Anda di halaman 1dari 131

RENCANA KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT DAN ALAT

ANGKUT PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATU


ANDESIT PT. WATU GUNUNG SINOROWEDI, DESA
DADIREJO, KECAMATAN BAGELEN,
KABUPATEN PURWOREJO,
JAWA TENGAH

SKRIPSI

Oleh
MAULANA TOMBAK AJATI
112170030

PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
RENCANA KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT DAN ALAT
ANGKUT PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATU
ANDESIT PT. WATU GUNUNG SINOROWEDI, DESA
DADIREJO, KECAMATAN BAGELEN,
KABUPATEN PURWOREJO,
JAWA TENGAH

SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Oleh
MAULANA TOMBAK AJATI
112170030

PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
RENCANA KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT DAN ALAT
ANGKUT PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATU
ANDESIT PT. WATU GUNUNG SINOROWEDI, DESA
DADIREJO, KECAMATAN BAGELEN,
KABUPATEN PURWOREJO,
JAWA TENGAH

Oleh
MAULANA TOMBAK AJATI
112170030

Disetujui untuk
Program Sarjana
Program Studi Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Tanggal: ………………
Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Ir. Eddy Winarno, S.Si., M.T.) (Ir. Bagus Wiyono, M.T.)
“Maka Nikmat Tuhan Mana Lagi Yang Engkau Dustakan”
(QS. Ar-Rahman 55: 13)
Skripsi ini saya persembahkan kepada
Ayah, Ibu serta Keluarga
yang selalu memberi semangat, doa, dan nasehat
selama pengerjaan skripsi ini dari awal hingga akhir
RINGKASAN

PT. Watu Gunung Sinorowedi (PT.WGS) merupakan perusahaan


penambangan batu andesit yang berlokasi di Desa Dadirejo, Kecamatan Bagelen,
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Saat ini, terdapat project baru yang
dilakukan dengan pengelola banjir di Bandara Yogya Internastional Airport dan
penyuplai batu andesit kepada PT. Tristar. Target produksi yang ditetapkan
sebesar 105.000 BCM/tahun. Mengingat cadangan yang terdapat di kuari selatan
akan habis maka kuari sebelah utara sudah mulai dilakukan kegiatan
penambangan.
Masalah yang dihadapi adalah terdapat kondisi lokasi penambangan yang
memiliki topografi yang curam, kondisi jalan angkut yang kurang baik, sering
terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi, waktu kerja yang tersedia hanya 8
jam/hari (1 shift) yang disebabkan oleh kondisi masyarakat, belum diketahuinya
jumlah kebutuhan alat muat dan alat angkut yang harus digunakan agar mencapai
target produksi. Hal tersebut perlu dilalukan analisis terhadap factor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan penambangan, khusus kegiatan pemuatan dan
pengangkutan dan menghitung kemampuan produksi alat muat dan alat angkut
yang digunakan serta menghitung keserasian kerja antara alat muat dan alat
angkut.
Kegiatan pemuatan dan pengangkutan menggunakan alat muat Excavator
Komatsu PC200-8 serta alat angkut Dumptruck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS.
Dari hasil penelitian didapatkan waktu edar alat muat sebesar 23,36 detik dengan
nilai efisiensi 52,85% dan waktu edar alat angkut sebesar 1689,6 detik dengan
nilai efisiensi 51,23%.
Berdasarkan dari hasil perhitungan didapatkan produksi dari alat muat
sebesar 43,79 BCM/jam dan alat angkut sebesar 5,87 BCM/jam. Oleh karena itu,
kebutuhan alat muat sebesar 2 unit dan alat angkut sebesar 9 unit dengan nilai
keserasian kerja sebesar 0,62 dengan waktu tunggu alat muat sebesar 141,87 detik
atau 2,36 menit. Dengan target produksi yang tergolong kecil dan kebutuhan alat
angkut yang banyak disebabkan efisiensi kerja yang minim, waktu edar alat
angkut yang lama dikarena kondisi jalan angkut yang berdebu, bergelombang dan
terdapat beberapa segmen jalan yang melebihi 12%.

v
ABSTRACT

PT. Watu Gunung Sinorowedi (PT. WGS), an andesite mining company


located in Dadirejo Village, Bagelen District, Purworejo Regency, Central Java
at the present time has handled the new project that is being carried out
alongside Yogyakarta International Airport’s Flood Management and PT.
Tristar’s andesite supplier. The targeted production of the mentioned project
amounts to 105,000 BCM/year, but given the depletion of the southern area’s
reserves quarry, the northern quarry is expected to start mining to follow suit.
The problems faced by the company are as follows: steep topography
condition of mining location, the poor state of the haul road, high rainfall
intensity, an 8-hour limited work shift due to the condition of the community, and
the uncertainty regarding loading and hauling equipment needed in order to
achieve such project’s targets. Thus, an in-depth analysis is needed regarding
factors that influence mining activities; specifically, towards loading and hauling
activities that include the calculation of loading and hauling equipment’s
production capability and work compatibility between both equipment.
The mentioned loading and hauling activities is being carried out using
Komatsu PC200-8 Excavator and Mitsubishi Colt Diesel 136 PS Dump truck.
From the results of the research done regarding both equipment, it was found that
the loading equipment cycle took 23.36 seconds with an efficiency value of
52.85% while the hauling equipment cycle took 1689.6 seconds with an efficiency
value of 51.23%.
Based upon calculations resulted from the research came out the
production value of loading equipment that is 43.79 BCM/hour and hauling
equipment for 5.87 BCM/hour. Hence, the amount needed for both equipment has
been calculated, that is 2 units for loading equipment and 9 units for hauling
equipment, with a work compatibility value of 0.62 and a waiting time for loading
equipment of 141.87 seconds or 2.36 minutes. With a relatively small production
target and a large number of hauling equipment needs due to minimal work
efficiency, long hauling times due to dusty, bumpy haul roads, and some road
segments that exceed 12%.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Rencana Kebutuhan
Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Pada Kegiatan Penambangan Batu Andesit PT.
Watu Gunung Sinorowedi, Desa Dadirejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah” ini dapat diselesaikan. Penelitian dilaksanakan di PT.
Watu Gunung Sinorowedi Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah mulai 10
Maret 2021 sampai dengan 27 Mei 2021.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Mohamad Irhas Effendi, M. S., Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Sutarto Hartosuwarno, M.T., Dekan Fakultas Teknologi
Mineral.
3. Bapak Dr. Ir. Eddy Winarno, S.Si. M.T., Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan.
4. Ibu Ir. Wawong Dwi Ratminah, M.T., Koordinator Program Studi Sarjana
Teknik Pertambangan
5. Bapak Dr. Ir. Eddy Winarno, S.Si, M.T., Dosen Pembimbing I.
6. Bapak Ir. Bagus Wiyono, M.T., Dosen Pembimbing II.
7. Bapak Herianto, S.T., Kepala Teknik Tambang PT. Watu Gunung
Sinorowedi.
Harapan penyusun semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pertambangan.
Yogyakarta, Juli 2021 Penulis,

(Maulana Tombak A)

vii
DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN.............................................................................................. v
ABSTRACT................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii
BAB
I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah..................................................................... 2
1.5. Metode Penelitian................................................................... 2
1.6. Manfaat Penelitian.................................................................. 4
II. TINJAUAN UMUM........................................................................ 6
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah............................................. 6
2.2. Iklim dan Curah Hujan........................................................... 7
2.3. Keadaan Geologi.................................................................... 8
2.4. Kegitan Penambangan............................................................ 13
III. DASAR TEORI............................................................................... 15
3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Mekanis.. 15
3.2. Perhitungan Statistika Sampel di Lapangan........................... 31
3.3. Kemampuan Produksi Alat Mekanis...................................... 31
3.4. Jumlah Kebutuhan Alat.......................................................... 33
3.5. Faktor Keserasian Kerja (Match Factor)................................ 33
IV. HASIL PENELITIAN...................................................................... 35
4.1. Tinjauan Terhadap Keadaan Lokasi Penambangan................ 35
4.2. Faktor Pengembangan (Swell Factor).................................... 36
4.3. Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor).................... 37
IV.4. Waktu Edar (Cycle Time)....................................................... 37

viii
IV.5. Efisiensi Kerja........................................................................ 38
IV.6. Produksi Alat Muat dan Alat Angkut..................................... 40
IV.7. Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut.................................. 40
IV.8. Nilai Keserasian Kerja (Match Factor).................................. 41
V. PEMBAHASAN.............................................................................. 42
5.1. Kemampuan Produksi dan Kebutuhan Alat Muat dan Alat
Angkut.................................................................................... 42
5.2. Nilai Keserasian Kerja antara Alat Muat dengan Alat
Angkut.................................................................................... 46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 47
6.1. Kesimpulan............................................................................. 47
6.2. Saran....................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 48
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1. Tahapan Penelitian........................................................................... 5
2.1. Peta Kesampaian Daerah................................................................. 6
2.2. Peta IUP Operasi Produksi............................................................... 7
2.3. Grafik Rata-Rata Curah Hujan Maksimum Kecamatan Bagelen,
Kabupaten Purworejo, Tahun 2011-2020........................................ 8
2.4. Grafik Rata-Rata Hari Hujan Kecamatan Bagelen,
Kabupaten Purworejo, Tahun 2011-2020........................................ 8
2.5. Skema Blok Diagram Dome Pegunungan Kulon Progo
yang digambarkan Van Bemmelen.................................................. 9
2.6. Peta Geologi Regional..................................................................... 13
3.1. Faktor Pengembangan Material....................................................... 16
3.2. Penentuan Fill Factor...................................................................... 18
3.3. Pola Muat Top Loading.................................................................... 20
3.4. Pola Muat Bottom Loading.............................................................. 21
3.5. Pola Pemuatan Frontal Cuts............................................................ 21
3.6. Pola Pemuatan Parallel Cut with Drive-by...................................... 22
3.7. Parallel Cut with the Single Spotting of Trucks............................... 22
3.8. Parallel Cut with the Double Spotting of Trucks............................. 23
3.9. Konseptual Pembuatan Jalan........................................................... 23
3.10. Final Desain Geometri Jalan ........................................................... 24
3.11. Lebar Jalan Angkut Lurus Dua Jalur............................................... 24
3.12. Lebar Jalan Angkut Tikungan Dua Jalur......................................... 25
3.13. Komposisi Material Jalan Angkut.................................................... 27
3.14. Daya Dukung Material..................................................................... 27
3.15. Bagan Alir Distribusi Total Hours................................................... 28
3.16. Grafik Match Factor........................................................................ 34
4.1. Front Kerja....................................................................................... 36

x
4.2. Pola Pemuatan Bottom Loading dan Single Back Up...................... 36
4.3. Total Jam Kerja Alat Muat............................................................... 39
4.4. Total Jam Kerja Alat Angkut........................................................... 39
5.1. Grafik Perbandingan Kemiringan Jalan Secara Aktual dan Teori... 43
5.2. Grafik Perbandingan Lebar Jalan Secara Aktual dan Teori............. 44

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Koordinat UTM IUP Operasi Produksi ………………................... 7
3.1. Perubahan Kondisi Volume Material............................................... 16
3.2. Parameter dan Rumus yang Digunakan pada Metode Uniform...... 31
4.1. Waktu Kerja..................................................................................... 35
4.2. Waktu Edar Alat Muat..................................................................... 38
4.3. Waktu Edar Alat Angkut.................................................................. 38
4.4. Efisiensi Kerja Alat Mekanis........................................................... 40
4.5. Produksi Alat Muat.......................................................................... 40
4.6. Produksi Alat Angkut....................................................................... 40
4.7. Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut........................................... 41
5.1. Faktor Keserasian kerja Alat Muat dan Alat Angkut....................... 46

xii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman
A. DATA CURAH HUJAN................................................................. 50
B. SPESIFIKASI ALAT MUAT.......................................................... 52
C. SPESIFIKASI ALAT ANGKUT..................................................... 54
D. FAKTOR PENGEMBANGAN MATERIAL................................. 56
E. FAKTOR PENGISIAN BUCKET................................................... 57
F. LEBAR MINIMUM FRONT PENAMBANGAN........................... 59
G. PERHITUNGAN GEOMETRI JALAN ANGKUT........................ 61
H. GEOMETRI JALAN ANGKUT AKTUAL.................................... 66
I. PERHITUNGAN LUAS DAERAH KONTAK DAN
DISTRIBUSI BEBAN..................................................................... 67
J. WAKTU EFISIENSI KERJA ALAT MEKANIS........................... 69
K. WAKTU EDAR ALAT MUAT...................................................... 73
L. WAKTU EDAR ALAT ANGKUT................................................. 87
M. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT MEKANIS......................... 106
N. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT MEKANIS.................... 109
O. PERHITUNGAN MATCH FACTOR............................................... 111
P. PETA KEMAJUAN TAMBANG................................................... 112

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT. Watu Gunung Sinorowedi (PT.WGS) adalah sebuah perusahaan yang
melakukan kegiatan penambangan batu andesit di daerah Desa Dadirejo,
Kabupaten Purworejo dengan luas IUP Pperasi Produksi sebesar 13,42 Ha serta
menerapkan metode penambangan yaitu kuari (quarry). Kondisi lokasi
penambangan memiliki topografi yang curam, kondisi jalan angkut yang berdebu,
terdapat beberapa segmen jalan yang memiliki grade jalan angkut yang melebihi
12%, sering terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi dan waktu kerja yang
tersedia hanya 8 jam/hari (1 shift) yang disebabkan oleh kondisi masyarakat.
Dengan adanya kondisi lokasi penambangan yang kurang baik maka akan
berpengaruh dalam kegiatan penambangan, khususnya kegiatan pemuatan dan
pengangkutan. Kegiatan pemuatan dan pengangkutan menggunakan Excavator
Komatsu PC200-8 dengan kapasitas bucket sebesar 0,8 m3 dan Dumptruck
Mitsubishi Colt Diesel 136 PS dengan kapasitas bak sebesar 6,2 m3.
Saat ini, terdapat project baru yang dilakukan dengan pengelola banjir di
Bandara Yogya Internastional Airport dan penyuplai batu andesit kepada PT.
Tristar. Target produksi yang ditetapkan sebesar 105.000 BCM/tahun. Mengingat
cadangan yang terdapat di kuari selatan akan habis maka kuari sebelah utara
sudah mulai dilakukan kegiatan penambangan. Mengingat kondisi lokasi
penambangan yang masih kurang baik dan project baru tersebut sudah mulai
dijalankan maka diperlukan analisis terhahap faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan pemuatan dan pengangkutan dalam mencapai target produksi serta perlu
dilakukan perhitungan produksi alat muat dan alat angkut guna menghitung
kebutuhan jumlah alat muat dan alat angkut yang akan digunakan dan nilai
keserasian antara alat muat dan alat angkut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan pada penelitian ini antara lain:
1. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pemuatan dan
pengangkutan dalam mencapai target produksi.
2. Belum diketahuinya kemampuan produksi alat muat serta alat angkut
sesuai kondisi lokasi penambangan.
3. Belum diketahuinya kebutuhan alat muat serta alat angkut untuk mencapai
target produksi sesuai kondisi penambangan.
4. Belum diketahuinya nilai keserasian kerja alat muat dengan alat angkut.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pemuatan dan
pengangkutan dalam mencapai target produksi.
2. Menghitung kemampuan produksi alat muat serta alat angkut sesuai
kondisi lokasi penambangan.
3. Menghitung kebutuhan alat muat serta alat angkut untuk mencapai target
produksi sesuai kondisi lokasi penambangan.
4. Menghitung nilai keserasian kerja antara alat muat dengan alat angkut.

1.4 Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi oleh:
1. Penelitian yang dilakukan yaitu tidak menghitung aspek ekonomi.
2. Tidak menghitung produksi pengupasan, pemuatan dan pengangkutan
lapisan tanah penutup.
3. Penelitian dilakukan hanya di dalam Wilayah Ijin Usaha Pertambangan.

1.5 Metode Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu
penelitian langsung (primer) dan penelitian tidak langsung dengan pencarian,
pengumpulan dan pengolahan data yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan (sekunder). Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

2
1. Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan
penelitian, sehingga memperoleh refrensi yang digunakan sebagai acuan dalam
penelitian. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang sesuai
dengan penelitian berupa laporan penelitian, jurnal dan hand book alat berat yang
dapat digunakan sebagai data sekunder.
2. Penelitian di Lapangan
Penelitian di lapangan terbagi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Orientasi di Lapangan
Melakukan pengamatan secara menyeluruh dengan cara mengunjungi
tempat-tempat yang berada di lokasi penelitian seperti mengamati lokasi
kantor, lokasi workshop, dan lokasi kegiatan penambangan.
b. Pengamatan Rinci di Lapangan
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap masalah yang akan
dibahas didalam penelitian, yaitu pengamatan kondisi jalan angkut, alat
muat dan alat angkut yang digunakan saat ini dan kegiatan pemuatan dan
pengangkutan.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan untuk keperluan analisis. Jenis-jenis data yang
diambil adalah:
a. Data primer
Data primer adalah data yang didapat secara langsung di lapangan berdasarkan
keadaan aslinya. Data primer meliputi:
 Waktu edar alat muat dan alat angkut.
 Hambatan kerja.
 Kondisi jalan angkut.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil studi literatur, penelitian
sebelumnya serta data dari perusahaan, diantaranya:
 Data curah hujan
 Data kondisi geologi
 Spesifikasi alat muat dan alat angkut

3
 Peta topografi
 Peta layout tambang
 Sifat material batu andesit
 Target produksi
 Kapasitas nyata alat muat
3. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian dikelompokan sesuai dengan kegunaannya
untuk lebih memudahkan dalam menganalisis dan data tersebut disajikan dalam
bentuk tabel dan perhitungan penyelesaian.
4. Analisis Hasil Pengolahan Data
Melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menghitung
produksi alat muat dan alat angkut yang digunakan untuk menghitung kebutuhan
alat muat dan alat angkut dalam mencapai target produksi yang telah direncanakan
dan didapatkan kombinasi alat muat dan alat angkut yang serasi.
5. Kesimpulan
Diperoleh kesimpulan setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data
yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Pengambilan kesimpulan
disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan.

1.6 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan oleh perusahaan dalam
menyediakan jumlah alat muat dan alat angkut agar target produksi dapat tercapai.

4
Gambar 1.1.
Tahapan Penelitian

5
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi penambangan secara administratif terletak di Desa Dadirejo,
Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Sedangkan secara astronomis lokasi
penambangan terletak pada posisi koordinat UTM 394341 – 394867 E dan
9132017 – 9132319 N.
Batas wilayah dari lokasi penambangan secara administratif sebagai
berikut:
1. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Tlogokotes.
2. Bagian Timur berbatasan dengan Desa Dadirejo.
3. Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Dadirejo.
4. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Dadirejo.
Untuk mencapai lokasi penelitian dari pusat Kota Purworejo ke arah
tenggara dengan jarak +19 km atau dengan perjalanan menggunakan angkutan
darat selama 45 menit. Jalan yang akan dilewati adalah jalan nasional sejauh ± 17
km sampai di Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen kemudian masuk ke jalan
desa menuju ke lokasi penelititan di Desa Dadirejo sejauh ± 2 km.

Sumber: PT.WGS, 2017


Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah Penelitian

6
Adapun batas koordinat IUP Operasi Produksi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Koordinat UTM IUP Operasi Produksi
No. Easting Northing
1 394580 9132656
2 394867 9132656
3 394867 9132319
4 394502 9132318
5 394502 9132289
6 394476 9132289
7 394476 9132177
8 394502 9132177
9 394503 9132017
10 394341 9132017
11 394341 9132200
12 394456 9132200
13 394456 9132338
14 394591 9132338
15 394591 9132477
16 394574 9132477
17 394574 9132503
18 394548 9132503
19 394548 9132631
20 394580 9132631

Sumber: PT.WGS, 2017


Gambar 2.2
Peta IUP Operasi Produksi
2.2. Iklim dan Curah hujan
Kabupaten Purworejo mempunyai iklim tropis, dengan dua musim yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Kondisi curah hujan digambarkan dalam
curah hujan pada tahun 2011-2020.

7
Berdasarkan data curah hujan tahun 2011-2020 diperoleh hari hujan rata-
rata adalah 13 hari/bulan dengan jumlah curah hujan bulanan rata-rata sebesar
36,99 mm/hari (lihat lampiran A).

