Diajukan sebagai
Oleh :
Dosen :
JURUSAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Serta nikmat iman dan islam yang masih
kita rasakan sampai detik ini. Sholawat serta salam tetaplah kita curahkan kepada
baginda Habibana Muhammad Saw yang telah menunjukan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurns dengan bahasa yang sangat
indah.
Kendari,september 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
F. Najis .............................................................................................................11
a). Istinja.....................................................................................................16
iii
H. Hikmah Thaharah .............................................................................................19
A. Kesimpulan ...............................................................................................25
B. Saran ..........................................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Islam memilki konsern yang sangat tinggi terhadap bersuci dan penyucian
baik bersifat hissiyah ( dapat diinderakan) maupun maknawi. Sedangkan agama-
agama lain tidak memiliki konsern yang sedemikian hebat yang melebihi islam
terhadap kebersihan. Islam sangat peduli dengan kebersihan manusia, kebersihan
rumah, kebersihan jalan, kebersihan masjid dan yang lainnya.
Hingga tersebar di kalangan kaum muslim dan tidak pada selain mereka
kata-kata “ nazhafatu min al-iman” (kebersihan adalah sebagian dari iman).
Padahal para pemuka agama di abad pertengahan, seperti pendeta di barat
melakukan taqarrub kepada Allah SWT dengan cara yang kotor dan menghindari
menggunakan air. Hingga diantara mereka ada yang mengatakan : semoga Allah
memberikan rahmatnya pada sang pendeta fulan, sebab dia telah hidup selama 50
tahun dengan tidak pernah membasuh kedua kakinya.
Bagi orang-orang yang berilmu dari kalangan islam yang mampu
menggabungkan antara keshahihan teks dan kejelasan fakta, akan melihat jelas
bahwa kebaikan dan keburukan itu merupakan sesuatu yang bisa ditangkap secara
rasio melalui perbuatan-perbuatan, seperti sesuatu yang indah dan jelek. Atau
dalam suatu benda, seperti barang yang kotor dan barang yang harun baunya.
Sesungguhnya tidak diragukan bahwa seseorang akan lebih cenderung memilih
yang baik dan akan senantiasa menghindar yang kotor. Hanya saja akal tidak
mampu memberikan detailnya. Maka datanglah syariat menerangkan detailnya
dengan menerangkan posisinya dalam rasio. Syariat memerintahkan untuk
mengetahuninya, memerintahkan menjauhkannya dan menyingkirkannya setelah
melakukannya. Yang demikian ini disebut dengan pembersihan (thatir) dan
penyucian (tarkiyah). Sedangkan penyucian yang berkenaan dengan sesuatu yang
dimaklumi adalah dengan taubat dan kaffarat dan yang dirasakan (mahsusat)
adalah dengan cara disucikan dengan air dan yang serupa dengannya.
1
Kemuliaan makhluk adalah karena kedekatannya dengan pencipta-Nya.
Oleh sebab itu, syariat memerintahkan agar seseorang menjauhkan dirinya dari
najis dalam segala kondisinya Allah mewajibkan untuk membersihkan diri dalam
semua hal saat dia akan menghadap Tuhannya seperti saat shalat. Sebab shalat
adalah puncak dari pendekatan diri kepada Allah SWT.Adapun cara bersuci dari
hadas yaitu dengan wudhu,mandi janabah dan tayamun.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Q.S Al-maidah 5:6 yang
artinya :
B.Rumusan masalah
2
5. Jelaskan pengertian dari wudhu’, tayamum,dan mandi ?
6. Jelaskan rukun rukun tayamun dan mandi ?
7. Apa manfaat dan pentingnya thaharah?
C.Tujuan
1. Mengetahui makna thaharah.
2.Mengetahui dalil tentang thoharah.
