Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Analisa 5 (1) (2019) 41-50

http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index
p-ISSN : 2549-5135 e-ISSN : 2549-5143

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil


Belajar Matematika dan Motivasi Belajar Matematika Siswa

1Asep Suratman, 2Rifa Rakhmasari, 3Dadi Apyaman


1Guru Matematika SMAN 1 Cipatat

JL. Ciptaharja, Cipatat, West Bandung Regency, West Java 40754


2Guru SMP FK Bina Muda

Tenjolaya, Cicalengka, Bandung, West Java 40395


3Pengawas SMK Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Jawa Barat
asepsuratman0@gmail.com

DOI :10.15575/ja.v5i1.4828
Received: 08 Februari 2019 ; Accepted: 15 Mei 2019 ; Published: 29 Juni 2019
___________________________________________________

Abstrak

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Matematika


Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh model pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar dan motivasi
belajar matematika siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
populasi Siswa SMA di Kabupaten Bandung Barat dan melalui teknik simple random
sampling diperoleh sampel sebanyak 64 siswa. Teknik Manova digunakan untuk
analisis data dengan menggunakan program aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa model pembelajran berbasis TIK berpengaruh terhadap hasil
belajar dan motivasi belajar siswa.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis TIK, Hasil belajar dan Motivasi Belajar

Abstract

The Effect of ICT-Based Learning Models on Mathematics Learning Outcomes and


Student Mathematics Learning Motivation. This study aims to determine the effect of
ICT-based learning models on student learning outcomes and motivation to learn
mathematics. This study uses an experimental method with a population of high
school students in West Bandung Regency and through simple random sampling
technique obtained a sample of 64 students. Manova techniques are used for data
analysis using the SPSS application program. The results of this study prove that ICT-
based learning models influence learning outcomes and student learning motivation.

Keywords: ICT Based Learning Models, Mathematics Learning Outcomes and


Mathematics Learning Motivation
Asep Supratman, Rifa Rakhmasari, Dadi Apyaman

1. PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Pendidikan merupakan investasi berharga bagi Rata-Rata Nilai UN Matematika SMA Negeri
sebuah peradaban, disampin itu pula 1 Cipatat Tahun 2015-2017
pendidikan memegang peranan yang sangat
vital dalam setiap sektor kehidupan Program Tahun Tahun Tahun
kehidupan. Kualitas Pendidikan harus di 2015 2016 2017
tingkatkan agar membentuk generasi-generasi IPA 46,09 50,20 32,44
penerus bangsa yang mampu menghadapi IPS 45,68 51,55 32,19
semua tantangan kehidupan yang senantiasa
dinamis dan penuh persaingan. Berbagai Selain hasil belajar yang masih rendah, Dra.
upaya dilakukan pemerintah dalam Nurjanah juga mengutarakan permasalahan
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, dalam pembelajaran matematika di sekolah
diantaranya pembaharuan kurikulum, tersebut, yaitu rendahnya motivasi belajar
peningkatan kualitas tenaga pendidik, siswa terhadap matematika. Menurut beliau
penataan manajemen pendidikan serta rendahnya motivasi belajar siswa terlihat dari
penerapan teknologi informasi pendidikan. rendahnya partisipasi siswa dalam
pembelajaran di kelas, baik dalam
Dalam pendidikan peranan pembelajaran mengutarakan atau menjawab pertanyaan-
matematika sangat penting, selain matematika pertanyaan yang diberikan oleh guru. Di
tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri samping itu pula masih banyak siswa yang
juga melayani pengetahuan-pengetahuan lain tidak mengumpulkan tugas yang diberikan
dalam perkembangan dan operasinya. oleh guru mata pelajaran matematika di kelas.
Kedudukan matematika sebagai “Ratunya Tentunya fenomena seperti ini tidak dapat
Ilmu” menjadikan ilmu-ilmu pengetahuan lain dibiarkan berlangsung lama, perlu adanya
tidak bisa lepas dari matematika. sebuah upaya yang dapat mengatasi
Perkembangan matematika tidak bergantung permasalahan tersebut di atas.
terhadap pengetahuan lain, namun sebaliknya
pengetahuan lain seperti fisika, kimia, biologi Menurut DeCecco dan Grawford (Slameto,
dan ilmu-ilmu lain berkembang dari dasar- 2002) pengajar harus memiliki 4 fungsi, salah
dasar konsep kelimuan matematika. satunya adalah menggairahkan siswa. Dalam
kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar
Pendidikan matematika di Indonesia masih harus berusaha menghindari hal-hal yang
sangat jauh prestasinya jika dibandingkan monoton dan membosankan. Tidak
dengan negara-negara tetangga. Menurut data didominasi dengan kegiatan ceramah atau
TIMSS 2015, Indonesia hanya menempati pembelajaran yang berpusat kepada guru.
posisi 45 dari 50 negara yang berpartisipasi, Sedangkan menurut Gage dan Berliner
dengan skor 397 atau dengan perolehan skor (Slameto, 2002) mereka menyarankan cara
benar hanya 4%. Sedangkan menurut PISA dalam meningkatkan motivasi siswa adalah
2015, Indonesia menempati posisi 69 dari 76 dengan mempergunakan simulasi dan
negara. (Sarnapi, 2016). Adapun rerata permainan dalam kegiatan pembelajarannya.
perolehan nilai UN Matematika SMA di Jawa Kedua hal ini akan memotivasi siswa,
Barat masih belum cukup baik, yakni 53,73 meningkatkan interaksi, menyajikan
untuk Program IPA dan 57,15 untuk Program gambaran yang jelas mengenai situasi
IPS (Kemendikbud, 2016). kehidupan sebenarnya (kontekstual).

