1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 2
A. LATAR BELAKANG................................................................. 2
B. TUJUAN................................................................................. 2
C. RUANG LINGKUP................................................................... 3
D. BATASAN OPERASIONAL....................................................... 3
E. LANDASAN HUKUM............................................................... 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN.......................................................... 6
2.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.............................. 6
2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN................................................. 7
2.3 PENGATURAN JAGA........................................................... 7
BAB III STANDAR FASILITAS............................................................. 10
3.1 DENAH LUAR..................................................................... 10
3.2 DENAH RUANG.................................................................. 11
3.3. STANDAR FASILITAS......................................................... 11
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.................................................. 28
4.1.PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN................................. 28
4.2.SISTEM KOMUNIKASI........................................................ 29
4.3 PELAYANAN TRIAGE.......................................................... 30
4.4. PELAYANAN RUANG CRITICAL CARE............................... 36
4.5. TRASPORTASI PASIEN...................................................... 37
4.6. PELAYANAN FALSE EMERGENCY.................................... 38
4.7. PELAYANAN VISUM ET REPERTUM................................... 39
4.8.PELAYANAN DOA (Death On Arrival).................................. 39
4.9. SISTEM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT...... 40
4.10. SISTEM RUJUKAN........................................................... 41
BAB V LOGISTIK................................................................................ 43
BAB VI KESELAMATAN PASIEN......................................................... 46
BAB VII KESELAMATAN KERJA......................................................... 48
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU....................................................... 51
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
6. Tranportasi pasien
7. System komunikasi
8. Pelayanan false emergency
9. System rujukan
4
Keselamatan pasien ( pasien safety ) merupakan suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Keselamatan kerja adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
kerja atau aktifitas karyawan lebih aman.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
6
Distribusi ketenagaan dilakukan sesuai dengan daftar dinas perawat
perbulan. Kebutuhan tenaga diperoleh berdasarkan perhitungan standar
tenaga perawat RSU Karsa Husada Batu yang telah di buat. Instalasi Gawat
Darurat dapat mengajukan penambahan tenaga kepada Kepala Koordinator
Keperawatan RSU Karsa Husada Batu untuk selanjutnya di koordinasikan
dengan Direktur RSU Karsa Husada Batu dan Bagian Sumber Daya Manusia
(Tata Usaha) untuk pengadaan tenaganya.
1. Dokter Konsulen
b. Bila dokter jaga harian konsulen untuk masing – masing spesialisasi oleh
karena suatu hal tidak bisa memenuhi jadwal jaga yang ditetapkan harus
memberitahukan terlebih dahulu.
a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD terbagi dalam 3 shift, yaitu sebagai
berikut:
b. Jadwal dokter jaga IGD di susun setiap bulan oleh Koordinator dokter
IGD dengan sepengetahuan Kepala Instalasi IGD dan diperbanyak untuk
di distribusikan pada minggu akhir setiap bulannya kepada dokter jaga
IGD, Instalasi Gawat Darurat, Bagian Tata Usaha, Rawat Inap, dan
Instalasi/bagian lainnya yang terkait.
c. Dokter jaga IGD terdiri dari 1 orang dokter Triase dan 1 orang dokter di
Critical Care, apabila salah satu dokter karena suatu hal atau
7
berhalangan hadir maka dokter jaga bertanggung jawab sepenuhnya di
ruang Triase dan Ruang Critical Care.
d. Bila dokter jaga IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah di
tentukan harus mengupayakan mencari penggantinya dan melapor
kepada Kepala IGD.
