214-350 meter
dpl. Satuan morfologi perbukitan landai dicirikan dengan bentuk bukit tumpul,
bentuk lembah bergelombang, pola aliran sungai pada satuan morfologi ini
umumnya parallel. Terdapat di sebelah selatan lokasi IUP, satuan ini ditumbuhi oleh

14
semak-semak dan alang-alang. Ketinggian ini berkisar 76-213 meter dpl. Satuan
morfologi pedataran ditandai oleh kenampakan topografi yang halus, daerah datar
sampai landai, pola aliran sungai pada morfologi ini meander. Terdapat di sebelah
timur lokasi IUP sepanjang garis pantai. Ketinggian ini berkisar 0-75 meter dpl.

Gambar 2.5 Peta Topografi Daerah Penelitian

B. Stratigrafi Daerah Penelitian


Menurut peta geologi lembar Lasusua dan lembar Bungku bahwa daerah
penelitian didominasi oleh kelompok batuan Ultramafik yang terdiri atas Dunit,
Periodit, Harzbugit, Werlit dan Serpentinite yang disertai retas gabro dan diduga
berumur kapur. Formasi Tokala yang terdiri atas perselingan Batugamping jenis
klastik, sisipan batu pasir, wake, serpih, napal, lempung pasiran dengan sisipan
argilit. Dan Aluvium yang terdiri atas Lumpur, Lempung, Pasir, Kerikil, serta
Kerakal. (Rusmana, drr, 1993).
C. Struktur Geologi
Batuan yang tergabung dalam Molasa Sulawesi, dan batuan sedimen kuarter
jarang menampakan lineasi. Sedimen-sedimen ini biasanya bertingkat, kebanyakan
klastik, berwarna abu-abu kehijauan, dan mengandung fosil tumbuhan dan kerang

15
(Sarasin dan Sarasin, 1901). Molasa Sulawesi meliputi konglomerat yang
terkonsolidasi secara lemah hingga sedang, batupasir kuarsa, batulempung,
batulempung dengan interkalasi di bawahnya berupa breksi, napal, dan
batugamping koral (Surono, 1995).

Gambar 2.6 Peta Geologi Daerah Penelitian

2.5 Endapan Laterit Nikel


Endapan nikel laterit merupakan hasil proses pelapukan batuan induk
Ultrabasa yang mengandung Ni dengan kadar tinggi, agen pelapukan tersebut
berupa air hujan, suhu, kelembapan, topografi dan lain-lain (Ahmad, 2006). Hasil
pelapukan terkonsentrasi di suatu tempat dan tidak mengalami transportasi atau
insitu. Umumnya pembentukan endapan nikel laterit terjadi di daerah tropis dan
sub-tropis. Laterisasi adalah proses penguraian mineral-mineral primer yang
mengakibatkan unsur-unsur terbawa dalam larutan kemudian akan terpresipitasi
pada tempat tertentu.
2.5.1 Profil Laterit Nikel
Profil Nikel laterit pada umumnya adalah terdiri dari 4 zona gradasi sebagai
berikut : Ahmad, (2006 ).

16
1. Tanah Penutup atau Top soil biasanya disebut “Iron Capping” Tanah residu
berwarna merah tua yang merupakan hasil oksidasi yang terdiri dari masa
hematit, geothit serta limonit. Kadar besi yang terkandung sangat tinggi dengan
kelimpahan unsur Ni yang sangat rendah.
2. Zona Limonit Berwarna merah coklat atau kuning, berukuran butir halus
hingga lempungan, lapisan kaya besi dari limonit soil yang menyelimuti
seluruh area.
3. Zona lapisan antara atau “Silica Boxwork” Zona ini jarang terdapat pada
batuan dasar (bedrock) yang serpentinisasi. Berwarna putih – orange chert,
quartz, mengisi sepanjang rekahan dan sebagian menggantikan zona terluar
dari unserpentine fragmen peridotit, sebagian mengawetkan struktur dan
tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesit. Akumulasi
dari garnierit-pimelit di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang
kaya akan silika.
4. Zona Saprolit Merupakan campuran dari sisa – sisa batuan, bersifat pasiran,
saprolitic rims, vein dari garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari
limonit ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan,
mineral mineral primer yang terlapukan, chlorit. Garnierite dilapangan
biasanya diidentifikasi sebagai “colloidal talk” dengan lebih atau kurang
nickeliferous serpentine. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
5. Batuan dasar (Bedrock) Tersusun atas bongkahan atau blok dari batuan induk
yang secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadarnya
sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Bagian ini merupakan
bagian terbawah dari profil laterit.

2.6 Kegiatan Penambangan


Proses penambangan di PT. TAS menggunakan metode tambang terbuka
jenis (Surface mining). Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

17
1. Persiapan Penambangan Dan Pembersihan
Secara umum daerah penelitian yang akan ditambang pada saat ini merupakan
daerah perbukitan dan masih hutan belantara. Oleh karena itu pekerjaan
pembersihan lahan menggunakan mesin pemotong kayu terlebih dahulu
kemudian dengan bulldozer.

Gambar 2.7 Land Clearing

2. Pengupasan Tanah Penutup


Pertimbangan penanaman kembali daerah bekas tambang menggunakan strategi
pengelolaan lingkungan secara menyeluruh terutama dalam hal penanganan
tanah pucuk (top soil) yang lebih kaya akan unsur hara. Tanah humus ini dikupas
sampai ketebalan tertentu dengan menggunakan excavator. Kemudian ditumpuk
dan ditimbun pada suatu tempat yang aman dari kegiatan pertambangan agar
nantinya dapat dimanfaatkan kembali dalam kegiatan reklamasi.
Penggalian tanah penutup dilakukan dengan menggunakan excavator. Excavator
berfungsi untuk menggali dan memuat lapisan tanah penutup untuk dimuat ke
dalam dump truck oleh excavator. Pada awalnya tanah penutup akan ditimbun di
tempat penimbunan tanah penutup yang letaknya berada di luar areal penggalian
(out side dumping). Namun jika terdapat daerah yang telah habis tertambang
mulailah dilaksanakan back filling, yaitu melakukan penimbunan tanah penutup
pada daerah bekas tambang. Cara ini, di samping akan mengurangi jarak angkut
tanah penutup juga akan mengurangi dampak lingkungan dengan mengisi

18
kembali lubang-lubang bekas tambang dan mempersiapkan dilaksanakannya
reklamasi.

Gambar 2.8 Pengupasan Tanah Penutup

3. Penggalian
Penggalian bijih nikel adalah sebuah proses dalam rangkaian operasi
penambangan yang diperlukan untuk mengambil sumber daya alam. Proses
penggalian bijih nikel dilakukan menggunakan alat Excavator PC 323 sebagai
alat utama yang menunjukkan kemampuan dan keandalan dalam mengeksekusi
tugas ini dengan baik.

Gambar 2.9 Penggalian


4. Pemuatan
Setelah bijih nikel berhasil digali dari tempat penambangannya, langkah
selanjutnya adalah mengangkutnya ke tempat tujuan. Proses pengangkutan ini
melibatkan alat berat, yaitu Excavator Caterpillar PC 323, yang akan memuat
bijih nikel tersebut dengan efisien ke dalam Dumptruck Hino FM 500. Dengan

19
kerja sama yang sinergis antara Excavator Caterpillar PC 323 dan Dumptruck
Hino FM 500.
5. Pengangkutan
Alat angkut Bijih Nikel yang akan digunakan adalah Dump Truck Hino FM 500
sebuah alat berat yang dirancang khusus untuk mengambil dan mengangkut
material berat seperti bijih nikel yang langsung di angkut melalui jalan hauling
sepanjang ± 2,76 Km.

Gambar 2.10 Pemuatan Dan Pengangkutan

20
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Mekanis


Dalam melaksanakan kegiatan produksi dengan menggunakan alat mekanis
tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran
kegiatan tersebut. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
produksi alat-alat mekanis baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3.1.1 Efisiensi Kerja dan Waktu Kerja Efektif


1) Waktu hambatan yang dapat dihindari
Waktu hambatan yang dapat dihindari merupakan waktu yang terjadi karena
adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap waktu kerja yang telah
dijadwalkan. Adapun waktu hambatan tersebut disebabkan oleh kegiatan
berikut:
a. Terlambat diawal shift
Keterlambatan pada awal shift dikarenakan kurangnya disiplin dari
operator, sehingga terlambat datang untuk bekerja.
b. Berhenti bekerja lebih awal
Disebabkan karena berhentinya aktivitas kerja sebelum waktu yang
ditentukan, seperti cepat berhenti untuk istirahat dan cepat berhenti
bekerja untuk pulang.
c. Istrahat lebih awal
Disebabkan kurangnya disiplin dari operator, karena cepat melakukan
istrahat dari waktu yang telah ditetapkan.
d. Istirahat lebih lama
Disebabkan kurangnya disiplin dari operator, baik untuk beristirahat
maupun keperluan pribadi sehingga melebihi batas waktu yang telah
diberikan untuk beristirahat. Hal ini mengakibatkan terlambatnya
waktu untuk memulai pekerjaan pada shift selanjutnya.

21
2) Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari
Merupakan waktu yang terjadi pada saat oprasi penambangan dilakukan
dengan menyebabkan hilangnya waktu kerja. Meliputi yang telah
dijadwalkan maupun yang hilang akibat kondisi kerja yang tidak
memungkinkan untuk dilakukkan penambangan. Adapun waktu yang tidak
dapat dihindari adalah:
a. Hujan dan Perbaikan jalan
Waktu yang hilang dikarenakan turunnya hujan. Hujan menyebabkan
jalan menjadi licin sehingga kegiatan operasi harus dihentikan dan
setelah hujan berhenti dibutuhkan waktu untuk perbaikan jalan.
b. Pemeriksaan harian oleh operator
Waktu yang digunakan oleh operator untuk memeriksa alat secara
rutin sebelum mulai beroperasi. Seperti P5M, P2H dan lainnya.
c. Pengisian bahan bakar
Waktu yang digunakan alat mekanis untuk mengisi bahan bakar
sebelum jam kerja.
d. Kerusakan Alat (breakdown)
Waktu yang hilang karena adanya gangguan-gangguan tak terduga
pada alat, misalnya ban dump truck kempes atau bocor, rem aus dan
lainnya sehingga dibutuhkan waktu perbaikan pada alat.
1. Waktu Kerja Efektif
Setelah mengetahui waktu-waktu hambatan tersebut, maka dapat diketahui
besarnya waktu kerja efektif dan tingkat efisiensi kerja. Semakin tinggi waktu
kerja efektif maka semakin tinggi efisiensi kerja yang ada. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊h 𝑑 + 𝑊𝑡𝑑)……………………………………….(3.1)
Keterangan :
We = waktu kerja efektif (menit)
Wt = waktu kerja tersedia (menit)
Whd = waktu hambatan yang dapat dihindari (menit)
Wtd = waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)

22
2. Efisiensi Kerja
Efisiensi Kerja adalah perbandingan antar waktu kerja efektif dengan waktu
kerja tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Efisien kerja ini akan
mempengaruhi kemampuan produksi dari suatu alat. (Prodjosumanto, 1993)
Tabel 3.1 Efisiensi Kerja (Prodjosumanto, 1993)
Klasifikasi Efisiensi Kerja
Baik Sekali >83%
Baik 75-83%
Sedang 65-75%
Buruk <65%
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi kerja adalah
sebagai berikut:
𝑤
𝐸𝑘 = 𝑤𝑡𝑒 × 100%..........................................................................(3.2)

Keterangan :
Ek = efisiensi kerja (%)
We = waktu kerja efektif (menit)
Wt = waktu kerja tersedia (menit)

3.1.2 Analisis Tempat Kerja


Medan kerja sangat berpengaruh, karena apabila medan kerja buruk akan
mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara optimal.

1. Kondisi Front Kerja


Tempat kerja tidak hanya harus memenuhi syarat bagi pencapaian sasaran
produksi tetapi juga harus aman bagi penempatan alat beserta mobilitas
pekerja yang berada disekitarnya. Tempat kerja yang luas akan memperkecil
waktu edar alat karena ada cukup tempat untuk berbagai kegiatan, seperti
keleluasaan tempat untuk berputar, mengambil posisi sebelum melakukan
kegiatan sebelum pemuatan maupun untuk tempat penimbunan sehingga
kondisi tempat kerja menentukan pola pemuatan yang akan diterapkan.

23
2. Pola Pemuatan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola
pemuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu edar alat.
Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan, operasi
pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap
alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali-muat sudah terisi penuh
dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan
dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu
pada alat angkut maupun alat gali muatnya

Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukan alat gali
muat dan alat angkut, yaitu (Indonesianto, 2018):

a. Berdasarkan Jumlah Penempatan Posisi Alat Angkut Terhadap Posisi


Alat Muat Pada Saat Pengisian
1) Single back up
Truk memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
2) Double back up
Truk memposisikan untuk dimuati pada dua tempat
3) Triple back up
Truk memposisikan untuk dimuati pada tiga tempat

Gambar 3.1 Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut
terhadap posisi alat muat pada saat pengisian (Indonesianto, 2018)

24
b. Cara pemuatan material oleh alat muat kedalam alat angkut
ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat
angkut, apakah kedudukan alat muat tersebut berada lebih tinggi atau
kedudukan sama tinggi.
1) Top Loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk jungkit (alat muat
berada diatas tumpukan material atau berada di atas jenjang). Cara
ini hanya dipakai pada alat muat backhoe. Selain itu operator lebih
leluasa untuk melihat bak dan menempatkan material.

Gambar 3.2 Pola Muat Top Loading (Prodjosumarto, 1993)


2) Bottom Loading
Ketinggian atau letak alat angkut dan truk jungkit adalah sama. Cara
ini dipakai pada alat muat power shovel.

Gambar 3.3 Pola Muat Bottom Loading (Prodjosumarto, 1993)

25
c. Berdasarkan cara manuver
1) Frontal Cuts
Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian
dan mulai menggali kedepan dan samping alat muat. Dalam hal ini
digunakan double spotting dalam penempatan posisi truk. Alat muat
memuat pertama kali pada truk sebelah kanan sampai penuh dan
berangkat, setelah itu dilanjutkan pada truk sebelah kiri.

Gambar 3.4 Pola Pemuatan Frontal Cuts (Prodjosumarto, 1993)


2) Parallel Cut With drive-by
Alat muat bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian.
Pada metode ini, akses untuk alat angkut harus tersedia dari dua arah.
Walaupun sudut putar rata-rata lebih besar dari pada frontal cut, truk
tidak perlu membelakangi alat muat dan spotting lebih mudah.

Gambar 3.5 Pola Pemuatan Parallel Cut With drive-by (Prodjosumarto, 1993)

26
3) Parallel cut with turn and back
Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode, Yaitu:
➢ Metode Single Spotting/Single Truck Back Up
Pada cara ini truk kedua menunggu selagi alat muat mengisi truk
pertama, setelah truk pertama berangkat, truk kedua berputar dan
mundur, saat truk kedua diisi, truk ketiga datang dan melakukan
manuver,dan seterusnya.

Gambar 3.6 Parallel Cut With The Single Spotting of truck (Prodjosumarto, 1993)

➢ Metode Parallel Cut With The Double Spotting of Trucks.


Pada cara ini truk memutar dan mundur ke salah satu sisi alat muat
pada waktu alat muat mengisi truk pertama. Setelah truk pertama
berangkat, alat muat mengisi truk kedua. Ketika truk kedua dimuati,
truk ketiga datang dan langsung berputar dan mundur kearah alat
muat, begitu pula seterusnya.

Gambar 3.7 Parallel Cut With The Double Spotting of Trucks.


(Prodjosumarto, 1993)

27
3.2 Waktu Edar (Cycle Time)
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan oleh alat untuk
menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka produksinya
semakin tinggi (Indonesianto, 2018).
3.2.1 Waktu Edar Alat Gali Muat
Merupakan total waktu pada alat muat, yang dimulai dari pengisian bucket
sampai dengan menumpahkan muatan ke dalam alat angkut dan kembali kosong.
CTm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4…………………………..………….(3.3)

Keterangan :
CTm : Waktu edar alat muat (detik)
Tm1 : Waktu menggali material (detik)
Tm2 :Waktu berputar (swing) dengan bucket terisi muatan (detik)
Tm3 : Waktu menumpahkan muatan (detik)
Tm4 : Waktu berputar (swing) dengan bucket kosong (detik)

3.2.2 Waktu Edar Alat Angkut


Waktu edar alat angkut pada umumnya terdiri dari waktu menunggu alat
untuk dimuat, waktu mengatur posisi untuk dimuati, waktu diisi muatan, waktu
mengangkut muatan, waktu dumping, dan waktu kembali kosong.
Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6………………………………(3.4)

Keterangan :
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
Ta1 = Waktu mengambil posisi untuk siap dimuati (menit)
Ta2 = Waktu diisi muatan (menit)
Ta3 = Waktu mengangkut muatan (menit)
Ta4 = Waktu mengambil posisi untuk penumpahan (menit)
Ta5 = Waktu muatan ditumpahkan (dumping) (menit)
Ta6 = Waktu kembali kosong (menit)
Waktu edar alat angkut dipengaruhi oleh kecepatan dump truck, kondisi jalan
angkut, dan jarak hauling dari front tempat penambangan menuju dumping area.