Sedangkan untuk ruang lingkup sekolah, hasil Lebih lanjut Hamalik (1986) mengemukan
UN Matematika di SMA Negeri 1 Cipatat pun bahwa dalam meningkatkan motivasi siswa
dari tahun 2015-2017 tidak begitu diperlukan pemakaian media pembelajaran
menggembirakan, yaitu berturut turut dalam proses pembelajarannya. Menurutnya
memiliki rata-rata seperti pada Tabel 1.1 penggunaan media pembelajaran dapat
(Puspendik, 2017). membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan dalam belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Sejalan dengan Hamalik, Sri

42 Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50


Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis TIK terhadap
Hasil Belajar Matematika dan Motivasi Belajar
Matematika Siswa
Anitah (2008) menuturkan bahwa pemakaian ungkapkan oleh Zainiyati (2015) bahwa
media dalam proses pembelajaran dapat Pembelajaran yang memanfaatkan ICT ini
memperjelas penyampaian pesan dan biasanya menggunakan perangkat hardware
informasi, sehingga dapat memperlancar dan dan software dalam aplikasinya. Adapun
meningkatkan proses dan hasil belajar, Rusman dkk (2011) menyatakan bahwa
meningkatkan dan mengarahkan perhatian Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi dan Komunikasi terbagi menjadi: (1) komputer
belajar. sebagai media pembelajaran, (2) internet
sebagai media pembelajaran. Pembelajaran
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, berbasis TIK biasanya menggunakan
penulis mengambil kesimpulan bahwa perangkat hardware dan software dalam
pentingya penggunaan media yang tepat dalam aplikasinya, selain itu juga didukung oleh
pembelajaran matematika dalam upaya jaringan internet.
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
matematika. Matematika merupakan mata Kemudian Mukminan (2012) menyimpulkan
pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga bahwa pembelajaran berbasis ICT (TIK) dapat
dituntut kemampuan guru untuk dapat dikatakan identik dengan pembelajaran yang
mengupayakan metode yang tepat dan sesuai berbasis komputer dan sumber-sumber
dengan tingkat perkembangan mental siswa. “maya”. Berbicara teknologi informasi adalah
Untuk itu diperlukan model dan media identik dengan pembelajaran dengan
pembelajaran yang membantu siswa dalam komputer, mandiri dan interaktif. Teknologi
mencapai pengetahuannya, media pembelajaran ICT memfokuskan pada proses
pembelajaran yang menarik bagi siswa dan bagaimana teknologi perangkat lunak
memotivasi siswa untuk belajar matematika. (software) dan perangkat keras (hardware)
digunakan untuk mengkomunikasikan
Seiring dengan dengan berkembangnya pengetahuan, keterampilan, atau sikap kepada
teknologi komputer pada saat ini, maka pembelajar, sehingga pembelajar mengalami
pemanfaatan Teknologi Informasi dan perubahan perilaku sebagaimana yang
Komunikasi (TIK) atau ICT sangat dibutuhkan. diharapkan.
Perkembangan TIK telah memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap dunia Beberapa media pembelajaran berbasis TIK
pendidikan, khususnya dalam proses sebagaimana diutarakan di atas yang sudah
pembelajaran sampai proses evaluasi dikenal antara lain : CD interaktif, penggunaan
pendidikan. Adapun sebagai alternatif solusi OHP, LCD Projektor, Power point, atau
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar screencast”O”matic. Beberapa media
siswa dalam pembelajaran matematika, media pembelajaran tersebut umum digunakan oleh
pembelajaran berbasis TIK diharapkan berbagai kalangan dan berbagai bidang ilmu
menjadi solusi yang efektif dan efisien. pengetahuan. Sementara terdapat media
berbasis TIK khususnya software ataupun
Fungsi media dalam pembelajaran matematika aplikasi yang khusus dalam bidang
diantaranya untuk membangkitkan motivasi matematika, antara lain: maple, cabri
belajar siswa, menjadikan pembelajaran lebih geometri, sketchpad, mathlab dan geogebra.
menarik, dan yang paling utama adalah Penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut sangat
mempermudah siswa dalam mempelajari mempengaruhi perkembangan matematika
matematika yang bersifat abstrak. Sehingga dunia saat ini.
dengan pemanfaatan media tersebut, konsep
matematikanya dapat disajikan lebih konkret Hasil belajar merupakan sejumlah
dan mudah dipahami. Serta penggunaan kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa
media pembelajaran berbasis TIK dapat setelah dia menyelesaikan proses belajarnya.
menciptakan pembelajaran yang interaktif Kemampuan yang dimaksud adalah
melalui simulasi atau demonstrasi. kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam pembelajaran berbasis TIK media yang Sebagaimana diungkapkan Bloom (Suprijono,
digunakan terdiri dari dua jenis yaitu, media 2012) bahwa hasil belajar mencakup
perangkat keras (hardware) dan media kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
perangkat lunak (software). Sebagaimana di Kemampuan seorang siswa terakumulasi

Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50 43


Asep Supratman, Rifa Rakhmasari, Dadi Apyaman

dalam sebuah kompetensi. Hasil belajar siswa Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas,
pada saat ini dijadikan indikator sebagai dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar
kesuksesan dari sebuah proses pembelajaran, adalah suatu perubahan perilaku yang
baik di tingkat bidang studi, satuan pendidikan diperoleh siswa setelah siswa tersebut
maupun di tingkat regional dan nasional. melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran
serta bukti keberhasilan yang telah dicapai
Menurut Hamalik (2001) bukti bahwa oleh seseorang dengan melibatkan aspek
seseorang telah belajar ialah terjadinya kognitif, afektif maupun psikomotor, yang
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dinyatakan dalam symbol, huruf maupun
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan kalimat. Dan perlu diingat bahwa dalam hasil
dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dari sisi belajar bahwa perubahan perilaku yang terjadi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses merupakan perubahan perilaku yang
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil komprehensif.
belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar”. Lebih lanjut Hamalik a. Indikator Hasil Belajar Siswa
(2004) “mendefinisikan hasil belajar sebagai
tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar Keberhasilan belajar merupakan prestasi
dalam mengikuti proses belajar mengajar peserta didik yang dicapai dalam proses belajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan
ditetapkan”. Sedangkan, Winkel (2009) belajar tersebut terdapat beberapa indikator
mengemukakan bahwa “hasil belajar yang dapat dijadikan petunjuk bahwa proses
merupakan bukti keberhasilan yang telah belajar mengajar tersebut dianggap berhasil
dicapai oleh seseorang”. atau tidak. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain (2006) mengemukakan bahwa indikator
Hasil belajar merupakan pengukuran dari keberhasilan belajar, di antaranya yaitu: (1)
penilaian kegiatan belajar atau proses belajar daya serap terhadap bahan pengajaran yang
yang dinyatakan dalam symbol, huruf diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
maupun kalimat yang menceritakan hasil yang individual maupun kelompok, dan (2) perilaku
sudah dicapai oleh setiap anak pada periode yang digariskan dalam tujuan
tertentu. Menurut Susanto (2013) perubahan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah
yang terjadi pada diri siswa, baik yang dicapai oleh peserta didik, baik secara
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan individual maupun kelompok. Namun
psikomotor sebagai hasil dari belajar. demikian, indikator yang banyak dipakai
Pengertian tentang hasil belajar dipertegas sebagai tolok ukur keberhasilan adalah daya
oleh Nawawi (dalam Susanto, 2013) yang serap.
menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa Adapun mengenai tingkat keberhasilan dari
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah hasil belajar itu sendiri, lebih lanjut Syaiful
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 107)
dari hasil tes mengenal sejumlah materi membagi tingkat atau taraf keberhasilan
pelajaran tertentu. belajar menjadi tiga macam, yaitu: (1)
istimewa/maksimal yaitu apabila seluruh
Selanjutnya Bloom (Suprijono, 2012) merinci bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat
domain dari aspek kognitif antara lain: dikuasai oleh peserta didik, (2) baik
knowledge (pengetahuan), Comprehension sekali/optimal yaitu apabila sebagian besar
(pemahaman, menjelaskan, meringkas), (76% - 99%) bahan pelajaran yang diajarkan
application (menerapkan), analysis dapat dikuasai oleh peserta didik, (3)
(menguraikan, menentukan hubungan), baik/minimal yaitu apabila bahan yang
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan) diajarkan hanya 60% - 75% saja yang dikuasai
dan evaluation (menilai). Sedangkan aspek peserta didik, dan (4) kurang yaitu apabila
afektif adalah receiving (sikap menerima), bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari
responding (memberikan respons), valuing 60% dikuasai oleh peserta didik.
(nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Dan aspek Berdasarkan uraian di atas, maka indikator
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, keberhasilan belajar peserta didik dapat
dan rountinized. diketahui dari kemampuan daya serap yang