3. Perawat
a. Pengaturan jadwal perawat jaga IGD terbagi dalam 3 shift, yaitu sebagai
berikut:
b. Jadwal perawat jaga IGD di susun setiap bulan oleh Koordinator perawat
IGD dengan sepengetahuan Kepala Instalasi IGD.
c. Perawat jaga IGD terdiri dari 1 orang perawat Triase dan 2 orang perawat
di Critical Care, apabila salah satu perawat karena suatu hal atau
berhalangan hadir maka perawat jaga bertanggung jawab sepenuhnya di
ruang Triase atau Ruang Critical Care.
d. Bila perawat jaga IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah di
tentukan harus mengupayakan mencari penggantinya dan melapor
kepada Kepala Perawat IGD.
a. Pekarya (pembantu perawat) di IGD hanya 1 shift pagi : jam 07.00 WIB –
14.00 WIB.
b. Bila pekarya jaga IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah di
tentukan harus melapor kepada Kepala Perawat IGD.
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
KAMAR
MANDI
UMUM RADIOLOGI
9
3.2. DENAH RUANG
PENDAFTARAN PRIORITAS
NURSE 2
STATION
IGD CRITICAL
CARE PRIORITAS
2
GU
DA
PRI PRI ISO NG
ORI ORI LA
APOTEK TAS TAS SI
KAMAR POJOK 2 2 SP
DOKTER / IGD OL
PERAWAT PONEK
HO
K
KM PSN KM
PETUGAS
1. Ruang Resusitasi
Ruang yang difungsikan untuk pasien yang membutuhkan pertolongan
tindakan resusitasi segera dan memerlukan pengawasan ekstra, misalnya
:
10
Kasus tenggelam
Kelengkapan alat yang diperlukan di ruang resusitasi, antara lain :
Tempat tidur
Tensimeter
Oksigen sentral + selang O2
Monitor set
Oksimeter
Defibrilator
Suction set
EKG
Syringe pump set
Nebulizer
Lampu senter
Stetoskop
Papan keras
Neck collar
Catheter set (dengan berbagai ukuran)
Nasogastric tube set (dengan berbagai ukuran)
Tempat sampah
Emergency trolley
Ventilation bag dewasa
Ventilation bag anak
Ventilation bag bayi
Laryngosope + blade
Endotracheal tube (dengan berbagai ukuran)
Stilet
Spuit (dengan berbagai ukuran)
Jelly
Sarung tangan
Plester
Gunting plester
Oropharyngeal tube/guedel (dengan berbagai ukuran)
1. Infus Trolley
Infusion set (microdip, macrodip, blood set)
11
Intravenous catheter (dengan berbagai ukuran)
Tourniquet
Alcohol swab
Plester
Gunting plester
2. Cairan infus, obat, dan alat kesehatan
a. Cairan infus
RL
NaCl 0,9%
D10% (500cc)
Asering
Manitol
b. Obat
Adrenalin injeksi
Atropine sulfate injeksi
Morphine injkesi
Pethidine injeksi
Diazepam injeksi
Diazepam suppository
Dexamethasone injeksi
Aminophylline injeksi
Dextrose 40%
NaCL 0,9% 25 ml
Aquadest 25 ml
Natrium bicarbonate
Lidocaine injeksi
ISDN
Asam asetilsalisilat
MgSO4 20%
Dopamin injeksi
Furosemide injeksi
Berikut ini adalah tabel daftar obat yang tersedia di IGD RS Baptis
Batu berikut dengan penjelasan indikasi penggunaan dan dosisnya :
12
NO. NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
1. Adrenalin Anaphylatic Anak : 0,01 ml/kg
1: 100 Ampul shock (iv) Dewasa : 0,5 –
(1 mg/ml) 1 ml
(im/sc/iv)
Diulang tiap 5-
10menit, bila perlu
2. Aminophylline Asthma Anak : 0,1 – 0,5
ampul bronchiale ml/kg (iv,push)
(250 mg/10 Dewasa : 1 ml
ml) (iv,push)
Diulang tiap 5
menit bila perlu
3. Aspirin Acute myocard 1 – 2 tablet
(Aspilet ®) infarct sublingual
80mg/tablet
4. Atropin - Symptomatic 0,5 – 1 mg IV
Ampul bradycardia
0,25 mg/1 ml (>60
x/menit) 1 mg iv push
- Asystole Diulang tiap 3 -5
menit sampai total
0,4 mg/10 kg BB.