28
Untuk batasan kecepatan dari suatu alat angkut bergantung pada ketetapan HSE
ditiap perusahaan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827
K/30/MEM/2018.

Waktu edar yang diperoleh setiap unit alat mekanis berbeda, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Kondisi Tempat Kerja
Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat. Dengan ruang
gerak yang cukup luas, berbagai pengambilan posisi dapat dilakukan dengan
mudah, seperti untuk berputar, menggambil posisi sebelum diisi muatan atau
penumpahan serta untuk kegiatan pemuatan. Dengan demikian alat tidak
perlu maju mundur untuk mengambil posisI karena ruang gerak cukup luas,
sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja alat.
b) Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar untuk diuraikan, digali atau dikupas oleh
alat mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat.
c) Keadaan Jalan Angkut
Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh
keadaan jalan angkut yang dilalui. Dimana kekerasan, kehalusan, kemiringan
dan lebar jalan sangat berpengaruh terhadap waktu edarnya. Waktu edar alat
angkut akan semakin kecil apabila alat tersebut Dioperasikan pada kondisi
jalan yang diperkeras, halus dan tanjakan relatif datar, sehingga akan
meningkatkan produktivitas kerja alat

3.2.3 Fill Factor (Faktor Pengisian)


Faktor pengisian bucket (bucket fill factor) yaitu perbandingan antara
volume material nyata yang di muat bucket dengan kapasitas munjung bucket yang
dinyatakan dalam persen (%). Semakin besar faktor pengisian bucket maka semakin
besar juga kemampuan nyata dari alat tersebut. Faktor pengisian bucket alat gali
muat dapat dinyatakan dalam persamaan (Prodjosumarto, 1993)

𝑉𝑛
𝐹𝑓 = × 100%........................................................................................(3.5)
𝑉𝑠

29
Keterangan :
Ff = Faktor Pengisian (%)
Vn = Kapasitas nyata bucket alat gali muat (m3)
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑣𝑒𝑠𝑠𝑒𝑙 ×𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 1
= × 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 ………………….(3.6)
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠

Vs = Kapasitas baku bucket alat gali muat (m3)


Cara penentuan bucket fill factor alat gali muat yaitu dengan pengamatan
dan perbandingan langsung pada saat pemuatan di lapangan, dimana adanya variasi
pengisian bucket alat muat baik pada material yang sama maupun pada material
yang tidak sama.
Faktor pengisian dapat dihitung secara teoritis maupun visualisasi.
Visualisasi digunakan apabila data asli dari bucket tidak dapat diketahui
dikarenakan beberapa faktor, seperti dapat menghambat pekerjaan produksi,
membahayakan bagi pengamat dikarenakan alat mekanis yang sedang beroperasi
dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan data asli. Persenan
pengisian alat gali muat dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Cara Penentuan Fill Factor (Prodjosumarto, 1993)

3.2.4 Swell Factor (Faktor Pengembangan)


Swell adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari
tempatnya. Di alam, material didapati dalam keadaan padat dan terkonsolidasi
dengan baik. Apabila material digali dari tempat kerja aslinya, maka akan terjadi
pengembangan volume.

30
Faktor pengembangan material perlu diketahui karena yang diperhitungkan
dalam penggalian selalu didasarkan pada kondisi material sebelum di gali, yang
dinyatakan dalam volume insitu (bank volume). Sedangkan material yang ditangani
pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan adalah material pada kondisi lepas
(loose volume) (Indonesianto, 2020). Angka-angka swell factor untuk setiap
klasifikasi material berbeda sesuai dengan jenis material itu sendiri. Rumus untuk
menghitung swell factor dan % swell berdasarkan densitas pada volume yang tetap
yaitu:

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘−𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦


% Swell = × 100 %.….………….……………(3.7)
𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
Swell Factor = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘 × 100 % ……………………...…….……..(3.8)

3.3 Kemampuan Produksi Alat Gali Muat Dan Alat Angkut


Produksi alat gali muat dan alat angkut dapat dilihat dari kemampuan alat
tersebut ketika dipakai untuk melakukan suatu pekerjaan. Produktivitas alat
disesuaikan dengan PA (Physical Availability), UA (Use of Availability), MA
(Mechanical Availability) dan jam kerja efektif (Indonesianto, 2018)

3.3.1 Kemampuan Produksi Alat Gali Muat


Kemampuan produktivitas alat gali muat yaitu excavator sangat dipengaruhi
oleh keterampilan operator, stock material yang tersedia dan keseragaman butir.
Keterampilan operator mempengaruhi waktu untuk satu siklus pemuatan,
sedangkan keseragaman dan ukuran butir serta stock material yang tersedia akan
berpengaruh terhadap pengisian bucket. Oleh karena adanya variasi pengisian
bucket, maka perlu diketahui faktor pengisian pada alat muat. Faktor pengisian alat
muat adalah perbandingan kapasitas nyata alat muat dengan kapasitas teoritis.
Kemampuan produktitas alat gali muat dapat dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut : (Indonesianto, 2018).

3600
𝑃𝑚 = ( 𝐶𝑡𝑚 ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝑆𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝐷……………………….….…..(3.9)

31
Keterangan:
Pm = Produktivitas unit alat gali muat (ton/jam)
Kb = Kapasitas bucket (m³)
Ff = Fill factor (%)
CTm = Cycle Time alat muat (detik)
Ek = Efisiensi kerja %
Sf = Swell Factor (%)
D = Density

3.3.2 Kemampuan Produksi Alat Angkut


Dalam menghitung kemampuan produktivitas dari alat angkut, perlu
diperhatikan kombinasi pemuatan dari alat gali muat. Dengan demikian
kemampuan alat angkut dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
(Indonesianto, 2018)
60
𝑃𝑎 = (𝐶𝑡𝑎) × 𝐾𝐵 × 𝐹𝑓 × 𝑆𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝐷………………………..…...(3.10)

Keterangan :
Pa = Total produksi alat angkut (ton/jam)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
KB = Kapasitas bak alat angkut (m³)
D = Densitas ( ton/m3)
Ff = Fill factor (%)
Ek = Efisiensi Kerja (%)

3.4 Ketersediaan Alat (Equipment Availability)


Ketersediaan alat (Equipment availability) merupakan faktor yang sangat
penting dalam melakukan penjadwalan suatu alat. Secara umum ada 4 cara untuk
menghitung equipment availability yaitu:
a. Ketersediaan Mekanis (Mechanical Availability)
Mechanical availability ialah faktor availability yang menunjukan kesiapan
(available) suatu alat dari waktu yang hilang dikarenakan kerusakan atau
ganguan alat (mechanical reason). Persamaan untuk mechanical availability:

32
𝑤
𝑀𝐴(%) = 𝑤+𝑅 × 100%................................................................(3.11)

Keterangan:
W : Waktu kerja efektif (menit)
R : Waktu perbaikan alat (menit)
b. Kesediaan Fisik (Physical Availability)
Physical availability ialah faktor yang menunjukan berapa waktu suatu alat
dipakai selama jam total kerjanya (scheduled hours). Physical availability
penting untuk menyatakan kerja mechanical alat dan juga sebagai petunjuk
efisiensi mesin dalam program penjadwalan. Persamaan untuk physical
availability:
𝑤+𝑠
𝑃𝐴(%) = 𝑤+𝑅+𝑠 × 100%............................................................(3.12)

Keterangan:
W : Waktu kerja efektif (menit)
S : Waktu Standby (menit)
T : Total Waktu (menit)
c. Ketersediaan Penggunaan (Used of Availability)
Used of availability digunakan untuk mengetahui suatu pekerjaan
(operation) berjalan dengan efisien atau tidak, dan untuk mengetahui
pengelolaan alat (tools of management) berjalan dengan baik atau tidak.
Persamaan untuk used of availability:
𝑤
𝑈𝐴(%) = 𝑤+𝑠 × 100%.................................................................(3.13)

Keterangan:
W : Waktu kerja efektif (menit) 24
S : Waktu Standby (menit)
d. Penggunaan Efektif (Effective Utilization)
Effective utilization / kondisi penggunaan efektif menggambarkan kondisi
sebenarnya yang dilakukan operator dan truk untuk beroperasi produksi
dengan seluruh waktu yang tersedia. Persamaan untuk effective utilization:
𝑤
𝐸𝑈(%) = 𝑤+𝑠+𝑅 × 100%...............................................................(3.14)

Keterangan:

33
W : Waktu kerja efektif (menit)
T : Total Waktu (menit)

Nilai untuk kerja peralatan utama menurut Keputusan Menteri Energi Dan
Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik adalah:
➢ Ketersediaan fisik atau Physical Availabillity (PA) peralatan tambang paling
kurang 90%.
➢ Ketersediaan mekanik atau Mechanical Availabillity (MA) peralatan
tambang paling kurang 85%.
➢ Ketersediaan penggunaan alat atau Utilization of Availabillity (UA)
peralatan tambang paling kurang 75%.
➢ Efektifitas penggunaan atau Effective Utilization (EU) peralatan tambang
sekurang kurangmya 65%

Pencapaian produktivitas peralatan tambang sekurang-kurangnya mencapai


85% dari target produktivitas yang telah ditetapkan.

3.5 Keserasian Alat (Match Factor)


Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali muat dan alat
angkut, maka produksi alat gali muat harus sesuai dengan alat angkut. Hal ini
didasarkan pada produksi alat gali muat dan alat angkut, yang dinyatakan dalam
match factor (Indonesianto, 2018). Untuk menilai keserasian kerja alat gali muat
dan alat angkut digunakan persamaan sebagai berikut:
(𝑁𝑎×𝑛 ×𝐶𝑇𝑚)
𝑀𝑓 = …………………..…..………………………….(3.15)
(𝑁𝑚×𝐶𝑇𝑎

Keterangan:
MF = Faktor keserasian
Na = Jumlah alat angkut (unit)
n = Jumlah bucket pengisian
CTm = Waktu edar alat muat (menit)
Nm = Jumlah alat gali muat (unit)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)

34
Adapun cara menilainya adalah :
➢ MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedangkan alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu
alat angkut yang belum datang.
➢ MF = 1, artinya alat gali muat dan alat angkut bekerja 100%, sehingga tidak
terjadi waktu tunggu.
➢ MF > 1, artinya alat gai muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja
kurang dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

3.6 Distribusi Frekuensi


Menghitung cycle time alat gali muat dan alat angkut yang beroperasi
dilapangan, digunakan alat pencatat waktu yaitu stopwatch. Pengambilan data cycle
time setiap peralatan mekanis dilakukan sebanyak 30 kali pengamatan. Hal ini
dimaksudkan untuk memenuhi metode statistik menggunakan distribusi frekuensi
agar data tersebut mendekati kebenaran untuk kemudian diperhitungkan terhadap
suatu masalah.
Distribusi Frekuensi adalah tabel tentang kelompok data yang terdiri dari
kolom frekuensi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan distribusi
frekuensi. (Rahmawati, drr, 2016) :
1. Untuk dapat menyusun suatu table distribusi frekuensi harus tersedia data.
Data yang baru saja dikumpulkan dari lapangan disebut data kasar.
2. Data yang telah disusun ke dalam urutan dari nilai terbesar hingga data
terkecil atau sebaliknya disebut array data.
3. Beda atau selisih antara angka terbesar dengan angka terkecil disebut
dengan jarak atau range.
4. Jika array data itu dibagi atas kelompok-kelompok tertentu maka kelompok
itu disebut dengan kelas.
5. Bilangan-bilangan yang menyatakan banyaknya data yang terdapat dalam
setiap kelas disebut frekuensi.
6. Jarak antara kelas yang satu dengan kelas yang lain disebut interval kelas.

35
Pada tiap-tiap kelas dalam distribusi frekuensi juga mempunyai tepi kelas. Tepi
kelas merupakan titik tengah antara batas atas suatu kelas dengan batas bawah
kelasnya. Tepi kelas ada 2 yaitu :

1) Tepi kelas bawah

𝐵𝐴𝐾𝑖−1 +𝐵𝐵𝐾𝑖
𝑇𝐵𝐾𝑖 = ………………………………………………..(3.16)
2

Keterangan :
TBKi = Tepi bawah kelas ke i
BAKi-1 = Batas atas kelas sebelum kelas ke i
BBKi = Batas bawah kelas ke i

2) Tepi atas kelas


𝐵𝐴𝐾𝑖 +𝐵𝐵𝐾𝑖+1
𝑇𝐴𝐾𝑖 = …………………………...……………………(3.17)
2

Keterangan :
TAKi = Tepi atas kelas ke i
BAKi = Batas atas kelas ke i
BBKi+1 = Batas bawah kelas setelah kelas ke i

Selain memiliki batas kelas dan tepi kelas, suatu distribusi frekuensi juga
memiliki titik Tengah kelas. Titik Tengah kelas merupakan rata-rata kelas yang
bersangkutan. Titik Tengah kelas dapat dicari dengan cara :
𝐵𝐴𝐾𝑖 +𝐵𝐵𝐾𝑖
𝑇𝑇𝐾𝑖 = ………………………………...……………..(3.18)
2

Keterangan :
TTK = Titik Tengah kelas
BBKi = Batas bawah kelas ke i
BAKi = Batas atas kelas ke i

Teknik pembentukan distribusi frekuensi melalui tahap-tahap sebagai berikut:


a. Menentukan banyaknya kelas, dengan menggunakan kriterium sturges:
K = 1 + 3,322 Log n………..………………………………………..(3.19)

36
Keterangan :
K = Banyaknya kelas yang dicari
n = Banyaknya data
b. Menentukan besarnya interval kelas (i)
𝑋𝑚𝑎𝑥 − 𝑋𝑚𝑖𝑛
𝐶𝑖 = ……………………………………………………(3.20)
𝐾

Keterangan :
Ci = Kelas interval
Xmax = Nilai data terbesar
Xmin = Nilai data terkecil
K = Jumlah kelas interval

3.7 Mean (Rata-rata Hitung)


Mean merupakan angka rata-rata dari sekelompok data. Dari keseluruhan
data-data yang diperoleh dilapangan selanjutnya dirata-ratakan berdasarkan
Metode Distribusi Frekuensi. Menggunakan persaman sebagai berikut :
(Rahmawati, drr, 2016)

Σ Fi x X𝑖
X̅ = …………………………………………..……………..(3.21)
Σ Fi

Keterangan:
X̅ = Nilai rata-rata yang dihitung
Fi = Distitribusi frekuensi
Xi = Titik tengah dari kelas interval

3.8 Modus
Modus merupakan angka yang sering muncul Untuk upaya pengoptimalan
cycle time alat gali muat dari penelitian ini menggunakan nilai data modus dari data
distribusi frekuensi. menggunakan persamaan sebagai berikut: (Rahmawati, drr,
2016)

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 (𝑑1+𝑑2 )…………………….…………………(3.22)

37
Keterangan:
TBKmo = Tepi bawah kelas modus
Ci = Kelas interval
Fmo = frekuensi kelas modus
d1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
d2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya

38
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Kegiatan ore getting dilakukan pada front Buleleng untuk selanjutnya akan
dilakukan pengangkutan material bijih nikel menuju Exportable Final Ore (EFO).
Material yang yang akan digali yaitu bijih nikel (ore) dengan kadar Ni ≥ 2.1% dan
Fe ≤ 25% atau merupakan High Grade Saprolite Ore. Untuk penambangan pada
bulan Februari 2023 di front Buleleng bijih nikel yang akan digali sebanyak 100.000
ton.