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo


Gambar 2.3
Grafik Rata-Rata Curah Hujan Maksimum Kecamatan Bagelen Tahun 2011-2020

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo


Gambar 2.4
Grafik Rata-Rata Hari Hujan Kecamatan BagelenTahun 2011-2020
2.3. Keadaan Geologi
Berdasarkan data peta geologi sistematik Lembar Kebumen (Asikin dkk.,
1992) dan Jogjakarta (Rahardjo dkk., 1977), batuan tertua di Jawa Tengah adalah
satuan batuan bancuh (campur aduk) yang berumur Pra-Tersier (> 68 jtl.) dan
tersingkap di daerah Karangsambung, Kebumen. Di atas batuan bancuh itu secara
tidak selaras diendapkan batuan sedimen non gunung api pada lingkungan laut

8
yang berumur Eosen (40 jtl.). Di Pegunungan Kulon Progo satuan batuan ini
bernama Formasi Nanggulan, sedangkan di Pegunungan Serayu Selatan disebut
Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan.
Sejak Kala Oligosen atau sekitar 36 juta tahun yang lalu, di daerah Jawa Tengah
selatan mulai terjadi kegiatan vulkanisme yang kemudian membentuk satuan
batuan gunung api Tersier atau lebih dikenal dengan sebutan Formasi Andesit Tua
(van Bemmelen, 1949) atau Formasi Waturondo (Asikin dkk., 1992). Formasi
batuan gunung api tua ini menjadi penyusun utama Pegunungan Serayu Selatan
dan Pegunungan Kulonprogo, yang terdiri atas batuan beku andesit, breksi gunung
api, dan tuf. Kegiatan gunung api tersier ini kemudian melemah dan diikuti
dengan penurunan daerah menjadi laut, sehingga diendapkan Formasi Sentolo dan
Formasi Jonggrangan di Pegunungan Kulonprogo pada Kala Miosen (13 - 5 jtl).
Secara regional daerah penelitian termasuk dalam Pegunungan Kulon Progo.

Sumber: Van Bemmelen, 1949


Gambar 2.5
Skema Blok Diagram Dome Pegunungan Kulon Progo Yang Digambarkan
Van Bemmelen
2.3.1. Fisiografi
Secara fisiografis, Dataran Purworejo merupakan bagian dari Dataran Jawa
Tengah Selatan, yang membentang mulai dari daerah Cilacap-Banyumas di
sebelah barat sampai dengan Dataran Bantul Yogyakarta di sebelah timur. Dataran
Jawa Tengah Selatan ini ke utara dibatasi oleh Pegunungan Serayu Selatan,
sedang ke selatan dibatasi oleh Samudra Hindia. Pada Dataran Jawa Tengah

9
Selatan bagian barat atau Dataran Cilacap - Banyumas terdapat Tinggian
Karangbolong, sedangkan di sebelah timur Dataran Purworejo terdapat tinggian
Pegunungan Kulon Progo, yang membatasi paparan ke barat Dataran Bantul-
Yogyakarta. Pegunungan Kulon Progo membentuk oblong dome (van Bemmelen,
1949) berarah utara timur laut - selatan barat daya dengan panjang sekitar 30 km
dan lebar 20 km. Sungai mengalir ke selatan dengan pola paralel di bagian hilir,
tetapi sudah berkembang menjadi pola mendaun di bagian hulu, yakni yang
berada di kaki dan lereng selatan - barat daya Gunung Api Sumbing dan Gunung
Api Sindoro di sebelah utara Kabupaten Purworejo. Aliran sungai utama di daerah
ini adalah Kali Luk Ulo di sebelah barat, Kali Bogowonto di bagian tengah dan
Kali Progo di bagian timur. Kali Luk Ulo terletak di wilayah Kabupaten
Kebumen, sedang kedua sungai yang lain mengapit Pegunungan Kulon Progo di
sebelah timur Dataran Purworejo.
2.3.2. Morfologi
Berdasarkan aspek geomorfologi menurut Van Zuidam (1983), maka
daerah penelitian merupakan bentukan asal denudasional yang dapat dibagi
menjadi 2 (dua) satuan yaitu satuan perbukitan bergelombang sedang dan
perbukitan bergelombang kuat. Pembagian satuan geomorfologi tersebut juga
mempertimbangkan klasifikasi kemiringan lereng. Genesa morfologi
denudasional di daerah penelitian sangat dipengaruhi oleh proses geomorfologi
secara eksogenik berupa cuaca dan iklim.
1. Satuan perbukitan bergelombang sedang
Satuan bentuk lahan ini menempati sekitar 40% dari daerah penelitian.
Morfografinya berupa tebing memanjang yang melampar dari barat ke timur pada
bagian selatan daerah penelitian. Kelerengan berkisar 15% s.d 50% dengan beda
tinggi antara 20 s/d 30 meter. Satuan ini terbentuk oleh pengaruh proses eksogen
dan litologi yang berkembang berupa endapan koluvial dengan resistensi rendah,
sehingga tidak banyak batuan insitu tersingkap.
2. Satuan perbukitan bergelombang kuat
Satuan bentuk lahan ini menempati sekitar 60% dari daerah penelitian.
Morfografinya berupa tebing dan punggungan yang mempunyai kelerengan
berkisar antara 40-90% pada bagian utara daerah penelitian, dengan beda tinggi

10
40-80 meter. Satuan morfologi ini dipengaruhi oleh perkembangan proses
eksogenik pada breksi andesit yang memiliki resistensi kuat.
2.3.3. Stratigrafi
Berdasarkan stratigrafi regional rangkaian Pegunungan Kulon Progo,
dimulai dari yang paling tua sampai yang paling muda. Menurut Van Bemmelen
adalah sebagai berikut:
1. Formasi Nanggulan
Formasi Nanggulan menempati daerah dengan morfologi perbukitan
bergelombang rendah hingga menengah dengan tersebar merata di daerah
Nanggulan (bagian timur Pegunungan Kulon Progo). Secara setempat formasi ini
juga dijumpai di daerah Sermo, Gandul, dan Kokap yang berupa lensa-lensaatau
blok xenolite dalam batuan beku andesit. Formasi Nanggulan mempunyai tipe
lokasi di daerah Kalisongo, Nanggulan. Van Bemmelen menjelaskan bahwa
formasi ini merupakan batuan tertua di Pegunungan Kulon Progo dengan
lingkungan pengendapannya adalah litoral pada fase genang laut. Litologi
penyusunnya terdiri dari batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran,
batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batu andesit, batupasir,
tuf kaya akan foraminifera dan moluska, diperkirakan ketebalannya 350 m.
Wilayah tipe formasi ini tersusun oleh endapan laut dangkal, batupasir, serpih,
dan perselingan napal dan lignit. Berdasarkan atas studi Foraminifera Planktonik,
maka Formasi Nanggulan ini mempunyai kisaran umur antara Eosen Tengah
sampai Oligosen.
2. Formasi Kebo Butak (Anggota Formasi Andesit Tua)
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Nanggulan.
Litologinya berupa breksi vulkanik dengan fragmen andesit, lapilli tuf, tuf, lapilli
breksi, sisipan aliran lava andesit, aglomerat, serta batupasir vulkanik yang
tersingkap di daerah Kulon Progo. Formasi ini tersingkap baik di bagian tengah,
utara, dan barat daya daerah Kulon Progo yang membentuk morfologi
pegunungan bergelombang sedang hingga terjal. Ketebalan formasi ini kira-kira
mencapai 600 m. Berdasarkan fosil Foraminifera Planktonik yang dijumpai dalam
napal dapat ditentukan umur Formasi Andesit Tua yaitu Oligosen Atas.
3. Formasi Jonggrangan

11
Di atas Formasi Andesit Tua diendapkan Formasi Jonggrangan secara tidak
selaras. Formasi ini secara umum, bagian bawah terdiri dari konglomerat, napal
tufan, dan batupasir gampingan dengan kandungan moluska serta batulempung
dengan sisipan lignit. Di bagian atas, komposisi formasi ini berupa batu andesit
berlapis dan batu andesit koral. Morfologi yang terbentuk dari batuan penyusun
formasi ini berupa pegunungan dan perbukitan kerucut dan tersebar di bagian
utara Pegunungan Kulon Progo. Ketebalan batuan penyusun formasi ini 250 -400
meter dan berumur Miosen Bawah – Miosen Tengah. Formasi ini dianggap
berumur Miosen Bawah dan di bagian bawah berjemari-jemari dengan bagian
bawah Formasi Sentolo (Pringgo Prawiro, 1988).
4. Formasi Sentolo
Di atas Formasi Andesit Tua, selain Formasi Jonggrangan, diendapkan juga
secara tidak selaras Formasi Sentolo. Hubungan Formasi Sentolo dengan Formasi
Jonggrangan adalah menjari. Formasi Sentolo terdiri dari batu andesit dan
batupasir napalan. Bagian bawah terdiri dari konglomerat yang ditumpuki oleh
napal tufan dengan sisipan tuf kaca. Batuan ini ke arah atas berangsur-angsur
berubah menjadi batu andesit berlapis bagus yang kaya akan Foraminifera.
Ketebalan formasi ini sekitar 950 m.
5. Endapan Aluvial dan Gugus Pasir
Endapan Aluvial ini terdiri dari kerakal, pasir, lanau, dan lempung
sepanjang sungai yang besar dan dataran pantai. Aluvial sungai berdampingan
dengan aluvial rombakan batuan vulkanik. Gugus Pasir sepanjang pantai telah
dipelajari sebagai sumber besi.
2.3.4. Struktur Geologi
Berdasarkan analisis citra landsat regional Jawa Tengah, struktur geologi
yang cukup menonjol di kawasan ini adalah sesar Kulon Progo, yang dimulai dari
muara Kali Bogowonto ke utara - timur laut memotong sumbu Pegunungan Kulon
Progo dan Kali Progo di sebelah utaranya. Sesar ini diperkirakan masih menerus
sampai Semarang Barat dan bahkan Laut Jawa. Sesar utama kedua adalah sesar
Serayu yang berarah barat barat daya – timur timur laut, mulai dari Kali Serayu,
memotong Pegunungan Dieng dengan Gunung Api Sindoro, menerus ke timur
laut yang diperkirakan bersatu dengan Sesar Lasem di sebelah selatan Gunung

12
Api Muria. Pada Pegunungan Serayu Selatan di wilayah utara Kabupaten
Purworejo struktur kelurusan berarah utara - selatan.

Sumber: PT. Watu Gunung Sinowedi


Gambar 2.6
Peta Geologi Regional
2.4. Kegiatan Penamabangan
Kegiatan pertambangan batu andesit pada tambang terbuka diawali dengan
kegitan pembersihan lahan (land clearing). Setelah itu dilanjutkan dengan
pengupasan tanah penutup (overburden). Setelah top soil dan overburden berhasil
dikupas, maka penambangan batu andesit dapat dilakukan.
2.4.1. Land Clearing
Tahap land clearing ini dilakukan untuk membersihkan lahan atau
pembabatan lahan yang akan dilakukan. Diawali dengan membersihkan vegetasi
terlebih dahulu yaitu memotong pohon dengan menggunakan gergaji mesin.
Setelah itu pohon yang sudah dikumpulkan dipindahkan menggunakan backhoe
dan bulldozer.
2.4.2. Overburden Stripping
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden bertujuan
untuk memindahkan lapisan tanah yang menutupi batu andesit yang akan
ditambang. Tanah penutup ini perlu dipindahkan supaya tidak mengganggu proses
produksi penambangan batu andesit. Tanah penutup yang terdapat di lokasi
tambang ini mempunyai ketebalan yang tidak merata. Kegiatan pengupasan tanah
penutup di lakukan dengan menggunakan alat pembokaran dan pemuatan

13
backhoe. Pada tahap awal, pengupasan dilakukan pada atas bukit, sedangkan yang
lainnya dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan tambang yang telah di capai.
Tanah penutup kemudian di tempatkan pada tempat khusus. Tanah penutup ini
akan di kembalikan lagi untuk kepeluan reklamasi dan pascatambang.
2.4.3. Penambangan Batu Andesit
Kegiatan penambangan dimaksudkan untuk memisahkan sebagian batu andesit
dari batuan asalnya dan menerapkan metode penambangan secara quarry dengan
jenis side hill type. Kegiatan penambangan batu andesit diantarantanya:
1. Pembongkaran
Pembongkaran penambangan batu andesit dilakukan dengan menggunakan
Excavator Komatsu PC200-8 dengan bantuan alat breaker.
2. Pemuatan
Pemuatan (loading) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisikan
batu andesit hasil pembokaran ke dalam alat angkut. Kegiatan loading dilakukan
dengan menggunakan alat muat Excavator Komatsu PC200-8 dengan kapasitas
bucket 0,8 m3.
3. Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan (hauling) adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengangkut material andesit dari front penambangan menuju pabrik pengolahan
dalam hal ini adalah unit crusher untuk direduksi ukurannya menjadi beberapa
produk antara lain split, chirping, dan abu batu menggunakan Dumptruck
Mitsubishi Colt Diesel 136 PS dengan kapasitas 6,2 m 3, sedangkan sebagian
material andesit yang lain langsung dijual ke konsumen, dalam hal ini alat angkut
yang digunakan adalah alat angkut yang disediakan oleh konsumen.

14
BAB III
DASAR TEORI

3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alat Mekanis


Kondisi lapangan dimana operasi penambangan dilakukan sangat
memperngaruhi kemampuan produksi dari alat mekanis. Suatu alat mekanis yang
digunakan sesuai dengan lapangan operasinya kemungkinan besar kemampuan
produksi alat tersebut semakin baik. Produksi mekanis dapat dilihat dari
kemampuan alat tersebut dalam penggunaanya di lapangan. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi alat mekanis adalah seperti di bawah ini :
3.1.1 Sifat Fisik Material
Sifat fisik material ini berpengaruh besar terhadap operasi alat-alat mekanis,
terutama dalam menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran produksi.
Beberapa sifat fisik yang penting untuk diperhatikan adalah:
1. Faktor Pengembangan Material
Pengembangan material adalah perubahan volume material apabila material
tersebut dirubah dari bentuk aslinya. Di alam material didapati dalam keadaan
padat sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong yang terisi udara
diantara butir-butirnya. Apabila material tersebut digali dari tempat aslinya, maka
akan terjadi pengembangan volume. Untuk menyatakan besarnya pengembangan
volume ada dua hal yang bisa dihitung yaitu:
a. Faktor Pengembangan (Swell Factor)
b. Persen Pengembangan (Percent Swell)
Faktor pengembangan material perlu diketahui karena yang diperhitungkan
dalam penggalian selalu didasarkan pada kondisi material sebelum digali, yang
dinyatakan dalam volume insitu (bank volume). Sedangkan material yang
ditangani pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan adalah material pada kondisi
loose (loose volume). Angka–angka swell factor untuk setiap klasifikasi material
berbeda sesuai dengan jenis material itu sendiri.

15
Komatsu, 2009 mengelompokkan kondisi dan jenis material dengan
beberapa perubahan volume material sebelum dilakukan penggalian (bank
volume) dan setelah dilakukan penggalian (loose volume). Perubahan kondisi
volume bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Perubahan Kondisi Volume Material Material

Sumber: Komatsu, 2009


Rumus untuk menghitung swell factor dan % swell
menurut
Hustrulid (2006), yaitu berdasarkan volume:
bank volume loose volume Density Loose (ton/m 3 )
Swell Factor =
loose volume bank volume Density Insitu (ton/m 3 )
................................................................ (3.1)

% Swel= ( Density Insitu (ton/m 3 ) -


Density Insitu (ton/m 3 )
Density Loose (ton/m 3 )
) ×100 %
....................... (3.2)

16
Sumber: Komatsu, 2016
Gambar 3.1
Faktor Pengembangan Material
2. Densitas Material
Densitas adalah berat per unit volume dari suatu material. Material
mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi sifat-sifat fisiknya, antara
lain: ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik lainnya.
Berikut perumusan rumus densitas menurut Hustrulid 2006 :
Berat Material
ρ = .............................................................................
Volume Material
(3.3)
3. Bentuk Material
Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material yang akan
mempengaruhi susunan butir-butir material dalam suatu kesatuan volume atau
tempat. Material yang halus dan seragam, kemungkinan besar volumenya akan
sama dengan volume ruang yang ditempati karena rongga udara yang di bentuk
oleh material halus lebih kecil daripada rongga udara yang di bentuk oleh material
yang berbutir kasar. Sedangkan material yang berbutir kasar dan berbongkah,
volumenya akan lebih kecil dari nilai volume ruangan yang ditempati. Hal ini
disebabkan karena rongga udara yang terbentuk oleh material kasar dan
berbongkah akan lebih besar sehingga akan mengurangi volume sebenarnya pada
alat.
4. Kelengketan Material
Material yang lengket akan berpengaruh pada jumlah pengisian alat angkut,
karena sifatnya yang lengket maka pada bucket dari alat muat akan menempel dan

17
jumlah material yang dimuati dalam alat angkut jumlahnya lebih sedikit dari
kapasitas mangkuk (bucket). Dikarenakan material yang lengket akan susah untuk
terlepas dari bucket sehingga akan mengurangi jumlah material yang dapat di muat
didalam bucket tersebut.
3.1.2 Faktor Pengisian Mangkok (Bucket Fill Factor)
Bucket Fill Factor merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu
alat dengan kapasitas baku alat tersebut yang dinyatakan dalam persen (%).
Semakin besar faktor pengisian bucket maka semakin besar juga kemampuan
nyata dari alat muat tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi faktor pengisian
mangkuk (bucket fill factor) adalah :

1. Kandungan Air
Kandungan air, dimana semakin besar kandungan air maka faktor pengisian
semakin kecil, karena terjadi pengurangan volume material.
2. Fragmentasi Material
Fragmentasi material, dimana material dengan ukuran yang bagus
(fragmentasi baik) akan memiliki faktor pengisian mangkuk yang tinggi
sedangkan material dengan ukuran buruk (fragmentasi besar) akan memiliki
faktor pengisian mangkuk yang rendah, sehingga kemampuan produksi dari alat
muat akan rendah.
3. Keterampilan dan Kemampuan Operator
Dimana operator yang berpengalaman dan terampil dapat memperbesar
faktor pengisian mangkuk.
Menurut Eugene P. Pfleider (1972) dalam bukunya Surface Mining
menuliskan rumus untuk menghitung faktor pengisian sebagai berikut :
Vn
Bff = × 100 % ..............................................................................
Vd
(3.3)
Keterangan :
Bff = Bucket Fill Factor, (%)
Vn = Kapasitas nyata alat muat, (m3)
Vd = Kapasitas teoritis alat muat, (m3)

18
Volume bucket dihitung dari garis lurus dari ujung bucket ke belakang
bucket. Ini terdiri dari 75% dari kapasitas bucket yang dinilai, sedangkan 25%
sisanya adalah volume heap. Volume hembusan pengenal didasarkan pada tinggi
material penimbunan yang sama dengan ½ dari lebar bucket.

Sumber: Komatsu, 2016


Gambar 3.2
Penentuan Fill Factor
3.1.3 Waktu Edar (Cycle Time)
Waktu edar adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis
baik alat muat maupun alat angkut untuk melakukan satu siklus kegiatan produksi
dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai lagi. Besarnya waktu edar
dari alat-alat mekanis akan berbeda antara material yang satu dengan yang
lainnya, hal ini tergantung dari jenis alat, kondisi tempat kerja, kondisi jalan
angkut dan jenis serta sifat dari material yang ditangani.
1. Waktu Edar Alat Muat
Merupakan penjumlahan dari waktu menggali, waktu ayunan bermuatan,
waktu menumpahkan material dan waktu ayunan kosong. Waktu edar alat muat
dinyatakan dalam persamaan Peurifoy (2006) :
CTLoader = Load bucket + Swing loaded + Dump bucket + Swing empty .....(3.4)
Keterangan :
Load bucket = Waktu untuk mengisi muatan, (detik).
Swing loaded = Waktu ayun bermuatan, (detik).
Dump bucket = Waktu untuk memuntahkan muatan, (detik).
Swing empty = Waktu ayun tidak bermuatan, (detik).
2. Waktu Edar Alat Angkut

19
Merupakan penjumlahan dari waktu mengatur posisi, waktu isi muatan,
waktu angkut muatan, waktu mengatur posisi untuk menumpahkan muatan,
waktu tumpah, waktu kembali kosong. Waktu edar alat angkut dinyatakan dalam
persamaan Peurifoy (2006) :
CTTruck =Loadtime+Haultime+ Dumptime+ Returntime+ ManuferDumping+ManuferLoading.
(3.5)
Keterangan :
Loadtime = Waktu diisi muatan, (detik).
Haultime = Waktu mengangkut muatan, (detik).
Dumptime = Waktu muatan ditumpahkan, (detik).
Returntime = Waktu kembali kosong, (detik)
Manuver Dumping = Waktu untuk manuver penumpahan, (detik).
Manuver Loading = Waktu untuk manuver Pengangkutan, (detik).
Waktu edar yang di peroleh setiap unit alat mekanis berbeda, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Kekompakan Material
Material yang kompak akan lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh alat
mekanis. Hal ini akan berpengaruh pada lamanya waktu edar alat mekanis,
sehingga dapat menurunkan kemampuan produksi alat mekanis.
2. Kondisi Tempat Kerja (Front Kerja)
Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat. Dengan ruang
gerak yang cukup luas, berbagai pengambilan posisi dapat dilakukan dengan
mudah, seperti untuk berputar, mengambil posisi sebelum diisi muatan atau
penumpahan serta untuk kegiatan pemuatan. Dengan demikian alat tidak perlu
maju mundur untuk mengambil posisi karena ruang gerak cukup luas. Untuk alat
angkut, kondisi jalan seperti kekerasan, kehalusan, kemiringan dan lebar jalan
sangat berpengaruh terhadap waktu edarnya. Waktu edar alat angkut akan
berbeda-beda apabila alat tersebut dioperasikan pada kondisi jalan yang
diperkeras, halus dan tanjakan, maupun turunan.
3.1.4 Pola Pemuatan

20
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan target produksi maka pola
pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar alat. Pola
pemuatan berdasarkan dari posisi alat angkut untuk dimuati oleh alat muat yaitu:
1. Top Loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk (alat muat berada di atas
tumpukan material atau berada di atas jenjang). Cara ini hanya dipakai pada alat
muat backhoe. Selain itu operator lebih leluasa untuk melihat bak dan
menempatkan material.

