PENGKAJIAN
NIM : P27820715004
Tempat Praktik : Ruang Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Soetomo
Keterangan:
: Pasien
7. Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian Primer
1. Airway
Look: pasien sadar penuh tampak pasien sesak dengan RR 24x/menit
dengan retraksi dada, tidak tampak adanya pembesaran vena jugularis
pada pasien, tampak pernapasan cuping hidung, dan penggunaan alat
bantu pernapasan yaitu O2 nasal kanul 3 lpm SaO2 pasien 98%
Listen: tidak terdengar suara napas tambahan seperti gurgling, snoring
ataupun gargling.
Feel: terasa hembusan nafas pasien
2. Breathing
Tampak terdapat retraksi pada dada pasien dengan pergerakan dada
simetris, pasien menggunakan bantuan oksigen 3 lpm, SpO2 98%, RR
24x/menit
3. Circulation
TD : 120/86 mmHg, nadi : 177x/menit regular kuat, CRT < 2 detik,
Akral dingin basah merah, pasien mengeluarkan keringat dingin.
4. Disability
Pasien sadar penuh (compos mentis), GCS E4V5M6, pupil +2/+2
isokor, lateralisasi 5 5
5 5
5. Exposure
Tidak terdapat luka, faktur, dilokasi maupun edema pada pasien.
b. Pengkajian Sekunder
1. Sistem Pernapasan
Inspeksi: pasien sadar penuh tampak pasien sesak dengan RR 24x/menit
dengan retraksi dada, tidak tampak adanya pembesaran vena jugularis
pada pasien, tampak pernapasan cuping hidung, dan penggunaan alat
bantu pernapasan yaitu O2 nasal kanul 3 lpm SaO2 pasien 98%
Auskultasi: didapatkan suara napas pasien vesikuler pada kedua dada
pasien. Tidak terdapat suara ronchi, ataupun wheezing pada dada pasien.
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada lapang dada pasien.
Perkusi: didapatkan hasil suara sonor pada dada kanan maupun kiri
pasien.
2. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi: tampak pasien keluar keringat dingin, suhu tubuh pasien 360C,
tekanan darah pasien: 150/86 mmHg, nadi 177x/menit regular, ECG
pasien pada monitor irama sinus namun terdapat ST elevasi.
Auskultasi: didapatkan hasil suara jantung S1 dan S2 tunggal tanpa
gallop dan mur-mur
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada lapang permukaan dada pasien, akral
pasien dingin basah merah dengan CRT < 2 detik.
3. Sistem Persarafan
Kesadaran pasien compos mentis, dengan GCS E4 V5 M6. Pasien
terlihat lebih tenang. Pasien tidak mengalami kendala dalam berbicara,
mengingat, maupun mendengarkan. Pasien tidak ada keluhan pusing,
pupil pasien +2/+2 isokor, lateralisasi 5 5
5 5
4. Sistem Perkemihan
Inspeksi: pasien terpasang kondom kateter urine dengan produksi urine
tampung sebelumnya adalah 100 cc dengan input cairan ± 150 cc (dalam
3 jam). Urine pasien berwarna kuning cerah tidak pekat.
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada kandung kemih pasien.
5. Sistem Pencernaan
Inspeksi: tidak terdapat masalah dalam mengunyah maupun menelan.
Tidak ada keluhan mual ataupun muntah dan pasien makan dengan lahap.
Pasien belum BAB sejak MRS (± 4 Jam). Pada perut pasien tidak tampak
acites, tidak terdapat spider wrap.
Auskultasi: pada pemeriksaan 9 regio didapatkan bising usus 9x/menit.
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada pemeriksaan di 9 regio, tidak
didapatkan pembesaran hati pada pasien.
Perkusi: pada pemeriksaan 9 regio didapatkan suara thympani namun
terdapat sedikit suara meteorismus.
6. Sistem Muskuloskeletal
Look: tidak tampak jaringan parut, luka maupun fraktur pada ektremitas
pasien, tidak terdapat benjolan pada ekstremitas pasien, kulit pasien
berwarna sawo matang, bentuk ekstremitas pasien normal tanpa ada
kelainan.