4.1. Tinjauan Lokasi Penambangan


Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan sarana produksi
yang sangat vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan pengoptimalan terhadap kecepatan dan
produktivitas alat angkut yang beroperasi, dengan cara melakukan pengamatan
terhadap faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan dan produktivitas dari alat
gali muat dan alat angkut yang ada di lapangan.
Produksi alat gali muat dan alat angkut dapat dilihat dari kemampuan alat
tersebut saat beroperasi di lapangan. Sebelum alat produksi melakukan pekerjaan
pemindahan tanah mekanis perlu diketahui kondisi tempat kerja alat tersebut dan
faktor apa yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas alat gali muat dan alat angkut dilihat dari kondisi tempat kerja adalah
adalah sebagai berikut:

4.1.1 Kondisi Loading Point


Kondisi lapangan dapat mempengaruhi kinerja alat gali muat dan alat angkut.
Dalam kondisi ideal front loading seharusnya tidak bergelombang, luas, dan tidak
berair, maka alat muat dapat melakukan manuver dengan baik dan bekerja secara
optimal. Selama pengamatan di lapangan ditemukan beberapa kondisi front kerja
yang belum ideal, diantaranya front loading bergelombang, front loading sempit,

39
front loading berdekatan dengan segment jalan hauling. Front loading
bergelombang terjadi apabila kondisi setelah hujan (Gambar 4.1)

Gambar 4.1 Kondisi Front Loading

Kondisi front loading yang bergelombang (Gambar 4.1) sangat berpengaruh


terhadap waktu manuver alat muat menjadi lebih lama. Pada kondisi front loading
terlalu sempit biasanya diakibatkan pada loading dengan material tipis atau baru
digali yang biasanya memakan waktu yang lebih cepat, kondisi loading sempit juga
biasanya yang menyebabkan jarak parkir antara alat muat yang sedang proses
loading dan alat angkut yang menunggu menjadi sangat jauh.

4.1.2 Kondisi Jalan Angkut


Kondisi jalan angkut dapat mempengaruhi kinerja alat angkut dimana hal
yang sangat berpengaruh adalah waktu travel alat angkut. Selama pengamatan pada
jalan angkut tidak terdapat kendala yang signifikan, hanya saja terdapat jalan yang
agak sedikit bergelombang (Gambar 4.2)

40
Gambar 4.2 Kondisi Jalan Angkut

4.1.3 Pola Pemuatan


Pola pemuatan yang digunakan di lapangan berdasarkan level penggalian
antara alat gali muat dan alat angkut menggunkan pola bottom loading yaitu
excavator melakukan pemuatan dengan posisinya atau ketinggian sama dengan
truck (Gambar 4.3). Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan truck adalah
single back up yaitu truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat,
sedangkan truck berikutnya menunggu truck pertama dimuati sampai penuh,
setelah truck pertama berangkat truck kedua lalu memposisikan untuk dimuati.

Gambar 4.3 Metode Pemuatan Single Back Up dan Bottom Loading

41
4.2. Waktu Kerja Tersedia
Jam kerja yang berlaku di PT. Teknik Alum Service dibagi menjadi dua shift
dalam sehari, yaitu shift 1 dan shift 2, sehingga waktu kerja tersedia untuk shift 1
yaitu 10 jam dan untuk shift 2 yaitu 10 jam. (Tabel 4.1). untuk hari kerja dilakukan
setiap hari, dengan pertukaran shift setiap satu minggu sekali.

Tabel 4.1 Jadwal kerja PT. Teknik Alum Service


Shift I

Nomor Kegiatan Kerja Jam Kerja Waktu Kerja


(Menit)
1. Safety talk, Pengaturan kerja 7.00-7.10 10
2. Pengecekan alat 7.10-7.20 10
3. Waiting grade control 7.20-7.30 10

Nomor Kegiatan kerja Jam kerja Waktu kerja


(menit)
4. Kerja produktif 7.30-12.00 270
5. Istrahat 12.00-13.00 60
6. Kerja produktif 13.00-17.00 240
Total waktu kerja 600
Shift II

Nomor Kegiatan Kerja Jam Kerja Waktu Kerja


(Menit)
1. Safety talk, Pengaturan kerja 7.00-7.10 10
2. Pengecekan alat 7.10-7.20 10
3. Waiting grade control 7.20-7.30 10

Nomor Kegiatan kerja Jam kerja Waktu kerja


(menit)
4. Kerja produktif 7.30-12.00 270
5. Istrahat 12.00-13.00 60
6. Kerja produktif 13.00-17.00 240
Total waktu kerja 600

42
4.3. Alat Gali Muat dan Alat Angkut Yang Digunakan
Kegiatan penambangan bijih nikel di PT. Teknik Alum Service site Buleleng
menggunakan alat gali-muat berupa Excavator dan untuk pengangkutan bijih nikel
menuju stockyard menggunakan alat angkut Dump Truck.

4.3.1 Alat Gali Muat


Alat gali muat yang digunakan oleh PT. Teknik Alum Servive adalah
Excavator Caterpillar PC 323 GC dengan kapasitas bucket 1,3 m3 (Lampiran B).

Gambar 4.4 Alat Gali Muat

4.3.2 Alat Angkut


Alat angkut yang digunakan oleh PT. Teknik Alum Service untuk material
bijih menuju EFO berupa Dump Truck Hino FM 500. (Lampiran C).

Gambar 4.5 Alat Angkut

43
4.4. Waktu Edar (Cycle Time)
Pengamatan dan pengambilan waktu edar (Cycle Time) dari alat gali muat dan
alat angkut dilakukan di area penambangan front Buleleng menuju dumping area
EFO Buleleng. Kegiatan tersebut mulai dilakukan pada 3 Februari 2023 - 20
Februari 2023.

4.4.1. Waktu Edar Alat Gali Muat


Waktu edar alat muat terdiri dari empat bagian yaitu : waktu pengisian
bucket (digging), waktu ayunan bermuatan (swing load), waktu membuang isi
bucket (dumping) dan waktu ayunan kosong (swing empty) untuk waktu edar alat
gali muat terdapat pada tabel 4.2 dan untuk perhitungan waktu edar alat gali muat
terdapat pada (Lampiran D).

Tabel 4.2 Cycle Time Aktual Caterpillar PC 323 GC


Kegiatan Waktu Rata-rata (detik) Waktu Modus (detik)
Digging 3,98 3,28
Swing Load 4,53 3,81
Dumping 4,18 4,09
Swing Empty 4,29 3,94
Total (detik) 16,98 15,12
Total (menit) 0,28 0,25

4.4.2. Waktu Edar Alat Angkut


Berdasarkan pengamatan dilapangan, pola pemuatan yang diterapkan PT.
TAS dalam melakukan kegiatan ore getting adalah Bottom Loading, dimana posisi
ini kedudukan Excavator sejajar dengan Dump Truck, sehingga saat melakukan
proses pemuatan, arm Excavator harus diangkat lebih tinggi agar bucket dapat
menjangkau vessel Dump Truck. Hal tersebut mengakibatkan sudut swing
Excavator lebih dari 90˚ yang mana menyebabkan waktu edar alat gali-muat
menjadi lebih besar. (Lampiran E)

44
Tabel 4.3 Cycle Time Dump Truck Hino FM 500
Kegiatan Waktu Rata-rata (menit) Waktu Modus (Menit)

Mengisi 1,57 1,56

Mengangkut 12,76 10,63

Manuver Tumpah 0,63 0,49

Dumping 0,88 0,79

Kembali kosong 9,39 8,03

Manuver muat 0,52 0,43

Total (menit) 25,75 21,93

Total (detik) 1.545 1.315

Beberapa faktor yang mempengaruhi waktu edar alat angkut adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Jalan Hauling
Keadaan jalan angkut menggunakan 1 jalur yaitu untuk alat angkut yang
berangkat dan alat angkut yang kembali dengan lebar jalan ± 10 meter.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, sering ditemukan alat angkut yang
mengurangi kecepatan dikarenakan kondisi jalan di area front menuju EFO
Buleleng yang rusak dan tidak rata terutama setelah hujan dimana kondisi jalan
menjadi licin, tergenang air dan berlumpur. Kondisi seperti ini menyebabkan
panjangnya waktu edar pada alat angkut.
2. Kecepatan rata-rata Alat Angkut
Berdasarkan data yang diperoleh oleh PT. TAS jarak dari front Buleleng menuju
dumping area EFO Buleleng sebesar 2.760 meter. Standar kecepatan rata-rata
unit alat angkut yang telah ditetapkan perusahaan yaitu 20 Km/jam.

4.5. Faktor Pengisian Bucket (Bucket Fill Factor)


Berdasarkan pengamatan dilapangan jumlah penumpahan bucket terhadap
vessel yaitu 8 kali penumpahan. Selanjutnya dilakukan pengolahan data yang
dilakukan terhadap volume nyata bucket yang diperoleh berdasarkan pengolahan

45
data yaitu 1,25m3, sehingga bucket fill factor yang diperoleh yaitu 96,15%. Dapat
dilihat pada (Lampiran F).

4.6. Faktor Pengembangan (Swell Factor)


Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan oleh PT. TAS, nilai densitas
material dalam keadaan asli (insitu) adalah 1,77 ton/m3 dan nilai densitas material
dalam keadaan lepas (loose) adalah 1,49 ton/m3. Sehingga diperoleh jumlah faktor
pengembangan material sebesar 84,18%. Dapat dilihat pada (Lampiran G).

4.7. Waktu Kerja Efektif


Adapun hambatan-hambatan kerja pada pit Buleleng tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.4 dan hasil perhitungan waktu kerja efektif pada tabel 4.5 dibawah
ini.(Lampiran H)

Tabel 4.4 Hambatan Kerja Pada Alat Mekanis


HASIL HAMBATAN AKTUAL DALAM 1 SHIFT
Keterangan Alat Gali Muat Alat Angkut
Waktu Kerja Tersedia 600 Menit
Hambatan Yang Dapat Hindari Lost Time Lost Time
Terlambat Awal Shift 30 30
Istirahat Lebih Awal 19,5 19,5
Istirahat Terlalu Lama 12,5 12,5
Berhenti Bekerja Lebih Awal 25 25
Total 87 87
Hambatan Yang Tidak Dapat Di Hindari Lost Time Lost Time
P5M 10 10
P2H 7,5 7,5
Pengisian Bahan Bakar 15 15
Hujan 20 20
Slipery 10 10
Maintenance 9,5 15
Total 72 77,5
Total Seluruh Hambatan 159 164,5

46
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Waktu Kerja Efektif
WAKTU KERJA EFEKTIF
Pit Buleleng
Waktu Kerja Efektif
Jenis Alat Mekanis
(jam/shift)
Excavator Caterpillar PC 323 GC 6,1
Dump Truck Hino FM 500 5,9

4.8. Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja
(waktu kerja efektif) dengan total waktu kerja tersedia. Adapun hasil perhitungan
efisiensi kerja yang didapat berdasarkan penelitian dilapangan dilihat pada tabel 4.6
dibawah ini. (Lampiran H).

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Efisiensi Kerja


EFISIENSI KERJA
Pit Buleleng
Jenis Alat Mekanis Efisiensi Kerja (%)
Excavator Caterpillar PC 323 GC 69,88 %
Dump Truck Hino FM 500 68,51%

4.9. Kesediaan Alat


Setelah mendapatkan waktu efisiensi kerja dan mengetahui kondisi alat, maka
dapat dilakukan perhitungan kesediaan alat, kesediaan alat merupakan faktor yang
menunjukkan kondisi alat mekanis dalam melakukan pekerjaan dengan
memperhatikan kehilangan waktu selama waktu kerja dari waktu kerja alat yang
tersedia. Berdasarkan perhitungan tabel 4.7 dan perhitungan ketersediaan alat
terdapat pada (Lampiran I).

47
Tabel 4.7 Kesediaan Pada Alat Mekanis
Alat Mekanis MA (%) PA (%) UA (%) EU(%)
Excavator Caterpillar PC 323 GC 96,88% 97,52% 78,80% 76,85%
Dump Truck Hino FM 500 95,87% 96,72% 78,63% 76,05%

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.7 dapat disimpulkan ketersediaan rata-
rata alat sudah sesuai standar menurut Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K
30 MEM 2018.

4.10. Produksi Alat Mekanis Aktual


Produksi alat gali muat dan alat angkut pada kegiatan penggalian dan
pemuatan material ore dengan menggunakan alat gali muat alat angkut dapat
diketahui dengan melakukan perhitungan alat gali muat dan alat angkut dari masing
– masing rangkaian kerja yang telah ditetapkan di PT. TAS ditetapkan dengan total
1 unit alat gali muat dan 12 unit alat angkut.

4.10.1. Produktivitas Alat Gali Muat


Kegiatan penggalian dan pemuatan material ore menggunakan Excavator
Caterpillar PC 323 GC. Data yang diperlukan untuk menghitung produksi alat gali
muat yaitu cycle time, kapasitas bucket, fill factor, swell factor, density loose dan
kesediaan alat. Hasil produksi alat gali-muat aktual diperoleh setelah mengetahui
produktivitas aktual alat gali-muat kemudian diolah dengan data waktu kerja efektif
alat dan jumlah alat yang beroperasi. Dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan perhitungan
produktivitas aktual alat gali muat terdapat pada (Lampiran J).

Tabel 4.8 Produksi Alat Gali Muat Aktual


Produktivitas Produksi Target Produksi
Keterangan
(ton/jam) (ton/bulan) (ton/bulan)

232,27 84.990 100.000 Belum Tercapai

4.10.2. Produktivitas Alat Angkut


Kegiatan pengangkutan material ore dilakukan dengan Dump Truck Hino
500 Data yang diperlukan untuk menghitung produktivitas alat angkut yaitu cycle

48
time, kapasitas bak, density loose. Hasil produksi alat angkut aktual diperoleh
setelah mengetahui produktivitas aktual alat angkut kemudian diolah dengan data
waktu kerja efektif alat dan jumlah alat yang beroperasi. Dapat dilihat pada Tabel
4.9 dan perhitungan produktivitas aktual alat angkut terdapat pada (Lampiran J).

Tabel 4.9 Produksi Alat Angkut


Produktivitas Produksi Target Produksi
Keterangan
(ton/jam) (ton/bulan) (ton/bulan)

19,20 81.561 100.000 Belum Tercapai

4.11. Keserasian Kerja Alat Mekanis (Macth Factor) Aktual

Match Factor (MF) adalah keserasian antara alat gali muat dan alat angkut pada
saat beroperasi. Angka keserasian kerja (match factor) aktual untuk rangkaian kerja
yang terdapat pada PT. Teknik Alum Service dapat dilihat pada tabel 4.9 dan untuk
perhitungannya faktor keserasian kerja terdapat pada (Lampiran K).

Tabel 4.10 Match Factor Alat Mekanis Aktual


CTa CTm Na Nm n
MF
(menit) (detik) (unit) (unit) (bucket)
25,77 16,98 12 1 8 0,92

Keterangan :
CTa = Waktu edar alat angkut (menit)
CTm = Waktu edar alat gali muat (detik)
Na = Jumlah alat angkut (unit)
Nm = Jumlah alat gali muat (unit)
n = Jumlah pengisian (bucket)
Mf = Match factor

49
BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Kemampuan Produktivitas Alat Mekanis


Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data lapangan pada produksi
dalam kegiatan operasi penggalian, pemuatan dan pengangkutan bijih nikel dari
front Buleleng menuju exportable final ore (EFO) PT. Teknik Alum Service
mempunyai target produksi bijih nikel sebesar 100.000 ton/bulan dari perhitungan
data aktual dilapangan yang didapat pencapaian produksi aktual dilapangan saat ini
dengan 1 alat gali muat dan 12 alat angkut tidak mencapai target produksi dimana
produksi aktual yang didapatkan hanya sebesar 84.990 ton/bulan untuk alat gali
muat dengan produktivitas 232,27 ton/jam untuk 1 unit alat gali muat dan
didapatkan produksi aktual sebesar 81.561 ton/bulan untuk 12 unit alat angkut
dengan produktivitas 19,20 ton/jam untuk 1 unit alat angkut.
Hal tersebut disebabkan oleh tingginya waktu edar dari alat gali muat,
kecepatan rata-rata aktual yang tidak sesuai dengan standarisasi perusahaan dan
kurang maksimalnya faktor pengisian material, sehingga dilakukan optimalisasi
produktivitas alat mekanis sehingga hasil produksi tercapai dengan optimal.

5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Mekanis


Kemampuan produktivitas alat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
penghambat seperti kondisi loading point di front penambangan, jalan angkut yang
rusak, kecepatan rata-rata aktual alat yang tidak sesuai dengan standarisasi, tidak
maksimalnya faktor pengisian dan banyaknya waktu hambatan. Untuk itu pada
pembahasan ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan kemampuan produktivitas
alat mekanis berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi alat mekanis tersebut
dengan memberikan solusi dan upaya peningkatan yang tepat.