Sumber: Caterpillar,2013
Gambar 3.3
Pola Muat Top Loading
2. Bottom Loading
Ketinggian atau letak alat angkut dan truk jungkit adalah sama. Cara ini
dipakai pada alat muat power shovel.

Sumber: Caterpillar,2013
Gambar 3.4
Pola Muat Bottom Loading

21
Berdasarkan dari posisi alat muat terhadap front penggalian dan posisi alat
angkut terhadap alat muat. Berdasar posisi pemuatan ini dapat dibedakan menjadi
tiga cara yaitu:
1. Frontal Cuts
Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian dan mulai
menggali ke depan dan samping alat muat. Dalam hal ini digunakan double
spotting dalam penempatan posisi truk. Alat muat memuat pertama kali pada truk
sebelah kanan sampai penuh dan berangkat, setelah itu dilanjutkan pada truk
sebelah kiri.

Sumber: Hustrulid,2013
Gambar 3.5
Pola Pemuatan Frontal Cuts
2. Parallel Cut With drive-by
Alat muat bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pada
metode ini, akses untuk alat angkut harus tersedia dari dua arah. Walaupun sudut
putar rata-rata lebih besar daripada frontal cut, truk tidak perlu membelakangi alat
muat dan spotting lebih mudah.

Sumber: Hustrulid, 2013


Gambar 3.5
Pola Pemuatan Parallel Cut with Drive-by
3. Parallel cut

22
Dibagi menjadi 2 macam metode yaitu:
a. Single Spotting / Single Truck Back Up
Pada cara ini truk kedua menunggu selagi alat muat mengisi truk
pertama, setelah truk pertama berangkat, truk kedua berputar dan
mundur, saat truk kedua diisi, truk ketiga datang dan melakukan
manuver, dan seterusnya.
b. Double Spotting / Double Truck Back Up
Pada cara ini truk memutar dan mundur ke salah satu sisi alat muat pada
waktu alat muat mengisi truk pertama. Setelah truk pertama berangkat,
alat muat mengisi truk kedua. Ketika truk kedua dimuati, truk ketiga
datang dan langsung berputar dan mundur kearah alat muat, begitu pula
seterusnya.

Sumber: Hustrulid, 2013


Gambar 3.7
Parallel Cut with the Single Spotting of Trucks

Sumber: Hustrulid, 2013


Gambar 3.8
Parallel Cut with the Double Spotting of Trucks
3.1.5 Keadaan Jalan Angkut
Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak
yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama
dalam kegiatan pengangkutan. Kekerasan, kehalusan, kemiringan, dan lebar jalan

23
sangat berpengaruh terhadap waktu edar alat angkut. Waktu edar alat angkut akan
semakin kecil apabila alat tersebut dioperasikan pada kondisi jalan yang
diperkeras, halus, dan tanjakan relatif datar, sehingga akan meningkatkan
produksi alat angkut. Untuk itu diperlukan analisis konseptual dalam pembuatan
jalan yang baik terdapat pada gambar 3.8.

Sumber: Roger, 2011


Gambar 3.9
Konseptual Pembuatan Jalan
Setelah dilakukan pembuatan konsep dalam mendesain jalan, maka
dilakukan perancangan desain geometri jalan secara runtut sesuai dengan kaidah
pelaksanaan pertambangan yang baik.

Sumber: Roger, 2011


Gambar 3.10
Final Desain Geometri Jalan
Secara geometri (Gambar 3.8) yang perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam
penggunaan jalan angkut:
1. Lebar jalan angkut lurus

24
Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih
menurut “AASHTO Manual Rural High-Way” pada jalan lurus adalah:
L(m) = n . Wt + (n + 1)(1/2 . Wt)................................................................(3.6)
keterangan :
L(m) = lebar minimum jalan angkut ,m
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut, m

Sumber: Kaufman, 1977


Gambar 3.11
Lebar Jalan Angkut Lurus Dua Jalur
2. Lebar jalan angkut tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada jalan lurus.
Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung berdasarkan:
1. Lebar jejak ban
2. Lebar tonjolan alat angkut bagian depan dan belakang pada saat membelok
3. Jarak antar alat angkut pada saat bersimpangan
4. Jarak alat angkut terhadap tepi jalan
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan dapat menggunakan rumus
W = n(U+Fa+Fb+Z)+C...........................................................................(3.7)
W = n(U+Fa+Fb+Z)+Z...........................................................................(3.8)
C = Z = 0,5 (U+Fa+Fb)...........................................................................(3.9)
Keterangan:
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m)
n = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan, (m)
Fa = Lebar juntai depan, (m)

25
U = Jarak as roda depan dengan bagian depan truk x sin α (m)
Fb = Lebar juntai belakang, (m)
α = Sudut penyimpangan roda depan
C = Jarak antara dua truk yang akan bersimpangan, (m)
Z = Jarak sisi luar truk ke tepi jalan, (m)

Sumber: Kaufman, 1977


Gambar 3.12
Lebar Jalan Angkut Tikungan Dua Jalur
3. Kemiringan jalan angkut (grade)
Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan suatu faktor penting yang harus
diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang. Hal
ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan
kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi
tanjakan. Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%) yang
dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:
∆h
Grade ( α )= ×100 %....................................................................................(3.10)
∆x
Keterangan:
h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur
x = Jarak antara dua titik yang diukur
Berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 kemiringan
(grade) jalan tambang dibuat tidak boleh lebih dari 12% dengan
memperhitungkan spesifikasi kemampuan alat angkut, jenis material jalan dan
fuel ratio penggunaan bahan bakar. Apabila lebih dari 12% dilakukan kajian
teknis yang mencangkup kajian resiko, spesifikasi teknis jalan dan spesifikasi
teknis alat.

26
4. Tanggul Pengaman (Bundwall)
Tanggul pengaman di sisi luar badan jalan dengan tinggi sekurang-kurangnya
¾ (tiga per empat) diameter roda kendaraan terbesar dan memperhitungkan
potensi air limpasan dan / atau material lepas yang dapat masuk ke jalan.
Konstruksi yang dibuat dari tanah, beton, atau jenis lainnya dengan bentuk dan
dimensi tertentu yang dibangun di sepanjang sisi jalan atau pada pemisah jalur
jalan yang berfungsi untuk menahan kendaraan keluar dari jalur jalan.
5. Sudut Belokan Pertigaan Jalan
Sudut belokan pada pertigaan jalan tidak boleh kurang dari 70o .
6. Daya Dukung Material
Daya dukung material adalah kemampuan material untuk mendukung alat
yang berada di atasnya. Suatu alat yang ditempatkan di atas material akan
memberikan ground pressure. Perlawanan yang diberikan material disebut daya
dukung material. Untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan jalan angkut
terhadap beban kendaraan dan muatan yang melaluinya perlu diketahui daya
dukung material dan beban kendaraan. Material yang digunakan untuk
landasan/pijakan pada jalan angkut harus memiliki daya dukung yang lebih
dibanding dengan beban yang diberikan oleh alat angkut yang digunakan.

Sumber: Roger, 2011


Gambar 3.13
Komposisi Material Jalan Angkut
Untuk menghitung luas bidang kontak (contact area) dan besarnya beban
kendaraan yang diterima oleh permukaan jalan dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:

27
0,9 × berat pembebanan pada roda( lb)
Contact area(¿2)= .............................(3.11)
Tekanan dalamTon ( Psi)
beban tiap roda(lb)
Beban yang diterima permukaan jalan(lb /ft 2 )= .........(3.12)
Contact Area(¿2 )

Sumber: Kaufman, 1977


Gambar 3.14
Daya Dukung Material
3.1.7 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja
dengan waktu tersedia yang dinyatakan dalam persen (%). Faktor manusia, mesin,
cuaca dan kondisi kerja secara keseluruhan akan menentukan besarnya efisiensi
kerja. Efisiensi kerja ini akan mempengaruhi kemampuan alat mekanis. Dapat
dilihat pembagian waktu/flow time pada gambar 3.15.

Sumber: Hustrulid, 1995


Gambar 3.15
Bagan Alir Distribusi Total Hours
Berikut adalah istilah-istilah dari skema total hours:

28
a. Total hours
Adalah total waktu dari uptime dan downtime atau disebut scheduled hours.
b. Uptime
Adalah waktu dimana alat mekanis dapat melakukan fungsi yang ditentukan.
Terdiri dari working hours dan standby hours.
c. Working hours
Adalah waktu yang ditugaskan untuk operator dalam mengoperasikan alat
mekanis pada kondisi kerja. Working hours dinyatakan sebagai clocktime dan
bukan termasuk pembacaan service meter. Working hours termasuk semua
operating delay hours.
d. Pause hours
Adalah waktu yang terjadi pada working hours dimana alat mekanis dapat
beroperasi tetapi tidak termasuk operating hours.
e. Efficiency hours
Adalah bagian dari operating hours dimana alat mekanis dalam keadaan
beroperasi. Untuk shovel, efficiency hours termasuk waktu yang dihabiskan
untuk penggalian, mengerek dan mengayun, penumpahan, dan mengayun
kembali untuk mengambil material.

f. Operating delay hours


Adalah waktu delay seperti waktu pindah jarak pendek, perbaikan harian,
pengisian bensin, pergantian oli, waktu tunggu, dan kehilangan waktu akibat
cuaca.
g. Standby hours
adalah waktu dimana alat mekanis tidak beroperasi yang disebabkan karena
cuaca, jadwal kerja, dan perpindahan jarak jauh.
h. Long move hours
Adalah waktu dimana alat mekanis beroperasi tetapi dijadwalkan untuk
perpindahan jarak jauh.
i. Non-scheduled hours
Adalah bagian dari total hours yang ketika alat mekanis tidak dijadwalkan
untuk kerja.

29
j. Downtime
Adalah waktu dimana alat mekanis tidak dapat melakukan fungsi yang
ditentukan. Termasuk maintenance hours, supply delay hours, dan
administrative hours.
k. Maintenance hours
Adalah waktu yang diperlukan untuk perawatan dalam mencegah kerusakan
dan memeriksa kondisi alat mekanis.
l. Supply delay hours
Adalah waktu dimana pekerjaan perawatan tidak dimungkinkan karena
kurangnya ketersediaan suku cadang dan bahan yang diperlukan untuk
perawatan.
m. Administrative hours
Adalah downtime dikurangi maintenance hours dan supply delay hours.
Administrative hours merupakan waktu yang diperlukan untuk melaporkan
kegagalan mesin dan memberikan tindakan langsung untuk perawatan.
Ketersediaan alat mekanis adalah pengertian yang dapat menunjukkan
keadaan alat mekanis tersebut, misalnya physical/operational availability,
mechanical availability, use of availability, working efficiency, dan job efficiency.
Berikut rumus dari perhitungan ketersediaan alat dapat dilihat dibawah ini:
a. Physical/Operational Availability (PA)
PA berfungsi untuk mengetahui ketersediaan fisik alat yang sedang
digunakan. Indikator ini tidak menunjukan ketersediaan mesin saja tetapi
semua sistem termasuk sistem pendukung. Dapat dilihat seperti di bawah ini:
Uptime
PA= ×100%....................................................................
Uptime + Downtime
(3.13)
b. Mechanical Availability (MA)
MA adalah cara untuk mengetahui kondisi alat yang sesungguhnya dari alat
yang sedang digunakan. Diperoleh dari menghilangkan standby pada
penyebut dan pembilang seperti persamaan di bawah ini:
Working hours
MA= ×100%..........................................................
Working hours + Downtime
(3.14)

30
c. Use of Availability (UA)
Menunjukkan perbandingan waktu yang digunakan alat mekanis untuk
beroperasi dengan waktu pada saat alat dapat digunakan. Dapat dilihat
perumusan di bawah ini:
Working hours
UA= ×100%........................................................................
Uptime
(3.15)
d. Working Efficiency (WE)
Cara menunjukkan berapa waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
produktif. Ada berbagai cara dimana waktu yang tidak produktif di jam kerja
seperti makan siang dan waktu perjalanan dimasukan kedalam waktu tunda
(pause time). Dapat dilihat perumusan di bawah ini:
Operating hours
WE= ×100%......................................................................
Working hours
(3.16)
e. Job Efficiency (JE)
Merupakan perbandingan waktu pekerjaan efektif dengan waktu kerja
pengoperasian alat mekanis. Terdapat berbagai faktor seperti keterampilan
operator, kemudahan atau kesulitan kerja, perawatan harian, dan hal-hal yang
mempengaruhi produksi. Seperti ditunjukan oleh rumus di bawah ini:
Efficiency hours
JE= ×100%........................................................................
Operating hours
(3.17)
f. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan atau
merupakan total waktu pelaksanaan suatu pekerjaan dalam total hours.
Ek = MA x UA x WE x JE x H ............................................................. (3.18)
Keterangan:
MA = Mechanical availability
UA = Use of Availability
WE = Working efficiency
JE = Job efficiency
H = Total hours (jam)

31
3.2. Perhitungan Statistika Sampel di Lapangan
Pada perhitungan sampel waktu edar yang sudah diambil dilapangan,
selanjutnya melakukan percobaan perhitungan estimasi waktu edar baik alat muat
maupun alat angkut. Perhitungan estimasi waktu edar menggunakan metode
distribusi uniform:
Distribusi peluang uniform adalah distribusi yang mempunyai probabilitas
yang sama pada setiap kejadian, tidak dikategorikan, dan ruang sampelnya tidak
dibatasi (Lucia, 2003). Banyak metode uniform digunakan sebagai pengolahan
statistika di berbagai penelitian untuk menguji berbagai macam permasalahan atau
kasus di lingkungan sehari-hari. Perumusan pemodelan distribusi secara uniform
dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Parameter dan Rumus yang Digunakan pada Metode Uniform
Distribution Parameter Mean Variance Model Comments
Uniform 2 1r 0
a, b (a + b) / 2 (b – a) / 12 x = a + (b - a) r
f(x) = 1 / (b – a) b>x>a

Keterangan :
a = nilai minimal sampel
b = nilai maksimal sampel
r = bilangan random (1 ≥ r ≥ 0)
3.3. Kemampuan Produksi Alat Mekanis
Kemampuan produksi alat dapat digunakan untuk menilai kinerja dari alat
muat dan alat angkut. Semakin baik tingkat penggunaan alat maka semakin besar
produksi yang dihasilkan alat tersebut.

3.3.1 Kemampuan Produksi Alat Muat


Produksi alat muat pada pemuatan batugamping ke alat angkut dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: keseragaman ukuran butir yang akan dimuat,
kemampuan/skill operator, dan kesiapan material yang akan dimuat. Menurut
(Indonesianto, Y 2013) rumus yang digunakan untuk perhitungan produksi alat
muat adalah sebagai berikut:

32
3600
Qtm = Cta x Cam x BFF x Ek x Sf x Dinsitu .........................................
(3.19)
Keterangan:
Qtm = Kemampuan produksi alat muat, (ton/jam).
Ctm = Cycle time alat muat, (detik).
Cam = Kapasitas bucket (Bucket capacity), (m3).
BFF = Faktor pengisian mangkuk (Bucket Fill Factor), (%).
Ek = Efisiensi kerja, (%).
Sf = Swell Factor.
Dinsitu = Densitas insitu, (ton/m3).
3.3.2 Kemampuan Produksi Alat Angkut
Produksi alat angkut dipengaruhi oleh banyaknya trip atau lintasan yang
dapat dicapai oleh alat angkut tersebut. Banyaknya trip dipengaruhi oleh cycle
time dan efisiensi kerja yang ada suatu perusahaan. Menurut (Indonesianto, Y
2013) rumus yang digunakan untuk menghitung produksi alat angkut dapat adalah
sebagai berikut:
3600
Qta = Cta x Ca x Ek x Sf x Dinsitu ..............................................
(3.20)
Keterangan:
Qta = Produksi alat angkut, (ton/jam).
Cta = Cycle time alat angkut, (detik).
Ca = Kapasitas bak alat angkut, (m3).
(n x Cam x BFF)
n = Jumlah pengisian bucket alat muat untuk penuhi bak alat angkut.
Cam = Kapasitas mangkuk (Bucket capacity), (m3).
BFF = Faktor pengisian mangkuk (Bucket Fill Factor), (%).
Ek = Efisiensi kerja, (%).
Sf = Swell factor.
Dinsitu = Densitas insitu, (ton/m3).

33
3.4. Jumlah Kebutuhan Alat
Cara mendapatkan estimasi jumlah alat yang diperlukan, maka harus
diketahui terlebih dahulu target produksi dan produksi alat sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Tp
N= ...................................................................................................... (3.21)
P
Keterangan :
N = Jumlah alat (unit).
Tp = Target produksi (ton/jam).
P = Produksi alat (ton/jam).
3.5. Faktor Keserasian Kerja (Match Factor)
Faktor keserasian kerja (match factor) adalah angka yang menunjukkan
tingkat keserasian kerja antara dua macam alat, yaitu alat muat dan alat angkut.
Faktor keserasian kerja dijabarkan sebagai perbandingan antara produksi alat muat
dibagi dengan produksi alat angkut. Apabila produksi alat angkut sama dengan
produksi alat muat, maka dapat diartikan bahwa kedua alat tersebut sudah serasi.
Angka faktor keserasian kerja dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Na x (n x Ctm)
MF = .........................................................................................
Nm x Cta
(3.22)
Keterangan:
MF = Faktor keserasian kerja
Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat muat
CTa = Waktu edar alat angkut
CTm = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 bak alat angkut
Bila hasil perhitungan diperoleh:
1. MF < 1
a. Produksi alat angkut lebih kecil dari produksi alat muat
b. Waktu tunggu alat angkut (Wta) = 0
c. Waktu tunggu alat muat (Wtm)

34
Cta× Nm
Wtm = ‒ Ctm
Na
d. Faktor kerja alat angkut = 100%
e. Faktor kerja alat muat = MF × 100%
2. MF > 1
a. Produksi alat angkut lebih besar dari produksi alat muat
b. Waktu tunggu alat muat (Wtm) =0
c. Waktu tunggu alat angkut (Wta)
Ctm× Na
Wtm = ‒ Cta
Nm
d. Faktor kerja alat muat = 100%
1
e. Faktor kerja alat angkut = × 100%
MF
3. MF = 1
a. Produksi alat angkut sama besar dengan produksi alat muat
b. Waktu tunggu alat muat (Wtm) =0
c. Waktu tunggu alat angkut (Wta) = 0
d. Faktor kerja alat angkut sama besar dengan faktor kerja alat muat
(Fka = Fkm)

Sumber: Burt and Louis, 2018


Gambar 3.16
Grafik Match Factor

35
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Pada saat ini, target produksi batu andesit yang sudah ditentukan adalah
105.000 BCM/tahun. Kegiatan penambangan dilakukan dengan menggunakan
kombinasi alat mekanis, yaitu alat muat dengan alat angkut. Alat muat
menggunakan Excavator Komatsu PC200-8 sedangkan alat angkut menggunakan
Dumptruck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS.
Operasi produksi dilakukan dalam 1 shift dengan waktu kerja 8 jam kerja.
Waktu kerja dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul
12.00 – 13.00 WIB.
Tabel 4.1
Waktu Kerja

Hari Kerja Waktu Kerja Istirahat Total Jam Kerja


(jam) (jam/hari)
Senin 08.00 – 16.00 1 7
Selasa 08.00 – 16.00 1 7
Rabu 08.00 – 16.00 1 7
Kamis 08.00 – 16.00 1 7
Jumat 08.00 – 16.00 1 7
Sabtu 08.00 – 16.00 1 7
Total waktu kerja (jam/minggu) 42
Sumber : PT. WGS, 2021
4.1. Tinjauan Terhadap Keadaan Lokasi Penambangan
Keadaan lokasi penambangan seperti: front kerja, cuaca dan metode
pemuatan berpengaruh terhadap waktu edar alat muat dan alat angkut sehingga
akan mempengaruhi produksi batu andesit.
4.1.1 Kondisi Tempat Kerja
Kegiatan penambangan batu andesit yang dilakukan berada di daerah
perbukitan dengan topografi yang curam. Kondisi lapangan seperti keadaan jalan
angkut, metode pemuatan serta sistem kerja alat muat dan alat angkut
berpengaruh terhadap waktu edar alat muat dan alat angkut. Ketika musim

36
kemarau permukaan jalan angkut berdebu. Saat musim penghujan permukaan
menjadi licin.
Lebar front penambangan sekitar 40 meter menyebakan alat mekanis dapat
bekerja secara optimal dan waktu edar alat mekanis lebih sedikit. Terdapat banyak
segmen jalan angkut yang memiliki kemiringan (grade) melebihi dari 12%, lebar
jalan angkut kondisi lurus sebesar 7 meter dan pada kondisi tikungan sebesar 9
meter namun belum terdapat tanggul pengaman (bundwall) pada setiap sisi jalan
angkut yang menyebabkan operator harus berhati-hati agar tidak keluar jalur.