3. Mengetahui alat alat yang digunakan untuk thoharoh.
4. Mengetahui macam macam thoharah.
5. Mengetahui tata cara berthaharah
6. Mengetahui hikmah thoharah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Thaharah
Kata thaharah berasal dari bahasa arab yang secara bahasa artinya
kebersihan atau bersuci yang mengandung arti dari membersihkan (diri ) dari
kotoran. Sedangkan menurut istilah adalah menghilangkan segala sesuatu yang
dapat menghalangi ( sahnya ) shalat baik berupa hadats maupun najis,dengan
menggunakan air, atau menghilangkan status hadats dan najis itu dengan
menggunakan debu.Menurut imam ibnu rusyd,thaharah dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Thaharah dari hadats,yaitu membersihkan diri dari hadats kecil(sesuatu yang
diminta bersucinya dengan wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu yang
diminta bersucinya dengan mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis,yaitu membersihkan diri,pakaian,dan tempat
ibadah dari sesuatu yang najis dengan air.
B. Hukum Thaharah
َ َ ْال ُمت
َ َّ ط ِّه ِّرينَ َويُحِّ ب الت َّ َّوابِّينَ يُحِّ ب
ّللا إِّ َّن
Artinya:
4
Artinya: “dan jika kamu junub maka mandilah”
Shalat tiada sah bila tiada dengan thaharah,hal ini sesuai dengan sabda Nabi
SAW:
َ صالَة ت ُ ْقبَ ُل ا ُ
َ ط ُه ْور ِّبغَي ِّْر
Artinya: “Allah tidak akan menerima sholat yang tidak dengan bersuci”
(HR. Muslim)
5
D.Adab thaharah
Sebenarnya arti thaharah itu sangat luas,yang bias kita golongkan sebagai
berikut:
“segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku penyakit dan
menyehatkanku.”
6
يَقُو ُل ث ُ َّم ْال َوضُو َء فَيُ ْسبِّ ُغ يَت ََوضَّأ ُ أَ َحد مِّ ْن مِّ ْن ُك ْم َما: ُع ْبدُ ُم َح َّمدًا َوأ َ َّن لَهُ ش َِّريكَ َل َو ْحدَهُ للاُ إِّ َّل إِّلَهَ َل َ ْن ا أ َ ْش َهد
َ ِّللا
ُسولُه ْ شَا َء أ َ ِّي َها مِّ ْن يَدْ ُخ ُل الث َّ َمانِّيَةُ ْال َجنَّ ِّة أَب َْوابُ لَهُ فُتِّ َح
ُ ت إِّ َّل َو َر
Pembahagian Bersuci
Cara mensucikan diri itu dengan taubat yang sungguh-sungguh dari segala
dosa dan ma’shiyat dari kotoran kemusrikan, keraguan dan kebencian, dengki,
curang, takabur dan caranya dengan bertindak ikhlas, yakni cinta kebajikan,benar
tawadlu, hanya menghendaki kerelaan Allah, bagi setiap perbuatan.
Kebersihan lahir ialah bersih dari kotoran dan daro hadats. Kebersihan dari
kotoran, cara menghilangkannya dengan menghilangkan kotoran itu pada tempat
ibadah,pakaian yang dipakai dan pada badan seseorang. Sedang kebersihan dari
hadats dilakukan dengan mengambil air wudhu dan mandi.
1). Air
7
Alat terpenting untuk bersuci ialah air. Berdasarkan firman Allah, Q.S.Al-
Anfal ayat 11:
Artinya :
Ditinjau dari segi hukumnya, air dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1) Air Mutlak
Air mutlak ialah air suci yang dapat mrnsucikan ( thahir-muthahhir ), artinya
air itu dapat digunakan untuk bersuci. Misalnya air hujan, air sungai, air laut, air
sumur, air salju, dan air embun.
2) Air Makruh
Yaitu air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makruh digunakannya, seperti
air musyammas ( air yang dipanaskan dengan panas matahari ) dalam tempat
logam yang dibuat bukan dari emas dan perak.
Yaitu air yang boleh diminum tetapi tidak sah untuk bersuci. Misalnya:
a) Air sedikit telah dipakai untuk bersuci walaupun tidak berubah sifaynya.