50
5.2.1. Kondisi Jalan Angkut
Dari hasil pengamatan dilapangan kondisi jalan ketika pada siang hari cukup
panas membuat jalan sangat berdebu hal ini disebabkan belum maksimalnya
penyiraman jalan angkut hingga menutupi pandangan operator yang dapat
menyebabkan kecepatan alat angkut tidak dapat maksimal dan menyebabkan
penurunan kecepatan sehingga waktu tempuh alat angkut menjadi lebih besar dan
ketika kondisi cuaca hujan membuat jalan becek dan licin yang menyebabkan dump
truck mudah tergelincir sehingga menyebabkan terhentinya produksi.

5.2.2. Waktu Edar (Cycle Time)


Kemampuan produktivitas alat mekanis tidak lepas oleh waktu edar dari alat
mekanis, semakin cepat waktu edar alat mekanis maka produksi yang dihasilkan
akan meningkat. Salah satu faktor penyebab tidak tercapai target produksi adalah
waktu edar alat gali muat excavator dan alat angkut dump truck yang besar sehingga
memperkecil kemampuan produksi alat. Besarnya waktu edar alat gali muat
disebabkan oleh mengambil material dengan swing angle 90˚ atau lebih. swing
angle adalah sudut ayunan dari posisi arm menumpahkan material ke vessel hingga
posisi arm menggali material. Besarnya sudut ayunan maka akan semakin lambat
waktu ayunan arm dari material menuju vessel. Sedangkan besarnya waktu edar
alat angkut disebabkan oleh tidak maksimalnya kecepatan alat angkut yang
dipengaruhi kondisi jalan yang berdebu sehingga menyebabkan penurunan
kecepatan, oleh sebab itu perlu dilakukan pengoptimalan kecepatan.

5.2.3. Faktor Pengisian (Fill Factor)


Faktor pengisian ditentukan dengan banyaknya jumlah pengisian bucket ke
dalam vessel. Berdasarkan kemampuan pengisian bucket pada alat gali muat jenis
Caterpillar dapat dilihat pada Tabel 5.1, dengan jenis bahan galian seperti nikel
maksimal persentase pengisiannya adalah 100 - 110%. Maka jumlah curahan
optimal bucket yaitu 7 kali penumpahan dengan persentase pengisian yang
diperoleh sebesar 109%. Berikut merupakan tabel perbandingan jumlah curahan
bucket.

51
Tabel 5.1 Perbandingan Persentase Pengisian Bucket
Produktivitas (Ton/Jam)
Jumlah Curah Fill Factor
Caterpillar 323 GC Hino 500
8 96,15% 232,27 19,20
7 109% 263,34 21,78

5.2.3. Effective Utilization (Waktu Kerja Efektif)


Waktu kerja efektif adalah waktu kerja dimana alat mekanis aktif berproduksi,
waktu kerja efektif diperoleh dari waktu hambatan yang seharusnya bisa dihindari
ditambah hambatan yang tidak bisa dihindari, hasilnya akan digunakan untuk
mengurangi waktu kerja yang tersedia. Berdasarkan waktu kerja yang ditetapkan di
PT. Teknik Alum Service mempunyai waktu kerja 10 jam pershift. Namun
berdasarkan aktual dilapangan waktu kerja efektif untuk alat gali muat excavator
caterpillar PC 323 GC yaitu 6,1 jam pershift.dan untu waktu kerja efektif alat
angkut dump truck Hino FM 500 yaitu 5,9 jam pershift.

5.3. Upaya Pengoptimalan Produktivitas


Upaya yang dilakukan agar hasil produksi dapat tercapai secara optimal
berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas.

5.3.1. Upaya Pengoptimalan Produktivitas Alat Gali Muat


Setelah dilakukan pengolahan data dan simulasi data, upaya perbaikan untuk
mengoptimalisasikan produktivitas alat gali muat yaitu dengan simulasi mengambil
material dengan swing angle kurang dari 90ᵒ. Swing angle adalah sudut ayunan dari
posisi arm menumpahkan material ke vessel hingga posisi arm menggali material.
Semakin kecil sudut ayunan maka akan semakin cepat waktu ayunan arm dari
material menuju ke vessel sehingga dapat mempercepat waktu edar alat gali muat.
Lalu upaya untuk melakukan perbaikan fill factor yaitu dengan melakukan simulasi
mengurangi jumlah curahan bucket maksimal menjadi 109% dapat dilihat pada.
Pengolahan data perbaikan faktor pengisian dapat dilihat pada (Lampiran L). Maka

52
perbandingan upaya perbaikan terhadap produktivitas alat gali muat dapat dilihat
pada Tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Perbandingan Hasil Produktivitas Alat Gali Muat terhadap Upaya
Perbaikan
Produktivitas (Ton/Jam)
Variabel Perbaikan Aktual Perbaikan
Aktual Perbaikan

Cycle Time 16,98 detik 15,12 detik 232,27 260,83

Fill Factor 96,15% 109% 232,27 263,34

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, upaya perbaikan dengan memperbaiki Cycle


Time lebih tidak berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas terhadap alat gali
muat dibanding dengan upaya perbaikan memaksimalkan faktor pengisian (fill
factor). Maka dari itu upaya perbaikan yang efektif untuk diterapkan agar
produktivitas meningkat adalah memaksimalkan pengisian bucket menjadi 109%
dengan 7 kali penumpahan.

5.3.2. Upaya Pengoptimalan Produktivitas Alat Angkut


Setelah dilakukan pengolahan data dan simulasi data, upaya perbaikan untuk
mengoptimalisasikan produktivitas alat angkut yaitu dengan melakukan perawatan
dan penentuan waktu penyiraman jalan angkut sehingga kondisi cuaca panas debu
pada jalan angkut tidak terlalu tinggi sehingga operator alat angkut dapat
memaksimalkan kecepatan alat angkut yang sudah ditentukan oleh departemen
HSE (Health, Safety, and Environment) yakni kecepatan maksimum 20 km/jam.
Perbaikan waktu edar alat angkut yaitu dengan melakukan perhitungan modus dari
semua data waktu edar aktual dan memaksimalkan faktor pengisian (Lampiran L).
Pengolahan data perbaikan cycle time terhadap produktivitas, dan faktor pengisian
terhadap produktivitas dapat dilihat pada (Lampiran O). Maka perbandingan upaya
perbaikan terhadap produktivitas alat angkut dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut.

53
Tabel 5.3 Perbandingan Hasil Produktivitas Alat Angkut Terhadap Upaya
Perbaikan

Variabel Produktivitas (Ton/Jam)


Aktual Perbaikan
Perbaikan Aktual Perbaikan
Cycle Time 25,75 menit 21,93 menit 19,20 22,57
Fill Factor 9,99 m3 9,99 m3 19,20 21,78

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas, upaya perbaikan yang efektif untuk diterapkan
agar produktivitas meningkat yaitu dengan mempersingkat waktu edar alat angkut.
Data waktu edar perbaikan yang digunakan merupakan data waktu edar dengan
nilai modus dari frekuensi terbanyak hasil pengamatan.

5.4. Pemenuhan Target Produksi


Berdasarkan upaya untuk mengoptimalkan produktivitas alat gali muat dan
alat angkut agar hasil produksi dapat tercapai. Berikut merupakan pemenuhan hasil
produksi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat mekanis

5.4.1. Pemenuhan Target Produktivitas Alat Gali Muat


Untuk memenuhi hasil produktivitas alat gali muat agar target produktivitas
tercapai, maka berikut simulasi hasil produktivitas berdasarkan upaya perbaikan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat. Dapat
dilihat pada (Lampiran M).

Tabel 5.4 Pemenuhan Hasil Produktivitas Alat Gali Muat


Target
Produksi Produksi
Variabel Produktivitas Produksi
No (Ton/ (Ton/ Ket
Perbaikan (Ton/Jam) (Ton/
Hari) Bulan)
Bulan)
Tidak
1 Cycle Time 260,83 3.182 95.460 100.000
Tercapai
Tidak
2 Fill Factor 263,34 3.212 96.360 100.000
Tercapai
Effective
3 227,37 3.390 101.700 100.000 Tercapai
Utilization
Cycle Time
4 & Fill 295,70 3.607 108.210 100.000 Tercapai
Factor

54
Cycle Time
5 & Effective 312,16 3.808 114.240 100.000 Berlebihan
Utilization
Fill Factor
6 & Effective 315,12 3.844 115.320 100.000 Berlebihan
Utilization

Agar target produksi dapat tercapai berdasarkan faktor-faktor yang


mempengaruhi produktivitas alat gali-muat, maka upaya perbaikan yang efektif
diterapkan yaitu mengoptimalkan cycle time yaitu dengan cara simulasi mengambil
material dengan swing angle kurang dari 90ᵒ. Semakin kecil sudut ayunan maka
akan semakin cepat waktu ayunan arm dari material menuju ke vessel sehingga
dapat mempercepat waktu edar alat gali muat dan mengurangi jumlah curahan
bucket menjadi 7 sehingga faktor pengisian bucket menjadi 109%.

5.4.2. Pemenuhan Target Produktivitas Alat Angkut


Untuk memenuhi hasil produktivitas alat angkut agar target produktivitas
tercapai, maka berikut simulasi hasil produktivitas berdasarkan upaya perbaikan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat angkut. Dapat dilihat
pada (Lampiran N).
Tabel 5.5 Pemenuhan Hasil Produktivitas Alat Angkut
Target
Produksi Produksi
Variabel Produktivitas Produksi
No (Ton/ (Ton/ Ket
Perbaikan (Ton/Jam) (Ton/
Hari) Bulan)
Bulan)
Tidak
1 Cycle Time 22,57 266,32 95.875 100.000
Tercapai
Tidak
2 Fill Factor 21,78 257,00 92.520 100.000
Tercapai
Effective Tidak
3 23,24 274,23 98.772 100.000
Utilization Tercapai
Cycle Time
4 & Fill 25,59 301,96 108.105 100.000 Tercapai
Factor
Cycle Time
5 & Effective 27,25 321,55 115.758 100.000 Berlebihan
Utilization
Fill Factor
6 & Effective 26,34 310,81 111.891 100.000 Berlebihan
Utilization

55
Agar target produksi dapat tercapai berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas alat angkut, maka upaya perbaikan yang efektif
diterapkan yaitu mempersingkat waktu edar alat angkut sehingga menjadi 21,93
menit yaitu dengan melakukan perawatan dan penentuan waktu penyiraman jalan
angkut sehingga kondisi cuaca panas debu pada jalan angkut

Upaya yang efektif untuk peningkatan produksi bijih nikel pada alat gali
muat Excavator Caterpillar 323 GC yaitu mengoptimalkan cycle time, sehingga
produktivitas semula didapatkan sebesar 232,27 ton/jam dan produksi sebesar
84.990 ton/bulan, setelah dilakukan upaya pengoptimalan cycle time dan
penigkatan fill factor maka produktivitas meningkat menjadi sebesar 301,96
ton/jam dan produksi sebesar 108.210 ton/bulan. Lalu upaya yang efektif untuk
peningkatan produksi ore nikel pada alat angkut Dump Truck Hino 500 yaitu
perbaikan cycle time dan peningkatan nilai fill factor, maka produktivitas semula
didapatkan produktivitas sebesar 19,20 ton/jam dan produksi sebesar 81.561
ton/bulan, setelah dilakukan upaya perbaikan cycle time dan fill factor maka
produktivitas meningkat menjadi sebesar 25,59 ton/jam dan produksi sebesar
108.105 ton/bulan.

56
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari kegiatan penambangan bijih nikel diperoleh produktivitas aktual alat gali
muat sebesar 233,27 ton/jam dan produksi sebesar 84.990 ton/bulan
sedangkan alat angkut sebesar 19,20 ton/jam dan target produksi sebesar
81.561 ton/bulan dengan target produksi 100.000 ton/bulan belum tercapai.
2. Upaya peningkatan produksi berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi
produktivitas:
a. Optimalisasi produktivitas alat gali muat yang efektif yaitu
mengoptimalkan waktu edar dengan cara simulasi mengambil material
dengan swing angel kurang dari 90˚. Semakin kecil sudut ayunan maka
akan semakin cepat waktu ayunan arm menuju ke vessel sehingga dapat
mempercapat waktu edar alat gali muat dan memaksimalkan pengisian
bucket menjadi 109% dengan 7 kali penumpahan. Maka diperoleh hasil
produksi pada bulan Februari 2023 sebesar 108.210 ton/bulan atau telah
mencapai target produksi.
b. Optimalisasi produktivitas alat angkut yang efektif yaitu mengurangi
waktu edar alat angkut dengan cara melakukan perawatan dan penentuan
waktu penyiraman jalan angkut sehingga kondisi cuaca panas debu pada
jalan angkut tidak terlalu tinggi sehingga operator alat angkut dapat
memaksimalkan kecepatan alat angkut menuju EFO menjadi 21,63 menit
dan memaksimalkan persentase bucket fill factor menjadi 109% dengan 7
kali penumpahan ke dalam vessel. Maka diperoleh hasil produksi pada
bulan Februari 2023 sebesar 108.105 ton/bulan atau telah mencapai
target.

57
6.2. Saran
Setelah dilakukan penelitian maka saran yang dapat diberikan dalam kegiatan
untuk memenuhi target produksi bijih nikel adalah sebagai berikut:

1. Memaksimalkan persentase pengisian bucket terhadap vessel menjadi 109%


dengan 7 kali penumpahan, dimana waktu loading alat gali muat terhadap alat
angkut yang diperoleh juga dapat menjadi singkat.
2. Melakukan perawatan jalan terutama lebih sering melakukan penyiraman
jalan angkut sehingga operator dapat memaksimalkan kecepatan alat.
3. Melakukan evaluasi mendisiplinkan operator sehigga waktu awal shift tidak
banyak terbuang dan pengisian bahan bakar dapat dilakukan diwaktu
pergantian shift.
4. Mengoptimalkan penggunaan unit support seperti bulldozer untuk
meminimalisir waktu slippery serta penggunaan LV dan man haul untuk
mobilisasi karyawan menuju front penambangan, sehingga nilai effective
utilization alat mekanis meningkat.

58
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, W. (2006). Laterites: fundamentals of chemistry, mineralogy,


weathering processes and laterite formation. PT. INCO. p 207.

Hall, R., and Wilson, J., (2000). Neogene Sutures in Eastern Indonesia. Journal
of Asian Earth Sciences.

Hamilton, W., (1979). Tectonics of the Indonesian Region, Geological Survey


Profesional Paper

Morowali, B. K., (2022). Morowali Regency In Figures. s.l.:BPS-Statistic of


Morowali Regency.

Indonesianto, Y., (2018). Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Sekolah


Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Prodjosumarto, P., (1993). Pemindahan Tanah Mekanis, Departemen Tambang


Institut Teknologi Bandung, Bandung, Hal:52,103

Rahmawati A, Fajarwati, dan Fauziyah., (2016). Statistika Teori dan Praktek.


Edisi III

Rochmanhadi., (1989). Alat Alat Berat dan Penggunaanya, Cetakan III, Badan
Penerbitan Pekerjaan Umum, 55 66.

Rusmana E, Sukido, Sukarna D, dan Haryono E., (1993). Peta Geologi Lembar
Lasusua-Kendari dan Lembar Bungku, Sulawesi, Skala 1 : 250.000.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

Sarasin F., and Sarasin P., (1901). Materialien zur Naturgeschichte der Insel
Celebes, Volume 1, G.W. Kreidel’s Verlag, Wiesbaden, Germany

Surono dan Hartono. (2013). Kepingan Benua. Geologi Sulawesi. Lipi Press,
Jakarta.

59
Surono (1995). Sedimentology of the Tolitoli Conglomerate Member of the
Langkowala Formation, Southeast Sulawesi, Indonesia

Simandjuntak R., dan Sukamto T.O., (1983). Tectonic relationship between


geologic provinces of Western Sulawesi, Eastern Sulawesi and Banggai
Sula in the light of sedimentological aspects. Indonesian Geological
Research Development Centre, Bulletin, 7, h.1-12.