Gambar 4. 1
Front Kerja
4.1.2 Pola Pemuatan
Pola pemuatan yang digunakan adalah bottom loading, yaitu alat muat dan
alat angkut berada pada posisi jenjang yang sama, dimana kedudukan alat muat
sejajar dengan alat angkut dan menggunakan pola pemuatan single back up yaitu
satu dump truck memposisikan diri untuk dimuati.

Gambar 4.2
Pola Pemuatan Bottom Loading dan Single Back Up
4.2. Faktor Pengembangan (Swell Factor)
Faktor pengembangan (swell factor) adalah perubahan (penambahan atau
pengurangan) volume material apabila material tersebut diganggu dari tempat
aslinya (digali, dipindahkan, diangkut atau dipadatkan). Perubahan volume

37
tersebut diikuti pula dengan perubahan berat volume (density) dari material
tersebut.
Keadaan asli (insitu) yaitu keadaan material yang masih alami, belum
mengalami gangguan teknologi seperti: lalu lintas alat mekanis, digali,
dipindahkan dan diangkut. Dalam keadaan seperti itu, butiran-butiran masih
terkonsolidasi dengan baik. Keadaan terbongkar (loose) yaitu material yang telah
tergali dari tempat aslinya akan mengalami perubahan volume. Hal ini karena
adanya penambahan rongga udara diantara butiran butiran material.
Data yang diperoleh dari perusahaan untuk densitas batu andesit dalam
keadaan terbongkar (loose) adalah 2,0 ton/m3 dan densitas untuk batu andesit
dalam keadaan aslinya (Insitu) adalah 2,5 ton/m3. Dari data data tersebut dapat
diketahui faktor pengembangan (swell factor) batu andesit adalah sebesar 0,8
(Lampiran D).

4.3. Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)


Faktor pengisian (fill factor) merupakan suatu faktor yang menunjukkan
besarnya kapasitas nyata bucket dengan kapasitas bucket menurut spesifikasi
(bucket teoritis) alat muat. Semakin besar faktor pengisian maka semakin besar
pula kemampuan nyata dari alat tersebut.
Kapasitas bucket Excavator Komatsu PC200-8 adalah 0,8 m3 dapat dilihat
pada lampiran B. Nilai fill factor Excavator Komatsu PC200-8 adalah 84% pada
front (Lampiran E).

4.4. Waktu Edar (Cycle Time)


Waktu edar adalah besarnya waktu yang digunakan alat untuk bekerja
dalam setiap siklus kerja. Waktu edar memiliki peranan penting. Waktu edar alat,
baik alat muat maupun alat angkut sangat berpengaruh terhadap produksi yang
dihasilkan oleh alat. Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka produksi yang
dihasilkan juga akan semakin besar.

38
4.4.1 Waktu Edar Alat Muat
Satu siklus kerja alat muat dalam memuat batu andesit ke dump truck
meliputi: waktu untuk mengisi mangkuk, waktu untuk berputar (bermuatan),
waktu untuk menumpahkan muatan dan waktu untuk berputar (kosong). Berikut
estimasi waktu edar alat muat Excavator Komatsu PC200-8.
Tabel 4.2
Waktu Edar Alat Muat
Metode yang Mengisi Swing Menumpahka Swing Cycle Time
Digunakan bucket Bermuatan n Kosong Total
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
Uniform 7,60 6,43 4,69 4,64 23,36
4.4.2. Waktu Edar Alat Angkut
Satu siklus alat angkut untuk mengangkut batu andesit menuju unit crusher
meliputi: Waktu mengambil posisi untuk pemuatan, waktu untuk pemuatan,
waktu pengangkutan bermuatan, waktu mengambil posisi untuk penumpahan,
waktu penumpahan, waktu kembali kosong. Jarak angkut sebesar 3 km. Berikut
estimasi waktu edar alat angkut Dumptruck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS.
Tabel 4.3
Waktu Edar Alat Angkut
Metode Manuve Loadin Haulin Manuver Dumpin Retur Cycle
yang r g g Dumpin g n Time
Digunakan Loading (detik) (detik) g (detik) (detik) Total
(detik) (detik) (detik)
Uniform 81,77 208,39 709,37 41,90 37,27 609,66 1689,6

4.5. Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja adalah perkalian antara MA (Mechanical Availability), UA
(Used of Availibilty), WE (Working Efficiency), JE (Job Efficiency) dan Total
Hours. Efisiensi kerja digunakan untuk menilai baik atau tidaknya pelaksanaan
suatu pekerjaan. Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang digunakan oleh alat
muat dan alat angkut untuk melakukan pekerjaan yang berujung pada tingkat
produksi. Besarnya waktu kerja efektif sangat bergantung pada waktu yang
tertunda (delay time) dan waktu yang tidak dapat digunakan beroperasi (idle
time).

39
4.5.1 Efisiensi Kerja dan Total Hours Alat Muat
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap waktu kerja alat muat, didapatkan
adanya waktu tunda (delay time) dan waktu yang tidak dapat digunakan (idle
time). Berikut merupakan skema total hours selama 1 bulan:

Gambar 4.3
Total Jam Kerja Alat Muat
4.5.2 Efisiensi Kerja dan Total Hours Alat Muat
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap waktu kerja alat angkut, didapatkan
adanya waktu tunda (delay time) dan waktu yang tidak dapat digunakan (idle
time). Berikut merupakan skema total hours selama 1 bulan:

Gambar 4.4
Total Jam Kerja Alat Angkut
Dari pengamatan tersebut (Gambar 4.3) dan (Gambar 4.4) dapat ditentukan
MA (Mechanical Availability), UA (Used of Availibilty), WE (Working
Efficiency), JE (Job Efficiency), EK (Efisiensi Kerja). (Lampiran J)

40
Tabel 4.4
Efisiensi Kerja Alat Mekanis
No Jenis Alat Efisiensi Kerja
1 Excavator Komatsu PC200-8 52,85%
2 Dumptruck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS 51,23%

4.6. Produksi Alat Muat dan Alat Angkut


Produksi alat muat dan alat angkut adalah besarnya produksi yang dapat
dicapai dalam kenyataan kerja alat muat dan alat angkut. Produki alat muat dan
alat angkut merupakan hasil yang dicapai oleh suatu alat dengan satuan BCM
ataupun tonase (ton) per-satuan waktu (jam atau hari). Dari hasil pengolahan data
di lapangan didapatkan produksi alat muat dan alat angkut yang digunakan untuk
melakukan produksi batu andesit sebagai berikut:
Tabel 4.5
Produksi Alat Muat
Jenis Densitas Ctm Cam BFF EK SF Produksi
Alat Insitu (detik) (m3) (%) (%) (BCM/jam)
3
(ton/ m )
Excavator Komatsu PC 200-8 2,5 23,36 0,8 84 52,85 0,8 43,79

Tabel 4.6
Produksi Alat Angkut
Jenis Densitas Ctm Cam BFF EK SF Produksi
Alat Insitu (detik) (m3) (%) (%) (BCM/jam)
3
(ton/ m )
Dumptruck Mitsubishi Colt 2,5 1689,6 0,8 84 51,23 0,8 5,87
Diesel 136 PS

4.7. Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut


Kegiatan penambangan batu andesit menggunakan alat muat Excavator
Komatsu PC 200-8 dan alat angkut Dumptruck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS.
Kebutuhan alat muat dan alat angkut didapatkan dari perhitungan produksi perunit
alat muat dan alat angkut di dalam mencapai target produksi 105.000 BCM/tahun
atau 51,20 BCM/jam.
Tabel 4.7
Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut

41
Jenis Alat Target Produksi Produktivitas Jumlah Alat
(BCM/jam) (BCM/jam) (unit)

Excavator 51,20 43,79 2


Komatsu PC200-
8
Dumptruck 51,20 5,87 9
Mitsubishi Colt
Diesel 136 PS

4.8. Nilai Keserasian Kerja (Match Factor)


Match factor merupakan keserasian kerja antara alat muat dengan alat
angkut. Harga keserasian kerja setiap rangkaian kerja peralatan mekanis yang
digunakan ditentukan berdasarkan data waktu edar dan jumlah peralatan mekanis
yang digunakan dalam setiap rangkaian kerja tersebut. Berdasarkan perhitungan
dari data lapangan, tingkat keserasian kerja alat untuk 2 unit excavator dengan 9
unit dump truck adalah 0,62 (Lampiran O) sehingga terdapat waktu tunggu oleh
alat muat sebesar 2,36 menit.

42
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Kemampuan Produksi dan Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut
Faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi dan kebutuhan alat
mekanis antara lain:
5.1.1 Kondisi Front Penambangan
Keadaan front penambangan dapat mempengaruhi kinerja dari alat muat dan
alat angkut sehingga mempengaruhi waktu edar alat tersebut. Berdasarkan dari
hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan diperoleh data lebar front kerja
sebesar 25 meter dan sudah sesuai dengan perhitungan secara teoritis. Lebar front
penambangan secara teoritis sebesar 17,66 meter. Dengan adanya lebar front
penambangan yang sudah sesuai akan mempermudah alat muat dalam melakukan
pemuatan serta alat angkut dalam melakukan manuver sehingga mempercepat
waktu edar alat mekanis.

43
5.1.2 Kondisi Jalan Angkut
Salah satu prasarana dalam proses penambangan untuk menghubungkan
lokasi-lokasi penting, dalam hal ini menghubungkan antara front penambangan
menuju unit crusher. Kondisi jalan angkut meliputi:
a. Material Penyusun Jalan Angkut
Dari pengamatan di lapangan, material penyusun jalan angkut dapat
dikategorikan sebagai medium hard rock dengan daya dukung tanah sebesar
80.000 lb/ft2 dikarenakan tanah dasar dari jalan tersebut adalah batu andesit
sehingga alat angkut dapat melewati jalan angkut dengan aman karena berat yang
diterima permukaan jalan sebesar 33.599,52 lb/ft2 (Lampiran I).
b. Permukaan Jalan Angkut
Jalan bergelombang sehingga alat angkut pada saat melewati jalan
bergelombang harus mengurangi kecepatan. Pada saat musim kemarau kondisi
jalan angkut menjadi berdebu sehingga menghalangi pengelihatan operator
dumptruck. Oleh karena itu kondisi jalan yang bergelombang harus dilakukan
pengrataan jalan menggunakan motor grader dan pada saat musim kemarau jalan
angkut dilakukan penyiraman air secara berkala menggunakan selang atau water
truck guna mengurangi debu.
Permukaan jalan yang bergelombang dan berdebu disebabkan oleh topografi
yang bergelombang, banyak bebatuan serta di sekeliling lokasi penambangan
terdapat kegiatan penambangan lain dan perbaikan jalan nasional. Dengan
permukaan jalan seperti demikian akan berpengaruh pada waktu edar alat
mekanis. Apabila waktu edar alat mekanis cepat maka akan berpengaruh terhadap
produksi alat mekanis tersebut.
c. Kemiringan jalan angkut
Terdapat beberapa segmen jalan angkut yang melebihi kemirigan 12% yang
mengacu pada peraturan Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018.
Kemiringan 12 % merupakan kemiringan maksimal agar kemampuan alat angkut
dalam melewati jalan tersebut tidak menurun dan menghindari resiko kecelakaan
akibat jalan yang terlalu menanjak dan curam. Berikut merupakan grafik
perbandingan kemiringan jalan secara aktual dan teori:

44
Gambar 5.1
Grafik Perbandingan Kemiringan Jalan Secara Aktual dan Teori
Dari grafik diatas, terdapat 6 segmen jalan angkut yang melebihi standar
aturan yaitu 12%. Ini disebabkan oleh topografi yang curam sehingga grade jalan
angkut sangat bervariasi. Alat angkut mampu menanjak dengan kemiringan jalan
maksimal sebesar 18,77% dengan menggunakan gear satu (Lampiran G), akan
tetapi dengan kondisi jalan angkut yang menanjak di beberapa segmen
menyebabkan adanya tumpahan material dari bak alat angkut, sehingga perlu
adanya perbaikan yang teratur oleh motor grader untuk membersihkan tumpahan
material yang berpengaruh terhadap kondisi jalan angkut dan kemiringan jalan
angkut yang lebih dari 12% berpengaruh kepada performa alat angkut untuk
melalui jalan tersebut sehingga mempengaruhi kecepatan dan dapat meningkatkan
waktu edar alat angkut menjadi besar. Untuk kemiringan jalan diperlukan adanya
penurunan kemiringan (grade) jalan agar jalan yang digunakan lebih menjamin
keselamatan dan juga dapat meningkatkan umur alat angkut yang digunakan.

45
d. Lebar jalan angkut
Secara teori yang dikemukan oleh Kaufman, 1981 lebar jalan angkut untuk 2
jalur pengangkutan pada kondisi lurus adalah 7 m (Lampiran G) dan lebar jalan
angkut pada tikungan adalah 9 meter (Lampiran G). Berdasarkan pengamatan dan
pengukuruan di lapangan, lebar jalan angkut pada kondisi lurus dan tikungan
sudah sesuai dengan perhitungan teoritis. Berikut merupakan perbandingan lebar
jalan angkut pada kondi lurus dan tikungan secaa aktual dan teori:

Gambar 5.2
Grafik Perbandingan Lebar Jalan Secara Aktual dan Teori
Dari grafik di atas, tidak terdapat lebar jalan angkut yang sempit sehingga
operator alat angkut tidak perlu mengurangi kecepatan yang disebabkan oleh
dumptruck berlainan arah tidak dapat melewati secara bersamaan. Oleh karena itu
akan mempercepat waktu edar dari alat angkut.
5.1.2 Pola Pemuatan
Berdasarkan pola pemuatan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk
dimuati terhadap posisi alat muat adalah single back up, karena kondisi yang
sempit sehingga tidak dapat menggunakan pola double back up, sedangkan pola
pemuatan berdasarkan kedudukan alat angkut untuk di muati alat muat yaitu
bottom loading karena kondisi lapangan pada saat itu belum memiliki jenjang.
Pola pemuatan bottom loading yaitu posisi alat muat yang sejajar dengan alat
angkut dalam melakukan pemuatan.
5.1.3 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengisian bucket alat muat adalah
keseragaman ukuran dari hasil pembongkaran. Jika material ukurannya besar-
besar maka menyebabkan banyak ruang didalam bucket yang tidak terisi material.

46
Hal tersebut menyebabkan angka faktor pengisian menjadi kecil. Selain itu,
keterampilan dan pengalaman operator mempengaruhi angka faktor pengisian
(fill factor). Operator yang berpengalaman dan terampil dalam mengoperasikan
alat muat dapat menghasilkan angka faktor pengisian yang besar, sehingga
pengisian bucket akan semakin besar. Faktor pengisian bucket sebesar 84% dapat
dilihat pada (Lampiran E). Nilai bucket fill factor ini sudah bagus karena sudah
sesuai dengan kemampuan dari alat muat yang digunakan dan material yang ada.
5.1.4 Waktu Edar (Cycle Time)
Pengambilan waktu edar (cycle time) dari alat muat dan alat angkut
dilakukan pada saat pemindahan material batu andesit hasil pembongkaran di area
penambangan. Material ini kemudian diangkut oleh menuju unit crusher yang
sudah ada. Waktu edar mempengaruhi kemampuan produksi dari alat muat
maupun alat angkut. Semakin besar waktu edar maka produksi akan semakin kecil
begitu juga semakin kecil waktu edar maka produksi yang dihasilkan akan
semakin besar.
Waktu edar alat muat sebesar 23,36 detik. Waktu edar alat angkut sebesar
1689,60 detik dengan kecepatan bermuatan 20 km/jam serta kecepatan tidak
bermuatan 25 km/jam. Waktu edar alat angkut yang cukup lama disebabkan oleh
kondisi jalan angkut yang kurang baik dan operator yang minim keahlian.
5.1.5 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja pada alat muat sebesar 52,85%, sedangkan efisiensi kerja
pada alat angkut sebesar 51,23%. Efisiensi kerja yang rendah ini dikarenakan
waktu kerja yang terbatas yang dikarenakan kondisi masyarakat namun terdapat
waktu tunda (delay time) yang tinggi yang disebabkan oleh operator dan sering
terjadi hujan sehingga kegiatan penambangan harus dihentikan.
5.1.6 Ketinggian Tempat Kerja
Ketinggian terutama mempengaruhi pada mesin-mesin yang
mempergunakan bahan bakar. Pada waktu pembakaran diperlukan zat asam
(oksigen) dari udara. Karena udara mempunyai lapisan – lapisan yang mempunyai
kepadatan berbeda-beda (makin tinggi tempat makin berkurang kepadatannya).
Maka oksigen yang terdapat di lapisan tersebut juga berbeda-beda. Hal ini
menyebabkan daya bakar (kecepatan pembakaran) akan berkurang dan

47
menimbulkan pada penurunan daya kerja mesin.
5.2. Nilai Keserasian Kerja antara Alat Muat dengan Alat Angkut
Nilai Keserasian kerja merupakan faktor penting yang digunakan dalam
penentuan jumlah alat muat maupun jumlah alat angkut. Semakin nilai keserasian
kerja mendekati nilai 1 maka keserasian antara alat muat dan alat angkut semakin
baik. Nilai keserasian kerja apabila digunakan kombinasi antara alat muat dan alat
angkut dalam proses produksi adalah sebesar:
Tabel 5.1
Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut
Jumlah Jumlah Jumlah Ctm Cta Match
Alat Muat Alat Pengisian (detik (detik) Facto
(unit) Angkut ) r
(unit)
2 9 10 23,36 1689,60 0,62

Berdasarkan tabel di atas, nilai match factor < 1, berarti produksi alat
angkut lebih kecil daripada alat muat. Hal ini menyebabkan terdapat waktu tunggu
sebesar 141,87 detik atau 2,36 menit. Alat muat dapat memanfaatkan waktu
tunggu tersebut untuk mengumpulkan material hasil pembongkaran dan
merapihkan material sebelum dimuatkan kedalam bak alat angkut. Nilai match
factor yang rendah disebabkan oleh waktu edar alat angkut yang terlalu lama
dalam beroperasi.

48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi produksi dari alat muat dan alat angkut yaitu:
a. Kondisi jalan angkut yang kurang baik, meliputi grade jalan pada
beberapa segmen jalan lebih dari 12% serta permukaan jalan yang
bergelombang dan berdebu.
b. Tingginya waktu edar alat angkut.
c. Waktu efektif kerja yang cukup rendah yang menyebabkan efisiensi
kerja alat muat dan alat angkut menjadi rendah.
2. Dalam mencapai target produksi sebesar 105.000 BCM/tahun atau setara
dengan 51,20 BCM/jam, didapatkan produksi alat muat Excavator
Komatsu PC 200 sebesar 43,79 BCM/jam dan produksi alat angkut
Dumptruck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS sebesar 5,87 BCM/jam.
3. Kebutuhan alat untuk alat muat Excavator Komatsu PC 200 sebesar 2 unit
dan kebutuhan alat angkut Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS
sebesar 9 unit.
4. Keserasian antara alat muat dan alat angkut pada kegitan penambangan
sebesar 0,62, sehingga terdapat waktu tunggu dari alat muat sebesar
141,87 detik atau 2,36 menit.

6.2. Saran
1. Untuk meningkatkan produksi yang maksimal diperlukan peningkatan waktu
kerja efektif yang terbuang akibat kurangnya memanfaatkan waktu yang ada.
2. Pengawas selalu memberikan motivasi dan pesan akan pentingnya waktu
yang ada untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin sesuai dengan jam kerja
yang tersedia.
3. Untuk memenuhi target produksi 105.000 BCM/tahun disarankan alat muat
yang digunakan ialah 2 unit dan alat angkut sejumlah 9 unit.