Dosis : 1 4 mg IV
- Intoksikasi Diulang tiap 1- -
inteksida 15 menit sampai
atropinisasi
5. Diazepam Kejang Anak 0,25 mg/kg,
(Valium ®) IV pelan
Ampul Dewasa 10 mg, IV
10 mg/2 ml pelan
6. Dopamin Shock yang 2,5 – 20
Ampul belum teratasi ug/kg/min IV drip
200 mg/10 ml dengan
13
pemberian Dosis ginjal 1 – 5
cukup cairan ug/kg/’ drip
Dosis jantung 5 –
10 ug/kg/’ drip
Dosis syok/
Vasopresor 10 – 20
ug/kg/’ drip
8. Morphin AMI 3 – 5 mg IV
Ampul Edem Paru 5 – 10 mg IM
10 mg/1 ml Akut Dapat diulang bila
(TD > 90 perlu
mm/Hg)
9. Glucose 40% Hypoglycemia 25 – 50 ml, IV
Vial 10gr/25 pelan
ml
10. Sodium Bolus 1 meq/kg,
Bicarbonate Metabolic IV pelan
(Meylon ®) acidosis Drip 0,05
Vial 25 meq / meq/kg/menit
25 ml
11. Isosorbide Angina 1 tablet Sublingual
dinitrite Pectoris Diulang tiap 5
(Cedocard ®) menit, max 3
tablet
12. Dexamenthaso Asthma 0,05 – 0,2 mg/kg,
ne Bronchiale IV
(Oradexon ®) Anaphylactic (1 ml untuk 10 –
Ampul 4 reaction 25 kg BB)
mg/1ml
13. Digoxin Flutter / 1 tablet peroral,
(Lanoxin) fibralasi atrial dapat diulang 6
0,25 mg/tablet CHF jam kemudian.
14
14. Pethidin Analgetik kuat 1 mg/kg BB iv/im
Ampul (100
mg/2ml)
15. MgSO4 20% Ventrikel 5 – 10 ml iv, pelan
Ampul 5 Takikardi – pelan.
gr/25ml (Torsade de
pointes)
Eklampsia 10 ml iv, pelan –
pelan.
16. Lidokain Cardiac 1 mg/kgBB bolus
(Xylocard aritmia pelan-pelan, dapat
500®) (karena MI) diulang 10 menit
Ampul Takikardi kemudian 0,5
(500mg/5 ml) Ventrikel mg/kg lalu drip 2-
4 mg.
17. Combivent Asma 1 amp untuk
nebulizer Bronkhiale pasien dewasa
18. Diazepam Kejang Dewasa : 10 mg
(stesolid ®) rectal
Rectal enema Anak – anak : 5
10 mg/2,5 ml mg rectal
dan 5 mg/2,5
ml
c. Spuit (dengan berbagai ukuran)
d. Jarum suntik (dengan berbagai ukuran)
e. Glucometer set
3. Ruang Administrasi
Kebutuhan perlengkapan administrasi yang diperlukan, antara lain :
a. Buku register IGD
b. Buku laporan IGD
c. Formulir pemeriksaan penunjang medis
d. Formulir dokumen keperawatan
e. Telepon dalam dan luar
f. Rak brosur
15
g. Meja komputer
h. Komputer
i. Printer
j. Kursi
a. Stetoskop
b. Termometer
c. Tensimeter
d. Otoscope
e. Palu refleks
f. Lampu senter
4. Ruang bedah minor
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang membutuhkan tindakan
bedah minor, misalnya :
Jahit luka karena kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan kerja, dan
sebagainya.