60
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
JAM KERJA PT. TEKNIK ALUM SERVICE

Jam kerja PT. Teknik Alum Service dalam 1 minggunya adalah sebagai berikut:

Tabel A.1. Jadwal Waktu Kerja PT. Teknik Alum Service

Shift 1

Nomor Kegiatan Kerja Jam Kerja Waktu Kerja


(Menit)
1. Safety talk, Pengaturan kerja 7.00-7.10 10
2. Pengecekan alat 7.10-7.20 10
3. Waiting grade control 7.20-7.30 10

Nomor Kegiatan kerja Jam kerja Waktu kerja


(menit)
4. Kerja produktif 7.30-12.00 270
5. Istrahat 12.00-13.00 60
6. Kerja produktif 13.00-17.00 240
Total waktu kerja 600
Shift 2

Nomor Kegiatan kerja Jam kerja Waktu kerja


(menit)
1. Safety talk, pengaturan kerja 19.00-19.10 10
2. Pengecekan alat 19.10-19.20 10
3. Waiting grade control 19.20-19.30 10
4. Kerja produktif 19.30-00.00 270
5. Istrahat 00.00-1.00 60
6. Kerja produktif 1.00-5.00 240
Total waktu kerja 600

61
LAMPIRAN B
SPESIFIKASI ALAT GALI MUAT

Gambar B.1. Alat Gali Muat Excavator Caterpillar PC 323 GC

Caterpillar PC 323 GC
• CATEGORY : Excavators
• MANFACTURER : Caterpillar
• MODEL : PC 323 GC
• BUCKET : GD 1,3 m3
• DIMENSI
Boom : 5,7 m
Stick : 2,9 m
Tinggi Kabin : 2960 mm
Panjang : 9531 mm
Radius ayunan ekor : 2833 mm
Jarak bebas ke tanah : 468 mm
Lebar transportasi : 2980 mm
Bobot kerja : 22,600 kg

62
• ENGINE
Model : Cat C7.1
Daya : 157 hp (117 kW)
Diameter : 105 mm
Kapasitas Silinder : 7,01 L
• OPERATING SPESIFICATIONS
Fuel capacity : 345 L (91,1 gal)
System pendingin : 25 L (6,6 gal)
Oli engine : 25 L (6,6 gal)
Penggerak swing : 5 L (1,3 gal)
Sistem hidraulik : 234 L (61,8 gal)
Tangki hidraulik :115 L (30,4 gal)
• MEKANISME SWING
Kecepatan swing : 11,25 rpm
Torsi ayunan maksimum : 82,0 kN-m

63
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT ANGKUT

Gambar C.1. Alat Angkut Dump Truck Hino FM 500

Dump Truck Hino FM 500

• CATEGORY : Dump Tuck


• MANUFACTURER : Hino
• TYPE : FM 260 JD
• DIMENSI
Jarak Sumbu Roda : 4,030 + 1,350 mm
Cabin to End : 3,875 mm
Total Panjang : 8,645 mm
Total lebar : 2,490 mm
Total tinggi : 2,780 mm
Lebar jejak depan : 2,050 mm
Lebar jejak belakang : 1,860 mm
Julur depan : 1,280 mm
Julur belakang : 1,985 mm

64
• ENGINE
Model : J08E-UF
Tenaga maksimum (PS/rpm) : 260/2.500 PS/rpm
Daya maksimum : 76/1,500 kg.m/rpm
Jumlah silinder : 6 silinder
Diameter x Langkah piston : 112 x 130 mm
Isi silinder : 7,684 cc
Tangka bahan bakar : 200 L
• VELG DAN BAN
Ban depan : 225/75/R16
Ban belakang : 235/75/R16
• TRANSMISI
Model : M009DD
C : 14,056
Gigi 1 : 9,647
Gigi 2 : 6,993
Gigi 3 : 5,021
Gigi 4 : 3,636
Gigi 5 : 2,653
Gigi 6 : 1,923
Gigi 7 : 1,380
Gigi 8 : 1000
Mundur : 13,636
• LAIN-LAIN
Accu : 12V-65Ahx2
Kemudi : Integral power steering
Kopling : Pelat kering tunggal coil spring
Kecepatan maksimum : 87 km/jam
Daya angkut : 26 Ton
Berat : 7,5 Ton

65
LAMPIRAN D
WAKTU EDAR ALAT GALI MUAT

Pengamatan dan pengambilan data waktu edar (Cycle time) alat gali muat
dilakukan pada 3 Februari 2023 - 3 Maret 2023. Perhitungan dapat dinyatakan
dengan cara memperhatikan pola gerak dari alat – alat mekanis pada saat alat – alat
tersebut melakukan akitivitasnya oleh alat mekanis untuk menyelesaikan satu
siklus, dari mulai kerja sampai dengan selesai dan bersiap-siap memulainya
kembali.
Dari data waktu edar Excavator Caterpillar PC 323 GC, maka dapat dicari
rata - rata waktu edar (cycle time) dengan menggunakan perhitungan statistik
dengan distribusi frekuensi.

D.1. Data Pengamatan Cycle Time Alat Gali Muat

Tabel D.1 Cycle Time Alat Gali Muat


Digging Swing Load Dumping Swing empty
NO
(detik) (detik) (detik) (detik)
1 3,21 4,76 2,43 3,28
2 4,61 5,14 3,12 4,33
3 5,11 6,3 4,9 3,56
4 4,67 5,73 4,19 3,03
5 4,74 4,67 4,04 5,95
6 4,4 3,08 3,61 4,36
7 3,27 4,05 3,93 3,74
8 5,14 4,33 3,64 4,33
9 3,21 3,33 4,06 4,07
10 3,08 5,05 3,03 5,68
11 3,06 5,33 3,62 5,23
12 3,58 3,86 3,18 5,09
13 3,46 5,32 4,42 3,3
14 5,17 4,18 3,34 3,72
15 5,47 3,37 3,16 4,63

66
16 3,86 4,1 4,46 5,64
17 3,27 5,26 4,49 4,3
18 3,29 5,21 3,76 4,4
19 3,14 6,38 4,34 3,36
20 4,18 3,68 5,02 3,83
21 3,2 3,39 4,3 3,4
22 3,71 4,05 4,65 3,4
23 4,63 3,61 5,37 3,45
24 3,3 6,14 3,61 3,89
25 5,49 4,36 3,08 4,55
26 4,12 4,86 4,99 4,12
27 4,28 5,05 4,24 4,67
28 4,49 4,02 6,7 3,96
29 3,27 3,33 5,07 4,95
30 3,31 4,48 5,58 4,73

1. Waktu Digging
Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 5,49
- Data terendah ( X Min ) = 3,06
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
5,49 − 3,06
= 6

= 0,41

67
Tabel D.2. Distribusi Frekwensi Waktu Digging
Nilai
Frekwensi X
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi
(Fi) rata-
rata
3,06 - 3,47 13 3,26 42,41
3,48 - 3,88 3 3,68 11,03
3,89 - 4,30 3 4,09 12,28
3,98
4,31 - 4,71 5 4,51 22,54
4,72 - 5,13 2 4,92 9,85
5,14 - 5,54 4 5,34 21,35
Jumlah 30 119,46

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Digging = 𝛴 𝐹𝑖
119,46
= = 3,98 Detik
30

- Untuk mencari nilai modus waktu digging adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
3,05+3,06
TBKmo = = 3,055
2

Ci = 0,41
d1 = 13
d2 = 13 – 3 = 10
13
Mo = 3,055 + 0,41 (13+10 ) = 3,28 detik

2. Waktu Swing Load


Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)

68
- Data tertinggi ( X Maks ) = 6,38
- Data terendah ( X Min ) = 3,08
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 – 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
6,38 – 3,08
= 6

= 0,55

Tabel D.3. Distribusi Frekwensi Waktu Swing load


Nilai
Frekwensi X
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi
(Fi) rata-
rata
3,08 - 3,63 6 3,36 20,13
3,64 - 4,19 7 3,92 27,41
4,20 - 4,75 4 4,48 17,90
4,53
4,76 - 5,31 7 5,04 35,25
5,32 - 5,87 3 5,60 16,79
5,88 - 6,43 3 6,16 18,47
Jumlah 30 135,93

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Swing load = 𝛴 𝐹𝑖

135,93
= = 4,53 detik
30

- Untuk mencari nilai modus swing load adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
3,63+3,64
TBKmo = = 3,635
2

Ci = 0,55
d1 =7–6=1
d2 =7–4=3
1
Mo = 3,635 + 0,55 (1+3 ) = 3,81 detik

69
3. Waktu Dumping
Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 6,7
- Data terendah ( X Min ) = 2,43
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 – 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
6,7 – 2,43
= 6

= 0,71

Tabel D.4. Distribusi Frekwensi Waktu Dumping


Nilai
Frekwensi X
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi
(Fi) rata-
rata
2,43 - 3,14 4 2,79 11,14
3,15 - 3,86 8 3,51 28,06
3,87 - 4,59 9 4,23 38,06
4,18
4,60 - 5,31 5 4,95 24,75
5,32 - 6,03 3 5,67 17,02
6,04 - 6,75 1 6,39 6,39
Jumlah 30 125,43

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Dumping = 𝛴 𝐹𝑖
125,43
= = 4,18 Detik
30

- Untuk mencari nilai modus dumping adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
3,14+3,15
TBKmo = = 3,145
2

70
Ci = 0,71
d1 = 8 – 4 =4
d2 = 8 – 9 = -1
4
Mo = 3,145 + 0,71 (4 + −1) = 4,09 detik

4. Waktu Swing empty


Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 6,95
- Data terendah ( X Min ) = 3,03
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
6,95 − 3,03
= 6

= 0,65

Tabel D.5. Distribusi Frekwensi Waktu Swing Empty


Nilai
Frekwensi X
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi
(Fi) rata-
rata
3,03 - 3,68 8 3,36 26,85
3,69 - 4,35 10 4,02 40,20
4,36 - 5,01 7 4,68 32,78
4,29
5,02 - 5,67 3 5,35 16,04
5,68 - 6,34 1 6,01 6,01
6,35 - 7,00 1 6,67 6,67
Jumlah 30 128,56
𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Swing empty = 𝛴 𝐹𝑖
128,56
= = 4,29 Detik
30

71
- Untuk mencari nilai modus swing empty adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
3,68+3,69
TBKmo = = 3,685
2

Ci = 0,65
d1 = 10 – 8 = 2
d2 = 10 – 7 = 3
2
Mo = 3,685 + 0,65 (2 + 3) = 3,94 detik

Dari hasil perhitungan distribusi frekuensi di peroleh waktu edar Excavator


Caterpillar PC 323 GC adalah :
Tabel D.6 Distribusi Frekuensi Waktu Edar Alat Gali Muat
Kegiatan Waktu (detik)
Digging (detik) 3,98
Swing Load (detik) 4,53
Dumping (detik) 4,18
Swing Empty (detik) 4,29
Total (detik) 16,98
Total (menit) 0,28

Dari hasil perhitungan distribusi frekuensi di peroleh waktu edar dengan


menghitung modus dari frekuensi terbanyak Excavator Caterpillar PC 323 GC :
Tabel D.7 Distribusi Frekuensi nilai modus Waktu Edar Alat Gali Muat
Kegiatan Waktu (detik)
Digging (detik) 3,28
Swing Load (detik) 3,81
Dumping (detik) 4,09
Swing Empty (detik) 3,94
Total (detik) 15,12
Total (menit) 0,25

72
LAMPIRAN E
WAKTU EDAR ALAT ANGKUT

Perhitungan waktu edar (Cycle time) alat angkut dapat dinyatakan dengan
cara memperhatikan pola gerak dari alat – alat mekanis pada saat alat – alat tersebut
melakukan akitivitas pada lokasi penambangan yaitu front Buleleng menuju EFO
Buleleng untuk menyelesaikan satu siklus, dari mulai kerja sampai dengan selesai
dan bersiap-siap memulainya kembali.

Dari data waktu edar Dump Truck Hino FM 500, maka dapat dicari rata -
rata waktu edar (cycle time) dengan menggunakan perhitungan statistik dengan
distribusi frekuensi.

E.1 Waktu Edar Alat Angkut

Tabel E.1 Cycle Time Alat Angkut Hino FM 500

Manuver Kembali Manuver


Mengisi Mengangkut Dumping
No Tumpah Kosong Muat
(detik) (detik) (detik)
(detik) (detik) (detik)
1 105 733 45 55 496 34
2 88 651 36 54 441 34
3 120 666 48 55 511 39
4 86 612 45 60 429 30
5 77 584 37 50 457 33
6 87 628 49 58 495 29
7 113 681 46 57 550 25
8 123 587 45 54 424 27
9 103 745 38 56 518 30
10 73 629 50 53 569 31
11 76 755 41 53 673 30
12 95 870 39 47 680 35
13 87 817 40 49 624 32
14 95 754 41 55 627 23
15 95 650 38 60 511 24

73
16 93 820 40 53 640 23
17 95 712 39 47 585 30
18 89 830 36 49 615 32
19 102 776 37 58 590 29
20 105 788 39 60 612 31
21 98 633 28 42 505 41
22 90 794 28 48 625 38
23 85 923 36 47 703 40
24 89 978 38 56 593 39
25 97 754 31 59 503 29
26 96 759 30 60 521 33
27 100 820 31 52 576 32
28 93 797 36 50 623 30
29 101 903 31 47 693 28
30 100 914 32 53 684 26

1. Waktu Muat
Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 123
- Data terendah ( X Min ) = 73
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
123 − 73
= 6

= 8,33

74
Tabel E.2. Distribusi Frekwensi Waktu Muat
Nilai X
Frekwensi
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi rata-
(Fi)
rata
73 - 81,33 3 77,17 231,50
81,34 - 89,68 7 85,51 598,57
89,69 - 98,02 10 93,85 938,53
94,41
98,03 - 106,36 7 102,20 715,38
106,37 - 114,70 1 110,54 110,54
114,71 - 123,04 2 118,88 237,75
Jumlah 30 2832,27

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Muat = 𝛴 𝐹𝑖
2832,27
= = 94,41 Detik = 1,57 Menit
30

- Untuk mencari nilai modus waktu muat adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
89,68+89,69
TBKmo = = 89,685
2

Ci = 8,33
d1 = 10 – 7 = 3
d2 = 10 – 7 = 3
3
Mo = 89,685 + 8,33 (3+3 ) = 93,85 detik = 1,56 menit

2. Waktu Angkut
Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 978
- Data terendah ( X Min ) = 584

75
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
978 − 584
= 6

= 65,67

Tabel E.3. Distribusi Frekwensi Waktu Angkut

Frekwensi Nilai Tengah Nilai X


Interval Kelas Fi x Xi
(Fi) (Xi) rata-rata

584 - 649,67 5 616,83 3084,17


649,68 - 715,34 4 682,51 2730,04
715,35 - 781,02 8 748,19 5985,49
765,70
781,03 - 846,70 7 813,86 5697,04
846,71 - 912,37 3 879,54 2638,62
912,38 - 978,05 3 945,22 2835,65
Jumlah 30 22971,01

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Angkut = 𝛴 𝐹𝑖

22971,01
= = 756,70 Detik = 12,76 Menit
30

- Untuk mencari nilai modus waktu angkut adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
583+584
TBKmo = = 583,5
2

Ci = 65,67
d1 =5
d2 =5–4=1
5
Mo = 583,5 + 65,67 (5+1 ) = 638,22 detik = 10,63 menit

76
3. Waktu Manuver Muat
Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 41
- Data terendah ( X Min ) = 23
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
41 − 23
= 6

= 3,00

Tabel E.4. Distribusi Frekwensi Waktu Manuver Muat


Nilai
Frekwensi
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi X rata-
(Fi)
rata
23 - 26,00 5 24,50 122,50
26,01 - 29,01 5 27,51 137,55
29,02 - 32,02 7 30,52 213,64
31,32
32,03 - 35,03 7 33,53 234,71
35,04 - 38,04 2 36,54 73,08
38,05 - 41,05 4 39,55 158,20
Jumlah 30 939,68

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Manuver Muat = 𝛴 𝐹𝑖

939,68
= = 31,32 Detik = 0,52 Menit
30

- Untuk mencari nilai modus waktu manuver muat adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
26,00+26,01
TBKmo = = 26,005
2

77
Ci = 3,00
d1 =5–5=0
d2 = 5 – 7 = -2
0
Mo = 26,005 + 3,00 (0 + −2 ) = 26,005 detik = 0,43 menit

4. Waktu Manuver Tumpah


Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 50
- Data terendah ( X Min ) = 28
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
50 − 28
= 6

= 3,63

Tabel E.5. Distribusi Frekwensi Waktu Manuver Tumpah

Nilai X
Frekwensi
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi rata-
(Fi)
rata
28 - 31,67 6 29,83 179,00
31,68 - 35,34 1 33,51 33,51
35,35 - 39,02 12 37,19 446,24
38,17
39,03 - 42,70 4 40,86 163,45
42,71 - 46,37 4 44,54 178,16
46,38 - 50,05 3 48,22 144,65
Jumlah 30 1145,01