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Burt, C.N. And Louis , L., 2018. Equipment Selection for Mining. With Case
Studies.Australia: Springer International Publishing. hal 14-15
2. Caterpillar.,2017., Caterpillar Performance Handbook Edition 47. Peoria
Illionis, USA: Caterpillar. hal 535; 753-755; 1849-1850
3. Eugene P.Pfleider 1972, Surface Mining, 1 Edition. New York, USA: The
American Institute of Mining. hal 302
4. Hartman H., 1987, Introductory Mining Enginering. The University of
Alabama. Tuscaloska Alabama.
5. Hustrulid, W.A. 2006. Open Pit Mine Planning and Design 3rd edition. EH,
Leiden, Netherland: CRC Press/ Balkema. hal 213; 899 - 901.
6. Indonesianto, Y. 2013. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Program
Studi Teknik Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.
7. Kaufman, dkk, 1977, Design Of Surface Mine Haulage Roads, Washington,
Usa.
8. Komatsu. 2006, Komatsu Specification& Application Handbook Edition 27
Japan: Komatsu. hal 898
9. Nichols, H.L. 1955. Moving the Earth: The Workbook of Excavation. USA:
McGraw-Hill. hal 513-514; 948-950
10. Peurifoy, R. L. 2006. Construction Planning, Equipment, and Methods 7th
Edition. New York: McGraw-Hill. hal 260; 309-310
11. PT. Watu Gunung Sinorowedi. 2017. Laporan Studi Kelayakan.
12. Van Bemmelen, R.W,. 1949, The Geology Of Indonesia Vol. I A: General
Geology Of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. Hague, Belanda:
Government Printing office, The Hague. hal 615

50
LAMPIRAN

51
LAMPIRAN A
DATA CURAH HUJAN

Data curah hujan dan hari hujan diperoleh dari data pengukuran yang
dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Purworejo, berdasarkan besarnya curah hujan dan jumlah hari hujan tiap bulan
dari tahun 2011 sampai dengan 2020.
Dari data curah hujan dan hari hujan yang diperoleh, maka dapat dicari
rata-rata besarnya curah hujan, hari hujan dan lamanya hujan tiap bulannya. Data
curah hujan dan hari hujan tiap bulannya untuk tahun 2011 – 2020 dapat dilihat
pada Tabel A.1, Tabel A.2.
Tabel A.1
Data Curah Hujan Maksimum Kabupaten Purworejo, Tahun 2011 – 2020
Curah Hujan (mm/hari)
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2011 18 48 35 35 48 3 0 0 0 11 9 32
2012 70 57 72 51 48 0 5 8 8 48 50 43
2013 86 82 63 38 81 42 22 6 6 4 31 117
2014 78 41 31 49 12 38 28 11 0 43 52 57
2015 58 58 63 54 18 16 3 0 0 0 32 35
2016 16 37 13 34 30 87 87 23 41 40 62 31
2017 44 47 84 43 44 20 14 5 23 78 74 89
2018 51 57 54 23 0 3 8 23 4 3 58 38
2019 90 52 94 12 0 6 0 0 0 0 19 41
2020 89 43 142 41 72 16 2 27 26 184 41 0
rata-rata 60 52,2 65,1 38 35,3 23,1 16,9 10 11 41,1 42,8 48,3

Tabel A.2
Data Jumlah Hari Hujan Kabupaten Purworejo, Tahun 2011 – 2020
Hari Hujan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2011 22 20 27 20 14 3 0 0 0 5 20 21
2012 17 21 19 10 5 0 3 3 2 9 11 24
2013 28 18 15 17 16 18 12 5 4 3 23 21
2014 28 21 19 19 7 6 11 1 0 8 23 27
2015 20 20 25 26 8 4 2 0 0 0 9 18
2016 16 10 13 21 17 18 15 11 18 21 25 23
2017 27 23 22 22 9 8 7 2 5 20 26 17
2018 26 21 18 10 0 2 2 2 1 5 21 21
2019 25 14 20 4 0 1 0 0 0 0 7 10
2020 15 18 19 13 12 6 2 4 8 19 19 0
Rata-rata 22,4 19 19,7 16 8,8 6,6 5,4 2,8 3,8 9 18,4 18,2

52
Berdasarkan tabel data curah hujan dan hari hujan Sinorowedi dari tahun
2011 sampai 2020 tersebut, diketahui :
1. Curah hujan rata-rata per bulan = 36,99 mm/hari
2. Hari hujan rata-rata per bulan = 12,49 hari/bulan ≈ 13 hari/bulan

53
LAMPIRAN B
SPESIFIKASI ALAT MUAT

Excavator Pembawa Komatsu PC200-8


Merk : Komatsu
Tipe : PC200-8
Pabrikan : Komatsu Ltd. Japan
Kapasitas bucket munjung : 0,8 m3

Gambar B.1
Dimensi Excavator Komatsu PC200-8
Keterangan:
A. Overall length : 9.480 mm
B. Length on ground : 6.270 mm
C. Overall height (To top of boom) : 2.985 mm
D. Overall width : 2.800 mm
E. Overall height (To top of cab) : 3.040 mm
F. Ground clearance, counterweight : 1.085 mm
G. Ground clearance (Minimum) : 440 mm
H. Tail swing radius : 2.750 mm

54
I. Track length on ground : 3.275 mm
J. Track length : 4.070 mm
K. Track gauge : 2.200 mm
L. Width of crawler : 2.800 mm
M. Shoe width : 600 mm
N. Grouser height : 26 mm
O. Machine cab height : 2.095 mm
P. Machine cab width : 2.710 mm
Q. Distance, swing center to rear end : 2.710 mm

Gambar B.2
Working Range Excavator Komatsu PC200-8
Keterangan:
A. Max. digging height : 9.500 mm
B. Max. dumping height : 6.630 mm
C. Max. digging depth : 5.380 mm
D. Max. vertical wall digging depth : 4.630 mm
E. Max. digging depth (2,44 m level) : 5.130 mm
F. Max. digging reach : 8.850 mm
G. Max. digging reach at ground level : 8.660 mm
H. Min. swing radius : 3.010 mm

55
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT ANGKUT

Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS


Merk : Mitsubishi
Tipe : FE SHDX K
Pabrikan : Mitsubishi Fuso Japan
Kapasitas Tanki Bahan Bakar : 100 ltr
Kecepatan Maksimal : 110 km/jam
Jumlah Roda :6
Kemiringan jalan maksimal : 41 %

Gambar C.1
Dimensi Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS
a. Dimensi keseluruhan:
Panjang : 5.580 mm
Lebar : 2.000 mm
Tinggi : 2.145 mm
Jarak antar as depan dengan bagian depan : 1.075 mm

56
Jarak antar as depan dengan bagian belakang : 1.105 mm
Jarak antar roda depan : 1.400 mm
Jarak antar roda belakang : 1.480 mm
Sudut penyimpangan roda depan : 300
b. Dimensi bak:
Panjang : 3.500 mm
Lebar : 2.000 mm
Tinggi : 1.100 mm
Volume Peres : 6,2 m3
Volume Munjung : 10 m3
Kapasitas Maksimum : 7 ton

Gambar C.2
Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel 136 PS

LAMPIRAN D

57
FAKTOR PENGEMBANGAN MATERIAL

Faktor pengembangan material adalah perbandingan antara volume material


dalam keadaan asli (Insitu) dengan volume material dalam keadaan lepas (loose.
Kondisi batu andesit yang dihitung saat ini adalah dalam kondisi padat
(compact). oleh karena itu untuk perhitungan faktor pengembangan digunakan
densitas batugamping dalam keadaan padat (compact), berdasarkan data yang
dimiliki perusahaan, perhitungan faktor pengembangan adalah sebagai berikut :

Densitas asli (Insitu) batu andesit : 2,5 ton/m3


Densitas lepas (loose) batu andesit : 2,0 ton/m3
Rincian perhitungan sebagai berikut :
1. Faktor pengembangan (Swell Factor) batu andesit dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Densitas Loose (ton/m 3 )
Swell Factor =
Densitas Insitu (ton/m 3 )

Density Loose (ton/m 3 )


Density Insitu (ton/m 3 )
2,0 (ton/m3 )
Swell Factor =
2, 5 (ton/m 3 )

Swell Factor = 0,8

2. Persen pengembangan (percent swell) batu andesit dapat dihitung dengan


menggunakan rumus :

% Swell = ( Bank Volume(ton/m 3 ) - Loose Volume (ton/m3 )


Bank volume(ton/m 3 ) )× 100 %
( Density Insitu (ton/m 3 ) - Density Loose (ton/m 3 )
Density Insitu (ton/m 3 ) ) ×100 %
% Swell = (22,5, 5(ton/m
(ton/m 3 ) - 2,0 (ton/m 3 )
3) )× 100 %

58
% Swell = 20,00 %

LAMPIRAN E
FAKTOR PENGISIAN BUCKET

Faktor pengisian bucket merupakan perbandingan antara volume nyata dengan


volume baku alat yang dinyatakan dalam %, Kemampuan alat akan besar jika
faktor pengisian besar, tinggi rendahnya tergantung sifat material dan keahlian
operator.
Hal-hal yang berpengaruh :
 Ukuran material, semakin besar ukuran material maka semakin kecil
faktor pengisian karena banyak ruang kosong antar material.
 Kelengketan material, semakin lengket maka faktor pengisiannya
semakin besar.
 Keahlian operator
Untuk dapat mengetahui faktor pengisian mangkuk dengan rumus sabagai
berikut:
Vn
Bff = x 100 %
Vd

Keterangan :
Bff = Faktor pengisian
Vn = Volume nyata alat muat, m3
Vd = Volume teortis alat muat, m3

59
Tabel E.1
Faktor Pengisian Bucket Excavator Pembawa Komatsu PC200-8
Kapasitas Bucket Volume Aktual
No 3 3 Fill Factor Actual
(m ) (m )
1 0.80 0.70 0.88
2 0.80 0.70 0.88
3 0.80 0.69 0.86
4 0.80 0.70 0.88
5 0.80 0.63 0.79
6 0.80 0.73 0.91
7 0.80 0.65 0.81
8 0.80 0.80 1.00
9 0.80 0.72 0.90
10 0.80 0.63 0.79
11 0.80 0.63 0.79
12 0.80 0.62 0.78
13 0.80 0.75 0.94
14 0.80 0.61 0.76
15 0.80 0.61 0.76
16 0.80 0.59 0.74
17 0.80 0.64 0.80
18 0.80 0.73 0.91
19 0.80 0.76 0.95
20 0.80 0.65 0.81
21 0.80 0.72 0.90
22 0.80 0.70 0.88
23 0.80 0.63 0.79
24 0.80 0.64 0.80
25 0.80 0.72 0.90
26 0.80 0.60 0.75
27 0.80 0.65 0.81
28 0.80 0.59 0.74
29 0.80 0.80 1.00
30 0.80 0.63 0.79
Rata-rata 0.84
Berdasarkan data tersebut didapatkan nilai faktor perngisian bucket adalah 84%.

60
LAMPIRAN F
LEBAR MINIMUM FRONT PENAMBANGAN

Gambar F.1
Dimensi Front Penambangan
Lebar minimum front penambangan dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut:
Wmin = 2 x (0,5 x Rs) + a + Mt
Keterangan:
Wmin = lebar minimum front penambangan
Rs = radius swing dari Komatsu PC200-8
a = jarak tambahan
Mt = lebar truk saat membentuk sudut α, α adalah sudut yang dibentuk oleh
truk pada saat spotting
Lt = panjang truk

61
Wt = lebar truk
Diketahui:
Rs = 8.660 mm atau 8,66 m
a =3m
Lt = 5.580 mm atau 5,58 m
Wt = 2.000 mm atau 2 m
α = 35º
Mt = Lt x cos α + Wt x sin α
= 5,58 x cos 35º + 2 x sin 35º
= 5,71 m ≈ 6 m
Wmin = 2 x (0,5 x Rs) + a + Mt
= 2 x (0,5 x 8,66) + 3 + 6
Wmin = 17,66 m, Jadi lebar minimum front penambangan adalah 17,66 m.

62
LAMPIRAN G
PERHITUNGAN GEOMETRI JALAN ANGKUT

1. Lebar jalan angkut


a. Lebar jalan angkut pada jalan lurus
Lmin = n . Wt + (n + 1) (0,5 . Wt)
Keterangan:
Lmin = Lebar jalan angkut minimum (m)
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut (m)
Perhitungan ini berdasarkan spesifikasi alat angkut Dump Truck Mitsubishi
Colt Diesel 136 PS, maka di ketahui lebar alat angkut 2 meter dan jumlah jalur
adalah dua jalur. Maka perhitungan lebar jalan minimum pada jalan lurus adalah:
Lmin = 2 . (2 m) + (2 + 1) (0,5 . (2 m))
Lmin = 7 m.
Jadi, lebar jalan angkut minimum adalah 7 meter.
b. Lebar jalan angkut pada tikungan
W = n ( U + Fa + Fb + Z ) + C
C = Z = ½ (U + Fa + Fb)
Fa = Ad x sin α
Fb = Ab x sin α
Keterangan :
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m)
n = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan (m)
Fa = Lebar juntai depan (m) (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda depan)
Fb = Lebar juntai belakang (m) (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda depan)
Ad = Jarak as roda depan dengan bagian depan truck (m)

63
Ab = Jarak as roda belakang dengan bagian belakang truck (m)
α = Sudut penyimpangan (belok) roda depan
C = Jarak antara dua truck yang akan bersimpangan (m)
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (m)
Berdasarkan spesifikasi jenis alat angkut yang akan digunakan :
1) Lebar jejak roda (U) = 1,48 meter
2) Jarak as roda depan dengan bagian depan (Ad) = 1,075 meter
3) Jarak as roda belakang dengan bagian belakang (Ab) = 1,105 meter
4) Sudut penyimpangan (α) = 30º
Maka diperoleh:
Fa = 1,075 m x sin 30º = 0,53 m
Fb = 1,105 m x sin 30º = 0,55 m
C = Z = 0,5 (U + Fa + Fb)
= 0,5 (1,48 + 0,53 + 0,55)
= 1,28 m
Sehingga lebar jalan angkut pada tikungan:
W = n ( U + Fa + Fb + Z ) + C
W = 2 x (1,48 + 0,53 + 0,55 + 1,28) + 1,28
W = 8,96 m ≈ 9 meter.
Jadi, lebar jalan angkut minimum pada tikungan adalah 9 meter.
2. Jari-jari tikungan
V2
R =
127(e +f )
f = -0,00065(V) + 0,192
Keterangan:
e = superelevasi (m/m)
f = friction factor
V = kecepatan rencana kendaraan (km/jam)
R = jari-jari tikungan (m)
Diketahui:
e = 0,04 m/m

64
V = 20 km/jam
f = -0,00065(20) + 0,192 = 0,18
Maka diperoleh:
202
R =
127(0,04+ 0,18)
= 14,31 m
Jadi, radius pada tikungan jalan angkut adalah 14,31 meter.
3. Superelevasi
Tabel G.1
Angka Superelevasi Yang Direkomendasikan (m/m)
Radius Kecepatan (km/jam)
Tikungan 16 24 32 40 48 >56
(m) Angka Rekomendasi Superelevasi (m/m)
15 0,04 0,04
30 0,04 0,04 0,04
46 0,04 0,04 0,04 0,05
76 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05
91 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,06
183 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05
305 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Berdasarkan tabel G.1 maka angka superelevasi untuk radius tikungan


sebesar 14,31 m dan kecepatan alat angkut sebesar 20 km/jam adalah 0,04 m/m.
Diketahui:
Nilai superelevasi = 0,04 m/m
Lebar jalan pada tikungan = 9 meter
Beda tinggi = 0,04 m/m x 9 m
= 0,36 m
= 36 cm
Jadi, superelevasi pada tikungan jalan sebesar 36 cm.
4. Cross Slope / Kemiringan Melintang
Q = P x cross slope
P = ½ x Wt
Dengan:
Q = Beda tinggi

65
P = Beda ketinggian pada poros jalan
Wt = Lebar jalan
Maka :
P =½x7m
= 3,5 m
Sehingga beda tinggi yang dibuat:
Q = 3,5 m x 30 mm/m (harga untuk jalan angkut tambang) (Hustrulid,
1995)
= 105 mm
= 10,5 cm
5. Kemiringan jalan maksimum
Berdasarkan data spesifikasi teknis Mitsubishi HD 136 PS diketahui:
a. Berat total bermuatan = 7.500 kg = 7,5 ton
b. Berat kosong = 2.330 kg = 2,33 ton
c. Daya tampung maksimal truck = 5.170 kg = 5,17 ton
d. Tenaga kuda = 136 HP
Untuk mengetahui kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dump
truck Mitsubishi HD 136 PS dapat dihitung sebagai berikut :
1) Rimpull yang diperlukan
a) Rimpull untuk mengatasi tanjakan (misal grade = a%)
RP 1 = 5,17 ton x 20 lb/Ton x grade
= 103,4 x a%
b) Rimpull untuk mengatasi tahanan guling
= 5,17 Ton x 40 lb/Ton
= 206,8 lb
Total rimpull yang diperlukan = (103,4 x a%) lb + 206,8 lb
c) Rimpull yang tersedia
Jumlah rimpull yang tersedia pada Mitsubishi HD 136 PS dapat dihitung
dengan rumus:
375 x HP x Efisiensi mekanis
Rimpull =
kecepatan

66
Tabel G.2
Rimpull Yang Tersedia Pada Setiap Gear Mitsubishi HD 136 PS
Gear Kecepatan (mph) Eff Mekanis (%) HP Rimpull (lb)
1 20,18 85 136 2.147,95
2 38,36 85 136 1.130,01
3 35,94 85 136 1.205,91
4 61,11 85 136 709,36
5 61,11 85 136 709,36

Agar truk mampu bergerak, jumlah rimpull yang diperlukan harus sama dengan
rimpull yang tersedia. Keadaan tersebut akan terjadi bila tanjakan (a %) jalan
angkut sebagai berikut:
(103,4 x a%) lb + 206,8 lb = 2.147,95 lb
103,4 x a% = 1.941,15
a = 18,77%.
Jadi kemiringan jalan maksimum yang mampu dilalui oleh Mitsubishi HD 136 PS
bermuatan adalah 18,77 %.

67
LAMPIRAN H
GEOMETRI JALAN ANGKUT AKTUAL

1. Geometri Jalan Angkut


Tabel H.1
Geometri Jalan Angkut
Elevasi Beda Tinggi Jarak Lebar Jalan Kemiringan Kemiringan Sesuai Peraturan Lebar Jalan Angkut
No Segmen Keterangan
(mdpl) (meter) (meter) (meter) (%) (%) (meter)
1 A 114 - - 7.1 - - -
2 A-B 128 14 203.2 9.2 6.89 12 7 Lurus
3 B-C 127 1 80.71 - 1.24 12 - Pit bottom
4 C-D 124 3 23.95 7.20 12.53 12 7 Lurus
5 D-E 122 2 16.02 7.30 12.48 12 7 Lurus
6 E-F 118 4 51.61 9.20 7.75 12 9 Tikungan
7 F-G 136 18 223.45 7.24 8.06 12 7 Lurus
8 G-H 139 3 22.08 9.00 13.59 12 9 Tikungan
9 H-I 148 9 300.51 7.00 2.99 12 7 Lurus
10 I-J 146 2 35.89 9.10 5.57 12 9 Tikungan
11 J-K 139 7 55.96 7.00 12.51 12 7 Lurus
12 K-L 136 3 85.92 9.13 3.49 12 9 Tikungan
13 L-M 129 7 44.78 7.00 15.63 12 7 Lurus
14 M-N 127 2 81.3 9.17 2.46 12 9 Tikungan
15 N-O 124 3 30.51 7.33 9.83 12 7 Lurus
16 O-P 122 2 13.79 9.04 14.50 12 9 Tikungan
17 P-Q 105 17 250.21 7.00 6.79 12 7 Lurus
18 Q-R 103 2 20.54 9.11 9.74 12 9 Tikungan
19 R-S 103 0 40.07 9.00 0.00 12 9 Tikungan
20 S-T 107 4 109.71 9.00 3.65 12 9 Tikungan
21 T-U 110 3 24.69 7.00 12.15 12 7 Lurus
22 U-V 112 2 15.86 9.22 12.61 12 9 Tikungan
23 V-W 120 8 150.21 7.41 5.33 12 7 Lurus
24 W-X 122 2 20.09 9.26 9.96 12 9 Tikungan
25 X-Y 127 5 51.58 7.21 9.69 12 7 Lurus
26 Y-Z 129 2 20.32 9.07 9.84 12 9 Tikungan
27 Z-A' 134 5 92.05 7.00 5.43 12 7 Lurus
28 A'-B' 137 3 81.2 9.14 3.69 12 9 Tikungan
29 B'-C' 142 5 39.61 7.23 12.62 12 7 Lurus
30 C'-D' 153 11 130.76 9.02 8.41 12 9 Tikungan

68
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN LUAS DAERAH KONTAK
DAN DISTRIBUSI BEBAN

0,9 Beban yang diterima


Luas Bidang Kontak =
Tekananudara ban( psi)
Beban yang diterima tiap roda(lb)
Beban yang diterima permukaan jalan =
Luas bidang kontak (inch)

Spesifikasi Dumptruck Mitsubishi HD 136 PS


Berat Kosong kendaraan = 2.330 kg
Berat bermuatan = 7.500 kg
Tekanan ban
Depan = 100 psi
Belakang = 110 psi
Ukuran ban = 315/80R22.5
Beban ban belakang = 2.500 kg = 5.511,557 lb
Jumlah ban belakang = 2
Distribusi beban ban depan: belakang = 25 % : 75 %
 Beban ban depan = 5.511,557 lb / 2
= 2.755,78 lb
0,9× 2.755,78 lb
Luas bidang kontak tiap ban =
100
= 24,80 in2
2.755,78lb
Beban yang diterima = = 111,12 lb/in2 = 16.001,28 lb/ft2
24,80∈2
Beban ban belakang = 5.000 kg = 11.023,11 lb
Jumlah ban belakang = 4
Distribusi beban tiap ban belakang = 11.023,11 lb / 4 = 2.755,78 lb

69
0,9× 2.755,78 lb
Luas bidang kontak tiap ban =
110
= 22,55 in2
2.755,78lb
Beban yang diterima = =122,21 lb/in2 = 17.598,24 lb/ft2
22,55∈2
Jenis batuan pada jalan angkut termasuk medium rock sehingga dilakukan
penilaian sebagai berikut :
Tabel I.1
Nilai Daya Dukung Material
Daya Dukung Material
Jenis Material Daya Dukung (lb/ft2)
Hard Sound Rock 120.000
Medium Hard Rock 80.000
Hard pan overlying rock 24.000
Compact gravel and boulder 20.000
formations, ,Very compact sand
gravel
Soft rock 16.000
Loose gravel and sand gravel ; 12.000
compact sand and gravelly sand;
very compact sand-inorganic slit soil
Hard dry consolidated clay 10.000
Loose coarse to medium sand; 8.000
medium compact fine sand
Compact sand-clay soils 6.000
Loose fine sand; medium compact 4.000
sand-inorganic silt soils
Firm stiff clay 3.000
Loose saturated sand clay soils, 2.000
medium soft clay
Sumber: Nichols, 1962
Sehingga nilai daya dukung material pada jalan angkut yaitu 80.000 lb/ft2.