Air itu disebut musta’mal.
8
b) Air suci yang bercampur dengan benda suci, seperti air teh,air kopi dan
Sebagainya.
4) Air Mutanajjis
Yaitu air yang terkena najis. Air mutanajjis apabila kurang dari dua kullah 1)
tidak sah untuj bersuci,tetapi apabila lebih dari dua kullah dan tidak berubah
sifatnya ( bau, rupa dan rasanya), maka sah untuk bersuci,
Yang dimaksud air dua kullah menurut ukuran di Bagdad adalag 500 kali
( 10 jerigen). Ini pendapat yan paling kuat . ukuran per satu kali menurut pendapat
imam nawawi adalah bernilai 128 dirham lebih 417 dirham. Air dua kullah sendiri
kalau diukur dengan ukuran liter adalah srbagai berikut:
Air yang digunakan untuk bersuci itu adalah air yang suci zatnya dan
dapat mensucikan yang lainnya. Ia adalah air yang masih dalam keadaannya yang
asli. Baik ia turun dari langit maupun mengalir diatas tanah.Air tebagi dua:
1. Air yang mensucikan yang boleh digunakan untuk bersuci, baik ia tetap dalam
sifatnya, maupun tercampuroleh materi yang suci yang tak mengalahkannya dan
tak mengubah namanya.
2. Air najis yang tak boleh digunakan, karna ia tak mengangkat hadats dan tidak
menghilangkan najis. Air seperti ini adalah air yang telah berubah karna terkena
najis.
Tidak boleh dan tidak sah mengangkat hadats dan menghilangkan najis
yang semakna dengan mengangkat hadats dan menghilakngkan najis melainkan
dengan air mutlak. Yakni dengan air murni ialah zat cair yang dinamakan air yang
tidak bercampur se[erti air hujan dan sebagainya. Sekalipun air telah berubah
9
Warnanya, namun ia masih dinamakan air mutlak.Yang dimaksud air yang suci
adalah air yang tidak mengandung najis. Sedangkan yang dimaksud dengan air
yang mutlak adalah air yang tidak digabungkan dengan sesuatu yang lain.
Air yang penyebutnya digabungkan dengan dengan nama zat lain tidak
dapat digunakan untuk bersuci, akan tetapi air jenis ini terbagi 3:
1). Air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci berdasarkan kesepakatan
ulama,air jenis ini terbagi 3:
b). Air yang dicampur dengan sesuatu yang suci lalu sesuatu itu merubah
nama air tersebut dan dapat mengalahkan unsur-unsurnya hingga ia
menjadi berwarna
c). Air yang dimasak bersamaan dengan sesuatu yang suci hingga air itu
pun berubah.
2). Air yang dicampur dengan sesuatu yang suci yang dapat dipisahkan
darinya,hingga sesuatu itu merubah salah satu sifat dari air tersebut, baik rasa,
warna, maupun baunya, seperti buncis.
3). Diantara air yang penyebutnya digabungkan dengan nama brnda lain dan air
yang boleh digunakan untuk berwudhu berdasarkan kesepakatan ulama. Air ini
terbagi 4 macam:
c).Benda yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat air yaitu
suci dan mensucikan, seperti tanah.
10
d).Sesuatu yang dapat nerubah sifat air bukan karna keduanya saling
bercampur,melainkan hanya berdekatan saja.
Ketika seseorang ingin bersuci ( dalam artian bersuci dari hadas ), dan dia
tidak menemukan air untuk itu, maka diberikan kemudahan untuk masalah itu.
Yaitu dengan bersuci dengan debu, yang disebut dengan istilah bertayammun.
F.Najis
Najis menurut bahasa adalah apa saja yang kotor. Sedangkan menurut
syara’berarti kotoran yang mengakibatkan shalat/ibadah tidak sah, seperti darah
dan kencing.cara membersihkannya berupa istinja’, istijmar, menggosok dan
menyiram.