Pasien yang akan dilakukan tindakan incision and drainage
Pasien yang akan dilakukan tindakan pleural puncture
(thoracentesis)
Kelengkapan alat yang diperlukan di ruang bedah minor, antara lain
:
a. Tempat tidur
b. Tensimeter
c. O2 set
d. Surgery desk
Berbagai macam cairan antiseptik (savlon, povidone iodine cair,
H2O2, alkohol 70%, NaCl 0,9%, aquadest)
Tromol gauze + gauze steril
Jarum kulit + benang (dengan berbagai ukuran)
Jarum dalam + benang (dengan berbagai ukuran)
Plester + gunting plester
ABD, berbagai tampon
16
Sofratulle®
Gauze gulung (dengan berbagai ukuran)
Elastis bandage (dengan berbagai ukuran)
Pisau aesculap
Berbagai salep antibiotik
Lidocaine injeksi + chlor ethyl spray
Set pemasangan infus + berbagai cairan infus
Set pemasangan nasogastric tube
Set pemasangan foley catheter
Berbagai ukuran spuit dan jarum suntik
Spalk/bidai (dengan berbagai ukuran)
Operating lamp
Tempat sampah
Sarung tangan
Korentang dan tempatnya
Scoop strecher
Skort plastik (apron)
17
Catheter tray
Tebung enema
Baskom irigasi
Hak bergigi
Korentang klem
Alat vena sectie
Alat thoracentesis
Alat umbilikel
Alat THT
Slang dubur
Foley catheter (dengan berbagai ukuran)
Tromol kasa
Bak instrumen
Sarung tangan steril (dengan berbagai ukuran)
f. Ruang Triase
Triase adalah sistem penyeleksian problem pasien untuk
memberikan pertolongan dengan tepat, efektif, dan efisien sesuai
dengan tujuan utama IGD, yaitu :
Mencegah kematian dan cacat
Menerima rujukan pasien gawat darurat
Menanggulangi korban bencana
Menanggulangi “false emergency” sebagai tujuan tambahan
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di ruang
triase, antara lain :
- Tempat tidur
- Lembar status emergency
- Tensimeter
- Stetoskop
- Termometer
g. Ruang Pemeriksaan (Kasus Bedah dan Non Bedah)
Ruang ini dapat dipergunakan untuk pasien yang akan :
Dilakukan pengukuran tanda-tanda vital
Dilakukan pemeriksaan fisik
Menunggu hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi)
18
Menunggu masuk ke ruang rawat inap
Dilakukan tindakan keperawatan (pasang infus, pasang catheter,
pasang nasogastric tube, dan sebagainya)
Menunggu obat
Menunggu proses penyelesaian administrasi
Observasi setelah dilakukan di ruang bedah minor
Adapun kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan
di ruang pemeriksaan kasus bedah maupun non-bedah, antara
lain:
a. Tempat tidur
b. Tempat sampah
c. O2 set (sentral)
d. Tensimeter dinding
e. Tongue spatel
f. Sarung tangan
g. Jelly
h. Masker
5. Ruang Tindakan Obstetriginekologi/Ponex
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang dilakukan tindakan
obstetriginekologi. Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang
diperlukan di ruang tindakan obstetriginekologi, antara lain :
a. Tempat tidur
b. Tempat sampah
c. Tensimeter dinding
d. Tongue spatel
e. Sarung tangan on
f. Jelly
g. Doppler
h. Spekulum
i. Tromol kapas dan savlon
6. Ruang Spool Hock
Ruang ini berfungsi untuk mencuci alat-alat keperawatan, seperti
pispot, urinal, dan baskom mandi.
19
Kelengkapan sarana dan peralatan yang diperlukan di ruang spool
hock, antara lain :
a. Bak spool
b. Tempat sampah
c. Urinal, bed pan
d. Berbagai cairan (lysol, tepol)
e. Bak rendam alat
f. Bubuk detergent
g. Sikat
h. Sarung tangan steril
i. Rak
j. Tempat jarum dan pisau bekas
k. Sapu
l. Alat pel + cairan
m. Tempat tenun kotor
n. Cikrak
7. Ruang Penyimpanan Oksigen
Ruang ini berfungsi untuk penempatan oksigen beserta
perangkatnya. Kelengkapan sarana dan lat kesehatan yang
diperlukan di ruang penyimpanan oksigen, antara lain :
a. Tabung O2 besar, pipa saluran dan kran
b. Etiket O2
8. Gudang
Ruang ini berfungsi untuk penempatan stock obat dan alat di IGD.