70
LAMPIRAN J
PERHITUNGAN EFISIENSI KERJA ALAT MEKANIS

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap waktu kerja alat-alat mekanis


didapat adanya waktu tunda (delay time) dan waktu tidak dapat digunakan
beroperasi (idle time) yang menyebabkan waktu kerja efektif menjadi berkurang.
Operasi produksi dilakukan dalam 1 shift dengan waktu kerja 8 jam kerja.
Waktu kerja dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul
12.00 – 13.00 WIB. Satu bulan terdiri dari 25 hari kerja.
J.1 Waktu Kerja Efektif dan Efisiensi Kerja Alat Muat
Tabel J.1
Total Jam Kerja Excavator Komatsu PC 200-8
Parameter Waktu
(jam/bulan)
Total Hours 200,00
Downtime 12,00
 Service Alat Mekanis
Uptime 188,00
Standby Hours 13,00
 Rain and Slippery
Working Hours 175,00
Pause Hours 10,70
 Persiapan Front (Merapikan Jenjang)
Operating Hours 164,30
Operating Delay Hours 58,13
 Terlambat memulai shift kerja
 Berhenti bekerja sebelum waktu istirahat
 Terlambat bekerja setelah waktu istirahat
 Berhenti bekerja terlalu awal
 Persiapan dan berangkat ke permukaan kerja
 Pemeriksaan dan pemanasan alat

71
 Pengisian bahan bakar
 Kerusakan dan perbaikan alat
 Istirahat
Efficiency Hours 106,17

Dari pengamatan pada Tabel J.1 dapat diperoleh:


Working hours
MA=
Working hours + Downtime
175
=
175+ 12
= 0,93
Working hours
UA=
Uptime
175
=
188
= 0,93
Operating hours
WE=
Working hours
164,3
=
1 75
= 0,94
Efficiency hours
JE =
Operating hours
106,17
=
164,3
= 0,65
EK = MA x UA x WE x JE x H
= 0,93 x 0,93 x 0,94 x 0,65 x 200
= 105,69 jam
105,69
EK = x 100%
200
= 52,85%
Berikut merupakan skema total jam kerja alat muat:

72
Gambar J.1
Total Jam Kerja Alat Muat

J.2 Waktu Kerja Efektif dan Efisiensi Kerja Alat Angkut


Tabel J.2
Total Jam Kerja Mitsubishi Colt Diesel 136 PS
Parameter Waktu
(jam/bulan)
Total Hours 200,00
Downtime 12,00
 Service Alat Mekanis
Uptime 188,00
Standby Hours 13,00
 Rain and Slippery
Working Hours 175,00
Pause Hours 10,70
 Persiapan Front (Merapikan Jenjang)
Operating Hours 164,30
Operating Delay Hours 61,43
 Terlambat memulai shift kerja
 Berhenti bekerja sebelum waktu istirahat
 Terlambat bekerja setelah waktu istirahat
 Berhenti bekerja terlalu awal
 Persiapan dan berangkat ke permukaan kerja
 Pemeriksaan dan pemanasan alat
 Pengisian bahan bakar
 Kerusakan dan perbaikan alat
 Istirahat
Efficiency Hours 102,87

Dari pengamatan pada Tabel J.2 dapat diperoleh:


Working hours
MA=
Working hours + Downtime

73
175
=
175+ 12
= 0,93
Working hours
UA=
Uptime
175
=
188
= 0,93

Operating hours
WE=
Working hours
164,3
=
1 75
= 0,94
Efficiency hours
JE =
Operating hours
102,87
=
164,3
= 0,63
EK = MA x UA x WE x JE x H
= 0,93 x 0,93 x 0,94 x 0,63 x 200
= 102,44 jam
102,44
EK = x 100%
200
= 51,23%
Berikut merupakan skema total jam kerja alat angkut:

74
Gambar J.2
Total Jam Kerja Alat Angkut

LAMPIRAN K
WAKTU EDAR ALAT MUAT

Tabel K.1.
Waktu Edar Alat Muat Komatsu PC200-8

75
Mengisi Bucket Berputar Isi Menumpahkan Berputar Kosong Cycle Time Cycle Time
No
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (menit)
1 8.2 8.1 4.1 6.1 26.5 0.44
2 5.5 6.4 3.5 5.1 20.5 0.34
3 5.3 5.4 4.2 4.5 19.4 0.32
4 11.2 6.3 4.3 4.6 26.4 0.44
5 4.9 7.2 4.7 4.2 21.0 0.35
6 5.7 7.2 5.6 3.6 22.1 0.37
7 5.5 7.9 5.1 5.4 23.9 0.40
8 8.1 5.5 5.2 4.5 23.3 0.39
9 5.5 6.2 4.6 4.1 20.4 0.34
10 5.3 6.3 4.8 4.2 20.6 0.34
11 11.1 6.7 4.1 4.4 26.3 0.44
12 5.5 6.8 4.2 3.6 20.1 0.34
13 6.3 6.9 5.2 3.5 21.9 0.37
14 5.4 6.2 5.3 3.4 20.3 0.34
15 5.0 5.2 4.2 3.8 18.2 0.30
16 6.2 5.2 4.1 4.3 19.8 0.33
17 5.5 4.8 4.6 4.2 19.1 0.32
18 4.8 4.8 4.9 4.2 18.7 0.31
19 6.2 5.1 4.8 3.5 19.6 0.33
20 6.4 6.2 5.2 3.7 21.5 0.36
21 6.7 5.6 5.7 4.2 22.2 0.37
22 7.3 5.8 3.9 4.5 21.5 0.36
23 10.2 5.5 5.1 3.4 24.2 0.40
24 6.2 5.1 4.3 4 19.6 0.33
25 7.4 6.7 4.3 3.5 21.9 0.37
26 7.8 6.8 4.5 4.1 23.2 0.39
27 11.2 4.5 5.1 3.4 24.2 0.40
28 5.3 4.7 3.7 4.3 18.0 0.30
29 5.4 6.3 3.8 3.5 19.0 0.32
30 5.5 4.8 4.0 4.2 18.5 0.31
31 5.5 5.5 4.3 3.80 19.1 0.32
32 5.6 4.9 3.9 3.4 17.8 0.30
33 6.3 4.9 4.1 3.6 18.9 0.32
34 6.5 5.2 4.6 4.4 20.7 0.35
35 5.4 6.3 4.2 3.4 19.3 0.32
36 7.8 4.8 3.8 4.3 20.7 0.35
37 9.7 5.3 3.9 4.5 23.4 0.39
38 4.8 5.4 4.4 4.2 18.8 0.31
39 5.2 6.1 4.7 4.2 20.2 0.34
40 5.5 5.5 4.7 3.9 19.6 0.33
41 5.9 5.3 4.3 3.5 19.0 0.32
42 6.0 5.5 5.1 3.5 20.1 0.34
43 6.8 4.8 4.8 3.4 19.8 0.33
44 7.3 5.9 4.2 3.3 20.7 0.35
45 7.4 6.7 5.2 4.5 23.8 0.40
46 7.5 7.1 4.3 4.4 23.3 0.39
47 8.3 6.2 4.5 5.2 24.2 0.40
48 10.5 5.4 5.1 3.4 24.4 0.41
49 6.3 5.8 5.5 3.5 21.1 0.35
50 7.1 5.1 4.4 4.3 20.9 0.35
51 8.2 4.9 4.3 3.6 21.0 0.35
52 5.5 4.8 4.7 4.1 19.1 0.32
53 5.9 5.0 4.8 2.9 18.6 0.31
54 5.4 5.2 4.3 4.9 19.8 0.33
55 4.9 5.3 3.9 4.4 18.5 0.31
56 8.5 5.7 3.7 3.9 21.8 0.36
57 7.8 5.9 4.2 3.7 21.6 0.36
58 8.9 4.9 4.7 3.5 22.0 0.37
59 9.5 4.9 4.5 3.3 22.2 0.37
60 6.5 5.0 4.4 4.1 20.0 0.33
Jumlah 407.1 343.5 270.6 241.1 1262.30 21.04
Rata-rata 6.79 5.73 4.51 4.02 21.04 0.35

Setelah itu dilakukan pengelompokkan data:


1. Mengisi Bucket
Waktu Mengisi Bucket
Interval X Frekuensi
4.80 6.08 5.44 27
6.08 7.36 6.72 14
7.36 8.64 8.00 11
8.64 9.92 9.28 3
11.2
9.92 0 10.56 5

76
Jumlah 60

2. Berputar Kondisi Bermuatan


Waktu Berputar Bermuatan
Interval X Frekuensi
4.50 5.22 4.86 22
5.22 5.94 5.58 17
5.94 6.66 6.30 9
6.66 7.38 7.02 10
7.38 8.10 7.74 2
Jumlah 60

3. Menumpahkan
Waktu Menumpahkan
Interval X Frekuensi
3.50 3.94 3.72 9
3.94 4.38 4.16 19
4.38 4.82 4.60 18
4.82 5.26 5.04 10
5.26 5.70 5.48 4
Jumlah 60

4. Berputar Kondisi Kosong


Waktu Berputar Kosong
Interval X Frekuensi
2.90 3.54 3.22 19
3.54 4.18 3.86 14
4.18 4.82 4.50 22
4.82 5.46 5.14 4
5.46 6.10 5.78 1
Jumlah 60
Setelah dilakukan pengelompokkan
data dilakukan perhitungan sesuai dengan metode distribusi uniform:

a. Mengisi Bucket
Waktu Mengisi Bucket
Interval X Frekuensi
4.80 6.08 5.44 27
6.08 7.36 6.72 14

77
7.36 8.64 8.00 11
8.64 9.92 9.28 3
9.92 11.20 10.56 5
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 4,80
Nilai maximal {b}= 11,20
Rata-rata = 8,00
Variansi = 3,41
No Bilangan Random Model
1 0.116276982 5.544172685
2 0.953263914 10.90088905
3 0.254357155 6.427885791
4 0.213204212 6.16450696
5 0.23803249 6.323407934
6 0.828509693 10.10246203
7 0.153939597 5.785213423
8 0.898361632 10.54951444
9 0.800244279 9.921563388
10 0.655023368 8.992149557
11 0.426238047 7.527923502
12 0.526089625 8.166973598
13 0.397346928 7.343020337
14 0.590789814 8.581054812
15 0.543753676 8.280023525
16 0.137720952 5.681414095
17 0.81148173 9.99348307
18 0.385681898 7.268364148
19 0.014398736 4.892151908
20 0.207641921 6.128908295
21 0.93864446 10.80732455
22 0.944956455 10.84772132
23 0.098081016 5.427718504
24 0.865309176 10.33797872
25 0.545113411 8.288725831
26 0.404361766 7.3879153
27 0.017353961 4.911065352
28 0.25784834 6.450229377
29 0.748152043 9.588173072
30 0.684890996 9.183302373
31 0.94156277 10.82600173
32 0.538260012 8.244864078
33 0.742854542 9.554269069

78
34 0.363975883 7.129445654
35 0.518017154 8.115309784
36 0.017438412 4.911605839
37 0.746242609 9.575952697
38 0.259214161 6.458970628
39 0.136118785 5.671160225
40 0.289804298 6.654747506
41 0.336130781 6.951236997
42 0.050437053 5.122797138
43 0.74123934 9.543931777
44 0.978499281 11.0623954
45 0.300107366 6.72068714
46 0.260390504 6.466499223
47 0.825974732 10.08623828
48 0.650950479 8.966083066
49 0.81496296 10.01576295
50 0.066799122 5.227514383
51 0.464617892 7.773554508
52 0.97812691 11.06001222
53 0.140582978 5.69973106
54 0.598057673 8.62756911
55 0.912643922 10.6409211
56 0.330831881 6.917324036
57 0.164759908 5.854463413
58 0.527244308 8.17436357
59 0.289534268 6.653019317
60 0.043372748 5.077585585
61 0.023184332 4.948379722
62 0.164139554 5.850493145
63 0.91278712 10.64183757
64 0.850967584 10.24619254
65 0.846270136 10.21612887
66 0.270644995 6.532127969
67 0.048401323 5.109768468
68 0.424407806 7.516209961
69 0.680410472 9.154627019
70 0.276644909 6.570527418
71 0.634702661 8.862097029
72 0.942609444 10.83270044
73 0.254923231 6.431508681
74 0.01488563 4.895268035
75 0.965457525 10.97892816
76 0.14311893 5.715961153
77 0.440201947 7.617292461

79
78 0.511182086 8.071565353
79 0.88318083 10.45235731
80 0.917170342 10.66989019
81 0.630589144 8.83577052
82 0.746180215 9.575553373
83 0.956570302 10.92204993
84 0.239287502 6.331440014
85 0.271220245 6.53580957
86 0.639587787 8.893361839
87 0.973886269 11.03287212
88 0.768515092 9.718496589
89 0.086416826 5.353067689
90 0.223343465 6.229398177
91 0.557141112 8.365703116
92 0.700786255 9.285032033
93 0.762680277 9.681153773
94 0.818890677 10.04090033
95 0.212918654 6.162679388
96 0.832959466 10.13094058
97 0.923093295 10.70779708
98 0.098346846 5.429419811
99 0.178825692 5.94448443
100 0.761946545 9.676457891
Jumlah 801.7555042
Rata-rata 8.017555042

b. Berputar Kondisi Bermuatan


Waktu Berputar Bermuatan
Interval X Frekuensi
4.50 5.22 4.86 22
5.22 5.94 5.58 17
5.94 6.66 6.30 9
6.66 7.38 7.02 10
7.38 8.10 7.74 2
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 4,50
Nilai maximal {b}= 8,10
Rata-rata = 6,30
Variansi = 1,08
No Bilangan Random Model
1 0.814590817 7.432526943

80
2 0.434701975 6.064927109
3 0.003976046 4.514313765
4 0.21023694 5.256852985
5 0.469394977 6.189821918
6 0.573371159 6.564136174
7 0.405434566 5.959564437
8 0.17358705 5.124913381
9 0.737699553 7.155718391
10 0.245799899 5.384879636
11 0.62360831 6.744989918
12 0.800169471 7.380610095
13 0.613649462 6.709138063
14 0.59978288 6.659218366
15 0.153415163 5.052294588
16 0.327342006 5.678431221
17 0.742979461 7.174726059
18 0.241944574 5.371000467
19 0.73455885 7.144411861
20 0.763132794 7.24727806
21 0.568220333 6.545593197
22 0.17388231 5.125976317
23 0.020484658 4.573744769
24 0.859335753 7.59360871
25 0.333021104 5.698875974
26 0.641402236 6.809048051
27 0.331200498 5.692321794
28 0.898770654 7.735574354
29 0.374144041 5.846918549
30 0.709047214 7.052569971
31 0.644517013 6.820261248
32 0.340621194 5.726236298
33 0.727774248 7.119987292
34 0.469085072 6.18870626
35 0.661956363 6.883042907
36 0.755863883 7.221109978
37 0.588193564 6.617496832
38 0.1497202 5.038992721
39 0.226456498 5.315243394
40 0.670906578 6.91526368
41 0.555153969 6.498554288
42 0.576306432 6.574703154
43 0.539284008 6.441422428
44 0.300836133 5.583010077
45 0.02719335 4.59789606
46 0.179245434 5.145283563
47 0.387118835 5.893627806
48 0.428004906 6.040817662
49 0.084869962 4.805531862

81
50 0.184209026 5.163152493
51 0.079172861 4.7850223
52 0.179855171 5.147478616
53 0.053576876 4.692876753
54 0.889765828 7.703156982
55 0.830799508 7.490878227
56 0.861523383 7.601484178
57 0.768450721 7.266422595
58 0.430756945 6.050725004
59 0.237081902 5.353494847
60 0.793938561 7.358178818
61 0.498097089 6.293149519
62 0.46589719 6.177229886
63 0.770440995 7.273587583
64 0.283609122 5.520992841
65 0.188610069 5.178996248
66 0.186484994 5.17134598
67 0.910957562 7.779447225
68 0.218151944 5.285346998
69 0.647320047 6.830352168
70 0.269958228 5.471849619
71 0.138652513 4.999149048
72 0.634498561 6.784194819
73 0.760988451 7.239558425
74 0.498703171 6.295331414
75 0.348587956 5.754916641
76 0.054042612 4.694553404
77 0.948109078 7.91319268
78 0.469080516 6.188689859
79 0.179774613 5.147188608
80 0.270413035 5.473486926
81 0.126947926 4.957012535
82 0.106780992 4.88441157
83 0.294822625 5.56136145
84 0.02437798 4.587760728
85 0.84662501 7.547850037
86 0.890271338 7.704976817
87 0.238781686 5.35961407
88 0.144543382 5.020356174
89 0.567997593 6.544791336
90 0.390652971 5.906350697
91 0.654826823 6.857376564
92 0.720995914 7.095585292
93 0.370463664 5.833669192
94 0.201466994 5.225281178
95 0.072617224 4.761422007
96 0.361539755 5.801543118
97 0.128484684 4.962544864

82
98 0.065964457 4.737472047
99 0.401340628 5.944826259
100 0.991385694 8.068988497
Jumlah 610.3597978
Rata-rata 6.103597978
c. Menumpahkan
Waktu Menumpahkan
Interval X Frekuensi
3.50 3.94 3.72 9
3.94 4.38 4.16 19
4.38 4.82 4.60 18
4.82 5.26 5.04 10
5.26 5.70 5.48 4
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 3,50
Nilai maximal {b}= 5,70
Rata-rata = 4,60
Variansi = 0,40
No Bilangan Random Model
1 0.439953263 4.46789718
2 0.017424 3.5383328
3 0.361968123 4.29632987
4 0.77793887 5.211465515
5 0.913221167 5.509086568
6 0.581296306 4.778851874
7 0.750542978 5.151194551
8 0.155974665 3.843144263
9 0.416660641 4.416653411
10 0.43011717 4.446257774
11 0.102023694 3.724452126
12 0.998451271 5.696592795
13 0.676386881 4.988051138
14 0.937213172 5.561868978
15 0.806480244 5.274256537
16 0.4963809 4.59203798
17 0.237063816 4.021540394
18 0.406930079 4.395246174
19 0.303274013 4.16720283
20 0.978806425 5.653374135

83
21 0.779018723 5.213841191
22 0.577914719 4.771412382
23 0.964283733 5.621424213
24 0.538532885 4.684772346
25 0.95477134 5.600496949
26 0.367527756 4.308561064
27 0.891402703 5.461085947
28 0.157385456 3.846248003
29 0.976174531 5.647583968
30 0.955824671 5.602814276
31 0.319765558 4.203484228
32 0.673879052 4.982533914
33 0.526811473 4.658985241
34 0.801224034 5.262692875
35 0.182881696 3.902339731
36 0.441516365 4.471336003
37 0.89187932 5.462134505
38 0.457407467 4.506296427
39 0.992457716 5.683406975
40 0.880645865 5.437420903
41 0.505970313 4.613134688
42 0.310366435 4.182806158
43 0.437271803 4.461997966
44 0.647674709 4.924884359
45 0.000402327 3.50088512
46 0.310600421 4.183320927
47 0.826111363 5.317444999
48 0.172727823 3.880001211
49 0.141040263 3.810288578
50 0.06873446 3.651215811
51 0.460711335 4.513564938
52 0.20710844 3.955638568
53 0.973144125 5.640917074
54 0.168431218 3.87054868
55 0.052742806 3.616034173
56 0.086766014 3.690885231
57 0.085061864 3.6871361
58 0.660212576 4.952467668
59 0.796924242 5.253233333

84
60 0.262822923 4.078210431
61 0.520077306 4.644170074
62 0.097528966 3.714563725
63 0.522344475 4.649157844
64 0.447090875 4.483599924
65 0.673905745 4.982592639
66 0.586322993 4.789910584
67 0.583372466 4.783419425
68 0.216393539 3.976065785
69 0.520455362 4.645001797
70 0.760691842 5.173522052
71 0.288746622 4.135242568
72 0.485153186 4.567337009
73 0.006728092 3.514801802
74 0.168409465 3.870500823
75 0.252799464 4.056158821
76 0.051330971 3.612928137
77 0.210664114 3.963461052
78 0.085257111 3.687565643
79 0.315066367 4.193146006
80 0.385928851 4.349043471
81 0.577922195 4.771428829
82 0.755508858 5.162119488
83 0.491062581 4.580337679
84 0.143685376 3.816107828
85 0.12416438 3.773161635
86 0.811237341 5.28472215
87 0.096997806 3.713395172
88 0.729992575 5.105983665
89 0.694023145 5.02685092
90 0.881976001 5.440347203
91 0.850877979 5.371931553
92 0.623905919 4.872593022
93 0.120546125 3.765201475
94 0.268462145 4.090616718
95 0.98509238 5.667203235
96 0.843832295 5.356431049
97 0.185434843 3.907956654
98 0.710695429 5.063529943