1) Najis mughalladzah
Yaitu najis yang berat, yakni najis yang timbul dari najis anjing dan babi.Cara
mensucikannya ialah kebih dahulu dihilangkan wujud benda najis itu, kemudian
baru dicuci bersih dengan air sampai 7 kali dan permulaan diantara persucian itu
dicuci dengan air yang bercampur tanah.Cara ini dilakukan berdasarkan sabda
rasulullah saw.
ور
ُ ط ُه َ ب أُوله َُّن َم َّرات
َ ِّس ْب َع َي ْغ ِّسلَهُ أَنُ ا َ ْلك َْلبُ فِّي ِّه َولَ َغ إِّذْ أَ َح ِّد ُك ْم إِّنَاء ِّ بِّالت َرا- ُُم ْسلِّم أ َ ْخ َر َجه
Artinya :
11
“suci tempat ( perkakas ) mu apabila dijilat anjing adalah
dengan mencucinya 7 kali,permulaan atau penghabisan
diantara prnyucian si cuci dengan air yang bercampur
dengan tanah .” ( H.R.At-Tirmidzi )
2) Najis mukhaffafah
Ialah najis yang ringan, seperti air kencing bayi laki-laki yang umurnya
kurang dari 2 tahun dan belum makan apa-apa kecuali ASI. Cara
mensucikannya,cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis itu
sampai bersih. Sabda rasulullah saw yang artinya :
“ barang yang terkena air kencing anak perempuan harus dicuci,sedang bila
terkena air kencing anak laki-laki cukuplah dengan mrmrtcikkan air padanya.”(
H.R.Abu dawud dan Nasa’i )
Barang yang najis ialah kotoran yang wajib mensucikannya bagi tiap
muslim, apabila mengenai dirinya, pakaian atau tempatnya.
Macam-macam barang yang najis mengenai badan,pakaian dan tempat, ialah:
12
1) Bangkai
Bangkai ialah hewan yang mati tanpa disembelih atau sebagian organ yang
diambil dari hewan yang masih hidup.
Pengecualian dari hal itu ialah:
a) Bangkai ikan dan belalang
b) Bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, seperti semut dan
sebagainya.
c) Tulang, tanduk, gigi bulu dan rambut.
2) Darah yang memgalir.
Termasuk barang najis ialah darah yang mengalir yaitu darah binatang yang
disembelih.
3) Air kencing dan kotoran manusia.
4) Air madzi
Air madzi ialah air putih yang keluar dari kemaluan baik wanita maupun
pria, air madzi itu najis, menurut persetujuan ulama mengenai air mani, yakni air
nuthfah, air yang keluar dari kemaluan pria maupun wanita,dikala bersetubuh,
maka kedudukan air itu suci, tidak najis.
5) Air liur anjing
Air liur anjing termasuk najis, bahkan termasuk najis mugholadhoh.tempat,
pakaian atau badan. Bila dijilat anjing, wajib dicuci 7 kali, salah satunya dengan
menggunakan debu.
6) Daging babi
7) Khamar
Khamar menurut jumhur ulama termasuk barang najis, apabila mengenai
badan atau pakaian wajib dibasuh.Sebagaian ulama menafsurkan khamar itu
keadaannya suci, apabila mengenai badan dan pakaian tidak wajib disucikan.
13
8) Darah haidh, nifas dan istihadhah, termasuk barang najis menurut
persepakatan ulama.
Darah haidh ialah darah yang biasa keluar tiap bulan dari rahim wanita.Darah
nifas ialah darah yang keluar dari rahi wanita setekah mekahirkan, sampai batas
40 hari sejak mekahirkan, sampai batas 40 hari, bukan darah nifas lagi, sehingga
tidak berlaku lagi wanita yang mengeluarkan darah tersebut hukum-hukum orang
nifas.