Kelengkapan sarana dan peralatan yang diperlukan di gudang,
antara lain :
Form permintaan Laborat
Persetujuan tindakan medik
Form cairan keluar masuk
Surat persetujuan perawatan
Data pasien
Peraturan opname pasien
Form pemeriksaan fisik
Catatan/pesan-pesan dokter
20
Plastik sampah
Rinso
Pipet
Envelope uk. 95 x 152 mm
Envelope uk. 110 x 230 mm
Karet gelang
Clear pembersih kaca
Pengharum ruangan
Tissue gulung
Clips
Batu baterai kecil
Batu baterai sedang
Batu baterai besar
Lem
Buku tulis biasa/quarto
Buku folio kecil panjang
Form permintaan pemeriksaan USG
Resep
Surat rujukan
Surat keterangan dokter
Memo
Pemeriksaaan radiologi
Form penolakan tindakan medis/opname
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di
gudang medis, antara lain :
Inf. Cath. 14 gr x 2’
Inf. Cath. 16 gr x 2’
Inf. Cath. 18 gr x 1¼’
Inf. Cath. 20 gr x 1¼’
Inf. Cath. 22 gr x 1¼’
Inf. Cath. 24 gr x ¾’
Spuit 1 cc
spuit 3 cc
spuit 5 cc
21
spuit 10 cc
spuit 20 cc
spuit 50 cc
Infus set pediatrik
Infus set dewasa
Infus set darah
Jarum suntik 18
Jarum suntik 20
Jarum suntik 23
Jarum suntik 25
RL 500 cc
NaCl 3% 500 cc
NaCl 500 cc
NaCl 1000 cc
D5 500 cc
Asering
Kaen 3 B
D10 500 cc
Folleycath No. 8
Folleycath No. 14
Folleycath No. 16
Folleycath No. 18
Folleycath No. 20
Slang lambung No. 4
Slang lambung No. 16
Slang lambung No. 18
Jelly
Sofratul
Electroda
Hansaplast
Leukopon 2.5 cm x 9.2 m
Leukocrefe 7.5 cm x 4.5 m
Leukocrefe 10 cm x 4.5 m
Leukocrefe 15 cm x 5 m
22
Verband gulung 5 cm
Verband gulung 10 cm
Kondom cath
Urine bag
Endotracheal tube no. 6
Endotracheal tube no. 7
Endotracheal tube no. 7.5
Endotracheal tube no. 8
Meylon 84 25 cc
Dextrose 40% 25 cc
Spatel tongue
Catheter tip
Spinal needle no. 23
Sarung tangan 6 ½
Sarung tangan 7
Sarung tangan 7 ½
Alkohol
Savlon
Kapus
H2O2
Bethadine cair
EKG rol
Formalin 10%
9. Toilet
Kelengkapan sarana yang diperlukan di toilet, antara lain:
a. Kloset
b. Pegangan
c. Tissue gulung
d. Tempat sampah
e. Ember
f. Gayung
10.Ruang Istirahat Dokter Jaga
23
Kelengkapan sarana yang diperlukan di ruang istirahat dokter
jaga, antara lain:
a. Tempat tidur
b. Telepon dalam
c. Televisi
d. Kursi
11.Ruang Ganti Perawat
Kelengkapan sarana yang tersedia di ruang ganti perawat, antara
lain :
a. Pipa penggantung baju
b. Hanger
12.Ruang Tunggu Pasien
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang sedang :
Menunggu pemeriksaan fisik/ ukur tanda-tanda vital
Menunggu hasil (laboratorium dan X - Ray)
Menunggu penyelesaian proses administrasi
Menunggu proses masuk ke Instalasi Rawat Inap
Kelengkapan sarana yang tersedia di ruang tunggu pasien, antara
lain :
a. Kursi
b. Tempat sampah
c. Rak brosur
13. Ruang Transit atau IW
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang mau rawat inap dari igd
maupun poliklinik yang mau rawat inap tetapi belum dapat kamar
maksimal 1x24jam
24
BAB IV
4.2.SISTEM KOMUNIKASI
26
4.3 PELAYANAN TRIAGE
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah
kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa
pasien mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien
ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data
subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data
pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari
pasien.