85
99 0.603767872 4.828289319
100 0.974438013 5.64376363
Jumlah 459.8814844
Rata-rata 4.598814844
d. Berputar Keadaan Kosong
Waktu Berputar Kosong
Interval X Frekuensi
2.90 3.54 3.22 19
3.54 4.18 3.86 14
4.18 4.82 4.50 22
4.82 5.46 5.14 4
5.46 6.10 5.78 1
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 2,90
Nilai maximal {b}= 6,10
Rata-rata = 4,50
Variansi = 0,85

No Bilangan Random Model


1 0.799231363 5.457540361
2 0.179924999 3.475759997
3 0.331292005 3.960134417
4 0.123339063 3.294685002
5 0.69663204 5.129222527
6 0.88084536 5.718705153
7 0.393493871 4.159180388
8 0.715023958 5.188076667
9 0.830346419 5.557108539
10 0.249837699 3.699480637
11 0.238929639 3.664574844
12 0.505979455 4.519134257
13 0.563055595 4.701777903
14 0.385526755 4.133685614
15 0.556948428 4.682234971
16 0.970335736 6.005074356
17 0.60716629 4.842932129
18 0.375675594 4.102161901
19 0.237887649 3.661240476
20 0.072914847 3.13332751
21 0.146282949 3.368105436
22 0.090099951 3.188319843
23 0.324748658 3.939195706

86
24 0.536335727 4.616274326
25 0.756151445 5.319684625
26 0.568866087 4.72037148
27 0.409731519 4.21114086
28 0.378821952 4.112230246
29 0.930175727 5.876562326
30 0.598153835 4.814092272
31 0.486434248 4.456589593
32 0.823523326 5.535274645
33 0.551536894 4.66491806
34 0.041241626 3.031973203
35 0.274787641 3.779320453
36 0.536411076 4.616515444
37 0.753049016 5.309756851
38 0.014989927 2.947967766
39 0.967032213 5.99450308
40 0.874024231 5.696877538
41 0.995715053 6.086288171
42 0.409470137 4.210304438
43 0.892541779 5.756133694
44 0.241437048 3.672598553
45 0.581206628 4.75986121
46 0.001704771 2.905455267
47 0.723758894 5.216028462
48 0.605216315 4.836692208
49 0.080292053 3.15693457
50 0.998844961 6.096303874
51 0.888479062 5.743132997
52 0.633072569 4.925832221
53 0.737531372 5.260100391
54 0.255012889 3.716041245
55 0.100833676 3.222667764
56 0.136736888 3.337558042
57 0.801583058 5.465065785
58 0.369150501 4.081281602
59 0.897856407 5.773140504
60 0.351810612 4.025793957
61 0.558621639 4.687589243
62 0.759178744 5.329371981
63 0.203710725 3.551874321
64 0.820801686 5.526565396
65 0.981788028 6.041721691
66 0.334827371 3.971447588
67 0.107074901 3.242639684
68 0.324038332 3.936922662
69 0.368684071 4.079789027
70 0.495007793 4.484024937
71 0.786747615 5.417592367

87
72 0.646233812 4.967948198
73 0.422829548 4.253054555
74 0.39154773 4.152952737
75 0.515833695 4.550667823
76 0.90443136 5.794180352
77 0.392703699 4.156651837
78 0.393417274 4.158935276
79 0.955078197 5.956250232
80 0.911646238 5.817267962
81 0.793101968 5.437926296
82 0.661639067 5.017245015
83 0.925546934 5.861750188
84 0.202178616 3.546971572
85 0.878428321 5.710970627
86 0.460950682 4.375042183
87 0.849842739 5.619496763
88 0.565368173 4.709178154
89 0.590920928 4.790946968
90 0.577622424 4.748391757
91 0.963129865 5.982015568
92 0.965885857 5.990834743
93 0.450359438 4.341150201
94 0.396239672 4.167966949
95 0.611987786 4.858360916
96 0.155554017 3.397772853
97 0.937158255 5.898906417
98 0.264904889 3.747695644
99 0.515126687 4.548405398
100 0.934917562 5.891736197
Jumlah 464.2531386
Rata-rata 4.642531386
Kesimpulan dari metode uniform pada waktu edar alat muat sebagai berikut:
Parameter Waktu
(detik)
Mengisi Bucket 8,017555042
Berputar Kondisi Bermuatan 6,103597978
Menumpahkan 4,598814844
Berputar Kondisi Kosong 4,642531386
Cycle Time Total 23,36249925

88
LAMPIRAN L
WAKTU EDAR ALAT ANGKUT

Tabel L.1.
Waktu Edar Alat Angkut Mitsubishi Colt Diesel HD 136 PS

89
Manuver Loading Hauling Manuver Dumping Return Cycle Time Cycle Time
No
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (menit)
1 120.0 210.2 710.2 40.2 35.2 610.2 1726.0 28.8
2 80.1 209.5 709.3 39.3 34.3 609.3 1681.8 28.0
3 80.2 209.8 709.7 39.7 34.7 609.7 1683.8 28.1
4 60.2 209.1 709.1 39.1 34.1 609.1 1660.7 27.7
5 90.2 210.5 710.8 40.8 35.8 610.8 1698.9 28.3
6 81.2 210.4 710.6 40.6 35.6 610.6 1689.0 28.2
7 101.1 208.5 708.5 38.5 33.5 608.5 1698.6 28.3
8 90.2 208.7 708.7 38.7 33.7 608.7 1688.7 28.1
9 80.1 207.9 707.9 37.9 32.9 607.9 1674.6 27.9
10 50.2 209.0 709.0 37.0 32.0 609.0 1646.2 27.4
11 50.4 209.7 709.7 37.7 32.7 609.7 1649.9 27.5
12 54.1 210.2 710.1 40.1 35.1 610.1 1659.7 27.7
13 53.2 210.1 710.0 40.0 35.0 610.0 1658.3 27.6
14 57.2 208.9 708.9 38.9 33.9 608.9 1656.7 27.6
15 81.9 209.8 709.8 39.8 34.8 609.8 1685.9 28.1
16 54.6 208.8 708.8 44.4 39.4 608.8 1664.8 27.7
17 59.2 209.3 709.9 45.1 40.1 609.9 1673.5 27.9
18 53.2 209.2 709.0 45.1 40.1 609.0 1665.6 27.8
19 54.2 210.0 710.2 43.2 38.2 610.2 1666.0 27.8
20 70.1 209.8 709.8 47.2 42.2 609.8 1688.9 28.1
21 65.3 207.5 707.5 37.5 32.5 607.5 1657.8 27.6
22 66.5 207.8 707.8 37.8 32.8 607.8 1660.5 27.7
23 80.2 209.3 709.3 39.3 34.3 609.3 1681.7 28.0
24 65.3 209.9 709.9 39.9 34.9 609.9 1669.8 27.8
25 55.4 207.4 707.4 37.4 32.4 607.4 1647.4 27.5
26 66.4 207.3 707.3 37.3 32.3 607.3 1657.9 27.6
27 69.2 207.8 707.8 37.8 32.8 607.8 1663.2 27.7
28 102.5 207.8 707.7 37.3 32.3 607.7 1695.3 28.3
29 49.5 210.2 710.2 43.5 38.5 610.2 1662.1 27.7
30 50.4 210.4 710.5 44.9 39.9 610.5 1666.6 27.8
31 59.3 210.2 710.1 48.2 43.2 610.1 1681.1 28.0
32 54.6 210.7 710.9 41.9 36.9 610.9 1665.9 27.8
33 54.9 210.2 710.2 39.3 34.3 610.2 1659.1 27.7
34 65.6 209.9 709.9 38.9 33.9 609.9 1668.1 27.8
35 70.2 211.0 711.9 44.9 39.9 611.9 1689.8 28.2
36 55.3 206.7 706.7 36.7 31.7 606.7 1643.8 27.4
37 55.5 208.4 708.4 38.4 33.4 608.4 1652.5 27.5
38 58.3 209.5 709.5 39.5 34.5 609.5 1660.8 27.7
39 55.6 209.6 709.6 39.6 34.6 609.6 1658.6 27.6
40 49.9 209.5 709.5 39.6 34.6 609.5 1652.6 27.5
41 53.7 209.8 709.8 39.6 34.6 609.8 1657.3 27.6
42 56.8 210.4 710.5 41.2 36.2 610.5 1665.6 27.8
43 68.2 210.5 710.5 41.9 36.9 610.5 1678.5 28.0
44 70.2 210.7 710.7 42.5 37.5 610.7 1682.3 28.0
45 80.2 210.2 710.0 41.0 36.0 610.0 1687.4 28.1
46 81.3 211.3 711.9 42.3 37.3 611.9 1696.0 28.3
47 58.5 210.4 710.0 41.0 36.0 610.0 1665.9 27.8
48 64.1 210.0 710.0 41.3 36.3 610.0 1671.7 27.9
49 50.0 207.3 707.3 37.3 32.3 607.3 1641.5 27.4
50 64.5 209.3 709.3 39.3 34.3 609.3 1666.0 27.8
51 66.6 208.4 708.4 38.3 33.3 608.4 1663.4 27.7
52 66.3 209.3 709.3 39.7 34.7 609.3 1668.6 27.8
53 67.3 209.7 709.7 40.1 35.1 609.7 1671.6 27.9
54 68.4 209.4 709.4 40.0 35.0 609.4 1671.6 27.9
55 55.4 205.6 705.3 35.3 30.3 605.3 1637.2 27.3
56 55.3 205.9 705.9 36.3 31.3 605.9 1640.6 27.3
57 65.7 209.3 709.3 39.9 34.9 609.3 1668.4 27.8
58 66.9 209.9 710.0 41.4 36.4 610.0 1674.6 27.9
59 70.2 210.2 710.5 41.7 36.7 610.5 1679.8 28.0
60 80.2 210.4 713.2 47.3 42.3 613.2 1706.6 28.4
Jumlah 3981.3 12558.5 42563.1 2420.4 2120.4 36563.1 100206.8 1670.1
Rata-rata 66.4 209.3 709.4 40.3 35.3 609.4 1670.1 27.8

Setelah itu dilakukan pengelompokkan data:


1. Manuver Untuk Loading (Spotting)
Manuver Loading Time
Interval X Frekuensi
49.5 63.6 56.55 27
63.6 77.7 70.65 19
77.7 91.8 84.75 11
91.8 105.9 98.85 2
105.9 120.0 112.95 1

90
Jumlah 60
2. Loading
Loading Time
Interval X Frekuensi
205.6 206.7 206.17 3
206.7 207.9 207.31 8
207.9 209.0 208.45 7
209.0 210.2 209.59 31
210.2 211.3 210.74 11
Jumlah 60
3. Hauling
Hauling Time
Interval X Frekuensi
705.3 706.9 706.09 3
706.9 708.5 707.67 11
708.5 710.0 709.25 29
710.0 711.6 710.83 15
711.6 713.2 712.41 2
Jumlah 60
4. Manuver Untuk Dumping
Manuver Dumping Time
Interval X Frekuensi
35.3 37.9 36.59 13
37.9 40.5 39.17 25
40.5 43.0 41.75 12
43.0 45.6 44.33 7
45.6 48.2 46.91 3
Jumlah 60

5. Dumping
Dumping Time
Interval X Frekuensi
30.3 32.9 31.59 13
32.9 35.5 34.17 25
35.5 38.0 36.75 12
38.0 40.6 39.33 5
40.6 43.2 41.91 5
Jumlah 60
6. Return

91
Return Time
Interval X Frekuensi
605.3 606.9 606.09 3
606.9 608.5 607.67 11
608.5 610.0 609.25 28
610.0 611.6 610.83 15
611.6 613.2 612.41 3
Jumlah 60
Setelah dilakukan pengelompokkan data dilakukan perhitungan sesuai dengan
metode distribusi uniform:

a. Manuver Untuk Loading (Spotting)


Manuver Loading Time
Interval X Frekuensi
49.5 63.6 56.55 27
63.6 77.7 70.65 19
77.7 91.8 84.75 11
91.8 105.9 98.85 2
105.9 120.0 112.95 1
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 4,95
Nilai maximal {b}= 120,0
Rata-rata = 84,75
Variansi = 414,1875
No Bilangan Random Model
1 0.006914059 49.98744116
2 0.46867405 82.54152049
3 0.370555065 75.62413205
4 0.538409235 87.45785108
5 0.805593733 106.2943582
6 0.607601813 92.33592785
7 0.15796172 60.63630128
8 0.755311137 102.7494352
9 0.820123998 107.3187419
10 0.847760499 109.2671152
11 0.633275339 94.14591141
12 0.184274538 62.49135491
13 0.817684775 107.1467766
14 0.334233525 73.06346355
15 0.753948615 102.6533773

92
16 0.975084291 118.2434425
17 0.188280612 62.77378311
18 0.875459937 111.2199255
19 0.486493073 83.79776163
20 0.36072189 74.93089325
21 0.459899173 81.92289171
22 0.717098539 100.055447
23 0.804086122 106.1880716
24 0.925508345 114.7483383
25 0.015764655 50.61140818
26 0.844085715 109.0080429
27 0.04379261 52.58737899
28 0.001939917 49.63676417
29 0.347374343 73.98989119
30 0.817195602 107.1122899
31 0.06572237 54.13342709
32 0.345897278 73.88575807
33 0.215888535 64.72014173
34 0.408315153 78.28621827
35 0.044236155 52.6186489
36 0.232427614 65.88614677
37 0.271351913 68.63030989
38 0.39492643 77.34231335
39 0.749844392 102.3640296
40 0.820441447 107.341122
41 0.513394971 85.69434543
42 0.15487041 60.41836393
43 0.83294566 108.222669
44 0.265450499 68.21426017
45 0.386723789 76.76402715
46 0.913049288 113.8699748
47 0.791458425 105.297819
48 0.234025434 65.99879307
49 0.849537011 109.3923593
50 0.317710717 71.89860551
51 0.533209152 87.09124525
52 0.592842538 91.29539894
53 0.076346879 54.88245496
54 0.769931768 103.7801897
55 0.480146258 83.35031118
56 0.219996665 65.00976487
57 0.438454042 80.41100994
58 0.651188941 95.40882033
59 0.780255928 104.5080429
60 0.497957281 84.60598831
61 0.945714152 116.1728477
62 0.005653056 49.89854045
63 0.094267837 56.14588249

93
64 0.192361802 63.06150707
65 0.417202711 78.91279112
66 0.865043871 110.4855929
67 0.517151189 85.95915882
68 0.19370479 63.15618768
69 0.600575695 91.84058647
70 0.74706 102.16773
71 0.528628334 86.76829755
72 0.658342284 95.91313102
73 0.462475143 82.10449756
74 0.997457067 119.8207232
75 0.230090161 65.72135635
76 0.18187215 62.32198655
77 0.474262993 82.93554102
78 0.1163608 57.70343641
79 0.216515103 64.76431473
80 0.534239889 87.16391219
81 0.0537231 53.28747854
82 0.462278239 82.09061586
83 0.805345607 106.2768653
84 0.894627168 112.5712153
85 0.134282899 58.96694434
86 0.786617408 104.9565273
87 0.880272034 111.5591784
88 0.126372319 58.40924849
89 0.214233903 64.60349016
90 0.216755966 64.78129561
91 0.712447767 99.72756755
92 0.085413046 55.52161971
93 0.740248586 101.6875253
94 0.073374535 54.67290471
95 0.067672581 54.27091698
96 0.75897318 103.0076092
97 0.675487224 97.12184929
98 0.20348993 63.84604004
99 0.946809811 116.2500917
100 0.908620056 113.557714
Jumlah 8372.047317
Rata-rata 83.72047317
b. Loading
Loading Time
Interval X Frekuensi
205.6 206.7 206.17 3
206.7 207.9 207.31 8
207.9 209.0 208.45 7
209.0 210.2 209.59 31
210.2 211.3 210.74 11

94
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 205,6
Nilai maximal {b}= 211,3
Rata-rata = 208,45
Variansi = 2,7075
No Bilangan Random Model
1 0.627497064 209.1767333
2 0.1058258 206.2032071
3 0.70944517 209.6438375
4 0.00335779 205.6191394
5 0.629737609 209.1895044
6 0.882247029 210.6288081
7 0.292743336 207.268637
8 0.601109804 209.0263259
9 0.578742641 208.8988331
10 0.719165796 209.699245
11 0.943442425 210.9776218
12 0.266484961 207.1189643
13 0.750767691 209.8793758
14 0.407500272 207.9227516
15 0.644210423 209.2719994
16 0.151749355 206.4649713
17 0.156681818 206.4930864
18 0.695839385 209.5662845
19 0.259563121 207.0795098
20 0.121200105 206.2908406
21 0.845454899 210.4190929
22 0.679831954 209.4750421
23 0.209562212 206.7945046
24 0.253695996 207.0460672
25 0.101342057 206.1776497
26 0.144812095 206.4254289
27 0.121013906 206.2897793
28 0.049085572 205.8797878
29 0.966514458 211.1091324
30 0.069567893 205.996537
31 0.898766132 210.722967
32 0.406266166 207.9157171
33 0.846439635 210.4247059
34 0.469531024 208.2763268
35 0.236045827 206.9454612
36 0.9921662 211.2553473
37 0.809646655 210.2149859
38 0.694438898 209.5583017
39 0.102334503 206.1833067
40 0.687988016 209.5215317

95
41 0.91573007 210.8196614
42 0.034959276 205.7992679
43 0.697716012 209.5769813
44 0.966776477 211.1106259
45 0.404933743 207.9081223
46 0.751035087 209.8809
47 0.793720659 210.1242078
48 0.029628715 205.7688837
49 0.989620819 211.2408387
50 0.358156619 207.6414927
51 0.674989588 209.4474406
52 0.189247277 206.6787095
53 0.422450674 208.0079688
54 0.604766696 209.0471702
55 0.267348964 207.1238891
56 0.706013977 209.6242797
57 0.602450956 209.0339704
58 0.008150932 205.6464603
59 0.383018003 207.7832026
60 0.563125943 208.8098179
61 0.374538572 207.7348699
62 0.729115114 209.7559561
63 0.494650218 208.4195062
64 0.485696613 208.3684707
65 0.815841203 210.2502949
66 0.300277101 207.3115795
67 0.672115842 209.4310603
68 0.344972854 207.5663453
69 0.955583803 211.0468277
70 0.483620389 208.3566362
71 0.750281123 209.8766024
72 0.239061381 206.9626499
73 0.892179621 210.6854238
74 0.522689279 208.5793289
75 0.441093998 208.1142358
76 0.275348968 207.1694891
77 0.869872469 210.5582731
78 0.801763415 210.1700515
79 0.200838905 206.7447818
80 0.100401424 206.1722881
81 0.916038262 210.8214181
82 0.844384805 210.4129934
83 0.408332775 207.9274968
84 0.065854127 205.9753685
85 0.203665066 206.7608909
86 0.468134842 208.2683686
87 0.666823482 209.4008938
88 0.883353748 210.6351164

96
89 0.371392887 207.7169395
90 0.412497471 207.9512356
91 0.695181864 209.5625366
92 0.02283567 205.7301633
93 0.826545218 210.3113077
94 0.928075922 210.8900328
95 0.063815538 205.9637486
96 0.944745017 210.9850466
97 0.286561657 207.2334014
98 0.731941251 209.7720651
99 0.435770303 208.0838907
100 0.029472715 205.7679945
Jumlah 20847.57082
Rata-rata 208.4757082
c. Hauling
Hauling Time
Interval X Frekuensi
705.3 706.9 706.09 3
706.9 708.5 707.67 11
708.5 710.0 709.25 29
710.0 711.6 710.83 15
711.6 713.2 712.41 2
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 705.3
Nilai maximal {b}= 713.2
Rata-rata = 709,25
Variansi = 5,201
No Bilangan Random Model
1 0.077474492 705.9120485
2 0.821671594 711.7912056
3 0.090754765 706.0169626
4 0.548995902 709.6370676
5 0.832006782 711.8728536
6 0.500644933 709.255095
7 0.14976735 706.4831621
8 0.822875751 711.8007184
9 0.00843367 705.366626
10 0.941040262 712.7342181
11 0.893249143 712.3566682
12 0.15426209 706.5186705
13 0.7553389 711.2671773
14 0.153679922 706.5140714
15 0.618110726 710.1830747
16 0.029771273 705.5351931