78
𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Manuver Tumpah = 𝛴 𝐹𝑖

1145,01
= = 38,17 Detik = 0,63 Menit
30

- Untuk mencari nilai modus waktu manuver tumpah adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
27+28
TBKmo = = 27,5
2

Ci = 3,63
d1 =6
d2 =6–1=5
6
Mo = 27,5 + 3,63 (6+5 ) = 29,48 detik = 0,49 menit

5. Waktu Dumping
Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
- Data tertinggi ( X Maks ) = 60
- Data terendah ( X Min ) = 42
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
60 − 42
= 6

= 3,00

79
Tabel E.6. Distribusi Frekwensi Waktu Dumping
Nilai X
Frekwensi
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi rata-
(Fi)
rata
42 - 45,00 1 43,50 43,50
45,01 - 48,01 5 46,51 232,55
48,02 - 51,02 4 49,52 198,08
52,83
51,03 - 54,03 7 52,53 367,71
54,04 - 57,04 6 55,54 333,24
57,05 - 60,05 7 58,55 409,85
Jumlah 30 1584,93

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Dumping = 𝛴 𝐹𝑖

1584,93
= = 52,83 Detik = 0,88 Menit
30

- Untuk mencari nilai modus waktu dumping adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
45,00+45,01
TBKmo = = 45,005
2

Ci = 3,00
d1 =5–1=4
d2 =5–4=1
4
Mo = 45,005 + 3,00 (4+1 ) = 47,40 detik = 0,79 menit

6. Waktu Kembali Kosong


Diketahui :
- Jumlah Data ( N ) = 30
- Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)

80
- Data tertinggi ( X Maks ) = 703
- Data terendah ( X Min ) = 424
𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
- Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
703− 424
= 6

= 46,50

Tabel E.7. Distribusi Frekwensi Waktu Kembali Kosong

Frekwensi Nilai X
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi
(Fi) rata-rata
424 - 470,50 5 447,25 2236,25
470,51 - 517,01 6 493,76 2962,56
517,02 - 563,52 3 540,27 1620,81
563,53
563,53 - 610,03 5 586,78 2933,90
610,04 - 656,54 7 633,29 4433,03
656,55 - 703,05 4 679,80 2719,20
Jumlah 30 16905,75

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata Waktu Kembali kosong = 𝛴 𝐹𝑖

16905,75
= = 563,53 Detik = 9,39 Menit
30

- Untuk mencari nilai modus waktu Kembali kosong adalah sebagai berikut :

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵𝐾mo + 𝐶𝑖 ( )
𝑑1 + 𝑑2
470,50+470,51
TBKmo = = 470,505
2

Ci = 46,50
d1 =6–5=1
d2 =6–3=3
1
Mo = 470,505 + 46,50 (1+3 ) = 482,13 detik = 8,03 menit

81
Dari hasil perhitungan distribusi frekuensi di peroleh waktu edar Dump Truck Hino
FM 500 adalah :

Tabel E.8 Distribusi Frekuensi Waktu Edar Alat Angkut


Kegiatan Waktu (menit)

Mengisi (menit) 1,57

Mengangkut (menit) 12,76

Manuver Tumpah (menit) 0,63

Dumping (menit) 0,88

Kembali kosong (menit) 9,39

Manuver muat (menit) 0,52

Total (Menit) 25,77

Dari hasil perhitungan distribusi frekuensi di peroleh waktu edar dengan


menghitung modus dari frekuensi terbanyak Dump Truck Hino FM 500 adalah :

Tabel E.9 Distribusi Frekuensi Nilai Modus Waktu Edar Terendah Alat Angkut
Kegiatan Waktu (menit)

Mengisi (menit) 1,56

Mengangkut (menit) 10,63

Manuver Tumpah (menit) 0,49

Dumping (menit) 0,79

Kembali kosong (menit) 8,03

Manuver muat (menit) 0,43

Total (Menit) 21,93

82
1. Perhitungan Kecepatan Aktual Alat Angkut
Diketahui :
Jarak dari pit buleleng ke EFO = 2,76 Km
Waktu aktual mengangkut = 12,76 menit = 0,212 jam
Kecepatan aktual kembali kosong = 9,39 menit = 0,156 jam
Rekomendasi kecepatan = 20 km/jam
Perhitungan :
2,76 𝑘𝑚
Kecepatan mengangkut = 0,212 𝑗𝑎𝑚

= 13 km/jam
2,76 𝑘𝑚
Kecepatan Kembali kosong = 0,156 𝑗𝑎𝑚

= 17 km/jam
2. Perhitungan Kecepatan Alat Angkut Setelah Perbaikan
Diketahui :
Jarak dari pit buleleng ke EFO = 2,76 Km
Waktu mengangkut (perbaikan) = 10,63 menit = 0,177 jam
Kecepatan kembali kosong (perbaikan) = 8,03 menit = 0,133 jam
Rekomendasi kecepatan = 20 km/jam
Perhitungan :
2,76 𝑘𝑚
Kecepatan mengangkut = 0,177 𝑗𝑎𝑚

= 15 km/jam
2,76 𝑘𝑚
Kecepatan Kembali kosong = 0,133 𝑗𝑎𝑚

= 20 km/jam

Dari perhitungan diatas dapat diketahui kecepatan aktual alat angkut pada
saat bermuatan adalah 13 km/jam dan pada saat kembali kosong 17 km/jam,
sedangkan kecepatan alat angkut setelah perbaikan diketahui waktu mengangkut
15 km/jam dan waktu kembali kosong 20 km/jam.

83
LAMPIRAN F
BUCKET FILL FACTOR

Faktor pengisian mangkuk atau bucket fill factor alat gali muat dapat
dinyatakan sebagai perbandingan antara volume nyata (Vn) dengan volume teoritis
(Vb) dan dapat dinyatakan dengan persamaan :

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎 (𝑉𝑛)


𝐵𝑓𝑓 = 𝑥100%
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 (𝑉𝑏)

Keterangan:
BFF = Faktor isian (%)
Vn = Kapasitas nyata bucket alat gali muat (m3)
Vb = Kapasitas baku bucket alat gali muat (m3)

1. Perhitungan Bucket Fill Factor


Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan data dilapangan adapun faktor
pengisian bucket Excavator Caterpillar PC 323 GC pada Pit Buleleng sebagai
berikut :
Tabel F.1 Bucket Fill Factor Pit Buleleng

No Jumlah Pengisian Volume Nyata (m3) Volume Baku (m3) BFF (%)

1 8 1,20 1,3 92,308


2 8 1,25 1,3 96,154
3 8 1,30 1,3 100,000

4 8 1,42 1,3 109,231

5 8 1,15 1,3 88,462


6 8 1,20 1,3 92,308

7 8 1,28 1,3 98,462

8 8 1,25 1,3 96,154

9 8 1,20 1,3 92,308

10 8 1,15 1,3 88,462

11 8 1,20 1,3 92,308

84
12 8 1,30 1,3 100,000

13 8 1,25 1,3 96,154

14 8 1,35 1,3 103,846


15 8 1,30 1,3 100,000

16 8 1,15 1,3 88,462

17 8 1,28 1,3 98,462

18 8 1,25 1,3 96,154

19 8 1,20 1,3 92,308


20 8 1,42 1,3 109,231

21 8 1,15 1,3 88,462

22 8 1,20 1,3 92,308

23 8 1,42 1,3 109,231

24 8 1,25 1,3 96,154


25 8 1,40 1,3 107,692
26 8 1,20 1,3 92,308
27 8 1,15 1,3 88,462

28 8 1,20 1,3 92,308

29 8 1,42 1,3 109,231


30 8 1,15 1,3 88,462

Rata” 8 1,25 1.3 96,154

Diketahui :
Jumlah Data ( N ) = 30
Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
Data tertinggi ( X Maks ) = 109,23

Data terendah ( X Min ) = 88,46

𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾
109,23 − 88,46
= 6

= 3,46

85
Tabel F.2 Distribusi Frekuensi Fill Factor
Niali
Frekwensi X
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi
(Fi) rata-
rata
88,46 - 91,92 5 90,19 450,96
91,93 - 95,39 0 93,66 0,00
95,40 - 98,87 16 97,14 1554,17
96,15
98,88 - 102,34 0 100,61 0,00
102,35 - 105,81 7 104,08 728,55
105,82 - 109,28 2 107,55 215,10
Jumlah 30 2948,78

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata fill factor = 𝛴 𝐹𝑖
2926,98
= = 96,15
30

a. Perhitungan volume nyata dilapangan excavator caterpillar PC 323 GC.


Diketahui:
Volume nyata dilapangan = 96,15 %
Volume Baku bucket = 1,3 m3
Perhitungan :

Vn = Volume baku x persen pengisian dilapangan

= 1,3 m3 x 96,15%

= 1,25 m3
b. Perhitungan faktor pengisian bucket (bucket fill factor) excavator caterpillar PC
323 GC secara aktual :
Diketahui :
Vn = 1,25 m3
Vb = 1,3 m3
Perhitungan :
𝑉𝑛
BFF = 𝑉𝑏 𝑥100%
1,25
= 𝑥100% = 96,15 %
1,3

86
Jadi faktor pengisian bucket alat excavator caterpillar PC 323 GC yang
melayani dump truck Hino FM 500 untuk pemuatan bijih nikel sebesar 96,15%

c. Berat muatan alat angkut


Diketahui :
Jumlah curah pengisian = 8 kali pengisian
Kapasitas baku bucket = 1,3 m3
Bucket fill factor = 96,15%
Perhitungan :
Kapasitas vessel alat angkut = jumlah pengisian x kapasitas bucket x BFF
= 8 x 1,3 m3 x 96,15%
= 9,99 ton/ m3

87
LAMPIRAN G
FAKTOR PENGEMBANGAN (SWELL FACTOR)

Swell factor (Sf) adalah pengembangan suatu material setelah digali dari
tempatnya atau perbandingan densitas material overburden dalam keadaan lepas
(loose) dengan densitas material overburden dalam keadaan alamiah (bank). Swell
factor dapat dihitung dengan rumus:

densitas lepas
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = x 100%
densitas asli
1,49 ton/m³
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = x 100%
1,77 ton/m³
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 84,18%

Berdasarkan data yang di peroleh dari PT. Teknik Alum Service, material
dalam keadaan asli (bank) adalah 1,77 Ton/m3 dan material dalam keadaan lepas
atau (loose) adalah sebesar 1,49 Ton/m3, Sehingga diperoleh faktor pengembangan
sebesar 84,18%

88
LAMPIRAN H

PERHITUNGAN AKTUAL WAKTU KERJA EFEKTIF DAN


EFISIENSI KERJA

H.1 Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan suatu penilaian terhadap pelaksanaan suatu


pekerjaan atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja
dengan waktu yang tersedia.

𝑊𝑒
𝐸𝐾 = × 100 %
𝑊𝑡

𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊𝑡𝑑 + 𝑊ℎ𝑑)

Keterangan :
We = Waktu kerja efektif (menit)
Wt = Waktu kerja yang tersedia (menit)
Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari (menit)
Ek = Efisiensi kerja (%)

Dalam pengaturan kegiatan kerja PT. Teknik Alum Service telah menetapkan
jadwal waktu Shift 1 sebesar 10 jam/hari dan Shift 2 sebesar 10 jam/hari dengan
total waktu kerja shift 1 dan 2 adalah 24 jam/hari.

Tabel H.1 Jadwal Kerja PT. Teknik Alum Service


Shift 1

Nomor Kegiatan Kerja Jam Kerja Waktu Kerja


(Menit)
1. Safety talk, Pengaturan kerja 7.00-7.10 10
2. Pengecekan alat 7.10-7.20 10
3. Waiting grade control 7.20-7.30 10

89
Nomor Kegiatan kerja Jam kerja Waktu kerja
(menit)
4. Kerja produktif 7.30-12.00 270
5. Istrahat 12.00-13.00 60
6. Kerja produktif 13.00-17.00 240
Total waktu kerja 600
Shift 2

Nomor Kegiatan kerja Jam kerja Waktu kerja


(menit)
1. Safety talk, pengaturan kerja 19.00-19.10 10
2. Pengecekan alat 19.10-19.20 10
3. Waiting grade control 19.20-19.30 10
4. Kerja produktif 19.30-00.00 270
5. Istrahat 00.00-1.00 60
6. Kerja produktif 1.00-5.00 240
Total waktu kerja 600

a. Hambatan kerja alat muat dan alat angkut pada pit Buleleng shift I dan shift II

Hasil pengamatan dilapangan mengenai waktu hambatan yang dapat dihindari


alat gali muat dan alat angkut pada shift I dan II, dimana dalam penelitian ini
dibatasi hambatan shift II dianggap sama dengan hambatan shift I, Hambatan yang
dapat dihindari pada pit Buleleng dapat dilihat pada tabel H.1. dibawah ini :

Keterangan :
A : Terlambat awal shift
B : Istirahat melebihi waktu istirahat
C : Istirahat lebih Awal
D : Berhenti bekerja lebih awal

90
Tabel H.1 Hambatan Yang Dapat Dihindari Shift I dan Shift II Pit Buleleng
Hambatan Yang Dapat Di Hindari Alat Gali Muat Dan Alat Angkut (Menit)

Tanggal A B C D
03 Februari 2023 15 20 10 20
04 Februari 2023 40 25 15 25
05 Februari 2023 30 15 10 25
06 Februari 2023 30 20 15 30
07 Februari 2023 20 10 15 25
08 Februari 2023 30 25 10 20
09 Februari 2023 35 23 15 25
10 Februari 2023 15 15 10 26
11 Februari 2023 30 15 15 25
12 Februari 2023 30 20 10 20
13 Februari 2023 36 10 15 25
14 Februari 2023 15 30 14 25
15 Februari 2023 30 30 10 20
16 Februari 2023 45 15 15 20
17 Februari 2023 15 20 10 34
18 Februari 2023 25 24 15 24
19 Februari 2023 15 16 14 30
20 Februari 2023 30 15 15 35
21 Februari 2023 34 15 10 20
22 Februari 2023 15 16 13 25
23 Februari 2023 30 16 10 30
24 Februari 2023 25 24 15 20
25 Februari 2023 45 20 10 23
26 Februari 2023 45 15 12 28
27 Februari 2023 35 20 15 25
28 Februari 2023 40 26 10 20
01 Maret 2023 40 15 10 35
02 Maret 2023 40 20 12 20
03 Maret 2023 25 25 10 30
04 Maret 2023 40 25 15 20
Rata-rata 30 19,5 12,5 25
Modus di bawah 15 15 10 10
rata-rata

91
Hasil pengamatan dilapangan mengenai waktu hambatan yang tidak dapat
dihindari alat gali muat dan alat angkut pada shift I dan II, dimana dalam penelitian
ini dibatasi hambatan shift II dianggap sama dengan hambatan shift I. Hambatan
yang tidak dapat dihindari pada pit Buleleng dapat dilihat pada tabel H.2 dibawah
berikut ini.