27
ditinggalkan dan anggota staf tidak boleh menempatkan dirinya dalam situasi
di mana bantuan tambahan tidak dapat dimobilisasi.
Sebagai bagian dari menjaga lingkungan yang aman, perawat Triage
harus memastikan bahwa peralatan untuk memberikan bantuan hidup dasar
(-Bag valve and mask dan suplai oksigen) tersedia di triase. Demikian juga,
diperlukan peralatan yang sesuai dengan standar kewaspadaan (standard
precaution ). Pada awal tiap shift, para perawat Triage harus melakukan
pemeriksaan keselamatan dasar dan lingkungan area kerja untuk
mengoptimalkan keamanan lingkungan dan pasien.
2. Penampilan umum
Ini merupakan komponen penting dari penilaian triase. Pengamatan dari
penampilan dan perilaku pasien ketika mereka tiba memberitahu kita banyak
tentang status fisiologis dan psikologis pasien. Perhatikan secara khusus
sebagai berikut:
• Amati mobilitas pasien ketika mereka mendekati area reseption. Apakah
normalatau terbatas? Jika terbatas, dengan cara apa ?
• Tanyakan diri Anda pertanyaan 'Apakah pasien ini terlihat sakit? "
• Perhatikan bagaimana pasien berperilaku.
Survei primer membantu melakukan praktek yang aman di UGD. Ketika
penilaian lingkungan dan penampilan umum pasien lengkap ( harus
dilakukan beberapa detik), survei primer harus segera dimulai.
3. Airway
Selalu memeriksa patensi jalan nafas, dan pertimbangkan tindakan
untuk pencegahan cedera servikal jika ada indikasi .Jika jalan nafas
tersumbat atau adanya risiko langsung ke saluran napas harus dialokasikan
kategori P1 (ini termasuk pasien yang tidak berrespons dengan GCS <9 dan
penyitaan kejang berkepanjangan).
Pada orang dewasa, stridor terjadi ketika lebih dari 75 persen dari lumen
jalan napas telahtersumbat, pasien ini telah mengalami masalah pada survei
primer dan membutuhkan manajemen jalan nafas definitif, sehingga pasien
harus dialokasikan ke kategori triage tinggi. temen Kesedan
4. Breathing
Penilaian pernapasan meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan
kerja pernapasan. Pasien dengan bukti disfungsi pernapasan selama
28
penilaian triase harus dialokasikan pada kategori triage tinggi. Pasien
dialokasikan untuk kategori triage rendah P3 harus memiliki fungsi
pernafasan normal. Hal ini penting untuk mendeteksi hypoxaemia. Hal ini
dapat dideteksi dengan menggunakan pulse oksimetri
5. Sirkulasi
Penilaian sirkulasi meliputi penentuan denyut jantung, nadi dan
karakteristik nadi , indikator kulit, asupan dan haluaran oral . Adalah
penting bahwa hipotensi seharusnya terdeteksi selama penilaian triase untuk
memfasilitasi penanganan dini dan aggressive. Meskipun tidak mungkin
untuk mengukur tekanan darah pada triase, indikator lain status
hemodinamik harus dipertimbangkan, meliputi nadi perifer, status kulit,
tingkat kesadaran dan perubahan denyut jantung.Pasien dengan bukti
gangguan hemodinamik (hipotensi, hipertensi berat, takikardia atau
bradikardia) selama penilaian triase harus dialokasikan kategori triage tinggi.
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah P3 harus memiliki fungsi
peredaran darah normal.