Ada yang tidak boleh dikerjakan bagi orang nifas sama dengan orang yang sedang
haidh, ialah:
a) Tidak boleh melakukan sembahyang dan puasa
b) Tidak boleh melakukan thawaf dan membaca al_Qur’an
c) Tidak boleh menyentuh mashaf
d) Tidak boleh melakukan hubungan kelamin
Kedudukan orang yang sedang nifas sana dengan orang yang sedang haidh.
Adapun wanita yang istihadhah, yakni masih tetap mengeluarkan dara sesudah
waktu penetapan haidh dan nifas,mereka wajib mengerjakan sembahyang, hanya
harus mandi dulu sebelum mengerjakan sembahyang.
9) Wadi air putih yang kental,biasanya keluar setekah kencing dikala pikiran
tertekan atau ketika membawa barang yang berat.
10) Air luka yang berubah baunya
11) Nanah baik kental mauoun cair
12) Darah, kecuali hati dan limpa
13) Empedu
14) Muntahan
15) Susu hewan yang tidak dapat diminum selain manusia seperti susu
keledai
16) Makanan yang dikeluarkan kembali dari perut binatang untuk dimakan
kedua kali
14
Cara membersihkan najis yang dapat dilihat mata
Dibersihkan najis itu pada umumnya dengan air yang dapat untuk bersuci, kecuali
beberapa hal. Untuk itu dapat diikuti uraian tentang caea membersihkan air itu
menurut keadaan najis dan yang terkena najis.
1) Apabila najis itu dapat dilihat seperti kotoran, dan najis itu mengenai
tempat , badan atau pakaian, maka membersihkannya digosok kemudian
disiram dengan air sekali atau beberapa kali.
2) Apabila najis itu tidak dapat dilihat,seperti air kencing, maka
membersihkannya cukup disiram sekali atau beberapa kali.
Apabila mengenai badan atau pakaian dan tidak jelas mana yang terkena
anggota badan atau pakaian itu, maka dengan mandi dan membasuh
pakaian yang terkena najis tersebut.
3) Apabila barang yang terkena najis itu barang cair, selain air kalau dalam
keadaan kentak, makadibuang sebagian yang terkena najis itu, dan bila
keadaannya cair maka tak dapat digunakan semua.
Abdil bar menukilkan bahwa para ulama sepakat,bila barang yang
terkena bangkai dibuankah bangkai itu,maksudnya yang terkena najid
tersebut. Mengenai barang cair yang terkena najis, menurut jumhur
ulama, najislah semuanya.
Lain halnya pendapat Az_Zuhri Al- Auza’I, hukum benda cair sama
dengan hukum air. Benda cair itu tidak menjadi najis, apabila tidak
berubah karna najis itu.
4) Membersihkan tanah yang kena najis ialah dengan menuangkan air diatas
tanah itu.
5) Yang kena najis peralatan, yang keras dan mengkilap seperti cermin,
pedang dan sebagainya. Membersihkan alat-alat tersebut dengan
menggosokkan alat tersebut seperti yang dilakukan oleh para sahabat ,
mereka mengerjakan sholat sedangkan mereka membawa pedang yang
terkena darah yang ada pada pedang-pedang itu.
15
6) Membersihkan sandal yang terkena najis
Membersihkan sandal atau sepatu yang terkena najis, yaitu dengan
menggosokkannya pada tanah sehingga hilang najis yang menempel pada
sandal atau sepatu tersebut.
7) Membersihkan kulit binatang
Penyembelihan binatang yang dagingnya halal dimakan, mengandung
ketentuan hukum, akan kesucian kulit binatang itu sehingga dapat
dipergunakan manusia. Cara lain yang mengandung sarana untuk
mensucikan kulit binatang ialah dengan menyamak. Menyamak ini dapat
mensucikan kulit hewan yang dagingnya haram dimakan, kecuali kulit
babi atau babi hutan
a). Istinja
b). Wudhu
c). Mandi
16
Mandi adalah meratakan air ke seluruh tubuh dengan tujuan untuk
menghilangkan hadas besar. Manusia perlu mandi untuk menghilangkan bau,
debu, dan sel sel kulit yang sudah mati. Mandi bermanfaat untuk memelihara
kesehatan, menjaga kebersihan, serta mempertahankan penampilan agar tetap rapi.