44 Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50


Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis TIK terhadap
Hasil Belajar Matematika dan Motivasi Belajar
Matematika Siswa
tinggi dari peserta didik terhadap bahan tingkat atau taraf keberhasilan belajar peserta
pengajaran yang telah diajarkan serta dari didik dalam sautu periode belajar tertentu.
perbuatan atau tingkah laku yang telah
digariskan dalam tujuan pembelajaran telah Pengukuran keberhasilan belajar dengan
dicapai oleh peserta didik, baik secara menggunakan tes hasil belajar hanya dapat
indvidual maupun kelompok. digunakan untuk mengukur pengetahuan
teoritis. Sedangkan menurut Zaenal Arifin
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat (2009: 152) untuk mengukur aspek
keberhasilan belajar peserta didik dapat keterampilan digunakan tes perbuatan, serta
dilakukan menggunakan tes prestasi belajar perubahan sikap dan pertumbuhan peserta
(Djamarah, 2006: 106). Tes merupakan suatu didik dalam psikologi diukur dengan teknik
teknik atau cara yang digunakan dalam rangka non tes.
melaksanakan kegiatan pengukuruan, yang
didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
pernyataan atau serangkaian tugas yang harus disimpulkan bahawa keberhasilan belajar
dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik peserta didik dapat dinilai dengan tiga cara,
guna mengukur aspek perilaku peserta didik yakni (1) tes untuk mengukur aspek kognitif,
(Arifin, 2009: 118) (2) tes perbuatan untuk untuk mengukur aspek
keterampilan, dan (3) non tes untuk mengukur
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain perubahan sikap dan pertumbuhan peserta
(2006), berpendapat bahwa tes prestasi belajar didik dalam psikologi.
yang dapat digunakan sebagai penilaian
keberhasilan peserta didik, yaitu: (1) tes Oleh sebab itu, ketiga aspek tersebut harus
formatif, (2) tes subsumatif, dan (3) tes dipandang sebagai hasil belajar peserta didik
sumatif. Tes prestasi belajar tersebut secara dari proses pembelajaran. Hasil belajar
sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: tersebut nampak dalam perubahan tingkah
laku, yang secara teknik dirumuskan dalam
Tes formatif adalah kegiatan penilaian yang sebuah pernyataan verbal melalui tujuan
bertujuan untuk mencapai umpan balik(feed pembelajaran (tujuan intruksional khusus).
back), yang selanjutnya hasil penilaian Dengan perkataan lain, rumusan tujuan
tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran berisikan hasil belajar yang
proses belajar mengajar yang sedang atau yang diharapkan dikuasai siswa yang mencakup
sudah dilakukan. Jadi, penilaian formatif tidak ketiga aspek tersebut.
hanya berbentuk tes tulis dan hanya dilakukan
pada setiap akhir pelajaran, tetapi dapat pula Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai
berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau hal. Secara umum hasil belajar dipengaruhi 2
tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran hal atau faktor. Faktor-faktor tersebut akan
berlangsung atau sesudah pelajaran selesai. saya uraikan dibawah ini, yaitu:

Sejalan dengan itu Zaenal Arifin (2009: 20) 1) Faktor internal (faktor dalam diri)
berpendapat bahwa untuk mengukur
keberhasilan belajar peserta didik dapat Faktor internal yang mempengaruhi Hasil
digunakan tes hasil belajar, yang digolongkan belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis.
menjadi dua, yaitu: (1) tes formatif, yaitu Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang
penilaian yang yang digunakan untuk baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca
mengukur suatu atau beberapa pokok bahasan indera perlu dijaga dengan cara:
tertentu dan bertujuan untuk memperoleh makanan/minuman bergizi, istirahat, olah
gambaran tentang daya serap peserta didik raga. Tentunya banyak kasus anak yang
terhadap pokok bahasan tersebut, dan (2) tes prestasinya turun karena mereka tidak sehat
sumatif, yaitu tes yang diadakan untuk secara fisik. Faktor internal yang lain adalah
mengukur daya serap peserta didik terhadap aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi:
bahan pokok-pokok yang telah diajarkan inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
selama satu semester, satu atau dua tahun kepribadian. Factor psikologis ini juga
pelajaran yang tujuannnya untuk menetapkan merupakan factor kuat dari Hasil belajar,
intelegensi memang bisa dikembangkan, tapi

Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50 45


Asep Supratman, Rifa Rakhmasari, Dadi Apyaman

sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat
dipengaruhi oleh faktor psikologi diri kita dari perubahan perilaku siswa dan rasa tertarik
sendiri. untuk mengikuti pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Motivasi belajar
2) Faktor eksternal (faktor di luar diri) merupakan faktor pendukung yang dapat
mengoptimalkan kecerdasan anak dan
Selain faktor internal, Hasil belajar juga membawanya meraih prestasi.
dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor
eksternal meliputi beberapa hal, yaitu: Sardiman, AM, (2014) menyatakan bahwa
Lingkungan sosial, meliputi: teman, guru, yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
keluarga dan masyarakat. Lingkungan sosial, keseluruhan daya gerak di dalam diri siswa
adalah lingkungan dimana seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dengan manusia disekitarnya. Hal pertama dan yang memberikan arah pada kegiatan
yang menjadi penting dari lingkungan sosial belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
adalah pertemanan, dimana teman adalah oleh subyek belajar itu tercapai. Menurut
sumber motivasi sekaligus bisa menjadi Iskandar (2012) motivasi belajar adalah daya
sumber menurunnya prestasi. Posisi teman penggerak dari dalam diri individu untuk
sangat penting, mereka ada begitu dekat melakukan kegiatan belajar untuk menambah
dengan kita, dan tingkah laku yang mereka pengetahuan dan keterampilan serta
lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. pengalaman. Sedangkan menurut Hanafiah
(2010) motivasi belajar merupakan kekuatan,
Guru adalah seorang yang sangat berhubungan daya pendorong, atau alat pembangun
dengan Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, kesediaan dan keinginan yang kuat dari
bisa mempengaruhi bagaimana siswa balajar peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif,
dan bagaimana minat siswa terbangun di efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam
dalam kelas. Memang pada kenyataanya rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek
banyak siswa yang merasa guru mereka tidak kognitif, afektif, dan psikomotor.
memberi motivasi belajar, atau mungkin
suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini Uno (2012) menambahkan bahwa “motivasi
berpengaruh terhadap proses pembelajaran. belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
Keluarga, juga menjadi faktor yang mengadakan perubahan tingkah laku, pada
mempengaruhi Hasil belajar seseorang. umumnya dengan beberapa indikator atau
Biasanya seseorang yang memiliki keadaan unsur yang mendukung. Hal ini
keluarga yang berantakan (broken home) mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
memiliki motivasi terhadap prestasi yang seseorang dalam belajar. Indikator motivasi
rendah, kehidupannya terlalu difokuskan pada belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
pemecahan konflik kekeluargaan yang tak (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2)
berkesudahan. adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai masa depan; (4) adanya penghargaan dalam
contoh seorang yang hidup dimasyarakat belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik
akademik mereka akan mempertahankan dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar
gengsinya dalam hal akademik di hadapan yang kondusif, sehingga memungkinkan
masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat seseorang siswa dapat belajar dengan baik”.
mempengaruhi pola pikir seorang untuk
berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala Senada dengan Uno, Lestari dan Yudhanegara
aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi (2015) mengatakan bahwa indikator motivasi
tidakan seseorang, begitupun juga belajar antara lain: (1) adanya dorongan dan
berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa kebutuhan belajar, (2) menunjukan perhatian
dan minat terhadap tugas-tugas yang diberikan,
Perubahan perilaku pada diri siswa ke arah (3) tekun menghadapi tugas, (4) ulet
yang lebih baik dapat dijadikan indikator menghadapi kesulitan, (5) adanya hasrat dan
bahwa siswa memiliki motivasi belajar. keinginan berhasil.
Keberhasilan guru dalam memotivasi siswanya