6. Disablity
Penilaian ini meliputi penentuan AVPU, GCS dan / atau tingkat
kemampuan aktivitas, penilaian kehilangan kesadaran, dan penilaian nyeri.
perubahan tingkat kesadaran adalah indikator penting dari risiko penyakit
serius atau cedera. Pasien dengan kelainan tingkat kesadaran harus
dialokasikan untuk kategori triage yang lebih tinggi.
Penilaian awal ini intinya adalah
1. Primay survey itu penanganan ABCDE dan resusitasi. Di sini di cari dan
resusitasi. Disini dicari keadaan yang mengancam nyawa dan apabila
menemukan harus dilakukan resusitasi. Penanganan ABCDE yang
dimaksud adalah :
2. Secondary survey
Pemeriksaan teliti yang dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki,
dari depan sampai belakang dan setiap lubang dimasukan jari ( tub finger in
every orifice ).
A : Alergi
M : Medikasi / obat-obatan
Periksa dengan teliti apakah ada perubahan bentuk, tumor, luka dan sakit (
BTLS ). Pemeriksaan punggung dilakukan dengan log roll,( memiringkan
penderita dengan tetap menjaga kesegarisan tubuh ). Cek tanda-tanda vital
30
penting yang menuntun penilaian awal. Pastikan hemodinamik cukup
stabil saat membawa pasien ke ruang radiologi. Pemeriksaan
laboratorium untuk pasien IGD dengan mempertimbangkan kondisi
pasien, maka petugas laboratorium yang akan ke IGD untuk pengambilan
sample. Kemudian jika memerlukan penanganan lebih lanjut akan di
konsulkan ke dokter spesialis sesuai penyakit konsultasi bisa di lakukan
melalui IGD atau di arahkan ke praktek di poliklinik.
Kecelakaan
31
Di dalam upaya pelayanan Critical Care dibedakan sesuai dengan klasifikasi
pasien menurut tingkat kegawatdaruratannya yang diberikan kode sesuai
warna triage. Kartu warna yang digunakan adalah:
32
penderita gawat darurat. Dalam memberikan pelayanan transportasi kepada
penderita gawat darurat, perlu diperhatikan beberapa peunjuk di bawah ini:
1. Persiapan alat
a. Ambulan
b. Kursi roda
c. Brankard
d. Alat – alat penunjang hidup lainnya
2. Cara kerja
a. Dari kendaraan menuju rung triage:
o Bila pasien masih bisa berjalan, pasien berjalan sendiri ke ruang
triage.
o Bila pasien tidak bisa berjalan, menggunakan kursi roda atau
brankard dibantu perawat atau pekarya
b. Ketempat pemriksaan X-ray, diantar minimal 1 orang perawat atau
pekarya.
c. Keruang perawatan diantar minimal 1 orang perawat atau pekarya.
d. Ke ICU / Kamar Bedah, bila terjadi gangguan ABC (Airway, Breathing,
Circulation) pasien diantar minimal 2 orang perawat termasuk dokter
untuk mempertahankan ventilasi selama dalam perjalanan.
e. Kerumah sakit lain:
o Bila tidak ada masalah ABC, pasien tidak di antar petugas dan
membawa surat rujukan.
o Bila ada masalah ABC, pasien harus diantar 1 orang perawat
dengan membawa surat rujukan dan harus memakai ambulans.
Pasien tidak akut dan gawat adalah semua pasien yang sakit lama, tidak
mengancam nyawa (false emergency). Langkah – langkah dalam memberikan
pelayanan false mergency adalah sebagi berikut:
33
2. Kasus – kasus yang tidak tergolong akut dan gawat “false emergency”
akan mendapatkan pelayanan setelah kasus “true emergency” terlayani.
3. Pada jam kerja jam 07.00 WIB – 14.00 WIB setiap hari Senin – Jumat,
kasus – kasus false emergency akan di alihkan ke Poliklinik.