Keterangan :
E : P5M
F : P2H
G : Pengisian Bahan Bakar
H : Hujan
I : Slipery
J : Maintenance Alat Gali Muat
K : Maintenance Alat Angkut
Tabel H.2 Hambatan Tidak Dapat Hindari

Hambatan Tidak Dapat Di Hindari Alat Gali Muat dan Alat Angkut (Menit)

Tanggal E F G H I J K
03 Februari 2023 10 5 15 0 0 0 0
04 Februari 2023 5 7 10 0 0 0 0
05 Februari 2023 10 5 15 0 0 0 10
06 Februari 2023 5 10 10 0 0 15 0
07 Februari 2023 5 8 10 0 0 0 30
08 Februari 2023 10 9 5 45 55 0 0
09 Februari 2023 10 7 15 60 20 0 80
10 Februari 2023 5 5 15 0 0 0 20
11 Februari 2023 10 5 10 40 0 16 5
12 Februari 2023 5 10 15 0 0 15 0
13 Februari 2023 10 5 15 0 0 0 5
14 Februari 2023 5 4 18 80 55 30 30
15 Februari 2023 15 8 16 0 0 0 15
16 Februari 2023 10 8 18 50 0 0 15
17 Februari 2023 15 7 17 80 75 0 0
18 Februari 2023 10 7 15 0 0 25 20
19 Februari 2023 20 5 17 30 0 0 5
20 Februari 2023 15 7 15 0 0 0 0
21 Februari 2023 20 5 9 0 0 0 0
22 Februari 2023 5 4 15 40 20 25 5
23 Februari 2023 20 8 10 0 0 25 60

92
24 Februari 2023 5 8 17 0 0 0 15
25 Februari 2023 10 7 18 80 55 0 50
26 Februari 2023 10 7 15 65 20 37 30
27 Februari 2023 15 15 10 0 0 37 10
28 Februari 2023 10 5 20 0 0 0 0
01 Maret 2023 5 10 15 30 0 0 0
02 Maret 2023 10 7 20 0 0 0 45
03 Maret 2023 5 13 25 0 0 60 0
04 Maret 2023 10 14 25 0 0 0 0
Rata-rata 10 7,5 15 20 10 9,5 15

Hasil ringkasan pegamatan pada pit Buleleng mengenai waktu hambatan


yang dapat dihindari dan tidak dapat dihindari alat gali muat dan alat angkut dapat
dilihat pada tabel H.3 di bawah ini

Tabel H.2 Hambatan Kerja Alat


HASIL HAMBATAN AKTUAL DALAM 1 SHIFT
Keterangan Alat Gali Muat Alat Angkut
Waktu Kerja Tersedia 600 Menit
Hambatan Yang Dapat Hindari Lost Time Lost Time
Terlambat Awal Shift 30 30
Istirahat Lebih Awal 19,5 19,5
Istirahat Terlalu Lama 12,5 12,5
Berhenti Bekerja Lebih Awal 25 25
Total 87 87
Hambatan Yang Tidak Dapat Di Hindari Lost Time Lost Time
P5M 10 10
P2H 7,5 7,5
Pengisian Bahan Bakar 15 15
Hujan 20 20
Slipery 10 10
Maintenance 9,5 15
Total 72 77,5
Total Seluruh Hambatan 159 164,5

93
1. Waktu Kerja Efektif Dan Efisiensi Kerja Alat Gali Muat
Berikut ada perhitungan waktu kerja efektif alat gali muat dan alat angkut
pada pit Buleleng.
a. Perhitungan Waktu Kerja Efektif
We = Wt – (Whd + Wtd)
= 600 – (87 + 72)
= 600 – 159
= 441 menit
Dimana:
Waktu efektif (We) = 441
Waktu delay (Wd) = 87
Waktu Kerja (W) = We + Wd
= 441 + 87
= 528 menit
b. Perhitungan Efisiensi Kerja
Waktu kerja produktif adalah waktu kerja yang tersedia dalam satu hari
atau 1 shift di kurangi jumlah waktu tidak produktif
We = W – Wht
= 528 menit – 159 menit
= 369 menit = 6,1 jam/shift
Sehingga dapat dihitung efisinesi kerja alat gali muat, yaitu :
𝑊𝑒
Ek = × 100 %
𝑊𝑡

369
= 528 × 100 %

= 69,88%

2. Waktu Kerja Efektif Dan Efisiensi Kerja Alat Angkut


a. Perhitungan Waktu Kerja Efektif
Wke = Wt – (Whd + Wtd)
= 600 – (87 + 77,5)
= 435,5 menit

94
Dimana:
Waktu efektif (We) = 435,5
Waktu delay (Wd) = 87
Waktu Kerja (W) = We + Wd
= 435,5 + 87
= 522,5 menit
b. Perhitungan Efisiensi Kerja
Waktu kerja produktif adalah waktu kerja yang tersedia dalam satu hari
atau 1 shift di kurangi jumlah waktu tidak produktif
We = W – Wht
= 522,5 menit – 164,5 menit
= 358 menit = 5,9 jam/shift
Sehingga dapat dihitung efisinesi kerja alat gali muat, yaitu:
𝑊𝑒
Ek = × 100 %
𝑊𝑡
358
= 522,5 × 100 %

= 68,51%

95
LAMPIRAN I
KETERSEDIAAN ALAT MEKANIS

Ketersediaan suatu alat mekanis dipengaruhi oleh waktu hambatan-


hambatan yang terdapat pada saat alat sedang beroprasi atau bekerja. Yang dimana
waktu hambatan terdiri dari waktu hambatan yang dapat dihindari dan tidak dapat
dihindari. Adapun perhitungan persentase ketersediaan alat pit buleleng meliputi
perhitungan Mechanical Avaibility (MA), Phisical Avaibility (PA), Use Of
Avaibility (UA), Effective Ultilatiztion (EU) dapat dilihat sebagai berikut.

1. Perhitungan Ketersediaan Alat Mekanis


Tabel I.1 Working Hours, Standby Hours, dan Repair Hours Pit Buleleng
Alat Mekanis
Komponen Waktu
Excavator Dump Truck
Working (W) Menit/shift Jam/shift Menit/shift Jam/shift
Produksi 528 8,8 522,5 8,7
Standby (S) Menit/shift Jam/shift Menit/shift Jam/shift
Terlambat awal shift 30 0,5 30 0,5
Istrahat lebih awal 19,5 0,32 19,5 0,32
Istrahat terlalu lama 12,5 0,20 12,5 0,20
Berhenti bekerja lebih awal 25 0,41 25 0,41
P5M 10 0,16 10 0,16
Pengisian bahan bakar 15 0,25 15 0,25
Hujan 20 0,33 20 0,33
Slipery 10 0,16 10 0,16
Total Waktu Standby (S) 142 2,4 142 2,4
Repair (R) Menit/shift Jam/shift Menit/shift Jam/shift
P2H 7,5 0,12 7,5 0,12
Maintenance Alat 9,5 0,15 15 0,25
Total Waktu Repair (R) 17 0,28 22,5 0,37
Total Hambatan Kerja 159 2,65 164,5 2,74
Total Jumlah Kerja (T) 600 10 600 10

96
Perhitungan ketersediaan alat gali muat dan alat angkut pada pit Buleleng
sebagai berikut :

Diketahui

Data Alat Gali Muat Excavator Caterpillar PC 323 GC

Working hours (W) = 528 menit

Repair hours (R) = 17 menit

Stand by hours (S) = 142 menit

Total hours (T) = 600 menit

a) Kesediaan Mekanis (Mechanical Avalability)


𝑊
MA = 𝑥100%
𝑊+𝑅
528
= 528 + 17 𝑥100%

= 96,88%
b) Kesediaan Fisik (Physical Availability)
𝑊+𝑆
PA = 𝑊+𝑅+𝑆 𝑥100%
528 + 142
= 528 +17 +142 𝑥100%

= 97,52%
c) Kesediaan Pemakaian (Use of Availability)
𝑊
UA = 𝑊+𝑆 𝑥100%
528 𝑗𝑎𝑚
= 528 + 142 𝑥100%

= 78,80%
d) Penggunaan Efektif (Efective Utilization)
𝑊
EU = 𝑊+𝑆+𝑅 𝑥100%
528
= 528 + 142 +17 𝑥100%

= 76,85%

97
Data Alat Angkut Dump Truck Hino FM 500

Working hours (W) = 522,5 menit

Repair hours (R) = 22,5 menit

Stand by hours (S) = 142 menit

Total hours (T) = 600 menit


a) Kesediaan Mekanis (Mechanical Avalability)
𝑊
MA = 𝑊+𝑅 𝑥100%
522,5
= 522,5 +22,5 𝑥100%

= 95,87%
b) Kesediaan Fisik (Physical Availability)
𝑊+𝑆
PA = 𝑊+𝑅+𝑆 𝑥100%
522,5 +142
= 522,5 +22,5+142 𝑥100%

= 96,72%
c) Kesediaan Pemakaian (Use of Availability)
𝑊
UA = 𝑊+𝑆 𝑥100%
522,5
= 522,5+142 𝑥100%

= 78,63%
d) Penggunaan Efektif (Efective Utilization)
𝑊
EU = 𝑊+𝑆+𝑅 𝑥100%
522,5
= 522,5+142+22,5 𝑗𝑎𝑚 𝑥100%

= 76,05%

98
LAMPIRAN J

PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT


(AKTUAL)

I.1 Produktivitas Alat Gali Muat

3600
𝑃𝑚 = ( ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝑆𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝐷
𝐶𝑡𝑚

Keterangan

Pm = Produktivitas unit alat gali muat (ton/jam)


Kb = Kapasitas bucket (m³)
Ff = Fill factor (%)
CTm = Cycle Time alat muat (detik)
Ek = Efisiensi kerja %
Sf = Swell Factor (%)
D = Density
EWH = Effective Working Hours (jam/shift)

Perhitungan produktivitas alat gali muat berdasarkan jam kerja pada bulan Februari
terdapat 30 hari jadwal kerja sebagai berikut adalah :

Kapasitas bucket = 1,3 m3


Bucket Fill Factor = 96,15 %
Swell Factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 16,98 detik
EWH = 6,1 jam/shift
= 12,2 jam (2 shift)
Ek = 69,88%

99
3600
𝑃𝑚 = ( 𝐶𝑡𝑚 ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝑆f

3600
=( ) × 1,3 𝑚3 × 96,15% × 69,88% × 84,18%
16,98

= 155,89 m3/jam

= 155,89 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 232,27 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam Kerja Efektif

= 232,27 ton/jam x 12,2 jam (2 Shift)

= 2.833 ton/hari

Produksi alat gali muat perbulan

= 2.833 ton/hari x 30 hari

= 84.990 ton/bulan

100
I.2 Produktivitas Alat Angkut

60
𝑃𝑎 = ( ) × 𝐾𝐵 × 𝐹𝑓 × 𝑆𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝐷
𝐶𝑡𝑎

Keterangan :
Pa = Total produksi alat angkut (ton/jam)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
KB = Kapasitas bak alat angkut (m³)
Density = Densitas ( ton/m3)
Ff = Fill factor (%)
n = Jumlah Dump truck
Ek = Efisiensi Kerja (%)

Perhitungan produktivitas alat angkut Dump Truck Hino FM 500 adalah :


KB = 8 bucket x 1,3 m3 x 96,15%
= 9,99 m3
Bucket Fill Factor = 96,15%
Swell factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 25,77 menit
EWH = 11,8 jam (2 shift)
Ek = 68,51%
n = 12 unit
60
𝑃𝑎 = ( ) × 9,99 𝑚3 × 96,15% × 84,18% × 68,51%
25,77 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 12,89 m3/jam
= 12,89 m3/jam x 1,49 ton/m3
= 19,20 ton/jam
Produksi = Productivity x Jam kerja efektif
= 19,20 ton/jam x 11,8 jam (2 shift)
= 226,56 ton/hari

101
Produksi alat angkut perbulan
= 226,56 ton/hari x 30 x 12
= 81.561 ton/bulan

102
LAMPIRAN K
PERHITUNGAN FAKTOR KESERASIAN KERJA ALAT

Adapun kombinasi kerja alat gali muat dengan alat angkut di Pit Buleleng adalah :
1 Excavator Caterpillar PC 323 dengan 12 unit Dump Truck Hino FM 500 adalah
𝑁𝑎 𝑥 ( 𝑛 𝑥 𝐶𝑇𝑚 )
𝑀𝐹 =
( 𝑁𝑚 𝑥 𝐶𝑇𝑎 )
Keterangan :
Na = Jumlah alat angkut
n = Jumlah bucket pengisian
CTm = Waktu edar alat muat (detik)
Nm = Jumlah alat muat
Cta = Waktu edar alat angkut (detik)

Dimana :
Jumlah Alat Angkut = 12 unit
Jumlah Bucket Pengisian =7
Waktu Edar Alat Muat = 16,98 detik
Jumlah Alat Muat = 1 unit
Waktu Edar Alat Angkut = 25,77 menit = 1546 detik

12 𝑥 ( 7 𝑥 16,98 )
𝑀𝐹 = ( 1 𝑥 1546 )
= 0,92

• MF < 1, artinya alat gali muat bekerja 100 % sedang alat angkut bekerja kurang
100 %, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

103
LAMPIRAN L
FAKTOR PENGISIAN (FILL FACTOR) PERBAIKAN

Faktor pengisian atau Fill factor alat gali muat dapat dinyatakan sebagai
perbandingan antara volume nyata (Vn) dengan volume teoritis (Vb) dan dapat
dinyatakan dengan persamaan :

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎 (𝑉𝑛)


𝐹𝑓 = 𝑥100%
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 (𝑉𝑏)

Keterangan:
BFF = Faktor isian (%)
Vn = Kapasitas nyata bucket alat gali muat (m3)
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑣𝑒𝑠𝑠𝑒𝑙 ×𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 1
= × 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠

Vb = Kapasitas baku bucket alat gali muat (m3)

1. Perhitungan Bucket Fill Factor


Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan data dilapangan adapun faktor
pengisian bucket Excavator Caterpillar PC 323 GC pada Pit Buleleng sebagai
berikut :
Tabel L.1 Bucket Fill Factor Pit Buleleng

No Jumlah Pengisian Volume Nyata (m3) Volume Baku (m3) BFF (%)

1 8 1,20 1,3 92,308


2 8 1,25 1,3 96,154
3 8 1,30 1,3 100,000
4 8 1,42 1,3 109,231
5 8 1,15 1,3 88,462
6 8 1,20 1,3 92,308
7 8 1,28 1,3 98,462
8 8 1,25 1,3 96,154
9 8 1,20 1,3 92,308

104
10 8 1,15 1,3 88,462
11 8 1,20 1,3 92,308
12 8 1,30 1,3 100,000
13 8 1,25 1,3 96,154
14 8 1,35 1,3 103,846
15 8 1,30 1,3 100,000
16 8 1,15 1,3 88,462
17 8 1,28 1,3 98,462
18 8 1,25 1,3 96,154
19 8 1,20 1,3 92,308
20 8 1,42 1,3 109,231
21 8 1,15 1,3 88,462
22 8 1,20 1,3 92,308
23 8 1,42 1,3 109,231
24 8 1,25 1,3 96,154
25 8 1,40 1,3 107,692
26 8 1,20 1,3 92,308
27 8 1,15 1,3 88,462
28 8 1,20 1,3 92,308
29 8 1,42 1,3 109,231
30 8 1,15 1,3 88,462
Rata” 8 1,25 1.3 96,154

Diketahui :
Jumlah Data ( N ) = 30
Jumlah Kelas Interval = 3.33 log N + 1
= 3.33 log 30 + 1
= 5,92
=6 (Dibulatkan)
Data tertinggi ( X Maks ) = 109,23

Data terendah ( X Min ) = 88,46

𝑋 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑋 𝑀𝑖𝑛
Kelas Interval ( Ci ) = 𝐾

105
109,23 − 88,46
= 6

= 3,46
Tabel L.2 Distribusi Frekuensi Bucket Fill Factor
Niali
Frekwensi X
Interval Kelas Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi
(Fi) rata-
rata
88,46 - 91,92 5 90,19 450,96
91,93 - 95,39 0 93,66 0,00
95,40 - 98,87 16 97,14 1554,17
96,15
98,88 - 102,34 0 100,61 0,00
102,35 - 105,81 7 104,08 728,55
105,82 - 109,28 2 107,55 215,10
Jumlah 30 2948,78

𝛴 𝐹𝑖 . 𝑋𝑖
- Rata-rata bucket fill factor = 𝛴 𝐹𝑖
2926,98
= = 96,15
30

Untuk upaya pengoptimalan bucket fill factor menggunakan data tertinggi


dari distribusi frekuensi faktor pengisian bucket yaitu volume nyata 1,42 m3

Diketahui :

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑣𝑒𝑠𝑠𝑒𝑙 ×𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠 1


Vn = × 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑒𝑝𝑎𝑠

9,99 𝑚3 × 1,49 𝑡𝑜𝑛/𝑚3 1


= ×7
1,49 𝑡𝑜𝑛/𝑚3

= 1,42 m3

Vs = 1,3 m3

Vn
Bff = x 100%
Vs

1,42 m³
= x 100%
1,3 m³

= 109%

106
Jadi faktor pengisian bucket alat excavator caterpillar PC 323 GC yang
melayani dump truck Hino FM 500 untuk pemuatan bijih nikel setelah perbaikan
sebesar 109%

Gambar L.1 Pengoptimalan Bucket Fill Factor


➢ Berat muatan alat angkut
Diketahui :
Jumlah curah pengisian = 7 kali pengisian
Kapasitas baku bucket = 1,3 m3
Bucket fill factor = 109%
Perhitungan :
Kapasitas vessel alat angkut = jumlah pengisian x kapasitas bucket x BFF
= 7 x 1,3 m3 x 109%
= 9,99 ton/ m3

107
LAMPIRAN M

PERBAIKAN WAKTU KERJA EFEKTIF DAN EFISIENSI


KERJA

Perbaikan efisiensi kerja dan waktu kerja efektif dilakukan dengan cara
mengurangi waktu hambatan yang dapat dihindari. Berikut adalah tabel hasil
perbaikan waktu kerja efektif pada alat gali muat dan alat angkut yang digunakan
pada kegiatan penambangan pit Buleleng dengan menggunakan nilai waktu modus
dibawah rata-rata pada data waktu hambatan

1. Perbaikan Waktu Hambatan Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Berikut ini adalah perbaikan waktu hambatan kerja shift I dan shift II pada pit
bravo menggunakan nilai modus dibawah rata-rata. Hasil perbaikan dapat dilihat
pada tabel L.1 dibawah ini.