97
17 0.586331438 709.9320184
18 0.10991615 706.1683376
19 0.387908442 708.3644767
20 0.312836818 707.7714109
21 0.962135967 712.9008741
22 0.480774907 709.0981218
23 0.127630933 706.3082844
24 0.987186201 713.098771
25 0.590331702 709.9636204
26 0.741186275 711.1553716
27 0.581310799 709.8923553
28 0.722322698 711.0063493
29 0.731568313 711.0793897
30 0.349450763 708.060661
31 0.398063884 708.4447047
32 0.314721045 707.7862963
33 0.308705191 707.738771
34 0.809901822 711.6982244
35 0.700661052 710.8352223
36 0.566529226 709.7755809
37 0.451926903 708.8702225
38 0.60453428 710.0758208
39 0.351880432 708.0798554
40 0.941893822 712.7409612
41 0.732133856 711.0838575
42 0.245473056 707.2392371
43 0.421462023 708.62955
44 0.314271084 707.7827416
45 0.606001778 710.087414
46 0.501542303 709.2621842
47 0.209917577 706.9583489
48 0.17571368 706.6881381
49 0.354628705 708.1015668
50 0.481659379 709.1051091
51 0.827246461 711.835247
52 0.132075962 706.3434001
53 0.780839876 711.468635
54 0.966153458 712.9326123
55 0.865738984 712.139338
56 0.754831943 711.2631723
57 0.903268243 712.4358191
58 0.690242935 710.7529192
59 0.264012779 707.385701
60 0.220763802 707.044034
61 0.95432735 712.8391861
62 0.520608431 709.4128066
63 0.779747303 711.4600037
64 0.029912344 705.5363075

98
65 0.656310745 710.4848549
66 0.865937272 712.1409044
67 0.519303127 709.4024947
68 0.260371022 707.3569311
69 0.461897219 708.948988
70 0.363976598 708.1754151
71 0.952200897 712.8223871
72 0.417250348 708.5962777
73 0.403346667 708.4864387
74 0.270479431 707.4367875
75 0.428883865 708.6881825
76 0.236027079 707.1646139
77 0.903380563 712.4367064
78 0.789093686 711.5338401
79 0.303051504 707.6941069
80 0.720738115 710.9938311
81 0.731815946 711.081346
82 0.749357992 711.2199281
83 0.185668362 706.7667801
84 0.182358652 706.7406334
85 0.403577712 708.4882639
86 0.599417051 710.0353947
87 0.010540404 705.3832692
88 0.574675305 709.8399349
89 0.250730343 707.2807697
90 0.024073702 705.4901822
91 0.082127367 705.9488062
92 0.272342872 707.4515087
93 0.324690863 707.8650578
94 0.592058627 709.9772632
95 0.663065083 710.5382142
96 0.502552792 709.2701671
97 0.162247428 706.5817547
98 0.67233553 710.6114507
99 0.190171549 706.8023552
100 0.668791715 710.5834545
Jumlah 70922.19714
Rata-rata 709.2219714
d. Manuver Untuk Dumping
Manuver Dumping Time
Interval X Frekuensi
35.3 37.9 36.59 13
37.9 40.5 39.17 25
40.5 43.0 41.75 12
43.0 45.6 44.33 7
45.6 48.2 46.91 3
Jumlah 60

99
Nilai minimal {a} = 35,3
Nilai maximal {b}= 48,2
Rata-rata = 41,75
Variansi = 13,8675
No Bilangan Random Model
1 0.866459867 46.47733228
2 0.015887249 35.50494551
3 0.460130049 41.23567764
4 0.377684614 40.17213153
5 0.881014565 46.66508789
6 0.465685229 41.30733946
7 0.675993787 44.02031985
8 0.799580158 45.61458403
9 0.473754062 41.4114274
10 0.448676787 41.08793055
11 0.454978212 41.16921894
12 0.082479371 36.36398388
13 0.506624074 41.83545055
14 0.250438625 38.53065827
15 0.626772994 43.38537162
16 0.932893159 47.33432175
17 0.408224924 40.56610152
18 0.260323239 38.65816978
19 0.837289212 46.10103083
20 0.297569841 39.13865094
21 0.842102169 46.16311798
22 0.06368873 36.12158462
23 0.634656695 43.48707137
24 0.762953342 45.14209811
25 0.602904331 43.07746587
26 0.404091006 40.51277398
27 0.148999631 37.22209525
28 0.73013582 44.71875208
29 0.871683446 46.54471645
30 0.686533548 44.15628277
31 0.074122364 36.25617849
32 0.421456556 40.73678957
33 0.020921309 35.56988489
34 0.719158773 44.57714818
35 0.608104147 43.1445435
36 0.625095986 43.36373822
37 0.634891527 43.4901007
38 0.843992863 46.18750793
39 0.877055583 46.61401702
40 0.97166906 47.83453088
41 0.673686332 43.99055368

100
42 0.690214466 44.20376662
43 0.714210717 44.51331825
44 0.507383598 41.84524842
45 0.306750675 39.2570837
46 0.956154359 47.63439123
47 0.330379332 39.56189338
48 0.671860065 43.96699484
49 0.892772262 46.81676218
50 0.315039894 39.36401464
51 0.553571373 42.44107072
52 0.602330377 43.07006187
53 0.209216201 37.99888899
54 0.635972255 43.50404209
55 0.541487725 42.28519166
56 0.946645991 47.51173329
57 0.715589729 44.53110751
58 0.185475252 37.69263075
59 0.808270544 45.72669001
60 0.949430467 47.54765303
61 0.341033173 39.69932794
62 0.124735954 36.90909381
63 0.127605681 36.94611329
64 0.771902242 45.25753893
65 0.164455482 37.42147572
66 0.809669212 45.74473283
67 0.330518826 39.56369285
68 0.855981546 46.34216194
69 0.788954827 45.47751726
70 0.597877361 43.01261795
71 0.438023997 40.95050956
72 0.745264001 44.91390562
73 0.080131045 36.33369048
74 0.107271884 36.68380731
75 0.421739822 40.7404437
76 0.397253213 40.42456644
77 0.400806113 40.47039886
78 0.019720617 35.55439595
79 0.191627903 37.77199994
80 0.901442917 46.92861363
81 0.602618964 43.07378463
82 0.687061315 44.16309096
83 0.356155698 39.89440851
84 0.618449812 43.27800258
85 0.449020086 41.09235911
86 0.522778001 42.04383622
87 0.647495848 43.65269643
88 0.56066293 42.5325518
89 0.226613698 38.2233167

101
90 0.442804442 41.0121773
91 0.050159332 35.94705538
92 0.72940904 44.70937662
93 0.885605072 46.72430542
94 0.920339397 47.17237822
95 0.956973586 47.64495926
96 0.22658257 38.22291515
97 0.129840163 36.9749381
98 0.76731392 45.19834957
99 0.745550272 44.91759851
100 0.490034989 41.62145136
Jumlah 4220.209385
Rata-rata 42.20209385
e. Dumping
Dumping Time
Interval X Frekuensi
30.3 32.9 31.59 13
32.9 35.5 34.17 25
35.5 38.0 36.75 12
38.0 40.6 39.33 5
40.6 43.2 41.91 5
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 30,3
Nilai maximal {b}= 43,2
Rata-rata = 36,75
Variansi = 13,8675
No Bilangan Random Model
1 0.419967823 35.71758492
2 0.168175639 32.46946574
3 0.201423979 32.89836933
4 0.126257078 31.92871631
5 0.079527378 31.32590317
6 0.721779267 39.61095255
7 0.617775021 38.26929777
8 0.59212325 37.93838993
9 0.172890758 32.53029077
10 0.644606649 38.61542577
11 0.990403991 43.07621148
12 0.821587725 40.89848165
13 0.971609586 42.83376366
14 0.710241555 39.46211606

102
15 0.283107311 33.95208431
16 0.945784858 42.50062466
17 0.682203961 39.1004311
18 0.38647835 35.28557072
19 0.024958941 30.62197034
20 0.47490314 36.42625051
21 0.688932942 39.18723495
22 0.960724257 42.69334292
23 0.163561518 32.40994358
24 0.330128089 34.55865235
25 0.400586077 35.46756039
26 0.697239992 39.2943959
27 0.303692614 34.21763472
28 0.129160739 31.96617353
29 0.773390658 40.27673949
30 0.769366499 40.22482783
31 0.097387844 31.55630319
32 0.917651748 42.13770755
33 0.962696833 42.71878914
34 0.143738324 32.15422438
35 0.601588648 38.06049355
36 0.055592858 31.01714786
37 0.818048757 40.85282896
38 0.060072329 31.07493305
39 0.584552127 37.84072244
40 0.846889576 41.22487553
41 0.697279488 39.2949054
42 0.968807654 42.79761873
43 0.678439174 39.05186535
44 0.726151105 39.66734926
45 0.413997737 35.6405708
46 0.897851428 41.88228343
47 0.501996892 36.77575991
48 0.807209701 40.71300515
49 0.947424453 42.52177545
50 0.794027867 40.54295948
51 0.867046653 41.48490182
52 0.474310414 36.41860434
53 0.095369887 31.53027155
54 0.856133167 41.34411785
55 0.046705013 30.90249466

103
56 0.004112912 30.35305656
57 0.670431689 38.94856878
58 0.881316256 41.6689797
59 0.793317313 40.53379334
60 0.226115028 33.21688386
61 0.82051342 40.88462312
62 0.609229431 38.15905965
63 0.746462467 39.92936583
64 0.198896078 32.86575941
65 0.245182894 33.46285933
66 0.99283355 43.10755279
67 0.120209019 31.85069634
68 0.461727385 36.25628327
69 0.12190622 31.87259024
70 0.288401922 34.02038479
71 0.603481519 38.0849116
72 0.664308445 38.86957894
73 0.831538948 41.02685243
74 0.0444688 30.87364752
75 0.786862556 40.45052697
76 6.72954E-05 30.30086811
77 0.018499051 30.53863776
78 0.340807822 34.69642091
79 0.531501559 37.15637011
80 0.282670247 33.94644619
81 0.287813355 34.01279228
82 0.279979943 33.91174127
83 0.288411221 34.02050475
84 0.739471139 39.83917769
85 0.256780296 33.61246582
86 0.54897753 37.38181013
87 0.227658484 33.23679444
88 0.385953861 35.27880481
89 0.296493938 34.1247718
90 0.068511409 31.18379718
91 0.55013575 37.39675118
92 0.837993198 41.11011226
93 0.119450422 31.84091044
94 0.035047745 30.75211591
95 0.335889835 34.63297888
96 0.711272175 39.47541105

104
97 0.562157431 37.55183087
98 0.306526953 34.2541977
99 0.736103854 39.79573972
100 0.064288985 31.12932791
Jumlah 3662.581669
Rata-rata 36.62581669
f. Return
Return Time
Interval X Frekuensi
605.3 606.9 606.09 3
606.9 608.5 607.67 11
608.5 610.0 609.25 28
610.0 611.6 610.83 15
611.6 613.2 612.41 3
Jumlah 60
Nilai minimal {a} = 605,3
Nilai maximal {b}= 613,2
Rata-rata = 609,25
Variansi = 5,201
No Bilangan Random Model
1 0.29320406 607.6163121
2 0.556395826 609.695527
3 0.434589057 608.7332535
4 0.134324279 606.3611618
5 0.851083127 612.0235567
6 0.620421608 610.2013307
7 0.619271004 610.1922409
8 0.696252838 610.8003974
9 0.127531083 606.3074956
10 0.714822382 610.9470968
11 0.681475301 610.6836549
12 0.490847447 609.1776948
13 0.403266518 608.4858055
14 0.384519282 608.3377023
15 0.479589902 609.0887602
16 0.932359308 612.6656385
17 0.875396273 612.2156306
18 0.677994939 610.65616
19 0.412518693 608.5588977
20 0.871499316 612.1848446

105
21 0.602238628 610.0576852
22 0.709676764 610.9064464
23 0.678598208 610.6609258
24 0.524685363 609.4450144
25 0.826038404 611.8257034
26 0.778746841 611.4521
27 0.848262787 612.001276
28 0.085672198 605.9768104
29 0.621094092 610.2066433
30 0.85281303 612.0372229
31 0.417015483 608.5944223
32 0.721229002 610.9977091
33 0.649398862 610.430251
34 0.16127317 606.574058
35 0.832606766 611.8775935
36 0.229789847 607.1153398
37 0.111451093 606.1804636
38 0.230574815 607.121541
39 0.237560184 607.1767255
40 0.160543222 606.5682915
41 0.211486185 606.9707409
42 0.33985661 607.9848672
43 0.735879252 611.1134461
44 0.247604886 607.2560786
45 0.40591284 608.5067114
46 0.286664835 607.5646522
47 0.305792664 607.715762
48 0.105825174 606.1360189
49 0.504122971 609.2825715
50 0.003550761 605.328051
51 0.23799847 607.1801879
52 0.893397265 612.3578384
53 0.672379379 610.6117971
54 0.32741382 607.8865692
55 0.251122811 607.2838702
56 0.951420794 612.8162243
57 0.841303473 611.9462974
58 0.883756248 612.2816744
59 0.595197283 610.0020585
60 0.777359579 611.4411407
61 0.642033573 610.3720652
62 0.996515239 613.1724704

106
63 0.788033708 611.5254663
64 0.602562101 610.0602406
65 0.890424383 612.3343526
66 0.340224533 607.9877738
67 0.410600257 608.543742
68 0.9366259 612.6993446
69 0.417834534 608.6008928
70 0.377289096 608.2805839
71 0.201058225 606.88836
72 0.164240029 606.5974962
73 0.588597931 609.9499237
74 0.153844841 606.5153742
75 0.17588574 606.6894973
76 0.092051057 606.0272033
77 0.561058036 609.7323585
78 0.185083423 606.762159
79 0.287840433 607.5739394
80 0.290142279 607.592124
81 0.803505731 611.6476953
82 0.882993787 612.2756509
83 0.473146111 609.0378543
84 0.89258125 612.3513919
85 0.564148876 609.7567761
86 0.510365946 609.331891
87 0.945893642 612.7725598
88 0.591091417 609.9696222
89 0.216355671 607.0092098
90 0.246682202 607.2487894
91 0.571432262 609.8143149
92 0.821666104 611.7911622
93 0.53463644 609.5236279
94 0.98587928 613.0884463
95 0.641348759 610.3666552
96 0.35759541 608.1250037
97 0.707094301 610.886045
98 0.091990477 606.0267248
99 0.541577296 609.5784606
100 0.050656518 605.7001865
Jumlah 60938.01338
Rata-rata 609.3801338
Kesimpulan dari metode uniform pada waktu edar alat angkut sebagai berikut:

107
Parameter Waktu
(detik)
Manuver untuk loading 83,72047317
Loading 208,4757082
Hauling 709,2219714
Manuver untuk dumping 42,20209385
Dumping 36,62581669
Return 609,3801338
Cycle Time Total 1689,626197

LAMPIRAN M
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT MEKANIS

1. Produksi alat muat Excavator Komatsu PC200-8


Tabel M.1
Waktu Edar Alat Muat
Metode Mengisi Swing Menumpahkan Swing Cycle
yang bucket Bermuatan (detik) Kosong Time
Digunakan (detik) (detik) (detik) Total
(detik)
Uniform 7,60 6,43 4,69 4,64 23,36
Diketahui parameter produksi alat muat sebagai berikut:
1) Kapasitas heaped bucket = 0,8 LCM
2) Bucket fill factor = 84 %
3) Waktu edar alat muat = 23,36 detik

108
4) Efisiensi kerja = 52,85% (Lampiran L)
5) Swell factor = 0,8
Sehingga dapat dihitung produksi alat muat setiap jam dengan rumus sebagai
berikut:
3600
Q = ql x K x x EK x SF
CTm
Keterangan :
Q = Produksi alat muat (m3/jam)
ql = Kapasitas heaped bucket (LCM)
K = Bucket fill factor (%)
CTm = Waktu edar alat (detik)
EK = Effisiensi kerja (%)
SF = Swell factor

Maka produksi alat muat diperoleh:


60
Q = ql x K x x EK x SF
CTm
= 0,8 lcm x 0,84 m3 x (3600/23,36) x 0,5285 x 0,8
= 43,79 BCM/jam
= 109,48 ton/jam
Metode Densitas Ctm Kap. BFF EK SF Produksi
yang Insitu (detik) Bucket (%) (%) (ton/jam)
Digunaka (ton/m3) (m3)
n
Uniform 2,5 23,36 0,8 84 52,85 0,8 109,48

2. Produksi alat angkut Dump Truck Mitsubishi HD 136 PS


Tabel M.2
Waktu Edar Alat Angkut
Metode Manuve Loadin Haulin Manuver Dumpin Retur Cycle
yang r g g Dumpin g n Time
Digunakan Loading (detik) (detik) g (detik) (detik) Total

109
(detik) (detik) (detik)
Uniform 83,72 208,47 709,22 42,20 36,62 609,38 1689,6
Diketahui parameter produksi alat angkut sebagai berikut:
1) Kapasitas bak truck = 6,2 LCM
2) Kapasitas heaped bucket= 0,8 LCM
3) Bucket fill factor = 84 %
4) Waktu edar alat muat = 1689,6 detik
5) Efisiensi kerja = 51,23%
6) Swell factor = 0,8
Kapasitas bak truck
7) Jumlah curah pengisian =
Kapasitas bucket x bucket fill factor
6,2 LCM
=
0,8 LCM x 84 %
= 9,22 ≈ 10 kali pengisian
Sehingga dapat dihitung produksi alat angkut setiap jam dengan rumus:
3600
Q = n x ql x K x x EK x SF
CTa
Keterangan :
Q = Produktivitas alat angkut (m3/jam)
n = Jumlah pengisian bucket oleh loader
ql = Kapasitas heaped bucket (LCM)
K = bucket fill factor (%)
CTa = Waktu edar alat (detik)
EK = Effisiensi kerja (%)
SF = Swell factor
Maka produksi alat angkut:
3600
Q = n x ql x K x x EK x SF
CTa
= 10 x 0,8 lcm x 0,84 (3600/1689,6) x 0,5123 x 0,8
= 5,87 BCM/jam
= 14,67 ton/jam
Metode Densitas Ctm Kap. BFF EK SF Produktivitas
yang Insitu (detik) Bucket (%) (%) (ton/jam)

110
Digunaka (ton/m3) (m3)
n
Uniform 2,5 1689,6 0,8 84 51,23 0,8 14,67

LAMPIRAN N
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT MEKANIS

1. Kebutuhan Alat Muat


Target produksi per jam dapat dihitung sebagai berikut:
Target produksi tahun 1 = 105.000 BCM
Hari per tahun = 365 hari
Hari hujan per tahun = 12 hari
Hari libur per tahun = 12 hari
Hari minggu per tahun = 48 hari
Hari kerja efektif per tahun = 293 hari/tahun
Jumlah hari kerja 1 tahun = 293 hari

111
Jam kerja efektif 1 hari = 7 jam (8 jam/shift – 1 jam/shift)
Target produksi /tahun
Target produksi per hari =
Jumlah hari kerja efektif /tahun
105.000 BCM /tahun
=
293 hari/tahun
= 358,37 BCM/hari
Target produksi /hari
Target produksi per jam =
Jam kerja efektif /hari
358,37 BCM /hari
= = 51,20 BCM/jam
7 jam/hari
Tabel N.1
Kebutuhan Alat Muat
Metode yang Target Produksi Produktivitas Jumlah Alat
Digunakan (BCM/jam) Alat Muat (Unit)
(BCM/jam)
Uniform 51,20 43,99 2

2. Kebutuhan Alat Angkut


Tabel N.2
Kebutuhan Alat Angkut
Metode yang Target Produksi Produktivitas Jumlah Alat
Digunakan (BCM/jam) Alat Muat (Unit)
(BCM/jam)
Uniform 51,20 6,05 9

112
LAMPIRAN O
PERHITUNGAN MATCH FACTOR

Match Factor (MF) yaitu faktor keseraisn kerja untuk menghitung tingkat
keselarasan kerja antara alat muat dan alat angkut untuk setiap kondisi kegiatan
pemuatan dan pengangkutan.
Faktor keserasian alat muat dengan alat angkut dapat dihitung dengan rumus
berikut :
Na x (n x Ctm)
Faktor keserasian =
Nm x Cta

Keterangan :
Na = Jumlah alat angkut, (unit).

113
Ctm = Waktu edar alat muat, (detik).
n = Jumlah pengisian.
Nm = Jumlah alat muat, (unit).
Cta = Waktu edar alat angkut, (detik).
Na x (n x Ctm)
Faktor keserasian =
Nm x Cta
= (9 x 10 x 23,36) / (2 x 1689,60)
= 0,62
Dikarenakan match factor = 0,62, maka match factor < 1, oleh karena itu produksi
alat muat lebih besar daripada produksi alat angkut dan terdapat waktu tunggu
dari alat muat (Wtm) yaitu:
Cta× Nm
Wtm = ‒ Ctm
Na
= {[(1689,6 x 2)/ 9] – (23,36 x 10)}
= 141,87 detik atau 2,36 menit
Metode Jumlah Jumlah Alat Jumlah Ctm Cta Match
yang Alat Muat Angkut Pengisian (detik) (detik) Factor
Digunakan (unit) (unit)
Uniform 2 9 10 23,36 1689,60 0,63

LAMPIRAN P

114
PETA KEMAJUAN TAMBANG

115
Gambar R.1.
Peta Rona Awal
Gambar R.2
Peta Penambangan Batu Andesit

Anda mungkin juga menyukai