Setelah mandi, manusia biasanya merasa segar,bersih,dan santai.
4) Meninggal dunia
Mandi sunah :
4) Muallaf
d). Tayamum
17
Atau bisa menggunakan air dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi
melakukan tayamun serta sebab musabab lain seperti yang membatalkan wudhu
dengan air.
2) Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit kurang dari 2 kullah
6) Air yang ada berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat sholat
18
H. Hikmah thaharah
Islam memiliki konsern yang sangat tinggi terhadap bersuci dan penyucian,
baik yang bersifat hissiyah (dapat dilihat indera) atau maknawi. Adapun dampak
thaharah dalam kehidupan manusia yaitu :
19
Artinya :
Membersihkan hati dari hal-hal yang nista dengan cara mengisinya untuk
mencintai hal-hal yang mulia, adalah lebih penting daripada sekadar
membersihkannya dari segala sesuatu yang dapat diindera.
Sesungguhnya hati yang diisi degan kemunafikan, kesombongan, dan kedengkian,
menghina sesama hamba Allah, berburuk sangkakepada orang lain, membenci
20
orang-orang mukmin yang saleh, menyukai orang kafir dan orang yang jahat
lainnya., berkawan akrab dengan orang-orang yang menentang dan memusuhi
Allah dan dosa-dosa besar lainnya adalah hati setan yang gelap dan celaka, hati
yang menjadi budak hawa nafsu yang selalu mengajak berbuat jahat dan hati yang
dipenudi dengan kotoran.
Setiap orang yang berakal seharusnya paham bahwa amal kebaikan yang
paling tinggi adalah iman yang ada dalam hati, dan bahwa amal kejahatan yang
paling rendah adalah kufur yang juga ada dalam hati. Oleh karana itu kita tahu
betapa pentingnya memperhatikan hati dengan cara membersihkannya dari segala
kezaliman yang muncul dari kemaksiatan-kemaksiatan, dan menghiasinya dengan
cahaya-cahaya iman sebagai buah amal-amal yang saleh serta akhlak-akhlak yang
terpuji.
Sabda Nabi SAW yang artinya:
“ ingatlah dan sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging yang
kalau baik maka jasad itu akan baik pula, dan jika ia rusak, maka semua jasad
pun menjadi rusak. Ingat segumpal daging itu adalah hati “.
Artinya:
5.Agar kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena Allah SWT.
Sangat menyukai rang-rang yang suci atau bersih dari segala macam hadats dan
najis.
7. Memelihara kesehatan.
23
Kebersihan sama dengan menjaga kesehatan. Dengan berusaha untuk
menjaga kebersihan yang artinya menghindari dari berbagai penyakit. Dan
banyak penyakit yang tersebar melalui kotoran atau polda hidup yang tidak bersih.
8. Tuntunan Fitrah
Tentu sebagai manusia, kita mempunyai kecenderungan menyukai
kebersihan baik berupa kebersihan diri, pakaian, tempat dan lain-lain. Disamping
itu kita pun tidak suka pada kotoran dan hal-hal yang menjijikkan.
24
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
2. Kesucian dan kebersihan lahir dan batin merupakan pangkal keindahan dan
kesehatan. Oleh karena itu hubungan kesucian dan kebersihan dengan keindahan
dan kesehatan erat sekali.
3. Orang yang tidak mendapatkan kedua alat bersuci dapat melaksanakan sholat
Karena menghormati waktu sholat. Bila ia mendapatkan salah satu alat untuk
Bersuci sebelum habis waktu sholat, ia wajib mengulang sholatnya. Tetapi bila
Baru menemukan setelah waktu sholat habis,ia tidak wajib untuk mengulangi
sholatnya.
B.Saran
25
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu.co.id
https://firdajeka.wordpress.com
https://id.scribd.com
26