Tabel L.1 Perbaikan Waktu Hambatan Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut

PPERBAIKAN HASIL HAMBATAN AKTUAL DALAM 1 SHIFT


Keterangan Alat Gali Muat Alat Angkut
Waktu Kerja Tersedia 600 Menit
Hambatan Yang Dapat Hindari Lost Time Lost Time
Terlambat Awal Shift 15 15
Istirahat Lebih Awal 10 10
Istirahat Terlalu Lama 15 15
Berhenti Bekerja Lebih Awal 20 20
Total 60 60
Hambatan Yang Tidak Dapat Di Hindari Lost Time Lost Time
P5M 5 5
P2H 5 5
Pengisian Bahan Bakar 10 10
Hujan 15 15
Slipery 8 8
Maintenance 5 10

108
Total 48 53
Total Seluruh Hambatan 108 113

2. Waktu Kerja Efektif Dan Efisiensi Kerja Alat Gali Muat


Berikut ada perhitungan waktu kerja efektif alat gali muat dan alat angkut
pada pit Buleleng.
a. Perhitungan Waktu Kerja Efektif
Wke = Wt – (Whd + Wtd)
= 600 – (60 + 48)
= 600 – 108
= 492 menit
Dimana:
Waktu efektif (We) = 492
Waktu delay (Wd) = 60
Waktu Kerja (W) = We + Wd
= 492 + 60
= 552 menit
b. Perhitungan Efisiensi Kerja
Waktu kerja produktif adalah waktu kerja yang tersedia dalam satu hari
atau 1 shift di kurangi jumlah waktu tidak produktif
We = W – Wht
= 552 menit – 108 menit
= 444 menit = 7,4 jam/shift
Sehingga dapat dihitung efisinesi kerja alat gali muat, yaitu

𝑊𝑒
Ek = × 100 %
𝑊𝑡

444
= × 100 %
552

= 80,43%

109
3. Waktu Kerja Efektif Dan Efisiensi Kerja Alat Angkut
a. Perhitungan Waktu Kerja Efektif
Wke = Wt – (Whd + Wtd)
= 600 – (60 + 53)
= 600 – 113
= 487 menit
Dimana:
Waktu efektif (We) = 487
Waktu delay (Wd) = 60
Waktu Kerja (W) = We + Wd
= 487 + 60
= 547 menit
b. Perhitungan Efisiensi Kerja
Waktu kerja produktif adalah waktu kerja yang tersedia dalam satu hari
atau 1 shift di kurangi jumlah waktu tidak produktif
We = W – Wht
= 547 menit – 113 menit
= 434 menit = 7,2 jam/shift
𝑊𝑒
Ek = × 100 %
𝑊𝑡
434
= 547 × 100 %

= 79,34%

110
LAMPIRAN N
KETERSEDIAAN ALAT MEKANIS (PERBAIKAN)

Ketersediaan suatu alat mekanis dipengaruhi oleh waktu hambatan-


hambatan yang terdapat pada saat alat sedang beroprasi atau bekerja. Yang dimana
waktu hambatan terdiri dari waktu hambatan yang dapat dihindari dan tidak dapat
dihindari. Adapun perhitungan persentase ketersediaan alat pit buleleng meliputi
perhitungan Mechanical Avaibility (MA), Phisical Avaibility (PA), Use Of Avaibility
(UA), Effective Ultilatiztion (EU) dapat dilihat sebagai berikut.

1. Perhitungan Ketersediaan Alat Mekanis


Tabel I.1 Working Hours, Standby Hours, dan Repair Hours Pit Buleleng
Alat Mekanis
Komponen Waktu
Excavator Dump Truck
Working (W) Menit/shift Jam/shift Menit/shift Jam/shift
Produksi 552 9,2 547 9,1
Standby (S) Menit/shift Jam/shift Menit/shift Jam/shift
Terlambat awal shift 15 0,25 15 0,25
Istrahat lebih awal 10 0,16 10 0,16
Istrahat terlalu lama 15 0,25 15 0,25
Berhenti bekerja lebih awal 20 0,33 20 0,33
P5M 5 0,08 5 0,08
Pengisian bahan bakar 10 0,16 10 0,16
Hujan 15 0,25 15 0,25
Slipery 8 0,13 8 0,13
Total Waktu Standby (S) 98 1,63 98 1,63
Repair (R) Menit/shift Jam/shift Menit/shift Jam/shift
P2H 5 0,08 5 0,08
Maintenance Alat 5 0,08 10 0,16
Total Waktu Repair (R) 10 0,10 15 0,25
Total Hambatan Kerja 108 1,8 113 1,9
Total Jumlah Kerja (T) 600 10 600 10

111
Perhitungan ketersediaan alat gali muat dan alat angkut pada pit Buleleng
sebagai berikut :

Diketahui

Data Alat Gali Muat Excavator Caterpillar PC 323 GC

Working hours (W) = 552 menit

Repair hours (R) = 10 menit

Stand by hours (S) = 98 menit

Total hours (T) = 600 menit

a) Kesediaan Mekanis (Mechanical Avalability)


𝑊
MA = 𝑥100%
𝑊+𝑅
552
= 552 + 10 𝑥100%

= 98,22%
b) Kesediaan Fisik (Physical Availability)
𝑊+𝑆
PA = 𝑊+𝑅+𝑆 𝑥100%
552 + 98
= 552 +10 +98 𝑥100%

= 98,48%
c) Kesediaan Pemakaian (Use of Availability)
𝑊
UA = 𝑊+𝑆 𝑥100%
552 𝑗𝑎𝑚
= 552 + 98 𝑥100%

= 84,92%
d) Penggunaan Efektif (Efective Utilization)
𝑊
EU = 𝑊+𝑆+𝑅 𝑥100%
552
= 552 + 98 +10 𝑥100%

= 83,63%

112
Data Alat Angkut Dump Truck Hino FM 500

Working hours (W) = 547 menit

Repair hours (R) = 15 menit

Stand by hours (S) = 98 menit

Total hours (T) = 600 menit


a) Kesediaan Mekanis (Mechanical Avalability)
𝑊
MA = 𝑊+𝑅 𝑥100%
547
= 547 +15 𝑥100%

= 97,33%
b) Kesediaan Fisik (Physical Availability)
𝑊+𝑆
PA = 𝑊+𝑅+𝑆 𝑥100%
547 +98
= 547 +15 +98 𝑥100%

= 97,72%
c) Kesediaan Pemakaian (Use of Availability)
𝑊
UA = 𝑊+𝑆 𝑥100%
547
= 547+98 𝑥100%

= 84,80%
d) Penggunaan Efektif (Efective Utilization)
𝑊
EU = 𝑊+𝑆+𝑅 𝑥100%
547
= 547+98+15 𝑗𝑎𝑚 𝑥100%

= 82,87%

113
LAMPIRAN O

PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT (PERBAIKAN)

• Perbaikan Cycle Time

Kapasitas bucket = 1,3 m3


Bucket Fill Factor = 96,15 %
Swell Factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 15,12 detik
EWH = 6,1 jam/shift
= 12,2 jam (2 shift)
Ek = 69,88%
3600
𝑃𝑚 = ( 𝐶𝑡𝑚 ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝑆f

3600
=( ) × 1,3 𝑚3 × 96,15% × 69,88% × 84,18%
15,12

= 175,06 m3/jam

= 175,06 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 260,83 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam Kerja Efektif

= 260,83 ton/jam x 12,2 jam (2 Shift)

= 3.182 ton/hari

Produksi alat gali muat perbulan

= 3.182 ton/hari x 30 hari


= 95.460 ton/bulan

114
• Perbaikan Bucket Fill Factor

Kapasitas bucket = 1,3 m3


Bucket Fill Factor = 109 %
Swell Factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 16,98 detik
EWH = 6,1 jam/shift
= 12,2 jam (2 shift)
Ek = 69,88%

3600
𝑃𝑚 =( ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝑆f
𝐶𝑡𝑚

3600
=( ) × 1,3 𝑚3 × 109% × 69,88% × 84,18%
16,98

= 176,74 m3/jam

= 176,74 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 263,34 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam Kerja Efektif

= 263.34 ton/jam x 12,2 jam (2 Shift)

= 3.212 ton/hari

Produksi alat gali muat perbulan

= 3.212 ton/hari x 30 hari

= 96.360 ton/bulan

115
• Perbaikan EU (Waktu Kerja Efeketif)

Kapasitas bucket = 1,3 m3


Bucket Fill Factor = 96,15 %
Swell Factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 16,98 detik
EWH = 6,1 jam/shift
= 12,2 jam (2 shift)
EU = 83,63%

3600
𝑃𝑚 = ( 𝐶𝑡𝑚 ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝑆f

3600
=( ) × 1,3 𝑚3 × 96,15% × 83,63% × 84,18%
16,98

= 186,56 m3/jam

= 186,56 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 277,97 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam Kerja Efektif

= 277,97 ton/jam x 12,2 jam (2 Shift)

= 3.390 ton/hari

Produksi alat gali muat perbulan

= 3.390 ton/hari x 30 hari

= 101.700 ton/bulan

116
• Perbaikan Cycle Time dan Bucket Fill Factor

Kapasitas bucket = 1,3 m3


Bucket Fill Factor = 109 %
Swell Factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 15,12 detik
EWH = 6,1 jam/shift
= 12,2 jam (2 shift)
Ek = 69,88%

3600
𝑃𝑚 =( ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝑆f
𝐶𝑡𝑚

3600
=( ) × 1,3 𝑚3 × 109% × 69,88% × 84,18%
15,12

= 198,46 m3/jam

= 198,46 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 295,70 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam Kerja Efektif

= 295,70 ton/jam x 12,2 jam (2 Shift)

= 3.607 ton/hari

Produksi alat gali muat perbulan

= 3.607 ton/hari x 30 hari

= 108.210 ton/bulan

117
• Perbaikan Cycle Time dan EU

Kapasitas bucket = 1,3 m3


Bucket Fill Factor = 96,15 %
Swell Factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 15,12 detik
EWH = 6,1 jam/shift
= 12,2 jam (2 shift)
EU = 83,63%
3600
𝑃𝑚 = ( 𝐶𝑡𝑚 ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝑆f

3600
=( ) × 1,3 𝑚3 × 96,15% × 83,63% × 84,18%
15,12

= 209,51 m3/jam

= 209,51 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 312,16 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam Kerja Efektif

= 312,16 ton/jam x 12,2 jam (2 Shift)

= 3.808 ton/hari

Produksi alat gali muat perbulan

= 3.808 ton/hari x 30 hari


= 114.240 ton/bulan

118
• Perbaikan Bucket Fill Factor dan EU

Kapasitas bucket = 1,3 m3


Bucket Fill Factor = 109 %
Swell Factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 16,98 detik
EWH = 6,1 jam/shift
= 12,2 jam (2 shift)
EU = 83,63%
3600
𝑃𝑚 = ( 𝐶𝑡𝑚 ) × 𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝐸𝑘 × 𝑆f

3600
=( ) × 1,3 𝑚3 × 109% × 83,63% × 84,18%
16,98

= 211,49 m3/jam

= 211,49 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 315,12 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam Kerja Efektif

= 315,12 ton/jam x 12,2 jam (2 Shift)

= 3.844 ton/hari

Produksi alat gali muat perbulan

= 3.844 ton/hari x 30 hari


= 115.320 ton/bulan

119
LAMPIRAN P

PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT (PERBAIKAN)

• Perbaikan Cycle Time

KB = 8 bucket x 1,3 m3 x 96,15%


= 9,99 m3
Bucket Fill Factor = 96,15%
Swell factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 21,93 menit
EWH = 11,8 jam (2 shift)
Ek = 68,51%
n = 12 unit
60
𝑃𝑎 = ( ) × 9,99 𝑚3 × 96,15% × 84,18% × 68,51%
21,93 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 15,15 m3/jam

= 15,15 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 22,57 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam kerja efektif

= 22,57 ton/jam x 11,8 jam (2 shift)

= 266,32 ton/hari

Produksi alat angkut perbulan

= 266,32 ton/hari x 30 hari x 12 unit

= 95.875 ton/bulan

120
• Perbaikan Bucket Fill Factor

KB = 8 bucket x 1,3 m3 x 96,15%


= 9,99 m3
Bucket Fill Factor = 109%
Swell factor = 84,18
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 25,77 menit
EWH = 11,8 jam (2 shift)
Ek = 68,51%
n = 12 unit
60
𝑃𝑎 = ( ) × 9,99 𝑚3 × 109% × 84,19% × 68,51%
25,77 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 14,62 m3/jam

= 14,62 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 21,78 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam kerja efektif

= 21,78 ton/jam x 11,8 jam (2 shift)

= 257,00 ton/hari

Produksi alat angkut perbulan

= 257,00 ton/hari x 30 hari x 12 unit

= 92.520 ton/bulan

121
• Perbaikan EU (Waktu kerja efektif)

KB = 8 bucket x 1,3 m3 x 96,15%


= 9,99 m3
Bucket Fill Factor = 96,15%
Swell factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 25,77 menit
EWH = 11,8 jam (2 shift)
EU = 82,87%
n = 12 unit
60
𝑃𝑎 = ( ) × 9,99 𝑚3 × 96,15% × 84,18% × 82,87%
25,77 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 15,60 m3/jam

= 15,60 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 23,24 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam kerja efektif

= 23,24 ton/jam x 11,8 jam (2 shift)

= 274,23 ton/hari

Produksi alat angkut perbulan

= 274,23 ton/hari x 30 hari x 12 unit

= 98.772 ton/bulan

122
• Perbaikan Cycle Time dan Bucket Fill Factor

KB = 8 bucket x 1,3 m3 x 96,15%


= 9,99 m3
Bucket Fill Factor = 109%
Swell factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 21,93 menit
EWH = 11,8 jam (2 shift)
Ek = 68,51%
n = 12 unit
60
𝑃𝑎 = ( ) × 9,99 𝑚3 × 109% × 84,18% × 68,51%
21,93 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 17,18 m3/jam

= 17,18 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 25,59 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam kerja efektif

= 25,59 ton/jam x 11,8 jam (2 shift)

= 301,96 ton/hari

Produksi alat angkut perbulan

= 301,96 ton/hari x 30 hari x 12 unit

= 108.105 ton/bulan

123
• Perbaikan Cycle Time dan EU (Waktu kerja efektif)

KB = 8 bucket x 1,3 m3 x 96,15%


= 9,99 m3
Bucket Fill Factor = 96,15%
Swell factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 21,93 menit
EWH = 11,8 jam (2 shift)
EU = 82,87%
n = 12 unit
60
𝑃𝑎 = ( ) × 9,99 𝑚3 × 96,15% × 84,18% × 82,87%
21,93 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 18.29 m3/jam

= 18,29 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 27,25 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam kerja efektif

= 27,25 ton/jam x 11,8 jam (2 shift)

= 321,55 ton/hari

Produksi alat angkut perbulan

= 321,55 ton/hari x 30 hari x 12 unit

= 115.758 ton/bulan

124
• Perbaikan Bucket Fill Factor dan EU (Waktu kerja efektif)

KB = 8 bucket x 1,3 m3 x 109%


= 9,99 m3
Bucket Fill Factor = 109%
Swell factor = 84,18%
Density = 1,49 ton/m3
Cycle Time = 25,77 menit
EWH = 11,8 jam (2 shift)
EU = 82,87%
n = 12 unit
60
𝑃𝑎 = ( ) × 9,99 𝑚3 × 109% × 84,18% × 82,87%
25,77 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 17,68 m3/jam

= 17,68 m3/jam x 1,49 ton/m3

= 26,34 ton/jam

Produksi = Productivity x Jam kerja efektif

= 26,34 ton/jam x 11,8 jam (2 shift)

= 310,81 ton/hari

Produksi alat angkut perbulan

= 310,81 ton/hari x 30 hari x 12 unit

= 111.891 ton/bulan

125
LAMPIRAN Q
SERTIFIKAT KERJA PRAKTEK

126

Anda mungkin juga menyukai