Feel: terdapat keringat dingin pada pasien, tidak terdapat nyeri tekan
pada ektremitas pasien
Move: tidak terdapat kekakuan sendi pada pasien, pasien masih sanggup
berjalan normal namun tidak bisa terlalu jauh dikarenakan kondisi
jantung pasien.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. ECG pada tanggal 15 Februari 2019
Didapatkan hasil sinus takikardi+axis fronytal normal+axis horizontal
normal+STEMI Inferior
2. Laboratorium
Tanggal 15 Februari 2019
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Glukosa 112 mg/dL DM:>=126
Kreatin serum 0,78 mg/dL 0,50-1,20
BUN 8 mg/dL 10-20
SGOT 21 U/L < 41
SGPT 16 U/L P: 0-35
Albumin 3,96 g/dL 3,40-5,00
CKMB 28,2 U/L 7,0-25,0
WBC 5,8 x103/µL 3,37-10,0
RBC 4,47 x106/µL 3,60-5,46
HGB 12,6 g/dL P: 11,0-14,7
HCT 37,1 % P: 35,2-46,7
MCV 82,9 fL 86,7-102,3
PLT 269 x103/µL 150-450
NEUT % 73,7 % 39,8-70,5
PPT 10,3 detik 9-12 detik
Control PPT 10,9 detik
APTT 23,9 detik 23-33 detik
Control APTT 23,2 detik
HbsAg Non Reaktif COI Non Reaktif
Tropomin-T 60 pg/mL < 14 pg/mL
E. TERAPI
1. Farmako (Pengobatan)
ASA 300 g/24 jam p.o
Clopidogrel 300 mg/24 jam p.o
Inj Furosemide 20 mg/8 jam
2. Terapi Cairan dalam 24 jam
Pz 500cc
3. Lain-lain
Oksigen nasal kanul 3 lpm
ANALISA DATA
Hari/ Pengelompokan
Kemungkinan
Tanggal/ Masalah
Data Penyebab
Jam
Peningkatan respirasi
Infark Miokard
DS: Pasien mengatakan Intoleransi Aktivitas
sesak saat pasien jalan
kaki > 250 m Hambatan depolarisasi
atrium atau ventrikel
DO:
Keadaan Umum pasien
Cukup Penurunan
Kesadaran Compos kontraktilitas otot
mentis dengan GCS jantung
E4V5M6
TTV:
TD: 150/86 mmHg Penurunan Cardiac
N: 177x/menit Output
S: 36°C
RR: 24x/menit
Pasien terpasang nasal Penurunan Aliran
kanul dengan oksigen 3 darah
lpm
Pada hasil ECG
Suplai O2 dan Nutrisi
didapatkan hasil sinus
menurun
takikardi + axis fronytal
normal + axis horizontal
normal + STEMI
Inferior Metabolisme Anaerob
Terpasang IV Line
Terpasang Monitor
Pasien terpasang Peningkatan timbunan
kondom kateter urin asam laktat
Fatigue
Intoleransi Aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Intoleransi aktivitas Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji respon klien terhadap 1. Menyebutkan parameter
berhungunan dengan ketidak keperawatan selama 1x24 jam aktivitas, perhatikan TD yang membantu dalam mengkaji
seimbangan suplay oksigen diharapkan klien dapat nyata selama/sesudah aktivitas, respons fisiologi terhadap stress
dengan kebutuhan ditandai berpartisipasi dalam aktivitas yang dispnea atau nyeri dada, aktivitas dan, bila ada merupakan
dengan pasien mengeluh diinginkan/diperlukan. keletihan dan kelemahan yang indikator dari kelebihan kerja yang
lemas, ADL dibantu, Kriteria hasil : berlebihan, diaphoresis, pusing berkaitan dengan tingkat aktivitas.
terdapat IV Line dan pasien Klien melaporkan peningkatan atau pingsan 2. Pasien dapat melakukan ADL
terpasang monitor dalam toleransi aktivitas yang 2. Latih pasien melakukan ADL secara mandiri
dapat diukur mandiri secara bertahap 3. Kemajuan aktivitas bertahap
Klien menunjukan penurunan 3. Berikan dorongan untuk mencegah peningkatan kerja
dalam tanda-tanda intoleransi melakukan aktivitas diri jika jantung tiba-tiba. Memberikan
fisiologis dapat ditoleransi. Beri bantuan bantuan sebatas kebutuhan akan
Pasien sudah tidak memakai sesuai kebutuhan. mendorong kemandirian dalam
oksigen nasal 4. Ajarkan pasien tentang teknik melakukan aktivitas.
ADL pasien bisa dilakukan penghematan energi. 4. Teknik menghemat energi
secara sebagian ataupun mandiri mengurangi penggunaan energi,
juga membantu keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan
oksigen
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa
S : Pasien mengatakan sesak sudah
2
lebih berkurang
O:
Keadaan umum cukup
Kesadaran Compos Mentis
GCS E4V5M6
TD : 138/89 mmHg
Nadi : 116 x/menit
Suhu : 36 °C
SPO2 : 98%
RR : 22 x/menit
Pasien masih terpasang nasal
kanul 3 lpm
Pola nafas masih cepat dangkal
Akral dingin, basah, merah
A : Diagnosa 2 belum teratasi
P : Intervensi 1,2,3,4 dan 5 dilanjutkan
di ruangan ICCU PPJT lantai 6