Visum Et Repertum adalah laporan tertulis yang dibuat olerh dokter atau
permintaan tertulis dari pihak yabg berwajib mengenai apa yang dilihat /
diperiksa berdasarkan keilmuan dan sumpah dokter untuk ke[pentingan
pengadilan.
Jika DOA pasien tanpa identitas atau Mr. X, jenasah akan di pindah ke
ruang jenazah untuk sementara maksimal 4 jam, selanjutnya pihak IGD akan
berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk pengiriman jenazah ke RSUD. Dr.
Saiful Anwar Malang.
34
4.9. SISTEM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT
Ada 4 hal yang wajib diinformasikan ketika petugas IGD melayani pasien
gawat darurat via telepon :
1. Nama pasien
2. Alamat pasien
3. Kondisi saat itu
4. Nomer telpon yang bias dihubungi
Rujukan pasien dari RSU Karsa Husada Batu hanya dilakukan oleh
Dokter Penanggung Jawap Pasien (DPJP) atau atas persetujuan dari DPJP.
35
Dokter jaga IGD sebelum melakukan rujukan pasien harus mengkonfirmasikan
pasien tersebut kepada dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya atau
DPJP. Adapun bentuk rujukan yaitu :
1. Alih rawat
Alih rawat dapat dilakukan pada keadaan :
o Tidak dokter spesialis yang kompeten
o Trauma dengan kemungkinan perdarahan intra cranial
o Atas permintaan pasien
o Dugaan kasus SARS, flu burung, flu babi
2. Pemeriksaan Diagnostik
o CT Scan
o Pemeriksdaan penunjang lain yang dianggap perlu yang tidak dapat
dilakukan di RSU Karsa Husada Batu
3. Specimen
o Darah
o Urine
o Jaringan
o Mucus / sekret
36
BAB V
LOGISTIK
37
dahulu ke Kepala Bagian Pelayanan untk di ketahui,
dipertimbangkan dan di setujui serta di tanda tangani oleh kepala
IGD dan kepala Bagian Pelayanan.
b. Permintaan barang yang telah di setujui oleh Kepala Bagian
Pelayanan akan diajukan kepada tim pengadaan barang untuk
dipertimbangkan dan pengesahan.
c. Tim pengadaan barang akan berkoodinasi dengan penanggung
jawab anggaran untuk melakukan lelang atau negosiasi penawaran
harga untuk mendapatkan kesepakatan harga dengan pemasok.
d. Tim pengadaan memberi perintah ke bagian petugas pembelian
untuk membeli barang – barang sesuai dengan kebutuhan bagian
yang meminta. Dalam hal kebutuhan rutin yangb telah dilakukan
kerja sama, maka pembelian dapat langsung di lakukan ke
pemasoknya setelah ada pengesahan dari pemasoknya.
e. Bagian atau petugas pembelian melakukan transaksi atas
pembelian barang – barang sesuai permintaan baik barang – barang
rutin atau barang – barang non stok.
f. Pemasok mengantar barang ke RSU Karsa Husada sesuai denga
pesanan dan diterima oleh bagian gudang dam memerisa
kesesuaian barang baik jenis. Merk, spike maupun jumlah
pesanan.
g. Kemudian didistribusikan ke IGD RSU Karsa Husada.
h. Petugas IGD menginventarisasi alat – alat yang datang.
38
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. PENGERTIAN
6.2. TUJUAN
39
3. Terdapat system pelayanan komprehensif, baik medis maupun
keperawatan sehingga meminimalisir terjadinya kasus yang tidak di
harapkan (KTD).
4. Setiap pasien yang baru masuk melalui IGD harus mendapat penilaian
langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi
kegawatdaruratannya.
40
11. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1. PENGERTIAN
7.2. TUUAN
41
- Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien,
sesuai prosedur yang ada, misalnya memasang kateter, injeksi,
menjahit luka, memasang infus dan lain – lain.
- Pengeringan.
- Flu burung
PENGENDALIAN MUTU
44
BAB IX
PENUTUP
45