46 Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50


Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis TIK terhadap
Hasil Belajar Matematika dan Motivasi Belajar
Matematika Siswa
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di validitas butir soal dan reliabilitas tes. Adapun
atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa, soal jumlah soal yang diujicobakan adalah 20
motivasi belajar merupakan suatu kekuatan soal.
atau dorongan baik dalam diri siswa maupun
dari luar diri siswa yang dapat merubah Motivasi belajar adalah dorongan yang ada
perilaku siswa dalam belajar. Sedangkan pada diri seseorang yang berkaitan dengan
indikator motivasi belajarnya antara lain: prestasi yaitu dorongan untuk menguasai,
memanipulasi, serta mengatur lingkungan
1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, sosial maupun fisik, mengatasi rintangan, dan
2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing
belajar, dan berusaha untuk dapat melebihi hasil yang
3) adanya harapan dan cita- cita masa telah dicapai pada masa lampau serta
depan, mengungguli prestasi yang dicapai orang lain
4) adanya perhatian dan minat terhadap (Conger, 1975: 24).
tugas-tugas
5) adanya kegiatan yang menarik dalam Motivasi belajar merupakan seluruh daya
belajar adanya sikap ulet dan pantang penggerak psikis yang ada dalam diri individu
menyerah siswa yang dapat memberikan dorongan untuk
belajar demi mencapai tujuan dari belajar
2. METODE tersebut. Dalam penelitian ini motivasi belajar
ditunjukkan melalui skor jawaban pada
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 angket. Indikator motivasi belajar meliputi:
Cipatat Kabupaten Bandung Barat dan SMA adanya hasrat keinginan berhasil, adanya
Negeri 1 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
tahun pelajaran 2017/2018. Dari 15 (lima adanya harapan, rasa tidak cepat puas dan
belas) kelas dengan jumlah siswa 482 siswa cita-cita masa depan, adanya penghargaan
yang ada di SMA Negeri 1 Cipatat dipilih satu dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik
kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kontrol dari 18 (delapan belas) kelas dengan kondusif, tekun menghadapi tugas, ulet
jumlah siswa 602 siswa yang ada di SMA menghadapi kesulitan, lebih sering bekerja
Negeri 1 Ngamprah. mandiri, memungkinkan minat terhadap
Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa macam-macam masalah, cepat bosan dengan
dalam memahami bahan ajar di sekolah yang tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari pendapatnya, tidak melepaskan sesuatu yang
hasil tes pada pokok bahasan dimensi tiga. diyakini, sering mencari dan memecahkan atas
Hasil belajar diukur menggunakan tes tertulis soal-soal. Semakin tinggi skor jawaban, maka
sehingga menghasilkan suatu nilai yang semakin tinggi pula motivasi belajarnya.
menjadi acuan tentang keefektifan model
pembelajaran berbasis TIK dalam Cara yang digunakan untuk mengungkap
pembelajaran matematika. Hasil belajar diuji motivasi belajar adalah dengan menggunakan
dengan menggunakan tes bentuk objektif 10 kuesioner/ angket. Tahap mengembangan
soal yang meliputi aspek memahami (C2) dan instrumen motivasi belajar siswa diawali
mengaplikasikan (C3). dengan penyusunan butir skala sikap sebanyak
25 item, yang kemudian dibeikan kepada 32
Sebelum digunakan untuk menjaring data siswa sebagai sampel uji coba. Proses validasi
penelitian atau digunakan pada subjek instrumen motivasi belajar matematika siswa
penelitian, instrumen hasil belajar matematika dilakukan dengan menganalisa hasil uji coba
perlu dikalibrasi agar diketahui tingkat untuk menentukan validitas dan reliabilitas
kehandalan instrumen. Untuk maksud ini, instrumen.
maka dilakukan uji coba instrumen tes pada
siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Cipatat yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak dijadikan kelas sampel penelitian. Dalam
rangka uji coba instrumen tes ini, akan Kriteria Pengujian menggunakan angka
dilakukan peninjauan terhadap: tingkat signifikansi sebagai berikut: Jika angka
kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, signifikansi (Sig) > 0,05, maka H0 diterima.

Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50 47


Asep Supratman, Rifa Rakhmasari, Dadi Apyaman

Sebaliknya jika angka signifikansi (Sig) < 0,05, mendidik, relasi antar anggota keluarga,
maka H0 ditolak. suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang
Hipotesis pertama menyatakan “Terdapat kebudayaan), (2) faktor sekolah (metode
Pengaruh yang tidak signifikan metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa,
Pembelajaran Berbasis TIK terhadap Hasil relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
belajar dan motivasi Belajar Matematika”. pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
pada tabel 4.14 Multivariate Test pada uji tugas rumah), (3) faktor masyarakat (kegiatan
statistik terdapat nilai F sebesar 120.431 dan siswa dalam masyarakat, media massa, teman
nilai sig Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Hotelling”s Trace dan Roy’s Langest Root sig Faktor-faktor ini yang mempengaruhi proses
sebesar 0,00 < 0,05. Dengan demikian belajar siswa yang berujung pada hasil belajar.
hipoteisis nol ditolak, hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh yang signifikan model Model pembelajaran berbasis TIK tipe simulasi
pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil yang menggunakan bantuan geogebra pada
belajar dan motivasi belajar matematika. proses pembelajarannya memberikan
Dalam hal ini juga maka hasil belajar pengalaman belajar yang lebih nyata dan lebih
kelompok siswa ayng mendapatkan konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan
pembelajaran berbasis TIK tipe Simulasi bentuk yang mendekati bentuk sebenarnya dan
(kelompok Esperimen) lebih tinggi berlangsung dalam suasana yang menantang
dibandingkan kelompok siswa yang bagi siswa sehingga memberikan pengalaman
mendapatkan pembelajaran berbasis TIK tipe belajar yang menyenangkan. Model
tutorial (kelompok kontrol). pembelajaran berbasis TIK tipe simulasi
menampilkan materi pelajaran yang dikemas
Terdapat pengaruh yang signifikan model dalam bentuk-bentuk simulasi pembelajaran
pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil berupa animasi yang menjelaskan konten
belajar matematika dan motivasi belajar secara menarik, hidup, dan memadukan unsur
matematika siswa di SMA negeri di Kabupaten teks, gambar, audio, gerak dan paduan warna
Bandung Barat secara multivariat. Hasil ini yang serasi dan harmonis (Rusman, 2015).
dibuktikan dengan Sig. = 0,00 < 0,005 dan Objek atau benda yang terlalu besar ataupun
Fhitung = 120.431. benda yang sulit untuk dihadirkan dapat
diganti dengan gambar, foto atau model
Terdapat pengaruh yang signifikan model simulasi, begitu pula objek yang terlalu kecil
pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil dapat disajikan melalui proses modelisasi pada
belajar matematika siswa di SMA negeri di pembelajaran ini.
Kabupaten Bandung Barat. Hasil ini
dibuktikan dengan Sig. = 0,00 < 0,005 dan Penggunaan metode pembelajaran berbasis
Fhitung = 17.287. TIK tipe simulasi mampu mengatasi sikap pasif
peserta didik karena mampu meningkatkan
Terdapat pengaruh yang signifikan model kegairahan belajar, memungkinkan peserta
pembelajaran berbasis TIK terhadap motivasi didik belajar mandiri berdasarkan minat dan
belajar matematika siswa di SMA negeri di kemampuannya serta memungkinkan
Kabupaten Bandung Barat. Hasil ini interaksi yang lebih langsung antara peserta
dibuktikan dengan Sig. = 0,00 < 0,005 dan didik dengan konten pembelajarannya yang
Fhitung = 235.474 lebih kontekstual. Sebagaimana menurut
Sudjana dan Rifai (dalam Zainiyati, 2015)
Penelitian ini mendukung teori bahwa bahwa kegunaan media pembelajaran
pemberian metode pembelajaran berbasis TIK terhadap peserta didik adalah salah satunya
sangat berpengaruh (faktor eksternal) pembelajaran akan lebih menarik sehingga
terhadap hasil belajar siswa. Menurut Slameto dapat menumbuhkan motivasi belajar, serta
(2013 : 60-72) menjelaskan bahwa faktor- bahan pembelajaran akan lebih jelas
faktor eksternal yang mempengaruhi belajar maknanya sehingga dapat dipahami oleh
dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, peserta didik dan memungkinkannya
yaitu (1) faktor keluarga (cara orang tua menguasai dan mencapai hasil belajar yang
diinginkan. Di samping itu pula metode

48 Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50


Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis TIK terhadap
Hasil Belajar Matematika dan Motivasi Belajar
Matematika Siswa
mengajar akan lebih bervariasi karena tidak Dari uraian di atas bahwa hasil belajar yang
semata mata menghadirkan benda yang memuaskan tentu adanya penunjang dari
abstrak akan tetapi melalui proses simulasi faktor eksternal tersebut. Dengan ketenangan
peserta didik tidak merasa bosan sehingga dan kenyamanan belajar siswa dapat berpikir
tetap terjaga gairah belajarnya. logis dalam menyelesaikan soal. Menurut
Edgar Dale dalam Junianti (2014) tentang
Sedangkan metode pembelajaran tipe tutorial kerucut pengalaman, bahwa penggunaan
dengan yang menggunakan screencast-o- gambar hidup (media pembelajaran) dapat
matic pada dasarnya sama dengan program meningkatkan hasil belajar. Penggunaan
bimbingan yang bertujuan memberikan media pembelajaran yang tepat
bantuan, arahan petunjuk dan motivasi kepada mempengaruhi hasil belajar siswa.
siswa agar dapat mencapai hasil belajar secara
optimal. Pada pelaksanaan pembelajaran tipe Adapun keberhasilan proses pembelajaran
tutorial ini sangat memerlukan kesiapan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
kemandirian dari siswa, karena konsep belajar faktor dari dalam siswa maupun faktor dari
mandiri dalam tutorial mengandung luar siswa. Faktor dari luar antara lain metode
pengertian, bahwa tutorial merupakan pembelajaran dan materi pembelajaran.
bantuan belajar dalam upaya memicu dan Metode pembelajaran yang digunakan oleh
memacu kemandirian, disiplin dan inisiatif diri seorang guru harus disesuaikan dengan
siswa dalam belajar. Prinsip pokok tutorial keadaan tempat, kondisi siswa serta materi
adalah “kemandirian siswa” (student’s yang akan disampaikan. Seperti diketahui
independency). Tutorial tidak ada, jika bahwa salah satu tugas pokok guru adalah
kemandirian tidak ada. Jika siswa tidak belajar mengajar, maka seorang guru harus pandai
di rumah, dan datang ke tutorial dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih
‘kepala kosong’, maka yang terjadi adalah interaktif agar hasil siswanya maksimal seperti
“pembelajaran” biasa, bukan tutorial. Dengan halnya metode pembelajaran berbasis TIK.
demikian, secara konseptual tutorial perlu
dibedakan secara tegas dengan “pembelajaran” Berdasarkan uraian dan informasi kuantitatif
yang umum berlaku di sekolah di mana peran berupa data penelititan di atas dapat
guru sangat besar. disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan model pembelajaran berbasis TIK
Keadaan faktual berdasarkan hasil penelitian terhadap hasil belajar dan motivasi belajar
kelompok siswa dengan model pembelajaran matematika siswa.
tipe tutorial memiliki nilai rata-rata hasil
belajar yang lebih rendah. Hal ini disebabkan 4. KESIMPULAN
karena kemandirian siswa masih kurang, siswa
tidak belajar di rumah telebih dahulu, sehingga Dalam upaya meningkatkan hasil belajar
membawa kesulitan dalam memahami materi matematika dan motivasi belajar matematika
pada pembelajaran tipe tutorial. Sejatinya matematika siswa, metode pembelajaran
metode tutorial adalah metode pembelajaran berbasis TIK tipe simulasi lebih baik
dengan mana guru memberikan bimbingan dibandingkan dengan metode pembelajaran
belajar kepada siswa secara individual. Oleh berbasis TIK tipe tutorial.
sebab itu metode ini sangat cocok diterapkan
dalam model pembelajaran mandiri seperti Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil
pada pembelajaran jarak jauh dengan mana belajar dan rata-rata motivasi kedua kelompok
siswa terlebih dahulu diberi modul untuk penelitian. Hal ini terjadi dikarenakan
dipelajari. Sementara pembelajaran tipe motivasi siswa untuk belajar dan memecahkan
tutorial ketika diterapkan dalam lingkup sendiri atau kelompok suatu materi atau
klasikal membawa hasil yang tidak maksimal, persoalan sangat kurang serta serta
karena guru harus melayani siswa dengan penguasaan dasar-dasar suatu materi atau
jumlah yang banyak. Hal ini yang merupakan persoalan yang seharusnya sudah dikuasai
salahsatu kelemahan dari metode sangat rendah dan kurang diperhatikan secara
pembelajaran tipe tutorial. serius.

Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50 49


Asep Supratman, Rifa Rakhmasari, Dadi Apyaman

Pendekatan dengan menggunakan metode Riyana, & Rusman, K. (2011). Pembelajaran


pembelajaran berbasis TIK tipe simulasi lebih Berbasis Teknologi Informasi dan
efektif dan lebih baik dalam meningkatkan Komunikasi:Mengembangkan
hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali
Pers. PT. Raja Grafindo Persada.
pada hasil tes yang cenderung lebih baik
Sardiman, A. (2014). Interaksi dan Motivasi
dalam mengukur hasil belajar dibanding Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
kelompok yang mendapatkan metode Shiran, A. (2006). Mengevaluasi siswa
pembelajaran TIK tipe tutorial. (Terjemahan oleh Nien Baktia Soemanto.
Jakarta: Grasindo.
Dari pihak sekolah agar ikut membantu Slameto. (2002). Belajar dan Pembelajaran.
memberikan fasilitas yang memadai serta Jakarta: Rineka Cipta.
mendukung dengan kebijakan menggunakan Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang
metode pembelajaran berbasis TIK tipe Mempengaruhinya. Bandung: Bumi
simulasi pada setiap kelas serta kerjasama Aksara.
Sudjana, N. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif
dengan antara pendidik dan peserta didik
Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian.
REFERENSI Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. (2002). Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Anderson, L. W., & R, K. D. (2001). A Taxonomy for Suparman, I. (2014). Aplikasi Komputer Dalam
Learning, Teaching and Assessing. (A Penyusunan Karya Ilmiah. Tanggerang:
Revision of Bloom’s Taxonomy of Pustaka Mandiri.
Educational Objectives: Complete Edition.
New York: Longman) Retrieved from
https://www.depauw.edu/files/resources
/krathwohl
Anitah, S. (2008). Media Pembelajaran. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
Surakarta.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka
Cipta.
Arikunto, S. (n.d.). Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bukhori. (2015). Model Pembelajaran berbasis
ICT. Malang: Tesis magister pada Program
pascasarjana UIN Maliki.
Dewi, S. V. (2016). Efektivitas penggunaan media
Screencast O-Matic pada mata kuliah
kalkulus integral terhadap hasil belajar
mahasiswa. Tasikmalaya: Jurnal
Penelitian Pendidikan dan Pengajaran
Matematika FKIP Universitas Siliwangi.
Djamarah, S. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Refika Aditama.
Lestari, & Yudhanegara. (2015). Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Mahmudi, A. (2011). Pemanfaatan GeoGebra
dalam pembelajaran matematika.
Yogyakarta: Jurusan Matematika FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.

50 Jurnal Analisa 5 (1) (2019) : 41-50

Anda mungkin juga menyukai